iputan Komisi Rosalinda Sumolang Wawancara bersama

advertisement
Edisi Maret 2003
“Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang
memegahkan diri.”
( Efesus 2:8-9 )
Wawancara bersama
Rosalinda Sumolang
Bagaimana pelayanan seorang Wanita
dan Ibu di GPO?
Wawancara bersama
Lenny Sihombing
Apa suka duka memberi pelayanan di
Pulau Lingka?
Liputan Komisi
Retreat sehari Komisi Wanita di YWCA
Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard
3 Orchard Road Singapore
1
Dari
Redaksi
Redaksi
Ada 2 hal yang dapat kita renungkan. Yang pertama,
masa-masa sengsara Tuhan Yesus menjelang
kematianNya di salib. Yang kedua, telah dimulai dan
masih berlangsungnya perang Iraq sampai hari ini. Apa
hubungan peringatan kesengsaraan dan penyaliban
Kristus dengan perang Iraq?
Hampir di seluruh belahan dunia, ada kelompokkelompok, entah besar atau kecil, mengadakan
demonstrasi anti peranq. Mereka mengecam Amerika
dan sekutunya yang telah menyerang Iraq. Mereka
begitu semangat memperjuangkan “kedamaian”,
walaupun belum tentu motivasinya benar.
Kelompok Kristenpun tidak ketinggalan, walaupun ada
perbedaan pendapat terjadi. Ada yang setuju adanya
perang, ada juga yang tidak. Bagi yang tidak setuju
perang, mereka ikut pula dalam demo anti perang. Di
Amerika sendiri setelah di survey ternyata 4 dari 5
pendeta tidak menentukan sikap alias bingung
(menurut Christianity Today) .
Kebanyakan orang yang cukup beragama, minimal
mereka mendoakan; walaupun doanya juga dalam
kebingungan. Ada juga seruan dari beberapa kelompok
Kristen agar kita berdoa puasa untuk kedamaian dunia
ini.
Dari berbagai pembicaraan di kalangan Kristen, hampir
sebagian besar memiliki nada “prihatin”, “kuatir”, dan
“resah” karena akan memiliki dampak negatif bagi
perekonomian. Ada juga yang tidak tahan melihat
orang-orang “tidak berdosa” harus menjadi korban
perang, mati terbunuh.
Bagaimana sikap kita?
Marilah kita mengingat 2 Korintus 5:18-19
“Semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan
Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan
telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami. Sebab di dalam Kristus, Allah
mendamaikan dunia dengan diriNya tanpa
memperhitungkan pelanggaran mereka dan Dia
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”
Jikalau kita rindu terjadi pendamaian dunia, apakah kita
juga rindu adanya pendamaian dunia dengan Allah?
Jika kita sangat bersemangat menentang dan
berdemonstrasi untuk pendamaian dunia, apakah kita
juga begitu semangat dan mendemonstrasikannya
dalam hidup kita untuk pendamaian Allah dan dunia?
Kalau kita tekun dan serius berdoa dan berpuasa bagi
pendamaian dunia, apakah kita juga tekun berdoa dan
berpuasa bagi pendamaian dunia dengan Allah?
Kalau kita tidak lelah membicarakan dan mewartakan
berita pendamaian dunia, apakah kita juga melakukan
hal yang sama bagi pendamaian Allah dan manusia?
Jika kita prihatin dan sedih melihat ratusan jiwa mati
karena perang, apakah kita juga sedih dan prihatin
dengan ratusan ribu jiwa yang mati dalam kebinasaan
tanpa Kristus?
Kalau Anda melihat pendamaian dunia itu penting,
maka pendamaian Allah dan manusia adalah lebih
penting, karena ini menyangkut hidup dan kebinasaan
kekal. Untuk itulah Yesus telah menderita dan bahkan
mati demi pulihnya hubungan Allah dan dunia
(manusia). Agar manusia di damaikan dengan Allah.
Pelayanan dan berita pendamaian antara Allah dan
manusia telah dipercayakan kepada kita. Bagaiamana
kita meresponi dan bertanggung jawab terhadap
kepercayaan itu? Seberapa semangatkah kita telah
memberitakan berita pendamaian ini? Sia-siakah
kepercayaan yang telah diberikan kepada Anda saat ini?
Marilah kita merenungkan minggu-minggu sengsara
ini dengan lebih terfokus kepada Allah dan dunia, dan
bukan pada diri sendiri. Marilah kita malu dan merasa
bersalah apabila kita peduli dengan perang Iraq dan
pendamaian dunia lebih dari pendamaian Allah dengan
manusia.
redaksi GEMA GPO:
penasihat:
team redaksi:
Andreas
email:
Pdt. Roy Tamaweol
Julianto
[email protected]
Dkn. Lina Sugianto
Nonie
Dkn. Salmon Wattimena
Tanti
Yuyun
2
MISI: HIDUP KRISTEN YANG SUKSES (2)
-oleh andreas jonathan-
“Apakah tujuan hidup Anda?”
