Analisis Makroekonomika Bank Sentral: pENDEKATAN is-mp-mNKpC & siNTEsis NEOKLAsiK bARU*) Pengampu: Prof. Insukindro, Ph.D Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Email: [email protected]; *) Materi Ceramah, Evaluasi Kurikulum & TOT Pengayaan Kebanksentralan, PRES BI di Yogyakarta, 20-21 Maret 2014. Versi awal materi ini telah disampaikan dalam workshop di PRES BI Jakarta, 30-31 Juli 2013 mONETARY pOLiCY Macroeconomic Policies - Monetary policy - Fiscal Policy - Trade Policy - Employment Policy - Others Monetary policy is a macroeconomic policy Social Welfare CENTRAL bANK sTRATEGY Tools of the Central Bank Open Market Operations (OMO) Discount policy Reserve Requirement (RR) Operating Targets Reserve Aggregates Interest rate (short-run) Mishkin, 2003: 458-459 Intermediate Targets Monetary Aggregates (M1, M2, M3) Interest rate (short- and long-term) Goals Economic growth High employment Price stability Financial market stability and so on Framework of Monetary Policy Operational Framework Tools - OMO - Discount Facilities - Min. Reserve Ratio - Appeal etc Operating Targets - SR Interest rate - Reserve money Strategy Framework Intermediate Targets - LR interest rate - M1, M2, credit Final Targets - Inflation - Economic growth Nominal Anchor PPSK BI, 2006 Target - Exchange rate Monetary aggregate inflation targeting Nominal output No explicit nominal anchor FRAmEwORK OF mONETARY pOLiCY Quantity Tools - Open Market Operation - Minimum Reserve Requirement - Discount Facilities Approach Operating Targets Intermediate Targets Final Targets - Reserve Money - Monetary Aggr. - Price Stability (M0); (M1, M2), Credit - Economic growth - Reserve bank - Interest Rate - Employment FRAmEwORK OF mONETARY pOLiCY Interest rate approach Tools - Open market operation - Minimum Reserve Requirement - Discount Facilities - etc Operating Targets - SR Interest rate Informational Variables Final Targets - Price Stability - Economic growth - Employment ALiRAN/mAzHAb EKONOmiKA 1. Aliran Baku Ekonomika Faktor produksi dan barang dipandang sebagai sumber-sumber ekonomi (properti). Dalam kasus ini, properti (property) didefinisikan sebagai hak untuk menggunakan sumber-sumber tsb secara fisik termasuk perolehannya, mempertukarkan dan merubahnya. Menurut aliran baku ekonomika, properti dibedakan menjadi 2 yaitu properti individu (privat) dan properti publik (milik pemerintah). 