Pdt. Budi Asali, M.Div.

advertisement
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
KEBAKTIAN PASKAH
G. K. R. I. ‘GOLGOTA’ (Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 12 April 2009, pk 17.00
Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div.
Andaikata Jum’at Agung tidak ada, atau
andaikata Kristus tidak mati di salib untuk
menebus dosa kita, apa yang terjadi?
1 KORINTUS 15:12-23
1Kor 15:12-23 - “(12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus
dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di
antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang
mati? (13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus
juga tidak dibangkitkan. (14) Tetapi andaikata Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
kepercayaan kamu. (15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta
terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah
membangkitkan Kristus - padahal Ia tidak membangkitkanNya, kalau
andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (16) Sebab
jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak
dibangkitkan. (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka siasialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (18)
Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. (19)
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada
Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala
manusia. (20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orangorang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang
karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati
datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua
orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua
orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
(23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah
sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu
kedatanganNya”.
1
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Pendahuluan:
Dalam acara tanya jawab saya paling tidak senang mendapat pertanyaan
yang diawali dengan kata ‘andaikata’. Misalnya:
• andaikata malaikat tidak jatuh, bagaimana keadaan dunia ini?
• andaikata Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, kita hidup di
mana?
• andaikata tak terjadi peristiwa menara Babil (Kej 11), kita bicara bahasa
apa?
Mengapa saya tidak senang dengan pertanyaan seperti itu? Karena biasanya
pertanyaan menggunakan kata ‘andaikata’ itu adalah pertanyaan yang tidak
bisa dijawab.
Tetapi hari ini saya justru akan membahas 2 pertanyaan dengan
menggunakan kata ‘andaikata’.
I. Dua pertanyaan dengan ‘andaikata’.
1. Andaikata Jum’at Agung tidak ada, atau andaikata Kristus tidak mati
di salib untuk menebus dosa kita, apa yang terjadi?
a. Tidak ada kekristenan.
Kristen adalah satu-satunya agama yang mengandalkan
penebusan Kristus, bukan usaha / perbuatan baik manusia. Karena
itu kalau penebusan Kristus tidak ada, kekristenan pasti juga tidak
ada.
b. Banyak ayat-ayat Kitab Suci yang hilang.
Misalnya Yoh 3:16 1Pet 1:18-19 dan sebagainya.
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal”.
1Pet 1:18-19 - “(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah
ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti
darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”.
2
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
c. Ada juga ayat-ayat Kitab Suci yang hilang sebagian.
Misalnya: Ro 6:23 yang berbunyi: “Sebab upah dosa ialah
maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita”.
Bagian akhirnya hilang, tetapi bagian awalnya (‘Sebab upah dosa
ialah maut’) tetap ada.
d. Semua manusia tetap ada dalam dosa dan harus binasa dalam
dosa.
1. Mungkin manusia akan berusaha menyelamatkan dirinya
dengan berbuat baik, tetapi Yes 64:6 yang berbunyi ‘segala
kesalehan kita seperti kain kotor’, tetap berlaku.
2. Mungkin manusia akan berusaha mentaati Firman Tuhan /
hukum Taurat, tetapi Gal 2:16a yang berbunyi ‘tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan
hukum Taurat’, tetap berlaku.
3. Mungkin manusia akan menganut Yudaisme, dan lalu
mempersembahkan binatang / korban sembelihan dan
sebagainya Tetapi Ibr 10:4, yang berbunyi “tidak mungkin
darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus
dosa”, tetap berlaku.
Jadi, apa kesimpulannya? Andaikata Kristus tidak mati di salib,
maka tidak ada harapan bagi seluruh umat manusia. Semua manusia
mulai Adam sampai kiamat, termasuk saudara dan saya, akan masuk
ke neraka selama-lamanya.
Kristus memang mati untuk menyediakan satu-satunya jalan ke
surga, sehingga kalau Ia tidak mati, tidak ada jalan ke surga. Kalau
ini saudara anggap extrim / fanatik dsb, saya ingin saudara
renungkan: andaikata memang ada banyak jalan ke surga (melalui
agama-agama lain), untuk apa gerangan Ia tetap datang dan mati?
Bukankah itu suatu kekonyolan?