Pertanyaan ini pernah saya lontarkan
kepada banyak orang: mahasiswa, alumni,
bahkan beberapa pemimpin. Jawaban
klasik dari orang Kristen adalah
“Memuliakan Tuhan”. Saya melihat hal ini
tidak salah, tetapi juga belum tepat.
Memuliakan Tuhan sebenarnya tidak dapat
dikatakan sebagai tujuan hidup orang
Kristen di dunia. Alasannya
sederhana saja, yaitu karena
tujuan Allah mengutus kita
(orang Kristen) ke dalam
dunia bukan untuk itu.
Kalau Allah ingin kita
memuliakan Dia, maka
tentunya di surga lebih baik.
Tiap hari, tiap saat kita dapat
selalu memuliakan Dia.
Maka dari itu, pasti ada
sesuatu yang lain yang paling
utama dan penting menjadi alasan Allah
mengutus kita ke dalam dunia. Ini bukan
berarti bahwa kita tidak perlu lagi
memuliakan Allah. Bukan! Kita harus
memuliakan Allah dan segala hal yang kita
lakukan (2 Kor 10:31), tetapi lebih dari itu,
kita harus sungguh-sungguh mengerti dan
melakukan dengan tepat maksud dan
tujuan Allah mengutus kita ke dalam
dunia.
Jadi singkatnya, hidup Kristen yang suskes
adalah hidup Kristen yang mencapai
tujuan hidup Kristen. Tujuan hidup Kristen
yang benar bukan ditentukan oleh
manusia, tetapi ditentukan oleh Allah
sendiri, yaitu tujuan Allah mengutus kita
ke dalam dunia. Seberapa hebatnya hidup
kita dalam pandangan manusia dan dunia,
namun kalau itu belum mencapai yang
Tuhan kehendaki, itu sama sekali tidak
berguna dan gagal! Hidup tanpa Kristus
jelas adalah hidup yang sia-sia, ujungnya
hanyalah kebinasaan dan api neraka.
Namun hidup di dalam Kristuspun kalau
kita tidak hati-hati dan serius, maka juga
dapat menjadi hidup yang sia-sia
“meaningless”, walaupun tetap masuk
surga.
Nah sekarang pertanyaannya, apakah kita
dapat tahu mengapa Allah mengutus kita
ke dalam dunia? Apa tujuan Allah bagi
hidup kita? Apakah memang benar status
kita di dalam dunia ini adalah utusan
Allah?
Untuk melihat ini, kita perlu
kembali kepada awal
kejadian
dunia
dan
manusia serta melihat
karya Allah di dalam diri
Yesus Kristus, serta melihat
ke depan ketika kita masuk
ke dalam kekekalan.
1. Tujuan Allah bagi
manusia
Kembali kepada kitab
Kejadian, kita dapat mengetahui bahwa
maksud Allah menciptakan manusia
adalah untuk mengatur dan menguasai
dunia. Ini yang disebut dengan mandat
budaya. Dunia dipercayakan kepada
manusia untuk dinikmati dan diatur dalam
kehendak dan persekutuan dengan Allah.
Namun sayang sekali, sebelum manusia
(Adam dan Hawa) sempat melakukan apaapa, mereka telah jatuh dalam dosa.
Mereka melanggar perintah Allah, dan
akibatnya manusia “mati” secara rohani,
putus hubungan dengan Allah. Manusia
menjadi “musuh” Allah.
Akibat secara praktis adalah bahwa mereka
tidak lagi dapat menjalankan mandat
budaya tersebut dengan baik. Pikiran,
perasaan dan kehendak manusia telah
dikotori, dirusak bahkan dikuasai oleh
dosa.
Dalam
pemahaman
iman
Presbyterian (Reformed) manusia berada
dalam kondisi rusak total (Total Depravity).
Akibat kerusakan ini, maka hidup manusia
tidak lagi berpusat kepada Allah, tetapi
3
kepada diri sendiri. Tidak lagi memuliakan
Allah, tetapi memuliakan diri sendiri. Tidak
lagi menyenangkan Allah, tetapi mencari
kesenangan sendiri.
Kalau kita hanya berhenti di sini maka kita
akan melihat bahwa tujuan Allah
menciptakan manusia seakan-akan gagal
total! Bagaimana kita dapat keluar dari
masalah ini?
2. Tujuan kedatangan Kristus
Dalam keunikan iman Kristen, yang
berbeda dengan semua agama dan
keyakinan yang lain, maka kita melihat
bahwa satu-satunya kita dapat
menyelesaikan masalah ini adalah dengan
karya Allah melalui kematian Kristus di
atas kayu salib. Tidak ada cara lain. Semua
agama mencoba memecahkan perbuatan
dosa mereka dengan perbuatan baik
mereka, tetapi mereka lupa bahwa dosa
telah mengubah status mereka, dosa telah
mencemari hidup mereka. Perubahan
status tidak dapat dilakukan oleh
perbuatan manusia.
