Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya Helga Septiani Manik (Alumni Antropologi FISIP Unair 2011; [email protected]) Abstract Marriage is a marriage of Toba Batak clan exogamy, marriage one clan is strictly prohibited. Initially marriage is defined as the purchase of a woman, where women are released from their extended family after the payment transaction has been agreed upon previously. Transactions can be either a payment of valuables, an animal (pig, buffalo, cow) or a sum of money to the women. In the tradition of Toba Batak transaction process is called sinamot. Sinamot tradition in the urban social environment will lead to concessions to tradition in Batak Toba traditional wedding ceremony, due to the interaction between different social groups. The study was conducted to determine the meaning and function of the Toba Batak people who migrated to Surabaya in the heterogeneous environment. This study uses a qualitative study that describes the type of factually happened in Toba Batak family life are investigated. By using the four families who migrated to the Toba Batak Surabaya and a chairman of the indigenous Toba Batak made informers. Researchers used a technique of collecting data through observation and interviews. The result is a tradition sinamot at home has meaning as a means to bind the relationship between the two kinship groups concerned. This tradition has become one of a series of traditional marriage that has been validated and approved by the Toba Batak society itself, thereby strengthening their social integrity. While the tradition sinamot by Toba Batak people who migrated to Surabaya where people belonging to organic solidarity emphasizes the functions of the existing society. They assume that the tradition is still being done to preserve sinamot kinship between the clans. Keywords: sinamot, overseas, organic solidarity, the meaning and function Abstrak Adat perkawinan sukubangsa Batak Toba adalah eksogami; perkawinanan dalam satu marga adalah dilarang. Awalnya perkawinan didefinisikan sebagai pembelian seorang wanita, di mana perempuan dibebaskan dari keluarga mereka setelah transaksi pembayarannya telah disepakati sebelumnya. Transaksi dapat berupa pembayaran dengan barang-barang berharga, hewan (babi, kerbau, sapi) atau sejumlah uang untuk diberikan pada pihak perempuan. Proses transaksi ini disebut sinamot. Tradisi sinamot di lingkungan sosial perkotaan akan mengakibatkan perbedaan tradisi dalam upacara pernikahan tradisional Batak Toba; karena interaksi antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda tradisinya. Studi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi dari sinamot di lingkungan heterogen pada orang-orang Toba Batak yang bermigrasi ke Surabaya. Studi ini menggunakan studi kualitatif yang menggambarkan kehidupan orang Toba Batak secara faktual dalam kehidupan keluarga yang diselidiki. Penelitian menggunakan informan dari empat keluarga dan Ketua Adat Toba Batak yang bermigrasi ke Surabaya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara. Hasilnya, tradisi sinamot di tempat asal memiliki makna sebagai sarana untuk mengikat hubungan antara dua kelompok kekerabatan yang bersangkutan. Tradisi ini telah menjadi salah satu dari serangkaian perkawinan tradisional yang divalidasi dan disetujui oleh masyarakat suku Toba Batak itu sendiri, sehingga dapat memperkuat integritas sosialnya. Sementara tradisi sinamot oleh orang-orang Toba Batak yang bermigrasi ke Surabaya di mana orang-orang milik organik solidaritas menekankan fungsi dari masyarakat yang ada. Mereka menganggap bahwa tradisi masih dilakukan untuk melestarikan sinamot pertalian antara klan. Kata kunci: sinamot, perantauan, solidaritas organik, makna dan fungsi BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 19 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. P erkawinan bagi masyarakat Ba- Edward Bruner (2006:159) menu- tak Toba adalah sebuah pranata liskan bahwa orang Batak Toba menge- yang tidak hanya mengikat se- lompokkan manusia menjadi dua jenis orang laki-laki dan seorang perempuan yaitu kerabat dan yang bukan kerabat. tetapi juga mengikat suatu keluarga besar Orang-orang yang bukan Batak Toba di- yakni keluarga pihak laki-laki (paranak sebut orang asing yang bukan kerabatnya dalam bahasa Batak Toba) dan pihak dan dalam bahasa Batak Toba disebut perempuan (parboru). Perkawinan meng- halak silebon. ikat kedua belah pihak tersebut dalam Setiap perkawinan harus dilaku- suatu ikatan kekerabatan yang baru, yang kan dengan sesama orang Batak