III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka

advertisement
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Konsep dan Definisi Strategi
Definisi strategi menurut Pearce dan Robinson (1997) adalah sebagai
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran
perusahaan. Konsep strategi menurut Argyris, Steiner dan miner tahun 2000, dalam
Rangkuti (2000), merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap
peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan yang dapat
mempengaruhi organisasi.
Menurut David (2006), strategi merupakan cara untuk
mencapai sasaran jangka panjang dan dapat juga dikatakan sebagai sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan akhir.
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Rangkuti,2000).
Strategi juga
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka
panjang,
program
tindak
lanjut
serta
prioritas
alokasi
sumberdaya
(Tinambunan,2005).
Menurut David (2006) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi dan
usaha patungan.
3.1.2
Konsep Manajemen Strategis
Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan
pengetahuan
dalam
merumuskan,
mengimplementasikan,
serta
mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan organisasi sampai dengan
dapat mencapai tujuannya.
Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan
pengembangan dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Menurut David (2006), proses manajemen strategi yang paling baik dipelajari
dan diterapkan adalah dengan menggunakan suatu model yang menggambarkan suatu
proses. Dalam hal ini memformulasikan suatu strategi usaha harus menentukan visi dan
misi perusahaan, dimana dengan menentukan visi dan misi tersebut perusahaan akan
mencapai sasaran yang diharapkan. Menurut David (2006) proses manajemen strategi
terbagi atas tiga tahap yaitu :
1) Tahap Perumusan Strategi
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, indentifikasi
peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi
alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Tahap perumusan
strategi merupakan proses untuk merancang, menyeleksi, dan memilih strategi yang
lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian strategi yang disusun untuk mencapai
tujuan organisasi.
2) Tahap Penerapan Strategi
Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya,
sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.
Penerapan
strategi mencakup pengembangan budya yang sportif, penciptaan struktur
organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan
anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan
kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
3) Tahap penilaian strategi atau evaluasi strategi
Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis.
Semua
strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang karena berbagai
faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga aktivitas penilaian strategi yang
mendasar adalah : (1) Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) Pengukuran kinerja dan (3) Pengambilan
langkah korektif.
Penilaian atau evaluasi strategi diperlukan karena apa yang
berhasil saat ini tidak selalu berhasil untuk nanti.
Tahapan
proses
manajemen
strategis
dirumuskan
dalam
bentuk
model
komprehensif manajemen strategis. Model tersebut menunjukkan pendekatan yang
jelas dan prkatis untuk memformulasikan, mengimplementasikan,dan mengevaluasi
strategi karena menunjukkan hubungan antara komponen utama dari proses
manajemen strategis. Berikut ini adalah model komperehensif manajemen strategis
yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Melakukan Audit
Eksternal
Membuat
pernyataan visi
dan misi
Menetapkan
tujuan jangka
panjang
Merumuskan,
mengevaluasi, dan
memilih strategi
e
Implementasi
strategi
isu-isu
manajemen
Implementasi
strategi isu-isu
pemasaran,
keuangan, akuntansi,
penelitian dan
pengembangan,
sistem informasi
manajemen.
Mengukur dan
mengevaluasi
kenierja
Melakukan Audit
Internal
Perumusan
strategi
Penerapan
strategi
Evaluasi
strategi
Gambar 3. Model proses manajemen strategis yang komperehensif (David, 2006)
Secara historis manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu
organisasi merumuskan strategi-strategi lebih baik melalui penggunaan pendekatan
terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Ini tentunya akan
menjadi manfaat terbesar dari manajemen strategis, namun berbagai kajian riset kini
menunjukkan proses, alih keputusan atau dokumen merupakan kontribusi yang lebih
penting dari manajemen strategis.
3.1.3
Konsep Pemasaran
Pemasaran sangat memegang peranan penting dalan daur produk dari produsen
ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005) definisi pemasaran dibedakan menurut
sosial dan manajerial.
Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh
pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”.
Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni dalam
menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui sebenarnya proses pemasarn itu
dimulai jauh sebelum barang-barng diproduksi. Menurut Rangkuti (2005), pemasaran
adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi,
dan manajerial.
Menurut Kotler (2005), Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Tujuan pemasaran yang lebih penting yaitu mengetahui dan memahami pelanggan
dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran
harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan.
