BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya organisasi dan motif usaha dari perusahaan tersebut. Dalam organisasi yang sifatnya mencari laba tentu saja rumusan mengenai anggaran akan berbeda dengan rumusan organisasi yang bermotif tidak mencari laba, akan tetapi pada dasarnya pengertian anggaran hampir sama untuk setiap jenis usaha. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian anggaran beberapa literatur telah menguraikan beberapa pengertian anggaran yang menurut para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, dan Edy Sukarno ( 2000; 1 ) mendefinisikan pengertian anggaran sebagai berikut: “ Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang “. Menurut M. Nafarin ( 2000; 9 ) mendefinisikan pengertian anggaran sebagai berikut: “Yang dimaksud anggaran (Budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegitan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.” Menurut M. Munandar ( 2000; 1 ) mendefinisikan pengertian anggaran sebagai berikut: “Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.” Dari pendapat para ahli di atas dapat dilihat bahwa anggaran tidak bisa dipisahkan dari fungsi manajemen karena anggaran merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melakukan fungsinya, serta sebagai pedoman didalam usaha pencapaian tujuan di masa yang akan datang 2.1.2 Tujuan Dan Manfaat Anggaran Pada dasarnya, anggaran merupakan suatu rancangan pendekatan yang sistematis dan teruji kearah proses manajemen. Menurut Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno ( 2002; 22 ) menyebutkan bahwa anggaran merupakan salah satu alat penting bagi manajemen. Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran secara umum antara lain: 1. Sebagai Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagianbagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik, untuk menuju sasaran yang ditetapkan dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan lebih terjamin. 3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja Anggaran berfungsi juga sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai ( evaluasi ) realisasi perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja. Sedangkan tujuan disusunnya anggaran secara khusus antara lain: 1. Berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran yang ada dalam perusahaan. Menurut Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno ( 2002; 18 ) ada beberapa keunggulan anggaran yaitu: 1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. 2. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk mentindaklanjuti keputusan tersebut. 3. Anggaran merupakan penelitian unjuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. 4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan 5. Mengingat setiap manajer dan/atau penyelia dilibatkan dalam peyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation). Di samping mempunyai banyak manfaat, anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain: 1. Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Sering kali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data dan informasi yang diperoleh akurat. 4. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 5. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap/cukup. 5. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. 2.1.3 Jenis-Jenis Anggaran Luasnya peranan anggaran dapat dilihat dari banyaknya jenis anggaran yang sesuai dengan kebutuhan manajemen. Menurut M. Munandar ( 2000; 23 ) anggaran dalam suatu perusahaan terdiri dari: 1. Anggaran Operasional, berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Adapun anggaran Operasional dapat dibedakan sebagai berikut: a. Master Income Statement Budget ( Anggaran Induk Laba Rugi ) Master Income Statement adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan dijabarkan secara terperinci, misalnya taksiran semesteran, taksirantaksiran tahunan dan sebagainya. b. Income Statement Suporting Budget ( Anggaran Penunjang Laba Rugi ) Income Statement Suporting Budget adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci dari waktu ke waktu (bulanan), terperinci menurut jenis bahan mentahnya, terperinci menurut bagian departemen yang ada. 2. Anggaran Finansial atau Financial, adalah anggaran yang berisi tentang posisi keuangan atau keadaan perusahaan pada saat tertentu yang akan datang. Anggaran Finansial dapat dibedakan sebagai berikut: a. Master Balance Sheet Budget ( Anggaran Induk Neraca ) Adalah anggaran yang menerangkan tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu yang akan datang yang berisi teksiran-taksiran secara garis besarnya dan kurang dijabarkan secara lebih terinci, misalnya posisi finansial pada akhir semesteran, posisi finansial atau financial pada akhir tahun. b. Balance Sheet Suporting Budget ( Anggaran Penunjang Rencana ) Adalah rencana tentang aktiva (harta), tentang utang dan modal sendiri yang berisi taksiran-taksiran yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci misalnya terperinci dari waktu ke waktu ( bulan). Sedangkan menurut M. Nafarin ( 2000; 17 ) anggaran terdiri dari: 1. Menurut Dasar Penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. 2. Menurut Cara Penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Periodik adalah anggaran yang dapat disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periodenya anggaran. b. Anggaran Kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat. 3. Menurut Jangka Waktunya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut Bidangnya, anggaran terdiri dari: Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan, kedua anggaran bila dipadukan disebut ”Anggaran Induk (Master Budget)”. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek biasanya disusun atas dasar tahunan. a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: - Anggaran penjualan. - Anggaran biaya pabrik; anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik - Anggaran beban usaha. - Anggaran laporan rugi laba. b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, anggaran neraca. 