Toba, juga berarti membentuk satu dalihan na yang artinya bahwa perkawinan dengan tolu (tungku nan tiga) yang baru juga. orang yang bukan orang Batak Toba tidak Dalihan na tolu muncul karena perka- diakui dalam adat orang Batak Toba. winan yang menghubungkan dua buah Seseorang yang bukan anggota masya- keluarga besar, dimana akan terbentuk rakat Batak Toba dan ingin kawin dengan sistem kekerabatan baru. orang Batak Toba, harus masuk ke dalam Kelompok kekerabatan merupa- masyarakat Batak Toba terlebih dahulu, kan sekelompok orang yang memiliki hu- dan menjadi bagian dari orang Batak bungan darah atau perkawinan. Masyara- Toba yang dilakukan melalui pemberian kat Batak Toba memiliki kelompok ke- marga kepadanya. kerabatan yang kuat yaitu didasari deng- Perkawinan Batak Toba adalah an keturunan garis patrilineal (garis perkawinan eksogami marga, karena per- keturunan yang berasal dari laki-laki). kawinan satu marga dilarang keras. Per- Suatu hal yang sering dibahas dalam kawinan yang ideal bagi masyarakat suatu sistem patrilineal yang sangat ketat Batak Toba adalah perkawinan antara seperti halnya dengan sistem kekerabat- seorang laki-laki dengan anak perempuan an masyarakat Batak Toba adalah posisi saudara laki-laki dari ibunya atau boru ni perempuan. Perempuan merupakan ba- tulangna (pariban). Orangtua pada ma- gian dari kelompok ayahnya sebelum dia syarakat Batak Toba selalu menganjurkan kawin. perkawinan, perkawinan ideal tersebut, tetapi bila perempuan itu akan meninggalkan ling- anjuran ini tidak berhasil pihak orangtua kungan ayahnya dan dimasukkan dalam sudah mengalah demi kebahagiaan anak- satuan kekerabatan suaminya. anaknya. Perkawinan dengan pariban ini Karena setelah BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 20 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. dalam istilah Antropologi disebut dengan diantara kedua belah pihak pada saat cross causin matrilineal. Seorang perem- diadakannya tradisi Marhata Sinamot. puan akan meninggalkan kelompoknya Semakin majunya zaman dan ber- dan pindah ke kelompok suami, namun kembangnya ilmu pengetahuan telah dia akan tetap menyandang marganya membuat segala macam pemikiran manu- sendiri; selanjutnya, perempuan tersebut sia untuk lebih maju (modern) dalam beserta suaminya akan menyebut ke- segala aktifitas kehidupannya sehari-hari. lompok marga perempuan itu dengan Perkembangan zaman yang muncul se- hula-hula (Vergouwen, 1986:xi) bagai fenomena globalisasi dapat mem- Perkawinan Batak Toba dikenal buat banyak tradisi di dalam suatu dengan dua macam upacara, yakni alap kebudayaan mulai mengalami kelonggar- jual (jemput kemudian jual) dan taruhon an secara perlahan. Dampak modernisasi jual (antar kemudian jual). Tahap atau yang positif dan negatif terhadap hu- proses yang dilaksanakan pada kedua bungan kekerabatan dapat mempenga- jenis upacara ini pada dasarnya adalah ruhi tingkah laku masyarakatnya, dalam sama, hanya dibedakan oleh siapa tuan hal ini kelompok sosial yang sudah rumah pelaksana upacara adat perkawin- terbentuk atas dasar hubungan yang kuat annya. Alap jual adalah perkawinan yang serta kesamaan pemikiran dan tujuan. dilaksanakan di tempat kediaman pihak Surabaya adalah salah satu kota perempuan, mas kawin atau sinamot yang memiliki perkembangan zaman cu- hanya dibayarkan oleh pihak laki-laki kup pesat dan mempunyai kemungkinan lebih besar jumlahnya untuk upacara untuk melonggarkan atau mengaburkan sejenis ini. Taruhon Jual adalah perkawin- tradisi yang ada dalam suatu kebudayaan. an yang dilaksanakan di tempat kediaman Namun dalam kenyataannya masyarakat pihak laki-laki biasanya lebih sedikit Batak Toba yang tinggal di Surabaya sinamotnya dibandingkan alap jual. masih meyakini tradisi sinamot dan masih Masyarakat Batak Toba cenderung menggunakannya dalam acara adat per- lebih menyukai upacara alap jual karena kawinan, meskipun sebenarnya mereka pada upacara jenis ini, perempuan lebih sudah mempunyai pemikiran tersendiri terkesan berharga dan terhormat. Kepu- akibat perbedaan lingkungan yang me- tusan untuk pelaksanaan mana yang di- reka hadapi. Hal ini mendukung karena pilih apakah alap jual atau taruhon jual selain berusaha dalam memenuhi kebu- adalah berdasarkan kesepakatan bersama tuhan hidupnya, beradaptasi maupun BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 21 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. survive di lingkungan atau kebudayaan di daerah yang heterogen. Tradisi sinamot yang berbeda, tetapi kerinduan akan di dalam lingkungan sosial perkotaan budaya Batak Toba yang selalu