Bdk. Gal 2:21b - “Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum
Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
2. Andaikata ada Jum’at Agung, tetapi tidak ada Paskah, apa yang
terjadi? Atau dengan kata lain, andaikata Kristus memang mati di
salib tetapi tidak bangkit dari antara orang mati, apa yang terjadi?
Kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, itu berarti:
3
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
a. Ia kalah oleh maut / setan.
b. Hutang dosa tidak terbayar lunas karena maut = upah dosa.
Bahwa Ia tetap ada dalam maut, berarti Ia belum melunasi hutang
dosa kita.
c. 1Kor 15:14,17,18: Paulus berkata sebagai berikut.
1Kor 15:14,17,18 - “(14) Tetapi andaikata Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan siasialah juga kepercayaan kamu. ... (17) Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu
masih hidup dalam dosamu. (18) Demikianlah binasa juga
orang-orang yang mati dalam Kristus”.
Jadi, kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, maka
1. Pemberitaan kami sia-sia (ay 14).
2. Kepercayaan / imanmu juga sia-sia (ay 14,17).
3. Kamu masih hidup dalam dosamu (ay 17b).
4. Orang yang mati dalam Kristus tetap binasa (ay 18).
Kesimpulannya: kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, juga tidak
ada pengharapan apapun bagi manusia.
II. Faktanya: Kristus mati dan bangkit.
Puji Tuhan, semua tadi hanyalah ‘andaikata’. Kenyataan / faktanya
adalah bahwa Kristus telah mati di salib untuk dosa-dosa kita dan
bangkit pada hari yang ke 3! Kita akan pelajari kedua fakta terpenting
dalam kekristenan ini.
1. Kristus telah menderita dan mati di salib untuk menebus dosa-dosa
kita.
Darah binatang tidak bisa menebus dosa kita (Ibr 10:4).
Manusia tidak bisa menebus dirinya sendiri (Gal 2:16).
Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan
lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan.
Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk
menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada
pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang
kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada
4
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu
lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah
banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’.
Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu
akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi
terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup /
menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum
Tuhan / Kitab Suci!
Karena itulah maka Yesus mau menjadi manusia, menderita dan mati
di salib sebagai pengganti (= substitute) kita. Ada yang mengatakan
bahwa Yesus menjadi manusia, menderita dan mati karena Ia ingin
solider dengan kita. Ini ajaran sesat! Kalau cuma solider, berarti Dia
menderita, tetapi kita juga. Tetapi kalau Ia menjadi pengganti kita,
maka kita bebas dari hukuman. Bdk. Ro 8:1 berbunyi:
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka
yang ada di dalam Kristus”.
Apa dasarnya untuk mengatakan bahwa Ia menjadi pengganti kita?
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal
kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian
sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan
kita sekalian”.
2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”. Kedua kata ‘untuk’ bahasa Yunaninya adalah HUPER
yang berarti ‘instead of’.
Jadi, fakta mengatakan bahwa Kristus sudah menderita dan mati di
salib untuk menebus dosa kita. Karena itu maka sekarang ada
pengharapan bagi kita.
2. Kristus telah bangkit dari antara orang mati.
5
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Ay 20-21: “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti
maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia”.
a.
Apakah ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal?
1. Ini masuk akal, kalau saudara memasukkan kemahakuasaan
Allah ke dalam akal saudara! Bdk. Kis 26:8 - “Mengapa
kamu
menganggap
mustahil,
bahwa
Allah
membangkitkan orang mati?”.
2. Kelahiran (dari tidak ada menjadi ada) sebetulnya lebih tidak
masuk akal dari kebangkitan (dari ada menjadi ada lagi).
Tetapi semua saudara percaya kelahiran, bukan? Mengapa
tidak bisa percaya kebangkitan?
b.
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menunjukkan:
1. Musuh (Iblis dan maut) sudah dikalahkan (Kej 3:15 1Kor
15:57).
Karena itu orang kristen tidak boleh takut kepada:
a. Setan. Sharing tentang lilinnya Joko dan suara Kris.
b. Kematian. Bagi orang kristen kematian bukan lagi
hukuman dosa, tetapi merupakan pintu gerbang menuju
surga.
