BAB 10 - Cronyos

advertisement
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
BAB
10
SISTEM PENERANGAN
(LIGHTING SYSTEM)
10.1. Pendahuluan
Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan
tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan
digunakan untuk penerangan di malam hari, lampu tanda belok untuk
memberitahukan kendaraan lain atau pejalan kaki bahwa kendaraan akan membelok
dan lampu belakang untuk informasi posisi keberadaan mobil. Selain sistem
penerangan secara umum, kendaraan dilengkapi dengan berbagai macam fungsi
tergantung kelas kendaraan dan di negara mana kendaraan tersebut beroperasi.
Gambar 10.1. Lampu kepala
Sistem penerangan pada kendaraan dalam bekerjanya harus mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama menyangkut kode warna
lampu sistem penerangan. Kode warna ini berlaku secara internasional. Berikut
merupakan aturan sistem penerangan pada kendaraan di Indonesia sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.
Tabel 10.1. Sistem penerangan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993
Sistem
Keterangan
Penerangan
Lampu
Lampu penunjuk arah berjumlah genap dan mempunyai sinar
tanda belok kelap-kelip berwarna kuning tua dan dapat dilihat pada waktu
siang atau malam hari oleh pemakai jalan lainnya
Lampu rem Lampu rem berjumlah dua buah dan berwarna merah dan
mempunyai kekuatan cahaya lebih besar dari lampu posisi
belakang
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
377
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Lampu
belakang
Lampu
mundur
Lampu posisi belakang berjumlah genap, berwarna merah dan
dipasang pada bagian belakang kendaraan
Lampu mundur berwarna putih atau kuning muda dan tidak
menyilaukan atau mengganggu pemakai jalan
10.2. Nama dan Fungsi Komponen Sistem Penerangan
Gambar 10.2. Komponen lengkap sistem penerangan
Berikut ini merupakan komponen sistem penerangan yang lengkap termasuk
sistem utama yaitu lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok dan tanda bahaya.
Namun untuk pembahasan sistem di luar sistem utama akan dijelaskan pada bab
tersendiri yaitu Bab 13 tentang Sistem Kelistrikan Tambahan.
1. Lampu depan dan lampu kabut depan
2. Kombinasi lampu belakang (lampu kabut belakang)
3. Kontrol lampu dan saklar kombinasi (saklar lampu tanda belok, saklar lampu
kabut depan/belakang)
4. Lampu tanda belok dan lampu tanda bahaya
5. Saklar tanda bahaya
6. Flasher tanda belok untuk meneruskan arus ke lampu tanda belok dan tanda
bahaya secara terputus-putus
7. Sensor lampu mati untuk memberi tanda jika salah satu lampu putus
8. Relai gabungan
9. Sensor kontrol lampu otomatis untuk mendeteksi tingkat cahaya di sekitar
kendaraan agar lampu dinyalakan atau dimatikan secara otomatis
10. Saklar kontrol tingkat lampu jauh untuk mendeteksi jarak pancaran lampu
11. Penggerak kontrol tingkat lampu jauh
12. Lampu Interior
13. Saklar courtesy pintu
14. Penerangan kunci kontak
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
378
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
10.2.1. Lampu Kepala
1. Sistem lampu depan
Sistem lampu depan sering disebut dengan nama lain seperti lampu kepala
atau lampu besar. Lampu depan digunakan untuk penerangan pada malam hari atau
kondisi gelap. Sistem lampu depan terdiri dari sekering lampu kepala, saklar kontrol
lampu, saklar dim, indikator lampu jauh dan lampu-lampu besar. Beberapa tipe
menggunakan relai lampu kepala dan atau relai kombinasi. Relai lampu depan
diaktifkan oleh saklar kontrol lampu sedangkan relai kombinasi diaktifkan oleh saklar
dim. Saklar kontrol lampu memiliki posisi OFF, TAIL, HEAD. Saklar dim memiliki posisi
LOW, HIGH dan FLASH. Secara umum, lampu kepala diaktifkan dengan menyalakan
saklar kontrol lampu pada posisi HEAD. Khusus untuk FLASH dapat diaktifkan
meskipun saklar kontrol lampu pada posisi OFF. Lampu flash merupakan lampu
kepala jauh yang diaktifkan tanpa melalui saklar kontrol lampu. Lampu ini berfungsi
untuk meminta perhatian pemakai jalan lain yang berada di depan kendaran dengan
arah berlawanan kita. Fungsi ini hampir menyerupai klakson namun sedikit berbeda
penggunaannya terutama menyangkut waktu dimana klakson jarang digunakan pada
malam hari demi etika di jalan raya dan sebagai gantinya digunakan lampu flash.
