bahan press release

advertisement
SIARAN PERS
BKPM Optimalkan Layanan Investasi 3 Jam untuk
Percepat Realisasi Kesepakatan Bisnis Korsel
Jakarta, 17 Mei 2016 — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggunakan
layanan izin investasi 3 Jam sebagai salah satu upaya untuk mendorong percepatan
realisasi kesepakatan bisnis sebesar US$ 18 Miliar yang dihasilkan dalam kunjungan
Presiden Jokowi di Korea Selatan. Menurut catatan BKPM, sejak dilaunching 11
Januari 2016 yang lalu, tercatat ada 4 (empat) perusahaan Korea Selatan yang sudah
memanfaatkan Layanan Izin Investasi 3 Jam, dengan nilai total investasi Rp 3,6 Triliun
dan rencana penyerapan tenaga kerja 4.625 orang. Keempat perusahaan tersebut,
masing-masing bergerak di bidang usaha pengolahan air, pembangkit listrik energi
terbarukan, distribusi gas alam, dan industri garmen.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan adanya keempat perusahaan Korea
Selatan yang telah membuktikan keberadaan Layanan Izin Investasi 3 Jam ini dapat
menjadi promosi positif dan efektif bagi reformasi yang dilakukan pemerintah di
bidang investasi. ”Pengalaman langsung yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh
kuat untuk meyakinkan perusahaan Korea Selatan lainnya. Bahkan itu lebih efektif
dari cerita yang disampaikan oleh pihak pemerintah sendiri, ”ujar Franky, yang saat
ini berada di Seoul, Korea Selatan, dalam rangka mendampingi kunjungan kerja
Presiden Jokowi di Korea Selatan, Selasa (17/5).
Franky menambahkan rasio realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir cukup tinggi di level 60-70%. ”Kita berharap hal yang sama
realisasi dari kesepakatan bisnis yang dihasilkan kemarin (16/5) akan menambah
daftar komitmen investasi Korea Selatan yang direalisasikan,” kata Franky.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, terdapat kesepakatan bisnis senilai US$ 18
Miliar yang dihasilkan dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan.
kesepakatan bisnis tersebut terdiri dari pernyataan komitmen investasi dari 7
perusahaan Korea Selatan senilai US$ 15,8 miliar dan 4 MoU yang ditandatangani
antara perusahaan Korea Selatan dan Indonesia senilai US$ 2,2 miliar. Kesepakatan
bisnis tersebut meliputi sektor kelistrikan termasuk, energi terbarukan, industri
pakan ternak, industri film, industri sepatu dan industri farmasi.
Sementara itu, Deputi Pengendalian Pelaksanaan BKPM Azhar Lubis menyatakan ada
beberapa langkah yang akan dilakukan BKPM untuk menindaklanjuti kesepakatan
bisnis yang sudah dihasilkan agar segera terealisasi. Sebagai langkah awal, jelasnya,
perwakilan BKPM berkoordinasi dengan KBRI Seoul akan berkomunikasi langsung
dengan perusahaan yang sudah menyampaikan komitmennya dalam kesepakatan
bisnis tersebut.
1
”Komunikasi tersebut dilakukan untuk mengetahui detil rencana dari perusahaan
untuk merealisasikan investasinya. Setelah itu, kami akan melakukan koordinasi
dengan Kementerian atau Lembaga terkait, termasuk pemerintah daerah sehingga
proses realisasi investasi tersebut dapat berjalan lancar. BKPM juga akan melakukan
coaching kepada investor tentang aturan yang harus dipenuhi, termasuk fasilitas
insentif yang dapat dimanfaatkan,”ujar Azhar Lubis
Layanan Izin Investasi 3 Jam merupakan layanan yang diberikan BKPM untuk investor
dengan nilai investasi di atas Rp 100 Miliar atau menyerap minimal 1.000 tenaga
kerja Indonesia. Hingga 11 Mei 2016, tercatat layanan ini sudah dimanfaatkan oleh
47 perusahaan, dengan nilai total investasi Rp 110,7 Triliun dan rencana penyerapan
tenaga kerja 34.735 tenaga kerja.
Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di
Indonesia. Dari data BKPM, untuk periode triwulan pertama 2016, Korea Selatan
berada di peringkat keenam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai
investasi mencapai US$ 188 juta terdiri dari 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga
kerja. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar
tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015
nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam
periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai
45%.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
E-mail : [email protected]
2
Download