Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek

advertisement
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
BAB III
MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
3.1
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat
sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan
biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada
umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada
definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang
dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam sebuah proyek,
dihubungkan oleh manajemen proyek. Dalam
proyek ini PT. Agung Multi Berjaya (Pemilik Proyek), PT. Hutama Karya
(Kontraktor Utama), PT. Hema Cipta Kreastika (Konsultan Perencana) dan
III-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
berbagai perusahaan yang bertindak sebagai Sub Kontrakor di bawah Kontraktor
Utama.
Pada prinsipnya manajemen proyek adalah: Penerapan pengetahuan,
ketrampilan “tools and techniques” (perangkat/alat bantu dan teknik-teknik) pada
aktivitas proyek agar persyaratan dan kebutuhan proyek terpenuhi. Proses-proses
manajemen proyek dikelompokkan dalam 5 kelompok, yaitu:
1. Proses inisiasi
2. Proses perencanaan
3. Proses pelaksanaan
4. Proses pengontrolan
5. Proses penutupan (Anonymous, 2011)
3.1.1 Definisi Proses Inisiasi
Inisiasi proyek adalah tahap awal (pertama kalinya) suatu proyek dimulai.
Dalam artian memberikan gambaran global suatu proyek dalam bentuk defenisi
proyek yang berisi ruang lingkup proyek, tujuan proyek, waktu pengerjaan
proyek, biaya proyek dan informasi umum lainnya. Tujuan Inisiasi Proyek,
adalah:
1. Menentukan tujuan proyek secara rinci
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factor)
untuk pelaksanaan proyek.
III-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
3. Menentukan ruang lingkup proyek, jadwal proyek, kebutuhan sumber daya
proyek secara garis besar, asumsi proyek, serta batasan-batasan proyek
sebagai acuan dalam membuat perencanaan manajemen proyek (project
management plan).
4. Menentukan kriteria keberhasilan proyek (Afina, 2014)
Mekanisme Inisiasi Proyek
a. Pemilik proyek (project owner) memberi penugasan (assigment) kepada
manajer proyek (project manager) dan tim proyek (project team).
b. Manajer proyek dan tim proyek secara bersama-sama membuat defenisi
proyek (project defenition) dan disetujui oleh pemilik proyek.
c. Defenisi proyek yang telah dibuat, selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan
atau landasan dalam pembuatan perencanaan manajemen proyek (project
management plan).
3.1.2 Proses Perencanaan (Planning Process)
Proses perencaan mencakup tentang penetapan sasaran, pendefinisian
proyek dan pembentukan organisasi tim, adapun dalam mengerjakan beberapa
proyek sekaligus (umumnya pada perusahaan besar), cara yang efektif untuk
menugaskan tenaga kerja dan sumber daya fisik adalah melalui organisasi proyek
dengan spsesikasi :
a. Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran dan target waktu khusus
b. Pekerjaaan unik atau tidak biasa dalam organisasi yang ada
III-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
c. Pekerjaan terdiri dari tugas yang kompleks dan saling berhubungan serta
memerlukan ketrampilan khusus
d. Proyek bersifat sementara tetapi penting bagi organisasi
e. Proyek meliputi hampir semua lini organisasi,
3.1.3 Pelaksanaan Proyek
Project execution adalah tindak lanjut dari apa yang telah dituangkan
dalam project management plan. Tujuan Pelaksanaan proyek merealisasikan
perencanaan proyek dan tertuang dalam perencanaan manajemen proyek (project
management
plan),
Mengoordinasikan
kinerja
tim
proyek
dan
juga
mengoptimalkannya, serta pemanfaatan sumber daya non-personil, merealisasikan
perubahan perencanaan proyek yang telah disetujui. Mekanisme pelaksanaan
proyek :
1. Manajer proyek dan tim proyek membentuk kerjasama tim selama proyek
berlangsung, atau sering disebut dengan pembentukan team building.
2. Manajer proyek dan tim proyek melaksanakan semua tugas yang sudah
tertuang di dalam project management plan.
3. Membuat laporan pelaksanaan proyek.
4. Mendapatkan persetujuan atau approval untuk setiap fase pekerjaan atau
deliverable proyek yang telah diselesaikan.