Saklar kontrol lampu umumnya menggunakan model tuas atau saklar putar.
Model tuas letaknya berada pada sebelah kanan kemudi untuk kendaraan dengan
kemudi kanan dan sebaliknya untuk kendaraan dengan kemudi kiri maka saklar
terletak di sebelah kiri kemudi. Model saklar putar terletak pada dashboard.
Gambar 10.3. Saklar kontrol lampu dan saklar dim lampu kepala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
379
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Rangkaian lampu depan dibedakan menurut komponen kelistrikannya. Sistem
lampu depan terdiri dari tiga macam:
a. Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi
b. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi
c. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi
Gambar 10.4. Rangkaian sistem lampu depan tanpa relai
Gambar 10.5. Rangkaian lampu depan dengan relai
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
380
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.6. Rangkaian lampu depan dengan relai kombinasi
10.2.2. Lampu Kota
Lampu kota atau disebut juga lampu posisi depan dan belakang merupakan
lampu yang berfungsi untuk penerangan dalam kondisi senja atau fajar dimana kondisi
cahaya di sekitar kendaraan tidak begitu gelap. Lampu ini memberi peringatan
terhadap lingkungan sekitar akan keberadaan kendaraan. Lampu kota terdiri dari
komponen lampu posisi depan dan belakang dan saklar kontrol lampu. Saklar kontrol
lampu kota merupakan saklar yang sama untuk lampu kepala.
Lampu kota dapat diaktifkan dengan menyalakan saklar kontrol lampu pada
posisi TAIL yaitu dengan memutar saklar kontrol lampu satu step. Pada step kedua
baru digunakan untuk menyalakan lampu kepala. Beberapa model memiliki sistem
lampu belakang yang dilengkapi dengan indikator lampu belakang.
Ada dua tipe sistem lampu belakang:
a. Tipe terhubung langsung tanpa relai
b. Tipe relai lampu belakang
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
381
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.7. Rangkaian lampu belakang
10.2.3. Lampu Tanda Belok dan Tanda Bahaya
Gambar 10.8. Komponen lampu tanda belok dan tanda bahaya
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
382
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Lampu tanda belok memberitahukan kepada pengguna jalan lain di sekitar
kendaraan akan sinyal bahwa kendaraan akan membelok. Lampu akan berkedip saat
saklar tanda belok dinyalakan. Lampu tanda belok terdiri dari kunci kontak, saklar
tanda belok, flasher yang akan mengontrol arus yang menuju lampu secara terputusputus, buzzer untuk memberi tanda peringatan suara pada pengemudi saat lampu
tanda belok aktif, lampu tanda belok dan lampu peringatan tanda belok pada meter
kombinasi.
Gambar 10.9. Saklar lampu tanda belok
Saklar lampu tanda bahaya ditandai dengan sebuah lambang segitiga dengan
garis ganda dengan tombol berwarna merah dan terletak secara terpisah dengan
saklar lampu tanda belok. Meskipun saklarnya terpisah, lampu landa belok dan tanda
bahaya menggunakan satu flasher yang sama.
Gambar 10.10. Saklar lampu tanda bahaya
Sistem lampu tanda belok pada awalnya menggunakan flasher model gulung
dimana kemagnetan dimanfaatkan untuk menghubungkan dan memutuskan titik
kontak sehingga arus yang menuju ke lampu terputus-putus. Ada juga tipe yang
menggunakan bimetal dan kapasitor dimana kumparan pemanas dimanfaatkan untuk
membengkokkan bimetal sehingga titik kontak terhubung dan terlepas. Mengingat
kedua jenis flasher di atas masih mengandalkan sistem mekanis maka dalam
perkembangannya digunakan flasher semi transistor dan sirkuit terintegrasi (IC).
