9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

advertisement
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Krisis ekonomi yang dialami negara-negara di Eropa telah memberikan
dampak pada perekonomian dunia. Sekitar tahun 2008 dunia dikejutkan dengan
krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama subprime mortgage.
Dampak dari krisis tersebut dirasakan oleh negara-negara di dunia, termasuk juga di
Indonesia. Indonesia sendiri pernah mengalami krisis multi dimensi pada
pertengahan tahun 1997, yang sering disebut dengan krisis moneter. Krisis ini
dimulai dari merosotnya nilai rupiah terhadap dolar hingga menimbulkan masalah
likuidasi di bidang perbankan. Kepercayaan investor mulai menurun dan banyak
masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Banyak
perusahaan dan lembaga keuangan yang mengalami kondisi yang disebut dengan
financial distress (Patricia, 2010).
Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan terancam bangkrut. Menurut Platt dan Platt (2002) financial distress
merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi
keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun
likuidasi. Kebangkrutan tersebut sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan
perusahaan (insolvensi). Dapat pula didefinisikan sebagai ketidakmampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial yang telah jatuh tempo
(Beaver et al., 2010).
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
10
Financial distress dapat dialami oleh semua perusahaan, terutama jika
kondisi perekonomian di negara tempat perusahaan tersebut juga mengalami krisis
ekonomi. Pada krisis keuangan di Asia yang terjadi tahun 1997-1998, banyak
literatur yang menunjukkan bahwa corporate governance menjadi salah satu faktor
utama yang terkait dengan kesulitan keuangan (Johnson et al., 2000). Beberapa
variabel corporate governance yang diduga bisa menyebabkan perusahaan
mengalami financial distress adalah kepemilikan yang terkonsentrasi (ownership
concentration) dan tata kelola yang buruk (poor corporate governance) (Rajan dan
Zingales, 1995). Tata kelola yang buruk dalam perusahaan dapat memfasilitasi
peluang bagi pemegang saham pengendali (mayoritas) untuk mentransfer nilai
perusahaan untuk keuntungan mereka sendiri, seperti yang dikemukakan oleh La
Porta et al. (2000) dan Johnson et al. (2000). Pengurangan nilai perusahaan akan
membuat perusahaan mempunyai kemungkinan financial distress yang lebih besar
(Lee dan Yeh, 2004).
Meskipun terdapat penelitian berbeda yang menyatakan bahwa struktur
corporate governance yang efektif bagi perusahaan-perusahaan tertentu dapat
menjadi tidak efektif bagi perusahaan lain. Karena karakteristik corporate
governance keseluruhan belum tentu dapat menggambarkan perusahaan dengan
kondisi yang berbeda (Gillan dan Martin, 2007). Terdapat beberapa hasil penelitian
yang dilakukan oleh Fich and Slezak (2008), terkait beberapa variabel dalam
corporate governance dan perbedaan hasil pada perusahaan sehat dan perusahaan
distress. Equity ownership dan option compensation dapat menyebabkan manajemen
berusaha untuk mencari peluang untuk meningkatkan nilai perusahaan pada
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
11
perusahaan sehat sedangkan dalam kondisi perusahaan distress, equity ownership
cenderung menciptakan insentif bagi manajemen untuk terlibat dalam perilaku valuedecreasing risk-shifting. Kondisi perbedaan lain juga ditemukan pada variabel board
size. Yermack (1996) menjelaskan smaller board dapat bekerja dengan baik pada
perusahaan yang sehat karena mengurangi koordinasi yang berlebihan dan dominasi
antar anggota sedangkan larger board dapat berguna dalam hal sosialisasi bisnis
yang memungkinkan untuk mendapatkan aliansi strategis atau mitra untuk membantu
melewati krisis pada perusahaan distress.
Prediksi financial distress juga dapat dilakukan melalui evaluasi kondisi
keuangan. Kondisi keuangan menggunakan analisis rasio dari informasi keuangan
yang disajikan di dalam laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu ukuran
yang dapat digunakan perusahaan untuk mengenali kondisi financial distress
(Donoher, 2004; Lajili and Zeghal, 2010; Platt and Platt, 2002). Kondisi keuangan
tersebut menjadi perhatian bagi banyak pihak karena kelangsungan hidup dan
kondisi keuangan perusahaan menentukan kemakmuran berbagai pihak yang
berkepentingan seperti investor, kreditor, dan pihak lainnya. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Luciana dan Winny (2005), mereka meneliti rasio CAMEL yang
terdiri dari capital adequacy, asset quality, management, earnings, dan liquidity
terhadap prediksi financial distress pada lembaga perbankan periode 2000-2002
dengan hasil menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki daya klasifikasi
atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan.
