HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN

advertisement
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA
PADA REMAJA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Purwantini1, Wahyuningsih Safitri2, Maria Wisnu Kanita2
1.
2.
Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta
Abstrak
Masa remaja merupakan masa peralihan dan apabila kebutuhan tidak terpenuhi dapat
menyebabkan gangguan jiwa. Hal ini terutama terjadi pada remaja dengan kepribadian introvert.
Kekambuhan dapat terjadi karena adanya kejadian buruk.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian korelasional. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tipe kepribadian dengan
kekambuhan gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 55 orang. Variabel yang diamati tipe kepribadian dan kekambuhan pasien gangguan
jiwa pada remaja.
Hasil penelitian tipe kepribadian responden terbanyak di RSJD Surakarta adalah introvert
sejumlah 30 responden. Sedangkan kekambuhan diperoleh adanya kekambuhan sedang yang
dialami oleh 28 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tipe kepribadian
dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja (p value 0,000). Berdasarkan hasil uji
analisis dapat diketahui p value tabel sebesar 0,000<0,05.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian responden terbanyak adalah
introvert dan kekambuhan sedang. Perawat diharapkan dapat merawat lebih maksimal pada
remaja dengan gangguan jiwa dan keluarga dapat mendampingi remaja dalam mengambil
keputusan.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Tipe Kepribadian, Kekambuhan
: 19 (2003-2010)
ABSTRACT
Adolescence is an interim period, and when the needs are not fulfilled, this may lead to a
mental disorder particularly to the adolescents with introvert personalities. The mental disorder
recurrence persists due to bad incidences. The objective of this research is to investigate the
correlation between the personality type and the mental disorder recurrence of the adolescents at
Local Psychiatric Hospital of Surakarta.
This research used the quantitative correlational method. The respondents of research
consisted of 55. The variables of research observed were the personality type and mental disorder
recurrence of the adolescent patients.
The result of research shows that Most of the respondents, namely: 30 persons had the
introvert personality. In addition, 28 respondents had the moderate mental disorder recurrence.
Thus, there was a correlation between the personality type and the mental disorder recurrence of
the adolescents as indicated by the p-value 0.000 which was less than 0.05.
The nurses were expected to care the adolescent mental disorder patients more maximally,
and the families of the patients were expected to accompany them to take decisions.
Keywords: Personality type, recurrence
References: 19 (2003-2010)
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi sehat emosional, psikologi, dan
sosial interpesonal yang memuaskan
perilaku dan koping kooperatif (Videbeck,
2008). Menurut Notosoedirdjo dan Latipun,
2005 gangguan jiwa merupakan kondisi jiwa
kurang dalam hal kesehatan mental.
Penduduk
seluruh
dunia
diperkirakan mengalami gangguan mental
sejumlah 450 juta orang dimana 10% adalah
orang dewasa sedangkan 25% penduduk
diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa
pada usia tertentu selama hidupnya.
Penyebab munculnya gangguan jiwa
diperoleh karena faktor fisik, lingkungan
sosial atau juga faktor psikis atau psikogenik
(WHO, 2009). Gangguan jiwa tersebar di
seluruh dunia termasuk wilayah Asia
Tenggara. Berdasarkan WHO bahwa satu
pertiga daripada wilayah Asia Tenggara
METODE
Jenis
penelitian ini adalah
kuantitatif Rancangan penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini
adalah rumah yang berada di Ruang rawat
inap RSJD Surakarta pada tanggal 22 Mei
sampai dengan
22 Juni 2015 yang
berjumlah 55 pasien. Metode pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah total sampling. Penelitian ini
menggunakan total sampling dengan
populasi 55 pasien.
Teknik
sampling
yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
pernah mengalami gangguan neuropsikis
(Iyus yosef 2011).
Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) Tahun 2007, diketahui
bahwa prevalensi gangguan jiwa per 1000
anggota rumah tangga terdapat 140/1000
penduduk usia 15 tahun ke atas, dan
diperkirakan sejak awal tahun 2007 jumlah
penduduk yang mengalami gangguan jiwa
sebesar 25% dari populasi penduduk di
Indonesia. Prevalensi penderita Skizofrenia
di Indonesia adalah 0,3% sampai 1%, dan
terbanyak pada usia sekitar 18-45 tahun,
terdapat juga beberapa penderita yang
mengalami pada umur 11-12 tahun. Menurut
National Institute Of Mental Health
gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit
secara keseluruhan dan diperkirakan akan
berkembang menjadi 25% di tahun 2030
(NIMH, 2011).
probality sampling yaitu bahwa setiap
subyek
dalam
populasi
mempunyai
kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih
sebagai sampel. Untuk pengambilan sampel
dengan teknik Proportionated random
sampling populasi mempunyai anggota atau
unsur yang tidak homogen yaitu dengan
penentuan sampel sesuai dengan proporsi
tiap ruangan. Ruangan yang peneliti
gunakan adalah Drupadi, Srikandi, Larasati,
Ayodya, Abimanyu, Sadewa, Nakulo,
Kreshna.