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
383
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.11. Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher tipe kontak
Gambar 10.12. Flasher lampu tanda belok
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
384
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.13. Rangkaian lampu tanda belok dan tanda bahaya tipe semi transistor
Gambar 10.14. Rangkaian lampu tanda belok menggunakan flasher tipe IC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
385
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pada lampu tanda belok juga terintegrasi sistem tanda bahaya
dimana lampu tanda belok kanan dan kiri akan berkedip secara bersamaan
tanda bahaya dinyalakan. Lampu ini berfungsi sebagai tanda akan adanya
pada kendaraan sehingga mobil tidak dapat berjalan atau meminta kepada
jalan lain untuk memberi jalan karena situasi darurat.
(hazards)
jika saklar
gangguan
pengguna
10.3. Cara Kerja Sistem Penerangan
10.3.1. Lampu Kepala
1. Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala dekat,
saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (dekat)
akan menyala.
Cara kerja lampu jauh (HI-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala jauh,
saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (jauh)
akan menyala. Pada saat yang bersamaan arus dari baterai juga akan mengalir ke
lampu indikator jauh, saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga
indikator lampu jauh pada meter kombinasi akan menyala.
Gambar 10.15. Cara kerja lampu dekat tanpa relai
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
386
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.16. Cara kerja lampu jauh tanpa relai
Cara kerja lampu FLASH
Pada saat saklar dim digerakkan ke posisi FLASH, arus mengalir dari baterai
menuju sekering lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju massa
sehingga lampu depan (jauh) akan menyala. Pada saat yang bersamaan arus dari
baterai juga mengalir ke lampu indikator jauh, saklar dim dan menuju massa sehingga
indikator lampu jauh pada meter kombinasi akan menyala. Terlihat di sini bahwa
lampu jauh akan menyala tanpa arus dilewatkan pada saklar kontrol lampu. Dengan
demikian lampu kepala dan indikator lampu kepala jauh akan tetap dapat dinyalakan
meskipun saklar kontrol lampu pada posisi OFF.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
387
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.17. Cara kerja lampu depan FLASH tanpa relai
2. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai
lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai
lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala
dekat, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala.
Cara kerja lampu jauh (HI-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai
lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai
lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala
jauh, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu jauh menyala. Selain itu arus
yang menuju ke lampu kepala juga melalui lampu kepala dekat, indikator lampu
kepala jauh dan menuju ke massa. Dikarenakan lampu kepala jauh dan indikator
lampu jauh dirangkai seri dengan tahanan lampu jauh yang lebih tinggi maka lampu
kepala jauh tidak akan menyala sebaliknya lampu indikator jauh akan menyala terang.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
388
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.18. Cara kerja lampu dekat dengan relai
Cara kerja lampu depan FLASH
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai
menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar dim dan
menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai
mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju
ke massa sehingga lampu jauh menyala. Selain itu arus yang menuju ke lampu kepala
juga melalui lampu kepala dekat, indikator lampu kepala jauh dan menuju ke massa.
Dikarenakan lampu kepala dekat dan indikator lampu jauh dirangkai seri dengan
tahanan lampu dekat yang lebih tinggi maka lampu kepala dekat tidak akan menyala
sebaliknya lampu indikator jauh akan menyala terang.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
389
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.19. Cara kerja lampu jauh dengan relai
Gambar 10.20. Cara kerja lampu FLASH dengan relai
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
390
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
3. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai
lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai
lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim
(kombinasi), lampu kepala dekat dan menuju ke massa sehingga lampu dekat
menyala.