3.1.4
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun
eksplisit) mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai tujuannya
(Tjiptono,1997). Menurut Tull dan Kahle (2004) strategi pemasaran sebagai alat
fundamental
yang
direncanakan
untuk
mencapai tujuan
perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.
Menurut David (2006), perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan
rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan,
dilihat dari kekuatan dan kelemahan peusahaan. Sedangkan menurut Kotler (2005),
strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen
pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran.
3.1.5
Analisis Lingkungan Internal Pemasaran
Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan yang berada dalam
perusahaan dan secara normal memiliki implikasi langusng dan khusus dengan
perusahaan.
Selain itu sangat mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Menurut David (2006) lingkungan internal perusahaan
adalah lingkungan yang terjadi dalam aktifitas perusahaan yang berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengembangkan daftar
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan daftar kelemahan yang harus diatasi oleh
perusahaan tersebut.
Faktor lingkungan internal yaitu segala faktor yang terkait dengan fungsi
perusahaan tersebut yang dapat menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan
perusahaan yang dapat dikendalikan oleh pemimpin perusahaan.
Menurut David
(2006), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas organisasi yang dapat
dikontrol yang dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Faktor-faktor internal
ini muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi
atau operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen.
Dalam merumuskan analisis strategi pemasaran, hal paling penting yang harus
diperhatikan yaitu aspek pemasaran.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek
pemasaran adalah unsur pemasaran STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)
dan Bauran Pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process dan physic
)
3.1.5.1 Unsur Pemasaran STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)
Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah
sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan persaingan,
perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Akan tetapi sebelum memuaskan
konsumen, sebuah perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi
kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Terdapat banyak macam konsumen dengan
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, perusahan harus
menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan pelanggan yang spesifik.
Dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan sebelum
memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi pasar, mentarggetkan pasar dan
memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah dapat dilihat pada
Gambar 4.
Segmentasi Pasar
Penargetan Pasar
Menentukan Posisi Pasar
1. Mengenali bisnis
untuk membuat
segmen pasar
2. Mengembangkan
1. Mengembangkan
ukuran daya tarik
segmen
2. Menyeleksi segmen
1. Mengembangkan
pemosisian untuk
setiap segmen sasaran
2. Mengembangkan
Gambar 4. Langkah-Langkah dalam Pemasaran Terarah
Sumber : Kotler dan Armstrong (2005)
Gambar 4 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah. Pertama
segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, ataupun tingkah laku yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Perusahaan melakukan
berbagai cara berbeda untuk membagi-bagi pasar dan mengembangkan profil dari
segmen yang dihasilkan. Langkah kedua adalah memilih satu atau beberapa segmen
sebagai calon target dengan potensi yang paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga
adalah memposisikan pasar (positioning) yaitu menetapkan posisi bersaing untuk
produk dan menciptakan bauran pemasaran yang terinci.
1) Segmentasi Pasar (Segmentation)
Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli pembeda dalam satu atau lain cara.
Pemebeli dapat berbeda dalam hal keinginan, sumberdaya, lokasi, sikap pembelian
dan praktik pembelian. Pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik,
maka setiap pembeli secara potensial merupakan pasar terpisah. Oleh karena itu,
manajer harus menentukan segmen mana yang menawarkan produk atau jasa yang
terbaik dari perusahaan.
Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu
produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana
masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek.
Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih
kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu yang sama
(umumnya dengan produk yang berbeda)untuk memenuhi kebutuhan khas dari
masing-masing segmen.
Variabel utama yang biasa dipergunakan dalam
mensegmentasikan pasar adalah variable geografis (wilayah), demografis (usia,
jenis kelamin, dll), psikografis (gaya hidup, kelas sosial) dan tingkah laku tertentu.
Menurut Fandy Tjiptono (1997), ada banyak cara untuk melakukan segmentasi
pasar.
Namun, tidak semua segmentasi bisa efektif.
agar segmentasi dapat
bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi lima
karakteristik berikut :
a) Dapat diukur (measurable)
Ukuran, daya beli dan profil segmen harus dapat diukur.
