bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian Judul
Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang
tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal
dari istilah tourist hotel, yang merupakan klasifikasi hotel berdasarkan
jenis pengunjung. Namun bila melihat dari lokasinya yang berada di
tengah kota, hotel ini bisa juga digolongkan sebagai city hotel. Akan tetapi
umumnya city hotel identik dengan hotel di tengah kota yang
diperuntukkan bagi tamu berkepentingan bisnis. Karena fokus dari
penulisan ini adalah hotel yang diperuntukkan bagi wisatawan, maka lebih
tepat disebut sebagai hotel wisata.
1.2
Latar Belakang
1.2.1
Potensi Perkembangan Pariwisata di Malang
Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia.
Alamnya yang masih tergolong bersih untuk sebuah kota dan iklimnya
yang sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi sangat menarik
untuk wisatawan. Terhitung berdasarkan data tingkat kunjungan wisata ke
kota Malang tahun 2012, jumlah wisatawan mencapai 50-55 ribu. Jumlah
itupun hanya untuk wisatawan domestik saja yang sumbernya diperoleh
dari 42 hotel yang ada di kota Malang. Melihat fenomena ini, pemerintah
daerah kota Malang berencana menaikkan kunjungan wisata tahun ini
sebesar 10%1. Dengan semakin banyak wisatawan yang datang ke kota ini,
semakin besar pula potensi Malang untuk mengembangkan fasilitas untuk
mendukung pariwisata.
Malang mempunyai pariwisata yang cukup beragam, meskipun tidak
sebanyak Kabupaten Malang terutama Batu yang mempunyai destinasi
wisata berupa agrowisata. Malang sebagai kota lama mempunyai tempat
1
metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul 12.29 WIB
1
wisata berupa gedung-gedung kolonial peninggalan Belanda yang
sebagian dikonservasi menjadi museum dan sebagian menjadi bangunan
dengan fungsi baru. Malang juga mempunyai kesenian khas berupa tarian,
seperti Tari Beskalan yang digunakan untuk menyambut tamu yang
berkunjung ke Kota Malang, Tari Bedayan Malang, Tari Grebeg
Wiratama, dan Tari Topeng Malangan2 Selain itu, Malang setiap tahunnya
menyelenggarakan festival seni dan budaya bertajuk Malang Tempo
Doeloe yang bertempat di sepanjang Jalan Ijen dan beberapa event
lainnya. Kekayaan seni dan budaya Kota Malang ini sangat baik
dikembangkan dengan diberi wadah yang tepat untuk menarik wisatawan.
1.2.2
Tingginya Kebutuhan Kamar Hotel di Malang
Menurut data terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota
Malang, pada tahun 2010 tingkat penghunian kamar (TPK) hotel masih
tinggi sekali. Berikut hasil perhitungan tingkat penghunian hotel di Kota
Malang per tahun 2010.
Tabel 1. 1 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di Kota
Malang Tahun 2010
2
3
Bulan
Kamar tersedia
Kamar terjual
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
18.693
18.681
17.487
17.003
18.693
16.947
18.000
6.953
18.600
17.874
18.000
17.931
18.476
18.366
18.600
17.331
18.150
18.121
18.755
18.383
18.150
17.543
18.693
18.061
220.297
203.194
Sumber : Badan Pusat Statistik, 20113
Tingkat hunian
kamar (%)
99,94
97,23
90,66
38,63
96,10
99,62
99,40
93,18
99,84
98,02
96,66
96,62
92,24
www.malangkota.go.id. Diakses pada 7 Februari 2013, pukul 21:12 WIB
sjamsiarfiaub.lecture.ub.ac.id
2
Grafik 1. 1 Tingkat Penghunian Hotel Berbintang dan Non Bintang Kota Malang
Tahun 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik, 20114
Berdasarkan data dari tabel dan grafik BPS di atas, TPK hotel
bintang di Malang pada tahun 2010 tercatat mayoritas berada di atas 90%
tiap bulannya, kecuali bulan April. Capaian TPK tertinggi hotel berbintang
sebesar 99,94% pada bulan Januari, dan terendah pada bulan April yaitu
38,63 %.
