BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis pada saat ini memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan – perusahaan agar dapat bersaing dengan competitor. Persaingan antar perusahaan tersebut berlangsung secara bebas namun ketat karena bermunculan perusahaan asing ( foreign company ) di dalam negeri. Persaingan yang ada tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik di mata public pada umumnya dan khususnya di mata para investor asing maupun domestic. Perbankan saat ini menjadi komoditas yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (credit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, pajak, air, iuran kuliah dan pembayaran lainnya. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Menurut Kasmir (2008), dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan (financial problem). Penelitian ini mencoba melihat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham, kemudian melihat pengaruh beberapa aspek yang memungkinkan dapat mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang bergerak dalam bidang industri perbankan yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk. Bank Mandiri dipilih karena beberapa alasan antara lain karena bank ini sampai saat ini masih belum stabil atau dengan kata lain sejak diterpa masalah pada tahun 1997 dan sampai saat ini Bank Mandiri masih bertopang pada BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia adalah skema bantuan/pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia. Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada bulan Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank ), melihat dampak dari krisis ekonomi global terhadap harga saham Bank Mandiri karena Bank Mandiri merupakan salah satu BUMN yang dapat menggerakkan perekonomian negara Indonesia secara signifikan dan alasan lainnya karena adanya isu yang mengatakan bahwa perusahaan perbankan milik pemerintah (BUMN) akan melakukan merger pada waktu dekat ini sehingga perusahaan perbankan pemerintah menjadi hanya dua. Likuidasi, pengambilalihan dan restrukturisasi perbankan mencerminkan betapa tidak sehat kondisi perbankan nasional saat ini. Serta untuk melihat kinerja keuangan yang diukur dari rasio keuangan Bank Mandiri yang saat ini dikenal sebagai market leader di industri perbankan Indonesia kemudian mencoba menguji apakah kinerja tersebut dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal. PT Bank Mandiri (Persero) (selanjutnya disebut "Bank Mandiri") adalah pemain lama dan merupakan salah satu market leader dalam bidang perbankan di Indonesia. Bank Mandiri merupakan perusahaan yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh pemerintah dengan komposisi kepemilikan saham 70% dan public 30%. Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, digabung ke dalam Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu. Setelah selesainya proses merger, Bank mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Tujuan dari perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang perbankan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Selain itu, lahirnya Perusahaan perbankan lain di Indonesia seperti Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank CIMB Niaga dan perusahaan perbankan lainnya, juga ikut meramaikan persaingan dunia perbankan di Indonesia yang menjadi pesaing PT. Bank Mandiri, Tbk di bisnis perbankan. Saham-saham sektor perbankan diprediksi masih akan berkilau sepanjang enam bulan kedua 2012 ini. Kepala Riset PT Universal Broker, Satrio Utomo, mengungkapkan, hal ini didorong kinerja industri perbankan yang makin membaik dan tumbuh signifikan. Tercatat pada sesi I perdagangan Kamis 14 September 2012, sejumlah saham perbankan meningkat, dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang naik Rp150 menjadi Rp7.300 dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menanjak 150 menjadi Rp8.500. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menguat Rp100 menjadi Rp6.000 dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp75 menjadi Rp3.900. (www.antaranews.com). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Dengan melakukan analisis terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka investor akan dapat mengetahui saat yang tepat kapan mereka akan menjual atau membeli sejumlah saham dengan tolok ukur keseimbangan serta menghitung tingkat rasio yang diprediksi sehingga akan terjadi keseimbangan harga saham perusahaan pada bursa. Setiap investasi tentu memiliki risiko dan return yang berbeda-beda. Para investor sendiri tentu selalu berharap dapat memaksimalkan return atas investasinya berdasarkan tingkat toleransinya terhadap risiko. Investor yang berani mengambil risiko (risk taker) cenderung memilih saham-saham dengan tingkat risiko yang tinggi dengan pengharapan akan menuai return yang tinggi pada akhirnya. Sebaliknya, investor yang kurang berani (risk averse) cenderung memilih saham-saham dengan return yang normal. Tingkat keuntungan (return) merupakan motivasi investor dalam berinvestasi, karena itu, return seringkali dijadikan sebagai ukuran dalam membandingkan berbagai alternatif investasi. Pengukuran return historis memberikan dua