mengikuti akan menyebabkan kelonggaran tradisi masyarakat Batak Toba berada. dalam melakukan acara adat perkawinan Sinamot menjadi dasar yang harus dipenuhi dan tidak dapat dihilangkan Batak Toba, akibat interaksi antar kelompok sosial yang berbeda. dalam rangkaian perkawinan adat Batak Berdasarkan latar belakang di Toba. Sehingga hal ini bisa menghambat atas, maka penelitian ini meneliti menge- suatu pernikahan, hanya karena tidak nai: (1) mengapa tradisi sinamot masih sesuai dengan jumlah sinamot yang digunakan dalam acara adat perkawinan diinginkan. Akibatnya, keluarga bersikap Batak Toba di kota Surabaya? (2) apa selektif dalam hal memilihkan jodoh makna dan fungsi tradisi sinamot dalam untuk anak-anaknya nanti. acara adat perkawinan Batak Toba di kota Tidak heran ada keluarga yang lari Surabaya ? mencari dan memilih gadis dan pria Penelitian ini bertujuan menam- untuk anaknya dari sukubangsa yang lain bah kajian tentang makna dan fungsi hanya karena sinamot yang tidak bisa dalam konteks Antropologi Sosial. Di dibayarnya. Dan pemuda atau pemudi samping juga bertujuan memberikan yang mencari jodoh akan lebih memilih informasi bagi masyarakat tentang tradisi pasangannya yang berasal dari suku- sinamot dalam acara adat perkawinan bangsa lain untuk menghindari tradisi Batak Toba. sinamot ini. Karena tradisi sinamot Sementara itu, secara akademik merupakan awal tata cara dari suatu penelitian ini bermanfaat untuk menam- perkawinan adat Batak Toba. bah kajian tentang suatu tradisi dalam Namun dengan seiring perkem- konteks Antropologi Sosial dapat mem- bangan zaman yang terjadi dalam ma- berikan informasi pada masyarakat luas syarakat sinamot dan khususnya masyarakat Batak Toba di masih tetap dipertahankan. Fenomena ini Surabaya mengenai tradisi sinamot, dan menarik untuk diteliti karena seiring bagaimana masyarakat Batak Toba di dengan perkembangan zaman, dimana Surabaya tetap eksis melalui referensi masyarakat Batak Toba yang merantau ke budaya yang mereka miliki perantauan, tradisi Surabaya terus melahirkan keturunan- Kebudayaan menurut R.Radcliffe keturunan yang tumbuh dan berkembang Brown adalah seperangkat peraturan BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 22 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. atau norma yang dimiliki bersama oleh Berbagai cara digunakan untuk memper- para anggota masyarakat, yang kalau tahankan kelompok ini, bukan dengan cara dilaksanakan anggotanya, melahirkan pe- sekali mendapatkan untuk seterusnya, te- rilaku yang oleh para anggotanya dipan- tapi dengan pengungkapan dan pengukuh- dang layak dan dapat diterima. Setiap an yang terus-menerus; dan ini perlu kebiasaan dan kepercayaan dalam masya- dipelajari. Lebih dari itu batas etnik me- rakat mempunyai fungsi tertentu, yang nyalurkan kehidupan sosial. Batas ini berfungsi untuk melestarikan struktur adalah perilaku dan hubungan sosial yang masyarakat yang bersangkutan sehingga amat sangat kompleks. masyarakat tersebut dapat tetap lestari (Haviland, 1985: 332). Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur Kelompok etnik terbentuk karena masyarakat terbagi menjadi dua solidari- adanya ciri yang ditentukan oleh kelom- tas, yaitu masyarakat dari bersolidaritas pok itu sendiri, yang kemudian memben- mekanik dan bentuk masyarakat bersoli- tuk pola tersendiri dalam hubungan in- daritas organik. Perubahan sosial ini teraksi antar sesamanya. Kelompok etnik merupakan proses waktu yang berkem- mengembangkan budaya dan bentuk so- bang menjadikan populasi jumlah pendu- sialnya dalam kondisi terisolasi. Kondisi duk yang meningkat pesat. Dimana dalam terisolasi ini terbentuk akibat faktor eko- proses itu terjadi pertumbuhan pemba- logi setempat yang menyebabkan ber- gian kerja yang berkembang. kembangnya kondisi adaptasi dan daya cipta dalam kelompok (Barth, 1988:12). Masyarakat bersolidaritas mekanik biasanya mengutamakan integritas sosial Menurut Frederik Barth (1988:16), yang cukup kuat. Masyarakat homogen bila sebuah kelompok tetap memper- yang berada dalam lingkungan alam yang tahankan identitasnya sementara anggota- masih memiliki tradisi dan kebudayaan nya berinteraksi dengan kelompok lain, asli mempunyai sifat menguatkan budaya hal ini menandakan adanya suatu kriteria yang sudah menjadi identitas dari ke- untuk menentukan keanggotaannya dalam lompok sosial tersebut. Identitas kelompok kelompok tersebut, dan ini merupakan merupakan hal yang utama dan dijunjung cara untuk menandakan mana yang ang- tinggi dalam kehidupan bersama. gota kelompoknya dan mana yang bukan. Sedangkan bentuk