2. Aliran Tidak Baku Ekonomika ≈ Ekonomika Properti (Property Economics) Aliran ini tidak sependapat dg aliran baku, dan membedakan antara properti dan kepemilikan (possession). Menurut aliran ini, properti didefinisikan sebagai hak memperoleh pembebanan dan jaminan (koleteral) atau hak untuk menukarkan atau hak untuk tidak menyentuh sumber-sumber ekonomi. Kepemilikan didefinisikan sebagai “hanya” hak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi secara fisik dan perolehannya, termasuk hak untuk merubah bentuk dan substansi sumber-sumber berkenaan. Steiger, 2006 Gb.1: ALiRAN bAKU EKONOmiKA Klasik Keynes Sintesa Neoklasik Keynesian Klasik Baru T. Siklus Bisnis Keynesian Baru Sintesa Neoklasik Baru (1997) Makroekonomika Konsensus Baru Goodfriend & King, 1997; Arestis & Sawyer, 2008; Duarte, 2011; Combie & Pike, 2012 dan Insukindro, 2012b Gb. 2: ALiRAN NON-bAKU EKONOmiKA Klasik Sintesa Neoklasik Keynes Keynesian Ekonomika Kelembagaan Ek. Kelembagaan Baru Steiger, 2006; Insukindro, 2012a, 2012b Ekonomika Properti (2000) is-mp-mNKpC: pENGANTAR Pendekatan IS-MP-MNKPC merupakan salah satu wujud kontribusi teori ekonomika makro “baru”: Sintesis Neoklasik baru (New Neoclassical Synthesis), lihat misalnya: Romer, 2000; Giese and Wagner, 2007; Hubbard dkk , 2012 : Ch. 9-13, 15 dan Mishkin, 2012: Ch 10, 12 &13). Jika penulis sebelumnya mengemukakan pendekatan ini dalam tulisan mereka di jurnal akademik, maka Hubbard dkk (2012) dan Mishkin (2012) menguraikannya dalam buku mereka. IS merupakan kurva keseimbangan di pasar barang & jasa. MP adalah kurva kebijakan moneter bank sentral dan MNKPC adalah kurva modifikasi New Keynesian Phillips Curve. Catatan: Uraian dalam makalah ini merupakan perluasan dari Insukindro , 2011 dengan memasukan Hubbard dkk, 2012. pENDEKATAN is-mp-pC Model ini terdiri atas 3 komponen, yakni: 1. Kurva IS yang mencerminkan keseimbangan di pasar barang dan jasa. 2. Kurva MP yang menggambarkan kebijakan moneter Bank Sentral. 3. Kurva PC yang merepresentasikan kurva Phillips ( ≈ Modified New Keynesian Phillips Curve = MNKPC dengan berbagai model) yang menggambarkan hubungan jangka pendek antara kesenjangan output (output gap atau perbedaan antara GDP riil dan GDP potensial) dan inflasi. Hubbard dkk (2012: Ch. 9) TE TE(r1) E1 TE1 TE0 O TE(r0) r1 < r0 E0 450 Y0 r Y Y1 r0 D0 r1 D1 IS O Y Gb 3: Keynesian Cross: Penurunan Kurva IS Perekonomian Tertutup Y = C + I + G = C0 + αY + I0 – βr + G0 ~ TE Y = δ(A – βr) ~ Kurva IS perekonomian tertutup A = C0 + I0 + G0 dan δ = 1/(1-α) TE E1 TE*(r1) TE1 TE* (r0) r1 < r0 TE0 O E0 450 Y0 r Y Y1 r0 D0 r1 D1 IS O Y Gb 3a: Keynesian Cross: Penurunan Kurva IS Perekonomian Terbuka Y = C + I + G + NX = C0 + αY + I0 – βr + G0 + NX0 ~ TE* Y = δ(D – βr) ~ Kurva IS perekonomian terbuka D = C0 + I0 + G0 + NX0 dan δ = 1/(1-α) r Y=YP Gb. 4a: Kurva IS & Output Gap (Makroekonomika Baku) Y = C0 + αY + I0 – βr + G0 + NX0 Output gap: Ỹ = Y-YP → substutitusikan ke persamaan di atas. E Ỹ = C0 + α Ỹ + I0 – βr + G0 + NX0 Ỹ = θ(D – βr) ~ Kurva IS IS - O + Ỹ Ỹ = Y-YP D = C0 + I0 + G0 + NX0 dan θ = 1/(1-α) r Y=YP Gb. 4b: Kurva IS & Output Gap (Hubbard et al, 