Hanya orang yang telah diubah statusnya
yang dapat memuliakan Allah dengan
benar, hidupnya bukanlah “keakuan”nya
lagi (Galatia 2:20). Di sinilah arti “kelahiran
kembali”, yaitu Roh Kudus telah
memperharui roh manusia. Kita menjadi
ciptaan baru (2 Kor 5:17)
3. Tujuan Allah bagi orang Kristen
4
Mengapa Allah memperbaharui hidup
manusia? Seiring dengan perubahan status
dan pembaharuan hidup, maka setiap
orang percaya memiliki tujuan hidup yang
baru. Memuliakan Allah bukan hanya
dalam konteks pribadi, tetapi dalam
konteks kesaksian bagi dunia. Tujuan
akhirnya bukan hanya kita memuliakan
Allah, tetapi melalui hidup kita maka ada
orang-orang yang tidak memuliakan Allah
menjadi memuliakan Allah. Orang-orang
yang berpusat pada diri sendiri menjadi
berpusat kepada Allah.
Nah disinilah maka Mandat budaya itu
baru dapat dikerjakan dengan baik.
Mandat budaya tidak dapat dikerjakan
tanpa mandat penginjilan. Dengan kata
lain, mandat budaya tanpa mandat
penginjilan adalah sebuah kesia-siaan;
mandat penginjilan adalah yang terpenting.
Saya ingin menguraikan beberapa ayat
yang sangat penting kita pahami dalam
konteks ini..
(Bersambung di edisi Gema bulan
depan..)
Data Pribadi
Nama : Lenny Marlina Sihombing
G ) ema: Bisakah anda ceritakan
bagaimana anda sampai di Pulau Lingka
dan apa yang membuat anda terbeban
melayani di Pulau Lingka?
permintaan saya kepada Tuhan Yesus
untuk mencari akan kehendak Tuhan di
dalam melayani-Nya.
Puji Tuhan, doa-doa yang saya bawakan kepada
Tuhan didengar oleh-Nya. Akhirnya Tuhan tidak
membiarkan saya bersedih untuk menunggu
jawaban yang pasti dari Dia. Esok harinya tepat pada
sore hari saya mulai mendapat telepon dari Ibu
Siauw Ling yang telah saya temui sebelumnya saat
saya masih di Jakarta.
Dalam doa kepada Tuhan yang selalu saya minta
selama ini, kiranya apa yang telah saya dapati di
dalam bangku kuliah selama 5 tahun dapat saya
berikan kembali kepada Tuhan di dalam
melayaninya, sebagai respon dari kebaikan Tuhan
yang telah saya terima. Sehingga apa yang Tuhan
Yesus telah berikan kepada saya tidaklah sesuatu
yang sia-sia, melainkan dapat berguna untuk
kemajuan pelayanan Tuhan di dunia ini.
Karena melalui Ibu Siauw Ling dan Bapak Amin
Tjung, saya mulai mengetahui sedikit akan
keberadaan pelayanan yang dilayani nanti. Telepon
yang saya dapati dari Ibu Siauw Ling adalah
mengenai keberangkatan ke Pulau Lingka, serta
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
administrasi yang harus terlebih dahulu diurus.
Setelah saya menyelesaikan pembentukan di
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA),
saya mendapatkan pelayanan di daerah pulau Jawa
selanjutnya dipindahkan ke Kalimantan Barat.
Kemudian bidang pelayanan yang ada di sekolah
saya memindahkan lagi ke daerah Lampung,
setelah itu ke Pulau Bangka. Dengan penempatan
pelayanan yang tidak pasti ini, dari satu tempat ke
tempat lain membuat hati saya merasa sedih.
Terlebih lagi saat saya mendengar pelayanan saya
akan dipindahkan lagi ke Pulau Batam.
Mendengar hal ini, hati saya sempat menangis dan
berkata,”Sepertinya saya belum layak melayani
dibanding dari teman-teman saya yang sudah
terlebih dahulu berangkat meninggalkan saya
sendiri.”
Namun saya tidak putus asa, dan saya meyakini
bahwa memang Tuhan ingin sedang lebih
mempersiapkan hati/pikiran saya untuk lebih baik
lagi melayani. Sayapun tidak lupa selalu
membawakannya di dalam doa pribadi saya secara
lebih khusus.
Di dalam doa saya selalu berkata,”Kiranya hambaMu boleh berarti dan dapat menjadi berkat di dalam
pelayanan yang akan saya dapati nanti ya...Tuhan
Yesus. Dan biarlah Tuhan Yesus sendiri yang
memberi satu kepastian di mana saya akan
melayani nanti.”
Kata-kata itulah yang selalu saya bawakan di dalam
doa pribadi saya. Dan tepat pada tanggal 21
September 2002 di saat saya ultah, saya
membawakan sekali lagi secara khusus sebagai
Mendengar keberadaan di Pulau Lingka ini dari Ibu
Siauw Ling dan Bapak Amin Tjung membuat saya
semakin berdoa lagi kepada Tuhan. Agar, kiranya
Tuhan Yesus memampukan saya untuk melayaniNya dengan kasih dan kuasanya.
Melalui apa yang diceritakan dari Ibu Siauw Ling
dan Bapak Amin Tjung mengenai keberadaan
penduduk di Pulai Lingka ini membuat hati saya
terharu mendengarnya, terlebih lagi di antara
penduduk masih ada yang belum bisa baca tulis
dengan baik.