3.1.4 Pengontrolan Proyek
Pengontrolan Proyek adalah pengontrolan terhadap kegiatan atau
aktivitas-aktivitas suatu proyek. Mengontrol apakah langkah demi langkah dalam
III-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
pelaksanaan kegiatan proyek tersebut sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
seperti pada project management plan yang telah dibuat. Juga mengecek apakah
kegiatan proyek yang dilaksanakan sudah sesuai dengan estimasi dan rencana
awal, serta sesuai dengan target atau belum. Bila belum action atau tindakan apa
yang harus dilakukan agar tujuan proyek bisa terpenuhi. Tujuan Pengontrolan
Proyek :
a. Memastikan pencapaian tujuan proyek apakah sesuai dengan target yang
telah ditentukan.
b. Mengontrol pelaksanaan proyek agar sesuai dengan estimasi dan rencana
awal
c. Dengan melakukan kontrol diharapkan adanya masukan apakah project
management plan perlu di-update atau tidak.
Mekanisme Pengontrolan Proyek
a. Kontrol terhadap waktu, cakupan dan mutu.
b. Kontrol terhadap biaya
c. Membuat laporan tentang kemajuan proyek
d. Jika diperlukan adakan perubahan rencana.
3.1.5. Penutupan Proyek
Penutupan Proyek merupakan akhir dari serangkaian kegiatan proyek. Pada
intinya tahapan penutupan proyek (project closure) adalah memberikan laporan
tentang hasil-hasil-hasil apa saja yang diperoleh dari suatu rangkaian aktivitas
III-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
proyek yang telah dilaksanakan yang dituangkan dalam bentuk dokumen laporan.
Tujuan penutupan proyek secara formal mengakhiri proyek dengan semua pihak
yang terlibat di dalam suatu proyek. Mengakhiri penugasan anggota tim proyek.
Mekanisme penutupan proyek manajer proyek melakukan serah terima hasil
pekerjaan berupa: laporan pelaksanaan pekerjaan, laporan penyelesaian pekerjaan,
BA penyelesaian pekerjaan, BA serah terima pekerjaan.
3.2
Organisasi Proyek
Pemilik Proyek (Owner)
PT. Agung Multi Berjaya
Konsultan Perencana
Kontraktor
PT. Hema Cipta Kreastika
PT. Hutama Karya
Subkontraktor
Beton Ready Mix: PT. Adhimix& PT. Pioneer Beton
Pondasi : PT. Indopora
Lain-lain : Opsional
FFI
= garis perintah
= garis koordinasi
Gambar 3.1 skema hubungan pihak yang terlibat dalam proyek
III-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
Dari bagan tersebut dapat diuraikan hubungan kerja yang terjadi antar pihak yang
terlibat dalam proyek. Hubungan kerja tersebut yaitu:
a. Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek (PT. Agung Multi Berjaya )
dengan Konsultan Perencana (PT. Hema Cipta Kreastika), dalam hal ini,
hubungan komando atau hubungan perintah dan terdapat ikatan kontrak
diantaranya. Owner memberikan tugas kepada Konsultan Perencana untuk
membuat perencanaan secara lengkap sesuai dengan kriteria keinginan
owner. Sementara, Konsultan Perencana membantu owner merealisasikan
keinginannya dengan memberikan jasa baik berupa perencaan arsitektur,
struktur, manajemen, M & E dan lainnya.
b. Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek (PT. Agung Multi Berjaya)
dengan Kontraktor Utama (PT. Hutama Karya), disini, hubungan
komando atau hubungan perintah memiliki ikatan kontrak diantaranya.
Kontraktor Utama berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaanya dengan
baik, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan pada waktu penyerahan
pekerjaan. Sedangkan, owner membayar biaya pelaksanaan dalam hal ini
dengan cara Monthly cost payment atau per bulan.