Gambar 10.21. Cara kerja lampu dekat dengan relai kombinasi
Cara kerja lampu jauh (HI-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi
HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala,
saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan
bekerja. Selain itu arus juga mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai
lampu kepala, kumparan pada relai kombinasi, saklar dim dan menuju ke massa
sehingga relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering,
relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu kepala jauh dan lampu indikator jauh
menuju ke massa sehingga lampu kepala jauh dan indikator lampu kepala jauh
menyala.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
391
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.22. Cara kerja lampu jauh dengan relai kombinasi
Gambar 10.23. Cara kerja lampu FLASH dengan relai kombinasi
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
392
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Cara kerja lampu depan FLASH
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai
menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, saklar dim dan menuju massa
sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selain itu arus juga mengalir dari baterai
menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, kumparan pada relai kombinasi,
saklar dim dan menuju ke massa sehingga relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus
dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu
kepala jauh dan lampu indikator jauh menuju ke massa sehingga lampu kepala jauh
dan indikator lampu kepala jauh menyala.
10.3.2. Lampu Kota
Cara kerja lampu belakang
a. Tipe terhubung langsung tanpa relai
Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus mengalir dari baterai
menuju sekering, saklar kontrol lampu, lampu belakang dan menuju ke massa
sehingga lampu belakang menyala.
b. Tipe dengan relai lampu belakang
Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus listrik mengalir dari
baterai, sekering, kumparan pada relai lampu belakang, saklar kontrol lampu dan
menuju ke massa sehingga relai lampu belakang bekerja. Akibatnya arus mengalir
dari baterai, sekering, lampu belakang dan menuju ke massa sehingga lampu
belakang menyala.
Gambar 10.24. Cara kerja lampu belakang
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
393
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
10.3.3. Lampu Tanda Belok dan Tanda Bahaya
1. Cara kerja lampu tanda belok
Pada saat saklar tanda belok diaktifkan, flasher tanda belok akan menyalakan
lampu tanda belok kiri atau kanan. Selama lampu menyala, buzzer juga akan berbunyi
sehingga pengendara akan mengetahui bahwa lampu tanda belok masih menyala.
Cara kerja lampu tanda belok dengan flasher tipe kontak
Saat kunci kontak posisi ON
Saat kunci kontak diputar ke ON, arus mengalir dari baterai menuju kunci
kontak, terminal B flasfer, titik kontak, kumparan L2 dan ke kapasitor untuk mengisi
kapasitor. Kapasitor terisi penuh ketika kunci kontak pada posisi ON.
Gambar 10.25. Kunci kontak ON dan pengisian kapasitor
Saklar tanda belok diposisikan ke kanan atau ke kiri
Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan atau ke kiri, arus mengalir dari
baterai menuju kunci kontak, terminal B flasher, titik kontak, kumparan L1, terminal L
flasher, saklar tanda belok, lampu-lampu tanda belok dan menuju ke massa. Lampu
tanda belok akan menyala. Saat yang sama kemagnetan terbentuk pada kumparan L1
dan menarik titik kontak terbuka.
Gambar 10.26. Saat saklar tanda belok ON dan lampu menyala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
394
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Bila titik kontak terbuka, pengeluaran (discharging) kapasitor dimulai sehingga
arus yang mengalir ke kumparan L1 dan L2 berkurang. Saat ini kemaganetan masih
dibangkitkan pada kedua kumparan dan tetap mempertahankan titik kontak terbuka.
Pada saat yang sama arus dari baterai mengalir ke kunci kontak, terminal B flasher,
resistor, kumparan L1, terminal L flasher, saklar tanda belok, ke lampu dan menuju
massa. Karena arus yang mengalir rendah maka saat ini lampu tanda belok tidak
menyala.
Gambar 10.27. Pengeluaran kapasitor
Bila pengeluaran kapasitor berakhir, maka kemagnetan pada kumparan L2
menghilang dan tidak mampu mempertahankan posisi titik kontak sehingga titik kontak
menutup lagi. Arus selanjutnya dari baterai mengalir ke kunci kontak, terminal B
flasher, titik kontak, kumparan L1, terminal L, saklar tanda belok, lampu tanda belok
dan menuju massa menyebabkan lampu tanda belok menyala kembali. Pada saat
yang sama arus dari baterai melakukan pengisian kapasitor melalui kumparan L2.
