RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran Mata Pelajaran : Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi Kelas/Semester : X AP 2/1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (satu pertemuan) Pertemuan ke- : 5 (Lima) Standar Kompetensi : Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi Kompetensi Dasar : 1 Identifikasi Proses Komunikasi di Tempat Kerja Indikator : 1.10Menggunakan Bahasa Tubuh yang Sesuai 1.11 Umpan Balik yangg Membangun I. Tujuan Pembelajaran Setelah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, maka diharapkan: 1. Siswa mampu menjelaskan mengenai bahasa tubuh yang sesuai dalam proses komunikasi. 2. Siswa mampu menggunakan umpab balik yang membangun dalam proses komunikasi. Nilai karakter yang dikembangkan: II. Kedisiplinan Rasa ingin tahu Tanggung jawab Keaktifan Ketekunan Materi Pembelajaran 1. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Sesuai 2. Umpan Balik yang Membangun III. IV. Metode Pembelajaran Pendekatan : Contextual Teaching and Learning Metode : Ceramah, Tanya Jawab Alat/ Media/ Sumber Belajar Alat: 1. Whiteboard 2. Board Marker 3. Penghapus Media: 1. Modulmenggunakan bahasa tubuh yang sesuai dan umpan balik yang membangun Sumber Belajar: 1. Modul menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dan umpan balik yang membangun V. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Tahap Pemberlajaran Awal Guru 1. Membuka pelajaran dengan memberi salam. 2. Meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin doa. 3. Mempresensi kehadiran siswa. 4. Melakukan pengkodisian kelas dan menyampaikan topik serta tujuan pembejaran. 5. Meminta siswa untuk meringkas materi yang disampaikan. Siswa 1. Siswa menjawab salam. 2. Siswa yang ditunjuk memimpin doa. 3. Memberikan informasi kehadiran. 4. Menyiapkan alat tulis dan memperhatikan penjelasan guru. Waktu 10menit Inti 70 Eksplorasi: 1. Guru betanya kepada 1. Siswa mengungkapkan siswa mengenai sejauh sejauh mana pemahaman mana pemahaman mereka mereka mengenai umpan tentang umpan balik balik dan bahasa tubuh danbahasa tubuh dalam dalam proses proses komunikasi. komunikasi. menit Elaborasi: 1. Guru menjelaskan umpan balik dan bahasa tubuh. 1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 2. Mencatat poin-poin penting dari penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3. Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang masih kurang jelas. Konfirmasi: 1. Melakukan penguatan dengan memberikan beberapa soal melalui post teslisan kepada 1. Siswa menjawab soal post tes secara lisan. siswa. Akhir 1. Menyimpulkan 1. Menyimpulkan bersama bersama siswa dan dan memperhatikan menegaskan kembali penegasan kembali materi materi yang telah yang telah disampaikan. disampaikan. 2. Mendengarkan dan 2. Menyampaikan materi memperhatikan yang akan dipelajari penjelasan yang. 10 menit untuk pertemuan selanjutnya. 3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk semangat belajar. 4. Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam. disampaikan oleh guru. 3. Berdoa bersama dan menjawab salam. VI. Penilaian 1. Penilaian Sikap a. Jenis/teknik penilaian : Pengamatan b. Bentuk instrumen dan instrumen : Lembar Pengamatan No. Nilai Aspek yang dinilai 1 Rasa Ingin Tahu 2 Kedisiplinan 3 Tanggung Jawab 4 Keaktifan 5 Ketekunan 1 2 3 c. Pedoman Penilaian Skala Penilaian : 1 s/d 4 Keterangan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik Nilai Maksimal :4 Nilai Minimal :1 Kulon Progo, 7 September 2016 Menyetujui, Mahasiswa, Dwi Artati, S.Pd. Nur Savita Putri NIP. 19750317 200801 2 005 NIM. 13802241048 4 LEMBAR PENILAIAN SIKAP Kompetensi Dasar: 1. Memiliki motivasi internal yang menunjukan rasa ingin tahu dalam pembelajaran 2. Menunjukkan perilaku dan sikap rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, aktif, dan tekun dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah Indikator: 1. Peserta didik menunjukkan rasa keingin tahuannya dengan bertanya kepada teman atau guru serta banyak mencari dan membaca buku – buku pendukung materi 2. Peserta didik menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas post tes 3. Peserta didik mengikuti arahan dan prosedur pembelajaran dengan tertib 4. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan santun Pedoman Penilaian: Skala Penilaian: 1 s/d 4 Skor Minimal :5 Keterangan: Skor Maksimal : 20 1= Kurang Baik Prediksi sikap peserta didik: 2= Cukup Baik 5 – 40 : perlu perhatian khusus 3= Baik 41 – 70 : Perlu bimbingan 4= Sangat Baik 71 – 100 : Terpuji Jumlah Skor Nilai = X 10 2 Lampiran 1 MATERI AJAR Standar Kompetensi :Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi Kompetensi Dasar :1 Identifikasi Proses Komunikasi Di Tempat Kerja Indikator :1.10Menggunakan Bahasa Tubuh yang Sesuai 1.11 Umpan Balik yang Membangun Kelas/Semester Pertemuan ke- : X AP 2/1 : 5 (Lima) KOMUNIKASI A. Menggunakan Bahasa Tubuh Yang Sesuai 1. Pengertian dari bahasa tubuh ( komunikasi non verbal ) Komunikasi nonverbal ( bahasa tubuh ) adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal. 2. Jenis dan contoh bahasa tubuh a. Komunikasi objek Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam. b. Sentuhan Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. c. Gerakan tubuh Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. Secara garis besar, bahasa tubuh terdiri dari bagaimana cara anda duduk, cara anda berdiri, cara anda menggunakan kedua tangan dan kaki anda, serta apa yang anda lakukan ketika berbicara dengan seseorang. Dibawah ini adalah beberapa bahasa tubuh yang perlu anda perhatikan ketika berbicara dengan seseorang : 1) Jangan silangkan kaki dan tangan anda. Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa menyilangkan tangan atau kaki dapat menunjukkan bahwa anda tertutup terhadap lawan bicara anda dan ini tidak menciptakan hubungan pembicaraan yang baik. Bukalah selalu posisi tangan dan kaki anda. 2) Lakukan kontak mata, namun bukan menatapnya. Dengan melakukan kontak mata pada lawan bicara anda dapat membuat hubungan pembicaraan menjadi lebih baik dan anda dapat melihat apakah mereka sedang mendengarkan anda atau tidak. Namun juga bukan dengan menatapnya (terus menerus), karena akan membuat lawan bicara anda menjadi gelisah. Jika anda tidak terbiasa melakukan kontak mata pada lawan bicara anda, memang anda akan merasakan ketidaknyamanan pada saat pertama kali. Namun lakukan saja terus dan anda akan terbiasa suatu saat nanti. 3) Buatlah jarak antara kedua kaki anda. Memberi jarak antara kedua kaki (tidak dirapatkan) baik dalam posisi berdiri maupun duduk menunjukkan bahwa anda cukup percaya diri dan nyaman dengan posisi anda. 4) Santaikan bahu anda. Ketika anda merasa tegang, anda akan merasakan juga ketegangan di kedua bahu anda. Biasanya terlihat dari posisi bahu yang sedikit terangkat dan maju ke depan. Cobalah untuk mengendurkan ketegangan dengan menggerakkan bahu anda dan mundurkan kembali posisinya ke belakang atau bersandar. 5) Mengangguk ketika lawan bicara anda sedang berbicara. Mengangguk menandakan bahwa anda memang sedang mendengarkan. Namun bukan berarti anda mengangguk berlebihan (terus menerus dan cepat) layaknya burung pelatuk , karena anda akan terlihat seperti dibuat-buat. 6) Jangan membungkuk, duduklah dengan tegak. Membungkuk menandakan bahwa anda tidak bergairah, dan tegak disini maksudnya adalah tetap dalam koridor santai, tidak tegang. 7) Condongkan badan, namun jangan terlalu banyak. Jika anda ingin menunjukkan bahwa anda tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara anda, condongkan sedikit tubuh anda ke arahnya. Namun jangan juga terlalu condong karena anda terlihat seperti akan meminta sesuatu. Jika anda ingin menunjukkan bahwa anda cukup percaya diri dan santai, condongkan sedikit badan anda ke belakang. Namun juga jangan terlalu condong, karena anda akan terlihat arogan. 