Betapa sedihnya akan nasib penduduk tersebut, di
mana di dekat mereka tinggal daerahnya boleh
dikatakan sudah maju. Tetapi mengapa daerah
tersebut belum merasakan perkembangan tersebut,
khususnya di dalam bidang pendidikan. Selain itu
yang saya fikirkan adalah pertumbuhan iman
mereka secara pribadi. Bagaimana bisa bertumbuh,
jikalau mereka tidak bisa membaci Alkitab serta
merenungkan di dalam saat teduh yang patut
mereka lakukan?
Hal itulah yang membuat saya terbeban melayani
di Pulau Lingka. Atas seizin Tuhan, sayapun
berangkat dari Jakarta-Batam tepat pada tanggal 27
September 2002 dengan tidak kekurangan sesuatu
apapun juga.
G:
Sejak pertama kali melayani sebagai guru
juga pelayanan di Pulau Lingka, apakah suka dan
duka yang ada di tengah-tengah jemaat dan
apakah kelebihan dan kekurangan jemaat di
Pulau Lingka?
5
Wawancara dengan Lenny Sihombing
(L
L )enny: Mengenai sampainya saya di Lingka
adalah suatu anugerah yang Tuhan berikan kepada
saya. Mengapa demikian seperti itu? Karena hal ini
merupakan suatu pergumulan yang berat untuk saya
bawakan setiap hari di dalam doa.
Wawancara dengan Lenny Sihombing
L:
Sejak pertama kali melayani di Pulau Lingka
ini, selalu saja datang silih berganti akan suka-duka
yang saya alami, di antaranya:
a. Saya merasakn sukacita di tengah-tengah
jemaat yang mau terima saya dengan penuh
hangat rasa kekeluargaan, tanpa memandang
dari asal/daerah mana.
b. Saat saya mulai mengajar, suka yang saya alami
adalah mereka mau menerima saya tanpa ada
rasa berat hati/sungkan, melainkan datang
belajar dengan penuh semangat serta sukacita,
baik dari kalangan kaum ibu maupun kanakkanak.
c. Dan saat saya ajar mereka berdoa khususnya
bagi anak-anak, mereka masih ada yang malumalu untuk melakukannya. Namun walaupun
*
*
*
*
*
*
*
Guru
anak2dengan
masihLenny
malu,ketika
merekamengajar
melakukannya
sukacita tanpa terpaksa.
d. Selain itu, suka yang saya alami adalah, dapat
mempelajari bahasa dan logat mereka berbicara.
Karena logat bahasa mereka sangat mendayudayu bila kita dengar, dengan irama yang
berbeda dengan daerah lain. Secara pribadi,
sedikit demi sedikit saya sudah mulai mengenal
bahasa dan logat cara mereka berbicara.
e. Di Pulau Lingka juga saya cukup senang dan
bersuka karena dapat melihat secara langsung
alam laut yang diciptakan oleh Allah dengan
begitu indah. Baik dengan binatang-binatang
lautnya, benda-benda di angkasa raya seperti
bintang dan bulan yang dapat dinikmati dengan
jelas bila pada malam hari tiba. Serta dapat
mengetahui keberadaan angin yang Tuhan beri
untuk alam sekitarnya.
f. Suka yang terakhir saya rasakan di dalam
melayani di Pulau Lingka adalah dapat
mengetahui dan mempelajari cara-cara mereka
menangkap ikan. Di Pulau Lingka ini, sedikit demi
sedikit saya mulai mengenal istilah-istilah yang
dipakai untuk mereka menangkap ikan, di
antaranya:
6
Mengaleh: Istilah ini digunakan untuk
mencari “sotong” (istilah Pulau Lingka
disebut “nus”).
Menyuluh: Istilah ini digunakan untuk
mencari udang dengan menggunakan alat
“menyekop udang”
Nombak: Istilah ini digunakan untuk
menangkap ikan, dengan alat tombak.
Menjaring: Istilah ini digunakan untuk
menangkap ikan, dengan alat yang
digunakan: alat jaring.
Bubu: Istilah ini digunakan untuk
menangkap dengan memasang perangkap
ikan di dalam laut dan membiarkan ikan
masuk.
Kelong: Istilah ini sama kegunaannya
dengan “bubu”, hanya saja kelong agak
lebih tinggi letak perangkapnya dibanding
dengan “bubu”.
Ngedek: Istilah ini digunakan untuk
memancing ikan, yang memakai umpan
cacing (istilah di Pulau Lingka adalah
“pumpun”), bisa juga memakai sotong atau
siput.
Itulah suka yang dapat saya alami dan rasakan, di
sepanjang saya melayani di Pulau Lingka.
Sedangkan dukanya ialah:
a. Bila musim kemarau tiba, air sulit untuk didapat.
Baik untuk mandi, minum maupun untuk
memasak.
b. Bila musim angin kencang, keadaan di sekeliling
kita tidak dapat tenang. Semuanya ribut dan
barang-barang yang ada di sekitar kita, bila tidak
dijaga maka semuanya akan dapat terbang jauh.
c. Bila musim angin reda, di antara jemaat ada yang
pergi ke laut untuk tinggal dan hidup di laut sekitar
2 atau 4 bulan. Bisa juga berbulan-bulan.
