BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Periklanan merupakan sebuah proses komunikasi yang bertujuan membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan yang ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, jadi iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasi para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.1 Periklanan sangat terkait dengan komunikasi karena keduanya memiliki unsur-unsur yang serupa. Harlod D Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan Who Says What, in Which Channel To Whom, Whit What Effect, and Which Channel, Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Jadi berdasarkan paradigma Lasswell menunjukan bahwa Komunikasi meliputi 5 (lima) unsur sebagai jawaban dari pernyataan yang diajukannya itu, yakni: 1 Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Jakarta : Erlangga, Hal: 18 12 13 1. Komunikator (Communicator, Source, Sender) Adalah pengiklan ataupun produsen yang ingin mengiklankan produk marketnya kepada konsumen ataupun sasaran yang dituju. 2. Pesan (Message) Adalah pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan yang dikemas dalam bentuk iklan, dan di buat sangat menarik sehingga dapat menarik minat konsumen. 3. Media (Channel) Adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini bisa media cetak atau media elektronik. 4. Komunikan (Receiver) Adalah komunikan yang menerima pesan dari konsumen. Dalam iklan mereka adalah konsumen yang dituju oleh para produsen iklan. 5. Efek/Umpan Balik (Feedback) Adalah tanggapan seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator2. Dengan kata lain iklan berfungsi sebagai media yang menjembatani interkasi antara peodusen dan konsumen. Melalui iklan, kelompok-kelompok pemasar menginter perestasikan nilai guna dari suatu komoditas dan memproyeksikannya kedalam lingkup pasar global. Melalui iklan, citra mengenai kelompok-kelompok masyarakat tersebut di bentuk, dan dikonstruksikan kedalam bangunan kesadaran yang bermuara pada bujukan untuk mengkosumsi suatu komoditas. Menurut kotler, periklanan adalah semua bentuk penyajian non 2 Prof. Drs. Uchajana Effendy, Onong, MA. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, Hal: 10 14 personal, peromosi ide-ide, peromosi barang produk atau jasa yang di lakukan oleh sponsor, tertentu yang dibayar3. Griffin dan Albert menagatakan “advertising is paid, non personal communication used by and identified sponsor to inform an audiences about products”. Dari definisi-definisi periklanan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periklan merupakan proses komunikasi yang dilakukan perusahaan, lembaga non laba, maupun individu-individu dengan, menggunakan sejumlah biaya melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai ideide, barang atau jasa kepada khlayak4. Penyampaian pesan-pesan oleh pemasang iklan berhubungan dengan penyewaan ruang di sebuah media massa dengan komunikasi nonpersonal. Iklan yang digunakan untuk mempromosikan barang atau jasa pada konsumen bertujuan agar konsumen melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemasang iklan. Strategi komunikasi yang dirancang secara tepat akan menghasilkan tindakan yang diinginkan. Hal ini menandakan bahwa iklan yang baik terkait dengan perubahan sikap dan perilaku yang membawa pada perubahan tindakan. Hanya saja, tindakan itu tentu tidak harus terjadi dengan segera5. Jadi, iklan adalah suatu bentuk komunikasi massa yang digunakan oleh suatu organisasi yang ditujukan untuk memberikan informasi, mempromosikan 3 Kotler,philip, manajeman pemesaran (analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian), jilid1 erlangga, jakarta, 2002, hal 242. 4 Supramono, dan Haryanto, Jony Oktavian, 2003, Desain Proposal Penelitian: Studi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta 5 Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara., 2006. Marketing Communication – Taktik dan Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia). Hal: 42 15 keberadaan suatu produk kepada masyarakat yang diharapkan dapat menarik minat khalayak sasaran untuk dapat berpikir serta bertindak sesuai dengan keinginan dari pihak pemasang iklan. Selain isi pesan dari sebuah iklan hal lain yang tepenting dari sebuah iklan adalah kemasan yang menarik. Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan6. Memperhatikan suatu pesan komusikasi khususnya jika berkaitan dengan kepentingan sesuai dengan sikapnya, kepercayaannya dan nilainilai. Tanggapannya terhadap pesan komusikasi itu akan di ubah oleh tatanan Psikologinya7. Cara melihat dan mendengar apa yang ada didalam tayangan progam tersebut kahalayak (audience), juga merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya keberhasilan upaya komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat siteriman sampai kekhalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak (audience oriented) oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikatir 6 7 Jefkins,Frank, Periklanan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1997, Hal: 18 Prof. Onong U Effendy, Ilmu Teori, dan Filsafat komunikasi, Bandung, 2003, hal 316 16 mempengaruhi kalayak melalui pesan-pesan yang disebar luaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator8. Khalayak dalam komunikasi massa dapat terdiri dari pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton film dan televisi. Dengan kata lain, khalayak dalam komunikasi massa adalah mereka yang menjadi sasaran pesan-pesan yang besifat umum. Juga khlayak dapat merupakan orang banyak yang menjadi sasaran pidato atau media massa yang disebut dengan massa. Komunikasi antara media televisi selaku komunikator dengan khlayak tentunya akan melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti saaat ini, sangat memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu denga lainnya, demikian dengan kolompoknya atau dengan kelompok lainnya. Periklanan merupakan komunikasi komersil dan non komersil tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak (audience) target melalui media bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah, reklame luar ruang. Sedangkan iklan adalah suatu komunikasi yang mengunakan media masa sebagai alat untuk mengkomunikasikan pesannya. Ini dibutuhkan karena setiap pengiklan menyebarkan informasi tentang produknya melalui media9. Iklan adalah kegiatan yang menggunakan media massa dalam proses penyampaian pesannya. 8 9 Sasa Djaursa Sendjaya. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 1998 hal 55 Lee, Monle dan Johnson Carla. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Prenada Media. Jakarta. Hal: 3 17 Dalam hal ini Joshua Meyrowitz menggambarkan tiga metafora yang mewakili berbagai sudut pandang mengenai media, diantara sebagai berikut:10 1. Media sebagai vessel adalah suatu gagasan yang melihat media sebagai pembawa pesan (content) yang netral. 2. Media sebagai bahasa (language) adalah adanya masing-masing media yang memiliki unsur-unsur struktural atau tata kalimat yang berbeda-beda, seperti : sebuah bahasa yang digunakan. Dengan kata lain, media disini memiliki ciri khasnya masing-masing. Contohnya mungkin dapat kita lihat dalam media cetak. Dalam media cetak, misalnya: rancangan halaman, huruf yang digunakan, tata letak, dan lainnya ditentukan berdasarkan format yang telah dimiliki masing-masing media. Begitu juga dalam media elektronik, media disini berusaha mempengaruhi dan menarik konsumen dengan berbagai cara, misalnya dengan komposisi suara yang baik, musik dan unsur visual yang menarik. Media memang sangat membutuhkan media-media struktural seperti ini. 3. Media sebagai lingkungan (environment) adalah suatu gagasan yang menyatakan bahwa kita itu hidup dalam lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi yang disebarkan oleh keberadaan media dengan beragam kecepatan, ketepatan, kemampuan melakukan interaksi, persyaratan fisik, dan kemudahan belajar. Lingkungan media tersebut membentuk pengalaman (field of experience) pada manusia dengan cara-cara yang signifikan dan sering kali tanpa disadari. 10 Littlejohn, Stephen W. Foss, Karen A. Teori Komunikasi. 2009. Jakarta: Salemba Humanika. Hal: 407 18 Dari definisi-definisi periklanan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periklan merupakan proses komunikasi yang dilakukan perusahaan, lembaga non laba, maupun individu-individu dengan, menggunakan sejumlah biaya melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai ideide, barang atau jasa kepada khlayak. 2.2 Fungsi-Fungsi Periklanan Menurut Shimp secara umum, periklanan dihargai dikenal sebagai palaksaan beragam fungsi komuniksi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya:11 1. Memberi informasi Periklanan membuat konsumen sadar akan merak-merak baru, mendidik meraka akan berbagai fitur dan manfaat merek, serta menfsirkan penciptaan citra merek yang diiklankan maupun konsumennya dengan mengajarkan manfaat-manfaat dari merek-merek yang telah ada. 2. Membujuk Ikan yang efektif akan mampu mempersuasif (membujuk) pelanggan untuk mencoba berbagai produk dan jasa yang di iklankan. Terkadang persuasif berbentuk memperngaruhi permintaan primer yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunde, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. 