Karena kemagnetan yang terbentuk pada kedua kumparan arahnya berlawanan maka
saling meniadakan dan mempertahankan titik kontak tertutup sampai kapasitor terisi
penuh.
Bila kapasitor terisi penuh, arus yang mengalir ke kumparan L2 berhenti dan
kemagnetan pada kumparan L1 akan menarik titik kontak untuk membuka sehingga
lampu mati. Siklus yang berulang-ulang ini akan membuat lampu tanda belok
berkedip-kedip selama interval waktu tertentu.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
395
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.28. Lampu tanda belok menyala
Cara kerja lampu tanda belok dengan flasher tipe IC
Saat saklar tanda belok diposisikan ke kiri
Pada saat saklar tanda belok di posisi kiri, kondisi antara terminal EL dari
flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan
transistor dan relai sisi kiri. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama,
terminal +B flasher, kumparan relai kiri, transistor, massa. Sehingga relai kiri pada
flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LL menuju lampu indikator belok kiri.
Gambar 10.29. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kiri
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
396
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan
Pada saat saklar tanda belok di posisi kanan, kondisi antara terminal ER dari
flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan
transistor dan relai sisi kanan. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama,
terminal +B flasher, kumparan relai kanan, transistor, massa. Sehingga relai kanan
pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR menuju lampu tanda belok dan
indikator tanda belok kanan.
Gambar 10.30. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kanan
Jika lampu tanda belok mati, sejumlah arus listrik akan menurun. Penerangan
(kedipan lampu) jadi lebih cepat sebagai tanda kepada pengendara.
2. Cara kerja lampu tanda bahaya
Pada saat saklar lampu tanda bahaya di posisi ON, kondisi antara terminal
EHW dari flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga
mengaktifkan transistor dan relai sisi kanan dan kiri. Selanjutnya arus dari baterai
menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kanan dan kiri, transistor,
massa. Sehingga relai kanan dan kiri pada flasher bekerja dan arus mengalir ke
terminal LR dan LL menuju lampu tanda belok dan indikator tanda belok kanan dan
kiri.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
397
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.31. Cara kerja lampu tanda bahaya
10.4. Pemeriksaan Sistem Penerangan
Pemeriksaan diawali dengan melepas terminal negatif baterai. Namun perlu
dicatat informasi yang berhubungan dengan memori yang disimpan dalam ECU
seperti stasiun radio, posisi tempat duduk, posisi roda kemudi dan sebagainya.
Gambar 10.32. Melepas terminal negatif baterai
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
398
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Berikut ini merupakan contoh pemeriksaan sistem penerangan lampu kepala:
1. Periksa bohlam lampu besar
Gambar 10.33. Melepas konektor bohlam lampu kepala
Gambar 10.34. Melepas tutup karet soket bohlam lampu kepala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
399
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.35. Melepas bohlam lampu besar dari dudukannya
Lepas pegas yang menahan bohlam dan lepas bohlam. Hindarkan tangan agar tidak
menyentuh bohlam karena akan memperpendek umur bohlam. Soket dudukan
bohlam agar ditutup sehingga tidak memungkinkan benda-benda asing masuk ke
bagian dalam dan merusak lensa.
Gambar 10.36. Mengukur kontinuitas pada terminal bohlam
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
400
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tahanan
b. Hubungkan kawat timah tester kelistrikan pada bohlam dan periksa kontinuitas
Sisi lampu dekat:
Hubungkan tester antara terminal 1 dan terminal 3. Jika tidak ada kontinuitas berarti
lampu putus.
Sisi lampu jauh:
Hubungkan tester antara terminal 2 dan terminal 3. Jika tidak ada kontinuitas berarti
lampu putus.