2012, Ch. 9) Y = C0 + αY + I0 – βr + G0 + NX0 Output gap: Ŷ = [(Y-YP)/YP] ~ dalam Makroek. Baku → fluktuasi ekonomi. E Ŷ = C0 + α Ŷ + I0 – βr + G0 +NX0 Ŷ = θ(D – βr) ~ Kurva IS IS - O + Ŷ Ŷ = [(Y-YP)/YP] D = C0 + I0 + G0 + NX0 dan θ = 1/(1-α) r Y=YP Gambar 5: Pergeseran Kurva IS E IS1 IS0 - O + Ŷ Gb. 6: KURVA LM Kebjikan Moneter: Sasaran Uang Beredar r r MS1 LM E2* E1* r* E1 Md2 Md1 O O M1 M2 M Ŷ0 - Y=Ŷ1 Catatan: suku bunga nominal dan suku bunga riil dalam Keynesian + Ŷ r Y=YP Gb 7a: Kurva LM Kenaikan Uang Beredar LM0 LM1 r0 E0 r1 0 E1 Ŷ=O Ŷ r Y=YP Gb 7b: Keseimbangan Kurva IS-LM LM r* E IS 0 Ŷ=O Ŷ KURvA mp (KEbiJAKAN mONETER) Hubungan suku bunga nominal jangka pendek dan suku bunga riil jangka panjang (Hubbard et al, 2012: 313-316) iLt rLt rLt iLt i TSE = i + TSE + DP = iLt – πe = i +TSE + DP – πe = suku bunga nominal jangka panjang = suku bunga nominal jangka pendek = Jangka struktur tingkat suku bunga (term structure of interest rate). Hubungan diantara suku bunga obligasi yg mempunyai karakteristik serupa tetapi memiliki jatuh tempo yg berbeda. DP = premi resiko kegagalan (default-risk premium) πe = tingkat inflasi asa Dalam penurunan kurva MP, Hubbard et al beranggapan. 1. 2. TSE dan DP konstan πe konstan Gb. 7: KURVA MP Kebjikan Moneter: Sasaran Suku Bunga r MS1 r MS2 E2 r* E1 E1* E2* MP Ŷ1 Ŷ Md2 Md1 O O M1 M2 M Ŷ0 r Gambar 8: Pergeseran Kurva MP Target i ↑ ~ r ↑ → MPo ke MP1 Kasus serupa: TSE ↑, DP ↑ & πe ↓ MP1 r** ↑ r* O MP0 Ŷ r r* Y=YP Gb 9: Keseimbangan Kurva ISMP MP E IS0 Ŷ=O Ŷ r Gb. 10: Keseimbangan Kurva IS-MP Kaitkan juga keseimbangan ini dengan kasus-kasus di Gambar 3 Y=YP MP1 r* MP E MP2 IS 0 Ŷ1 <0 Ŷ=O Ŷ2 >0 Ŷ r Gb 11: Derivasi alternatif Kurva MP Y=YP LM0 → F r1 r* ↑↓ MP E → 0 LM1 Ŷ=O → IS0 → Ŷ1 Ŷ2 IS1 Ŷ Kejutan positif permintaan, IS0 ke IS1 → r* ke r1 , agar r sesuai target ~ LM0 ke LM1 → kurva LM KURvA pHiLLips Neo Klasik/Keynesian πt = πt -1 + λ (Yt-Yt*) ~ πte = 0 Klasik Baru atau Keynesian Baru ~ NKPC (New Keynesian Phillips Curve) πt = α Eπt + λ (Yt -Yt*) Hybrid NKPC (HNKPC) ≈ MNKPC (Modified New Keynesian Phillips Curve) πt = αEπt + βπt-1 + λ (Yt -Yt*) HNKPC & Var. Kejutan ≈ MNKPC & Var. Kejutan πt = αEπt + βπt-1 + λ (Yt -Yt*) + θ1∆St + θ2St-1 KURvA pHiLLips π π PC PC E2 π2 E2 π2 E1 π1 π1 O Y1 O Y2 Y Gb. 12a (Williamson, 2008: Ch. 17) E1 Ŷ0 Ŷ1 Ŷ Gb 12b (Hubbard dkk, 2012: Ch.9) Y=YP r E1 r0 Gb. 13: IS-MP & PC: Panel a E0 MP0 Kejutan Sisi Permintaan & Kebijakan Moneter Ekspansif MP1 Panel a: Kurve IS-MP ↓ r1 E2 ← 0 π ← → Ŷ1 IS0 IS1 Ŷ0 ~ Y=YP Ŷ PC Anggaplah keseimbangan awal di E0 {Ŷ0, r0}, → terjadi kejutan negatif sisi permintaan, kurva IS bergeser ke kiri ~ IS0 → IS1, keseimbangan bergeser ke E1 →Y↓ (Y<YP) ~ Ŷ1 → resesi. Panel b: Kurve PC π0 ↓ ↑ π1 F0 F1 ← → 0 Ŷ1 Panel b Ŷ0 Ŷ Inflasi turun