Tabel 1. 2 Rata-rata Hari Menginap Tamu (Asing dan Domestik) pada Hotel
Berbintang Tahun 2010
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
4
Jumlah tamu yang
datang
Rata-rata malam
tamu menginap
Asing
Asing
1.015
1.065
1.246
1.064
1.804
Domestik
12.068
11.593
13.944
13.962
16.111
Domestik
3.53
3.17
6.18
0.97
2.99
1.52
2.78
5.90
2.81
4.11
Rata-rata hari
menginap
tamu
Asing dan
domestik
1.68
2.81
5.92
2.68
3.99
Ibid
3
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
1.982
3.769
3.277
1.885
1.896
1.493
420
20.916
14.436
15.641
12.348
11.211
12.378
13.843
13.563
161.098
3.03
2.64
2.54
3.33
3.60
3.58
7.13
3.19
3.84
2.10
2.22
2.64
3.39
2.39
1.58
2.98
3.74
2.21
2.29
2.74
3.42
2.50
1.75
3.00
Sumber : Badan Pusat Statistik, 20115
Untuk jumlah tamu asing yang menginap, tertinggi pada bulan Juli
yaitu sebanyak 3.769 wisatawan, dan terendah pada bulan Desember yaitu
420 wisatawan. Total seluruh tamu asing yang menginap adalah 66.768.
Sedangkan untuk jumlah tamu domestik, tertinggi pada bulan Mei yaitu
sebanyak 16.111 wisatawan, dan terendah pada bulan September sebanyak
11.211 wisatawan. Total seluruh tamu domestik yang menginap tahun
2010 adalah 480.068. Rata-rata hari menginap tamu asing 3,19 dan
domestic 2,98. Total rata-rata keduanya adalah 3,00 malam.
Dilihat dari tingkat penghunian kamar (TPK) dan jumlah wisatawan
yang datang ke kota Malang, kebutuhan akan penginapan hotel di kota ini
sangat besar. Adalah solusi yang sangat tepat jika hotel baru dibangun
untuk mengakomodasi wisatawan. Solusi ini didukung pula oleh Walikota
Malang Peni Suparto yang menyatakan bahwa idealnya Malang
membutuhkan 4.000 unit kamar hotel sementara hingga saat ini baru
tersedia 2.250 kamar dari 71 hotel yang ada. Sehingga masih kekurangan
1.750 kamar.6
Jenis wisatawan yang disasar untuk hotel baru adalah wisatawan
domestik, karena data menunjukkan angka jumlah kedatangan yang jauh
lebih
besar
untuk
wisatawan
domestik.
Namun
tidak
menutup
kemungkinan juga wisatawan asing menginap. Maka dari itu, hotel baru
yang akan dibangun ini selain nyaman bagi wisatawan domestik, juga
harus menyuguhkan fasilitas dan informasi pariwisata yang berkualitas
internasional.
5
6
Ibid
Pernyataan walikota dikutip dari harian Jawa Pos Radar Malang, Jumat, 12 Juli 2013
4
1.2.3
Keberadaan Hotel sebagai Pendukung Fasilitas Pariwisata di Kota
Malang
Hotel selain menjadi fasilitas penginapan bagi wisatawan juga dapat
berfungsi sebagai wadah untuk memperkenalkan kebudayaan daerah.
Salah satunya dengan memberikan tempat berupa hall untuk pertunjukan
seni dan pameran. Fungsi lain dari hotel ini selaras dengan rencana
pemerintah untuk mengembangkan pariswisata di Kota Malang. Kepala
Disbudpar, Ida Ayu Made Wahyuni, menyatakan akan berencana
menggandeng hotel-hotel untuk membantu menaikkan kunjungan wisata
ke kota Malang. Upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan
agenda event seni dan budaya yang dimiliki Kota Malang. Event seni dan
budaya akan lebih ditingkatkan frekuensinya untuk mengundang
wisatawan.7
Pemerintah daerah kota Malang memang memfokuskan Kota
Malang untuk memenuhi kebutuhan penginapan wisatawan, dan untuk
tempat rekreasinya ke Kabupaten Malang, seperti Kota Wisata Batu dan
sekitarnya. 8
1.2.4
Penerapan Integrasi Hotel dengan Bangunan Komersial
Perkembangan kota Malang bisa dikatakan cukup pesat beberapa
tahun belakang ini, terutama pada sektor ekonomi dan bisnis. Terlihat
dengan banyaknya ruko-ruko yang dibangun untuk usaha kecil dan
menengah. Peningkatan jumlah mahasiswa yang memasuki institusi di
Malang juga berpengaruh terhadap perkembangan usaha kuliner, warung
internet, dan kawasan komersial lain di sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan kota Malang yang pesat, lahan yang
tersedia juga semakin terbatas. Kota Malang yang asri ini lama-lama akan
kekurangan lahan untuk dikembangkan. Konsekuensi atas keterbatasan
lahan tersebut adalah meningkatnya nilai lahan di kota. Maka dari itu,
7
8
metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul 12.29 WIB
Ibid
5
untuk menutupi beban biaya lahan dan mendapat keuntungan yang
maksimal, optimalisasi fungsi komersial menjadi sangat dibutuhkan.