HASIL
1. Karakteristik Responden
a. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
Tabel Distribusi frekuensi pasien remaja berdasarkan jenis kelamin di RSJD Surakarta
tahun 2015 (n = 55)
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
13
23,6
Perempuan
42
76,4
Jumlah
55
100,0
Berdasarkan tabel 4.1. di
atas dapat diketahui bahwa
pasien yang menjadi responden
penelitian terdiri dari 13 orang
(23,6%) berjenis kelamin lakilaki dan 42 orang (76,4%)
berjenis kelamin perempuan.
b.
Distribusi responden Berdasarkan Usia
Tabel Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSJD Surakarta Tahun 2015
(n = 55)
Usia Pasien (tahun)
Frekuensi
Persentase (%)
≥17
31
56,3
<17
24
43,7
Jumlah
55
100,0
Berdasarkan tabel 4.2. di
atas dapat diketahui
bahwa
pasien yang menjadi responden
penelitian terdiri dari usia yang
kurang dari 17 tahun dan Pasien
c.
Berdasarkan Pendidikan
Tabel Distribusi frekuensi pasien berdasarkan pendidikan di RSJD Surakarta Tahun
2015 (n = 55)
Pendidikan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
SD
13
23,6
SMP
16
29,0
SLTA
26
47,4
Jumlah
55
100,0
Berdasarkan tabel 4.3.
diatas dapat diketahui bahwa
pendidikan responden paling
banyak adalah SLTA sejumlah
2.
yang
menjadi
responden
penelitian ini paling banyak
(56,3%) berasal dari kelompok
umur ≥17 tahun.
26 orang ( 47,4%) dan paling
sedikit adalah pendidikan SD
sejumlah 13 orang ( 23,6%).
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan
variabel penelitian yaitu kekambuhan
untuk mendeskripsikan masing-masing
dan tipe kepribadian
a. Berdasarkan tipe kepribadian
Tabel Distribusi frekuensi berdasarkan Tipe kepribadian di RSJD Surakarta Tahun 2015
(n = 55)
Tipe kepribadian
Frekuensi
Prosentase
Ekstrovert
25
45,4%
Introvert
30
54,6%
Jumlah
55
100%
Berdasarkan tabel 4.4 di
ketahui
bahwa
dari
55
responden yang berada di RSJD
Surakarta yang mengalami
kekambuhan
dengan
tipe
introvert lebih banyak yaitu 30
orang
(54%)
dan
yang
ekstrovert 25 responden
(
45,6%).
b.
Berdasarkan Tingkat Kekambuhan
Tabel Distribusi frekuensi pasien berdasarkan Kekambuhan di RSJD Surakarta Tahun
2015 (n = 55)
Tingkat Kekambuhan
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
16
29,1
Sedang
28
50,9
Tinggi
11
20,0
Jumlah
55
100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa pasien yang
mengalami kekambuhan sedang
sejumlah 27 pasien atau (49,1%).
Sedangkan pasien yang tingkat
3.
kekambuhan
rendah
dengan
jumlah 16 responden (29,1%)
serta dengan kekambuhan tingkat
tinggi sejumlah 11 responden
(20,0).
Analisis Bivariat
Hubungan Tingkat kekambuhan berdasarkan tipe kepribadian
Tabel Distribusi Silang Responden berdasarkan Tingkat kekambuhan dan Tipe kepribadian
Tipe
Kepribadian
Ekstrovert
Introvert
Total
Tingkat kekambuhan
Tinggi
Sedang
10
9
6
19
16
28
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa tingkat
kekambuhan tingkat sedang yang
paling
banyak
baik
pasien
Rendah
6
5
11
Total
25
30
55
kepribadiannya ekstrovert maupun
introvert yaitu dari 55 responden
ada 28 responden yang mengalami
kekambuhan
sedang.
Tabel Hasil Uji Kendalls Tau
Variabel
Hubungan antara tipe kepribadian (p)
kekambuhan
Berdasarkan hasil
uji
analisis dapat diketahui p valve
tabel sebesar 0,000<0,05 maka
disini dikatakan bahwa adanya
hubungan antara tipe kepribadian
dengan
kekambuhan
pasien
PEMBAHASAN
1. Tipe kepribadian
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa tipe kepribadian
paling banyak adalah
introvert
sejumlah 30 responden (54,50%) Hal
tersebut sesuai dengan teori (Purwa A
2012) menyatakan bahwa pasien yang
P valve
0,000
0,000
r
0,486
gangguan jiwa pada remaja. Nilai r
= 0,486 artinya ada hubungan
antara tipe kepribadian dengan
kekambuhan pasien gangguan jiwa
pada remaja di RSJD Surakarta.
mempunyai tipe kepribadian Introvert
perhatiannya lebih mengarah pada
dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang
yang berkepribadian introvert adalah
cenderung diliputi kekawatiran, mudah
malu dan canggung, lebih senang
bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri
banyak
ada 17
responden yang
mengalami kekambuhan berulang.
