FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Rachmat Dwi Winardi NIM : 109082000093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M i FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Rachmat Dwi Winardi NIM : 109082000093 Di Bawah Bimbingan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M ii iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Rabu, 19 Juni 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Rachmat Dwi Winardi 2. NIM : 109082000093 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul skripsi : Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rachmat Dwi Winardi No. Induk Mahasiswa : 109082000093 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan 2. 3. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini 4. 5. jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas Diri 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Tempat/Tgl Lahir 4. Agama 5. Alamat 6. 7. II. Telepon E-mail : Rachmat Dwi Winardi : Laki-laki : Jakarta, 29 September 1991 : Islam : Pd. Maharta blok C7 No.17-18, Pd. Kacang Timur, Pd. Aren, Tangerang Selatan : 085697497074 : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. SD Al Mubarak SLTP Al Hasanah SMAN 3 Tangerang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 1997-2003 Tahun 2003-2006 Tahun 2006-2009 Tahun 2009-2013 III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Peserta seminar dan training “Empowering Nations in Achieving IFRS Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral Resource, and Financial Instrument”, Universitas Indonesia. 2. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market Student Studies International Conference, Seminar and Training”, Universitas Indonesia. 3. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas Indonesia. 4. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia. 5. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. 2. 3. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Lembaga Dakwah Kampus Lisensi UIN vi Tahun 2010 Tahun 2010 Tahun 2010 IV. LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah Ibu Kakak : Sunerdi : Wawah Wastinah : Selistiawati vii ABSTRACT THE INFLUENCE OF ACCOUNTING AND NON-ACCOUNTING FACTORS ON BOND RATING PREDICTION This study is examine the influence of accounting and non-accounting factors to bond ratings prediction. Accounting factors in this study are size, leverage and profitability. Non-accounting factors are secure, maturity and auditor reputation. The sample in this study were 144 bonds. They were issued by financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2010-2012 periods. They were rated by PT Pefindo. This study uses a model of ordinal regression analysis to examine the influence of accounting and non-accounting factors to bond ratings prediction. The result of this study indicates that the size has a positive significant affect to bond rating prediction. While NPM and auditor reputation have a negative significant affect to bond rating prediction. This study fails to prove that leverage, ROA, secure and maturity significantly affecting to bond ratings prediction. Keywords: bond ratings, accounting factor, non-accounting factor viii ABSTRAK FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Faktor non akuntansi terdiri dari jaminan obligasi, umur obligasi dan reputasi auditor. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 144 obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dan diperingkat oleh PT PEFINDO. Penelitian ini menggunakan model analisis ordinal regression untuk menguji pengaruh dari faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi sedangkan Net Profit Margin (NPM) dan reputasi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa leverage, Return on Asset (ROA), jaminan obligasi dan umur obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor akuntansi, faktor non akuntansi ix KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda E.Sunerdy dan Ibunda Wawah Wastinah tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan pengorbanan yang begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis. 2. Kakakku Teh Selis dan A’ Ashbah, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, serta keponakanku Arsyila Nada Fathiyya yang selalu menghibur dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Syarif Hidayatullah yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dr. Rini, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. x 7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Sahabat dan teman penulis, Putri, Ade dan Al Ghazali yang memberikan dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Hamdan, Dhika, Adi, Silvia, Puspo dan Nisa. Sukses untuk kita semua. 11. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis. Semoga hubungan persahabatan kita semua akan terus berjalan. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, support, dan kenangan lainnya. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Meskipun demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya. Jakarta, 5 Mei 2013 Rachmat Dwi Winardi xi DAFTAR ISI Halaman Judul ..................................................................................................i Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................ii Lembar Pengesahan Ujian Kompre ................................................................iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................v Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................vi Abstract ..............................................................................................................viii Abstrak ...............................................................................................................ix Kata Pengantar .................................................................................................x Daftar Isi ...........................................................................................................xii Daftar Tabel.......................................................................................................xv Daftar Gambar ..................................................................................................xvi Daftar Lampiran ...............................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................10 C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ...............................................11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................13 A. Teori Sinyal .............................................................................................13 B. Obligasi ...................................................................................................14 1. Pengertian Obligasi ............................................................................14 2. Karakteristik Obligasi .........................................................................15 3. Jenis-Jenis Obligasi ............................................................................17 4. Risiko Investasi Obligasi ....................................................................21 C. Peringkat Obligasi ...................................................................................23 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi .........................29 1. Rasio Keuangan ..................................................................................29 2. Ukuran Perusahaan .............................................................................32 3. Jaminan ...............................................................................................32 xii 4. Umur Obligasi ....................................................................................33 5. Reputasi Auditor .................................................................................33 E. Penelitian Sebelumnya ............................................................................35 F. Kerangka Berpikir ...................................................................................39 G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis............................41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................44 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................44 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................44 C. Metode Pengambilan Data ......................................................................45 D. Metode Analisis Data ..............................................................................46 1. Statistik Deskriptif ..............................................................................46 2. Menguji Model Fitting Information ...................................................47 3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................47 4. Pseudo R-Square ................................................................................48 5. Uji Parallel Lines ................................................................................48 6. Pengujian Hipotesis ............................................................................49 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................50 1. Variabel Dependen .............................................................................50 2. Variabel Independen ...........................................................................51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................55 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................55 1. PT PEFINDO ......................................................................................55 2. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................56 B. Analisis Data ...........................................................................................57 1. Statistik Deskriptif ..............................................................................57 2. Pengujian Model Fitting Information .................................................61 3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................62 4. Pseudo R-Square ................................................................................63 5. Uji Parallel Lines ...............................................................................64 6. Pengujian Hipotesis ............................................................................65 xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................76 A. Kesimpulan .............................................................................................76 B. Implikasi ..................................................................................................77 C. Saran ........................................................................................................78 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................80 xiv DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 1.1 Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri .........................................4 2.1 Definisi Peringkat ......................................................................................26 2.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya .............................................................37 3.