2. Hutang dosa telah dibayar lunas dan pembayarannya telah
diterima oleh Allah.
a. Yesus membayar hutang dosa kepada Allah, bukan kepada
setan!
Ini perlu ditekankan karena adanya ajaran yang
mengatakan bahwa pada waktu manusia jatuh ke dalam
dosa, manusia menjadi milik setan. Karena itu Yesus mati
untuk membayar kepada setan supaya bisa mendapatkan
manusia kembali.
Ini adalah ajaran yang salah / sesat, karena pada waktu
manusia berbuat dosa, manusia berbuat dosa kepada Allah,
bukan kepada setan. Karena itu pembayaran hutang dosa
jelas harus ditujukan kepada Allah. Setan sama sekali tidak
berhak menerima pembayaran hutang dosa itu!
6
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
b. Kalau pembayaran itu tidak diterima oleh Allah, atau kalau
hutang dosa itu belum lunas, maka Yesus harus tetap ada di
dalam kematian yang merupakan upah dosa (Ro 6:23).
Bahwa Ia bisa bangkit, menunjukkan bahwa pembayaran
hutang itu telah diterima oleh Allah, dan hutang dosa
manusia (elect / orang pilihan) sudah betul-betul lunas.
Karena itu, fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara
orang mati menjamin keselamatan kita!
Jadi 2 fakta ini yaitu Jum'at Agung dan Paskah memberikan /
menyediakan pengharapan kepada kita manusia.
Pada waktu Adam jatuh ke dalam dosa dalam Kej 3, rasanya sudah tidak
ada harapan. Mereka mati secara rohani, dan akan mati secara jasmani.
Tetapi pada saat itu Tuhan berkata kepada setan / ular: “Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”
(Kej 3:15).
Sekalipun kata-kata ini diucapkan kepada setan / ular, tetapi kata-kata
ini memberikan suatu janji dan pengharapan kepada manusia. Janji itu
digenapi oleh kematian dan kebangkitan Kristus.
Pada kematianNya, Iblis meremukkan tumitNya; sedangkan pada
kebangkitanNya, Yesus meremukkan kepala setan. Kalau 2 orang
berkelahi, yang satu remuk tumitnya sedangkan yang satunya remuk
kepalanya, jelas bahwa yang remuk tumitnya yang menang!
Sebetulnya dalam arti tertentu kematian Yesuspun menunjukkan
kemenangan. Ia bisa mengatasi rasa takut di Taman Getsemani
(Mat 26:36-46), Ia bisa bertahan terhadap ejekan (Mat 27:39-44), dan
sebagainya. Tetapi bagaimanapun salib dan kematian juga kelihatan
sebagai kekalahan. Tetapi kebangkitan secara mutlak menunjukkan
kemenangan Kristus!
Melalui kematian dan kebangkitan Kristus inilah ada pengharapan bagi
kita. Karena itu dalam 1Tim 1:1 dikatakan bahwa Kristus Yesus adalah
pengharapan kita.
1Tim 1:1 - “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah
Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan
kita”.
7
Kebaktian Paskah 2009 – Pdt. Budi Asali, M.Div.
KJV: ‘which is our hope’ (= yang adalah pengharapan kita).
Bdk. Ef 2:11-12 - “(11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut
orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
‘sunat’, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
- (12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuanketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia”.
III. Tanggapan kita.
Pengharapan sudah tersedia, tetapi belum menjadi milik kita. Kalau kita
sekedar menjadi orang kristen KTP, pengikut gereja / pendeta / aliran,
tetapi tidak percaya dan mengikut Kristus, maka kita tetap tidak
mempunyai pengharapan apapun.
Kalau saudara ingin mendapatkan pengharapan tersebut, datanglah dan
percayalah kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara.
1Kor 15:21-22 - “(21) Sebab sama seperti maut datang karena satu
orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang
karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang
mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang
akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Saudara mungkin sudah rajin ke gereja, sudah dibaptis, sudah melayani
dan bahkan mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja, sudah memberi
persembahan banyak ke gereja, sudah banyak kali merayakan Jum’at
Agung dan Paskah. Tetapi semua itu tidak menyelamatkan saudara.
Sudahkah saudara percaya kepada Yesus?
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”.
-AMIN-
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformedcreed/artikel/pi_andaikata.html
8
Download