11 Shimp,A Terrence, Advertising promotion and Supplemental Aspects of integreted marketing Communication, University Of South Carolina, USA, 2003, Hal.357 19 3. Mengingatkan Iklan akan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumennya. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungn dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan dimasa lalu memungkinkan merek pengikan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan di beli. 4. Memberikan nilai tambah Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi pernawaran-penawaran meraka: inovasi penympurnaan kualitas, atau mengubah persepasi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek di pandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa unggul dari tawaran pesaing. 5. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan) Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel. 20 2.3 Jenis-Jenis Iklan Berdasarkan tujuannya iklan dibagi menjadi :12 a. Comercial Advertising, Iklan jenis ini bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan ini juga terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 1. Iklan strategis, digunakan untuk membangun merek hal ini dilakukan dengan mengkonsumsikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna. 2. Iklan Taktis, memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama. b. Public Service Advertising Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang 12 Lwin, May., & Aitchison, Jim. (2005). Clueless in Marketing Communication; Pengalih Bahasa, Paul A, Rajoe. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer 21 “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, anti narkoba dan sebagainya. c. Corporate advertising Iklan korporat adalah iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produkproduk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. 2.3.1 Iklan Korporat Perikalanan korporat adalah perluasan dari fungsi hubungan masyarakat yang dirancang untuk mempromosikan perusahaan secara menyeluruh baik lewat pemajuan citranya (periklanan citra perusahaan) atau lewat komunikasi posisi perusahaan pada sebuah isu atau masalah sosial (periklanan isu aatau advokasi)13. Fokus dari corporate advertising adalah pada reputasi perusahaan, dengan mengambarkan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan serta kontribusinya bagi masyarakat luas. Sehingga secara tidak langsung iklan korporat menciptakan dan meningkatkan rasa percaya diri dan daya tarik perusahaan di mata konsumen dan masyarakat. 13 Lee, Monle dan Johnson Carla. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Prenada Media. Jakarta. Hal: 371 22 Iklan semacam itu kebanyakan muncul dalam koran-koran bisnis dan keuangan, yang di tunjukan pada kelas pembaca AB dan terutama A (kelas menengah keatas). Sasaran ikla televisi juga seringkali digunakan. Dalam keadaan krisis, misalnya ada pemogokan, bencana alam tunututan menarik kembali produk yang rusak, iklan diarahkan kepada konsumen atau masyarakat luas. Iklan korporat menurut frank Jefkins14: 1. Iklan prestise atau iklan lembaga a. Untuk Keperluana Humas Iklan prestise meliputi iklan-iklan pembentuk-citra yang sebenarnya merupakan suatu bentuk hubungan masyaraka dari perusahaan yang bersangkutan. Artinya perusahaan memberi ruang iklan untuk menampilkan pesan-pesan yang diatur sedemikian rupa guna memberitahukan tentang dimana, kapan dan bagaimana, sesuai keinginana/kepentingan perusahaan. Karena perusahaan itu tidak mudah melemparkan berita tentang peruahaan. Karena gaya siaran yang akan ditangkap dan diterbitkan secara sukarela oleh para editor koran, maka perusahaan mengambil ruang dan meulis sendiri apa yang ingin disampaikan di media dan di saat yang diinginkannya. b. Untuk Keperluan Tampil Secara Mengesankan Iklan presitise, biasanya di buat dalam bentuk yang sangat artistik guna memperkuat dan memperindah persepsi khalayak terhadap citra perusahaan. Namun belakangini, iklan-iklan prestise justru tampil serbalugas, dan di sertai 14 Jefkins, Frank, Periklanan,Edisi ke-3, Erlangga, mei 1995, Jakarta, hall: 287 23 dengan gaya persuasi copywriting yang lebih seksama, dilengkapi ulasan tentang sejarah perusahaan, jasa serta hasil yang dicapai, secara berani dan positif. 