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi ...................................................................50 3.2 Tabel Operasional Penelitian .....................................................................53 4.1 Proses Pemilihan Sampel...........................................................................56 4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................................57 4.3 Statistik Deskriptif .....................................................................................58 4.4 Model Fitting Information .........................................................................62 4.5 Goodness of Fit ..........................................................................................62 4.6 Pseudo R-Square........................................................................................63 4.7 Test of Parallel Lines .................................................................................64 4.8 Hasil Uji Ordinal Regression ....................................................................65 xv DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi ..............................................3 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................40 xvi DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1. Daftar Sampel Obligasi dan peringkatnya .................................................84 2. Data Perusahaan Sampel Penelitian...........................................................88 3. Hasil pengujian regresi ordinal .................................................................89 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks menyebabkan perusahaan semakin membutuhkan modal atau dana. Modal atau dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan agar dapat terus bersaing dalam industri. Berdasarkan jenis sumbernya, dana atau modal dapat diperoleh dari lingkungan internal perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada lingkungan internal perusahaan dapat menggunakan laba ditahan yang merupakan hasil operasional periode sebelumnya, sedangkan pada lingkungan eksternal perusahaan dapat memperoleh dana melalui pasar modal (Semmler dan Mateane, 2012:1). Sebuah perusahaan dapat menerbitkan instrumen keuangan di pasar modal dalam upaya memperoleh dana. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi dari pasar modal, yakni memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang surplus kepada pihak yang membutuhkan dana tersebut (Utami, 2010:18). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal salah satunya adalah obligasi. 1 Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Rika dkk., 2011:2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan dan menimbulkan kewajiban bagi penerbitnya untuk membayar pokok hutang dan bunga kepada pemegang obligasi yang jumlah dan waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Penerbitan obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi perusahaan (emiten) dan dari sisi investor. Ditinjau dari sisi emiten, obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain seperti bank. Ditinjau dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan (Susilowati dan Sumarto, 2010:1). Dengan adanya keunggulan dari penerbitan obligasi, baik dari sisi emiten maupun sisi investor, maka saat ini perkembangan obligasi di Indonesia menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai kapitalisasi pasar obligasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan 2 obligasi memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh di masa mendatang. Nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi yang beredar di pasar modal per Desember 2010 adalah sebesar Rp 115,347.66 Milyar. Pada Desember 2011 terjadi peningkatan pada nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi sebesar 22,6% menjadi Rp 141.411,9 Milyar. Selanjutnya nilai kapitalisasi pasar untuk obligasi korporasi per November 2012 meningkat lagi sebesar 21,7% menjadi Rp 172.161,40 Milyar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada obligasi korporasi selama tiga tahun terakhir, yakni sebesar Rp 56.813,74 Milyar atau 49%. Gambar 1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi Nilai Kapitalisasi Pasar 200000 172161.4 141411.9 115347.66 150000 100000 88329.59 72979.44 Nilai kapitalisasi pasar 50000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Bapepam-Lembaga Keuangan Jika dilihat dari sektor industri, pasar obligasi di Indonesia didominasi oleh perusahaan di sektor industri keuangan. Banyak perusahaan di sektor industri tersebut yang menerbitkan obligasi di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan bagi kas perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai kapitalisasi obligasi korporasi sektor keuangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Nilai kapitalisasi pasar dari korporasi sektor industri keuangan 3 pada tahun 2010 mencapai Rp 69.079,05 Milyar atau 54,1 % dari nilai kapitalisasi pasar seluruh industri sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.1. Besarnya nilai kapitalisasi tersebut mendorong penulis untuk menggunakan perusahaan di sektor keuangan dalam penelitian ini. Tabel 1.1 Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2010 Kapitalisasi Pasar No. Sektor Industri % (Rp Milyar) 1. Keuangan 69,079.05 54,1 2. Infrastruktur, Utilitas, dan 37,811.10 29.6 Transportasi 3. Properti dan Real Eastate 4,138.48 3.2 4. Industri Barang Konsumsi 3,910.00 3.1 5. Indsutri Dasar dan Kimia 3,523.94 2.8 6. Pertambangan 3,165.00 2.5 7. Pertanian 2,500.00 2.0 8. Perdagangan, Jasa dan Investasi 2,257.00 1.8 9. Asset Baked Securities 1,133.61 0.9 10. Aneka Industri 270.40 0.2 Sumber: Bursa Efek Indonesia Obligasi yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia diwajibkan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diberi peringkat (Almilia dan Devi, 2007:1). Obligasi tersebut harus sudah memiliki peringkat saat dinyatakan dapat diterbitkan dan dijual di pasar modal. Menurut Kuljeet dan Rajinder (2011:1), peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi ini diterbitkan oleh lembaga pemeringkat obligasi. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya 4 adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011:2). Saat ini terdapat tiga lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bursa Efek Indonesia, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT ICRA Indonesia dan PT Fitch Ratings Indonesia. Dari ketiga lembaga pemeringkat tersebut, PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat yang menerbitkan peringkat obligasi terbanyak. Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan dan menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Peringkat obligasi merupakan salah satu contoh informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan menilai kelayakan dan besarnya risiko gagal bayar atas pengembaliannya. Selain itu, peringkat obligasi yang diumumkan ke publik dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor (Zuhrohtun dan Baridwan, 2005:1). Peringkat obligasi juga penting bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi. Peringkat obligasi dapat menjadi sarana promosi kepada publik. Jika obligasi yang diterbitkan perusahaan berperingkat non investment grade (tidak layak investasi), maka investor berpotensi untuk memilih obligasi lain yang memiliki peringkat lebih baik atau investment grade (layak investasi). Hal ini dikarenakan investor cenderung menginginkan obligasi yang memiliki peringkat yang tinggi (Manurung dkk., 2008:2). Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan mengenai tingkat akurasi dari peringkat yang diberikan oleh lembaga 5 pemeringkat di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada peringkat obligasi Bank Global. Pada tahun 2003 PT Kasnic memberikan peringkat Auntuk obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank Global. Kemudian pada 14 Desember 2004 terdapat pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank Global dibekukan. Pengumuman tersebut membuat PT Kasnic untuk segera menurunkan peringkat obligasi menjadi D (default). Pada kasus ini PT Kasnic gagal mendeteksi situasi yang terjadi pada Bank Global hingga akhirnya Bank Indonesia membekukan izin Bank Global. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pemeringkatan obligasi dengan menggunakan faktor akuntansi dan faktor nonakuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah size, leverage, dan profitability. Sedangkan untuk faktor non-akuntansi yang digunakan adalah secure, maturity dan reputasi auditor. Pemilihan variabelvariabel tersebut mengacu pada beberapa hasil penelitian sebelumnya. Variabel akuntansi yang pertama dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size). Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012:3). Ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) disimpulkan bahwa ukuran (size) perusahaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang 6 dilakukan oleh Irma dkk. (2012:7), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi. Variabel akuntansi selanjutnya adalah rasio leverage. Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio-rasio leverage mengukur sejauh mana total aset dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh kreditur (Weston dan Copeland, 1995:252). Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya, seperti kewajiban berupa bunga obligasi dan pokok utangnya. Penelitian Anna (2010:14) menyimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Burton et al. (2000:27) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang berbeda didapat pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) yang menunjukkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Selanjutnya variabel akuntansi yang terakhir adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R. Agus Sartono, 2002:120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Penelitian Luky dan Sumarto (2010:12) menemukan bahwa 7 profitabilitas yang diwakili dengan return on asset (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan penelitian Rika dkk. (2011:17) menunjukkan hal sebaliknya, yaitu ROA memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Selanjutnya penelitian Kors et al. (2012:13) menggunakan proksi yang berbeda untuk profitabilitas, yakni net profit margin (NPM) dan hasilnya adalah NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Untuk variabel non-akuntansi yang pertama adalah jaminan obligasi. Berdasarkan jaminan, utang obligasi dapat berupa obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh adanya jaminan yang menyertai suatu obligasi. Penelitian mengenai jaminan obligasi telah dilakukan oleh Rika dkk. (2011:17) yang berkesimpulan bahwa jaminan obligasi berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estiyanti dan Gerianta (2012:17) serta Irma dkk. (2013:7) yang menyimpulkan bahwa jaminan obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel non-akuntansi berikutnya adalah umur obligasi. Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (Maturity) merupakan waktu dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali nilai pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1 tahun lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki 8 periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Pada penelitian Irma dkk. (2013:7) menyatakan bahwa umur obligasi (maturity) tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi terdapat perbedaan pada penelitian Bali dan Skinner (2006:16) mengenai umur obligasi dimana hasil yang diperoleh adalah umur obligasi memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap peringkat obligasi. Kemudian untuk variabel non-akuntansi yang terakhir adalah reputasi auditor. Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal berperan dalam memberikan penilaian secara independen dan professional atas keandalan dan kewajaran laporan keuangan, sehingga diharapkan manajemen dapat membuat laporan keuangan secara andal dan bebas dari kecurangan. Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah dilakukan oleh Sejati (2010:8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi pada penelitian Rika dkk. (2011:17) mendapatkan bahwa reputasi auditor memiliki hubungan signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki kemampuan data yang signifikan dalam membentuk model untuk memprediksi peringkat obligasi di Indonesia. Sehingga penulis memilih judul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rika dkk. (2011), 9 namun terdapat perbedaan dari penelitian tersebut, yaitu teknik pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi ordinal. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis regresi berganda dalam menguji hipotesisnya. Hal ini dilakukan karena pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kombinasi dari variabel metrik dan variabel non-metrik. Selain itu pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah variabel kualitaif yang memiliki urutan (ordered). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi? 2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi? 4. Apakah jaminan obligasi (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi? 5. Apakah umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi? 6. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi? 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang: 1. Pengaruh ukuran perusahaan (size) positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 2. Pengaruh leverage negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 3. Pengaruh profitabilitas positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 4. Pengaruh jaminan obligasi (secure) positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 5. Pengaruh umur obligasi (maturity) negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 6. Pengaruh reputasi auditor positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi peneliti / akademisi Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai topik sejenis. 2. Bagi penulis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan mengenai akuntansi keuangan, terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Sehingga di masa datang akan bermanfaat bagi penulis. 11 3. Bagi perusahaan penerbit obligasi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai faktor akuntansi dan non-akuntansi yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi yang diterbitkannya di pasar modal. 4. Bagi investor obligasi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang dapat menjadi informasi tambahan mengenai peringkat obligasi sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Scott (2012:474) menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh hightype manager yang mana tidak akan rasional jika dilakukan oleh low-type manager. Tindakan tersebut menjadi dasar untuk membedakan kualitas dari tiap-tiap perusahaan. Tindakan tersebut juga menjadi petunjuk bagi pihak eksternal tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sebagai contoh perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara lain seperti dengan menggunakan hutang. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi pada pihak eksternal (investor dan kreditor). Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Kodrat dan Herdinata (2009:16) menyatakan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Asimetri informasi terjadi karena manajemen perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang 13 daripada pihak eksternal. Kurangnya informasi pihak eksternal menyebabkan mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan. Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan memberikan sinyal. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat berupa laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang diberikan secara sukarela oleh manajemen perusahaan (Gerianta dan Estiyanti, 2012:5). Begitu juga ketika perusahaan memutuskan untuk menerbitkan obligasi di pasar modal, mereka harus memberikan informasi kepada calon investor. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki (Sari, 2007:2). Dengan adanya peringkat obligasi maka calon investor dapat membuat keputusan yang tepat untuk memutuskan apakah membeli atau tidak obligasi perusahaan tersebut. B. Obligasi 1. Pengertian Obligasi Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Kemudian menurut Murat Kors et al. (2012:1) obligasi adalah instrumen pinjaman jangka 14 panjang utama yang diterbitkan untuk meningkatkan modal bagi investasi jangka panjang. Obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan (financing) bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung dkk., 2009:1). Obligasi dikenal sebagai alternatif untuk instrumen investasi yang memberikan pendapatan tetap kepada investor dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Umumnya obligasi lebih diminati oleh investor yang memiliki sifat menghindari risiko (risk averse). 2. Karakteristik Obligasi Rahardjo (2004:8) mengungkapkan karakteristik umum yang terdapat pada sebuah obligasi memiliki kemiripan dengan karakteristik pinjaman utang pada umumnya, yaitu: a. Nilai Penerbitan Obligasi (Jumlah Pinjaman Dana) Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang ada dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp400 Milyar maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. 15 Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya. b. Jangka Waktu Obligasi Setiap obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo (maturity). Masa jatuh tempo dari obligasi rata-rata adalah 5 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Penerbit obligasi berkewajiban untuk melunasi pembayaran pokok obligasi pada saat jatuh tempo. c. Tingkat Suku Bunga Agar investor tertarik untuk membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor. d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga Kegiatan pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi) dilakukan secara periodik sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi. 16 e. Jaminan Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alernatif yang menarik investor. 3. Jenis-Jenis Obligasi Obligasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelompok yang berbeda, yaitu obligasi berdasarkan penerbitnya, obligasi berdasarkan pembayaran bunga, obligasi berdasarkan jaminan, obligasi berdasarkan hak penukaran/opsi, dan obligasi berdasarkan kepemilikan. a. Menurut Rahardjo (2004:25) apabila dilihat dari penerbitnya obligasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Obligasi Pemerintah (Government bond), Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang dikeluarkan pemerintah pusat dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah atau skala nasional. Jaminan yang diberikan yaitu berupa alokasi pendapatan pemerintah yang didapatkannya dari pendapatan pajak atau penerimaan negara lainnya, sehingga kecil kemungkinan terjadi gagal bayar. Contoh obligasi pemerintah adalah SUN dan ORI. 17 2) Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond) Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut digunakan untuk kepentingan umum atau proyek swasta yang digunakan untuk kepentingan umum. 3) Obligasi Perusahaan (Corporate Bond) Obligasi perusahaan adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan dalam rangka mendukung kepentingan bisnisnya. Manfaat dana bisa digunakan sebagai ekspansi bisnis atau pembayaran utang. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi ini adalah: (i) bunga dibayarkan tengah tahun; (ii) dikeluarkan sebagai obligasi berjangka dengan satu jatuh tempo; (iii) jatuh tempo antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan setelah 5 tahun. b. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) obligasi berdasarkan pembayaran bunga dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Floating Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-rata 18 tertimbang tingkat suku bunga dari deposito dari bank pemerintah dan swasta. 2) Fixed Coupon Bonds Obligasi dengan kupon tetap adalah obligasi yang tingkat kupon bunga telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. 3) Coupon Bonds Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. 4) Zero Coupon Bonds Obligasi Kupon Nol adalah obligasi yang tidak memiliki kupon sehingga investor tidak memperoleh bunga secara periodik. Namun bunga dibayarkan sekaligus bersamaan dengan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Pada saat pembelian, investor mendapatkan obligasi dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar dan pada saat jatuh tempo akan memperoleh hasil yang sama dengan nilai obligasi. c. Berdasarkan jaminan, Ridwan dkk., (2010:451) mengelompokkan obligasi menjadi dua jenis, yaitu: 1) Secure Bond Secure bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah: 19 Guaranteed Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggulangan dari pihak ketiga Mortgage Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap. Collateral Trust Bonds. Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham anak perusahaan yang dimilikinya. 2) Unsecure Bond Unsecure bond yakni obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijaminkan dengan kekayaan penerbitnya secara umum. d. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) berdasarkan hak penukaran/opsi obligasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Convertible Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. 2) Exchangeable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. 20 3) Callable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4) Putable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. e. Menurut Raharjo (2003:30) obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan kepemilikan, yaitu: 1) Obligasi Terdaftar (Register Bond) Pada obligasi terdaftar, nama pembeli tercantum dalam sertifikat obligasi tersebut. 2) Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond) Obligasi atas unjuk yaitu obligasi yang memberi hak kepada siapa saja untuk memegang sertifikat obligasi ini tanpa memerlukan endorsement. 4. Risiko Investasi Obligasi Di pasar modal terdapat beberapa jenis instrumen keuangan yang dapat dijadikan investasi bagi para pemilik modal, salah satu diantaranya adalah obligasi. Obligasi memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi investor dalam investasi obligasi menurut Raharjo (2004:47), yaitu: 21 a. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat bunga. Nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor. Sebagai contoh misalkan kupon obligasi didasarkan pada fixed rate 16% sedangkan tingkat suku bunga deposito lebih besar dari 18% maka investor cenderung akan menyimpan dananya pada produk deposito ketimbang membeli obligasi. Tentunya harga obligasi cenderung turun untuk dijadikan insentif pembelian obligasi. b. Risiko likuidasi Tingkat likuidasi merupakan risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual obligasinya, sedekat mungkin dengan nilai dari obligasi tersebut. Cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan dan harga penawaran yang dipasang oleh perantara pedagang efek. Semakin besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi. c. Risiko Jatuh Tempo (Maturity Risk) Investasi obligasi yang berjangka waktu panjang, lebih dari 10 tahun atau 20 tahun, mempunyai risiko yang tinggi karena pada saat pembelian cenderung sulit untuk memprediksi kondisi perusahaan dan ekonomi suatu negara dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda dengan obligasi jangka pendek yang kondisi perusahaan masih dapat dapat diprediksi secara lebih akurat dan konservatif. 22 d. Risiko default Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan akhirnya tidak dapat menepati janjinya. Dalam hal perusahaan penerbit bangkrut, maka obligasi menjadi sesuatu hal yang tidak mempunyai nilai. e. Risiko inflasi Kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan investasi pada obligasi. Tetapi, apabila inflasi semakin tinggi hal itu akan mengakibatkan purchasing power menurun sehingga likuiditas obligasi itu sendiri terpengaruh. C. Peringkat Obligasi Seorang investor yang tertarik membeli obligasi sebaiknya memperhatikan peringkat obligasi (credit rating). Menurut Kuljeet dan Rajinder (2011:1) peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi mengukur tingkat risiko kegagalan dari obligasi, yaitu peluang terjadinya emiten tidak mampu membayar pokok hutang dan bunganya pada saat jatuh 23 tempo. Semakin tinggi peringkat maka semakin rendah tingkat risiko kegagalan obligasi. Peringkat obligasi diharapkan dapat memberi petunjuk bagi investor mengenai kualitas obligasi yang mereka minati. Obligasi dengan peringkat yang rendah memberi sinyal bahwa keamanan dari obligasi tersebut rendah. Investor dapat menghindari obligasi tersebut dengan memilih untuk berinvestasi pada obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi obligasi dengan peringkat tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi yang memiliki peringkat rendah (Ridwan dkk., 2010:321). Rahardjo (2004:100) dalam bukunya menguraikan secara ringkas manfaat umum dari peringkat obligasi, yaitu: 1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga. 2. Efisiensi biaya, hasil perigkat yang baik biasanya menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti penyediaan sinking fund atau jaminan aset.. 3. Menentukan besarnya coupon, semakin bagus rating cenderung semakin rendah nilai coupon begitu juga sebaliknya. 4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan utang tersebut. 