keuntungan bagi investor. Hal yang pertama, pengukuran return historis yaitu memungkinkan investor mengetahui keberhasilan mereka dalam melakukan suatu investasi. Hal yang kedua, pengukuran return historis juga ikut berperan dalam memperkirakan return masa depan. Salah satu tujuan investor dalam berinvestasi adalah memperoleh deviden. Tujuan lain adalah memperoleh capital gain, yaitu selisih lebih antara harga investasi saat ini dengan harga investasi di masa lalu. Perilaku investor seperti itu mengindikasikan bahwa mereka membeli saham pada saat harga saham turun dan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat. Indikasi ini menyimpulkan bahwa seorang calon investor yang ingin membeli saham di pasar sekunder harus senantiasa memperhatikan pergerakan harga saham tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa harga saham itu berfluktuatif serta tidak dapat diprediksi secara pasti pergerakannya. Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga saham akan berpengaruh terhadap capital gain yang akan diterimanya. Hal tersebut dikarenakan kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Menurut Munawir (2007), salah satu sumber informasi yang baik bagi investor adalah laporan keuangan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang berkaitan. Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisa kondisi fundamental suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan rugi laba (profit and loss), neraca (balance sheet) dan kondisi arus kas (cash flow) perusahaan. Posisi laba rugi perusahaan, keadaan neraca perusahaan, perbandingan antara ekuitas dan utang, dan kondisi arus kas harus selalu diperhatikan untuk dapat mendeteksi keadaan perusahaan apakah masih cukup likuid untuk beroperasi atau justru ada masalah. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (09) dinyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan ,pemberi pinjaman, pemasok dan kredit usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperolah dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik,finansial dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan. Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui analisis rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lainnya seperti cash flow untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas, yaitu rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek; (2) rasio aktivitas, menyatakan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimikinya; (3) rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan; (4) rasio solvabilitas (leverage), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dan (5) rasio pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Pada dasarnya untuk mengevaluasi laporan keuangan, harus disesuaikan dengan kepentingan masingmasing. Misalnya, seorang investor yang menanamkan modalnya dalam berupa saham di suatu perusahaan prinsipnya akan berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan di masa yang akan datang. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang disebut dengan profitabilitas. Dalam bentuk rasio profitabilitas, perusahaan dapat menarik perhatian investor untuk mendapatkan tambahan modal/dana dengan cara menjual sahamnya. Dampak positif dalam menganalisis rasio profitabilitas bagi investor yaitu untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan profit/keuntungan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin efektif dan efisien cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit dari operasi perusahaannya. Dan yang berimplikasi langsung terhadap investor yaitu dengan semakin tingginya rasio profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibayarkan kepada para investor. Selanjutnya, para investor menaruh perhatian pula pada tingkat rasio nilai pasar perusahaan. Rasio nilai pasar ini digunakan oleh investor untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi yang terjadi di pasar/market. Dan bagi perusahaan, rasio ini mampu memberikan pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakannya dan dampaknya pada masa yang akan datang. Selain para investor menaruh perhatian pada tingkat rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar perusahaan, pemberi kredit pun akan menaruh perhatian pada tingkat likuiditas perusahaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban lancar finansialnya. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 200%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar). Contoh: Membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb. Menurut Munawir (2007), suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada saat waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak extern), mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern), mampu membayar bunga dan dividend yang dibutuhkan dan mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Pengurus Bank dan Kreditor jangka pendek sangat berminat pada kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dalam jangka pendek. Tetapi para kreditor jangka panjang atau pemegang saham selain berminat pada kondisi jangka pendek justru terutama berminat pada kondisi jangka panjang karena posisi keuangan jangka pendek betapapun baiknya tidaklah selalu paralel dengan posisi keuangan jangka panjang. Selain itu, rasio yang menjadi salah satu perhatian para pemberi pinjaman (Bank) yaitu rasio solvabilitas atau disebut juga rasio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Menurut Husnan (2005), saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan, disebut pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada modal yang disetorkan. Pergerakan harga saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan hukum penawaran. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham yang merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi (performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang tertuang dalam penyusunan skripsi dengan judul : “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, NILAI PASAR, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK MANDIRI, TBK PERIODE 2002-2011”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Loan To Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2002-2011 secara parsial. 2. Bagaimana pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Loan To Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2002-2011 secara bersamaan. 1.3 Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Loan To Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2002-2011 secara parsial. 2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Loan To Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2002-2011 secara bersamaan. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kontribusi Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Rasio keuangan yang diteliti diwakili oleh rasio profitabilitas (ROE), rasio nilai pasar (EPS), rasio likuiditas (LDR) dan rasio solvabilitas (CAR). Bilamana hasil penelitian ini memiliki pengaruh signifikan antara variabel ROE, EPS, LDR dan CAR terhadap perubahan harga saham maka hasilnya dapat memberikan kesesuaian dengan teori. Namun bila penelitian menghasilkan yang sebaliknya, maka perlu dicari fakta-fakta penyebabnya. Dengan demikian dapat diidentifikasikan pada fakta-fakta yang berdasarkan acuan teoritis. 1.4.2 Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan akan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh rasio profitabilitas (ROE), rasio nilai pasar (EPS), rasio likuiditas (LDR) dan rasio solvabilitas (CAR) terhadap harga saham. Apabila hasil penelitian ini memiliki pengaruh signifikan antara variable ROE, EPS, LDR dan CAR terhadap perubahan harga saham maka perusahaan/bank dapat menjadikan hal ini sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan terutama dalam rangka pencapaian manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham. Serta bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu rasio profitabilitas, nilai pasar, likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan sebelum menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham yang ditinjau dari tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income, mengukur berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya, kemampuan perusahaan/bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan debitur dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat mempengaruhi besarnya modal bank. Apabila hasil penelitian ini menghasilkan hal yang sebaliknya, maka hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang bagi perusahaan/bank ataupun investor maka perusahaan/bank ataupun investor dapat menggunakan cara lain untuk menilai harga saham. 1.5 Definisi Variabel-Variabel Penelitian a. Rasio Profitabilitas Menurut Munawir (2007), Rasio profitabilitas atau rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas/keuntungan yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas yang diteliti diwakili oleh Return On Equity (ROE). Menurut Kasmir (2011), pengertian ROE adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. b. Rasio Nilai Pasar Rasio selanjutnya yang peneliti teliti adalah rasio nilai pasar. Rasio ini adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Menurut Fahmi (2012) rasio nilai pasar adalah rasio yang digunakan oleh investor untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi yang terjadi di pasar/market. Dan bagi perusahaan, rasio ini mampu memberikan pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakannya dan dampaknya pada masa yang akan datang. Rasio nilai pasar yang diteliti diwakili oleh Earning Per Share (EPS). Menurut Munawir (2007) EPS adalah jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham adalah keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan. Keuntungan netto ini setelah dikurangi dengan dividend dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham prioritas, merupakan keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham. Dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham dengan jumlah lembar saham yang beredar akan diketahui jumlah keuntungan untuk setiap lembar saham. c. Rasio Likuiditas Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki posisi keuangan yang kuat apabila memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada saat waktu jatuh tempo. Rasio selanjutnya yang diteliti adalah