Kondisi financial distress yang diprediksi lebih dini dapat membantu pihakpihak manajemen perusahaan dalam mengambil tindakan yang bisa digunakan untuk
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
12
memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Prediksi tersebut sekaligus dapat
digunakan oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan seperti pihak kreditor
dan investor.
Pada kasus financial distress industri perbankan menurut beberapa ahli
ekonomi dianggap sebagai industri yang memerlukan perhatian khusus karena
dianggap mudah dipengaruhi faktor-faktor eksternal maupun internal perbankan
yang merupakan bagian integral dari sistem pembayaran (Kaufman, 1997). Sifat
perbankan yang merupakan sistem pembayaran menimbulkan pandangan bahwa
permasalahan di industri perbankan dapat menyebabkan efek negatif terhadap
perekonomian yang lebih besar dibandingkan dengan kejatuhan suatu perusahaan
biasa.
Beberapa indikator perbankan menunjukkan tingginya tingkat kerentanan
perbankan nasional terhadap guncangan ekonomi. Dengan kondisi perbankan yang
rentan tersebut, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah sehingga menyebabkan
masalah likuiditas pada bank yang sangat besar. Melemahnya nilai tukar rupiah
mengakibatkan kewajiban dalam valuta asing menjadi naik. Hal tersebut diperburuk
dengan kondisi debitur yang mengalami kesulitan yang sama dalam memenuhi
kewajiban valuta asing kepada perbankan. Hingga besarnya kesulitan likuiditas pada
akhirnya menjadi pemicu terjadinya krisis kesulitan keuangan pada perbankan
(Shanty, 2008).
Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Nizar Baklouti,
Frederic Gautier, dan Habib Affes pada tahun 2016 tentang pengaruh corporate
governance terhadap financial distress. Penelitian ini ingin menguji pengaruh
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
13
concentrated ownership, board size, dan CAMEL (capital adequacy, asset quality,
management, earnings, dan liquidity) terhadap financial distress pada bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan diberi judul “Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Financial Distress pada Bank Go Public
Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Apakah concentration ownership berpengaruh terhadap financial distress pada
bank go public Indonesia?
2. Apakah Board size berpengaruh terhadap financial distress pada bank go public
Indonesia?
3. Apakah CAMEL berpengaruh terhadap financial distress pada bank go public
Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara concentrated ownership
terhadap financial distress.
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
14
2. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara board size terhadap financial
distress.
3. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara CAMEL terhadap financial
distress.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Manajer
Sebagai referensi untuk mengetahui tata kelola bank yang baik dan atau ingin
mengubah cara tata kelola diihat dari beberapa variabel penting guna melakukan
prediksi financial distress dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk dapat
mengurangi atau membatasi kemungkinan kesulitan keuangan di kemudian hari
dan mencegah kebangkrutan pada perusahaan karena apabila mengalami
kebangkrutan, maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan
dan pengacara) dan biaya tidak langsung langsung (kerugian penjualan atau
kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan).
2. Bagi Investor
Sebagai pertimbangan investor terhadap promosi tata kelola perusahaan yang baik
pada bank, mengetahui peran dan hubungan antara investor dan pengelola
manajerial pada suatu bank
serta dapat membantu investor ketika akan
memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
15
3. Bagi Pemerintah
Sebagai badan legislator dalam membantu mengawasi dan menindaklanjuti
adanya permasalahan terkait kesulitan keuangan pada bank-bank yang ada dan
dampak terhadap masyarakat secara luas karena peran bank yang signifikan
sebagai penghimpun dana masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika ini disajikan dengan maksud untuk mempermudah pembahasan
skripsi dan memberikan gambaran yang sistematik dalam memahami masalahmasalah yang disajikan, maka skripsi ini dibagi dalam lima bab secara berurutan,
dimana bab yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berhubungan. Sebagai
gambaran, maka dibawah ini akan diuraikan secara singkat isi dari setiap bab sebagai
berikut:
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran singkat mengenai hal-hal yang mendorong
dilakukannya penelitian yang berisi latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, yaitu teori yang
dianggap relevan sebagai ldanasan untuk penyusunan kerangka
pemikiran dan pengembangan hipotesis.
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
16
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai rancangan penelitian, variabel dan
pengukuran, definisi operasional variabel, serta metode analisis yang
digunakan untuk menganalisis data.
BAB IV :
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, berisi hasil penelitian
yang mencakup gambaran umum tentang objek penelitian dan
menjelaskan mengenai hasil analisis dan pembahasan yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
BAB V :
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan hasil analisis dan pembahasan yang
mengacu pada pencapaian tujuan penelitian, implikasi manajerial, dan
saran untuk penelitian selanjutnya
Pengaruh corporate governance terhhadap financial distress pada bank Go Public Indonesia
Mellyndah
Download