24 5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011). Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah memberikan rating yang obyektif, independen, dan kredibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang diterbitkan secara umum melalui kegiatan rating. Lembaga pemeringkat juga menghasilkan dan memnpublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi dan sektor-sektor yang berkaitan (Etikah dan Manurung, 2006:4). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA Indonesia. PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di Indonesia yakni berdiri sejak tahun 1993. Sedangkan PT Fitch Rating Indonesia dan PT ICRA Indonesia mulai mendapat pengakuan dari Bank Indonesia sejak tahun 2008 dan 2010. Di antara ketiga lembaga pemeringkat rating tersebut, PT PEFINDO adalah yang paling banyak digunakan jasanya oleh perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan peringkat 25 obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO. Tabel berikut menunjukkan definisi peringkat menurut PT PEFINDO. Tabel 2.1 Definisi Peringkat Arti Peringkat idAAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang dengan peringkat tertinggi dari PT PEFINDO yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan. idAA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajibn finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya. idA Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. idBBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. 26 Tabel 2.1 Definisi Peringkat (Lanjutan) Arti Peringkat idBB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu idB Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya. idCCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. idD Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha. Sumber : PT. PEFINDO Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat (www.pefindo.com). Metodologi yang digunakan PT PEFINDO dalam proses pemeringkatan untuk sektor perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu: 27 1. Risiko Industri (Industry Risks) Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (Growth & Stability), pendapatan dan struktur biaya (Revenue & Cost Structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry & competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile). 2. Risiko Finansial (Financial Risks) Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas (profitability), struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility). 3. Risiko Bisnis (Business Risks) Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan. Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya. 28 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi 1. Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan perbandingan antar-data dari unsur-unsur yang ada di dalam neraca dan laporan laba rugi (Kuswadi, 2005:71). Rasio ini tidak hanya antar unsur-unsur yang ada di neraca itu sendiri atau ada di dalam laporan laba rugi, akan tetapi dapat juga antar unsur-unsur yang satu dari neraca dan yang lainnya dari laporan laba rugi. Misalnya, komponen dalam neraca adalah total aset dibandingkan dengan laba bersih dari laporan laba rugi. Sedangkan menurut Kasmir (2010:93) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. dengan melakukan perbandingan antara angka dari komponen satu dengan yang lainnya, maka kita dapat membuat kesimpulan mengenai posisi keuangan pada periode tertentu. a. Leverage Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek 29 maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2009:112). Menurut Brigham dan Houston (2009:101) rasio leverage memiliki tiga implikasi penting, yaitu: 1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. 2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor. 3) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau “diungkit” (leveraged). Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin besar leverage perusahaan, semakin 30 besar risiko kegagalan perusahaan. Untuk mencari debt to equity ratio dapat menggunakan rumus berikut: b. Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola (Pearce dan Robinson, 2007:241). Rasio profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:107) rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya Menurut Kasmir (2009:115) rasio profitabilitas dapat diukur dengana Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). 1) Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya 31 untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingkan antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut: 2) Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Rumus unruk mencari NPM adalah sebagai berikut: 2. Ukuran (Size) Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5). Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. 3. Jaminan (Secure) Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi 32 dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Maka dari itu, obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Semakin tinggi nilai aset yang dijaminkan maka peringkat obligasi akan semakin tinggi (Almilia dan Devi, 2007:7). 4. Umur Obligasi (Maturity) Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan Gerianta, 2012:10). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. 5. Reputasi Auditor Audit laporan keuangan menurut Boynton et al., (2001:6) adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan merupakan audit 33 eksternal yang hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal, yaitu auditor independen yang telah lulus sertifikasi sebagai akuntan publik bersertifikat (Certified Public Accountant-CPA). Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Allen (1994:6) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight memberikan kualitas audit yang lebih baik bagi perusahaan dan pemerintah daerah. Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Ikhsan dkk., 2012:5). Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu: a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four : 1) KAP Purwantono, Sarwoko & Surja afililiasi dengan Ernst & Young 2) KAP Osman Bing Satrio & Eny afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu 3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG 4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four. 34 E. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. Rika dkk., (2011:17) melakukan penelitian mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian tersebut menggunakan analisis regresi berganda dengan perusahaan keuangan sebagai populasinya. Hasilnya adalah size, profitabilitas, jaminan, dan reputasi auditor secara parsial berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Kemudian Nurmayanti dan Magreta (2009:11) melakukan penelitian yang menggunakan variabel size, leverage, profitabilitas, jaminan, maturity, dan reputasi auditor dalam memprediksi peringkat obligasi. Pada penelitian ini regresi logistik digunakan sebagai metode analisis. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa hanya profitabilitas dan jaminan yang berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi. Irma dkk., (2013:7) menggunakan analisis faktor dan analisis regresi logistik dalam penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Variabel yang diteliti adalah size, likuiditas, jaminan, maturity, dan reputasi auditor. Hasil penelitian dengan analisis faktor menunjukkan bahwa variabel growth, size, likuiditas, dan reputasi auditor merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi lembaga keuangan bank. Sementara itu variabel secure dan maturity tidak termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan nilai MSA yang tidak memenuhi syarat pengujian. Kemudian dengan menggunakan analisis 35 regresi logistik ditemukan bahwa hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian Burton et al. (2000:27) meneliti mengenai faktor yang menentukan credit rating pada industri asuransi di Inggris Raya. Variabel yang dimasukkan dalam penelitian adalah ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Pada penelitian ini Burton et al. (2000:27) menggunakan analisis regresi probit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi credit rating. Credit rating yang digunakan adalah peringkat yang diterbitkan oleh A.M. Best dan S&P. Untuk credit rating yang diterbitkan oleh A.M. Best, faktor yang berpengaruh adalah likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan untuk credit rating yang diterbitkan oleh S&P adalah likuiditas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan. Selanjutnya pada penelitian Kors et al. (2012:13) menunjukkan bahwa analisis regresi logistik ordinal memiliki tingkat akurasi yang lebih baik daripada multiple discriminant analysis (MDA) dan analisis regresi probit. Penelitian ini menggunakan data keuangan yang berupa angka absolut seperti penjualan bersih, dan rasio-rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan Long-term liabilities/total asset, trade payable, dan net profit margin berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi serta Operating income dan return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. 36 No. Peneliti 1. Rika dkk., 2011. 2. Magreta dan Nurmayanti., 2009. 3. 4. Susilowati dan Sumarto., 2010. Irma dkk., 2013. 5. Burton et al., 2000. Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya Metode Variabel Analisis regresi Size, leverage, profitabilitas, berganda. jaminan, maturity dan reputasi auditor. Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, jaminan, maturity, dan reputasi auditor. Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, dan maturity. Factor analysis dan Size, likuiditas, jaminan, analisis regresi logistik. maturity, reputasi auditor dan peringkat obligasi. Penelitian ini menggunakan ordered probit model. Bersambung ke halaman berikutnya Hasil Size, profitabilitas, jaminan dan reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Profitabilitas dan jaminan dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil dari analisis faktor adalah Size, likuiditas dan reputasi auditor merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. sedangkan hasil dari analisis logistik menunjukkan bahwa size berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Size, likuiditas, leverage, dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas. likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi dari A.M. Best. Sedangkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh S&P, likuiditas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan. Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Judul, Peneliti 6. Kors et al., 2012 Metode Variabel Hasil Multiple Discriminant Data keuangan (angka absolut Analisis regresi logistik merupakan model Analysis (MDA), ordered dan rasio). terbaik dari ketiga metode analisis yang logistics regression, dan digunakan. Long-term liabilities/total ordered probit regression asset, trade payable, dan net profit margin berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Operating income dan return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Sumber: Diolah dari berbagai referensi F. Kerangka Berpikir Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal. Perusahaan maupun pemerintah menerbitkan obligasi sebagai surat tanda kontrak hutang jangka panjang kepada pembeli atau pemilik obligasi (investor). Sebelum membeli obligasi, seorang investor tentunya harus memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Investor dapat menilai risiko obligasi dari peringkatnya. Peringkat obligasi merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki. Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat obligasi (rating agency) yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam selaku lembaga pengawas pasar modal. Agen pemeringkat obligasi itu sendiri adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Untuk menilai keamanan suatu obligasi, agen pemeringkat obligasi menilai risiko industri, risiko keuangan dan risiko bisnis yang dihadapi oleh penerbit obligasi. Penelitian ini hendak menganalisis apakah faktor akuntansi dan faktor non akuntansi dapat memprediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam penelitian ini diwakili oleh ukuran perusahaan, likuiditas perusahaan, leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan aktivitas perusahaan. Sedangkan faktor non akuntansi yang digunakan adalah jaminan obligasi, umur obligasi, dan reputasi auditor. 