Owner di proyek ini juga akan bertindak sebagai pengawas dan bagian
daripaada konsultan manajemen konstruksi itu sendiri.
c. Hubungan Kerja antara Konsultan Perencana (PT. Hema Cipta
Kreastika) dengan Kontraktor Utama (PT. Hutama Karya), hubungan
koordinasi, Konsultan Perencana sebelumnya membuat perencanaan gambar
rencana yang kemudian diajukan kepada Kontraktor Utama agar dapat
dipelajari, dievaluasi, disesuaikan dan jika disetujui maka gambar tersebut
III-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
diajukan ke owner. Gambar rencana yang disetujui oleh owner baru boleh
dilaksanakan dilapangan. Jika semua pihak telah menyetujuinya, namun jika
terjadi perbedaan maka perlu dibuat gambar As bulit drawing dan dilakukan
koordinasi antara konsultan perencana dan kontraktor utama tanpa harus
mengubah apa yang owner inginkan.
d. Hubungan Kerja antara Kontraktor Utama (PT. Hutama Karya) dengan
Sub
Kontraktor
(Opsional),
kontraktor
selaku
pelaksana
utama,
membutuhkan bantuan dari Sub Kontraktor sebagai pelaksana lain untuk
lingkup pekerjaan tertentu yang lebih kecil, seperti pekerjaan pondasi, ME,
beton readymix dll. Subkontraktor harus mempunyai spesialisasi khusus
dalam pekerjaan tertentu di proyek. Dalam proyek ini, subkontraktor bersifat
opsional sehingga terdiri dari berbagai pilihan dan berubah-ubah sesuai
kebutuhan.
3.3
Tugas dan Tanggung Jawab dalam Struktur Organisasi Proyek
3.3.1 Pemilik Proyek ( Owner )
Pemilik proyek adalah individu atau suatu badan usaha swasta maupun
negeri yang mempunyai keinginan dan memiliki konsep dasar untuk mendirikan
suatu bangunan.
Dalam proyek Atlanta Residence, PT. Agung Multi Berjaya bertindak
sebagai pemilik proyek atau owner. Adapun tugas dan tanggung jawab dari pihak
owner ini antara lain:
1) Menyediakan dana untuk pekerjaan proyek.
2) Memberikan pekerjaan perencanaan kepada Konsultan Perencana.
3) Memberikan pekerjaan pelaksana kepada Kontraktor utama.
III-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
4) Mengawasi (Monitoring), mengontrol (Controlling), dan mengevaluasi
jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek.
5) Menolak atau menyetujui usulan penambahan atau pengurangan
pekerjaan yang terjadi di proyek.
6) Menerima hasil (produk) dari hasil pelaksanaan pekerjaan proyek.
3.3.2 Konsultan Perencana
Pada Proyek Atlanta Residence, konsultan perencana untuk struktur
berasal dari PT. Hema Cipta Kreastika. Konsultan arsitektur adalah suatu badan
usaha yang bergerak dalam perencanaan arsitektur yang membantu pihak owner
dalam menuangkan konsep-konsepnya ke dalam bentuk gambar arsitektur.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari konsultan arsitektur ini, yaitu:
1) Membuat rancangan gambar struktur perencanaan.
2) Melakukan konsultasi dengan pihak owner mengenai gambar yang
diinginkan pihak owner.
Konsultan struktur adalah suatu badan uasaha yang terdiri dari kumpulan
tenaga-tenaga ahli bangunan yang ditunjuk oleh pihak Pemberi Tugas untuk
merencanakan secara lengkap seluruh pekerjaan proyek. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari konsultan arsitektur ini adalah :
1) Membuat rancangan gambar arsitektur. Melakukan konsultasi dengan
pihak owner mengenai gambar yang diinginkan pihak owner. Membuat
rancangan struktur beserta analisis perhitungannya.
III-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
2) Menyusun rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar
detail serta rincian volume pekerjaan.
3) Melaksanakan pengawasan berkala, yang meliputi pengamatan pada
proses
konstruksi,
melakukan
penyesuaian
gambar
dan
teknik
pelaksanaan konstruksi, memberikan rekomendasi penggunaan material
dan pekerjaan konstruksi.
4) Menyusun konsep Petunjuk Penggunaan dan Pemeliharaan Bangunan,
Buku Manual Operasi Peralatan dan Perlengkapan Gedung, dengan
segala perubahan-perubahan yang telah dilakukan selama konstruksi.