masyarakat ber- Kelompok etnik bukan semata-mata di- solidaritas organik menekankan pada tentukan oleh wilayah yang didudukinya. fungsi dalam struktur masyarakat yang BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 23 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. ada. Masyarakat urban yang berada dalam adalah seperti makanan dan reproduksi lingkungan heterogen, dimana mempu- (melahirkan keturunan). Maka semua nyai kepadatan penduduk yang tidak unsur kebudayaan akhirnya dapat dipan- merata menguatkan kesukubangsaan pa- dang sebagai hal yang dapat memenuhi da hubungan kekerabatan yang sudah ter- beberapa kebutuhan dasar para warga bentuk. Hal ini mempunyai fungsi untuk masayarakat. mempertahankan hubungan kekerabatan Perkawinan dalam Koentjaraning- kelompok sosial agar tidak pecah hanya rat (1994:103) adalah sebagai pengatur karena pengaruh dari masyarakat dari tingkah laku manusia yang berkaitan kelompok sosial lainnya. dengan kehidupan kelaminnya. Perkawin- Menurut Malinowski (1939) dalam an disebutkan membatasi seseorang un- Ihromi (2006:59) menjelaskan bahwa tuk bersetubuh dengan lawan jenisnya fungsionalisme unsur- yang lain. Selain sebagai pengatur kehi- unsur kebudayaan yang bermanfaat bagi dupan sexnya, perkawinan mempunyai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan berbagai fungsi dalam kehidupan berma- yang di inginkan oleh suatu masyarakat syarakat seperti memenuhi kebutuhan dimana unsur terdapat. Maksudnya ada- manusia akan teman hidup, memenuhi lah pandangan fungsionalisme terhadap kebutuhan akan harta dan gengsi, selain kebudayaan mempertahankan setiap pola itu juga untuk memelihara hubungan kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan dengan kelompok kerabat tertentu. adalah semua setiap kepercayaan dan sikap. Dimana ini Melalui perkawinan, status sosial semua merupakan bagian dari kebuda- seorang yaan dalam suatu masyarakat yang me- tempat dia berada juga akan beralih dari menuhi beberapa fungsi mendasar dalam seorang remaja menjadi seorang dewasa kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan- dan bahkan dia kemudian akan mendapat kebiasaan yang beragam-ragam itu saling pengakuan status yang lebih tinggi di tergantung satu dengan yang lainnya. tengah masyarakatnya (Koentjaraningrat Fungsi dari satu unsur budaya manusia dalam masyarakat 1994:92). adalah dapat memenuhi beberapa kebu- Kajian ini berkaitan dengan pene- tuhan dasar atau beberapa kebutuhan litian dari peneliti yaitu tentang alasan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu keluarga masih mempertahankan dan kebutuhan sekunder dari warga masya- menggunakan rakat. acara adat perkawinan Batak Toba. Dan Sedangkan kebutuhan pokok tradisi sinamot dalam BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 24 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. juga mengetahui fungsi yang dimiliki ma- Pengumpulan data dilakukan de- syarakat Batak Toba dari tradisi sinamot ngan observasi. Teknik ini dilakukan pada dalam acara adat perkawinan Batak Toba awal penelitian untuk mengamati acara di Surabaya. Dimana tradisi sinamot ini adat Marhata Sinamot (Pembicaraan Sina- ditentukan berdasar status sosial (tingkat mot). Pada pengamatan ini terjadi inter- pendidikan, ekonomi) tiap individu. aksi antara peneliti dengan informan. Metode yang digunakan peneliti Peneliti juga mengamati orang- dalam mendapatkan informasi tentang orang yang mengikuti acara dari kedua alasan keluarga masih mempertahankan keluarga yang menyelenggarakannya, dan dan menggunakan tradisi sinamot dalam anak-anaknya yang notabane masih be- acara adat perkawinan; serta apa makna lum menikah atau yang akan menikah. yang terkandung dalam tradisi sinamot Peneliti melihat bagaimana sikap mereka dalam acara adat perkawinan Batak Toba terhadap acarat. Selain itu, peneliti juga di Surabaya adalah bertipe kualitatif yang mengamati gerak dan bahasa tubuh in- mendeskripsikan secara faktual dan sis- forman berkaitan dengan pemahaman tematis mengenai fakta yang terjadi da- budayanya. lam kehidupan keluarga Batak Toba. Di samping itu, digunakan pula Sementara itu, pemilihan likasi teknik wawancara. Wawancara dilakukan penelitian didasarkan atas pertimbangan dengan cara tanya-jawab dengan subyek sebagai berikut. Pertama, kota Surabaya pelaku secara langsung. Berbekal pedom- membentuk bermacam-macam kelompok an wawancara yang digunakan sebagai pe- kekerabatan Batak Toba yang dikelom- nuntun, kondisi ini memungkinkan proses pokkan berdasarkan satu marga, satu wi- wawancara berlangsung santai dan terkesan layah