17 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya merupakan dampak merosotnya nilai rupiah atau tingginya inflasi dan rendahnya suku bunga di suatu negara, tetapi karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi. Keadaan ini terjadi sebagai konsekuensi dari terbukanya pasar saham terhadap investor asing. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum. Krisis ekonomi yang di mulai tahun 1998 merupakan awal runtuhnya pilar-pilar perekonomian nasional Indonesia. Ini ditandai dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia dalam bentuk penarikan dana besar-besaran (rush) oleh deposan untuk kemudian disimpan di luar negeri (capital flight). 1 218 Dampak lain dari menurunnya kepercayaan masyarakat berimbas sampai ke pasar modal. Harga-harga saham menurun secara tajam sehingga menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi investor. Bagaimana tidak, jika saham dijual dengan harga saham Rp 10,- per lembar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah turun sampai di bawah 300. Sebelum Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya, nilai tukar rupiah masih stabil di level Rp 9.000 per dolar AS. Pada pertengahan September 2008, setelah Lehman Brothers menyatakan diri bangkrut dan AIG di-bailout pemerintah Amerika, rupiah mulai berfluktuasi. Puncaknya, rupiah bergerak menembus angka Rp 12.650 per dolar AS pada 24 Nopember 2008. Meroketnya nilai tukar rupiah menembus angka psikologis (Rp10.000/dolar) membuat panik perusahaan-perusahaan nasional yang masih mengandalkan bahan baku impor dan para pemilik modal yang tergerus nilai nominal dana mereka. Pusaran krisis global itu paling dekat menghajar bursa saham dan pasar keuangan. IHSG merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara umum. Peningkatan IHSG menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish (bergairah), sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal 3 19 sedang bearish (lesu). Untuk itu seorang investor harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal. Gupta (2000) mengadakan penelitian di Indonesia dengan menggunakan data periode 1993-1997 dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara tingkat bunga, nilai tukar, dan harga saham. Hal ini bertolak belakang dengan Ana (2007) yang menyimpulkan bahwa secara bersama-sama dan parsial ada pengaruh yang sangat signifikan antara nilai tukar rupiah/US$ dan tingkat suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2005. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang kontradiktif, maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai variabel makroekonomi apakah yang sebenarnya berpengaruh terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “PENGARUH NILAI TUKAR US$/RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2009”. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh nilai tukar US$/rupiah dan tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG di Indonesia pada tahun 2007-2009. 20 4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Untuk menguji dan menganalisis apakah nilai tukar US$/rupiah dan tingkat suku bunga SBI secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap IHSG di BEI. Untuk menguji dan menganalisis apakah nilai tukar US$/rupiah dan tingkat suku bunga SBI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap IHSG di BEI. 2. Kegunaan penelitian : a. Bagi investor dan emiten Bagi investor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan perubahan kurs US$ terhadap rupiah dan tingkat suku bunga SBI. Karena kesalahan dalam menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal, akan berakibat buruk bagi perusahaan atau investor sehingga dapat mengalami kerugian apabila kurs US$/rupiah dan suku bunga SBI memang benar-benar berpengaruh terhadap IHSG. b. Bagi pemerintah 521 Dengan diketahuinya dampak dari kurs US$/rupiah dan tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG, maka pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan kurs US$/rupiah dan tingkat suku bunga SBI sehingga pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan ditangani dengan sebaik-baiknya. c. Bagi peneliti sendiri dan peneliti selanjutnya Bagi peneliti sendiri, penelitian ini untuk lebih memahami bagaimana pengaruh faktor-faktor ekonomi makro terhadap kinerja bursa saham. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini dijadikan dasar dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi dengan mengambil faktor-faktor ekonomi yang lain, selain kurs US$ dan suku bunga SBI.