Walaupun ada
beberapa komponen variabel yang sulit diukur.
b) Besar (substansial)
Segmen harus cukup besar dan mengguntungkan untuk dilayani.
c) Dapat dijangkau (accessible)
Segmen harus dapat terjangkau oleh perusahaan, agar dapat dilayani dengan
efektif
d) Dapat Dibedakan (differentiable)
Segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan memberikan
tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan program-program bauran
pemasaran yang berlainan.
e) Dapat Diambil Tindakan (actionable)
Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani
segmen-segmen yang bersangkutan.
2) Menetapkan Target Pasar (Targetting)
Menetapkan target pasar (market targetting) melibatkan evaluasi setiap daya
tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.
Perusahaan harus mentargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat
menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu.
menurut Umar (2000), dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, sebuah
perusahaan harus memperhatikan tiga faktor, diantaranya adalah ukuran dan
pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, sasaran dan sumber daya
perusahaan.
a) Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan
menganalisis data tentang penjualan akhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan
dan maegin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen
yang diharapkan paling sesuai.
b) Daya tarik struktural segmen, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan
pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu
menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari
faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen
dalam jangka panjang.
c) Sasaran dan sumber daya perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan
sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walaupun ada
segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika terjadi prospektif dalam
jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu bagus dan prospektif dalam
jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam
menyediakan sumber dayanya, misalnya keterampilan tenaga pelaksananya
untuk masuk ke pasar itu bahkan keterampilan yang lebih baik dari pesaingnya.
3) Menentukan Posisi Pasar (Positioning)
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki, langkah
selanjutnya adalah perusahaan harus menentukan posisi yang ingin ditempati oleh
segmen tersebut. Positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan
komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk
dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan
produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran. Jadi fokus utama positioning
adalah para persepsi pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang dihasilkan. Jika
sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, maka konsumen
tidak mempunyai alasan untuk membelinya.
Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah :
a) Untuk menempatkan atau memposisikan produk dipasar sehingga produk
tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersain
b) Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal
pokok kepada pelanggan.
3.1.5.2 Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran
(marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya
(segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya
(positioning). Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 7P
yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Phisic.
Perumusan
strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor
lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan.
Kotler (2000) mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran menekankan pada pengertian
suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga promosi, dan distribusi, dimana
kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal
atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sejalan
dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut kini berkembang menjadi 7P
diantarnya adalah product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.
1)
Product
Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan atau
dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
2) Price
Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen
untuk mendapatkan suatu produk. Harga dapt diungkapkan dengan berbagai istilah
misalnya tarif, sewa, bunga, premi, komisi, uapah, gaji dan sebagainya. Bauran
harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur
diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai
kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus
dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya
harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan
jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen juga
harus memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon,
rabat, sistem kredit dan sebagainya merupakan promosi dalam bentuk harga.
Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun
tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang.
Ada beberapa metode penetapan harga (Swastha dan Irawan, 1990), yaitu :
a) Penetapan harga Mark-Up (Mark-Up Pricing), yaitu jumlah rupiah yang
ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
b) Penetapan harga Break-Even (Break-Even Pricing), yaitu bagaimana satu-satuan
produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam
dalam produk tersebut.
c) Penetapan harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing), yaitu penetapan harga
yang didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup
untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan.
Sistem penetapan
harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang
dapat dikuasai.
d) Penetapan harga Beban Puncak (Peak-Load Pricing), yaitu menaikkan harga di
atas biaya rata-rata pada saat permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya
variabelnya diluar periode ramai.
3) Place
Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang
saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Merupakan keputusan distribusi
menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana
produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Saluran distribusi
adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan menyalurkan produk
dari titik konsumsi (Kotler,2005). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut
jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat
tingkatan, yaitu :saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan
saluran tingkat tiga (Kotler, 2005).
a) Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen ke
konsumen.
b) Saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan konsumen
melalui pengecer.
c) Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen, pedagang besar, pengecer
dan konsumen.
d) Sedangkan distribusi tingkat tiga terdapat empat pelaku yaitu produsen,
pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen.