atau satu keturunan dari satu ba- akrab. Sehingga ketika wawancara dapat pak. Kedua, kota Surabaya merupakan kota (heterogen) metropolis yang memiliki masyarakat yang sangat majemuk dengan jumlah masyarakat Batak Toba yang migrasi ke kota ini sangat tinggi. Dimana kota ini secara terbuka menerima berbagai pengaruh dari luar, dimana hal ini mendukung pemikiran yang baru dalam suatu daerah atau lingkungannya. menciptakan kondisi intens, maka informasi yang dihasilkan akan lebih detail. Penentuan informan menurut Spredley dilakukan terhadap beberapa informan yangmemenuhi kriteria sebagai berikut: (1) mereka yang menguasai dan memahami fokus permasalahan yang diteliti; (2) mereka yang terlibat dengan kegiatan yang diteliti dan; (3) mereka BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 25 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. yang mempunyai kesempatan dan waktu mudahkan peneliti dalam proses peng- yang memadai untuk dimintai. Semua identifikasian pokok-pokok pikiran yang informan bersedia melakukan wawancara diperoleh selama penelitian berlangsung. lebih lanjut (mendalam). Kelima, membaca kepustakaan Untuk menganalisis data secara yang relevan dengan topik penelitian. kualitatif, peneliti melakukan beberapa Dalam hal ini peneliti mendapatkan re- langkah seperti yang disarankan oleh ferensi dari buku yang berhubungan Bogdan dan Taylor (1992:130-137) yaitu: dengan kebudayaan masyarakat Batak pertama, membaca data yang diperoleh Toba teruta-ma dalam adat perkawinan dengan teliti yaitu: data dari hasil yang terdapat tradisi sinamot, seperti wawancara, data hasil catatan lapangan, buku karangan J.C Vergouwen yang dan data hasil transkrip dengan berbagai berjudul Masyarakat dan Hukum Adat informan yang telah terpilih. Dalam hal Batak ini menggunakan informan yang sudah Situmeang dalam judulnya Sistem Keke- ditentukan dari awal. rabatan Masyarakat Batak Toba dan Toba, karangan Doangsa P.L Kedua, memberi tanda dan menca- sebagainya. Peneliti juga membaca hasil tat pokok-pokok pikiran yang dianggap penelitian-penelitian yang sudah dilaku- penting yang diperoleh dari wawancara, kan, seperti proyek peneliti-an dan kemudian ditelaah. Dipelajari dan dibaca pencatatan kebudayaan oleh Departemen lagi untuk kemudian dilakukan sortir. pendidikan dan Kebudayaan, dan jurnal Pokok-pokok dianggap berkaitan dengan kebudayaan masya- penting menurut peneliti adalah yang rakat Batak Toba yaitu jurnal mengenai berkaitan dengan tradisi sinamot. interaksi sosial antar golongan etnik oleh pikiran yang Ketiga, memeriksa kembali topik- Laporan Penelitian Jarahnita. Kepusta- topik dari hasil wawancara, mengingat kaan juga bisa didapat melalui internet aktifitas selama penelitian dan pengamat- dimana informasi dapat diakses dengan an yang telah diperoleh selama melaku- mudah (www.google.com). kan penelitian. Topik yang diperiksa Keenam, membuat alur cerita dari peneliti adalah seputar tentang tradisi data yang disortir dan dipilih peneliti. sinamot beserta fungsinya dalam upacara Dalam hal ini peneliti tidak mengarang adat perkawinan Batak Toba. sendiri, namun alur cerita dibuat sesuai Keempat, menyusun data dengan cara mengelompokkan data, sehingga me- dengan data yang telah didapat dari informan-informan selama melakukan BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 26 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. penelitian. Ketujuh, mereview kembali Batak Toba membuat interaksi dengan hasil penelitian kepada informan dengan sesama kerabatnya untuk membangun tujuan untuk mencari kebenaran yaitu hubungan sosial yang baik. hasil dari analisis data akan dapat Ada banyak perkumpulan marga menjawab permasalahan yang sedang di Surabaya dan sampai sekarang masih diteliti. Peneliti juga melakukan kroscek dalam ulang dengan semua informan bila menu- Melalui perkumpulan marga masyarakat rut peneliti data yang didapat mempunyai Batak Toba menunjukan identitasnya kekurangan atau kesalahan. Hal ini atau jati dirinya sebagai orang Batak mendukung suatu keaslian dari data yang Toba. Mereka menganggap ada suatu berhubungan dengan topik penelitian. kebanggaan tersendiri yang dirasakan Jadi secara ringkas, data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, kehidupan sosial masyarakat. bila mereka tetap berkumpul dan berinteraksi dengan kerabat-kerabatnya. dokumentasi dan studi pustaka disusun Perkumpulan ini merupakan sara- dalam kategori-kategori tertentu sehing- na bagi orang Batak Toba bersosialisasi ga akan mendapatkan gambaran secara menjaga adat budayanya di Surabaya. Ma- menyeluruh. Dapat disimpulkan bahwa syarakat Batak Toba di Surabaya banyak wujud kegiatan analisis data dalam pene- yang bersosialisasi dengan kelompok etnik litian kualitatif itu lebih berupa pene- yang lainnya, namun mereka tetap tidak laahan dan penyusunan secara sistematis. meninggalkan perkumpulan marga yang dibentuk. Tetapi ada juga yang tidak ter- Kekerabatan di Surabaya tarik dengan perkumpulannya. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu Kondisi masyarakat Batak Toba di kelompok etnik yang ada di Indonesia. Surabaya adalah berada dalam keadaan Menurut Barth, seseorang diidentifikasi lingkungan heterogen. Surabaya adalah sebagai warga suatu kelompok etnik apa- salah satu kota yang memiliki perkem- bila dia memiliki kriteria yang sama da- bangan zaman yang cukup pesat dan lam penilaian, dan pertimbangan menge- mempunyai kemungkinan untuk melong- nai batas-batas sosial. Batas-batas sosial garkan atau mengaburkan tradisi yang yang dimaksud adalah tatanan perilaku ada dalam suatu kebudayaan. Maka masyarakat Batak Toba dan hubungan masyarakatnya membutuhkan suatu ko- sosial yang dilakukannya sendiri. Dengan mitmen yang dimiliki tiap individunya memiliki ciri yang khas, masyarakat untuk mempertahankan identitasnya. BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 27 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. Salah satunya dengan cara menjaga Acara ini wajib dilakukan sebelum hubungan kekerabatan dimana sudah menerima pemberkatan pernikahan di mereka bentuk dari dahulu. Masyarakat gereja nanti. Sinamot nantinya digunakan Batak Toba di Surabaya memaknai dalih- untuk biaya perkawinan, yang berarti an na tolu sesuai dengan fungsinya. Orang pembayaran perkawinan atau maskawin. Batak Toba semarga merasa bersaudara Ini menunjukkan bahwa untuk men- kandung sekalipun mereka tidak seibu- dapatkan istri diperlukan biaya tertentu, sebapak dan mereka akan saling menjaga, dan karena tugas ini berada di pundak saling melindungi, dan saling menolong. paranak maka dia akan disebut juga Begitu juga bila ia menemukan sebagai parsinamot. orang yang mempunyai marga di susunan Menurut Bapak Linggom Pasaribu, dalihan na tolu keluarganya sebagai masyarakat Batak Toba di Surabaya ma- hulahula, maka ia akan menghormatinya sih menimbulkan perdebatan panjang meskipun tidak ada hubungan yang pada waktu mengadakan acara marhata dekat. Sikap ini tidak jarang ditemui sinamot. Hal ini dikarenakan kurangnya dalam masyarakat Batak Toba dimana- pemahaman tentang arti dari tradisi sina- pun mereka berada, karena bagi mereka mot itu sendiri. Hal ini lebih ditujukan ini merupakan suatu keyakinan dan ke- pada masyarakat perantauan yang me- percayaan untuk memperoleh kenyaman- nyalahartikan acara ini. Acara marhata an dalam menjalin hubungan kekerbatan. sinamot adalah wadah bertemunya dua kelompok kekerabatan yang akan men- Marhata Sinamot Wadah Kekerabatan jadi satu kelompok kekerabatan yang Pada umumnya masyarakat Batak Toba lebih besar karena perkawinan. berpendapat bahwa acara marhata sinamot adalah suatu transaksi dari pihak Pertimbangan Jumlah Sinamot laki-laki kepada pihak perempuan, tetapi Pertama, dari pendidikan dan kemampu- harus diartikan sebagai biaya atau harga an yang dimiliki oleh masing-masing (cost) yang diperlukan untuk mencipta- mempelai akan saling dinilai oleh masing- kan sukacita bersama dalam mewujudkan masing keluarga mereka. Karena nantinya suatu pesta perkawinan. Mereka akan bila sudah berumahtangga akan berguna membicarakan untuk melangsungkan kehidupan mereka pertimbangan jumlah sinamot tadi kepada pihak perempuan. dalam membentuk keluarga baru. Hal ini sesuai dengan salah satu informan dari BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 28 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. keluarga Pakpahan yang baru saja me- luarga menerima tawaran tanpa mengu- langsungkan acara marhata sinamot da- rangi jumlah sinamot yang ditawarkan lam rencana pernikahan anak perempu- pihak perempuan. annya. Bapak Pakpahan dan istrinya ibu Untuk yang ketiga adalah kedu- Sitompul sudah mempunyai kesepakatan dukan yang sedang disandang masing- jumlah sinamot untuk anak perempuan- masing keluarga. Maksudnya adalah ke- nya nanti. Mereka menentukan berdasar- dudukan marga dalam kelompoknya ter- kan apa yang sudah dimiliki oleh anak masuk tinggi atau rendah. Karena marga perempuan mereka dan melihat juga orang batak toba ini dahulunya berasal kemampuan dari pihak laki-laki. Bagi dari nama orang yang mempunyai sau- mereka segala yang sudah mereka beri- dara kandung. Jadi tiap marga pasti