Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi

advertisement
Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dengan Sentuhan Komunikasi
Barkah Hadamean
Abstract: The library is the heart of the college. College
libraries provide information for learning, research, and
community services. College library users are the ones
who are in a college environment, which consists of
lecturers, students, researchers, and clerks. College
library should have principles that can support the
development of library service quality. One is to apply
the principles of communication such as promotion and
public relations.
Keywords: College, Library, communication
Pendahuluan
Semakin berkembangnya era globalisasi di Indonesia membuat
masyarakat awam dan pemerintah semakin sadar akan pentingnya
pendidikan. Mahasiswa yang merupakan calon pemimpin bangsa
harus dipikirkan pula pendidikannya. Membaca dan meneliti
merupakan adalah satu cara dalam meningkatkan pendidikan para
mahasiswa. Dalam lingkungan Perguruan Tinggi, salah satu tempat
yang tepat untuk menemukan buku-buku bacaan tersebut adalah
perpustakaan pusat di Universitas mereka. Banyak anggapan bahwa
minat baca mahasiswa rendah, namun kenyataannya selalu dikaitkan
dengan fasilitas yang terdapat di dalam perpustakaan pusat mereka
kurang mendapatkan banyak perhatian dari pemerintah maupun
pengelola perguruan tinggi tersebut.
Menurut Sapardi Djoko Damono, seorang guru besar Fakultas
Sastra Universitas Indonesia, perpustakaan dan pusat dokumentasi
merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat modern, tempat kita
semua bisa mendapatkan gambaran tentang perkembangan

Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah STAIN Padangsidimpuan.
64
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
pemikiran masyarakat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa masyarakat modern membutuhkan tempat untuk
mendapatkan informasi, dan salah satu dari tempat tersebut adalah
perpustakaan. Masyarakat modern tersebut juga termasuk
mahasiswa yang membutuhkan informasi sebanyak-banyaknya untuk
keperluan kuliah mereka dan hal lainnya. Mahasiswa merupakan
calon pemimpin masa depan, sehingga pendidikannya harus
diperhatikan secara baik.1
Menurut Sutarno NS dalam bukunya yang berjudul
Perpustakaan dan Masyarakat, perpustakaan perguruan tinggi sering
disebut sebagai “jantung universitas”, karena tanpa perpustakaan
tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran menjadi kurang
optimal. Jika perpustakaan umum diibaratkan sebagai universitas
rakyat, yang bertujuan untuk menyediakan sumber belajar dan
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, maka
perpustakaan perguruan tinggi ada di suatu perguruan tinggi, baik di
universitas, akademi, sekolah tinggi, ataupun institut. Tujuan dari
perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi
adalah memberikan pelayanan informasi untuk kegiatan belajar,
penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka Tri Dharma
Perguruan Tinggi.2 Adapun para pemakai perpustakaan perguruan
tinggi adalah orang-orang yang berada dalam lingkungan perguruan
tinggi, yang terdiri atas para staf pengajar (dosen), mahasiswa,
peneliti, dan mereka yang terlibat dalam kegiatan akademik (civitas
akademika).
Terlihat pada perpustakaan perguruan tinggi sejak maraknya
warnet dan kemudahan mengakses informasi di google kebanyakan
mahsiswa lebih memilih warnet dan wifi dibanding meminjam buku
atau menggalinya di perpustakaan. Penurunan jumlah pengunjung
dan jumlah buku-buku yang dipinjam oleh mahasiswa terjadi secara
bertahap. Pada bulan-bulan dimana bertepatan dengan ujian tengah
semester dan akhir semester, perpustakaan ramai digunakan.
1
Sapardi Djoko Darmono. Perpustakaan Sekolah; Pendekatan Aspek
Manajemen dan Tata Kerja. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 3.