Sehingga anak-anak merekapun dibawa serta
semua keluarga. Akibat yang ditimbulkan adalah:
anak tidak lagi dapat mengikuti pelajaran dengan
baik, Bapak/Ibu tidak dapat lagi mengikuti
persekutuan bersama-sama memuji Tuhan.
d. Orang tuanya yang kurang peduli dengan
keberadaan anak dalam pendidikan, menjadikan
anaknya malas belajar/tidak minat untuk belajar.
Sehingga anak lebih senang bermain daripada
belajar.
Kelebihan jemaat di Lingka selama saya melayani
di sini ialah:
a. Mereka giat di dalam mencari ikan di laut
dengan menggunakan alat untuk menangkap
ikan yang mereka buat sendiri, seperti tombak,
sekop udang, bubu, kelong dan jaring
(semuanya merupakan alat-alat yang
sederhana).
b. Mereka juga memiliki pengetahuan mengenai
alam laut di sekitar mereka, dibanding dari
penduduk kota yang dapat tahu dari buku saja.
Wawancara dengan Lenny Sihombing
Sedangkan mereka
tanpa berusaha untuk
dapat mengetahui
mengubah sesuatu yang
karena
mereka
baru.
Bersama Taruna Lingka
dapat melihat serta
G: B a g a i m a n a
merasakan sendiri.
c. M e m i l i k i
menurut anda, Lingka
kebudayaan yang
dapat terus maju dan
dapat berpantun,
berkembang?
sehingga
enak
L:
didengar bila kita
Lingka dapat terus
mendengarnya.
maju dan berkembang
d. Mau
menerima
menurut hasil pantauan
keberadaan orang
saya selama melayani di
lain yang baru tiba/
tempat ini, ialah:
hadir di tengahBila di antara jemaat
tengah mereka, dengan sikap terbuka tanpa yang ada tidak lagi memiliki sifat individualistis (sifat
dalam keadaan terpaksa untuk menerima tamu suka berkelompok-kelompok terhadap yang lain).
yang baru datang.
Karena bila masih ada seperti itu, maka kemajuan
di Pulau Lingka tidak akan terwujud dengan baik.
Kekurangan jemaat yang ada di Lingka tersebut Selain itu, bila hanya mementingkan kelompok
adalah:
pribadi-pribadi saja, kegiatan yang akan dilakukan
a. Di antara jemaat tersebut masih ada sifat jadi terhambat.
pesimis (tidak memiliki sifat percaya diri). Juga Lingka akan dapat maju dan berkembang bila
Dengan masih menganggap bahwa mereka orangtuanya sadar akan pentingnya pengetahuan/
tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang pendidikan bagi anak-anak mereka. Karena dengan
baru mereka temui.
pendidikan yang diberikan secara khusus untuk
b. Masih memiliki sifat mudah tersinggung (sulit anak-anak mereka, akan menjadikan anak-anak
untuk menerima teguran, kritikan, atau nasehat memiliki akal budi dan kecerdasan serta dapat
dari orang lain).
menjadi penerus generasi bagi bangsa, daerah/
c. Masih memiliki sifat individualistis (lebih sukunya dan gereja.
mementingkan kelompok pribadi sendirisendiri, daripada mementingkan untuk banyak Melalui anak-anak mereka nantinya yang berhasil
orang).
dalam pendidikan, akan dapat membangun kembali
d. Di antara jemaat yang dilayani juga, masih tempat di mana mereka dilahirkan. Dan yang lebih
ditemui sifat yang tidak mau berinisiatif untuk penting lagi, Lingka dapat berkembang dan maju
maju. Contohnya: Masih ada yang kurang bila jemaat tersebut tidak setengah hati berharap
peduli akan pendidikan untuk anak-anak kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru
mereka dan masih suka hidup di dalam perahu, selamat yang hidup. Melainkan jemaat tersebut
harus tetap sepenuhnya percaya kepada Tuhan
Yesus yang memberikan keselamatan kepada
manusia dengan cuma-cuma.
me
Dan jemaatpun tidak lagi bergantung/berharap pada
kuasa-kuasa lain, serta tidak perlu lagi untuk jenuh
mengikuti persekutuan/ibadah setiap minggunya.
Melainkan juga, jemaat di Lingka harus tetap setia
belajar dan mendengar Firman Tuhan.
first
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh jemaatjemaat di Lingka bila ingin maju dan berkembang.
camp pemuda gpo
pdt. rahmiyati tanudjaja
(....bersambung....)
15.16.17.18 mei
salvation army conference
biaya S$125
upper changi road
info & registration:
Yenny - 91913692 - [email protected]
7
Data Pribadi
Pelayanan diluar GPO:
Kami mempunyai satu persekutuan
dan yayasan yang anggotanya adalah
Hamba Tuhan dan mereka2 yang
rindu untuk melayani terutama sekali
untuk daerah-daerah pedalaman.
