Kualitas produk, Brand Image , dan Keputusan Pembelian Ulang

advertisement
Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Air
Minum Dalam Kemasan Galon Aqua Di Kota Padang
Yul Ardiansyah
Fakultas Ekonomi
Jln. Prof, Dr, Hamka Air Tawar Barat Padang
([email protected])
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan brand image
terhadap keputusan pembelian ulang air minum dalam kemasan galon Aqua di Kota Padang. Populasi
penelitian ini adalah masyarakat Kota Padang yang mengkonsumsi air minum dalam kemasan galon
Aqua. Pemilihan sampel menggunakan metode area sampling dan penentuan ukuran sampel
menggunakan pendapat Slovin. Besarnya ukuran sampel yaitu 100 Orang responden. Teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis). Hipotesis diuji dengan uji F
dan uji T pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang air minum dalam kemasan galon Aqua di Kota Padang
sebesar 9.8% dan berpengaruh tidak langsung sebesar 13.72% terhadap keputusan pembelian ulang
air minum dalam kemasan galon Aqua, (2) Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian ulang air minum dalam kemasan galon Aqua di Kota Padang sebesar 28.41% terhadap
keputusan pembelian ulang air minum dalam kemasan galon Aqua. Sedangkan 48.07% dipengaruhi
oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Kata kunci : Kualitas produk, Brand Image , dan Keputusan Pembelian Ulang.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the extent of the influence of quality product and
brand image on repurchase decisions re- gallon bottle drinking water Aqua at Padang. The
population of research is people who live at Padang rity that consumie Aqua drinking water. The
sample using area sampling method and the determination of sample size usie Slovin. Data analysis
techniques use descriptive and path analysis . The hypothesis was tested with the F test and T test at α
= 0.05. The results showed that: (1) Quality of product significan effect on purchase decisions regallon bottle drinking water Aqua at Padang of 9.8% and i\ndirect effect of 13.72% on purchase
decisions re-gallon bottle drinking water Aqua, (2) a brand image on significan effect on purchase
decisions re- gallon bottle drinking water Aqua at Padang of 28.41% of the purchase decision over
re-gallon bottle drinking water Aqua. While 48.07% influenced by other factors outside the research.
Key: product quality, brand image, and Re-Purchase Decision.
1
PENDAHULUAN
Dalam lingkungan kehidupan yang
relatif konsumtif disertai dengan maraknya
promosi saat ini, sangat mempengaruhi
masyarakat untuk membeli suatu produk.
Hal ini menjadi suatu faktor penting bagi
produsen
dalam
memahami
sikap
konsumen, karena konsumen menjadi
fokus perhatian produsen. Konsumen yang
bersikap positif terhadap suatu produk
akan cenderung memiliki keinginan yang
kuat untuk memilih dan membeli produk
yang
disukainya,
sebaliknya
jika
konsumen bersikap negatif terhadap suatu
produk, biasanya konsumen tidak akan
memperhitungkan produk itu sebagai
pilihan pembeliannya, bahkan tidak jarang
konsumen
akan
menyampaikan
ketidaksukaannya tersebut kepada teman,
kerabat, atau tetangganya.
Sebuah merek mempunyai peranan
yang sangat penting dalam strategi
pemasaran untuk membedakan suatu
produk perusahaan dengan produk
pesaingnya. Situasi persaingan yang
semakin ketat, maka peran merek pun akan
menjadi semakin penting. Seorang
produsen tidak cukup hanya menawarkan
produk berkualitas tinggi untuk menarik
perhatian konsumen, tetapi juga perlu
meningkatkan kekuatan mereknya di
pasar. Oleh karena itu, sebuah merek harus
mengeluarkan semua keunggulan yang
dimilikinya.
Untuk memenangkan persaingan,
perusahaan harus mengetahui apa dan
bagaimana kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dalam memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen, perusahaan
harus mengetahui dan mempelajari
perilaku konsumen.