2. Iklan Advokasi/Himbauan atau isu a. Propaganda Iklan davokasi lebih bersiat propaganda. Yang ditampilkan adalah penjelasan mengenai posisi perusahaan dalam suatu bisnis, atau menyatakan posisi perusahaan sehubungn suatu isu politik. Iklan propaganda yang patut di catat adalah kampanye mahal yang bernuansa politik. Iklan propaganda biasanya perusahaan mengambil posisi pada suatu mesalah khusus yang kontroversial dari kepentingan publik “dengan harapan akan mempengaruhi opini publik”. Perusahaan melakukannya dengan cara mendukung posisi serta kepentingankepentingan perusahaan sembari secara ekspresif atau implisit menantang posisi lawan seta mengingkari akurasi dari fakta-fakta15. Propaganda terkadang dilancarkan oleh sebuah organisasi yang menentang produk-produk tertentu, dan ada pula iklan propaganda mengecam sekelompokm produk16. b. Pembelaan diri Perusahaan perlu menyebar luaskan iklan pembelaan diri untuk menjelaskan masalah tersebut dari sudut pandangnya sendiri. Apa yang di tayangkan adalah fakta-fakta tersebut tentang perusahaan yang dapat merendahkan kecaman. Jika perlu, perusahaan harus berusaha meluruskan berbagai hal yang sempat disalah tafsirkan sehingga memunculkan kecaman terhadapnya. 15 Shimp, A. Terence, Periklana Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi ke-5 jilid 1, hal, 448 16 Ibid hal:290 24 c. Penegasan posisi Perusahaan-perusahaan harus tanggap terhadap suati isu, baik yang menyangkut atau dinilai suatu maslah sosial. Bebrapa masalah yang dewasa ini dinilai peka antara lain adalah (a) Gangguan gangguan terhadap lingkungan hidup, seperti pencemaran udara. (b) Gangguan pada ekologi, seperti rusaknya kehidupan binatang dan alam liar. (c) Pemborosan sumber-sumber energi di kala usaha pelestarian atau konservasi tengah di butuhkan. (d) Pelecehan kesehatan, penggunaan bahan-bahan tambahan yang di anggap berbahaya bagi kesehatan pada makanan, kosmetik atau obatobatan. (e) Pelecehan keamanan atau keselamatan, seperti desain atau penggunaan bahan-bahan berbahaya tertentu, pada pembuatan mainan anak-anak. (f) Keamana jalan raya, dan pentingnya desain kendaraan bermotor yang dapat meminimalkan resiko seandainya terjadi kecelakaan. (g) Kasus-kasus kerugian finansial akibat kegiatan investasi, pemasaran langsung atau pemberian garansi yang tidak didukung oleh semacam asuransi dari yayasan dana bersama untuk mengantisipasi kalau-kalau saja perusahaan bangkrut secara mendadak. 25 2.4 Televisi Sebagai Media Iklan Televisi ialah media elektronik yang memiliki keunggulan yang lebih baik dari pada media elektronik lainnya seperti radio, sebab mampu menghadirkan suara dan gambar pada saat bersamaan. Televisi adalah generasi baru media elektronik dan dapat menyampaikan pesan-pesan aural dan visual secara serentak. Pesan visual berupa gambar diam atau hidup yang disajikan secara kreatif dalam tata warna yang tepat diiringi pesan aural yang sesuai dalam menyuguhkan realita yang ada17. Kemampuannya menjangkau audien dalam jumlah besar maka televisi menjadi media ideal untuk mengiklankan produk konsumsi massal (mass consumption products) yaitu barang-barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari misalnya makanan, minuman, perlengkapan mandi, pembersih, kosmetik, obatobatan dan sebagainya. Perusahaan dengan distribusi produk yang luas memilih televisi sebagai media untuk menjangkau pasar yang luas. Walaupun iklan televisi merupakan iklan yang paling mahal diantara media lainnya, karena biaya pembuatan iklan dan biaya penayangannya yang besar, namun karena daya jangkaunya yang luas maka biaya iklan televisi justru yang paling murah diantara media lainnya jika dilihat dari jumlah orang yang dapat dijangkaunya . Televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti pengelihatan. Televisi mempunyai daya tarik ayang kuat di sebabkan unsur kata- 17 Morissan, 2007, Periklanan ; Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta, Ramandina Prakasa, Hal. 38 26 kata, music sound efek dan unsure visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton18. Televisi memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan: 19 Keunggulan-keunggulan televisi adalah sebagai berikut ; 1. Kesan realistic Karena sifatnya yang visual, dan merupaka kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata. 2. Masyarakat lebih tanggap Karena iklan ditelevisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang lebih santai dan kreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberi perhatian. Perhatian terhadap iklan televisi semakin besar, jika materinya dibuat dengan standar teknis yang tinggi, dan atau menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai pemerannya. 3. Reptisi / pengulangan Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. 4. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan jangkauan masyarakat. Pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk membuat iklannya, bahkan ia bisa saja membuat jaringan kerja 18 Effendy, Onong U., ilmu teory dan filsafat komunikasi, citra aditya bakti., PT bandung 1993. 