dari π0 → π1. Bank Sentral /Fed turunkan r ~ r0→ r1 & kurva MP ↓ ~ MP0 → MP1 ~ keseimbangan baru E2 ~ π↑ dr π1 → π0 r Gb. 14: IS-MP & PC: Panel a E1 r1 MP1 ↑ r0 MP0 E0 → ← 0 π Ŷ1 IS1 Ŷ0 ↑ PC0 F1 π1 ↓ F 2 π0 ↑ F0 → ← 0 Ŷ PC1 Ŷ1 Panel b Ŷ0 Ŷ Kejutan Sisi Penawaran & Kebijakan Moneter Anggaplah keseimbangan awal di E0 {Ŷ0, r0} & F0 {Ŷ0, π0} Harga minyak ↑ ~ Kejutan sisi penawaran → kurva Philips ↑ ~ PC0 → PC1 dan inflasi (π) ↑ ~ π1 → π2 → inflasi aktual > inflasi asa. Dalam situasi ini bank sentral/Fed mempunyai 2 pilihan: (1) r↑ → MP0 ke MP1 ~ keseimbangan bergeser dari E0 ke E1 → π ↓ dari π1 → π0. (2) Bank Sentral/Fed mempertahankan r = r0 atau keseimbangan tetap di E0 atau F1 tetapi perekonomian berada pada π yang tinggi (π1). r r1 r2 MP (π1) E1 ↑ E0 MP (π0) IS 0 Ŷ1 π Ŷ0 Ŷ PC π1 F1 ↑ π0 F0 Ŷ1 Ŷ0 Keseimbangan awal di E0 (Ŷ0, r0), π ↑ dari π0 ke π1 → MP ↑ dari MP (π0) ke MP (π1), keseimbangan baru di E1 (Ŷ1, r1) ~ Ŷ ↓ ~ diperoleh kurva Yd (permintaan agregat). Lihat juga: Romer, 2000; Wagner & Geese, 2007. Yd 0 Gb 15: Penurunan Kurva Permintaan Agregat: Pendekatan IS-MP Ŷ KURvA mp pEREKONOmiAN TERbUKA sisTEm KURs LUwEs r MP* r* O MP Ŷ Gb. 16: Kurva MP Dalam menjelaskan gradien kurva MP kasus ini, Hubbard et al, 2012: 578-580, membuat ilustrasi dengan menggunakan kurva Philips. Jika output-gap ↑ → π ↑ dan untuk mempertahankan sasaran inflasi (kebijakan moneter) yang rendah dan stabil, maka bank sentral ↑ r. Kurva MP mempunyai gradien positif (MP*) r r MP r* E* E NCF IS O Ŷ O NCF* NCF Gb. 17a: Kurva IS-MP Gb. 17b: Kurva NCF Keseimbangan di E. Gradien Kurva MP posi f → ada kecenderungan bank sentral ↑ r jika Ŷ ↑ NCF ↓ jika r ↑ karena NCF = NX NCF sebagai persentase dari YP MP0 r MP1 E0 r0* r E0* ↓ r1* E1* E1 NCF IS → O Ŷ0 → Ŷ1 Ŷ O NCF0* NCF1* NCF Gb. 18a: Kurva IS-MP Gb. 18b: Kurva NCF Kebijakan moneter ekspansif ~ MP0 → MP1 ~ Keseimbangan baru E1 (Ŷ1, r1*) ~ Ŷ↑ dan r ↓ r ↓ → NCF ↑ ~ NCF0* → NCF1* KURvA mp pEREKONOmiAN TERbUKA sisTEm KURs TETAp r Gb. 19: Kurva MP MP* ř O Ŷ Dalam menjelaskan gradien kurva MP kasus ini, Hubbard et al, 2012: 584-586, mengemukakan bahwa bank sentral memerlukan cadangan devisa (CD) yang cukup untuk mempertahankan nilai tukar tetap pada tingkat bunga riil (terendah) tertentu, misalnya: ř ~ r < ř (?)→ kurva MP horizontal. Jika r > ř → gradien MP positif. r r MP r* E* E ř NCF IS O Ŷ* Ŷ O NCF* NCF Gb. 20a: Kurva IS-MP Gb. 20b: Kurva NCF Keseimbangan di E(Ŷ*, r*). Jika r↓= ř ~ kurva MP horizontal & jika r > ř ada tendensi bank sentral ↑ r jika Ŷ ↑ ~ gradien kurva MP posi f. NCF ↓ jika r ↑. Jika NCF < 0 → CD ↑ ~ memudahkan menjaga kurs tetap & NCF > 0 → CD ↓ ~ mempersulit menjaga kurs tetap r r MP E1 E1* r 1* r 0* ↑ E0* E0 → IS1 ř NCF IS0 → O Ŷ0 ← Ŷ1 Ŷ O NCF1* NCF0* NCF Gb. 21a: Kurva IS-MP Gb. 21b: Kurva NCF Keseimbangan awal di E0. Kebijakan fiskal ekspansif ~ IS0 → IS1 ~ keseimbangan baru E1 (Ŷ1, r1*) ~ Ŷ↑ dan r ↑ r↑ ~ NCF ↓ dari NCF0*→NCF1* siNTEsis NEOKLAsiK bARU Ada beberapa istilah tentang teori ini 1. 