Pasien gangguan jiwa akan mengalami
kekambuhan
salah satu faktornya
adalah dirinya sendiri. Seorang remaja
akan mencari jati dirinya dan apabila
tidak sesuai dengan keinginannya maka
seorang remaja akan mengalami
gangguan jiwa. Dalam hal ini sesuai
dengan teori yang diungkapkan oleh
(Akbar 2008). Ada beberapa hal yang
bisa memicu kekambuhan skizofrenia,
antara lain tidak minum obat dan tidak
kontrol ke dokter secara teratur,
menghentikan sendiri obat tanpa
persetujuan dari dokter, kurangnya
dukungan
dari
keluarga
dan
masyarakat, serta adanya masalah
kehidupan yang berat yang membuat
gangguan jiwa .
Apabila seorang remaja dalam
mencari jati diri dengan baik maka
mereka akan mendapatkan ketahanan
mental yang bagus sehingga tidak akan
mengalami
kekambuhan.
Apabila
pasien remaja sudah mengalami
gangguan jiwa maka pasien remaja
tersebut tidak mampu mengambil
keputusan dan rentan terjadi gangguan
jiwa apabila dukungan keluarga tidak
ada. Sesuai dengan teori Keliat (2009)
mengatakan bahwa ketidakmampuan
pengambilan
keputusan
dapat
menjadikan penyebab kekambuhan
pasien gangguan jiwa. Hal ini di
dukung oleh Akbar (2008), salah satu
faktor yang dapat memicu kekambuhan
adalah kurangnya dukungan dari
keluarga.
Menurut Iyus Yosef (2009)
mengatakan bahwa seorang yang
menginjak masa remaja akan terjdi
perubahan pada fisik baik pada seorang
wanita atau laki-laki. Pada kejiwaaanya
akan terjadi pergolakan yang hebat
Pada masa ini seorang remaja ,
mencoba kemampuannya dan adanya
sifat egosentrik yaitu bersiat menentang
terhadap otoritas , senang berkelompok
dan idelais.
dan jiwanya agak tertutup. Ciri lain
dari seseorang yang introvert misalnya
cenderung
menarik
diri
dari
lingkungan, lemah dalam penyesuaian
sosial, lebih menyukai kegiatan dalam
rumah, menunjukkan ciri sangat
tenang, santai, tidak memiliki ambisi
berlebihan, kurang rentan terhadap
stres kerja dan penyakit jantung.
Tipe kepribadian merupakan
salah satu penyebab gangguan jiwa.
Seseorang yang memiliki kepribadian
pendiam atau introvert lebih rentan
terjadi gangguan kejiwaan (Dadang
Hawari 2009). Gangguan kepribadian
dapat berlangsung lama karena
karakteristik kepribadian tidak mudah
diubah (Videbeck, 2008 ).
Menurut pendapat Rio Yanuar
tahun 2009
dengan judul analisis
faktor yang berhubungan dengan
kejadian gangguan jiwa di desa
paringan
kecamatan
jenangan
kabupaten Ponorogo ditemukan bahwa
jumlah penderita gangguan jiwa
dengan tipe kepribadian ekstrovert di
desa Paringan sebesar 13,33% atau 4
responden Umumnya pasien yang
mempunyai tipe kepribadian ini apabila
bertemu dengan orang lain cenderung
akan berinteraksi. Sisanya sebesar
86,67% atau 26 responden dengan tipe
kepribadian introvert. Besarnya jumlah
tersebut menegaskan bahwa mayoritas
pasien memiliki tipe kepribadian
introvert. Tipe kepribadian introvert
lebih tertuju kepada tenaga/potensi
yang mendasarinya, orang dengan tipe
kepribadian introvert bersifat intuitif
dan berkecenderungan menghayal,
merenung dan merencanakan serta
ragu-ragu dalam mencapai keputusan
akhir.
Remaja
sudah
mulai
pengungkapan
kebebasan diri,
mencari teman sebaya lebih selektif,
memiliki citra (gambaran, keadaan,
peranan) terhadap dirinya, dapat
mewujudkan perasaan cinta dan
memiliki kemampuan berpikir khayal
atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).
3.
2.
Kekambuhan
Dari hasil analisa data peneliti
bahwa dari 55 responden ada paling
Hubungan tipe kepribadian dengan
kekambuhan
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa ada hubungan antara
tipe kepribadian dengan kekambuhan
pasien gangguan jiwa pada remaja
karena p valve ( 0,000) hal ini
dikatakan bahwa penelitian ini adalah
signifikan.