Menanggapi kebutuhan akan hotel sekaligus keterbatasan lahan di
Malang, salah satu cara memanfaatkan lahan adalah dengan meletakkan
bangunan hotel dekat dengan bangunan retail. Dalam hal ini, hotel dapat
berintegrasi dengan bangunan komersial retail seperti mall. Banyak
kompleks
bangunan
yang
berdekatan
atau
dalam
satu
tapak
menggabungkan antara hotel dan mall di Indonesia. Contohnya pada
beberapa mall dan hotel atau apartemen di Jakarta, Surabaya, dan
Yogyakarta.
1.2.5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang
Dalam penataan ruang kota, ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
sebagai guidelines, antara lain perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang disusun
berdasarkan data-data, informasi, dan teknologi. Perencanaan ini
dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat. Kemudian
dibuatlah rangkaian program pelaksanaan yang memanfaatkan ruang
menurut perencanaan yang telah dirumuskan. Agar pemanfaatan ruang
sesuai dengan rencana tata ruang dilakukan pengawasan dan penertiban.9
Perencanaan tata ruang di Indonesia berawal dari RTRW nasional,
dilanjutkan secara lebih rinci ke dalam RTRW Propinsi, dan terakhir
RTRW Kota serta RTRW Kabupaten. Dalam RTRW Kota Malang yang
baru, ada pembagian tata guna lahan yang direncanakan untuk tahun 2030.
Tata guna lahan area komersial pada RTRW hendaknya digunakan sebagai
pertimbangan untuk pembangunan hotel, sehingga perkembangan hotel
dapat mengikuti perkembangan yang direncanakan dalam perencanaan tata
kota. Berikut pola ruang Kota Malang yang baru untuk tahun 2030.
9
Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu
6
Gambar 1. 1 Peta Tata Guna Lahan Kota Malang Tahun 2030
sumber: perumahanmalang.wordpress.com
1.3
Rumusan Permasalahan
1.3.1
Permasalahan Umum
Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah hotel wisata untuk
mendukung kebutuhan akan fasilitas akomodasi untuk wisatawan di
Malang
1.3.2
Permasalahan Khusus
Bagaimana merancang dan menerapkan integrasi antara hotel dengan
bangunan pusat perbelanjaan eksisting.
1.4
Tujuan Pembahasan
1.4.1
Tujuan Umum
Mendapatkan landasan konseptual perencanaan dan perancangan hotel
wisata untuk medukung kebutuhan fasilitas akomodasi wisatawan di
Malang.
7
1.4.2
Tujuan Khusus
Mendapatkan konsep perancangan hotel wisata yang menggunakan
pendekatan integrasi dengan pusat perbelanjaan eksisting.
1.5
Sasaran Pembahasan
1.5.1
Sasaran Umum
a. Mengidentifikasi kebutuhan kamar hotel di Kota Malang
b. Mengidentifikasi kebutuhan fungsi ruang hotel untuk mendukung
fasilitas pariwisata
c. Melakukan kajian daya tarik wisata yang dimiliki Kota Malang
d. Melakukan kajian standar desain hotel
e. Observasi dan survei tapak
f. Melakukan kajian rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan peraturan
yang berlaku berkaitan dengan pembangunan hotel di Kota Malang
1.5.2
Sasaran Khusus
a. Memahami konsep integrasi bangunan
b. Melakukan kajian integrasi dan koneksi bangunan dengan bangunan
eksisting berupa pusat perbelanjaan
1.6
Lingkup Pembahasan
1.6.1
Arsitektural
Aspek Tapak dan Bangunan
-
Kondisi tapak
-
Zonasi lansekap
-
Sirkulasi
-
Fungsi Bangunan
-
Program ruang
-
Konfigurasi massa
-
Fasilitas-fasilitas penunjang yang ada
8
Aspek Teoritik
1.6.2
-
Kajian terhadap integrasi bangunan
-
Penerapan prinsip integrasi pada perancangan hotel
Non- Arsitektural
a. Identifikasi karakteristik kota Malang dan konteks sosial budaya tapak
b. Regulasi yang berlaku di kawasan yang akan dibangun
c. Karakteristik wisatawan
1.7
Metode Penulisan
1.7.1
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi dalam
membuat laporan ini adalah sebagai berikut.
a. Studi Pustaka
Dilakukan
untuk
mencari
data-data
teoritik
atau
standar-standar
perancangan hotel wisata serta data-data mengenai prinsip integrasi yang
membantu dalam analisis dan perancangan konsep
b. Observasi Lapangan dan Institusional
Mengumpulkan data fisik melalui survey ke lapangan dan data monografi
eksisting, regulasi, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan kota
Malang ke lembaga-lembaga institusional
c. Pengumpulan Data dari Studi Kasus
Membandingkan contoh-contoh pembanding bangunan hotel yang
menggunakan prinsip integrasi dengan pusat perbelanjaan, kemudian
mempelajari desain, fungsi, dan persyaratannya
1.7.2
Metode Pengolahan Data
a. Analisis
Mengolah data-data yang telah didapat melalui studi pustaka dan observasi
lapangan, persyaratan, standar, dan kesimpulan
b. Sintesis
9
Menarik kesimpulan dari proses analisis untuk mendapatkan prinsipprinsip
pendekatan
yang
digunakan
untuk
merumuskan
konsep
perancangan hotel wisata
c. Perumusan konsep
Dari kesimpulan yang ada kemudian dirumuskan ke dalam konsep
perencanaan hotel wisata yang berintegrasi dengan pusat perbelanjaan
eksisting.