Semua aktifvitas ini ada di Jakarta.
Untuk persekutuannya setiap minggu
dan dibuat dirumah kami. Walaupun
kami tinggal di Singapura, semua
tetap berjalan seperti sebelum kami
pindah ke Singapura. Puji Tuhan.
Motto hidup:“Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau
Gema
(G) : Tolong Ibu
ceritakan sejak kapan dan
bagaimana
Ibu
dapat
bergabung dengan GPO
Rosalinda (R) : Bergabung
dengan GPO diTahun 1999 dan
waktu itu suami saya diajak oleh
Bpk S Wattimena dan semenjak
itu kami menjadi anggota dari
GPO karena ternyata memang
ada
kecocokan
dalam
beribadah.
(G) : Apakah yang membuat
Ibu memutuskan GPO sebagai
“Home Church” Ibu? Hal-hal
apa yang positif dari GPO dan apa yang
masih perlu ditingkatkan lagi?
( R) : Kami memutuskan GPO sebagai Home
Church kami karena kami mersakan adanya
damai sejahtera dan kekeluargaan yang baik
dengan sesama Jemaat di GPO. Yang positif
adalah kita merasakan bahwa kita sebagai
orang Indonesia yg kristen masih dapat
beribadah bersama dan tanpa terasa bahwa kita
dinegara orang,sehingga terasa sekali
kekeluargaannya. Dan masih perlu ditingkatkan
adanya partisipasi dari jemaat untuk mengambil
bagian apabila ada acara khusus yang diadakan
oleh GPO dan berusaha untuk lebih mengenal
antara jemaat.
8
mengasihi dirimu sendiri”
Kedua buah hati tercinta
Wawancara dengan Rosalinda Sumolang
Nama : Rosalinda Sumolang
Suami : Henry Sumolang
Anak : Rezie R.J. Sumolang (23 Tahun)
Rosazefanya F.J.Sumolang (9
tahun)
Pelayanan :
Pelayanan di GPO
Pertama sekali saya diminta mewakili
Komisi wanita untuk bidang Misi,
waktu itu ketuanya adalah Ibu
Maryam sedangkan Misi belum
menjadi Komisi, baru akan mulai.
(G) : Kesan-kesan apa yang
Ibu dapat dalam pengalaman
Ibu melayani di Komisi
Wanita?
Apakah
ada
pertumbuhan
dan
perkembangan yang terjadi di
KW? Apakah suka duka ibu
melayani sebagai Ketua KW
selama ini?
(R) : Kesan dalam melayani di
Komisi Wanita: Wah kalau kesan
dimana-mana pasti kita punya
kesan ,yang terasa sekali adalah
melayani Ibu2 dengansegala
macam pola tingkahnya ada yang cerewet ada
yang kerjanya komplain terus tapi yang paling
indah adalah kita dapat sama-sama bergumul
dan berdoa untuk dapat saling membantu dalam
setiap kelebihan maupun kekurangan kita.
Pertumbuhan dan perkembangan ada sedikit
karena diluar persekutuan kita juga
mengadakan PA setiap Jum’at pagi dari rumah
kerumah sesuai dengan Ibu2 yg mau rumahnya
dipakai untuk PA.
Suka duka sebagai Ketua KW yah gimana ya
namanya melayani Tuhan jadi segala resiko
harus ditanggung, enak maupun tidak, kadangkadang tengah malam kita dengerin Ibu A cerita
mengenai anak dan kadang-kadang Oma-oma
telefon mau ngobrol atau minta dianterin kesana
sini, memang rasanya benar-benar sebagai
seorang Ibu yg punya banyak tanggungan tapi
(R) :Persoalannya adalah bagaimana majelis
pendamping dari tiap komisi dapat menjadi
penghubung yg baik bagi komisinya masingmasing sehingga tidak ada masalah antara
majelis dengan komisi-komisi. Karena kadangkadang tidak ada keterbukaan sehingga terjadi
benturan-benturan. Dan ini perlu sekali dipilih
majelis pendamping yang mengerti sekali
kebutuhan dan karakter dari orang-orang yang
berada di komisinya.
Wawancaradengan Rosalinda Sumolang
Bersama suami dan Fanya bersaksi dalam
pelayanan di sebuah gereja kecil di Jawa
Tengah
saya bersyukur karena dengan demikian kita
merasa bahwa Tuhan masih mau memakai kita
untuk dapat melayani sesama.
Kita dikomisi wanitakan terdiri dari beraneka
ragam Ibu2 dari segala umur dan segala macam
pola tingkahnya oleh karena itu kita pengurus
KW haruslah orang-orang yg berjiwa besar dan
penuh dengan pengertian antara satu dengan
yg lain kalau tidak rasanya pasti akan pusing
sendiri
(G) : Selain itu, Ibu juga menjadi majelis GPO.
Pelajaran apa yang ibu dapatkan ketika
menjadi majelis beberapa tahun ini?