2
Sutarno NS. Membina Perpustakaan Desa. (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2008),
hlm. 52
65
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Terlihat bahwa kepedulian para mahasiswa terhadap sarana
perpustakaan masih sangat rendah. Berikut ini beberapa hal yang
dapat dilakukan pengelola perpustakaan untuk meningkatkan budaya
gemar membaca bagi para mahasiswa yaitu:
1. Mempromosikan perpustakaan
2. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna
perpustakaan
3. Menganjurkan berbagai cara penyajian kuliah yang dikaitkan
dengan tugas-tugas di perpustakaan
4. Memberikan kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang
menarik untuk pengguna perpustakaan
5. Memberi kebebasan membaca secara leluasa kepada
mahasiswa
6. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar para pengguna
merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan.3
Pengertian Komunikasi.
Istilah komunikasi yang semula merupakan fenomena sosial,
kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri.
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis yang berarti sama, maksudnya sama makna
mengenai suatu hal.4 Dari definisi ini dapat dipahami bahwa
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan. Akan tetapi pengertian
komunikasi yang dipaparkan di atas masih bersifat dasar, dalam arti
kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan
makna antara dua pihak yang terlibat.
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Carl I.
Hovland sebagaimana dikutip Onong Uchjana, ilmu komunikasi
adalah “Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
3
Wiranto dkk, Manajemen Perpustakan, (Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 1997),
hlm. 1
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 3.
66
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
sikap”.5 Sedangkan definisi komunikasi itu menurut Carl adalah
“Proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process
to modify the behavior of other individuals)”.6
Dari beberapa definisi di atas tersimpul tujuan, yakni memberi
tahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku. Oleh karena
komunikasi ini mengandung tujuan, maka harus dilakukan dengan
perencanaan. Sejauhmana ukuran perencanaan itu, bergantung
kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang
dijadikan sasaran.
Strategi Komunikasi.
Strategi adalah “Rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus”.7 Selanjutnya strategi komunikasi
adalah “Sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran
komunikasi”.8 Pada hakekatnya strategi komunikasi merupakan
paduan perencanaan dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi komunikasi ini harus
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Oleh karena itu
berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi ini.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terencana
mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi penerima/komunikan.
Pengaruh/efek adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang
sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang
diinginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan yang
terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh
komunikator. Seperti rumus yang dibuat oleh Jamias, yaitu pengaruh
sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media dan penerima.9
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 10.
6
Ibid.
7
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),
hlm. 1092.
8
Ibid.
9
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 147.
67
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Jika dikaji lebih jauh pertanyaan “Efek apa yang diharapkan”,
maka para ahli komunikasi menawarkan pendekatan yang disebut AA Procedure yaitu from Attention to Action Prosedure, yaitu:
Attention (perhatian), Interest ( minat), Desire (hasrat), Decision
(keputusan) dan Action (kegiatan).10 Untuk menimbulkan efek
sebagaimana yang diharapkan, maka proses komunikasi diawali
dengan membangkitkan perhatian komunikan. Apabila perhatian
komunikan telah berhasil dibangkitkan, hendaknya disusul dengan
upaya menumbuhkan minat yang merupakan kelanjutan dari
perhatian, dan merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk
melakukan kegiatan. Namun hasrat saja tanpa ada keputusan belum
berarti apa-apa. Oleh karena itu harus ada dorongan untuk membuat
keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana
diharapkan komunikator. Untuk mencapai tujuan komunikasi secara
efektif, seorang komunikator perlu memahami sifat-sifat komunikasi
dan pesan guna dapat menentukan jenis media yang akan diambil
dan teknik komunikasi yang akan ditetapkan.
Teknik Komunikasi.
Teknik adalah “Metode atau sistem mengerjakan sesuatu.”11
Selanjutnya yang dimaksud dengan teknik komunikasi adalah cara
atau seni penyampaian suatu pesan yang dilakukan komunikator,
sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan.12 Oleh
karena itu yang terpenting dalam komunikasi ialah bagaimana
caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu
menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak
yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan yaitu: dampak kognitif,
dampak afektif dan dampak behavioral.
Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan
komunikator, teknik komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Komunikasi informative bertujuan untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku dengan cara halus, luwes, dan
mengandung sifat-sifat manusiawi. Teknik persuasif ini sering
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003), hlm. 304.
11
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1158.
12
Effendy, Dinamika Komunikasi, hlm. 6.