Membuat
keputusan
untuk
membeli bagi konsumen merupakan
keputusan yang sangat sulit dan harus
melalui beberapa tahap yang dimulai
dengan adanya kebutuhan, mencari
alternatif, evaluasi alternatif, proses
pembelian dan perasaan setelah membeli
produk.
2
Menurut Kotler dan Keller
(2009:189) keputusan pembelian adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi
dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan
faktor kedua adalah faktor situasional yang
tidak diharapkan.
Oleh karena itu keputusan untuk
memilih sebuah produk atau brand tentu
didasarkan pada kebutuhan individu
tersebut, sehingga program pemasaran
perlu disesuaikan dengan mereka. Jika
konsumen memperoleh kesan positif
terhadap suatu merek dimasa lalu,
misalnya manfaat yang diterima sebanding
atau lebih besar dari pengorbanan yang
dikeluarkan, maka konsumen akan
melakukan pembelian ulang.
Dari sekian banyak faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam
memilih produk, salah satunya karena
pengetahuan mengetahui atribut-atribut
produk yang nantinya akan membentuk
citra positif merek dibenak konsumen.
Atribut produk tersebut meliputi: merek,
kemasan,jaminan (garansi), pelayanan, dan
sebagainya. Merek merupakan salah satu
dari atribut yang sangat diperhatikan oleh
konsumen dalam proses pembelian, sebab
merek
dapat
digunakan
untuk
membedakan suatu produk dengan produk
lainnya dan merek yang baik juga dapat
menyampaikan jaminan tambahan berupa
jaminan kualitas dari suatu produk.
Dalam persaingan pasar yang
kompetitif, masing-masing perusahaan
berusaha untuk menjadi yang terbaik
dimata konsumen, dengan menawarkan
berbagai
jenis
produk
dengan
keunggulannya masing-masing. Setiap
perusahaan berlomba melakukan inovasi.
Aqua adalah sebuah merek air minum
dalam kemasan yang diproduksi oleh Aqua
Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun
1973. Aqua adalah pelopor industri air
minum di Indonesia. Aqua didirikan oleh
Tirto Utomo, warga asli Wonosobo.
Beberapa praktisi dan pengamat
bisnis beranggapan bahwa bisnis air
mineral bersumber dari mata air alami dan
diproses melalui penyulingan alami
dianggap sebagai sebagai komoditi bisnis
yang sangat menjanjikan untuk saat ini dan
masa yang akan datang. Salah satu merek
yang bergerak dalam bisnis air minum
mineral adalah Aqua. Aqua merupakan
merek air minum mineral yang pertama
yang mendapatkan pengakuan dari
masyarakat Indonesia dan merupakan
merek market leader produk air mineral di
Indonesia.
Akibat dari kesuksesan dan
keberhasilan Aqua di pasar, banyak
pengikut yang mencoba bergerak di bisnis
air minum mineral yang menjadi pengikut
(Follower) dalam bisnis tersebut. Di
Indonesia yang menjadi pengikut dari
kesuksesan Aqua seperti Ades, Alto, Asia
Bagus, Cheers, Ozon, dan Total.
Berdasarkanlatar belakang masalah
yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Produk danBrand Image Terhadap
Keputusan Pembelian UlangAir Minum
Dalam Kemasan Galon Aqua di Kota
Padang”.
KAJIAN TEORI
Keputusan Pembelian Ulang
Dalam keputusan membeli barang,
konsumen sering kali ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran atau pembeliannya. Umumnya
ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan
seseorang.
Pemahaman
mengenai masing-masing peranan ini
sangat berguna dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kelima peran tersebut meliputi (Kotler,
2005:220):
Pemrakarsa/pencetus
(initiator),
yaitu orang yang pertama kali menyadari
adanya keinginan atau kebutuhan yang
belum terpenuhi dan mengusulkan ide
untuk membeli suatu barang atau jasa
tertentu.
Pemberi pengaruh (influencer),
yaitu orang yang pendangan, nasehat, atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan
pembelian.