19 Jefkins, Frank, Periklanan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1997, Hal :109-113 27 dengan semua stasiun televisi, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun secara serentak. 5. Ideal bagi para pedagang eceran Iklan dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik menjangkau konsumen. Selain karena pedagang eceran juga suka menonton televisi seperti juga orang lain, hal itu disebabkan iklan-iklan televisi memang sangat membantu usaha mereka, semata-mata iklan tersebut ditujukan kepada mereka. 6. Terkait erat dengan media lain Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu saja, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain. Kelemahan-kelemahan iklan televisi adalah sebagai berikut : 1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu), sering sulit dilakukan, 2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaanpembuatnya, televisi tidak dapat menandingi media pers, 3. Hal-hal kecil lainnya dan biasa dikerjakan banyak orang sambil menonton televisi, akibatnya konsentrasi mereka seringkali terpecah, 4. Karena pemirsanya yang sulit dipilih-pilih itu, maka iklan televisi justru terbilang mahal, apalagi terdapat banyak pesaing yang membidik pasar sehingga pangsanya semakin kecil, 28 5. Karena pembuat iklan televisi memerlukan waktu yang cukup lama, maka ia tidak cocok untuk iklan yang bersifat darurat yang harus segera mungkin ditayangakan, 6. Di negara-negara yang cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkannya iklan yang panjang atau berulang-ulang, yang justru membuat pemirsa merasa bosan, 7. Kesalahan yang dibuat oleh produser iklan televisi. Contohnya pemakaian orang atau aktor yang sama secara berlebihan akan menjadikan pameran yang bersangkutan terjebak dalam figure yang membosankan. Televisi secara praktis ada di mana-mana. Sebagai media perikalan keunikan televisi adalah sangat personal dan demokratif, tetepi juga mahal dan dianggap sebagai penyebab kekecauan (clutter) dalam persingan20. olah karena itu media periklan memiliki masalah khusus, pertama adalah biaya periklanan yang meningkat cepat. Masalah kedua adalah erosi penonton televisi. Rekaman video, progam sindikasi, televisi kabel, internet dan alternatif waktu semangat dan reaksi lainnya telah mengurangi jumlah orang-orang menonton televisi jaringan. Kekuatan dan keterbatasan periklan di televisi :21 Kekuatan : 1. Mendemonstrasikan penggunaan produk 20 Shimp,A Terrence, Advertising promotion and Supplemental Aspects of integreted marketing Communication, University Of South Carolina, USA, 2003,Hal: 530. 21 ibid.355 29 2. Muncul tanpa diharapkan 3. Mampu memberikan kegembiraan 4. Dapat menggunakan humor 5. Efektif dengan tenaga penjualan perudsahaan dan perdagangan 6. Kempuan mencapai dampak yang diinginkan Keterbatasan : 1. Biaya periklan meningkat dengan cepat 2. Erosi penoton televisi 3. Fraksionalisasi penonton 4. Zipping & zapping 5. Clutter 2.4.1 Unsur-Unsur dalam Iklan Televisi Beragam elemen biasanya berpadu untuk menciptakan dampak visual dari iklan-iklan di televisi. Namun elemen seperti Audiovisual tidak bisa berdiri sendiri, elemen Audiovisual harus didampingi elemen-elemen lain agar dapat menciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektif. Oleh karenalah itu iklan televisi menjadi iklan yang paling kompleks diantara iklan-iklan media massa lainnya. Elemen-elemen yang harus ada di dalam iklan televisi antara lain video, Audio, Talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), Lighting (pencahayaan), grapics (desain grafis), pacing (durasi)22. 22 WELLS, Williams ; MORIARTY, Sandra ; BURNETT, John ; LWIN, May, 2007, Advertising Principles and Effective IMC Pratice, Hal: 495 30 1. Video Video merupakan keseluruhan unsur visual yang mendominasi terhadap persepsi dari sebuah pesan yang diiklankan di televisi. Oleh karena itu para pembuat iklan menggunakannya sebagai konsep utama. Unsur-unsur dari Video mencakup semua hal yang terlihat pada layar televisi. Para pembuat iklan televisi menggunakan unsur visual untuk menyampaikan pesan sebanyak mungkin kepada penontonnya. Emosi akan lebih meyakinkan apabila diekspresikan melalui raut wajah, gerak badan, ataupun bahasa tubuh lainnya. Para pembuat iklan televisi yang baik seharusnya lebih mengedepankan dampak dari unsur visual daripada kata-kata ataupun dialog yang tidak begitu penting. Iklan televisi yang sukses adalah iklan yang berhasil mengkoordinasikan dengan baik sejumlah besar unsurunsur visual yang terdapat di dalamnya. 