1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir seluruh komponen elektronik memerlukan catu daya DC. Kebutuhan catu daya DC ini mulai dari skala tegangan rendah seperti yang digunakan pada mikroprosesor dan IC, tegangan menengah seperti pada motormotor listrik dan generator, sampai pada skala tegangan tinggi untuk transmisi listrik tegangan tinggi. Karena penggunaan catu daya DC yang luas ini, diperlukan suatu sistem yang dapat mengkonversikan tegangan DC dari suatu tingkat tegangan tertentu ke tingkat tegangan lain sesuai kebutuhan pemakaian. Sistem ini harus dapat bekerja secara efisien dan keluaran tegangannya pun harus memiliki kualitas yang baik. Salah satu cara untuk mengkonversikan tegangan DC ke tegangan DC yang lebih rendah adalah dengan menggunakan linear voltage regulator. Linear voltage regulator menggunakan transistor untuk mengatur arus beban. Dengan mengatur arus basis transistor, tegangan keluaran dapat diatur dari tegangan 0 volt sampai dengan tegangan masukan. Ketika terjadi perubahan tegangan atau beban, arus basis diatur untuk menghasilkan keluaran tegangan yang diinginkan. Rangkaian semacam ini dinamakan linear voltage regulator karena transistor bekerja pada daerah linear, bukan pada daerah cut-off atau saturasi. Akibatnya transistor bekerja seperti resistor variabel. Masalah pada regulator semacam ini adalah efisiennya yang rendah. Jika arus basis yang diberikan kecil maka terdapat daya yang diserap transistor. Rugi daya pada transistor inilah yang menyebabkan efisiensi rangkaian ini rendah. Misalkan jika tegangan keluaran adalah seperempat dari tegangan sumber, maka beban 1 2 menyerap 25% dari daya sumber, tetapi transistor regulator menyerap 75% dari daya sumber. Masalah lain pada regulator jenis ini adalah dalam hal ukurannya yang tidak kecil karena memerlukan desain heat-sink yang baik. Daya yang diserap transistor dibuang dalam bentuk panas sehingga diperlukan medium untuk mempercepat pelepasan panas dari transistor, medium yang biasa digunakan adalah heat-sink. Alternatif lain untuk mengubah tegangan DC ke tegangan DC lainnya adalah dengan menggunakan switching converter. Pada switching converter, transistor yang digunakan beroperasi sebagai switching, yaitu dengan sepenuhnya on atau sepenuhnya off. Switching converter memiliki kelebihan berupa efisiensinya yang lebih tinggi dan ukurannya yang dapat jauh lebih kecil daripada linear voltage regulator. Sistem buck converter merupakan salah satu jenis DC chopper yang memiliki fungsi menstabilkan tegangan dengan menurunkan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan tanpa harus menghilangkan daya yang relatif besar daripada converter tipe linear. Buck converter ini memiliki tegangan keluaran yang diinginkan yang akan dibandingkan dengan tegangan keluaran dari sensor. Perbedaan yang didapatkan dari kedua tegangan keluaran ini adalah error tegangan yang akan dikompensasi oleh kompensator untuk mengatur penyalaan switching dengan menggunakan Pulse Width Modulator (PWM). Ada banyak sistem kendali yang telah dikembangkan untuk mengendalikan tegangan keluaran switching converter, tetapi pada tugas akhir ini hanya akan dibahas salah satu tipe pengendali yaitu menggunakan pengendali PID. Pengendali PID merupakan pengendali dengan parameterparameter kendali proportional, integral dan derivative. Dengan kombinasi ketiga parameter ini yang tepat, keluaran akan memiliki nilai steady state error yang mendekati nol dan transient response yang cepat. 3 Dalam tugas akhir ini akan dibahas salah satu jenis switching converter, yaitu buck converter dan pengendaliannya. Buck converter ini dapat menurunkan tegangan masukan menjadi tegangan keluaran dengan nilai yang lebih rendah. Untuk mengatur tegangan keluaran sistem digunakan pengendali PID. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, dapat diambil rumusan masalahnya adalah bagaimana merancang buck converter dengan pengendalian PID yang optimal sehingga menghasilkan sistem yang stabil? 1.3 Batasan Masalah Masalah-masalah yang muncul di lapangan akan dibatasi pada tugas akhir ini yaitu input yang masuk kedalam sistem buck converter harus sudah diubah bentuk dari tegangan AC ke tegangan DC dan jangkauan nilai tegangan input berkisar 38 VDC sampai dengan 45 VDC. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan tugas akhir ini adalah untuk merancang sistem buck converter dan mengamati unjuk kerja pengendali PID yang diterapkan pada sistem buck converter yang dirancang. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dibuatnya alat ini adalah sebagai berikut : 1. Alat untuk sumber catu daya dc variable dengan range voltase 0 VDC sampai dengan 30 VDC yang dapat digunakan sebagai kebutuhan catu daya DC seperti yang digunakan pada mikroprosesor dan IC, tegangan menengah seperti pada motor DC. 2. Salah satu alat untuk mengetahui karakteristik hubungan masing-masing penyusun PID terhadap tegangan keluaran dengan memvariasikan nilai Kp, Ki dan Kd-nya pada sistem “buck converter dengan parameter PID 4 sebagai pengendali tegangan keluaran” ini dengan tanpa mengurangi tingkat efisiensi yang terlalu besar karena menggunakan transistor switching converter yang beroperasi sebagai switching. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi dasar teori dalam perancangan buck converter, skema pengendalian sistem buck converter, pengendali PID dan ardunio, serta tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian alat bahan, perancangan sistem yang digunakan meliputi : diagram blok sistem, rancangan buck converter dan pengendalian PID yang digunakan. BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN Bab ini berisi uraian hasil pengujian dari rancangan sistem yang telah dibuat serta analisis kinerja sistem secara keseluruhan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan sistem serta saran untuk penelitian berikutnya.