68
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
dikatakan sebagai kegiatan psikologis, hal ini dikarenakan
teknik ini menggunakan manipulasi psikologis sehingga
komunikan bertindak atas kehendaknya sendiri.
2. Komunikasi persuasif merupakan kebalikan dari teknik
persuasif, walaupun tujuan kedua teknik ini sama, namun cara
pendekatannya berbeda.
3. Komunikasi instruktif/koersif mengandung sanksi atau
ancaman, perintah, instruksi bahkan suap, pemerasan dan
boikot. Akibat dari teknik koersif/instruktif ini adalah
perubahan sikap, pendapat atau perilaku dengan perasaan
terpaksa, sehingga menimbulkan perasaan tidak senang
4. Hubungan manusiawi (human relations) 13 dalam arti luas
adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam
segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Hubungan
manusiawi adalah komunikasi antar persona untuk membuat
orang lain mengerti dan menaruh simpati.14 Jelas bahwa ciri
khas hubungan manusiawi adalah interaksi atau komunikasi
antar persona yang sifatnya manusiawi.
Tehnik hubungan manusiawi ini dapat digunakan untuk
menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Seorang komunikator
harus dapat membawa komunikan (penderita) dari problem situation
kepada problem solving behavior. Dalam kegiatan hubungan
manusiawi ada cara yang bisa digunakan untuk membantu
komunikan yang menderita frustasi, yakni konseling.
Agar komunikasi ini mencapai tujuan dan sasarannya, maka
perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan
berdasarkan komponen-komponen proses komunikasi yang telah
dijelaskan pada pasal sebelumnya. Apabila komunikan yang akan
dijadikan sasaran sudah jelas, pesan yang akan disampaikan sudah
ditata/disusun dan juga media dan efek yang diharapkan sudah
ditentukan, maka komunikator tinggal menetapkan teknik apa yang
akan digunakannya sesuai dengan hal-hal yang telah dipersiapkan.
13
14
Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, hlm. 8.
Ibid., hlm. 140.
69
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Strategi Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan dalam
Perspektif Komunikasi
Sebagaimana salah satu fungsi perpustakaan di Perguruan
Tinggi adalah sebagai sumber informasi. Maka ide-ide kreativitas dari
manajemen perpustakaan dan usulan dari mahasiswa sebagai
pengunjung bagi siswa adalah sangat dibutuhkan. Khususnya
dibagian kehumasan dituntut penting untuk mengembangkan sistem
informasi dengan menggunakan tehnik komunikasi periklanan dan
kehumasan. Kedua tehnik tersebut harus dapat dikuasai oleh bidang
manajemen
kehumasan
dari
perpustakaan
agar
dapat
mengoptimalisasi peranan perpustakaan berkembang.
Hal di atas sejalan dengan pendapat Darmono yang
mengatakan bahwa perpustakaan memiliki fungsi sebagai informasi.
Solusi untuk mengembangkan fungsi tersebut secara nyata dengan
mengembangkan periklanan informasi perguruan tinggi secara
terbuka melalui media online dan offline. Selain itu dalam bidang
kehumasan perpustakaan perguruan tinggi kerap melakukan
pameran dan eksibisi atau diskusi panel kepada publik internal
kampus ataupun ekternal.
Periklanan perpustakaan perguruan tinggi
Tujuan dari adanya periklanan perpustakaan adalah untuk
mempromosikan berbagai hal-hal yang urgen dan terbaru. Pada
intinya fungsi iklan yang utama adalah mengenalkan produk dan
tindakan terpenting adalah bagaimana bisa mempengaruhi
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut.
Mengadopsi pendapat Bovee (1985) dalam Excellence
Advertising, jika direalisasikan dalam bidang perpustakaan guna
meningkatkan kualitas layanan dapat penulis kolaborasikan
pembahasan berikut ini:
a.
Mendiferensikan produk15
Perpustakaan sebagai sumber pengetahun di perguruan tinggi
tidak hanya identik dengan buku sebagai produk yang biasa saja.
Namun banyak hal produk perpustakaan yang menjadikan
15
Courtland L. Bovée. Advertising Excellence, (New York: McGraw-Hill, 1985),
hlm. 20-24.