8) Tersenyum dan tertawa. Bercerialah, jangan terlalu serius. Santai, tersenyum bahkan tertawa jika seseorang menceritakan sesuatu hal yang lucu. Orang akan cenderung mendengarkan anda jika anda terlihat sebagai orang yang positif. Namun juga jangan menjadi orang yang pertama kali tertawa jika anda sendiri yang menceritakan cerita lucu nya, karena anda akan terkesan gugup dan seperti minta dikasihani. Tersenyumlah ketika anda berkenalan dengan seseorang, namun jangan pula tersenyum terus menerus karena anda akan dianggap menyimpan sesuatu dibalik senyuman anda. 9) Jagalah posisi kepala anda tetap lurus. Jangan melihat ke bawah ketika anda berbicara dengan seseorang. Anda akan terlihat seperti tidak nyaman berbicara dengan lawan bicara anda dan juga terlihat seperti orang yang tidak percaya diri. 10) Jangan terburu-buru. Ini bisa berlaku untuk apa saja. Bagi anda yang mempunyai kebiasaan berjalan dengan cepat, cobalah sesekali untuk memperlambat jalan anda. Selain anda akan terlihat lebih tenang dan penuh percaya diri, anda juga akan merasakan tingkat stress anda berkurang. 11) Hindari gerakan-gerakan yang menunjukkan bahwa anda gelisah. Seperti menyentuh muka anda, menggoyang-goyangkan kaki anda atau mengetuk-ngetuk jari anda di atas meja dengan cepat. Gerakan-gerakan semacam itu menunjukkan bahwa anda gugup dan dapat mengganggu perhatian lawan bicara atau orang-orang yang sedang berbicara dengan anda. 12) Efektifkan penggunaan tangan anda. Daripada anda menggunakan tangan anda untuk hal-hal yang dapat mengganggu perhatian lawan bicara anda, seperti disebutkan dalam point 11 diatas, lebih baik anda menggunakan tangan anda untuk membantu menjelaskan apa yang anda sampaikan. 13) Rendahkan gelas minuman anda. Seringkali kita berbicara dengan seseorang sambil memegang gelas minum di depan dada kita. Sikap ini agak kurang baik karena akan membuat „jarak‟ yang cukup jauh antara anda dan lawan bicara anda. Rendahkan posisi gelas minuman anda, bahkan jika perlu anda memegangnya sampai di dekat kaki. 14) Jangan berdiri terlalu dekat. Orang yang merubah posisinya menjadi terlalu dekat pada lawan bicaranya dapat menandakan bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu atau mempunyai maksud tertentu. Selain itu tentu saja akan membuat lawan bicaranya menjadi tidak nyaman. Jagalah selalu jarak ‟privacy‟ antara anda dan lawan bicara anda. 15) Jagalah selalu sikap anda. Apa yang anda rasakan akan tersalur lewat bahasa tubuh dan dapat menjadi perbedaan yang besar terhadap kualitas hubungan anda dan lawan bicara anda. Tetaplah jaga sikap yang positif, terbuka dan santai. Perlu diingat bahwa anda dapat merubah bahasa tubuh yang kurang baik, tentu saja selama anda memahami bahwa untuk menciptakan kebiasaan yang baru memerlukan sebuah proses. Jangan juga mencoba melakukan semua dengan sekaligus karena akan membuat anda bingung dan penat. Fokus saja pada 2-3 bahasa tubuh yang menjadi prioritas anda dan perbaiki terus menerus selama 3-4 minggu. Setelah waktu tersebut anda akan menciptakan suatu kebiasaan yang baru. Kemudian anda dapat melanjutkannya lagi untuk 2-3 bahasa tubuh berikutnya. 3. Gesture dalam Berkomunikasi Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jari-jari dan kaki. Seseorang sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Dapat dilihat bahwa ternyata manusia mempunyai banyak cara yang bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota tubuhnya ketika sedang berbicara. Setiap gerakan tubuh mengkomunikasikan beberapa fungsi, (Ekman dan Friesen) mengkategorikan gerakan tubuh sebagai: 1. Emblem Gerakan mata tertentu, merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. 2. Ilustrator Tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Ilustrator memiliki 8 bentuk, antara lain: Batons : Suatu gerakan yang menunjukkan tekanan tertentu pada pesan yang disampaikan. Ideographs : Gerakan membuat peta atau mengarahkan pikiran. Deitic Movements : Gerakan untuk menunjukkan sesuatu. Apatial Movements : Gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya ruangan. Kinetographs : Gerakan yang menggambarkan tindakan fisik. Rhytmic Movements : Gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu. Pictographs : Gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara. Emblematic Movements : Gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu. 3. Adaptor Gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik, ada beberapa contoh dari jenis-jenis adaptor: a. Self adaptor, Menggaruk kepala, menunjukkan kebingungan b. Alter adaptor, Mengusap kepala orang lain sebagai tanda kasih sayang. 