BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus menciptakan dan menerapkan strategi baru yang dapat meningkatkan kinerja (seperti: meningkatkan keuntungan, meningkatkan produktifitas, meningkatkan layanan, dll) agar dapat bertahan dipersaingan yang ketat. Hal tersebut menyebabkan perusahaan manufaktur dihadapkan pada permasalahan yang semakin kompleks dalam rancangan produk yang akan dibuat. Tuntutan produk yang berkualitas tinggi dari pihak konsumen menjadi suatu hal yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan (Curkovic, et al. 2000), dan tentunya kualitas produk yang melebihi standar dapat terwujud bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan berorientasi pada kepuasan pelanggan (Irianto, 1998). Secara tradisional, proses pengambilan keputusan pada permasalahan ini dilakukan secara serial yaitu pertama sebuah desain produk dipilih dari sejumlah desain yang memungkinkan, umumnya yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan desain produk adalah tuntutan pasar dan batasan teknis. Kemudian desain yang telah dipilih diterjemahkan ke dalam rencana kegiatan produksi yang sesuai dengan tujuan-tujuan operasional seperti utilisasi kapasitas, load balancing dan sebagainya. Kemudian pada akhirnya, keputusan desain produk dan perencanaan produksi dijadikan batasan untuk fungsi logistik yang kemudian akan digunakan untuk menentukan pemasok. Pada perusahaan manufaktur modern, biaya yang dikeluarkan untuk merancang sebuah produk adalah hanya sebesar 5% dari keseluruhan biaya produksi. Namun demikian, proses perancangan memiliki dampak yang paling besar terhadap kelancaran proses manufaktur secara keseluruhan yaitu sebesar 70% (Boothroyd et. al., 1994). Dengan demikian bila proses perancangan tidak melibatkan aspek produksi dan rantai pasok maka potensi akan timbul masalah yang berkaitan dengan rancangan yang dibuat akan juga menjadi sangat besar. Proses perancangan produk dewasa ini tidak dapat dilihat sebagai bagian yang terpisah dari proses manufaktur. Pada perkembangannya proses perancangan produk harus melibatkan berbagai aspek yang terkait dengan proses manufaktur. Tujuannya adalah untuk menghasilkan rancangan produk yang bukan hanya mampu memenuhi target performansi melainkan juga mudah dalam proses pembuatannya dan dengan biaya yang minimum (Schuch, 1989). Pada proses perancangan produk, aspek-aspek yang terkait dengan proses manufaktur dan rantai pasok harus dipertimbangkan pada tahap perancangan fisik produk dan pada tahap perancangan detail produk karena pada kedua tahapan ini dihasilkan solusi berupa gambar atau tampilan produk secara fisik. Sehingga rancangan yang dihasilkan bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen namun juga memenuhi batasan-batasan yang terkait dengan aspek manufaktur dan rantai pasok. Fine, et.al (2005) dalam penelitiannya membangun sebuah model untuk pemilihan rancangan produk. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Fine, et.al (2005) diusulkan sebuah pendekatan untuk mengevaluasi berbagai tradeoff yang terjadi pada proses pengembangan produk. Model yang dikembangkan penelitian ini bertujuan untuk memilih sebuah konfigurasi yang terdiri atas rancangan produk, urutan proses perakitan dan rancangan sistem rantai pasok dari sejumlah alternatif konfigurasi yang tersedia. Model yang dihasilkan Fine, et.al (2005) belum dapat menghasilkan sebuah konsep rancangan fisik produk baru melainkan hanya memilih dari sejumlah alternatif rancangan yang tersedia dan belum memperhitungkan penentuan nilai toleransi kualitas rancangan produk. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang menjembatani gap antara penelitian perancangan proses (design process) dengan penelitian perbaikan kualitas yang menghasilkan model pemilihan komponen produk sehingga dihasilkan sebuah rancangan produk baru yang biaya manufakturnya murah juga mempertimbangkan faktor kontinuitas pasokan komponen dengan cara memberikan faktor koreksi terhadap penurunan nilai produk pada biaya manufaktur komponen (Rizkianda, 2009). 1.2 Rumusan Masalah Model yang dihasilkan Fine, et.al (2005) belum dapat menghasilkan sebuah konsep rancangan fisik produk melainkan hanya memilih dari sejumlah alternatif rancangan produk. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian yang menghasilkan model untuk pemilihan komponen produk sehingga dihasilkan sebuah rancangan produk yang biaya manufakturnya murah dan komponennya mudah diperoleh berdasarkan biaya manufaktur komponen, biaya pelibatan pemasok/subkontraktor, biaya perakitan komponen dan biaya kualitas. Model ini juga mempertimbangkan faktor kontinuitas pasokan komponen dengan cara memberikan faktor koreksi terhadap penurunan nilai produk pada biaya manufaktur komponen. Dengan demikian rancangan yang akan dihasilkan dari eksekusi model akan menjadi rancangan yang murah dari sisi manufaktur maupun dari sisi rantai pasok. 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka diambil sejumlah batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dalam lingkup perancangan proses (process design), yaitu menentukan proses manufaktur yang dapat membuat produk dalam batas-batas toleransi yang ditentukan pada ongkos yang minimum. 2. Parameter yang digunakan penelitian ini adalah biaya manufaktur komponen, biaya pelibatan pemasok/subkontraktor, biaya operasi perakitan komponen, biaya kualitas. 3. Toleransi yang diperhitungkan adalah toleransi dimensi yang bersifat bilateral, yaitu besarnya toleransi pada dua sisi bernilai sama. 4. Reliabilitas setiap komponen dianggap sama. 5. Sifat karakteristik kualitas adalah nominal is the best, yaitu nilai target karaktersitik kualitas yang terbaik tepat berada di tengah dan nilai sesungguhnya berkurang ke arah dua sisi secara kuadratik. Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Analisis toleransi menggunakan pendekatan statistik, dan indeks kapabilitas proses sama dengan satu (Cp=1). 2. Karakteristik kualitas menyimpang dari target desain secara simetris mengikuti fungsi kerugian kuadratik, yaitu karaktersitik kualitas berkurang atau meyimpang secara kuadratik seiring dengan pergerakan nilai sesungguhnya dari target. 3. Kapasitas untuk masing-masing alternatif proses dalam satu tahapan proses diasumsikan sama. 4. Hubungan antar variabel karakteristik masing-masing alternatif proses bersifat independen satu sama lain. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model yang berfungsi untuk menentukan komponen sehingga menghasilkan sebuah rancangan produk yang biaya manufakturnya murah dan komponen-komponennya mudah diperoleh. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Pada Lingkungan Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan di lingkungan akademik dan 2. Pada lingkungan industri manufaktur Penelitian ini diharapkan agar perusahaan dapat menentukan: a) Keputusan dalam pemilihan pemasok pada pemilihan proses manufaktur b) Pemilihan outsourcing, dimana spesifikasi pesanan konsumen berupa nilai toleransi kualitas digunakan sebagai dasar pemilihan dan tetap melihat kemampuan sumber daya yang ada diperusahaan