Pengambil keputusan (decider),
yaituorang yang sangat menentukan
sebagian atau keseluruhan keputusan
pembelian, misalnya apakah akan jadi
pembeli, apa yang akan dibeli, bagaimana
cara membeli atau dimana membelinya.
Pembeli (buyer), yakni orang yang
melakukan pembelian aktual.
Pemakai (user), yaitu orang yang
mengkonsumsi atau menggunakan barang
atau jasa yang dibelinya.
Pengambilan keputusan konsumen
berbeda-beda, tergantung jenis keputusan
pembeliannya. Menurut Kotler dan
Armstrong (2008:177), ada empat jenis
perilaku pembelian konsumen berdasarkan
tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat
perbedaan di antara merek, yaitu:
Perilaku Pembelian Kompleks
(complex buying behavior). Perilaku
pembelian konsumen dalam situasi yang
ditentukan oleh keterlibatan konsumen
yang tinggi dalam pembelian dan
perbedaan yang dianggap signifikan
antarmerek. Konsumen mungkin sangat
terlibat ketika produk itu mahal, jarang di
beli, dan sangat memperlihatkan ekspresi
diri.
Umumnya,
konsumen
harus
mempelajari banyak hal tentang kategori
produk.
Perilaku
Pembelian
yang
Mengurangi
Ketidaknyamanan
(dissonance reducing buying behavior).
Perilaku
membeli
ini
mempunyai
keterlibatan yang tinggi, dan konsumen
menyadari hanya sedikit perbedaan antara
berbagai merek. Komunikasi pemasaran
harus
ditujukan
pada
penyediaan
keyakinan dan evaluasi yang membantu
konsumen merasa puas dengan pilihan
mereknya.Perilaku
Pembelian
yang
Rutin/Biasa
Perilaku pembelian ini memiliki
keterlibatan yang rendah, dan tidak
terdapat perbedaan merek yang signifikan.
Konsumen
membeli
suatu
produk
3
berdasarkan kebiasaan, bukan karena
kesetiaan terhadap merek.
Perilaku Pembelian yang Mencari
Variasi (variety seeking buying behavior).
Perilaku
membeli
ini
mempunyai
keterlibatan yang rendah, namun masih
terdapat perbedaan yang jelas. Konsumen
berperilaku dengan tujuan mencari
keragaman, bukan kepuasan. Dalam
perilaku ini, merek bukan merupakan
sesuatu yang mutlak.
Konsep Kualitas Produk
Kualitas produka dalah salah satu
sarana positioning
utama pemasar.
Kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa, oleh karena
itu,
kualitas berhubungan erat dengan
nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti
lebih sempit, kualitas dapat didefinisikan
sebagai bebas dari kerusakan. Kualitas
produk mempunyai dua dimensi yaitu
tingkat dan konsistensi.
Menurut Kotler dan Amstrong
(2008:272)
Kualitas produk berarti
karakteristik produk atau jasa yang
tergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan yang
dinyatakan atau diimplikasikan.
Sedangkan menurut Garvin yang
dikutip Tjiptono (1997:25) mendefinisikan
tujuh dimensi yang digunakan untuk
menganalisis karakteristik kualitas produk
sebagai berikut:
Performance
yaitu
berkaitan
dengan aspek fungsional dari produk itu
dan merupakan karakteristik yang
dipertimbangkan
pelanggan
ketika
membeli suatu produk.
Feature yaitu aspek kedua dari
performansi yang menambahkan fungsi
dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan
pengembangannya.
Reliability yaitu berkaitan dengan
probabilitas atau kemungkinan suatu
produk melaksanakannya fungsinya secara
berhasil dalam periode waktu dari kondisi
tertentu.
4
Conformance
yaitu
tingkat
kesesuaian produk terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan keinginan pelanggan.
Durability yaitu ukuran masa pakai
suatu produk.
Servicebility yaitu karakteristik
yang
berkaitan
dengan
kecepatan,
keramahan atau kesopanan, kompetensi,
kemudahan serta akurasi dalam perbaikan
suatu produk.