2. Audio Audio merupakan keseluruhan unsur audio yang ditampilkan pada iklan televisi yang biasanya berupa musik, suara, dan juga efek suara. Namun ada pula unsur audio iklan yang berupa voice over dari talent ataupun narator yang mengiringi sebuah iklan, dimana narator tersebut tidak nampak di layar televisi. Ada juga unsur Audio yang disebut off-camera, yang berarti suara yang didengar dari sebuah iklan televisi berasal dari sisi lain kamera (yang mengambil gambar sebuah iklan), baik dari samping, dari belakang ataupun dari atas. Unsur Audio haruslah selaras dan berhubungan dengan tampilan unsur visual dari iklan yang ditampilkan. 31 3. Talent Talent merupakan pemeran ataupun tokoh-tokoh yang muncul pada sebuah iklan televisi. Unsur ini cukup vital bagi sebuah iklan televisi. Talent bisa berupa pembawa acara, seseorang yang berbicara, benda yang berbicara (seperti iklan animasi yang menampilkan sebuah mentega yang berbicara), tipe karakter (seperti wanita tua, bayi, polisi, dan sebagainya), ataupun aktris dan selebritis. Namun ada juga beberapa iklan yang menampilkan talent berupa bagian-bagian dari seseorang seperti iklan yang hanya memperlihatkan tangan, kaki, ataupun bagian belakang kepala kita. Unsur kostum dan make-up juga merupakan bagian yang cukup penting dari sebuah talent. Kostum haruslah disesuaikan dengan adegan iklan yang akan diambil oleh talent, seperti pakaian renang, sepatu koboi, kostum dansa, ataupun hanya berupa pakaian rumah biasa. Oleh karena itu naskah haruslah menjelaskan secara spesifik kostum mana yang penting dan cocok untuk sebuah cerita. Sedangkan make-up cukup penting apabila ingin menciptakan sebuah talent yang mempunyai masalah dan gangguan pada kulit ataupun untuk mengubah tampilan karakter yang sebenarnya masih cukup muda menjadi kelihatan tua ataupun sebaliknya. 4. Props Props merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi. Sebuah iklan haruslah dapat merefleksikan bagian-bagian penting dari produk yang diiklankan. Bagian-bagian tersebut biasanya berupa logo dari produk, kemasan produk, cara penggunaan produk, dan sebagainya. Walaupun ada juga jenis-jenis iklan yang tidak langsung menunjukkan produknya, seperti iklan produk rokok. Namun ada 32 juga iklan televisi yang hanya sedikit ”menyisipkan” produknya diantara adeganadegan iklan yang lain. 5. Setting Setting merupakan lokasi pembuatan suatu iklan televisi. Lokasi ini terbagi dua yaitu di dalam studio dan di luar studio. Lokasi yang berada di dalam studio bisa saja hanya berupa dekorasi sederhana namun memiliki makna sampai dekorasi cukup detail seperti dekorasi pertokoan yang lengkap dengan etalasenya dan sebagainya. Sedangkan lokasi yang berada di luar studio bisa saja hanya di sekitar garasi belakang rumah sampai tempat-tempat eksotis di dunia. 6. Lighting Lighting merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan. Efek pencahayaan ini dapat juga digunakan untuk mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi. Efek ini juga sering dipakai untuk memanipulasi sebuah adeganadegan yang dramatis pada sebuah iklan. 7. Grapics Graphics merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan televisi yang dapat berupa tulisan (seperti ilustrasi tagline, info produk, dsb), desain grafis, ataupun ilustrasi foto. Ada juga yang dikenal dengan istilah stock footage yakni merupakan rekaman, baik yang berupa Video ataupun gambar yang tidak mungkin diambil langsung pada saat syuting sebuah iklan, contohnya adalah rekaman dari satelit atau roket atau adegan Perang Dunia II. Dewasa ini unsur 33 graphics cukup memegang peranan penting dalam sebuah iklan televisi karena didukung oleh perkembangan teknologi multimedia yang cukup pesat. 8. Pacing Pacing merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan televisi. Pacing mendeskripsikan seberapa cepat atau seberapa lambat sebuah adegan iklan itu berlangsung. 2.5 Teori S-O-R (Stimulus, Organisme, Respon) Teori S–O–R sebagai singkatan dari stimulus–organisme–respon ini merupakan proses yang berasal dari komunikator untuk menyampaikan stimulus atau pesan kepada komunikan dan komunikan memperhatikan, mengerti dan menerima pesan atau stimulus tersebut sehingga komunikan memberikan respons. Teori S–O–R mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisi dari stimulus yang diberikan dan mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukum maupun pengharagaan sesuai dengan reaksi.23 Teori ini berpendapat bahwa setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau respon terhadap stimulus. Stimulus adalah persitiwa yang terjadi baik diluar maupun didalam tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya stimulus itulah yang disertai respon. 23 Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung, Hal:59. 