kan selama hidupnya pada anaknya akan mempunyai terlihat jumlahnya pada waktu anaknya bisa sebagai kakak atau adik dalam akan menikah melalui tradisi sinamot. perkumpulannya. Karena jumlah sinamot Karena bagi mereka jumlah sinamot akan berhubungan dengan harga diri merupakan “harga diri keluarga”. yang dimiliki keluarga. Menurut informan bermacam-macam posisi, Kedua adalah dilihat dari status Bapak Linggom Pasaribu masyarakat sosialnya kedua keluarga, mereka saling Batak Toba yang sudah tinggal di daerah memandang dan mempunyai pe-nilaian perantauan mem-punyai perasaan gengsi tersendiri. Menurut Bapak Manik jumlah yang lebih besar daripada yang masih sinamot tinggal di kampung halaman. dapat mempengaruhi status sosial mereka yang semakin tinggi, begitu Dan yang keempat adalah dilihat juga sebaliknya yang dirasakan pihak dari jaman yang selalu menntut masyara- laki-laki merasa bangga bisa membeli katnya untuk mendapatkan uang yang anak perempuan melalui sinamot. Bagi- banyak demi kelangsungan hidupnya. Hal nya Sinamot ini tidak akan merugikan ini disebabkan karena nilai uang yang siapapun, justru menguntungkan kedua semakin lama semakin tinggi, dan secara keluarga. Dan ini salah satu yang mem- otomatis buat alasan hubungan kekerabatan orang meningkat. Batak begitu kuat. Meskipun awalnya keluarga mengharapkan jumlah sinamot keluarga pihak laki-laki keberatan dengan yang relatif tinggi. Semuanya ini akan jumlah yang ditawarkan, namun dengan berguna untuk keperluan pesta adat yang mempertimbangkan segalanya maka ke- akan diselenggarakan mereka nantinya. kebutuhan Jadi hidup tidak heran semakin setiap BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 29 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. Namun dengan perkembangan ja- disahkan dan disetujui oleh masyarakat man yang terjadi dalam masyarakat yang Batak Toba itu sendiri, sehingga mem- heterogen, tradisi ini menjadi sebuah perkuat integritas sosial mereka. patokan semangat di kalangan keluarga Sedangkan tradisi sinamot yang masyarakat Batak Toba terutama anak- dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di anaknya untuk selalu bekerja keras demi Surabaya dimana tergolong masyarakat memperoleh yang terbaik dalam kehi- bersolidaritas organik ini menekankan dupannya. Masyarakat Batak Toba yang pada fungsi masyarakat yang ada. Mereka tinggal di kota memandang struktur so- menganggap bahwa tradisi sinamot tetap sial berdasarkan pendidikan, agama dan dilakukan untuk memelihara hubungan yang lain yang membentuk masyarakat kekerabatan antar kelompok marga. Me- tersebut dalam menentukan tradisi si- reka akan selalu berinteraksi dengan namot. Faktor yang menjadi pertimbang- berbagai etnis dan agama di Surabaya. an masyarakat Batak Toba di Surabaya Identitas sebagai masyarakat Batak Toba mengenai tradisi sinamot ini sebenarnya akan mengalami kelonggaran bila mereka berguna untuk memelihara hubungan hanya berinteraksi dengan masyarakat di yang baik antara kelompok kekerabatan luar Batak Toba. Karena melalui proses yang terdiri dari satu marga. interaksi maka seseorang bisa terpengaruh kebiasaan dan perilaku masyarakat Makna dan Fungsi Sinamot di Surabaya dalam lingkungan sosial tersebut. Tradisi sinamot yang ada di kampung Sebaliknya, jika individu yang halaman mempunyai makna sebagai sa- mempunyai identitas sebagai masyarakat lah satu alat untuk mengikat hubungan Batak Toba tetap berinteraksi dengan yang terjalin antara dua kelompok keke- komunitasnya yang memiliki kesamaan rabatan yang bersangkutan. Tradisi ini latar belakang budaya di masyarakat merupakan salah satu dari macam-ma- heterogen, maka identitas mereka sebagai cam tradisi yang dilakukan oleh masya- “orang Batak” akan semakin melekat rakat bersolidaritas mekanik di kampung dalam batin individu sesuai fungsional- halaman. Mereka melakukannya untuk isme Malinowski dalam Ihromi. memperkuat hubungan diantara hubung- Tinggi rendahnya pendidikan yang an dalihan natolu yang sudah terbentuk. diperoleh seorang pemuda dan pemudi Tradisi ini sudah menjadi salah satu dipakai sebagai tolak ukur tinggi ren- rangkaian adat perkawinan yang sudah dahnya sinamot. Status sosial kedua BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 30 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. pengantin, serta orangtua masing-masing KESIMPULAN ikut menentukan sinamot. Demikian pula Fenomena dengan kecantikan dan ketrampilan khu- Batak Toba yang merantau ke Surabaya sus yang dimiliki oleh pemudi atau anak adalah dengan melahirkan keturunan- perempuannya. Tinggi rendahnya sina- keturunan