Aestheties yaitu karakteristik yang
bersifat subjektif sehingga berkaitan
dengan bagian pribadi dan refleksi dari
preferensi atau pilihan individual.
Pendapat tersebut menunjukkan
bahwa pelanggan akan melihat bagaimana
kinerja produk, keandalannya, spesifikasi
yang ditawarkan, dan lain-lain.
Dapat
disimpulkan
bahwa
pemasaran merupakan kegiatannya yang
di dalamnya terdapat proses perencanaan
tentang pembuatan barang atau jasa yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan memberikan
pelayanan yang baik.
Sehingga
diharapkan akan terus terjadi pembelian
kembali atau loyal terhadap perusahaan.
Karena dengan perasaan loyal dari
konsumen
maka
akan
terpelihara
hubungan baik yang berkelanjutan.Hal
inilah yang menjadi kunci memenangkan
persaingan dalam dunia usaha.
Brand Image
Produk mudah sekali ditiru tetapi
merek khususnya citra merek yang
terekam dibenak konsumen, tidak dapat
ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif
sangatlah sulit bagi perusahaan untuk
menarik pelanggan baru, mempertahankan
pelanggan yang sudah ada, serta meminta
mereka membayar dengan harga yang
lebih tinggi (Susanto dan Wijanarko,
2004:80).
Pada umumnya asosiasi merek
(terutama yang membentuk citra merek)
menjadi
pijakan
konsumen
dalam
pengambilan keputusan pembelian yang
diharapkan berlanjut pada pembelian
ulang.
Menurut Tjiptono (2002:49) brand
image (brand description) merupakan
deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
konsumen tentang merek tertentu.
Sedangkan asosiasi merupakan atribut
yang ada didalam merek dan memiliki
suatu tingkat kekuatan. Selain itu menurut
Rangkuti
(2002:43)
brand
image
merupakan sekumpulan asosiasi merek
yang terbentuk dibenak konsumen.
Konsumen yang terbiasa menggunakan
merek tertentu cenderung memiliki
konsistensi terhadap brand image, hal ini
sering juga disebut dengan kepribadian
merek (brand personality).
Menurut Kartajaya (2006:373)
:Citra merek yang terjadi dibenak
konsumen tidak selalu sama dengan pesan
yang dibawakan iklan bahkan positioning
yang diinginkan. Sebab berbagai asosiasi
yang tertanam dibenak konsumen tidaklah
hanya berasal dari periklanan. Pengalaman
ketika membeli,menggunakan, bahkan
menjual kembali produk tersebut juga
akan menghasilkan berbagai asumsi. Kalau
asumsi yang terbentuk itu memperkuat
positioning yang dikomunikasikan lewat
periklanan dan menguntungkan.Nmaun
juga pengalaman membentuk asosiasi
yangtidak diinginkan maka hal ini akan
menumbulkan masalah.
Menurut
Durianto
(2001:69)
asosiasi merek adalah segala kesan yang
muncul dibenak konsumen yang lekat
dengan ingatannya mengenai suatu
merek.Sedangkan menurut Aaker dalam
Rangkuti (2002:43) asosiasi merek adalah
segala hal yang berkaitan dengan ingatan
mengenai merek.
Dari kedua pendapat para ahli
diatas maka dapat di simpulkan bahwa
asoasiasi adalah segala sesuatu yang
melekat dibenak konsumen mengenai
merek tersebut. Jadi keterikatan suatu
merek akan lebih kuat bila diiringi dengan
pembelian dan akan berlanjut pada
keputusan pembelian ulang terhadap
merek tersebut. Dengan begitu diharapkan
berbagai asosiasi yang diingat konsumen
dapat dirangsang sehingga membentuk
citra tentang merek (brand image) dalam
benak konsumen.