Konsultan mechanical electric (ME) merupakan pihak yang ditunjuk dan
dipercaya oleh owner untuk membuat syarat-syarat dan uraian pelaksanaanya
menjadi sebuah dokumen tender. Konsultan M.E mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1) Membuat perencanaan dan pelaksanaan di bidang pekerjaan kelistrikan
maupun pemipaan dalam suatu proyek.
2) Membuat perencanaan ulang apabila terjadi perubahan-perubahan dari
rencana semula disebabkan karena estimasi harga bangunan melebihi
budget yang telah diberikan atau karena dirubah oleh value engineering.
3) Memberikan usulan dan saran kepada pemilik proyek sehubungan
dengan pelaksanaan proyek.
3.3.3 Kontraktor Utama
Kontraktor utama (Main Contractor) adalah badan usaha yang bergerak di
bidang jasa konstruksi yang diberi tugas oleh pemilik proyek berdasarkan hasil
pelelangan yang telah dimenangkan atau penunjukkan langsung oleh pihak
III-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
pemilik (owner). Adapun tugas dan tanggung jawab dari kontraktor utama antara
lain :
1) Menyediakan tenaga kerja, peralatan, dan material yang akan digunakan
dalam pekerjaan.
2) Menyediakan kantor utama untuk pekerjaan adminsitrasi & untuk rapat
direksi beserta fasilitas pendukungnya (Toilet, Pantri, Musholla dll).
3) Meneliti dan mempelajari terlebih dahulu gambar-gambar kerja dari
konsultan sebelum pekerjaan. Apabila ada kekurangan atau kekliruan
harus mengonfirmasi kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
4) Menyediakan gambar pelaksanaan dan diagram rencana kerja untuk
diajukan kepada Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan.
5) Membuat gambar As-Buit drawing sesuai gambar yang telah dikerjakan
nyata di lapangan.
6) Bertanggung jawab atas semua peralatan, material, pelaksanaan
pekerjaan dan keselamatan kerja sesuai yang tercantum dalam kontrak.
7) Menunjuk Sub Kontraktor tertentu apabila dibutuhkan, dengan
persetujuan Pemilik Proyek (Owner) untuk pekerjaan tertentu.
8) Menjaga kualitas pekerjaan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.
9) Membuat dan memberikan laporan tentang kemajuan pelaksanaan
(Progress) proyek dan laporan lainnya.
10) Menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
III-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
3.3.4 Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah badan usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi,
yang ditunjuk oleh Kontraktor Utama ataupun Pemilik Proyek (Owner) untuk
melaksanakan sebagian dari pekerjaan proyek sesuai bidang keahliannya.
Pada Proyek Atlanta Residence terdapat berbagai pilihan subkontraktor yang
sudah menjadi opsi dalam setiap sub bidangnya, bergantung daripada kebutuhan,
sehingga satu lingkup pekerjaan yang sama bisa terdiri dari beberapa pilihan
subkontraktor. Adapun tugas dan tanggung jawab dari subkontraktor antara lain :
1) Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dari kontraktor utama maupun
dari pihak owner.
2) Menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3) Melaporkan progress dan hasil lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
3.4
Struktur Organisasi Kontraktor
Kontraktor adalah oaring atau badan yang menerima dan menyelenggarakan
p[ekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai
dengan peraturan dan syarat-syarat dan gambar rencana yang telah ditetapkan.
Adanya
struktur
organisasi
kontraktor
pada
hakekatnya
untuk
merealisasikan proyek dan membagi pelaksaan pekerjaan menjadi berbagai jenis
pekerjaan dengan berbagai tugas dan wewenang yang dibagikan kepada orangorang tertentu yang ada di dalam proyek tersebut.