5. Menurut Kemampuan Menyusun, anggaran terdiri dari; a. Anggaran Komprehensif, adalah rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. b. Anggaran Partial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap. Anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Menurut Fungsinya, anggaran terdiri dari; a. Appropriation Budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Performance Budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. 2.1.4 Hubungan Anggaran dengan Manajemen Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, anggaran merupakan pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja serta alat pengawasan kerja. Dengan memahami dan membiasakan diri melakukan penganggaran, perusahaan lebih mampu dalam memprediksi perubahan yang akan terjadi dan dampaknya bagi operasi usaha, serta mempersiapkan sedini mungkin segala perangkat yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dengan penganggaran, tidak hanya perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan, tetapi juga koordinasi dan pengendaliannya. Ketiga fungsi manajemen ini (perencanaan, koordinasi dan pengendalian) secara sekaligus tercermin dalam proses penganggaran. Pengendalian biaya dilakukan oleh manusia, teknik-teknik kalkulasi yang telah di ciptakan untuk membantu manajemen tidak akan berhasil jika realisasinya tidak benar. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu anggaran tergantung dari sikap (attitude) para individu yang bersangkutan. Mekanisme anggaran semata-mata merupakan teknik yang meyakini bahwa agar kinerja yang baik dapat dicapai, perlu ditetapkan suatu standar. Bila dalam realisasinya terdapat kondisi yang akomodatif, maka tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat berhasil. Dengan demikian tampak bahwa anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan proses manajemen. Dalam hal ini fungsi-fungsi manajemen tersebut sebagai berikut: 1. Menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja (planning). 2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan pembagian tanggung jawab kepada para karyawan perusahaan (organizing). 3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (staffing). 4. Menciptakan koordinasi dan kerjasama yang serasi diantara semua bagian yang ada dalam perusahaan (leading). 5. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap pekerjaan para karyawan yang telah ditetapkan (controlling). 2.1.5 Metode dan Prosedur Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara: 1. Top Down. Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan perusahaan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaan dalam menyusun anggaran. 2. Bottom Up Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. 3. Top Down dan Bottom Up Penyusunan anggaran dengan memulainya dari atas selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainnya, adalah pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun anggaran tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan, yaitu: 1. Bagian administrasi Kegiatan perusahan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran kas dapat diserahkan kepada bagian administrasi perusahaan. Penunjukan bagian administrasi ini (dan bukan bagian pemasaran, bagian produksi atau bagian yang lain dalam perusahaan) dilakukan dengan pertimbangan bahwa dari bagian administrasi inilah terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan di bidang pemasaran, bidang produksi, bidang pembelanjaan maupun bidang personalia. 2. Panitia Anggaran Kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkupnya yang cukup luas, bagian administrasi tidak mungkin menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi bagian lain yang ada di perusahaan. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan dengan anggota-anggotanya yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia, dengan demikian maka dalam pelaksanaan anggaran seluruh bagian yang ada dapat diwakili oleh panitia anggaran. Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil) maupun yang disusun oleh panitia anggaran (perusahaan besar). Rancangan inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang definitive. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan masih di mungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran yang definitive yang akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. 2.2 Anggaran Kas Salah satu komponen yang sangat penting bagi perusahaan adalah kas, karena menduduki posisi sentral dan diperlukan untuk kegiatan operasional perusahaan maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Besarnya saldo kas akan dipengaruhi oleh rencana penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada suatu periode dan kemudian ditentukan besarnya saldo yang memadai untuk menunjang kegiatan yang direncanakan tersebut Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan surplus kas atau defisit kas. Dengan mengetahui adanya defisit kas maka dapat direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit kas tersebut. Sebaliknya dengan mengetahui surplus kas yang besar, maka dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien. 2.2.1. Pengertian Anggaran Kas Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan atau disimpan di bank dalam bentuk giro dan digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari, menghadapi hal-hal yang tidak terduga dan memaksimalkan pendapatan bunga dan rekening giro. Selain itu anggaran kas dapat juga didefinisikan sebagai perencanaan posisi kas untuk jangka waktu tertentu yang terdiri dari dua bagian yaitu perencanaan penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar). Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang anggaran kas yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya menurut Any Agus Kana (2001;225) menyatakan bahwa: “Anggaran kas adalah perencanaan posisi kas untuk jangka waktu tertentu yang terdiri dari 2 bagian, yaitu perencanaan penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).” Sedangkan menurut Munandar (2000;311) mendefinisikan pengertian budget kas sebagai berikut: “Anggaran kas (Cash Budget) ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.” Menurut Glen A.Welsch, Ronald W.Hilton, Paul N.Gorsdon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2000:392) mnyatakan bahwa: “Anggaran kas adalah merupakan suatu estimasi atau perkiraan mengenai posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang yang akan terjadi karena adanya penerimaan kas dan pengeluaran kas pada suatu jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.” Pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran kas merupakan rencana terperinci mengenai perputaran kas yang ada dalam perusahaan, yaitu perkiraan tentang jumlah uang kas yang ada dalam perusahaannya yaitu perkiraan serta jumlah uang yang diterima oleh perusahaan akibat adnya suatu aktivitas pada masa yang akan datang atau estimasi yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan. Adapun hal-hal yang terkandung dalam anggaran kas yaitu: 1) Estimasi penerimaan kas dari beberapa sumber. 2) Estimasi pengeluaran kas untuk berbagai tujuan. 3) Estimasi meliputi periode tertentu di masa yang akan datang. 4) Estimasi posisi kas pada suatun periode. Adapun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi akan memungkinkan manajemen untuk dapat memperkirakan posisi kas dalam suatu periode anggaran sehingga dapat menentukan: 1) Kebutuhan perencanaan untuk menetapkan kelebihan kas yang mungkin terjadi. 2) Kebutuhan pembelanjaan untuk menutup kekurangan. Sedangkan sumber pemerimaan dan pengeluaran kas itu sendiri terdiri dari 2 sektor yaitu: 1) Sektor Penerimaan Kas, terdiri dari: a. Penjualan Tunai. b. Penagihan Piutang. c. Peneriman Lainnya seperti penghasilan bunga, sewa, deviden dan sebagainya. 2) Sektor Pengeluaran Kas, terdiri dari: a. Pembelian Barang. b. Pembayaran Upah Tenaga Kerja. c. Pembayaran Hutang. d. Pembayaran Biaya Administrasi. e. Pembayaran Lain-lain seperti pembayaran biaya penjualan, bunga, sewa. 2.2.2 Kegunaan Anggaran Kas Menurut Gunawan Adisaputro dalam bukunya “Anggaran Kas” menjelaskan tentang kegunaan penyusunan anggaran kas, yaitu: 1. Untuk menentukan posisi kas dalam berbagai kurun waktu. 2. Untuk mempersiapkan keputusan tentang pembelanjaan. 3. untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya kelebihan dan kekurangan kas. 4. Sebagai dasar kebijakan otorisasi dana yang telah disediakan. Menurut Syafaruddin Alwi dalam bukunya “Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan” mengemukakan secara umum kegunaan anggaran kas adalah: 1. Dapat dipergunakan untuk mengantisipasi kebutuhan dana apakah defisit atau surplus. 2. Dapat dipergunakan untuk mencapai target dan mengukur keberhasilan. 3. Dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan. Berdasarkan uraian di atas, maka anggaran kas disusun untuk dapat mengendalikan uang kas agar tetap seimbang antara penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi serta untuk memperoleh laba dan menjamin likuiditas perusahaan. Adapun laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan selisih antara jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Makin besar jumlah pendapatn dan makin kecil jumlah biaya, semakin besar laba yang diperoleh. Sedangkan likuiditas adalah ukuran mengenai kemampuan suatu perusahaan atau badan usaha dalam memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran atas tagihan-tagihan yang ada. 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas menurut M.Munandar dalam bukunya “Budgeting”(2000;312) yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas antara lain: a. Anggaran penjualan. b. Keadaan persaingan di pasar. c. Posisi perusahaan dalam persaingan. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan. e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. f. Anggaran perubahan aktiva tetap. g. Rencana-rencana tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber yang lain (nonoperating). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain: a. Anggaran pembelian bahan mentah. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah. e. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung. f. Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung. g. Anggaran Biaya Administrasi. h. Anggaran perusahaan aktiva tetap. i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non-operating) 2.2.4 Metode dan Prosedur Penyusunan Anggaran Kas. Metode penyusunan anggaran kas adalah: 1. Metode Perkiraan kas atau Metode Langsung. Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar dari anggaran, seperti: penjualan, biaya dan pengeluaran untuk penambahan barang modal. Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. 2. Metode Ikhtisar Rugi-Laba atau Metode Tidak Langsung. Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar rugi-laba yang dianggarkan. Laba berisi yang direncanakan diubah dari dasar actual menjadi dasar kas artinya disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non kas seperti persediaan piutang biaya yang dibayar dimuka, actual dan penundaan. Selanjutnya sumber kas lainnya dan kebutuhan kas lainnya dicari. Metode ini cocok untuk proyeksi kas dalam jangka panjang. Untuk sejumlah perencanaan kedua pendekatan akan memberikan arus kas yang sama, hanya berbeda dalam jumlah rincian yang diberikan. Untuk menyusun anggaran kas diperlukan: 1. Laporan laba-rugi lengkap yang digunakan khusus untuk menyusun arus kas. 2. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, keuangan dan operasional. 3. Analisis atas perkiraan yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian yang mempengaruhi kas, baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” (2000;97) penyusunan anggaran kas dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, sehingga pada tahap ini dapat diketahaui adanya defisit atau surplus karena rencana operasinya perusahaan. Transaksi pada tahap ini merupakan transaksi operasi (operating transactions). 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali. 3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.