MenurutDurianto
(2001:69)
berbagaifungsiasosiasitersebutadalah:Mem
bantu
proses
penyusunaninformasi,
Membedakan, suatu asosiasi dapat
memberikan landasan yang penting bagi
upaya perbedaan suatu merek dengan
merek yang lain. Alasan pembelian,
asosiasi merek memerlukan berbagi atribut
produk atau manfaat bagi konsumen yang
dapat meberikan alas an spesifik bagi
konsumen untuk mebeli dan menggunakan
merek tersebut.Menciptakan sikap atau
perasaan positif, beberapa asosiasi mampu
merangsang suatu perasaan positif
terhadap merek yang bersangkutan.
Sedangkan
menurut
Kotler
(2002:225) citra merek adalah serangkaian
keyakinan
atau
kepercayaan
yang
dipegang konsumen terhadap suatu produk
tertentu. Suatu merek yang telah mapan
memiliki posisi penjualan yang lebih
tinggi dalam persaingan bila didukung
oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai
asosiasi yang paling berhubungan akan
menambah suatu rangkaian yang disebut
brand image (Durianto, 2001:69).
Kerangka Konseptual/ Model Penelitian
Kualitas
Produk
(X1)
Brand
Image
(X2)
Keputusan
Pembelian Ulang
Air Minum
Dalam Kemasan
Galon Aqua Di
Kota Padang (Y)
5
Hubungan Antara Kualitas Produk
Dengan Keputusan Pembelian Ulang.
Konsumen saat ini lebih suka
membeli produk yang manfaatnya dapat
melebihi dari harapan mereka. Salah satu
nilai harapan dan keinginan konsumen dari
perusahaan adalah kualitas produk yang
tinggi. Keputusan pembelian akan terjadi
jika konsumen melihat kualitas dari
produk itu sendiri apakah memenuhi
keinginan konsumen atau tidak.
Menurut Tjiptono (1997:25) untuk
mengetahui kualitas produk itu bagus
dapat dilihat dari peformance, durabilty,
conformance to specifications, features,
reability, aesthelia, perceived Quality.
Dilihat dari segi pesaing didunia bisnis
saat ini maka setiap perusahaan hendaklah
dituntut
untuk
meningkat
kualitas
produknya.
Menurut
Kotler
(2006:6)
menyatakan bahwa kualitas adalah
keseluruhan ciri-ciri, sifat suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh kepada
kemampuan produk untuk menjalankan
fungsinya yang mencakup daya tahan
kehandalan,
kekuatan,
kemudahan
penggunaan, reparasi produk dan ciri-ciri
bernilai lainnya.Jadi dapat disimpulkan
bahwa kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ulang.
Produk bermutu tinggi akan sangat disukai
konsumen dengan demikian besar
kemungkinan konsumen untuk melakukan
pembelian.
HubunganAntaraBrand
ImageDenganKeputusanPembelian
Ulang
Menurut Schifman dan Kanuk
(2004:173)
Jika
konsumen
tidak
mempunyai pengalaman dengan suatu
produk,
mereka
cendrung
untuk
“mempercayai” merek yang disukai atau
yang terkenal. Para konsumen sering
menganggap merek-merek yang terkenal
lebih baik dan pantas dibeli karena adanya
6
jaminan
penuh
terhadap
kualitas,
keandalan, kinerja, dan pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Peter dan Olsen dalam
Rangkuti (2004:20) tentang pengambilan
keputusan pembelian, apabila pelanggan
dihadapkan pada pilihan seperti nama
merek, harga, serta, berbagai atribut
produk lainnya, ia akan cendrung memilih
nama merek terlebih dahulu setelah itu
baru memikirkan harga. Pada kondisi
seperti
ini,
merek
merupakan
pertimbangan pertama dalam pengambilan
keputusan secara cepat.
Menurut Kapferer dalam Rangkuti
(2004:16), apabila suatu konsep merek
yang kuat dapat dikomunikasikan secara
baik kepada pasar sasaran yang tepat,
maka merek akan menghasilkan brand
image yang dapat mencerminkan identitas
merek yang jelas.