2. Sintesis Neoklasik Baru (New Neoclassical Synthesis = NNS) Makroekonomika Konsensus Baru (New Consensus Macroeconomics = NCM) 3. Perspektif Keynesian Baru (New Keynesian Perspective ) Intinya: konvergensi antara Ekonomika Keynesian Baru (New Keynesian Economics = NKE) dan Teori Siklis Bisnis Riil (Real Business Cycles Theory = RBC). Beberapa referensi terkait NNS & NCM Goodfriend & King (1997), King (2000), Romer (2000), Linneman & Schabert (2003), Goodfriend (2004, 2008), Zouache (2004), Giese & Wagner (2007), Arestis & Sawyer (2008), Fagiolo & Roventini (2008), Arestis (2009) , Arestis dkk (2010), Duarte (2011), and Combie & Pike (2012). Prinsip-Prinsip NNS (Zouache, 2004) 1. Dinamik Dlm model NNS, implikasi perilaku optimisasi dikaji dalam kerangka pilihan antar waktu. 2. Agen Representasi Mengkaji proses keputusan agen ek. individu dan dianggap bhw perilaku mikroek. ini merepresentasikan perilaku seluruh agen dalam perekonomian. 3. Keseimbangan Umum Perilaku variabel agregat merupakan hasil market clearing pilihan individu RT dan perusahan. 4. Verifikasi Empiris Hasil model NNS harus dikonfrontasikan dengan fakta DAsAR miKRO mAKROEKONOmiKA 1. Perilaku Konsumen Individu (Gambar 22) Titik E = endowment point C1 = Y1, C2 = Y2 dan r sebagai biaya oportunitas Ci{x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O} ~ i = 1,2 Perhatikan Titik F. Pada periode 1: C1<Y1 → S = Y1-C1 Pada periode 2: C2 = Y2 + (Y1-C1)(1+r) Garis anggaran: C1 + C2/(1+r) = Y1 + Y2/(1+r) Beberapa model optimalisasi Maks U = U (C1, C2) s.t. C1 + C2/(1+r) = Y1 + Y2/(1+r) Maks U = U (Ct, Ct+1) s.t: Ct + Ct+1/(1+r) = Yt + Yt+1/(1+r) Koutsoyiannis, 1982: Appendix 3.2, Williamson, 2008: Ch.8 Y1(1+r)+Y2 C2 Gb. 22:Pilihan Intertemporal B F C2 F C2 E IC BL O A C1 F C1 Y1 + Y2 1+r C1 C2 Gb. 23: Pilihan Intertemporal bl0 E1 IC1 E0 bl1 E IC0 0 r1 r0 C1 A r C1 C A1 E(C1) AC B E(C1) 0 AA1 C1 C1 1 C1 0 C1 → Konsumsi periode 1 ~ Konsumsi yg diinginkan → Estimasi C1 → disequilibrium ~ kesalah ketidakseimbangan → Residu ~ C1 tak terduga Maks U = U (ECt, ECt+1) s.t: ECt + ECt+1/(1+r) = EYt + EYt+1/(1+r) Maks U = Σt U(Ct+i ) s.t: ΣiCt+i/(1+r)i-1= ΣiYt+i/(1+r)i-1 Misal: Maks U = U(Ct) + U(Ct+1)/(1+α) α = faktor diskonto s.t: Ct + Ct+1/(1+r) = Yt + Yt+1/(1+r) L = U(Ct)+U(Ct+1)/(1+α) – λ[Ct+Ct+1/(1+r) –Yt - Yt+1/(1+r)]~ Lagrange multiplier FOC: MUct / MUct+1= (1+r) / (1+α) C1 = {(1+ α )/(2+α)} { Y1 + Y2 /(1+r)} C2 = {(1+ r )/(1+α)} { Y1 + Y2 /(1+r)} Catatan: untuk model periode berganda dapat diselesaikan dengan cara Hamilton 2. Perilaku Produsen Individu (Gambar 24) Perusahaan dianggap mempunyai sumber-sumber daya (kapital, misalnya) yang produktif dan dapat diujudkan dalam 3 pilihan sebagai berikut. a. Sesegera mungkin seluruh sumber diuangkan (dilikuiditaskan) pada periode 1 ~ mirip dengan kasus1 (konsumen) → lihat titik K1 b. Seluruh sumber diinvestasikan dan menerima hasil (return) diakhir periode 2 → lihat titik K c. Sebagian diuangkan (kasus a) dan sebagian diinvestasikan (kasus b) → lihat titik A Di A, besarnya investasi = K1A1 & yg diuangkan = OA1 Garis KK1 ~ Kurva Transformasi Produksi → strategi investasi → kurva kemungkinan produksi. S2 Gambar 24 K v1 (1+r) A2 O A A1 K1 = v1 S1 S2 (t+1) K V2 (1+r) Gambar 25 E IC V1 (1+r) A A2 V2 O A1 K1 = V1 S1 (t) Perhatikan Gambar 25 Di titik A, besarnya investasi pada periode 1 sebesar A1K1, dan yang diuangkan OA1. Keputusan untuk melakukan investasi seperti di A, akan meningkatkan nilai sekarang sumber-sumber daya dari OK1 ke OV2 . Keputusan investasi ini berarti akan ada produksi barang, misalnya x1 dan x2 ~ ingat Kurva Kemungkinan Produksi. Begitu seterusnya sehingga akan diperoleh titik strategi investasi yang optimal yaitu di titik E. Catatan: jika konsumsi pemilik perusahaan lebih besar daripada OA1 berarti ybs harus meminjam dengan bunga sebesar r. S2 (t+1) Gb. 26 Kombinasi antara kasus Gb23 (menabung optimal) & Gb 25 (strategi investasi optimal) B K E2 O F E E1 IC K1 A S1 (t) S2 (t+1) Gb. 27: Strategi Investasi Optimal B’ B G K F IC’ E2 E H2 O IC H E1 H1 K1 A’ A S1 (t) Gambar 28 r B F1 r1 E1 r0 I = I(r) O A H1 E1 I 3. Perilaku Pemerintah (Gambar 29) Anggaplah pengeluaran konsumsi pemerintah pada periode 1 & 2 adalah G1 & G2, total penerima pajak (agregat) pada periode 1 & 2 yakni T1 & T2. N merupakan jumlah penduduk dan t adalah tingkat pajak yang dibayar oleh masing-masing individu, sehingga T1 = t1N & T2 = t2N. Jika pemerintah menghadapi defisit anggaran, maka pemerintah dapat melakukan utang dengan menjual obligasi & dianggap obligasi pemerintah dan swasta sama serta menghasilkan bunga r. Anggap juga bahwa B1 adalah jumlah obligasi pemerintah yang diterbitkan periode 1, sehingga kendala anggaran pemerintah: G1=T1+B1. Pada periode 2: G2 + (1+r)B1 = T2 atau B1=(T2-G2)/(1+r) Kendala anggaran pemerintah: G1+G2/(1+r) = T1+T2/(1+r) Gambar 29 T1(1+r)+T2 G2 B G2 E F G2F O BL A G1 G 1F T1 + T2 1+r G1 Model Dasar NNS (Giese & Wagner, 2007) 1. Keseimbangan Pasar Barang ~ Kurva IS diterawang ke depan (forward looking) Menggambarkan keseimbangan pasar barang dan dipengaruhi oleh suku bunga riil dan pendapatan asa masa depan. Kurva ini diturunkan dari fungsi utilitas seorang RT dengan konsumsi dan neraca kas riil (real cash balance) sebagai variabel endogin, dan suatu kendala anggaran antar waktu yang memungkinkan dikenalkannya perilaku penerawangan ke depan sisi permintaan dalam pereko-nomian. Hal ini karena agen-agen ekonomi menghadapi pilihan antar waktu antara mengkonsumsi dan menabung setiap waktunya. 