4) Promotion
Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya
promosi konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Promosi dapat juga
dikatakan sebagai suatu alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu baik barang
atau jasa. Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran
yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang
produk perusahaan. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan
promosi menurut Kotler (2005) adalah :
a) Jumlah konsumen pontensial yang semakin meningkat.
b) Persaingan antar perusahaan meningkat
c) Adanya kelesuan-kelesuan ekonomi
d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan
pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan
harganya, dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk
tersebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi.
Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi terdiri
dari lima cara utama (Kotler, 1997), yaitu :
a) Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide,
barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
b) Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan
berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa
tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
c) Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung
non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari
pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
d) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan pembelian.
e) Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya.
Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu mengenal
secara lebih mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya agar media yang
dipilih sebagai media promosi akan tepat.
5) People
Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang
terlibat dalam proses produksi.
Banyak produk atau jasa yang dihasilkan
bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen
terima berdasarkan penilaian tehadap orang-orang yang menyediakan produk atau
jasa tersebut.
6) Process
Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau serangkaian
tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalm
suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru akan menggangu
konsumen karena keterlambatanm birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak
efektif.
7) Phsyical Evidence
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti
atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain
gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.
Program pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran
pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran
pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen.
Jadi
perusahaan yang sukses adalah perusahaanyang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
3.1.6
Analisis Lingkungan Eksternal
Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor – faktor yang pada dasarnya
terletak diluar dan terlepas dari perusahaan (Umar,2008). Faktor faktor lingkungan
eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada diluar kendali perusahaan.
Menurut David (2006), lingkungan eksternal dibagi menjadi lima kategori besar yaitu
(1) aspek Politik dan hukum (2) Aspek ekonomi (3) Aspek sosial, budaya demografi
dan lingkungan, (4) aspek teknologi (5) aspek kompetitif atau persaingan.
3.1.6.1 Aspek Politik dan Hukum
Aspek politik, pemerintah dan hukum dapat mempengaruhi kegiatan operasi
suatu perusahaan.
Adanya perubahan dan transisi politik maupun hukum dapat
membawa idealism baru
dan mungkin membuat agenda baru
yang akan
mengesampingkan agenda lama. Menurut Umar (2008), faktor politik terkait dengan
arah, kebijakan dan stabilitas pemerintah. Stabilitas politim yang baik akan sangat
mempengaruhi keadaan dunia usaha. Beberapa hal terkait dengan faktor politik yang
perlu diperhatikan yaitu undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan
tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan
dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.
3.1.6.2 Aspek Ekonomi
Menurut Kotler (1997), kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat
mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan antara lain siklus bisnis, ketersediaan energy, inflasi, suku bunga, investasi,
harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja. Lingkungan ekonomi
merupakan sesuatu yang mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi konsumen.
Adanya perubahan pendapatan dan pola konsumsi masyarakat akan berpengaruh
terhadap penerimaan masyarakat atas produk yang dijual perusahaan.
3.1.6.3 Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Menurut David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan
memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa dan pelanggan. Adanya
kondisi yang selalu beribah-ubah tersebut sebaiknya diantisipasi oleh perusahaan,
misalnya perubahan sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang orang di
lingkungan eksternal perusahaan. Ketika perubahan preferensi, persepsi dana perilaku
masyarakat terjadi, adanya perubahan gaya hidup dan juga perubahan pola konsumsi
mereka, maka perusahaan harus mampu mengantisipasi agar perubahan sosial dan
budaya tersebut tidak menjadi ancaman tetapi justru dapat menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan.
3.1.6.4 Aspek Teknologi
Menurut Kotler (1997), kemajuan perkembangan teknologi yang begitu pesat
baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis sangat
mempengaruhi keadaan usaha suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan usaha dapat terus
berjalan terus menerus, maka perusahaan harus selalu mengikuti perkembanganperkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk dan jasa yang dihasilkan
atau pada cara operasinya.
Adaptasi perkembangan teknologi yang kreatif dapat
memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses
produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.
3.1.6.5 Aspek Persaingan atau kompetitif.
Menurut Kotler (1997), faktor pasar dan persaingan terkait dengan keadaan
persaingan dimana perusahaan berada, sehingga faktor kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan perusahaan dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang
penting untuk keberhasilan formulasi strategi.
Menurut Porter (1991) hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai
kombinasi lima kekuatan yaitu persaingan anatar perusahaan sejenis, kemungkinan
masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar
menawar penjual atau pemasok, dan kekuatan tawar menawar konsumen.