(R) :Saya menjadi Majelis baru pertama kali ini
di GPO dan tentunya banyak yang saya
dapatkan terutama dalam tugas dan
kewajibanan. Karena dulu saya pikir jadi Majelis
itu enak.Tugasnya tidak banyak tapi ternyata
pusing juga apalagi kalau
sudah hari minggu pasti
kesana kemari sehingga
kesannya majelis GPO tidak
membaur dengan jemaat.
Pelajarannya adalah lebih
bijak didalam mengambil
setiap keputusan jadi tidak
seenaknya.
(G) : Dengan menjadi
majelis tentunya ibu dapat
melihat GPO secara lebih
luas (artinya tidak hanya
KW saja). Bagaimana ibu
melihat persoalan yang
dihadapi komisi-komisi
lainnya?
(G) : Saat ini sedang dilakukan proses
pencalonan majelis baru.. menurut Ibu apa
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
dapat menjadi majelis yang baik? Pesan apa
yang ingin Ibu sampaikan kepada para
jemaat, yang kemungkinan dicalonkan
menjadi majelis?
Dalam suatu pelayanan ke daaerah
(R) :Untuk menjadi majelis yang baik tentunya
adalah mempunyai jiwa melayani tanpa harus
memandang dari segi apapun juga. Mau
bergaul dengan siapapun juga tanpa memilih
status. Karena tentunya yang
memilih majelis adalah
jemaat oleh karena itu kita
juga harus menyadarinya
sehingga hubungan yang
baik antara majelis dan
jemaat membuat gereja kita
menjadi HOME CHURCH
bagi semua yg datang
beribadah.
(G) : Bagaimana ibu melihat
visi dan misi GPO? strategi
apa saja yang seharusnya
dilakukan untuk mencapai
Saat menngunjungi anak
pertama di US
9
○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
(R) : Untuk visi dan misi GPO kita harapkan
akan berjalan dengan baik apabila ada
komunikasi yang baik. Untuk KW sementara
sedang berjalan..............................
(G) : Yang terakhir, kalau boleh, kami ingin
tahu apa yang menjadi visi hidup pribadi dari
Ibu dan keluarga. Dan bagaimana kehidupan
keluarga Ibu dapat menjadi keluarga yang
memuliakan Tuhan?
(R) : Visi hidup pribadi dan keluarga kami adalah Meniup lilin bersama di hari ulang tahun
selama kita masih dapat melayani Tuhan perkawinan
lakukan itu. Kehidupan keluarga kami adalah
mengucap
○ ○ ○ ○ ○ ○ syukur
○ ○ ○ ○dalam
○ ○ ○ ○segala
○ ○ ○ hal
○ ○ karena
○ ○ ○ ○ kita
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
tahu bahwaTuhan tidak akan membiarkan kita
tergeletak tangan Tuhan akan senantisa
menopang kita.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
n
bor
s
a
irl w
G
y
Bab
w
Ne
Berita Gembira Telah lahir seorang
putri dari pasangan Dkn Martin &
Yenny Gunawan
pada hari Senin, 31 Maret 2003
yang diberi nama :
Helena Margaret Gunawan
Segenap redaksi dan pembaca
GemaGPO
mengucapkan
Selamat Berbahagia kepada
keluarga Gunawan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
10
Wawancaradengan Rosalinda Sumolang
visi tersebut? dan bagaimana KW sudah
mendukung proses pencapaian visi tersebut
selama ini?
Retreat Komisi Wanita - YWCA Fort Canning
Tu j u h b e l a s M a r e t 2 0 0 3 , a d a l a h a w a l l i b u r a n s e k o l a h b a g i a n a k a n a k p r i m a r y d a n s e c o n d a r y l o c a l s c h o o l S i n g a p o r e . B e r t e pa ta n
dengan Retreat Komisi Wanita GPO
Banyak
yang
m e n g a j u k a n
pertanyaan; “Mengapa
Retreat ini diadakan
bertepatan dengan
liburan anak-anak
sekolah?” Jawabannya
adalah
karena
penentuan tanggal ini
sudah diputuskan rapat
pengurus KWGPO sejak
tahun lalu ketika
calendar
sekolah
Singapore belum terbit. Dan biasanya
liburan sekolah jatuh pada awal bulan, jadi
ketika segala sesuatunya sudah
dipersiapkan maka Retreat tetap berjalan
meskipun cukup membuat kami pengurus
KWGPO merasa cemas. Namun dengan
bersandar pada Kuasa Tuhan, kami yakin
bahwa Retreat ini akan memberikan
berkat bagi kami semua. Dan berkat
pertolongan Tuhan sajalah kalau Retreat
ini boleh berjalan dengan baik dan
sungguh-sungguh menjadi berkat bagi
setiap kami yang mengikutinya. Puji
Tuhan.
Memang peserta Retreat kali ini
tidak sebanyak tahun-tahun yang lalu, tapi
hal ini tidak mengurangi antusias kami
yang datang. Dengan menggunakan
Ibu Marjam sebagai MC sedang
memimpin acara
ruang Ballroom di
YWCA Fort Canning
Road, terasa sekali
bahwa ruangan ini
“agak terlalu besar”
bagi kami yang hanya
sekitar
50
orang.Namun hal ini
tidak terlalu menjadi
masalah
pada
akhirnya,
karena
suasana hangat yang
tercipta saat Pdt.
