A. Fetal Compromise

advertisement
A. Fetal Compromise
Fetal compromised merupakan suatu tanda bahwa janin akan jatuh ke
dalam fetal distress. Pada pemeriksaan kardiotografi (CTG) dapat ditemukan
gambaran fetal compromised, di mana hal ini merupakan suatu mekanisme
kompensasi janin terhadapa hipoksia yang kronis yang pada gambaran CTG dapat
ditemukan gambaran takikardia disertai penurunan variabilitas yang <5 dan
disertai atau tidak deselerasi dini maupun akselerasi. Hal ini merupakan suatu
tanda adanya janin akan jatuh pada keadaan fetal distress, sehingga diupayakan
dilakukan
resusitasi
intrauterine
yang
optimal.
Morisson
E
(2001)
merekomendasikan waktu 1-2 jam untuk melakukannya, bila tidak ada perubahan
atau terjadi late deselerasi maka segera dilakukan seksio sesaria8.
Kehamilan Fetal Compromise dibagi dua :
1. Akut
Penyebab fetal compromise termasuk (penurunan aliran darah uterus,
hipotensi, syok), penurunan oksigenasi (hipoksia, hiperkapmia) dan uterus
hipertoni (kontraksi tetani, abruption plasenta, penggunaan oksitosin) kelainan
plasenta dan tali pusat termasuk plasenta previa, kompresi tali pusat
insufisiensi plasenta. Takikardi, variabilitas yang kurang deselerasi lambat
bersama-sama menandakan adanya fetal compromised
Fetal compromised akut dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Kemungkinan compromised (Possible compromised)
Akselerasi transien dari DJJ yang dihubungkan dengan kontraksi
uterus, yang mengindikasikan adanya oklusi vena ringan atau gambaran
hiperkapnia ringan dan hipoksia. Hubungan antara deselerasi variabel DJJ
dengan kontraksi uterus yang dapat menyebabkan tekanan pembuluh darah
yang lebih berat. Biasanya terdapat gerak janin yang berlebihan dan
peningkatan pH darah8.
b. Kemungkinan fetal compromised (Probable fetal compromised)
Menghilangnya DJJ untuk beberapa waktu yang dihubungkan dengan
banyak faktor (contoh: imaturitas janin, efek dari obat-obatan) yang tidak
mengindikasikan adanya fetal compromised. Namun, hilangnya DJJ dalam
waktu yang singkat disebabkan oleh adanya lesi pada sistem saraf pusat
yang mengkontrol jantung.
Pemanjangan atau meningkatnya variable deselerasi yang lebih berat
dengan tanda-tanda lain. Deselerasi lambat DJJ dapat berhubungan dengan
akselerasi ataupun berdiri sendiri, hal ini sangat penting karena merupakan
petanda bagi ketidak mampuan plasenta yang berhubunagn dengan
kegagalan metabolisme janin (uteroplasental insufisiensi). p.H. darah antara
7.10-7.24 dan munculnya pergerakan janin yang tidak normal.
Keadaan Fetal compromised akibat keadaan ibu antara lain:
penurunan aliran darah uterus (hipotensi, syok, miokard infark akut),
penurunan kadar oksigen pada darah (hipoksia-hiperkapnea) dan hipertonik
uterus (penggunaan oksitosin, tetania uteri, abtrusio plasenta). Gangguan
plasenta dan pembuluh darah seperti: plasenta previa, tekanan pembuluh
darah (knots, prolaps atau pemelaran), ruptur plasenta previa, penyerapan
air ketuban oleh plasental yang buruk yang dipergunakan untuk
mempersiapkan kelahiran (pada hamil posterm, dan usia palsenta muda)14.
c. Pasti fetal compromised (Certain fetal compromised)
Pada janin dengan keadaan Certain fetal compromised didapatkan
takikardi, hilangnya denyut jantung janin dan munculnya deselerasi lambat
denyut jantung janin. Fetal compromised diperkirakan muncul pada
keadaan kontraksi uterus namun pola DJJ irreguler.
Fetal compromised muncul pada keadaan deselerasi lambat menetap
selama 30 menit atau lebih. PH darah janin kurang atau sama dengan 8,14.
2. Kronik
Akibat berkurangnya sirkulasi plasenta, plasenta abnormal, atau
defisiensi metabolism janin. Penurunan sirkulasi plasenta mungkin disebabkan
kondisi ibu : vaskuler abnormal, hipertensi, preeklamsi atau eklamsi, DM.
Pada fase awal di mana tingkat hipoksia belum sampai menyebabkan
hipoksia otak dan tubuh masih mampu mengadakan kompensasi untuk
mempertahankan sirkulasi otak variabilitas DJJ biasanya masih ada walau
sedikit. Bila keadaan hipoksia makin berat atau berlangsung lebih lama maka
jaringan otak akan mengalami hipoksia dan otot jantung pun mengalami
depresi oleh karena hipoksia, akibatnya variabilitas DJJ akan menurun dan
akhirnya menghilang sebelum janin akhirnya mati dalam rahim 8,14.
Manajemen fetal compromise
1. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip umum
a. bebaskan setiap kompresi tali pusat.
b. perbaiki aliran darah uteroplasental.
c. menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau terminasi
kehamilan merupakan indikasi. Rencana kelahiran didasarkan pada faktorfaktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetri pasien, dan jalannya
persalinan.
Langkah-langkah khusus :
a. posisi ibu diubah dari posisi terlentang menjadi miring, sebagai usaha
untuk memperbaiki aliran darah balik, curah jantung, dan aliran darah
uteroplasental. Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi
tali pusat.
b. oksigen diberikan 6 liter/menit, sebagai usaha meningkatkan penggantian
oksigen fetomaternal.
c. oksitosin dihentikan karena kontraksi uterus akan mengganggu sirkulasi
darah ke ruang intervilli .
d. hipotensi dikoreksi dengan infus IV D5% dalam RL. Transfusi darah dapat
diindikasikan pada syok hemorragik.
e. menyeimbangkan kadar asam basa dalam tubuh
f. pemeriksaan
pervaginam
menyingkirkan
prolaps
tali
pusat
dan
menentukan perjalana persalinan. Elevasi kepala janin secara lembut dapat
merupakan suatu prosedur yang bermanfaat.
pengisapan mekoneum dari jalan nafas bayi baru lahir mengurangi resiko aspirasi
mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari
mekoneum dengan kateter penghisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus
dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum
dengan pipa endotrakeal 8,14
Download