34 Gambar 2.2 Proses Stimulus – Organisme – Respon24 ORGANISME STIMULUS - Perhatian - Pengertian -penerimaan RESPON Sumber: Effendi Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek,1994 hal :254 Proses tersebut diatas menggambarkan perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu dan ada perhatian dari organisme. Dalam hal ini dapat efektif dan ada reaksi. Penjelasan sebagai berikut: 1. Yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Maka pada proses selanjutnya terhenti, ini berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian dari organisme jika stimulus diterima oleh organisme berarti ada komunikan. 2. Jika Stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus. Kemampuan dari organisme itulah yang dapat melanjutkan proses selanjutnya. 3. Setelah memahami atau mengerti mana stimulus, organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga muncul kesediaan untuk merubah sikap. 24 Efendy, O., Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994 35 2.6 Hierarchy Effect Pengguna media sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepasda konsumennya tentunya mempunyai harapan untuk mendapat feedsback atau umpan balik yang berujung si konsumen dapat mengetahui, mengerti, merasakan sempai berniat dan akhirnya membeli produk yang mereka iklankan melalui media tersebut. Hal tersebut dapat terjadi apabila frekuensi beriklan dilakukan secara terus-menerus. Sebagai dasar teori penelitian ini, maka dipakai model teori Hierarchy Effect dari Lavidge dan Steiner untuk menjelaskan secara rinci proses komunikasi yang terjadi dan memperjelas tahapan-tahapan ketika khlayak melewati tingkat kesadaran, memahami, menyukai, memilih memestikan dan membeli suatu produk atau jasa. Menurut Robert J. Lavidge dan Gary Stainer, tingkatan yang berlakiu dalam proses komunikasi periklanan adalah25: 1. Awareness (tingkat kesadaran) 2. Knowledge (tingkat pengetahuan) 3. Liking (tingkat kesukaan) 4. Preference (tingkat pilihan) 5. Conviction (tingkat keyakinan) 6. Purchase (tingkat pembelian) 25 Russel H. Colley, Defining Goals For Measured Advertising Result, (New York:1961), terjemahan Rhenald khasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (jakarta: Pustaka Umum Grafity, 1995), hal 51. 36 Gambar 2.1 Tingkatan Proses Komunikasi Periklanan Model Robert J. Lavidge dan Gary Stainer Kognitif: area pikiran, Kesadaran (awareness) Iklan menyediakan info Informasi dan fakta Pengetahuan (knowledge) Afektif: area emosi, Kesukaan (liking) Iklan mengubah sikap Perasaan Pemilihan (preference) Konasi: area motif Keyakinan (conviction) Iklan membangkitkan/ Merangsang keinginan Pembelian (purchase) Pengertian dari uraian di atas adalah: 1. Awareness : Tahap dimana konsumen mengetahui adanya produk tetapi hanya sambil lalu (sekedar tahu), misalnya hanya tahu merek atau jenis produknya. 2. Knowledge: Tahap dimana konsumen mempunyai pengetahuan tentang suatu produk, tidak hanya terbatas pada pengetahuan 37 tentang adanya suatu produk tetapi lebih mendalam lagi. Misalnya tentang harganya, dimana mendapatkannya dan lain-lain. 3. Liking: Tahap dimana konsumen sudah membuat suatu penilaian terhadap produk yang dimaksud. 4. Preference: Tahap dimana konsumen sedang menetapkan pilihannya terhadap produk. 5. Conviction: Adalah tahap dimana konsumen sudah mempunyai keyakinan terhadap produk yang dipilih, itulah yang akan dibelinya. 6. Purchase: Adalah tingkah laku konsumen melakuakan tindakan membeli produk atau jasa yang dimaksud. Pada penelitian ini thap yang digunakan yaitu tahap kognitif dan afektif saja, tahap kognitif mencakup awareness (kesadaran) dan knowledge (pengetahuan) individu, pengetahuan terjadi pada tahap kesdaran disebabkan oleh adanya perhatian individu terhadap sesuatu objek sehingga sangat membantu seseorang dalam memfokuskan segala persitiwa yang terjadi. Untuk tahap afektif dimana khalayak setelah sadar akan sebuah produk khalayak akan mersa suka tarhadap peoduk tersebut dan memiliki pertimbangan dalam emosinya untuk prosuk tersebut sebagai pilihan pribadi yang di inginkan. 