rasio likuiditas. Menurut Fahmi (2012), pengertian rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Contoh membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji lembur, tagihan telepon dan lain sebagainya. Karena itu rasio likuiditas sering disebut dengan short term liquidity. Rasio likuiditas diwakili oleh Loan to Deposit Ratio. Menurut Kasmir (2008), Loan To Deposit Ratio yaitu rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan To Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. d. Rasio Solvabilitas Variabel terakhir yang diteliti adalah rasio solvabilitas. Menurut Kasmir (2008), rasio solvabilitas adalah ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Rasio solvabilitas ini diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Dendawijaya (2009:46), CAR adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat mempengaruhi besarnya modal bank. e. Harga Saham Menurut Martono dan Harjito (2007), saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Suatu harga saham yang disebut harga nominal. Harga nominal ini merupakan harga yang ditetapkan oleh emiten setelah menilai setiap lembar harga yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal ini biasanya tergantung pada keinginan emiten dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan untuk memperoleh laba. 1.6 Outline Skripsi Outline penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan penyampaian informasi berdasarkan urutan dan aturan logis penelitian. Secara garis besar penelitian ini dijabarkan dalam lima bab. Pokok utama bahasan dalam penelitian ini adalah pengaruh rasio profitabilitas, nilai pasar, likuiditas dan solvabilitas terhadap harga saham pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2002-2011. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan judul penelitian yang menggambarkan secara singkat tentang masalah yang ditulis. Kemudian penelitian diawali dari bab I yang isinya menjelaskan mengenai pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Pada latar belakang masalah, dijelaskan mengenai fenomena yang terjadi mengenai penilaian harga saham PT. Bank Mandiri di pasar modal. Setelah latar belakang dikemukakan maka selanjutnya dirumuskan sejumlah permasalahan seputar penelitian ini. Tujuan penelitian ini merupakan arah penelitian yaitu merinci apa yang ingin diketahui dan ditulis dalam bentuk pernyataan. Kegunaan penelitian merupakan manfaat dari penelitian ini. Kegunaan tersebut diwujudkan dalam bentuk kontribusi secara teoritis dan praktis. Serta definisi variable yang digunakan dan membahas mengenai outline skripsi. Selanjutnya pada bab II diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang dijelaskan mengenai studi literature dari referensi ilmiah baik itu skripsi, tesis maupun jurnal yang telah diterbitkan. Referensi ilmiah tersebut berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam bab ini dikemukakan pembahasan mengenai Pertama; Perbankan, meliputi: sejarah perbankan, fungsi perbankan. Kedua; Kinerja, meliputi: pengertian kinerja, tujuan dan manfaat penilaian kinerja, pengukuran penilaian kinerja, alat ukur penilaian kinerja. Ketiga; Laporan Keuangan, meliputi: pengertian laporan keuangan, tujuan dan manfaat laporan keuangan, jenis laporan keuangan, sifat dan keterbatasan laporan keuangan. Keempat; Analisis Laporan Keuangan, meliputi: pengertian analisis laporan keuangan, teknik analisis laporan keuangan. Kelima; Analisis Rasio Keuangan, meliputi: pengertian rasio sebagai analisis, manfaat analisis rasio, jenis-jenis rasio keuangan. Keenam; menjelaskan mengenai rasio profitabilitas, nilai pasar, likuiditas dan solvabilitas. Serta dilanjutkan membahas kajian penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. Tinjauan pustaka yang ada dalam bab ini membantu disusunnya kerangka pemikiran yang melandasi hipotesis. Kerangka pemikiran berisi pola nalar terhadap teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, yang akan mendukung penelitian ini dan pengembangan hipotesis. Selanjutnya diikuti dengan bab III yang membahas mengenai gambaran perusahaan dalam studi empiris, pengidentifikasian variable-variable penelitian. Pada bab ini juga dilakukan operasionalisasi variable serta dijelaskan mengenai cara pengukuran variabel-variabel tersebut. Selain itu juga dikemukakan teknik pemilihan data dan metode analisis data. Dan pada bab IV yang merupakan isi pokok dari keseluruhan penelitan ini. Bab ini menyajikan hasil pengolahan data dan analisis atas hasil pengolahan tersebut. Penyajian hasil pengolahan data dilakukan melalui deskripsi variabel secara statistik. Setelah itu, dilakukan uji normalitas terhadap variabel-variabel yang akan menentukan uji hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kemudian pada akhir penulisan skripsi ini yaitu adalah bab V yang menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan saran. Hasil kesimpulan ditarik dari perumusan masalah setelah melalui proses analisis dan pembahasan. Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian ini. Setelah itu, saran kemudian diberikan atas dasar kesimpulan yang diambil. Saran tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi objek penelitian.