2. Periksa tegangan baterai
Gambar 10.37. Mengukur tegangan baterai
a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tegangan DC.
b. Hubungkan kawat timah sisi negatif tester pada terminal negatif baterai dan kawat
timah sisi positif tester pada terminal positif baterai.
c. Periksa tegangan baterai. Tegangan baterai biasanya sekitar 12.6 V; akan tetapi,
tegangan aktual dapat berada di kisaran 10 - 14 V.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
401
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
3. Periksa sirkuit lampu besar
Pemeriksaan sirkuit yang berhubungan dengan letak komponen, bentuk soket dan
warna kabel dapat dilihat pada buku pedoman reparasi masing-masing kendaraan.
Gambar 10.38. Memeriksa posisi konektor lampu kepala
Gambar 10.39. Memeriksa bentuk konektor lampu kepala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
402
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.40. Memeriksa warna kabel pada sirkuit
4. Periksa saklar kontrol lampu (light control switch)
Tekan cakar konektor dan tahan bodi konektor untuk melepas konektor.
Gambar 10.41. Melepas saklar kontrol lampu
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
403
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.42. Memeriksa saklar kontrol lampu
5. Periksa konektor saklar kontrol lampu
Gambar 10.43. Memeriksa konektor saklar kontrol lampu
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
404
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.44. Memeriksa warna kabel pada konektor saklar kontrol lampu
Gambar 10.45. Melepas tuas saklar kontrol lampu
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
405
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.46. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu
Periksa kontinuitas saklar kontrol lampu
a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran kontinuitas.
b. Periksa kontinuitas antara terminal-terminal saklar kontrol lampu sambil mengoperasikan saklar kontrol lampu.
Gambar 10.47. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi TAIL
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
406
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
• Posisi TAIL
Memutar saklar kontrol lampu ke posisi TAIL akan mengalirkan arus antara terminal
A dan terminal B sehingga lampu belakang akan menyala.
Gambar 10.48. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi HEAD (LOW)
• Posisi HEAD (LOW)
Memutar saklar kontrol lampu ke posisi HEAD (LOW) akan mengalirkan arus
antara terminal C dan terminal E sehingga lampu kepala dekat akan menyala.
• Posisi HEAD (HIGH)
Memutar saklar kontrol lampu ke posisi HEAD (HIGH) akan mengalirkan arus
antara terminal D dan terminal E sehingga lampu kepala jauh akan menyala.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
407
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.49. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi HEAD (HIGH)
6. Periksa tegangan sirkuit lampu besar
Pasang kembali terminal negatif baterai dengan hati-hati agar tidak merusak
terminal dan kembalikan informasi seperti yang tercatat pada memori di kendaraan.
Gambar 10.50. Memasang kembali terminal negatif baterai
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
408
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.51. Memasang kembali soket saklar kontrol lampu
Periksa tegangan konektor lampu besar
a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tegangan.
b. Hubungkan kawat timah tester pada terminal-terminal seperti terlihat pada gambar
di bawah ini. Periksa tegangan dengan cara menghubungkan kawat timah tester
pada konektor lampu besar. Hindarkan menekan terminal dengan kuat karena
dapat menye-babkan kerusakan pada terminal.
c. Periksa apakah saklar kontrol lampu dan tegangan terminal yang diperiksa
berubah saat saklar kontrol lampu dioperasikan ke low dan high.
Gambar 10.52. Memeriksa tegangan sirkuit lampu dekat
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
409
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.53. Memeriksa tegangan sirkuit lampu jauh
Setelah memeriksa tegangan sirkuit lampu kepala, maka selanjutnya adalah
pemeriksaan kerja sistem lampu besar pada kendaraan. Hal ini diawali dengan
pemasangan kembali bohlam lampu kepala denga hati-hati pada dudukan lampu.