Hipotesis
H1
:
Kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
ulang.
H2 : Brand image berpengaruh terhadap
keputusan pembelian ulang.
Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang
ingin dicapai maka penelitian ini
digolongkan kepada penelitian kausatif.
Penelitian kausatif adalah suatu penelitian
yang bertujuan untuk menentukan
hubungan sebab akibat dari suatu variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Uji Normalitas
Untuk
mendeteksi
normalitas
data,dapat
dilakukan
dengan
uji
Kolnomogrov-Smirrnov. Caranya adalah
dengan menetukan terlebih dahulu
hipotesis pengujian yaitu:
Hipotesisi Nol (Ho) : data terdistribusi
secara normal
Hipotesis alternatif (Ha)
: data tidak
terdistribusi secara normal
Jika α<0,005, maka Ho diterima Ha
diterima.
Uji Homogenitas
Ujihomogenitasdigunakanuntukme
lihatapakah
data
homogenatautidak.Pengujianhomogenitas
menggunakanmetodekolmogrovsmirnovpada
α=0,05dengankriteriasebagaiberikut
Jika nilai sig ≥ α varians homogen
Jika nilai sig >α varians tidak homogen
Analisis Jalur
Metode penilaian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik analisis jalur (path analysis).
Analisis ini dibuat untuk menerangkan
akibat langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel penyebab (variable
eksogen) terhadap variabel
akibat
(variable endogen)
Menurut Sitepu dalam Idris
(2008:101) rumus menghitung koefisien
jalur secara manual adalah sebagai berikut
:
n
yxi  byxi
 x 2 ih
h 1
n
2
y h
; i  1,2,3,....., k
h 1
Keterangan :
Pyxi : Merupakan koefisien jalur Xi
terhadap Y
byxi : Merupakan variabel regresi dari
variabel Xi terhadap Y
Menentukan pengaruh variabel
lain (Pүε) yang tidak dimasukkan kedalam
model, dengan rumus:
Py  1  R 2 y. X 1 . X 2
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
Uji Normalitas
Masing-masing variabel X1 (kualitas
produk), X2 (Brand image), dan Y
(Keputusan pembelian ulang) diperoleh
Asymp. Sig (2-tailed) >0,05. Ini berarti
semua variabel datanya terdistribusi secara
normal.
Uji Homogenitas
nilai koefisien korelasi Spearman
untuk masing-masing variabel X1 (kualitas
produk), X2 (Brand image), dan Y
(Keputusan pembelian ulang) > 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa varians data
untuk semua variabel adalah homogen atau
varians data populasi dari semua data
sampel yang diambil homogen.
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Ulang Air
Minum Dalam Kemasan Galon Aqua di
Kota Padang.
Hipotesis
pertama
yang
diajukanyaitukualitasprodukberpengaruhsi
gnifikanterhadapkeputusanpembelianulang
air minumdalamkemasangalon Aqua di
Kota Padang. Dari hasilpengolahan data
makadiperolehthitungsebesar 9,822 >ttabel =
1,66039pada
sig.
0,00
<
0,05
artinyavariabelkualitasprodukberpengaruhs
ignifikanterhadapkeputusanpembelianulan
g air minumdalamkemasangalon Aqua di
Kota Padang.
Berdasarkan hasil penelitian pada
variabel kualitas produk galon Aqua
diketahui bahwa masyarakat Kota Padang
merespon dengan baik kualitas produk
galon Aqua. Dimana skor tertinggi berada
pada pernyataan air galon Aqua
merupakan air mineral yang sehat dan skor
terendah pada pernyataan kemasan air
galon Aqua tertutup rapat. Dari hasil
analisis, diketahui koefisien variabel
kualitas produk pada angka sig = 0,00 <
0,05 ini menunjukan bahwa kualitas
produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian ulang, artinya bahwa
kualitas produk dapat mempengaruhi
keputusan pembelian ulang.
