PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan bakteri asam laktat dalam bahan makanan dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme lain terutama bakteri perusak dan patogen. Bakteri asam laktat akan mengubah gula sederhana yang terkandung dalam bahan pangan menjadi asam laktat. Sebagian jenis bakteri asam laktat bahkan dapat mengubah gula sederhana menjadi asam asetat, etanol dan karbondioksida. Asam laktat dapat menurunkan pH bahan pangan, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Selain menghasilkan senyawa-senyawa asam, bakteri asam laktat juga dapat menghasikan senyawa-senyawa antimikroba lainnya seperti H2O2 dan senyawa diasetil yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan bakteri asam laktat dalam pengolahan bahan pengan ternyata tidak terbatas pada pengawetan dan sebagai penambah cita rasa saja, namun telah mengacu pada manfaatnya bagi kesehatan manusia. Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa ternyata bakteri asam laktat yang digunakan dalam pengolahan pangan mempunyai potensi sebagai probiotik yang dapat menguntungkan jika dikonsumsi. Probiotik merupakan suplemen makanan yang berisi mikroba hidup yang sangat menguntungkan bagi inangnya, karena dapat meningkatkan keseimbangan mikroflora usus (Fuller, 1989). Bakteri probiotik dapat bertahan hidup dan berkembang dalam saluran pencernaan karena tahan terhadap asam lambung dan garam empedu, oleh karena itu bakteri probiotik mempunyai banyak keuntungan. Keuntungan probiotik antara lain dapat menjaga keseimbangan mikroflora usus, dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dalam saluran pencernaan, selain itu probiotik juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yang memicu terjadinya kanker kolon. Penerapan penggunaan bakteri asam laktat dalam produk daging salah satunya adalah pada pembuatan sosis fermentasi (salami). Salami merupakan produk sosis mentah yang difermentasi dengan melibatkan mikroba, khususnya bakteri asam laktat. Produk salami mempunyai masa simpan yang lebih panjang dan cita rasa produk yang khas dibandingkan produk sosis yang tidak difermentasi. Selama ini pembuatan salami hanya terfokus pada masa simpan dan ketahanan terhadap pembusukan saja. Penambahan bakteri asam laktat yang berpotensi sebagai kandidat probiotik pada pembuatan salami diharapkan dapat memberi efek yang lebih menguntungkan bagi kesehatan selain sebagai penambah cita rasa dan untuk memperpanjang umur simpan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi bakteri asam laktat kandidat probiotik terbaik dalam pembuatan sosis fermentasi dan mengetahui kualitas mikrobiologi produk sosis fermentasi yang dihasilkan. 2