Sistem Nilai Tukar

advertisement
Sistem Nilai Tukar
• tidak ada satupun sistem nilai tukar yang
dikenal selama ini, secara umum cocok
digunakan untuk semua struktur ekonomi suatu
negara, dengan tanpa batas waktu.
• Penerapan sistim nilai tukar, baik nilai tukar
tetap (pegged exchange rate) maupun nilai tukar
fleksibel (flexible exchange rate), sangat
tergantung kepada kondisi, karakteristik dan
struktur ekonomi suatu negara serta kondisi
ekonomi global.
Sistem Nilai Tukar
• Berdasarkan tradisional literature, ada beberapa kriteria
pokok yang harus dipertimbangkan seperti:
– keterbukaan (openness) dan ukuran (size) ekonomi suatu
negara;
– tingkat mobilitas faktor-faktor produksi;
– tingkat diversifikasi komoditi;
– fleksibilitas harga dan upah;
– perbedaan tingkat inflasi dengan negara mitra dagang dan
inflasi dunia;
– tingkat integrasi pasar;
– integrasi fiskal;
– variabilitas nilai tukar riil; dan faktor-faktor social dan politik
Keuntungan penerapan nilai tukar
tetap atau yang lebih rigid
• Mempromosikan perdagangan
internasional dan investasi
• Menciptakan disiplin kebijakan-kebijakan
makro
• Promosi kerjasama internasional karena
penerapan nilai tukar tetap menjaga
tingkat inflasi domestik
• Mencegah timbulnya spekulasi irasional
yang menyebabkan destabilisasi ekonomi
Keuntungan penerapan nilai tukar
mengambang bebas
• Menjaga keseimbangan neraca pembayaran
(balance of payment)
• Menjamin otonomi moneter yang lebih besar.
Penentuan tingkat inflasi tidak tergantung
kepada negara mitra dagang
• Mengisolasi perekonomian dari gangguan
eksternal (external shocks)
• Mempromosikan stabilitas ekonomi
• Spekulasi (private speculation) dapat
mendorong meningkatkan stabilitas ekonomi
Konsekuensi Nilai Tukar Tetap
•
•
•
•
•
Tingkat keterbukaan ekonomi pun menentukan effektifitas kebijakan
devaluasi
Tiga phase berbahayanya pada kebijakan moneter. Phase pertama,
exchange rate-based stabilization berjalan dengan baik dan dapat menekan
inflasi yang meningkatkan stabilisasi ekonomi. Kemudian, pada phase
kedua, secara perlahan terjadi apresiasi terhadap riil nilai tukar (real
appreciation). Phase ketiga, akibat apresiasi nilai tukar, daya saing ekpor
telihat jelas menurun, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan
devaluasi.
Kondisi politik tidak mengizinkan untuk dilakukannya devaluasi: krisis
keuangan
Stabilitas ekonomi juga tergantung kepada kondisi perekonomian negara
yang dipatok mata uangnya
Tingkat fleksibilitas upah dan harga domestik merupakan salah satu faktor
penting dalam penerapan sistem nilai tukar tetap. Sebagai contoh, untuk
mengatasi defisit perdagangan melalui kekuatan pasar, nilai tukar tetap
pada umumnya menyebabkan berkurangnya money income relatif terhadap
negara lain (mitra dagang)
Konsekuensi Nilai Tukar Fleksibel
• Sindrom fear of floating
– Negara emerging market cenderung export oriented, nilai tukar
fleksibel akan mudah menimbulkan volatilitas
– Belum mempunyai kelembagaan yang baik dan efektif untuk
melaksanakan kebijakan moneter yang independen
– Penerapan nilai tukar fleksibel (secara luas dterima oleh para
ekonom) lebih menguntungkan bilamana neraca pembayaran
seringkali mendapat gangguan eksternal
– Tingginya mobilitas kapital dan modal di lingkungan global,
informasi yang tidak sempurna di negara-negara emerging
market, dan mempunyai tingkat liabilities yang didominasi mata
uang US dollar.
Download