Gambar 10.54. Memasang kembali bohlam lampu kepala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
410
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.55. Memasang penutup bohlam
Gambar 10.56. Memasang konektor bohlam lampu kepala
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
411
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 10.57. Memeriksa kerja sistem lampu dekat setelah semua terpasang
Gambar 10.58. Memeriksa kerja sistem lampu jauh setelah semua terpasang
Periksa adanya kesalahan pada prosedur pemasangan perlengkapan
kelistrikan dan periksa bahwa lampu besar bekerja dengan baik. Operasikan saklar
kontrol lampu pada posisi OFF, TAIL dan HEAD dan saklar dim pada posisi LOW,
HIGH dan FLASH kemudian periksa bahwa lampu-lampu yang berhubungan menyala
pada setiap posisi saklar.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
412
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
10.5. Gangguan dan Perbaikan Sistem Penerangan
Tabel 10.2 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem penerangan
Gangguan
Kemungkinan Penyebab
Hanya satu lampu
tidak menyala (lampu
luar)
Lampu besar tidak
menyala
Lampu besar jauh
atau kilatan lampu
besar tidak menyala
Lampu
belakang,
lampu parkir dan
lampu plat nomor
tidak menyala
Lampu rem
menyala
tidak
Lampu rem tetap
menyala
Lampu
instrumen
tidak menyala (lampu
belakang menyala)
Salah satu lampu
tanda belok tidak
menyala
Lampu tanda belok
tidak bekerja
Lampu tanda bahaya
tidak bekerja
Bohlam putus
Soket, rangakaian kabel
massa, rusak
Sekering ”HEAD” putus
atau
Relai kontrol lampu besar rusak
Saklar kontrol lampu besar rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Saklar kontrol lampu, rusak
Rangkaian kabel rusak
Sekering ”TAIL” putus
Cara Mengatasi
Ganti bohlam
Perbaiki seperlunya
Ganti sekering dan periksa
hubungan singkat
Periksa relai
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Periksa saklar
Perbaikai seperlunya
Saklar lampu rem rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Saklar lampu rem rusak
Ganti sekering dan periksa
hubungan singkat
Periksa relai
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Ganti sekering dan periksa
hubungan singkat
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Stel atau ganti saklar
Rangkaian kabel atau massa rusak
Perbaiki seperlunya
Saklar lampu tanda belok rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Sekering ”ENGINE” putus
Ganti sekering dan periksa
hubungan singkat
Periksa Flasher
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Ganti sekering dan periksa
hubungan singkat
Periksa Flasher
Periksa saklar
Perbaiki seperlunya
Relai kontrol lampu kecil rusak
Saklar kontrol lampu rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Sekering ”STOP” putus
Flasher rusak
Saklar lampu tanda belok rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Sekering ”HAZARD” putus
Flasher rusak
Saklar lampu tanda bahaya rusak
Rangkaian kabel atau massa rusak
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
413
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
10.6. Ringkasan
Sistem penerangan memiliki fungsi yang sangat penting terutama untuk
pencahayaan pada malam hari atau saat kondisi gelap. Sistem utama pada sistem
penerangan terdiri dari sistem lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok dan
lampu tanda bahaya. Tipe sirkuit lampu kepala dibedakan menurut komponen
kelistrikannya apakah menggunakan relai lampu kepala dan relai kombinasi atau
tidak. Lampu kota berfungsi untuk pencahayaan pada kondisi senja atau fajar saat
lingkungan sekitar belum begitu gelap. Saat lampu kota diaktifkan maka lampu
belakang secara bersamaan akan menyala. Lampu tanda belok berfungsi
memberitahu pengguna jalan lain bahwa kendaraan akan membelok. Sedangkan
lampu tanda bahaya memberi sinyal akan adanya gangguan pada kendaraan atau
pemberitahuan akan situasi gawat yang sedang dialami pemakai kendaraan tersebut.
Pemeriksaan pada sistem penerangan perlu dilakukan untuk menjamin bekerjanya
sistem tersebut secara baik.
10.7. Soal-soal Latihan
1. Tuliskan komponen-komponen sistem penerangan!
2. Buatlah rangkaian sistem lampu kepala:
a. Tanpa relai lampu kepala atau relai kombinasi
b. Dengan relai lampu kepala tanpa relai kombinasi
c. Dengan relai lampu kepala dan relai kombinasi
3. Buatlah rangkaian sistem lampu kota!
4. Buatlah rangkaian sistem lampu tanda belok dan tanda bahaya!
5. Jelaskan pemeriksaan yang perlu dilakukan pada sistem penerangan!
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
414
Download