Ruffus A. Waney menyampaikan materi
Retreatnya.
Dengan Tema “Melayani sebagai
Seorang Wanita Kristen” kami dituntun
kepada pemahaman tentang pelayanan
wanita Kristen yang alkitabiah.
Retreat diawali dengan ibadah singkat
pembukaan yang disampaikan oleh Ibu
Widari yang membawakan renungan yang
diambil dari perikop tentang pelayanan
Maria dan Marta (Lukas 10 : 38 – 42).
Dalam perenungan singkat ini, kami para
wanita peserta retreat diajak untuk
sejenak menjadi Maria yang mau duduk
diam di bawah kaki Yesus untuk
mendengar Firman dan kehendak Nya.
Bukan sebagai Marta yang sibuk sekali
dengan pelayanannya.
Disampaikan dalam bentuk seminar
2 session, dengan waktu yang dua
setengah jam untuk tiap session sungguh
tak terasa waktu berlalu dengan cepat.
Pada session pertama Pdt. R.A. Waney
hanya menyampaikan materi yang sudah
disiapkannya dengan tuntunan ayat-ayat
Alkitab. Lalu pada setengah waktu session
kedua dilanjutkan lagi menyampaikan
materi, baru setelah lengkap kami
diberikan kesempatan untuk bertanya
jawab.
Dengan ilustrasi-ilustrasi yang nyata
terjadi dalam kehidupan seputar kita dan
gaya penyampaian yang kadang-kadang
11
lucu, kami semua diberikan wawasan yang
luas dalam hal wanita Kristen yang
melayani.
Retreat ditutup dengan ibadah
penutupan yang dipimpin oleh Ibu Pdt.
Peggy Tamaweol yang diakhiri dengan
acara jamuan Kasih. Dimana kami diajak
untuk mau ikut ambil bagian dengan
mengambil sepotong roti dan segelas kecil
air putih, dan tantangan untuk mau
menjadi roti yang terpecah dan anggur
yang tercurah. Yang melambangkan
bahwa kita mau ikut ambil bagian dalam
panggilan pelayanan yang Tuhan berikan
pada pada kita. Lalu bagi yang mengikuti
retreat pada tahun yang lalu, kami
dibagikan kembali amplop janji iman yang
Ketua Komisi
Wanita
memberikan
kata
sambutan
telah kami buat. Untuk mengingatkan
kembali komitment yang telah kami
tuliskan dalam amplop yang tetap tertutup
rapat dan hanya diketahui oleh yang
menuliskan sendiri dan Tuhan.
Semoga melalui semua ini, kita
boleh menjadi wanita-wanita Kristen yang
siap melayani Tuhan, dimanapun Tuhan
menempatkan kita. Dan siap untuk mau
terjun dalam medan pelayanan dengan
bekal pembaharuan yang Tuhan berikan
melalui pembentukan diri dan karakter
sesuai dengan kehendakNya. Sehingga
kita bisa memberikan hidup kita
sepenuhnya bagi Tuhan dengan melayani
sesama dengan penuh kasih dan sukacita
yang datang dari Tuhan. Amin.
Ibu Widari
memimpin
ibadah
pembukaan
Ibu Siaw Ling mengiringi puji-pujian
dengan piano
Suasana dalam retreat
Ibu Peggy memimpin
ibadah penutupan
12
Istirahat sejenak dengan makanan jasmani
Penyegaran suasana setelah makan agar
tidak ngantuk dalam session II
Kesempatan
tanya-jawab
tidak dilewatkan
dengan sia-sia
Meski sambil menjaga
bayinya, tidak menghalangi
Ibu Yuli mengikuti Retreat
Membagikan
pengalaman dalam
pelayanan
Ibadah penutupan
13
Gereja Presbyterian
Bukit Batok
menyelenggarakan
Drama Musikal
Perhatikan tanggal
penyelenggaraannya
jika tidak ingin ○ ○
○ ○
ketinggalan! ○ ○ ○○ ○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○
○ ○○
○ ○
○
○ ○○
○
○ ○○
○ ○
○
○ ○○
○ ○
○
○ ○○
○
○ ○○
○ ○
○
○ ○○
○
○
Kebaktian Padang Komisi Maria Marta GPO
Tema
: Yesus Hidup
Pembicara
: Ev. Chandra Koewoso
Hari
: Minggu, 27 April 2003
Tempat
: Marina Promenade (samping
Car Park di bawah ECP Flyover)
Segenap anggota Komisi Maria Marta diundang untuk mengikuti
acara penyegaran ini. Bagi yang mau ikut harap berkumpul
di GPO pukul 13:00. Kembali ke GPO pukul 17:00
Ajak teman-teman yang lain ikut bersama dalam kebaktian
padang ini.
Jangan lupa bo...........!!!!
Redaksi dan pembaca GemaGpo mengucapkan ikut
berduka cita yang
sedalam-dalamnya atas
meninggalnya Ibu Nita Sutanto (kakak Sdri Rita
Sutanto). Kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan
penghiburan pada keluarga yang ditinggalkan
16
Download