39 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Perusahaan Menerbitkan Obligasi Obligasi yang diterbitkan diberi peringkat oleh lembaga pemeringkat obligasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Basis Teori: Teori Sinyal Faktor Akuntansi Faktor Non Akuntansi Ukuran perusahaan Leverage perusahaan Jaminan obligasi Peringkat Obligasi Umur obligasi Reputasi auditor Profitabilitas perusahaan Metode Analisis: Ordinal Regression Hasil pengujian dan pembahasan Kesimpulan dan Saran 40 G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ukuran Perusahaan Dengan Peringkat Obligasi Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5). Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang rendah. H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. 2. Leverage Dengan Peringkat Obligasi Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya (Rika dkk., 2011:6). Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan. H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. 41 3. Profitabilitas Dengan Peringkat Obligasi Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Profitabilitas memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk going concern (Purwaningsih, 2008:8). Semakin tinggi rasio profitability semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. 4. H3: ROA berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. H4: NPM berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Jaminan Obligasi Dengan Peringkat Obligasi Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Maka dari itu, investor akan berinvestasi lebih besar pada obligasi yang dijamin oleh penerbitnya (Magreta dan Nurmayanti, 2009:10) H5: Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan. 42 5. Umur Obligasi Dengan Peringkat Obligasi Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan Gerianta, 2012:10). Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang panjang (Raharjo: 2004:47). H6: 6. Maturity berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Reputasi Auditor Dengan Peringkat Obligasi Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin tinggi reputasi auditor maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya sehingga kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Dengan kualitas audit yang semakin baik maka investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya sehingga berdampak pada keamanan obligasinya. H7: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen yang dipilih oleh penulis, yaitu size, leverage, profitabilitas, jaminan obligasi, umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu peringkat obligasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO. B. Teknik Penentuan Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih dari populasi obligasi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diberi peringkat oleh PT PEFINDO pada periode 2010-2012. Pemilihan perusahaan yang go public dimaksudkan untuk memudahkan dalam memperoleh data laporan keuangannya. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan (2010-2012) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO. 44 2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri keuangan. 3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31 Desember dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dan dinyatakan dalam Rupiah (Rp). C. Teknik Pengambilan Data Penelitian harus mempunyai bukti yang kuat untuk mendukung keabsahan dari masalah yang diteliti. Data yang digunakan pada peneliti terdiri dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, data sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Input data untuk faktor akuntansi dan non akuntansi pada penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan masing-masing perusahaan yang diteliti pada tahun 2009 sampai 2011. Kemudian data mengenai peringkat obligasi diperoleh dari peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO pada tahun 2010 sampai 2012. Adapun data sekunder lainnya didapat dari: 1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2. Indonesia Bond Mraket Dorectory (IBMD) 3. IDX-Fact Book 4. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan peringkat obligasi. 45 D. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate dengan menggunakan regresi ordinal. Alasan untuk menggunakan model ini adalah karena variabel dependen yang digunakan berbentuk non-metrik / kategorial dan variabel independen yang terdiri dari variabel metrik dan non-metrik. Selain itu model ini dipilih karena variabel dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang memiliki urutan (ordered). Pennggunaan regresi ordinal dalam pengujian hipotesis mengacu pada penelitian Kors et al (2011:5). Teknik analisis ini tidak menggunakan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2012:333). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimumminimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. 46 2. Menguji Model Fitting Information Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Dengan alpha 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut : a. Jika nilai -2LogL < 0,05 berarti bahwa model fit dengan data. b. Jika nilai -2LogL > 0,05 berarti bahwa model tidak fit dengan data. Adanya pengurangan nila antara -2LogL awal (initial -2LL fungcion) dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2012:361). Log Likelihood pada regresi ordinal mirip dengan pengertian “ Sum of Squere Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelhood menunjukkan model regresi yang semakin baik. 3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Apabila nilai Goodness of Fit Test > 0,05 (nilai signifikansi Pearson dan 47 Deviance > 0,05) maka model yang terbentuk adalah fit atau layak digunakan. 4. Pseudo R-Square Pseudo R-Square terdiri dari Cox dan Snell’s R Square, Nagelkerke’s R square dan McFaddden. Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Kemudian McFadden digunakan untuk melihat variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. 5. Uji Parallel Lines Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Test of parallel lines. Test of parallel lines menguji apakah asumsi semua kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Jika nilai statistik test of parallel lines lebih besar dari pada 0,05 atau bernilai tidak signifikan maka dapat diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai. Begitu pula sebaliknya, jika nilai statistik test of parallel lines lebih kecil dari pada 0,05 berarti model yang digunakan tidak cocok. 48 6. Pengujian Hipotesis Pengujian dengan model regresi ordinal digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian : a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value. - Jika taraf signifikansi < 0,05 Ho Diterima - Jika taraf signifikansi > 0,05 Ha Ditolak Adapun model regresi logistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Rat = Peringkat obligasi Size = Size DER = Debt to Equity Ratio ROA = Return On Asset NPM = Net Profit Margin Secure = Jaminan Obligasi MA = Maturity RA = Reputasi Auditor α0…6 = Koefisien Regresi ε = Error Term 49 E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Untuk memudahkan dalam pengolahan data mengingat adanya keterbatasan data peringkat obligasi dengan kategori non invesment grade (idBB+ atau lebih rendah) maka peneliti melakukan modifikasi terhadap klasifikasi peringkat obligasi Kors et al. (2012:4). Peringkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat berkategori investment grade yang dibagi ke dalam 3 klasifikasi. Peringkat obligasi dari PT Pefindo akan diberi klasifikasi penilaian dengan angka 1 sampai dengan angka 3. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi Peringkat Obligasi Nilai Peringkat AAA 3 AA+ 3 AA 3 AA3 A+ 2 A 2 A2 BBB+ 1 BBB 1 BBB1 Sumber: www.pefindo.com dan modifikasi dari penelitian Kors et al. (2012:4) 50 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor akuntansi berupa rasio size, leverage, dan profitabilitas sedangkan untuk faktor non akuntansi adalah umur obligasi dan reputasi auditor. a. Size Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Pengukuran pada variabel size ini menggunakakan logaritma natural dari total ekuitas. Sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio. b. Leverage Menggunakan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai dengan hutang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Rasio leverage pada penelitian ini diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) yang dirumuskan sebagai berikut: DER c. Profitabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba 51 bagi modal sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua proksi untuk variabel profitabilitas, yakni return on asset (ROA) dan net profit margin (NPM). ROA = NPM = d. Jaminan Obligasi Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Berdasarkan obligasi tersebut, obligasi dibedakan atas obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi dijamin dengan asset khusus dan 0 jika obligasi hanya berupa surat hutang yang tidak dijamin dengan asset khusus. e. Umur Obligasi Investor cenderung menyukai obligasi yang berumur pendek. Obligasi dengan umur yang lebih pendek memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan obligasi dengan umur yang panjang. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity ini merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. 52 f. Reputasi Auditor Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Semakin baik reputasi auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit. Skala pengukuran untuk variabel reputasi auditor menggunakan skala nominal karena variabel ini merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika audit dilakukan oleh auditor big 4 dan 0 jika audit dilakukan oleh auditor selain big 4. Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian Dimensi Indikator Variabel Peringkat Investement Grade Obligasi Ukuran Skala AAA. AA+, AA, AA-, A+, A, Ordinal A-, BBB+, BBB, BBB- Total Ekuitas Logaritma Natural Total Ekuitas Rasio Perusahaan (Size) Leverage Debt to Equity Ratio DER Rasio (DER) Profitabilitas Return On Asset ROA = Rasio Margin NPM = Rasio (ROA) Profitabilitas Net Profiit (NPM) 53 Variabel Jaminan Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan) Dimensi Indikator Jaminan obligasi Skala Obligasi dijaminkan dan obligasi Nominal tidak dijaminkan Umur Obligasi Umur obligasi (Maturity) Umur Obligasi 1-5 tahun dan Nominal Umur Obligasi lebih dari 5 tahun. Reputasi Auditor Auditor Eksternal KAP Big 4 dan Non-Big 4 Nominal 54 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. PT. PEFINDO PT. PEFINDO atau PT. Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di Jakarta pada 21 Desember 1993. PT PEFINDO didirikan melalui usulan dari BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada 13 Agustus 1994 PT PEFINDO mendapatkan lisensi untuk beroperasi No.39/PM-PI/1994 dari BAPEPAM. PT PEFINDO merupakan sebuah perseroan terbatas swasta yang hingga Desember 2011 dimiliki oleh 92 pemegang saham institusional domestik, yang terdiri dari dana pensiun, bank, asuransi, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas. PT PEFINDO merupakan salah satu lembaga penunjang pada pasar modal di Indonesia. Sebagai lembaga penunjang pasar modal, fungsi utama dari PT PFINDO adalah menyediakan peringkat yang objektif, independen dan kredibel atas risiko kredit yang diterbitkan kepada publik melalui aktivitas pemeringkatan. Untuk meningkatkan kualitas metodologi dan kriteria peringkat yang diberikan, PT PEFINDO memiliki afiliasi dengan lembaga pemeringkat internasional, yakni Standard & Poor Rating Service (S&P). PT PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA). 55 2. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing dan teraftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki obligasi yang diberi peringkat oleh PT PEFINDO. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yang mensyaratkan kriteriakriteria tertentu, beberapa diantaranya adalah perusahaan yang masuk dalam sektor keuangan, memiliki laporan keuangan lengkap tahun 2009 hingga 2011 dan obligasi yang terbit dan beredar pada tahun 2010 hingga 2012. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Kriteria 2010 2011 Jumlah obligasi beredar 223 242 Obligasi yang tidak diperingkat oleh PT 42 47 PEFINDO Obligasi yang diterbitkan oleh 106 83 perusahaan yang tidak termasuk dalam industri keuangan Obligasi yang diterbitkan oleh 43 64 perusahaan non go public Obligasi yang dijadikan sampel 32 48 Sumber: Data diolah 2012 299 27 Total 764 116 96 285 112 219 64 144 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 764 obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya 144 obligasi yang memenuhi karakteristik sampel yang telah ditentukan. Daftar obligasi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut. 56 Tabel 4.2 Deskripsi Sampel Penelitian No. Perusahaan Kode Perusahaan 1. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. ADMF 2. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP 3. Bank Bukopin Tbk. BBKP 4. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 6. Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN. 7. BFI Finance Indonesia Tbk. BFIN 8. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 9. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 10. Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 11. Bank Permata Tbk. BNLI 12. Bank Victoria International Tbk. BVIC 13. Clipan Finance Indonesia Tbk. CFIN 14. Mandala Multifinance Tbk. MFIN 15. Bank OCBC NISP Tbk. NISP 16. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 17. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA 18. Verena Multi Finance Tbk. VRNA 19. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. WOMF Total Sumber: data diolah Jumlah Sampel 36 3 1 1 17 8 4 3 6 11 6 2 6 3 3 18 6 8 2 144 B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari analisis tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik Microsoft Excel dan SPSS versi student dalam melakukan pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang diteliti. 57 Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing variabel independen dalam penelitian ini. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173 DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386 ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890 NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550 Secure 144 0 1 .44 .499 Maturity 144 0 1 .70 .459 Auditor 144 0 1 .92 .267 Valid N (listwise) 144 Sumber: data diolah Variabel ukuran perusahan (size) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan logaritma natural ekuitas. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (size) menunjukkan bahwa nilai terendah adalah sebesar 25,80 dan nilai tertingginya adalah sebesar 31,77. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai tertinggi dan terendah tidak besar, yaitu 5,97. Nilai 5,97 tersebut dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar pada sampel yang digunakan untuk variabel ukuran perusahaan. Mean atau rata-rata dari ukuran perusahaan yang dijadikan sampel adalah 29,0542. Standar deviasi dari variabel ini menunjukkan nilai sebesar 1,30173. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari ukuran perusahaan sebesar 1,30173. Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), yakni total hutang dibagi total ekuitas. Pada 58 tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk leverage menunjukkan nilai terendah sebesar 0,56 dan nilai tertingginya adalah 12,46. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah sebesar 11,90. Dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Untuk nilai rata-rata leverage dari 144 sampel obligasi adalah 6,0817 dengan standar deviasi sebesar 3.65386. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari leverage sebesar 3.65386. Variabel Return on Asset (ROA) dalam penelitian ini diukur dengan menghitung net income dibagi total asset. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk ROA menunjukkan nilai terendah sebesar -1,11 dan nilai tertingginya adalah 28,00. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai ROA tertinggi dan terendah adalah 29,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar pada sampel yang digunakan untuk variabel ROA. Nilai ROA terendah pada penelitian ini diperoleh dari data keuangan Bank ICB Bumiputera dan nilai tertinggi diperoleh dari data keuangan Adira Dinamika Multi Finance. Untuk nilai rata-rata ROA dari 144 sampel obligasi menunjukkan nilai 5,9562 dengan standar deviasi sebesar 7,69890. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari ROA sebesar 7,69890. Variabel net profit margin (NPM) dalam penelitian ini diukur dengan menghitung net income dibagi operating income. Pada tabel 4.3 59 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk NPM menunjukkan nilai terendah sebesar -0,09 dan nilai tertingginya adalah 0,50. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah adalah 0,59. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Untuk nilai rata-rata atau mean NPM dari 144 sampel obligasi menunjukkan nilai 0,1985 dengan standar deviasi sebesar 0,11550. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari NPM sebesar 0,11550. Variabel jaminan obligasi pada penelitian ini diukur dengan menilai apakah obligasi yang diterbitkan dijaminkan dengan aset tertentu dari perusahaan. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk jaminan obligasi menunjukkan nilai rata-rata 44% atau hanya 64 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang diterbitkan tidak dijaminkan secara khusus oleh perusahaan penerbitnya. Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini menunjukkan nilai sebesar 0,499. Variabel umur obligasi (maturity) pada penelitian ini diukur dengan menilai umur obligasi apakah kurang dari lima tahun atau lebih dari lima tahun. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk umur obligasi menunjukkan nilai rata-rata 70% atau 101 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang diterbitkan 60 memiliki umur kurang dari lima tahun. Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini menunjukkan nilai sebesar 0,459. Variabel reputasi auditor pada penelitian ini diukur dengan menilai apakah laporan keuangan perusahaan penerbit obligasi diaudit oleh auditor big 4 atau selain big 4. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk reputasi auditor menunjukkan nilai ratarata 92% atau 133 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan penerbit obligasi memilih auditor big 4 untuk melakukan audit atas laporan keuangannya. Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini menunjukkan nilai sebesar 0,267. 2. Pengujian Model Fitting Information Pengujian ini akan menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen yaitu ukuran perusahaan (size), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), net profit margin (NPM), jaminan obligasi (secure), umur obligasi (maturity) dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi. Analisis pertama yang dilakukan adalah menguji keseluruhan model (overall model fit). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Loglikehood awal (intercept only) dengan -2 Loglikehood pada model final. Adanya pengurangan nilai antara -2 Loglikehood awal (intercept only) dengan nilai -2 Loglikehood pada model final menunjukkan bahwa model fit dengan data. 61 Tabel 4.4 Model Fitting Information Model -2 Log Likelihood Intercept Only Chi-Square df Sig. 215.019 Final 78.641 136.377 7 .000 Link function: Logit. Sumber: data diolah Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan antara nilai -2 Loglikehood pada model intercept only dengan model final. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai -2 Loglikehood pada model intercept only adalah sebesar 215.019. Kemudian ketika variabel independen dimasukkan ke dalam model nilai -2 Loglikehood turun menjadi 78.641 dan penurunan ini signifikan pada 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model dengan penambahan variabel independen lebih baik dari model intercept only dan dapat disimpulkan bahwa model fit. 3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Tabel 4.5 Goodness-of-Fit Chi-Square Df Sig. Pearson 102.635 101 .436 Deviance 77.020 101 .964 Link function: Logit. Sumber: data diolah 62 Tabel 4.5 menunjukkan nilai Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square (Deviance). Nilai Chi-Square (Pearson) adalah 102.635 dan nilai ChiSquare (Deviance) adalah 77.020. Sedangkan untuk nilai signifikansi dari Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square (Deviance) masing-masing adalah sebesar 0,436 dan 0,964 dimana p value > 0,05. Hal ini berarti bahwa model fit dengan data. 4. Pseudo R-Square Pseudo R-Square digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Pseudo R-Square Cox and Snell .612 Nagelkerke .786 McFadden .628 Link function: Logit. Sumber: data diolah Tabel 4.6 menunjukkan nilai Pseudo R-Square. Pada regresi ordinal, Ghozali (2012:361) menggunakan nilai McFadden untuk mengestimasikan nilai R2. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai McFadden sebesar 62,8%. Nilai ini mengandung arti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 62,8%. Sisanya sebanyak 37,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Faktor lain yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi antara lain adalah kedudukan obligasi dengan jenis 63 utang lain, penjamin emisi, peraturan yang berkaitan dengan industri emiten, stabilitas laba dan penjualan emiten, kebijakan akuntansi dan sebagainya (Brigham dan Houston, 2009:373-375). 5. Uji Parallel Lines Uji Parallel lines digunakan untuk menilai asumsi bahwa semua kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Garson (2012:14) menyatakan bahwa asumsi Parallel Lines dipenuhi apabila nilai yang diperoleh adalah tidak signifikan atau di atas 0,05 (p > α 0,05). Tabel 4.7 Test of Parallel Linesa Model -2 Log Likelihood Null Hypothesis General Chi-Square df Sig. 78.641 65.328 a 13.314 b 7 .065 Link function: Logit. Sumber: data diolah Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari uji Parallel Lines di atas 0,05 yaitu sebesar 0,065. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa model yang dihasilkan memiliki parameter yang sama atau hubungan antara variabel independen dengan logit adalah sama untuk semua persamaan logit sehingga pemilihan link function telah sesuai. 64 6. Pengujian Hipotesis Tabel 4.8 Hasil Uji Ordinal Regression Estimate Std. Error Wald df Sig. Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000 Location [Rating = 2] DER 83.717 -.288 16.068 .234 27.147 1.518 1 1 .000 .218 ROA .253 .201 1.590 1 .207 NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003* Size 3.154 .598 27.852 1 .000* [Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080 [Secure=1] a . . 0 . -.672 .828 .659 1 .417 a . . 0 . -3.742 1.192 9.857 1 .002* a . . 0 . [Maturity=0] 0 [Maturity=1] [Auditor=0] 0 [Auditor=1] 0 Link function: Logit. Sumber: data diolah *) Signifikan pada α 0,05 Berdasarkan hasil uji dengan Ordinal Regression diketahui bahwa variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah ukuran perusahaan (size), NPM dan reputasi auditor. Berdasarkan Tabel 4.14 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Logit (p1) = 78.375 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA 17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity - 3,742Auditor Logit (p1+p2) = 83.717 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA 17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity - 3,742Auditor 65 Hubungan antara odds ratio dan variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kenaikan 1 unit Size akan menaikkan odd ratio (exp 3,154) = 23,4296 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus. b. Kenaikan 1 unit NPM akan menurunkan odd ratio (exp -17,994) = 1,53216E-08 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus. c. Kenaikan 1 unit Auditor akan menurunkan odd ratio (exp-3,742) = 0,023707 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus. Dengan exp = eksponensial (e) = 2,71828 Berikut ini adalah penjelasan mengenai hasil pengujian dengan regresi ordinal. a) Pengaruh Ukuran Perusahaan Positif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai koefisien positif sebesar 3,154 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan nilai statistik wald sebesar 27,852. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H1 berhasil didukung, sehingga hipotesis 1 diterima. 66 Hasil pengujian terhadap variabel ukuran perusahaan yang diproksi dengan logaritma natural total ekuitas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kemungkinan memperoleh peringkat obligasi yang tinggi. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar kemungkinan peringkat atas obligasi yang diterbitkannya untuk mendapatkan peringkat yang tinggi. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor. Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. b) Pengaruh Leverage Negatif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 2 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,288 dengan 67 tingkat signifikansi 2,18 dan nilai statistik wald sebesar 15,18. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 2 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 tidak berhasil didukung karena leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan obligasi memperoleh peringkat kategori yang tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya leverage perusahaan tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi. Walaupun variabel leverage tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif. Menurut Gerianta dan Estiyanti (2002:16) hasil yang tidak signifikan mungkin disebabkan oleh perhitungan leverage dalam penelitian ini menggunakan debt to equity ratio dimana hutang obligasi masuk dalam rasio tersebut dan tidak dipisahkan dengan total hutang sedangkan perusahaan pemeringkat mungkin hanya menggunakan current liabilities dalam perhitungan leverage. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17) dan Manurung, dkk (2010:11) yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Burton (2000:27) dimana leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 68 c) Pengaruh Return on Asset (ROA) Positif Signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi Hipotesis 3 menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa return on asset (ROA) memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,253 dengan tingkat signifikansi 0,207 dan nilai statistik wald sebesar 1,590. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 3 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 3 tidak berhasil didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu positif. Menurut Susilowati dan Sumarto (2010:11) penyebab hasil tidak signifikan mungkin karena meskipun perusahaan memperoleh laba yang tinggi tetapi laba tersebut digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi laba yang ada pada data sekunder tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait dengan obligasi. 69 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Setyaningrum (2005:21) dimana ROA berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Susilowati dan Sumarto (2010:11) yang menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. d) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Positif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 4 menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa net profit margin (NPM) memiliki nilai koefisien negatif sebesar 17,994 dengan tingkat signifikansi 0,03 dan nilai statistik wald sebesar 8,636. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H4 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 4 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 4 tidak berhasil didukung karena NPM tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai NPM maka peringkat obligasi akan semakin menurun. Menurut Kors et al (2012:13) hasil NPM yang berpengaruh negatif signifikan diakibatkan oleh perhitungan NPM yang dilakukan dengan cara net income/sales dimana di dalam nilai net income tersebut terdapat pendapatan dari aktivitas lainnya. Sebuah 70 perusahaan yang memperoleh pendapatan operasi yang lebih rendah mungkin mencoba untuk meningkatkan penghasilan lebih tinggi dari aktivitas pendanaan. Akan tetapi aktivitas pendanaan adalah spekulatif sehingga hal tersebut membuat perusahaan menjadi lebih berisiko. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kors et al (2012:13) yang menemukan bahwa NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Manurung, dkk (2011:10) yang membuktikan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. e) Pengaruh Jaminan Obligasi Positif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 5 menyatakan bahwa jaminan obligasi berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa jaminan obligasi memiliki nilai koefisien negatif sebesar 2,904 dengan tingkat signifikansi 0,080 dan nilai statistik wald sebesar 3,062. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H5 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 5 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 5 tidak berhasil didukung karena jaminan obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa dijamin atau tidaknya sebuah obligasi tidak akan mempengaruhi 71 peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat obligasi. Penyebab dari hasil tidak signifikan mungkin karena banyaknya obligasi yang tidak menjaminkan obligasinya dengan aset khusus. Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar perusahaan penerbit obligasi yang berasal dari sektor keuangan tidak menjaminkan obligasinya dengan aset khusus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Almilia dan Devi (2007:19) yang membuktikan bahwa jaminan obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian Rika, dkk (2011:17) yang menemukan bahwa jaminan obligasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. f) Pengaruh Umur Obligasi Negatif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 6 menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa umur obligasi memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,672 dengan tingkat signifikansi 0,417 dan nilai statistik wald sebesar 0,659. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H6 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 6 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 6 tidak berhasil didukung karena umur obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan 72 terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa panjang atau pendek umur obligasi tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat. Walaupun variabel umur obligasi tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif. Hasil yang tidak signifikan ini mungkin disebabkan oleh banyaknya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan keuangan dengan umur yang pendek. Hasil dari data penelitian ini diperoleh bahwa 70% dari keseluruhan sampel obligasi atau sebanyak 101 sampel obligasi memiliki umur yang pendek sehingga tidak terlalu diperhitungkan dalam pemeringkatan obligasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gerianta dan Estiyanti (2012:16) dan Susilowati dan Sumarto (2010:12) yang menemukan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. g) Pengaruh Reputasi Auditor Positif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Hipotesis 7 menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif sebesar 3,742 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan nilai statistik wald sebesar 9,857. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya 73 dapat disimpulkan bahwa H7 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 7 ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 7 tidak berhasil didukung karena reputasi auditor tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh adanya sampel pada penelitian ini yang menggunakan KAP big 4 dalam mengaudit laporan keuangannya namun mendapatkan peringkat obligasi yang rendah. Salah satu dari sampel tersebut adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank ICB Bumiputera Tbk, dengan peringkat obligasi BBB. KAP dengan reputasi yang tinggi sempat beberapa kali terlibat dalam skandal keuangan. Salah satunya adalah KAP Arthur Andersen yang merupakan salah satu anggota dari KAP big 5 terbukti melakukan kecurangan akuntansi dengan kliennya, yaitu Enron. Untuk di Indonesia, KAP big 4 juga pernah terlibat dalam beberapa skandal keuangan seperti pada kasus PT Kimia Farma yang melibatkan KAP Hans Tuanakotta yang merupakan afiliasi dari Deloitte serta kasus Bank Lippo yang melibatkan KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja yang merupakan afiliasi dari Ernst & Young. Kasus tersebut membuktikan bahwa KAP big 4 yang memiliki reputasi yang baik juga dapat melakukan kesalahan dalam pelaksanaan audit. Penelitian Hsihui Chang et al (2010:25) menemukan bahwa perusahaan dan investor menjadi reseptif terhadap 74 KAP second-tier dan third-tier sejak terbongkarnya kasus Arthur Andersen. Oleh karena itu, reputasi auditor yang tinggi tidak menjamin sebuah obligasi mendapatkan peringkat yang tinggi dari agen pemeringkat obligasi. 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengujian faktor akuntansi dan non akuntansi dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012 dengan menggunakan regresi ordinal, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. 2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. 3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. 4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel jaminan obligasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. 76 5. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel umur obligasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. 6. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa variabel reputasi auditor tidak berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi keuangan yang khususnya membahas mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang besar akan meningkatkan peluang untuk mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Maka dari itu, untuk perusahaan kecil diharapkan untuk memperhatikan faktor lainnya agar mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Dalam penelitian ini didapat bahwa (Net Profit Margin) NPM berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Bagi perusahaan penerbit obligasi hasil ini dapat memberikan masukan bahwa untuk mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi tidak membutuhkan NPM yang tinggi. Hal ini disebabkan 77 dalam perhitungan NPM terdapat pendapatan yang berasal dari aktivitas pendanaan sehingga menimbulkan risiko yang cukup tinggi. Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi yang tinggi tidak menjamin akan mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Terdapat beberapa skandal keuangan di Indonesia maupun dunia yang melibatkan KAP dengan reputasi baik. Untuk itu perusahaan penerbit obligasi diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya agar mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Untuk investor yang ingin berinvestasi pada obligasi diharapkan untuk mempertimbangkan ukuran perusahaan, NPM dan reputasi auditor dari penerbit obligasi untuk mengurangi risiko dari investasi oblihasi tersebut. C. Saran Saran yang dapat digunakan bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini adalah: 1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor akuntansi lainnya seperti current ratio, gross profit margin dan total asset turnover, serta faktor non akuntansi lainnya seperti tingkat suku bunga, volume transaksi dan yield. 2. Jumlah sampel dapat diambil dengan periode pengamatan yang lebih panjang dan menggunakan data peringkat obligasi dari agen pemeringkat 78 lain selain PT PEFINDO sehingga variasi data peringkat obligasi yang diperoleh menjadi lebih banyak. 79 DAFTAR PUSTAKA Allen, Arthur C, “The effect of large-firm audits on municipal bond rating decisions”, Journal of Practice and Theory (APT), Vol 13, Spring, 1994. Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007. Aprilia, Susana, “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi”, Skripsi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2011. Bali, Geetanjali dan Skinner, Frank S, “The Original Maturity of Corporate Bonds: The Influence of Credit Rating, Asset Maturity, Security, and Macroeconomic Conditions”, The Financial Review 41, hal 187-203, 2006. Bapepam-LK, “Statistik Pasar Modal”, artikel diakses pada 6 Maret 2013, dari http://bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/statistik_pm/index.htm. Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Boynton, William C, Raymond N. Johnson dan Walter G. Kell,”Modern Auditing”, Edisi 7, Erlangga, Jakarta, 2001. Bursa Efek Indonesia, “Obligasi”, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012, dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/obligasi.aspx. Burton, B., Adam Mike dan Hardwick P., “The Determinants of Credit Ratings in The United Kingdom Insurance Industry”, School of Finance and Law, Bournemouth University, Talbot Campus, Fern Barrow, Poole, Dorset, BH12 5BB, 1998. Chang, Hsihui, Agnes Cheng dan Kenneth J. Reichelt, “Market Reaction to Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 29, No. 2, November, 2010. Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa, “Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”, Universtitas Udayana, 2012. Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013. 80 Garson, David, “Ordinal Regression”, Statistical Publishing Associates, North Carolina, 2012. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”, Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya”, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2, 2012. John, A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007. Karyani, Etikah dan Adler Manurung, “Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond Rating Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta (Penelitian Periode 2003 s.d. 2005)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9 No. 3, hal 282-306, September, 2006. Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010. Kaur, Kuljeet dan Rajinder Kaur, “Credit Rating in India: A Study of Rating Methodology of Rating Agencies”, Global Journal of Management and Business Research, Vol. 11, Issue 12, 2011. Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata, “Manajemen Keuangan: Based on Empirical Research”, Graha ilmu, Yogyakarta, 2009. Kors, Murat, Ramazan Aktas dan M Doganay, ”Predicting the Bond Ratings of S&P 500 Firms”, The IUP Journal of Applied Finance, Vol. 18 No. 4, 2012. Kuswadi, “Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005. Kuswadi, “Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006. Linandarini, Ermi, “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Indonesia”, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Magreta dan Poppy Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11 No. 3, hal 143-154, 2009. Manurung, Addler, Desmon Silitonga dan Wilson Tobing, “Hubungan Rasiorasio Keuangan dengan Rating Obligasi”, Jurnal, 2009. 81 Prasetiyo, Adhi, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. PT PEFINDO, ”Rating Definition & Outlook”, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012, dari http://new.pefindo.com/scps_rdefinitions.php?. PT PEFINDO, ”Rating Methodology“, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012, dari http://new.pefindo.com/scrm_lembagakeuangan_index.php?. Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008. Raharja dan Sari, Maylia Pramono, “Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan & Regresi Logistik) terhadap Peringkat Obligasi (PT PEFINDO)”, Jurnal Maksi, Vol.8, No.1, hal.87-104, 2008. Sapto, Raharjo, “Panduan Investasi Obligasi”, Cetakan kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Sari, Mayla Pramono, “Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (Pt Pefindo)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 14, No.2, Hal 172-182 Vol. 14, 2007. Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001. Scott, William R, “Financial Accounting Theory”, Sixth Edition, Pearson Canada Inc., Toronto, 2012. Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78, 2010. Semmler, Willi dan Lebogang Mateane, “Equity Market or Bond Market—Which Matters the Most for Investment? Revisiting Tobin’s q Theory of Investment”, Technology and Investment, 3, 203-209, 2012. Sundjaja, Ridwan S., Inge Barlian dan Dharma Putra Sundjaja, “Manajemen Keuangan 2”, Literata Lintas Media, Bandung, 2010. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia. 82 Susilowati, Luky dan Sumarto, “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Vol.1, No.2, 2010. Timothy, J. Gallagher dan Joseph D. Andrew, “Financial Management: Principles and Practice”, Pearson Education, Inc., United States of America. 2007. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Utami, Endah Tri, “Cara Cerdas Berinvestasi via Online Trading”, Transmedia Pustaka, Jakarta, 2010. Weston, J Fred dan Thomas E. Copeland, ”Manajemen Keuangan” Binarupa Aksara, Jakarta, 1995 Yuliana Rika, Agus Budiatmanto, M. Agung Prabowo dan Taufik Arifin, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011. Zahrotun dan Zaki Baridwan, “Pengaruh Pengumuman Peringkat terhadap Kinerja Obligasi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 2005. 83 Lampiran 1 Daftar Sampel Obligasi dan Peringkatnya Emiten ADMF Obligasi 2010 AA AA AA AA AA AA AA AA - II Series C 2006 III Series B 2009 III Series C 2009 IV Series A 2010 IV Series B 2010 IV Series C 2010 IV Series D 2010 IV Series E 2010 V Series A 2011 V Series B 2011 V Series C 2011 V Series D 2011 Shelf registration I 2011 Phase I Series A Shelf registration I 2011 Phase I Series B Shelf registration I 2011 Phase I Series C Shelf registration I 2012 Phase II Series A Shelf registration I 2012 Phase II Series B Shelf registration I 2012 Phase II Series C Shelf registration I 2012 Phase III Series A Shelf registration I 2012 Phase III Series B 84 Rating 2011 AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ - 2012 AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ Jaminan Umur Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin 5 2 3 2 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 5 1 2 3 1 3 Lanjutan Lampiran 1 Emiten BABP BBKP BBNI BBTN BDMN BFIN BMRI BNGA Obligasi 2010 BBB AA AAAAAAAAAAAA+ AA+ AA+ AAAAA+ - Shelf registration I 2012 Phase III Series C Mandatory Convertible - 2010 Shelf Registration I Phase I 2012 I 2003 XII 2006 XIII Series A 2009 XIII Series B 2009 XIII Series C 2009 XIV 2010 XV 2011 Shelf Registration I phase I 2012 I Series B 2007 II Series A 2010 II Series B 2010 II Series A 2009 II Series B 2009 II Series C 2009 Sub Ordinated I 2009 I Series A 2011 I Series B 2011 Shelf Registration I Series A 2012 Shelf Registration I Series B 2012 85 Rating 2011 BBB AA AA AA AA AAAA AA+ AA+ AA+ AAA+ AAA AAA - 2012 AA+ BBBA AA AA AA AA AA AA AA+ AA+ AA+ AAA AAA AAA AAA Jaminan Umur Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin 5 5 7 8 10 3 4 5 10 10 10 5 6 5 2 2 3 7 3 5 3 5 Lanjutan Lampiran 1 Emiten BNII BNLI BVIC CFIN MFIN NISP PNBN Obligasi 2010 A AA AA AA Subordinated I 2011 Shelf Registration I Series A Phase I 2011 Shelf Registration I Series B Phase I 2011 Shelf Registration Subordinated I Phase I 2011 Shelf Registration I A 2012 I Shelf Registration I B 2012 II Shelf Registration Subordinated I II 2012 Subordinated I 2006 Subordinated II 2011 subordinated phase I 2012 subordinated phase II 2012 III 2012 Subordinateed II 2012 III Series A 2011 III Series B 2011 III Series C 2011 Shelf Registration I phase I Series A 2012 Shelf Registration I phase I Series B 2012 Shelf Registration I phase I Series C 2012 Sub Ordinated II 2008 II Series B 2007 II Series C 2007 86 Rating 2011 AA AA+ AA+ AA AAAAA+ A+ A+ AA AA AA 2012 AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA+ AA AAAAAABBB+ BBB A+ A+ A+ A A A AA+ AA Jaminan Umur Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin 7 3 5 7 3 5 7 10 7 7 7 5 7 1 2 3 1 2 3 10 5 7 Lanjutan Lampiran 1 Emiten SDRA VRNA Obligasi 2010 AAAA AA AA- Subordinated II 2008 III 2009 IV 2010 Subordinated III 2010 Shelf Registration I 2012 I Series A 2011 I Series B 2011 II 2012 Subordinated I 2012 I Series A 2011 I Series B 2011 I Series C 2011 Shelf Registration I phase I Series A 2012 Shelf Registration I phase I Series B 2012 Shelf Registration I phase I Series C 2012 87 Rating 2011 AAAA AA AABBB+ BBB+ A A A - 2012 AAAA AA AAAABBB+ BBB+ BBB+ BBB A A A A A A Jaminan Umur Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Dijamin Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin 10 5 5 7 5 2 3 5 7 1 2 3 1 3 3 No. 1. Emiten ADMF 2. BABP 3. 4. 5. BBKP BBNI BBTN 6. BDMN 7. BFIN 8. BNGA 9. BNII 10. BMRI 11. BNLI 12. 13. BVIC CFIN 14. 15. MFIN NISP 16. PNBN 17. SDRA 18. VRNA 19. WOM Lampiran 2 Data Perusahaan Sampel Penelitian Tahun Ln_Equity DER ROA 2009 28,61 0,63 28 2010 28,96 1 19,32 2011 29,12 2,82 9,36 2009 26,98 12,46 0,07 2010 27,28 11,37 0,21 2011 27,16 10,72 -1,11 2011 29,11 12,07 1,31 2009 30,59 10,82 1,09 2009 29,32 9,84 0,84 2010 29,49 9,61 1,61 2011 29,62 11,17 1,15 2009 30,4 5,19 1,55 2010 30,55 5,35 2,86 2011 30,88 4,49 2,38 2009 28,06 0,56 12,59 2010 28,29 0,99 9,36 2010 30,26 9,38 1,94 2011 30,54 8,08 1,94 2010 29,64 9,07 0,91 2011 29,7 10,93 0,67 2009 31,19 9,74 1,81 2010 31,37 9,09 2,11 2011 31,77 7,2 2,26 2009 29,24 10,18 0,86 2010 29,71 8,21 1,37 2011 29,84 10,09 1,17 2011 27,82 8,74 1,78 2010 28,02 0,82 7,45 2011 28,41 1,2 5,77 2011 27,31 4,22 4,77 2009 29,24 7,26 1,45 2010 29,39 7,6 0,88 2011 29,52 8,08 1,26 2009 30,1 5,6 1,89 2010 30,23 7,08 1,19 2011 30,4 6,85 1,63 2010 26,7 7,25 1,66 2011 26,88 9,75 1,95 2010 25,8 4,98 2,7 2011 25,95 7,2 1,62 2009 26,54 6,65 2,36 88 NPM 0,31 0,38 0,3 0,01 0,02 -0,09 0,14 0,1 0,08 0,16 0,13 0,08 0,19 0,16 0,33 0,39 0,2 0,19 0,08 0,06 0,19 0,22 0,23 0,07 0,15 0,14 0,22 0,5 0,39 0,15 0,14 0,1 0,16 0,18 0,14 0,17 0,12 0,1 0,13 0,1 0,04 Auditor KPMG KPMG KPMG Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young Ernst & Young KPMG KPMG KPMG BDO BDO PWC PWC Ernst & Young Ernst & Young PWC PWC PWC KPMG KPMG KPMG Morison Int. Deloitte Deloitte Crowe Hortwath PWC PWC PWC Deloitte Deloitte Deloitte BDO PWC Deloitte Deloitte Ernst & Young Lampiran 3 Hasil Pengujian Regresi Ordinal PLUM - Ordinal Regression Warnings There are 109 (66,1%) cells (i.e., dependent variable levels by combinations of predictor variable values) with zero frequencies. Case Processing Summary Marginal Percentage N Rating 1 11 7.6% 2 29 20.1% 3 0 1 0 1 0 1 Valid Missing 104 80 64 43 101 11 133 144 0 72.2% 55.6% 44.4% 29.9% 70.1% 7.6% 92.4% 100.0% Total 144 Secure Maturity Auditor Model Fitting Information Model -2 Log Likelihood Intercept Only Chi-Square df Sig. 215.019 Final 78.641 136.377 Link function: Logit. Goodness-of-Fit Chi-Square Pearson Deviance df 102.635 77.020 Sig. 101 101 .436 .964 Link function: Logit. Pseudo R-Square Cox and Snell Nagelkerke McFadden .612 .786 .628 Link function: Logit. 89 7 .000 Test of Parallel Lines Model -2 Log Likelihood Null Hypothesis c Chi-Square df Sig. 78.641 General 65.328 a 13.314 b 7 .065 The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories. a. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of stephalving. b. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain. c. Link function: Logit. Parameter Estimates 95% Confidence Interval Estimate Std. Error Wald df Sig. Lower Bound Upper Bound Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000 48.426 108.324 Location [Rating = 2] DER 83.717 -.288 16.068 27.147 .234 1.518 1 1 .000 .218 52.225 -.747 115.210 .170 ROA .253 .201 1.590 1 .207 -.140 .646 NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003 -29.995 -5.993 Size 3.154 .598 27.852 1 .000 1.982 4.325 [Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080 -6.158 .349 a . . 0 . . . -.672 .828 .659 1 .417 -2.294 .950 a . . 0 . . . -3.742 1.192 9.857 1 .002 -6.078 -1.406 a . . 0 . . . [Secure=1] [Maturity=0] 0 [Maturity=1] [Auditor=0] 0 [Auditor=1] 0 Link function: Logit. a. This parameter is set to zero because it is redundant. Descriptive Statistics N Size DER ROA NPM Secure Maturity Auditor Valid N (listwise) Minimum 144 144 144 144 144 144 144 144 Maximum 25.80 .56 -1.11 -.09 0 0 0 31.77 12.46 28.00 .50 1 1 1 90 Mean 29.0542 6.0817 5.9562 .1985 .44 .70 .92 Std. Deviation 1.30173 3.65386 7.69890 .11550 .499 .459 .267 Descriptive Statistics N Minimum Rating 144 Valid N (listwise) 144 Maximum 1 Mean 3 Std. Deviation 2.65 .620 Rating Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1 11 7.6 7.6 7.6 2 29 20.1 20.1 27.8 3 104 72.2 72.2 100.0 Total 144 100.0 100.0 91