70
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
pengunjung tertarik untuk berkunjung. Hal ini dapat dicontohkan
pada:
1) Persyaratan member yang mudah
2) Layanan jasa peminjaman dengan proses yang mudah
3) Kemudahan akses internet
4) Fasilitas majalah dan koran yang up todate
5) Foto copy murah
6) Fasilitas ruangan yang nyaman dan tenang
7) Penyediaan snack, makanan dan minuman
8) Ruangan ibadah, dan
9) Toilet
Berbagai fasilitas yang mudah tersebut dapat diakses secara
gratis dengan mendaftar menjadi pelanggan premium. Berbagai
fasilitas ditawarkan dengan memiliki perbedaan yang differensial.
Bagi perpustakaan perguruan tinggi produk perpustakaan adalah
utamanya adalah keyamanan dan ketersediaan katalog yang akan
dicari. Khususnya bagi mahasiswa yang berada di luar universitas
tersebut dapat menawarkan menjadi member yang persyaratannya
dengan mudah dan akses peminjaman yang dengan jangka yang
tertentu.
Mengkomunikasikan informasi produk16
Berbagai produk dan perbedaannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pengunjung. Agar lebih terpublikasi informasi dari produk
tersebut adalah dengan memberikan layanan bagi para pengunjung.
Tugas pemberian layanan informasi akan lebih mudah dimengerti bila
setiap
petugas/pegawai
perpustakan
perguruan
tinggi
memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
1) Memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minatminat dan kebutuhan-kebutuhan pengunjung untuk
memperluas horizon membaca.
2) Membantu para mahasiswa yang sedang mengerjakan
laporan-laporan dan proyek-proyek lainnya serta kegiatan
belajar mereka.
b.
16
Ibid, hlm. 26.
71
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
3) Mengajar para mahasiswa bagaimana menggunakan buku dan
fasilitas-fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu
memperkembangkan
kecakapan
mereka
tentang
keperpustakaannya.
4) Memberi bantuan kepada para pengajar dalam perencanaan
kurikulum dan turut membantu menyelesaikan problemproblem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran.
5) Membantu
program-program
service
training
dan
perkembangan profesi para guru, memberikan stimulasi
kepada guru dan para mahasiswa dalam menggunakan
perpustakaan.17
Jadi pada dasarnya memberikan pelayanan kepada civitas
akademika adalah salah satu bentuk Tri Dharna Perguruan Tinggi
yang harus didukung sepenuhnya oleh para petugas perpustakaan
untuk memperluas pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu
atmosfer yang baik di dalam perpustakaan.
c.
Mendorong pemakaian produk perpustakaan
Melalui dorongan periklanan kepada mahasiswa dan
pengunjung pustakawan dapat mensugesti untuk menjadi member
perpustakaan. Tidak hanya sampai pada tahap menjadi member saja
pengunjung dan mahasiswa utamanya juga harus tetap diberikan
pelayanan yang ramah agar terus-menerus melakukan interaksi
dengan perpustakaan.
d.
Meningkatkan preferensi dan loyalitas merek (image
perpustakaan)
Perpustakaan yang memiliki loyalitas dan kinerja pustakawan
yang tinggi akan memberikan pelayanan baik karena menyangkut
loyalitas perpustakaan sebagai bentuk “merk” yang popular di
kalangan pengguna produk perpustakaan (member).18 Sejalan
dengan itu keniscayaan loyalitas dan prefensi akan menjadi salah
satu acuan meningkatnya pengunjung dan minat baca mahasiswa.
17
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta : Gramedia. 1977),
hlm. 56-59.
18
Pauline H. Anderson. Library Media Leadership in Academic Secondary
Schools. (USA: LA. 1985), hlm. 27.
72
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
Hal inilah yang dapat menjadi nilai plus bagi perpustakaan yang harus
ditingkatkan kualitasnya.
Peran kehumasan bidang perpustakaan
Peranan kehumasan pada perpustakaan perguruan tinggi
adalah banyak dan luas meliputi berbagai bidang. Namun penulis
dalam hal ini tidak akan menyebutkannya karena difokuskan pada
dua hal yaitu kegiatan kehumasan guna menunjang strategi
peningkatan layanan jasa perpustakaan.19 Adapun kegiatan
kehumasan yang layak diterapakan oleh pihak perpustakaan adalah:
a.