Pada perhitungan langsung dan
tidak langsung menunjukan bahwa
7
pengaruh kualitas produk sebesar 54,9%,
artinya kualitas produk mempengaruhi
keputusan pembelian ulang air minum
dalam kemasan galon Aqua sebesar
54,9%.
Sejalan dengan penelitian ini
pendapat kotler (2006:6) menyatakan
bahwa
Menurut
Kotler
(2006:6)
menyatakan bahwa kualitas adalah
keseluruhan ciri-ciri, sifat suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh kepada
kemampuan produk untuk menjalankan
fungsinya yang mencakup daya tahan
kehandalan,
kekuatan,
kemudahan
penggunaan, reparasi produk dan ciri-ciri
bernilai lainnya. Sedangkan menurut
Garvin yang dikutip Tjiptono (1997:25)
mendefinisikan tujuh dimensi yang
digunakan
untuk
menganalisis
karakteristik kualitas produk adalah
Performance,
Feature,
Reliability,
Conformance, Durability, Servicebility,
dan Aestheties.
Suatu produk yang dihasilkan dapat
dikatakan berkualitas apabila sesuai
dengan keinginana konsumen dan dapat
dimanfaatkan dengan baik serta memiliki
keandalan
sehingga
produk
yang
dihasilkan sesuai dengan selera dan
keinginan konsumen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Produk yang bermutu tinggi
akan sangat diminati oleh konsumen,
dengan demikian, besar kemungkinan
konsumen berminat membeli secara
berulang-ulang.
Pengaruh Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Ulang Air
Minum Dalam Kemasan Galon di Kota
Padang.
Hipotesiskedua
yang
diajukanyaitubrand
imageberpengaruhsignifikanterhadapkeput
usanpembelianulang
air
minumdalamkemasangalon Aqua di Kota
Padang Dari hasilpengolahan data
makadiperolehthitungsebesar 2,128 >ttabel
8
= 1,66039 pada sig. 0,036 < 0,05
artinyavariabelbrand
image
berpengaruhsignifikanterhadapkeputusanp
embelianulang
air
minumdalamkemasangalon Aqua di Kota
Padang.
Berdasarkan hasil penelitian pada
variabel brand image air dalam kemasan
galon Aqua diketahui bahwa masyarakat di
Kota Padang merespon dengan baik.
Dimana skor tertinggi berada pada
pernyataan air galon Aqua merupakan
minuman yang baik untuk kesehatan dan
skor terendah terdapat pada pernyataan
Aqua bertanggung jawab atas kerugian
konsumen yang disebabkan kesalahan
teknis dan pada pernyataan air galon Aqua
merupakan air mineral yang populer. Dari
hasil analisis, diketahui koefisien jalur
variabel brand image pada angka sig =
0,036 < 0,05 ini menunjukana bahwa
brand image berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian ulang air
minum dalam kemasan galon Aqua,
artinya brand image dapat mempengaruhi
keputusan pembelian ulang.
Pada perhitungan langsung dan tidak
langsung menunjukan bahwa pengaruh
brand image 2,34%. Artinya brand image
mempengaruhi keputusan pembelian ulang
sebesar 2,34%. Menurut Schifman dan
Kanuk (2004:173) jika konsumen tidak
memiliki pengalaman dengan suatu
produk,
mereka
cenderung
untuk
mempercayai merek yang disukai atau
merek yang sudah terkenal, para konsumen
sering menganggap merek-merek yang
terkenal lebih baik dan pantas dibeli
karena adanya jaminan penuh terhadap
kualitas, keandalan, kinerja dan pelayanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkanhasilpenelitian
disimpulanbahwa
konsumen
akan
melakukan pembelian ulang secara terus
menerus apabila kualitas produk dan brand
image air minum dalam kemasan galon
Aqua di Kota Padang semakin baik.
Untuk meningkatkan keputusan
pembelian ulang maka disarankan kepada
pimpinan perusahaan sebagai berikut:
1) Memperjelasmasakadarluarsa
Air galon Aqua.