yang tumbuh, dan berkembang mot dapat dilihat sebagai ukuran kedu- di daerah yang heterogen yang memiliki dukan suatu keluarga. Jadi, dalam menen- lingkungan sosial yang plural, menye- tukan besarnya sinamot yang diminta, babkan kemungkinan yang besar lun- pihak perempuan biasanya mengajukan turnya tradisi dalam perkawinan adat jumlah yang tinggi dengan memper- Batak Toba akibat interaksi antar kelom- hatikan semua pertimbangan tersebut. pok sosial yang berbeda. Salah satu usaha yang dialami masyarakat Masyarakat Batak Toba yang me- dalam mempertahankan identitas suku- rantau ke Surabaya adalah bersolidaritas bangsanya dengan melakukan perkawin- organik, dimana mereka berada di ling- an sesama suku Batak Toba. kungan heterogen, terdapat proses pem- Tradisi sinamot yang ada di kam- bagian kerja yang memiliki mekanisme pung halaman mempunyai makna sebagai tertentu. Berkembangnya alat-alat komu- salah satu alat untuk mengikat hubungan nikasi dan transportasi dapat mening- yang terjalin antara dua kelompok ke- katkan kepadatan penduduk melalui imi- kerabatan yang bersangkutan. Tradisi ini grasi. Jumlah penduduk pencari kerja merupakan salah satu dari macam- semakin meningkat dan penciptaan la- macam tradisi yang dilakukan oleh ma- pangan kerja baru semakin banyak juga. syarakat bersolidaritas mekanik di kam- Hal ini bisa menjadi masalah karena pem- pung halaman. Mereka melakukannya bagian kerja yang terdiferensiasi akan untuk memperkuat hubungan diantara sulit dikerjakan karena terjadi persaingan hubungan dalihan natolu yang sudah yang cukup ketat. Maka masyarakat ini terbentuk. Tradisi ini sudah menjadi salah menekankan pada fungsi dalam struktur satu rangkaian adat perkawinan yang su- masyarakat yang ada. Fungsinya adalah dah disahkan dan disetujui oleh masya- untuk mempertahankan hubungan keke- rakat Batak Toba itu sendiri, sehingga rabatan kelompok sosial agar tidak pecah, memperkuat integritas sosial mereka. hanya karena pengaruh dari masyarakat dari kelompok sosial lainnya. Sedangkan tradisi sinamot yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba yang merantau ke Surabaya dimana terBioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 31 Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”, hal.19-32. golong masyarakat bersolidaritas organic membentuk masyarakat tersebut dalam ini menekankan pada fungsi masyarakat tradisi menentukan jumlah sinamot. Tra- yang ada. Mereka menganggap bahwa disi sinamot pada masyarakat Batak Toba tradisi sinamot tetap dilakukan untuk yang merantau ke Surabaya adalah untuk memelihara hubungan kekerabatan antar memelihara hubungan yang baik antara kelompok marga dan berinteraksi dengan kelompok sosial (satu marga). Bertemu- berbagai etnis dan agama di Surabaya. nya dua kelompok sosial dalam perka- Identitas masyarakat Batak Toba winan mempunyai makna sendiri. akan mengalami kelonggaran apabila mereka hanya berinteraksi dengan masya- Daftar Pustaka rakat di luar Batak Toba. Karena melalui Barth, Fredrik (1988)Kelompok-kelompok Etnik dan Batasannya, Jakarta: Uniniversitas Indonesia (UI-Press). proses interaksi maka seseorang bisa terpengaruh dengan kebiasaan dan perilaku masyarakat dalam lingkungan sosial tersebut. Sebaliknya, jika individu yang mempunyai identitas sebagai masyarakat Batak Toba tetap berinteraksi dengan komunitasnya yang memiliki kesamaan latar belakang budaya di tengah masyarakat heterogen, maka identitas mereka sebagai “orang Batak” akan semakin melekat dalam batin tiap individu. Namun dengan seiring perkembangan Jaman yang terjadi dalam masyarakat yang heterogen, tradisi ini menjadi sebuah patokan semangat di kalangan keluarga masyarakat Batak Toba terutama anak-anaknya untuk selalu bekerja keras demi memperoleh yang terbaik Bogdan, Robert & Steven J. Taylor (1992) Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu Sosial), Surabaya: Usaha Nasional Indah. Haviland, William A (1985) Antropologi, Jakarta: Erlangga. Ihromi, TO (2006) Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Koentjaraningrat (2002) Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta. Salim, Agus (2002) Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Situmeang, Doangsa P.L (2003) Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba, Jakarta: Djambatan. Vergouwen, J.C (1986) Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara. dalam kehidupannya. Masyarakat Batak Toba yang tinggal di kota (heterogen) memandang struktur sosial berdasarkan pendidikan, agama dan yang lainnya yang BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 32