3.1.7
Formulasi Strategi
Tahap awal dalam formulasi strategi yaitu mengidentifikasi visi, misi, tujuan dan
strategi perusahaan yang digunakan saat ini. Menurut Kotler (1997), visi merupakan
suatu cita-cita tentang keadaan di masa akan datang yang diinginkan untuk terwujud
oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang
paling bawah.
Sedangkan misi merupakan penjabaran tertulis mengenai visi agar menjadi
mudah dimengerti, atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Kotler, 2005). Sedangkan
menurut Kotler (1997), misi merupakan sebuah pernyataan tujuan jangka panjang yang
membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenisnya. Misi merupakan pondasi
untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan yang menjadi titik awal untuk
mendesain pekerjaan manajerial dan mendesain struktur manajerial. Pernyataan misi
mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam defines produk dan pasar.
Pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai dan prioritas dari suatu organisasi dan
mengahruskan penyusun dtrategi untuk berfikir tentang sifat dan cakupan operasi saat
ini dan mengevaluasi potensi ketertarikan atas pasar dan aktivitas di masa depan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kerangka
pemikiran
operasional
usaha
Wid
Florist
dimulai
dari
pengidentifikasian masalah yang ada pada usaha Wid Florist. Permasalahan utama
yang ada di Wid Florist adalah banyak pesaing yang ada di kota Bogor dan belum
terpenuhinya target penjualan . Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan strategi
pemasaran yang baru dengan suatu pengkaijian mengenai lingkungan internal dan
eksternal yang ada di Wid Florist. Kajian mengidentifikasi faktor-faktor yang ada di
dalamnya yaitu faktor internal pemasaran yang terdiri dari unsur pemasaran (STP) dan
bauran pemasaran (7P).
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan makro
(politik, ekonomi, sosial dan budaya serta teknologi) dan lingkungan mikro (persaingan
industri sejenis, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pemasok dan kekuatan tawar
konsumen serta ancaman produk pengganti).
Setelah diperoleh kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman maka
dirumuskan alternatif strategi dalam matriks SWOT yang terdiri dari perumusan
akternatif strategi yang sudah dilakukan oleh Wid Florist dan alternatif startegi baru
yang dirumuskan. Dalam analisis SWOT terdapat kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman perusahaan, setelah itu dikumpulkan beberapa alternatif strategi dengan
mencocokan kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman yang ada di Wid Florist
kemudian disusun dalam suatu rumusan strategi tahap mengambil keputusan oleh
perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM. Tujuan utama dari penelitian ini
adalah menentukan prioritas alternatif strategi yang paling tepat dan bisa digunakan
oleh Wid Florist dalam memasarkan usahanya dengan mempertimbangkan faktor-faktor
yang ada di dalam usaha tersebut.
Strategi yang telah dirumuskan dalam penelitian ini diharapkan mampu untuk
mengatasi permasalahan utama yaitu banyak pesaing usaha sejenis yang ada di Kota
Bogor, sehingga Wid Florist dapat lebih berkembang dibandingkan dengan para
pesaingnya. Untuk lebih memperjelas alur dan proses perumusan strategi pemasaran
tersebut maka dapat dilihat pada Gambar 5. Kerangka pemikiran operasional perumusan
alternatif strategi pada Wid Florist.
Wid Florist
Permasalahan yang dihadapi :
1. Target penjualan yang belum tercapai dan
tidak stabilnya penjualan produk
2. Banyaknya pesaing usaha sejenis di kota
Bogor
Analisis Strategi Pemasaran
Analisis Lingkungan Perusahaan
(Wid Florist )
Faktor Eksternal Wid Florist
Lingkungan internal Pemasaran Wid
1. Unsur Pemasaran
(STP)
2. Bauran Pemasaran
(7P)
Lingkungan makro
Kekuatan dan Kelemahan
Lingkungan mikro :
Peluang dan Ancaman
Analisis SWOT
Analisis QSPM
Prioritas Strategi Pemasaran untuk Wid Florist
Keterangan :
= dalam ruang lingkup penelitian
= di luar ruang lingkup penelitian
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Alternatif Strategi pada Wid Florist.
Download