Menurut pendapat Iyus Yosef
(2009) kepribadian juga turut menjadi
penyebab gangguan jiwa. Seseorang
yang memiliki kepribadian pendiam
atau introvert lebih rentan terjadi
gangguan
kejiwaan.
Keseluruhan
partisipan merupakan tipe pribadi yang
pendiam dan rapi dalam menyimpan
permasalahan, dan seolah-olah tidak
memiliki permasalahan. Penderita
psikotik mengelola konflik dan
pemasalahan hidupnya adalah dengan
diam dan memendam di dalam dirinya
sendiri. Strategi memendam di dalam
tidak hanya cermin kepribadian secara
individu, tetapi juga telah berakar
dalam budaya jawa. Dengan kata lain,
mengontrol emosi dengan memendam
didalam terlalu kuat mengakibatkan
gangguan perilaku seperti ngamuk.
Akbar
(2008)
juga
mengungkapkan
bahwa
Tipe
kepribadian introvert perhatiannya
lebih mengarah pada dirinya. Sifat
yang dimiliki oleh orang yang
berkepribadian
introvert
adalah
cenderung diliputi kekawatiran, mudah
malu dan canggung, lebih senang
bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri
dan jiwanya agak tertutup.
Penelitian yang dilakukan oleh
Astri Eko Sri Handayani (2012)
menunjukkan bahwa pasien dapat
terjadi kekambuhan karena adannya
dukungan keluarga, dalam hal ini
pasien yang peneliti lakukan adalah
seorang remaja sehingga dukungan
keluarga sangatlah diperlukan sehingga
pasien yang mengalami gangguan jiwa
tidak terjadi kekambuhan
yang
berulang.
Pasien remaja perlu
pengawasan orang tua karena ada
beberapa perkembangan pasien remaja
yang
mengalami
kebinggungan
memilih seorang teman atau bingung
mencari jati dirinnya. Dengan demikian
maka
pasien
yang
mengalami
gangguan
jiwa
pada
remaja
memerlukan kewaspadaan agar tidak
terjadi kekambuhan yang berulang.
SIMPULAN
1. Tipe
kepribadian
responden
terbanyak di RSJD Surakarta
adalah
introvert sejumlah 30
responden ( 54,5%).
2. Kekambuhan gangguan jiwa pada
remaja di RSJD Surakarta yang
terbanyak adalah 28 responden
(50,9%)
3. Ada hubungan antara tipe
kepribadian dengan kekambuhan
gangguan jiwa pada remaja di
RSJD Surakarta dengan nila p
value 0,000. Berdasarkan hasil uji
analisis dapt diketaui p value
0,000<0,05 dan nilai r= 0.486.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M, 2008, Skizofrenia psikosa
(sakit jiwa). Jakarta ,Balai
Pustaka
Dariyo,2004,
Psikologi
perkembangan Remaja, EGC,
Jakarta
Azwar S,. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Hawari D,. 2009. Manajemen Stres,
Cemas dan Depresi. edisi 1.
Jakarta : FKUI
Andri,
2008, Kongres Nasional
Skizofrenia V Closing The
Treathment
Gap
for
Schizophrenia.
Hawari, D., 2003. Pendekatan
Holistik Pada Gangguan
Jiwa : Skizorenia. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Iyus
Yosep, S.Kp., M. Si,
Keperawatan Jiwa, Refika
Aditama Bandung, 2009
Notosoedirjo dan Latipun, 2005,
Kesehatan mental Konseling
dan penerapan, EGC, Jakarta
Isaacs, A., 2005, Panduan Belajar :
Keperawatan Kesehatan Jiwa
& Psikiatrik, Edisi 3, EGC,
Jakarta
Rio Yanuar, 2009, Analisis factor
yang berhubungan dengan
kejadian gangguan jiwa di
kecamatan
jenangan
kabupaten Ponorogo.
Keliat, B.A., 2005, Peran Serta
Keluarga Dalam Perawatan
Klien Gangguan Jiwa, EGC,
Jakarta
NIMH, 2011, The Number Count
Rental Disorder In Amerika
Notoatmodjo S,. 2007. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
(Edisi
Pertama). Jakarta: Salemba
Medika
Sarwono, 2004, Pengaruh Opini
Pbulik
Terhadap
Teori
Diagnosa
Dan
Terapi
Gangguan Jiwa, EGC, Jakarta
Soejatiningsih,
2004,
Tumbuh
kembang anak, EGC Jakarta
Suharsimi A,. 2006. Prosedur
Penelitian
:
Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sugiyono, 2010.
Penelitian.
Alfabeta.
Statistik Untuk
Bandung
:
Videbeck,Sheilla, 2008, Buku Ajar
keperawatan Jiwa , EGC,
Jakarta
Download