III-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
ORGANIZATION CHART
PROYEK ATLANTA RESIDENCE PROJECT
PROJECT MANAGER
Firda Anas
PSMK3LP
SECRETARY/PPDM3LP
Nena Djunaena
QUALITY CONTROL STR & ARS
Purwanto
Rustam S
HSE SUPERVISOR
Umar
EMERGENCY RESPON UNIT
All Unit
-
SAFETY MAN
Agus Hermanto
Dedi S
SITE ENGINEERING MANAGER
SITE OPERATIONAL MANAGER
Wisnu Wardana, ST
Cristian Hutagallung,ST
PROCRUIMENT
Tiara P, ST
QS SIPIL STRUCTURE
Bugar Sinar H
KOORDINATOR PERALATAN
Syarif H
KOORDINATOR SPV STRUCTURE
Sunaryo
MONITORING
Tontowi
QS SIPIL ARCHITECTURE
Anugrah B, ST
PERALATAN & MEKANIK
Supriyadi
Bobbi T
PELAKSANA BEKISTING
Bangun R ( all Building )
DRAFTER STRUCTUR
M. Ishak
Syafriko
QS MEP
M Rifki
DRAFTER ARSITEK
Mahyuddin
DRAFTER MEP
Heru Maulana
COST CONTROL
Khairun Nasirin
LOGISTIC
Sulistiono
Rosikun
M Ardiansyah
OPERATOR TC
Iswan ndaru
Iwan Kurniawan
Sugianto
Budi Prasetyo
OPERATOR PH
Donni Dolok S
Dian Putra W
Rissa Fahmi N
REGGER
Mulyono
Slamet Riyadi
Maman Abdurrahman
SUPERVISOR CONCRETE
Sapto P ( shift 1 )
Mulyadi ( shift 2 )
SITE ADMINISTRATION MANAGER
Johari
SITE MECHANICAL & ELECTRICAL
Adnan
SUPERVISOR FINISHING
Hermanto ( lt 2 - lt 7 )
Dwi Priyono ( lt 9, 11, 13, 15, dst )
Irawan E ( lt 10, 12, 14, dst )
Taufik (lt 8)
SUPERVISOR BARBENDING
Parjono ( Podium )
Hendrik ( Tower )
BAR BENDING STELL (BBS)
Ajang Arman
FINANCE OFFICER
Budi Utomo
PERSONALIA & UMUM
Khrisna Prabowo, SE
ELECTRICAL & ELECTRONIK SYSTEM
Ardianto
DRIVER
Wahyu
Tuin Sopyan
PLUMBING & SANITAIR SUPERVISOR
Lukman
OFFICE BOY
Zenal
Hafidz
SURVEYOR ARSITEK
Siswo Wahyu W
SECURITY
Alex
Supriyono
M Darip
Nur kayat
Suratno
ASS SURVEYOR
Cece Lutfi
Galih Tri W
COORDINATOR SURVEYOR
M. Auliya
SURVEYOR STRUCTURE
Joko S
Idam S
PT. HUTAMA KARYA (Persero)
DIVISI GEDUNG
Atlanta Residence
ASS SURVEYOR
Solikin
Ugan S
Firda Anas
Project Manager
Up date 14 Januari 2013
III-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
3.5
Rencana Waktu Kerja ( Time Schedule )
Rencana Waktu Kerja (Time Schedule) adalah perencanaan yang disusun
mengenai penjadwalan waktu pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir
pekerjaan. Rencana Waktu Kerja (Time schedule) merupakan bagian pelaksanaan
untuk menentukan sistem kerja yang berskala besar agar mendapatkan hasil kerja
yang baik.
Rencana Waktu Kerja (Time Schedule) akan berjalan dengan baik jika
tidak terjadi hambatan-hambatan yang tidak diinginkan serta didukung oleh kerja
sama dari semua pihak yang terkait merupakan salah satu factor penting dalam
mencapai sasaran yang diharapkan.
Pada Proyek Atlanta Residence terdapat beberapa schedule yang
digunakan untuk dapat mendukung kelancaran proyek seperti master schedule
yang didalamnya memuat barchart dan S-Curve, dan rencana mingguan.
3.6
Master Schedule
Master Schedule adalah jadwal keseluruhan proyek dari mulainya suatu
jadwal hingga proses finishing dan selesainya proyek. Dalam master schedule
tercantum beberapa lampiran yang didalamnya memuat barchart dan S-Curve
(Kurva S).
Kegunaan Master Schedule pada proyek konstruksi adalah sebagai
patokan dan acuan kemajuan (Progress) proses pelaksanaan pembangunan agar
dapat terlihat apakah pembangunan sesuai dengan perencanaan waktu yang telah
ditentukan.