Pameran
Pameran merupakan ajang kreativitas dan kualitas dari
perpustakaan dengan menampilkan berbagai kelebihan dikemas
secara eksklusif. Diantara hal-hal yang dapat ditampilkan adalah
1) Koleksi buku baru meliputi buku-buku yang terbaru dan
memang dibutuhkan oleh mahasiswa dan pengunjung.
2) Bedah buku dengan menghadirkan penulis buku dan
narasumber guna mensosialisasikan isi buku seacara terbuka.
3) Sistem informasi (software perpustakaan) berkaitan dengan
sistem kategori buku dengan bantuan digitalisasi informasi
katalog di dalam perpustakaan. Hal ini guna mempermudah
pengunjung mengetahui ketersediaan katalog yang akan di
cari.
4) Kualitas layanan menyangkut pelayanan jasa sirkulasi
peminjaman dan pengembalian serta permasalah buku yang
mudah dan cepat.
b.
Eksibis atau diskusi panel
Perpustakaan dalam eksibisi ini adalah merupakan support dari
perpustakaan berbagai kegiatan kajian keilmuan yang difasilitasi
perpustakaan. Hal ini dapat berupa diskusi kajian secara rutin,
berjangka, dan secara periodik. Bidang kehumasan sebagai sponsor
dalam bidang penyediaan referensi guna penujang kajian tersebut.
Kegiatan ini dapat berupa pengajian al-Qur’an, filsafat, kegamaan,
fiqh dan lain sebagainya.
19
Maurice B. Line, Academic Library Management (London: Library Association.
1990), hlm. 74.
73
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Solusi Terhadap Problema Peningkatan Kualitas Layanan
Perpustakaan dalam Perspektif Komunikasi
Memberikan kualitas layanan jasa perpustakaan secara
maksimal memang tidaklah mudah karena harus ada perencanaan
yang matang dan sistematis dari pihak perpustakaan. Priyanto
menggambarkan bahwa masih banyak perpustakaan perguruan tinggi
saat ini belum menjadi jantung universitas. Saat ini, menurutnya,
yang menjadi jantung perguruan tinggi masih berkisar pada catatancatatan kuliah temannya, bahkan foto copy buku yang ditulis
teman.20 Hal ini tidak perlu disangkal, sebab banyak mahasiswa yang
lulus menyelesaikan sudinya kemudian mencari surat bebas pinjam
dari perpustakaan yang tidak pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Ada pula yang lulus dengan indek prestasi tinggi, namun tanpa
memasuki dunia perpustakaan.
Oleh sebab itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu
memberikan solusi secara komunikatif yaknim memberikan
kesempatan kepada pustakawan untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi sehingga menjadi pustakawan yang profesional. Cara
peningkatan ini antara lain dengan memberikan izin atau tugas
belajar kelembagaan terkait yang lebih tinggi atau menyelenggarakan
pelatihan komunikasi kepada para pustakawan. Artinya bahwa
pustakawan selain mengetahui tentang seluk-beluk manajemen
perpustakaan skill komunikasi. Menurut Nitisemito (1992, 86)
pelatihan tersebut bermaksud untuk dapat memperbaiki dan
memperkembangkan sikap keterampilan komunikasi dalam melayani
pengunjug sehingga merasa nyaman dan pengetahuan pegawai.
Hal-hal tersebut perlu mendapat respon dari pimpinan
perpustakaan agar peningkatan Sumbre Daya Manusia mampu
merealisasikan tujuan dari Tridharma Perguruan Tinggi. Selanjutnya
dapat dilihat pula tujuan dari peningkatan sumber daya manusia
perpustakaan perguruan tinggi, yaitu:
1. Agar tercapai kondisi para staf perpustakaan mendukung
kemampuannya mewujudkan produktivitas yang tinggi dalam
20
Supriyo Priyanto. Penelitian Terhadap Lokasi/Daerah Perjuangan Pangeran
Diponegoro Dan Visualisasinya Dalam Maket-Diorama: Laporan Hasil Penelitian,
(Fakultas Sastra, Universitas Diponegoro, 1996), HLM. 42.