4. Regulator Gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkoordinasi interaksi dengan seksama. Contoh: menggunakan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain yang sedang berbicara dan mendengarkan orang lain. 5. Affect Display Menggambarkan emosi dan perasaan. Wajah merupakan media yang digunakan dalam affect display untuk 6. Sentuhan menunjukkan reaksi terhadap pesan yang direspon. Bentuk komunikasi personal yang bersifat spontan. Sentuhan dapat menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atausimpati, dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk dan jenis bahasa tubuh, memungkinkan seseorang mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Komunikasi yang baik merupakan awal dari terciptanya suatu hubungan sosial yang baik pula. Seseorang bahkan dapat menjadi pemimpin yang handal dengan membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. Selain itu, dengan memahami bahasa tubuh yang diberikan oleh orang lain, seseorang dapat terhindar dari isyarat pesan palsu yang akan merugikan. Bila telah menyadari manfaat bahasa tubuh dalam berkomunikasi, maka seseorang akan mampu memonitor dirinya sendiri. B. Umpan Balik Yang Membangun Dalam Ilmu Komunikasi dikenal beberapa jenis feedback. Tidak semuanya persis merupakan variasi dari prinsip di atas. Ada di antaranya yang merupakan analogi pada konteks komunikasi yang lain atau merupakan sifatnya. Jenis-jenis feedback tersebut adalah : 1. Feedback Positif – Feedback Negatif Feedback positif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan perlawanan / pertentangan. Contohnya : komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya. Feedback negatif adalah isyarat / gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif. Contohnya : sikap acuh tak acuh, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan yang sedang dibahas, mengobrol, mengganggu orang lain, nyeletuk, memotong pembicaraan / interupsi secara tidak sopan, atau keluar ruangan / walk- out tanpa izin dari komunikator, dan sebagainya. 2. Feedback Netral – Feedback Zero Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif. Contohnya : perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak, … Feedback Zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak tahu harus menafsirkan isyarat / gejala yang muncul dari komunikan. Contohnya : ada yang tertawa ketika komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya. 3. Feedback Internal – Feedback Eksternal Feedback Internal adalah yang menunjukkan sumber dari isyarat / gejala yang menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka itu disebut feedback internal. Maksudnya, misalnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator. Feedback Eksternal adalah feedback yang munculnya berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerakgerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi tengah berlangsung. 4. Feedback Verbal – Feedback Non-Verbal Feedback Verbal menunjuk pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang berlangsung. Contoh dari feedback verbal misalnya adalah interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk (menyampaikan komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan pesannya), atau dapat pula berupa secarik kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu kepada yang sedang berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah habis. Harap diingat pengertian verbal di sini. Pesan komunikasi yang verbal adalah yang bentuknya merupakan wujud dari penggunaan bahasa. Artinya, bisa berupa lisan atau tulisan. Feedback Non-Verbal adalah yang wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan, seperti ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap, bentuk senyuman, isyarat tangan, dan sebagainya. 