III-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
3.7
Laporan Pekerjaan
Laporan pekerjaan dibutuhkan untuk kepentingan Evaluasi dan monitoring
dari setiap jenis pekerjaan yang belum atau telah dilaksanakan dalam suatu
pekerjaan konstruksi bersifat berkala baik secara harian, mingguan maupun
bulanan.
Laporan harian dibuat secara ringkas dan dihitung per hari spesifik
menurut tanggal. Sementara, laporan Mingguan dilaksanakan di akhir minggu
sebagai bagian gabungan laporan harian dan biasa terhitung selama tujuh hari.
Sedangkan, laporan bulanan menunjukkan ringkasan kegiatan selama satu bulan
terhitung dari tanggal pertama hingga akhir bulan. Semua laporan ini dibutuhkan
sebagai bahan evaluasi proyek.
3.7.1 Laporan Harian
Laporan Harian adalah laporan yang mencatat kegiatan dan progress setiap
hari pada lembar yang telah disediakan terhadap semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.
Dalam hal ini laporan harian dari PT. Hutama Karya terdiri dari Laporan
Eksternal dan Internal dimana keseluruhan disebut Buku Harian Pelaksanaan Sipil
(BHPS)
menguraikan
mengenai
prestasi
kerjaan,
Subkontraktor,
Upah
Borong/Harian, Pemakaian Bahan, Pemakaian Alat, Keterangan Cuaca, dan tanda
tangan persetujuan dari bagian Pelaksana Sipil, Peralatan, dan Logistik. Laporan
lebih bersifat manual menggunakan tulisan tangan.
3.7.2 Laporan Mingguan
III-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
Laporan Mingguan merupakan rekapitulasi dari laporan harian yang telah
dibuat sebelumnya. Dijadikan dan disatukan dalam satu pekan.
Laporan mingguan pada Proyek Atlanta Residencediuraikan berdasarkan
uraian pekerjaan.
Laporan mingguan terdiri dari :
a. Nomor dan waktu pelaksanaan (minggu ke- )
b. Jenis Uraian Pekeraan
c. Bobot pekerjaan
d. Realisasi progress dengan persen dan bobot
e. Subtotal pekerjaan struktur
f. Subtotal pekerjaan arsitektur
g. Subtotal pekerjaan MEP
h. Tanda tangan pengelola site manager, struktur engineer, dan kontraktor
pelaksana (Kepala Proyek).
3.7.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah laporan yang berisikan tentang kemajuan proyek
selama satu bulan yang dibuat berdasarkan laporan harian dan laporan mingguan.
Laporan bulanan pada Proyek Apartment Atlanta Residence berisikan :
a. Nomor dan waktu pelaksanaan (bulan ke-)
b. Data proyek
c. Jenis Uraian Pekeraan
d. Bobot pekerjaan
e. Realisasi progress dengan persen dan bobot
f. Subtotal pekerjaan struktur tower
III-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
g. Subtotal pekerjaan struktur tower
h. Grandtotal
i. Masterschedule
j. Deviasi
k. Tanda tangan pengelola site manager, struktur engineer, dan kontraktor
pelaksana (Kepala Proyek).
l. Permasalahan di lapangan
m. Kesimpulan dan saran
n. Lampiran melingkupi laporan mingguan progress kerja, laporan
mingguan kegiatan, laporan mingguan tenaga kerja dan cuaca, laporan
mingguan material dan alat, risalah rapat, dan arus surat.
3.7.4 Laporan Monitoring Cuaca
Laporan monitoring cuaca adalah laporan yang berisikan tentang
pengamatan keadaan cuaca dalam jangka bulan tertentu. Indikator terdiri dari
cuaca cerah, mendung, dan hujan.
Laporan bulanan pada Proyek Atlanta Residence berisikan :
a. Nomor dan waktu pelaksanaan (bulan ke-)
b. Data proyek
c. Tanggal
d. Waktu (setiap Jam nya)
e. Indikator cuaca
f. Keterangan
III-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
3.8
Tenaga Kerja
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini tenaga kerja adalah bagian
yang sangat penting dalam penyediaan Jasa Konstruksi. Hal ini dikarenakan, suatu
proyek tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Sebagai suatu bidang jasa
yang membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi, bidang konstruksi
tentunya melibatkan berbagai macam pihak dengan berbagai latar belakang
bidang keilmuan dan kemampuan.