1.8
Keaslian Penulisan
Dalam penulisan laporan laporan ini terdapat beberapa sumber atau
acuan yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam penulisan ini
sebagai perbandingan, antara lain:
No Nama
Judul dan
Penekanan
Alexander
Mixed Use Hotel
Octakusuma dan Mall di
Wardhanan Semarang:
Penekanan pada
Konsep Smart
Architecture
Abstrak
Perbedaan
1
Kota Semarang
mengembangkan Central
Business District. Untuk
menyelesaikan
permasalahan tingginya
nilai lahan dan
memenuhi kebutuhan
akan sarana maka fungsi
hotel dan mall disatukan
menjadi mixed use.
Pndekatan Smart
Architecture digunakan
untuk mencapai
arsitektur hijau secara
efisien
Melihat potensi
Semarang untuk
akomodas perhotelan
dan perlunya pelestarian
bangunan kuno, maka
pemasukan fungsi baru
pada Gedung Lawang
Sewu menjadi hotel
dapat dijadikan
alternatif.
Bangunan mixed-use
berupa mall, kantor
sewa, dan hotel di Batam
menggunakan konsep
- Lokasi
- Penekanan
- Sasaran
pengguna
2
Nina Aristia Hotel Wisata
Oktaviani
Lawang Sewu:
Sebagai Upaya
Revitalisasi
Gedung Warisan
Budaya di
Kawasan Tugu
Muda Semarang
3
Adryan
Fernando
Hutagaol
Bangunan Mixed
Use Shopping
Mall, Kantor
Sewa, dan Hotel
- Lokasi
- Penekanan
- Lokasi
- Fungsi
kantor
- Penekanan
10
di Kota Batam:
penekanan pada
penerapan desain
bioklimatik
4
Thomas
Sukarjo
5
Mutia
Nurdina
6
Anindita
Aulia
desain bioklimatik untuk
memaksimalkan potensi
iklim , kenyamanan,
penghematan energi, dan
pencahayaan serta
penghawaan alami
City Hotel di
City Hotel yang
Yogyakarta:
dibangun di Yogyakarta
Pendekatan
menggunakan
Efektivitas Ruang pendekatan efektivitas
ruang untuk
memaksimalkan fungsi
di lahan terbatas
Hotel Wisata di
Untuk menghidupkan
Desa
dan mengekspos desa
Karanganyar
wisata yang ada di
Kecamatan
Kecamatan Borobudur,
Borobudur
yaitu Desa Karanganyar,
maka diperlukan sarana
berupa hotel wisata.
Hotel wisata ini
berkonsep ekowisata
yang memanfaatkan
potensi alam,
masyarakat, seni,
budaya, dan pendidikan
lokal.
Hotel Wisata di
Kebutuhan hotel bagi
Malang: Integrasi wisatawan di Kota
Dengan
Malang sangat tinggi.
Bangunan
Untuk memenuhi
Komersial Lain
kebutuhan kamar hotel
Dengan
dan menanggapi
Pendekatan
keterbatasan lahan
Mixed Use
perkotaan, maka hotel
Building
berintegrasi dengan
pusat perbelanjaan
eksisting
- Lokasi
- Satu fungsi
bangunan
- Penekanan
- Pendekatan
- Lokasi
11
1.9 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pemilihan tema, permasalahan yang diangkat, tujuan dan
sasaran, lingkup pembahasan, metode penulisan, dan keaslian penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LAPANGAN
Berisi studi pustaka, teori dan standar bangunan hotel wisata, teori prinsip
integrasi, tinjauan lapangan berupa wilayah, potensi tapak dan RTRW-nya.
BAB III ANALISIS DAN PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Berisi analisis pemilihan lokasi dan tapak, tapak terpilih, kebutuhan ruang, citra
bangunan, studi kasus yang berkaitan dengan tema penulisan.sebagai landasan
untuk konsep perencanaan dan perancangan.
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Berisi tentang hasil dari analisis studi pustaka, studi kasus, dan tinjauan tapak
yang telah dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dan konsep yang akan
digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan bangunan.
12
1.10
Kerangka Penulisan
13
Download