5. Feedback Langsung – Feedback Tidak Langsung Beberapa ahli komunikasi tidak sepakat dengan adanya dua jenis feedback ini. Alasannya adalah, feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak / dapat diidentifikasi keberadaannya ketika sebuah proses komunikasi tengah berlangsung, bukan sesudahnya. Bila sesudahnya, maka itu berarti merupakan respon atau tanggapan. Mereka menyatakan ini karena pengertian feedback langsung (immediate feedback) adalah feedback yang ditunjukkan ketika komunikasi sedang berlangsung, dan feedback tidak langsung (delayed feedback) adalah feedback yang disampaikan ketika komunikasi telah selesai. Konteks dua jenis feedback ini adalah pada perbandingan antara komunikasi interpersona dan komunikasi massa. Pada komunikasi interpersona, jelas untuk sebagian besar feedbacknya akan bersifat langsung atau segera. Artinya, orang yang berbicara / komunikator akan dapat segera mengetahui bagaimana reaksi si komunikan ketika ia sedang menyampaikan pesan tertentu (karena situasinya tatap muka). Ini berbeda dengan komunikasi massa. Surat kabar, misanya. Para pembaca tidak dapat memberikan feedback yang segera. Feedback mereka dapat disampaikan melalui surat pembaca yang biasanya waktunya adalah cukup lama sejak apa yang ditanggapi terbit atau dibaca oleh komunikan, sehingga surat pembaca dapat dijadikan contoh sebagai feedback tidak langsung. Bila kita berpegang pada pengertian yang sebenarnya dari feedback, kedua jenis feedback terakhir ini dapat dikatakan sebagai sekedar sebuah kiasan. Feedback sifatnya harus segera dan disampaikan pada saat komunikasi sedang berlangsung. Oleh karena itu feedback dapat pula kita katakan sebagai sebuah reaksi komunikan. Akan tetapi bila penyampaiannya adalah pada saat sebuah proses komunikasi telah berlangsung, maka itu dapat kita katakan sebagai sebuah respon atau tanggapan. Feedback sangat penting dalam Komunikasi sehari-hari. Nilai pentingnya bukan saja pada kemampuan komunikator bagaimana ia bisa menafsirkan isyarat / gejala yang ditunjukkan kemudian mengambil tindakan yang memperbaiki keadaan, namun juga dari sisi komunikan, di mana seringkali muncul kebutuhan untuk menyampaikan feedback secara sengaja. Bila X berbicara dengan begitu percaya diri namun pada saat yang sama ia tidak menyadari bahwa ia sebenarnya sedang menyinggung perasaan seseorang yang ada di sekitarnya, bagaimana kita sebagai salah satu komunikannya memberitahu X secara tidak langsung agar ia dapat mengubah perilaku komunikasinya ? Di sinilah pengertian menyampaikan feedback (secara sengaja). Untuk sebagian besar kemampuan menyampaikan feedback secara sengaja kita perlukan pada saat kita menghadapi situasi di mana yang seharusnya dikatakan tidak bisa dikatakan begitu saja. Jangan pernah menyepelekan terhadap kekuatan Umpan Balik (Feedback) yang Positif. Terkadang Anda lebih mudah melihat kesalahan seseorang daripada ketika mereka berlaku benar dan tepat, tentunya Anda mudah melupakannya. Dan bahkan terkadang Anda lupa memberikan masukan positif pada saat mereka menunjukkan kinerja baik. Positive Feedback adalah Alat Bantu yang sangat kuat membangkitkan Motivasi Karyawan. Berikut beberapa tip yang Anda dapat lakukan memberikan Umpan Balik yang Efektif. Lakukan Sekarang (Do It Now). Umpan Balik Positif sangat penting sehingga tidak bisa dikesampingkan, maka lakukanlah sebuah feedback sesaat terjadinya kondisi tersebut. Ketika Anda melihat sebuah keadaan yang harus segera diperbaiki, maka lakukan secepatnya. Lakukan Terbuka (Make it Public). Pada saat Anda memberikan Masukan Negatif atau kritikan maka lakukan secara pribadi (Private) sedangkan sebaliknya untuk Umpan Positif lakukan secara terbuka dan tampak oleh orang banyak. Hal ini akan menjadi sebuah Apresiasi bagi individu tersebut. Umpan Balik positif menjadi sebuah penghargaan tidak langsung kepada individu yang mendengarnya. Spesifik. Umpan Positif perlu diartikulasikan dengan Jelas, sehingga mereka yang menerimanya akan benar merasakan antusias Anda terhadap Kinerja yang ada. Jangan sekedar berkata, “Kerjamu Sangat Bagus”, namun cobalah dengan ucapan seperti “Hasil Laporan Audit Kamu atas Cabang kemarin sangat Detail dan Sistematis, pertahankan