3.8.1 Jenis Tenaga Kerja
Dari hasil pengamatan, tenaga kerja yang terdapat dalam Proyek Atlanta
Residence, terdiri dari :
a. Tenaga Kerja Tetap
Merupakan tenaga kerja yang direkrut langsung oleh kantor pusat yang
bekerja sebagai karyawan tetap. Tenaga kerja tetap umumnya terdiri dari
individu yang menduduki jabatan penting dalam proyek.
b. Tenaga Kerja Kontrak
Merupakan tenaga kerja yang tergabung sebagai personil Atlanta Residence
dengan ikatan kerja berupa kontrak dalam jangka waktu tertentu. Tenaga
kerja semacam ini hanya menyandang status sebagai karyawan PT Hutama
Karya selama kontrak kerjanya masih berlaku dan proyek yang bersangkutan
masih berjalan. Biasanya tenaga kerja kontrak merupakan rekomendasi dari
pihak atasan karena pengalaman serta keahliannya selama bekerja di proyek
terdahulu.
III-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
c. Tenaga Kerja Borongan
Merupakan tenaga kerja yang diperoleh dari mandor sesuai dengan kebutuhan
yang diajukan pihak kontraktor. Tenaga kerja seperti ini pada umumnya
tenaga kerja kasar yang mendapat bayaran dari pihak mandor sesuai jumlah
hari kerja.
3.8.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
Tujuan diterapkannya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
dalam
suatu proyek konstruksi adalah zero accident atau tidak ada korban jiwa. Oleh
karena itu semua yang terlibat didalam proyek harus mematuhi peraturan yang
ada.
Dalam perusahaan ini bidang K3 dinamakan K3LH dimana tak hanya
tenaga kerja, namun juga lingkungan hidup termasuk dalam keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk dapat menciptakan zero accident maka dipasanglah
rambu-rambu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di proyek, yang meliputi
alat pelindung diri (APD), rambu peringatan zona khusus, dan safety induction
(Rambu tanda keselamatan).
a. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri adalah sarana perlengkapan kerja yang harus disediakan
oleh perusahaan dan wajib digunakan oleh setiap pekerja sebelum melakukan
pekerjaannya.
Alat pelindung diri yang terdapat dalam Proyek Atlanta Residence antara lain:
1) Topi keselamatan (safety helmet), berfungsi untuk pelindung kepala.
III-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
2) Sepatu keselamtan (Safety Shoes), berfungsi untuk melindungi kaki dari
benda tajam dan berat.
3) Sarung tangan, berfungsi untuk pelindung
tangan saat melakukan
pekerjaan.
4) Sabuk keselamatan (Safety Belt), berfungsi untuk pengikat diri agar tidak
jatuh dari ketinggian.
5) Masker las, berfungsi untuk pelindung muka saat melakukan pekerjaan
pengelasan.
6) Masker, berfungsi untuk pelindung dari bahaya debu ataupun partikel.
7) Ear Mug, digunkan sebagai pelindung telinga untuk mengurangi kadar
kebisingan.
b. Ketersediaan Fasilitas K3LH
Fasilitas keselamatan kerja yang terdapat dalam Proyek Atlanta Residence
antara lain :
1) Safety Net
2) Radio atau alat komunikasi atau HT
3) Alat pemadam api (Fire Extinguisher)
4) Ruang Medis, Perlengkapan dan obat P3K
5) Alamat dan nomor telepon penting seperti rumah sakit dan kantor polisi.
6) Tiang pengaman, berfungsi untuk membatasi daerah yang belum diberi
pagar atau tembok.
c. Rambu-rambu Peringatan K3LH
Hal ini mencakup rambu peringatan zona berbahaya, rambu K3 dll.
Peringatan keselamatan sangat penting di dalam suatu proyek konstruksi,
III-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Manajemen dan Organisasi Proyek
karena dengan adanya peringatan atau rambu-rambu keselamatan tersebut
kecelakaan kerja dapat diminimalisasi dan menjadi suatu hal yang wajib
ditaati oleh seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
III-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download