2.7 Teori Respon Respons dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku adekuat. Sementara itu Scheerer menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian rangsangan dimana rangsang-rangsang 38 prosikmal di organisasikan sedemikian rupa sehingga sering terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal26. Respon adalah sikap atau reaksi, tanggapan, dan jawaban27, dapat dikatakann respon merupakan reaksi balik (feedback) yang dihasilkan dari efek pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan atau dari media massa kepada khalayak. Respon yang diberikan oleh khalayak dalam arti luas dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan baik dalam arti positif maupun negatif. Tingkatan yang berlaku dalam peroses komunikasi periklanan dapat digolongkan ke dalam tiga dimensi dasar dari respon yaitu28: a) Awareness dan Knowledge masuk dalam tahap Kognitif; ini berkaitan dengan iklan yang menyediakan informasi dan fakta. Tahap kognitif berdasarkan atas pemikiran dan pelalaian yang rasioanl atas apa yang dianjurkan oleh komunikator. b) Liking dan Preference masuk ke dalam tahap Afektif, ini berkaitan dengan adanya iklan yang dapat mengubah sikap dan perasaan. Tahap afektif yaitu penilaian berdasarkan komponen perasaaan sebelum mengambil keputusan terakhir tentang isi pesan dari iklan teraebut. c) Conviction & Purchase masuk ke tahap Konatif, ini berkaitan dengan adanya iklan yang dapat mengubah dan memberikan 26 Sarwono, Sarlito Wirawan, 1995, Psikologi Lingkungan, Grasindo, Jakarta, Hal. 84 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Barat Pustaka, 1991, hal 838 28 Astrid S, Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, Bnadung : Bina Cipta, 1985 hal 208 27 39 rangsangan. Tahap konatif dan motivasi disini memberikan penilaian berdasarkan arti khusus dari isi pesan sebagaimana disajikan oleh komunikator, dimana pada akhirnya melakukan tindakan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh komunikator. 2.7.1 Respon Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan, dengan melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Jika media massa tersebut telah berhasil menambah wawasan atau pengetahuan maka komunikasi massa telah mempengaruhi secara kognitif, sehingga akibat yang timbul pada diri komunikan sifatnya informative bagi dirinya. Dalam media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial, bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara 40 transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral29. 2.7.2 Respon Afektif Hubungan antara afektif dan kognitif tetap manjadi isu dalam psikologi, beberapa menyatakan bahwa sistem afektif dan kognitif adalah paling tidak independen. Sementara yang lain menyatakn bahwa afektif sangat dipengaruhi oleh sistem kognitif. Pihak yang lainnya menambahkan bahwa afektif adalah sistem yang dominan. Jadi jelas bahwa kognitif dan afektif dari bagian yang berbeda dari otakmanusia. Meskipun demikian, wilayah afektif dan kognitif itu saling dihubungkan oleh saraf, sehingga kita harus menyadari bahwa setiap sistem dapat saling mempengaruhi30. Sebuah iklan bisa dinilai efektif bila iklan diterima atau disukai oleh konsumen. Sikap terhadap iklan menunjukkan perasaan yang dimiliki konsumen dan sikap keseluruhan terhadap format iklan yang ditampilkan. Yang termasuk di dalam sikap terhadap iklan ini adalah pendapat seseorang atas kenyamanan atau ketidaknyamanan yang diterima seseorang terhadap iklan dan juga sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu iklan. Respon afektif lebih tinggi kadarnya dengan kognitif tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar 29 Jalaluddin Rakhmat Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi [Edisi Revisi], (Bandung Remaja Rosdakarya, 2007) hal 230 30 Peter, J. Paul dan Jery C, Costumer Behavioral Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasara, Jakarta(edisi ke-4 jilid 1), Erlangga, 1996, hal 43 41 menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya kalahak diharapkan dapat merasakannya31. Khalayak pada umumnya memberikan respon terhadap suatu stimulus iklan berdasarkan pada rasa suka atau tidak suka mereka pada iklan yang bersangkutan. Banyak diantara pemirsa iklan ketika melihat sebuah iklan tidak memperhatikan mengenai produk maupun pesan secara langsung. Mereka memiliki kecenderungan merespon secara afektif dengan merepresentasikan perasaan konsumen terhadap iklan32. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa sikap terhadap iklan mengacu pada respon afektif yang terjadi pada individu terhadap terpaan iklan yang dialaminya. Dari pernyataan tersebut jelas terlihat bahwa iklan harus mampu menciptakan afeksi khalayaknya. Iklan dan promosi memang biasanya digunakan untuk menciptakan sikap tertentu terhadap produk atau pelayanan baru dan merek, menguatkan sikap yang telah terbentuk, dan mengubah sikap negatif. 31 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi [Edisi Revisi], (Bandung Remaja Rosdakarya, 2007) Hal 220 32 George E.Blech & Michael A. Belch, ADVERTISING AND PROMOTION An Intergrated Marketing Communication Perspective, Sixth Edition, © The McGraw−Hill Companies, 2003: 119