2) Mencantumkangaransi
yang
akandiberikanolehperusahaan.
3) Perusahaanmemperapattutupgal
on Aqua supaya airnya tidak
tumpah.
Untuk meningkatkan brand image
air minum dalam kemasan galon Aqua
sebagai berikut:
1) Perusahaan
mendengarkankeluhandan
saran konsumen,
2) Perusahaanbertanggungjawabp
enuh atas kesalahan yang di
sebabkan oleh kesalahan teknis
3) Perusahaan lebih menyesuai
kan harga air galon Aqua
dengan
keadaan
ekonomi
konsumen.
Saran untuk peneliti selanjutnya
agar
meneliti
faktor
lain
yang
mempengaruhi keputusan pembelian ulang
air minum dalam kemasan galon Aqua di
Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Cannon, Joseph P. Perreault, William D.
McCharty, E Jerome. 2008.
Pemasaran Dasar. Edisi Enam
Belas Buku Satu. Jakarta:
Salemba Empat.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Tony
Simanjuntak.
2001.
Strategi
Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas Dan Perilaku Merek.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
____________, dll. 2004. Brand Equity
Ten. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Griffin,
jill. 2005. Customer
menumbuhkan
loyalty
dan
mempertahankan
kesetiaan
pelanggan. Alih bahasa: dwi
kartini yahya. Jakarta: erlangga
Idris. 2008. Aplikasi Model Analisis Data
Kuantitatif Dengan Program
Spss. Edisi Revisi Ketiga. FE
UNP
Kartajaya, Hermawan. 2006. Hermawan
Kartarajaya
On
Marketing.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kotler,Philip.2006.Manajemen Pemasaran
Jilid 2. Alih bahasa Benyamin
Molan. Jakarta PT Indeks.
_________ dan Keller Kevin Lane. 2009,
Manajemen Pemasaran. Alih
bahasa: Bob Sabran, MM. Edisi
13 jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga
_________dan Armstrong. 2008, . PrinsipPrinsip Pemasaran. Alih bahasa:
Bob Sabran, MM. Edisi 12 jilid 1
dan 2. Jakarta: Erlangga
Nedi. 2008. Hubungan Citra Merek (
brand image) dan Keputusan
pembelian (studi kasus pada Bank
Muamalat Indonesia Palembang)
.
www.thewinnerlife.blogsspot.co
m/2008/.tanggal 15 Juni 2012.
Novita, Yulia. 2005. Persepsi Konsumen
Tentang Bauran Promosi dan
Pengaruhnya Terhadap Frekuensi
Menginap Pada Hotel Pusako
Bukttinggi.
Skripsi
Tidak
Diterbitkan. Padang: FE UNP.
Nur, Indriantoro dan Bambang, Supomo.
1999.
Metode
Penelitian
Bisnis.Yogyakarta: BPFE
Rangkuti, Freddy. 2002. The Power Of
Brand, Teknik mngelola Brand
Ekuity
dan
Strategi
9
Pengembangan merek. Jakarta
:PT Gramedia Pustaka Utama.
______________, 2004. The Power of
Brands, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Riduwan.
2009. Metode & Teknik
Menyusun Tesis. Bandung :
CV Alfabeta
Schiffman,Leon G dan Leslie,Lajar
Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen
Edisi ketujuh. Alih Bahasa Drs.
Zoelkifli Kasip. Jakarta : PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Simamora, Bilson. 2003, Membongkar
Kotak Hitam Konsumen. Jakarta:
Gramedia pustaka utama
.
Susanto, AB dan Wijanarko. 2004. Power
Branding, Membangun Merek
Unggul
dan
Organisasi
Pendukungnya. Jakarta: PT Mizan
Publika.
Tjiptono,
Fandy.
1997,Strategi
Pemasaran. Edisi ke-2, Andi,
Yogyakarta.
____________ 2002. Brand Management.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius.
(2005).
Service,
Quality
Satisfaction. Andi, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
10
Download