74
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
bekerja, baik dari segi fisik maupun psikis dan mampu
meningkatkan kesediaan bekerja keras dengan moral dan
disiplin yang tinggi. Kondisi yang hendak diwujudkan perasaan
aman dan puas bekerja karena berada dalam posisi yang
menyenangkan sesuai dengan harkat dan martabat sebagai
manusia;
2. Menunjang pencapaian tujuan di lingkungan agar staf
perpustakaan dapat memberikan hasil dan pelayanan yang
berkualitas;
3. Memberikan dukungan bagi terwujudnya proses produksi
berkualitas agar menghasilkan keuntungan atau manfaat
lainnya bagi badan atau lembaganya.
Cara peningkatan sumber daya manusia perpustakaan
perguruan tinggi dalam mencapai fungsi utama lembaga induknya:
1. Dengan meningkatkan kemampuan kerja, baik secara
individual, kelompok maupun sebagai kegiatan badan atau
lembaga secara keseluruhan.
2. Pendidikan non formal: Pendidikan yang diadakan oleh
lembaga perpustakaan itu sendiri, yang berkaitan dengan
segala sesuatu yang menyangkut pengolahan dan
pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Mereka dituntut ahli dalam bidang dokumentasi dan
informasi.21
Penutup
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas bahwa penulis
menganggap perpustakaan bagi perguruan tinggi adalah sebagai
sumber kekuatan bagi seluruh civitas akademika. Dengan demikian
kualitas layanan perpustakaan sangat penting ditingkatkan karena
akan membantu proses jalannya pembaharuan pengetahuan bagi
umat menuju yang lebih maju. Kenyamanan dan kelancaran proses
pelayanan harus menjadi prioritas perpustakaan perguruan tinggi
sehingga fungsi perpustakkan dapat dioptimalkan dengan baik.
Berkaitan dengan prinsip komunikasi perpustakaan akan
menjadi lebih kreatif dan komunikatif sehingga tidak ada kesan
21
Marihot Tua Efendi Hariandja, Yovita Hardiwati. Manajemen Sumber Daya
Manusia, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 30-34.
75
Barkah hadamean Harahap – Upaya Meningkatkan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
bahwa perpustakaan perguruan tinggi hanya tumpukan rak-rak buku
yang membosankan. Ide-ide komunikasi akan menjadikan
perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan dan memberi
inspirasi bagi pengunjungnya. Oleh karena itu pentingnya komunikasi
dalam meningkatkan kualitas layanan publik perpustakaan akan
menjadi lebih baik dengan adanya skill komunikasi bagi pustakawan.
Daftar Pustaka
Andy Barnett. Libraries Community And Technology, North Carolina:
McFarland and Company. Inc, 2002.
Chrystie Hill. Inside, Outside, and Online: Building Your Library
Community, Chicago: American Library Association, 2009.
Courtland L. Bovée. Advertising Excellence, New York: McGraw-Hill,
1985.
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004.
Joner Hasugian. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Medan: Usu Press, tt.
Marihot Tua Efendi Hariandja, Yovita Hardiwati. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta: Grasindo, 2002.
Maurice B. Line, Academic Library Management London: Library
Association. 1990.
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003..
Pauline H. Anderson. Library Media Leadership in Academic
Secondary Schools. USA: LA. 1985.
Sapardi Djoko Darmono. Perpustakaan Sekolah; Pendekatan Aspek
Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo, 2007.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.
1977.
Supriyo Priyanto. Penelitian Terhadap Lokasi/Daerah Perjuangan
Pangeran Diponegoro Dan Visualisasinya Dalam Maket76
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 1, Juni 2013
Diorama: Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Sastra, Universitas
Diponegoro, 1996.
Sutarno NS. Membina Perpustakaan Desa. Jakarta: CV. Sagung Seto,
2008.
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka,
2002
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
Wiranto dkk, Manajemen Perpustakan, Jakarta: Sinar Baru Algesindo,
1997.
77
Download