BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini merupakan sebuah penelitian semantik dalam ranah medan makna dan menitikberatkan pada analisis komponen makna terhadap leksem-leksem kelas verba say dan polisemi yang dimiliki verba say dalam bahasa Inggris. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri semantis leksem-leksem dalam kelas verba say dan polisemi verba say dalam bahasa Inggris. Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Levin (1993) terhadap verba-verba bahasa Inggris. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan sekurang-kurangnya ada dua puluh tiga leksem sebagai anggota kelas verba say bahasa Inggris. Kedua puluh tiga leksem yang berhiponim dengan say tersebut adalah propose, suggest, announce, state, claim, report, relate, recount, proclaim, reiterate, repeat, remark, articulate, blab, blurt, note, observe, convey, declare, mention, confide, reveal, dan confess. Analisis komponen makna yang dilakukan terhadap dua puluh tiga leksem tersebut menghasilkan fitur-fitur semantik pembeda leksem-leksem kelas verba say. Fitur-fitur semantik yang ditemukan tidak dialih bahasakan menjadi bahasa Indonesia untuk mempertahankan konsep makna bahasa Inggris. Adapun fitur semantik yang ditemukan sekurang-kurangnya ada sembilan yang terdiri dari fitur wajib dan pelengkap. Fitur wajib merupakan fitur semantis yang wajib dimiliki oleh semua 178 leksem yaitu activity ‘aktivitas’, speaker ‘penutur’, addressee ‘mitra tutur’, about what ‘tentang apa’, manner ‘cara penyampaian’, dan situation ‘situasi (percakapan). Sementara itu fitur pelengkap adalah fitur tambahan yang dimiliki oleh beberapa leksem saja yang dapat membedakannya dengan leksem yang sangat berdekatan maknanya jika hanya dilihat fitur wajibnya. Fitur pelengkap atau tambahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fitur status of information ‘status informasi’, specific content ‘kekhususan isi tuturan’, dan purpose ‘tujuan’. Dari kesembilan fitur semantik yang ditemukan tersebut, fitur activity ‘aktivitas’ merupakan fitur semantik yang paling membedakan leksem-leksem anggota verba say. Oleh karena itu, leksem-leksem dalam anggota kelas verba say dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu kelompok say dengan aktivitas to inform ‘memberi ‘menyampaikan’, informasi’, kelompok kelompok say say dengan ‘mengemukakan/mengedepankan’, kelompok dengan aktivitas aktivitas to to put say dengan aktivitas express forward to show ‘menunjukkan’, dan kelompok say dengan aktivitas to admit ‘mengakui’. Berdasarkan pengamatan terhadap makna-makna verba say dari kamus Oxford (2010), verba say mempunyai makna utama atau primer dan makna sekunder. Makna primer merupakan makna umum dari verba say dengan beberapa konteks makna yang ditemukan yaitu bisa digunakan untuk menyampaikan ekspresi dan sapaan verbal, berisi tuturan tentang something ‘sesuatu’, penggunaan word(s), dan konsep speech ‘tuturan’ atau speech ‘pidato’. Dalam makna primer ini, verba say mungkin dapat digantikan dengan verba lainnya seperti articulate, state, dan 179 mention. Dari konteks yang ditemukan dalam makna primer verba say ini dapat diketahui bahwa konteks-konteks tersebut masih mengandung unsur makna primer verba say. Makna sekunder verba say dimaknai sebagai makna-makna selain makna primer dan dianggap sebagai perluasan makna say. Berdasarkan makna sekundernya, verba say mempunyai dua jenis polisemi ketika dibandingkan dengan makna primernya. Kedua jenis polisemi itu adalah context metonymy dan metaphorical polysemy. Context metonymy dimiliki oleh polisemi verba say pada makna pertama sampai ketiga. Sementara itu, metaphorical polysemy dimiliki oleh makna keempat dan kelima dari polisemi verba say. Konteks yang ditemukan pada polisemi pertama verba say adalah adanya pengucapan berulang atau berlebihan yang biasanya ditunjukkan dengan kata more, again, dan over. Pada konteks pengulangan ini, verba say berhubungan dengan verba repeat dan reiterate dan mengandung fitur activity ‘aktivitas’ to inform ‘memberikan informasi’. Pada polisemi kedua verba say menunjukkan adanya konteks penyampaian pendapat dengan menggunakan beberapa frasa seperti say what you like, I’ll say this for them, I (he/she/somebody) couldn’t say, they say, dan said to himself (myself), penggunaan modal bahasa Inggris seperti would, can, could, dan sebagainya, dan adanya penggunaan kata sifat. Fitur activity ‘aktivitas’ yang terkandung dalam polisemi kedua ini adalah to express ‘menyampaikan’ sehingga dapat dihubungkan dengan verba remark dan articulate. Konteks polisemi ketiga dari verba say adalah penyampaian saran dan contoh yang ditunjukkan dengan penggunaan modal should 180 untuk menyarankan dan frasa let’s say dan kata say yang bermakna ‘misalkan/contohnya’. Verba lain yang mempunyai makna menyampaikan saran dalam hiponim say menurut Levin (1993) adalah propose dan suggest sehingga bisa dihubungkan dengan polisemi ketiga verba say. Oleh karena itu, pada polisemi ketiga ini, ada fitur activity ‘aktivitas’ to put forward yang berarti ‘mengemukakan/mengedepankan’. Jenis polisemi verba say selanjutnya adalah metafora. Pada polisemi keempat verba say, ditemukan konteks perumpamaan yang dilakukan oleh hal-hal abstrak dan konkret yang masih berhubungan dengan diri manusia sebagai pelaku utama atau agent dari verba say misalnya karya manusia dan mimik muka. Hal-hal tersebut digunakan untuk menunjukkan perasaan ataupun pikiran manusia. Sementara itu, pada polisemi kelima verba say juga ditemukan konteks perumpamaan tetapi dilakukan oleh benda-benda mati dan hal-hal tertulis yang tidak ada hubungan langsung dengan diri manusia. Ada makna memberikan perintah atau instruksi dan menunjukkan fakta pada konteks verba say di sini. Oleh karena itu, kedua polisemi say ini mempunyai fitur activity ‘aktivitas’ to show ‘menunjukkan’. Dapat disimpulkan bahwa polisemi verba say menunjukkan empat fitur activity utama. Sehubungan dengan hal itu, keempat fitur activity ‘aktivitas’ yang ditunjukkan dalam polisemi verba say juga merupakan empat kelompok utama leksem-leksem anggota verba say dalam analisis komponen maknanya. Sementara itu, kelompok say dengan aktivitas to admit tidak ditemukan dalam polisemi verba say. 181 Kontribusi utama penelitian ini terhadap penelitian Levin (1993) adalah fiturfitur semantis yang membedakan verba say dan leksem-leksem anggota say. Dengan demikian, adanya fitur semantis ini dapat digunakan oleh para penutur bahasa Inggris atau pembelajar bahasa Inggris untuk memahami perbedaan makna dan penggunaan setiap leksem anggota kelompok verba say. Penjelasan polisemi verba say dan konteks yang dimilikinya membantu para pembelajar bahasa Inggris maupun penutur asli bahasa Inggris untuk mengetahui makna yang terkandung dari kalimat dengan verba say. Manfaat praktis lainnya diharapkan penelitian ini dapat membantu proses penerjemahan, penyusunan kamus, dan penulisan laporan yang menggunakan verba say. Manfaat teoretis dapat digunakan sebagai tambahan penjelasan teori-teori tentang analisis komponen makna dan relasi makna khususnya polisemi. 5.2 Saran Penelitian semantik tentang analisis komponen makna selalu menarik untuk dilakukan. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, makna setiap leksem mungkin terus bergerak dan berubah. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yaitu Levin (1993) yang berlandaskan aturan-aturan sintaksis verba-verba dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, peneliti akan memberikan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dalam bidang semantik khususnya analisis komponen makna verba say dalam bahasa Inggris. Penelitian selanjutnya bisa melengkapi penelitian ini dengan menentukan batasan-batasan mengenai verba say dalam bahasa Inggris secara semantik sesuai 182 dengan makna di dalam kamus dan penggunaannya dalam kalimat sehari-hari maupun korpus. Selain itu, peneliti selanjutnya bisa menambahkan analisis terhadap sentential complement atau pelengkap kalimat yang bisa mengikuti verba say dalam bahasa Inggris karena hal ini belum dilakukan oleh Levin (1993). Analisis polisemi terhadap leksem say yang berfungsi sebagai kata benda juga masih terbuka untuk dilakukan oleh peneliti selanjutnya. Pengamatan tentang relasi makna juga masih sangat terbuka untuk dilakukan dikarenakan terkadang pendefinisian dalam kamus yang kurang optimal. Jenis-jenis polisemi verba say dan bentuk polisemi lain verba say masih bisa diamati lebih dalam lagi oleh penelitian selanjutnya. Hubungan antara verba say dengan verba-verba lain dalam bahasa Inggris masih sangat terbuka untuk dilakukan. Selanjutnya, kajian yang masih terbatas ini masih perlu ditindaklanjuti lebih dalam lagi tentang relasi makna serta penjaringan data yang sebanyak-banyaknya yang mungkin belum mampu dijelaskan dalam penelitian ini.