dan kembangkan bagi cabang lainnya”. Buat Kesepakatan. Artinya Anda tidak mungkin merangkai semua umpan positif pada keseluruhan organisasi perusahaan. Namun lakukanlah seremonial sesekali setiap keberhasilan dari umpan positif Anda. Pertimbangkan Penerimanya. Jika tim Anda yang memiliki sifat tertutp dan pemalu, maka sebaiknya berikan penghargaan hanya diwilayah Tim Kerja nya. Hal ini sudah cukup sebagai apresiasi bagi nya. Sedangkan bagi orang lain mungkin Anda perlu memasang Spanduk dan Poster di area kerja, sehingga akan dilihat orang lain. Lakukan Berulang. Umpan Positif tidak selalu menunggu sukses besar, namun hal-hal kecil pun perlu dirayakan. Hal ini lebih berdampak lebih lama terhadap Motivasi dan Semangat Kerja Tim dibandingkan menunggu momen besar yang jarang terjadi. Lakukan Merata. Setiap sukses, baik kecil atau besar, perlu mendapatkan apresiasi dan penghargaan. Perayaan yang sering Anda lakukan terhadap keberhasilan kecil juga perlu dilakukan terhadap keberhasilan besar. Lakukan dengan Tulus. Anda hanya akan memberikan Umpan Balik Positif untuk sesuatu yang betul-betul perlu, bukan kepada setiap orang yang bekerja sesuai Deskripsi Pekerjaan (Job Desc), atau orang yang datang selalu Tepat Waktu (on Time). Orang lain dapat melihat Anda, apakah tulus dalam memberika Positive Feedback atau sekedar basa-basi. Lakukan dengan Segera. Kalau kita menemukan suatu hal atau perilaku dari seseorang untuk diberi umpan balik, baik berupa kritik ataupun saran, lakukan dengan segera. Karena kalau kita menundanya, kita ataupun orang yang diberi umpan balik tersebut mungkin saja lupa dengan kesalahan yang harus diperbaiki tersebut. Awali dengan apresiasi. Sifat dasar manusia memang lebih suka dipuji dibanding dikritik. Jadi untuk membuat kesannya baik dan tidak buat penerima umpan balik atau kritik itu segan mendengarkan saran dari kita, mulailah dengan mengapresiasi bagian yang kita anggap sudah baik. Contohnya: “Waah kamu tadi bagus deh konten presentasinya, gue suka,.. tapi eh tapi kayaknya lebih bagus deh kalau tadi intonasi suaranya agak diatur..” Fokus pada perilakunya. Ketika ingin memberikan umpan balik, fokuslah pada perilakunya. Hindari komentar pada orangnya. Misalnya hindari kata-kata seperti: “kok kamu rambutnya keriting sih?”. Hal ini bukan hanya tidak membantu pendengar umpan balik tersebut untuk memperbaiki performa dirinya, akan tetapi bisa saja malah membuat mereka marah. Ungkapkan dengan bahasa yang baik. Hal ini sangatlah peting: gunakanlah bahasa yang sopan dan baik. Pastikan kamu tidak sednag menggunakan nada marah , emosional, ataupun bahasa kasar. Mengungkapkan dengan bahasa yang tidak sopan atau kasar pasti membuat penerima tersinggung, sehingga sulit memproses dengan positif feedback atau umpan balik yang kita berikan. Be specific. Kebiasaan orang-orang pada umumnya ketika mengkritik atau memberi umpanbalik adalah terlalu general. Misalnya: “Materinya kurang nih…”. Sebenarnya tidak ada yang salah ketika kita memberikan feedback dengan general, akan tetapi akan jauh lebih baik jika kita memberikannya dengan spesifik. Hal ini membuat penerima lebih mudah untuk memperbaiki bagian yang sebenarnya memang harus ditingkatkan. Beri dia dukungan dan minta pendapat untuk jalan keluarnya. Terkadang, ada beberapa tipe orang yang ketika kita beri umpanbalik akan merasa sedikit down atau rendah diri, oleh karena itulah telah menjadi tanggungjawab kita juga untuk memberikannya dukungan dan motivasi agar dia tidak terpuruk dan bangkit untuk memperbaiki diri. Selain itu, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dua arah. Akan jauh lebih baik, ketika mencari solusi atau jalan keluar dari apa yang kita kritik, kita juga berkomunikasi dengan dia perihal solusi atau jalan keluarnya. Sehingga kita tidak terkesan menggurui atau terlalu menasehatinya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP KTSP) MERENCANAKAN DAN MENGELOLA PERTEMUAN/RAPAT Disusun Oleh: Nama : Nur Savita Putri NIM : 13802241048 Pendidikan Administrasi Perkantoran 2013 B PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016