2. Kurva Penyesuaian Inflasi ~ Kurva IA Menggambarkan perilaku perusahaan dalam penentuan harga diterawang ke depan dengan anggapan adanya kekakuan harga. Kurva ini diturunkan dengan anggapan bahwa perusahaan berada pasar persaingan monopolistik dan berusaha memaksimumkan nilai sekarang laba di saat yad. Dengan demikian kurva ini menggambarkan perilaku penerawangan ke depan dari sisi penawaran dalam perekonomian 3. Kurva Kebijakan Moneter ~ Kurva MP Menggambarkan kebijakan otoritas moneter dalam menentukan suku bunga. Dalam kasus ini dicirikan oleh kaidah suku bunga menurut Taylor, dan tergantung pada variabel output dan inflasi. Kurva IS : Kurva MP: Kurva IA : yt = Et yt+1 - a1(rt-r*) rt = r0 + c1πt + c2(yt-y*) πt = βEtπt+1+ φ(yt-y*) + εts a1, c1, c2, φ > 0; β ≤ 0 r = suku bunga riil y = output (dalam log) π = inflasi r* = r tingkat alamiah y* = y tingkat alamiah Output asa dapat dicapai jika tidak ada harga yang kaku r* tercapai bila permintaan barang (agregat) = y*. φ mencerminkan pengaruh fluktuasi output terhadap perilaku penentapan harga (π) oleh perusahaan. φ = 0, harga tidak luwes sempurna φ = ∞, harga luwes sempurna Analisisnya lihat Gambar 5 Gambar 30 r MP (π1) r1 MP (π0) E1 r2 E0 IS 0 y1 y0 y π IA π1 F1 π2 F0 YD 0 y1 y0 y NCm pEREKONOmiAN TERbUKA Model Struktural (Arestis, 2009) (1) Yt = a0+a1Yt-1+a2EtYt+1+a3(Rt-Etpt+1)+a4rert+s1 (2) pt = b1Yt+b2pt-1+b3Etpt+1+b4(Etpwt+1-EtΔert)+s2 (3) Rt = (1-c3){(RR*t+Etpt+1+ c1Yt-1+c2(pt-1-pT)}+c3Rt-1 +s3 (4) rert =d0+d1{(Rt-Etpt+1)-(Rwt-Etpwt+1)}+d2CAt +d3Etrert+1+s4 (5) CAt=e0+e1rert+e2Ywt+s5 (6) ert =rert+Pwt-Pt Di mana: a0 adalah konstanta yg dpt mencerminkan kebijakan fiskal,Y & Yw mencerminkan kesenjangan output domestik &dunia, R & Rw adalah suku bunga nominal domestik & dunia, p & pw yakni tingkat inflasi domestik & dunia, pT adalah sasaran inflasi, RR* mencerminkan suku bunga riil keseimbangan, rer yaitu kurs riil, er adalah kurs nominal, P & Pw yakni harga (dalam logaritma) domestik & dunia, CA adalah meraca transaksi berjalan, s1 – s5 merupakan kejutan stokastik & E adalah ekspektasi REFERENSI Arestis, P. (2009), New Consensus Macroeconomics: A Critical Appraisal, The Levy Economic Institute, Working Paper No. 564. Arestis, P., G. Chortareas and J.D. Tsaukalas (2010), Money and Information in A New Neoclassical Synthesis Framework, Economic Journal, 120: 101-128. Arestis, P. and M. Sawyer (2008), A Critical Reconsideration of the Foundations of Monetary Policy in the New Consensus Macroeconomics Framework, Cambridge Journal of Economics, 32: 761-779. Duarte, P.G. (2011), Not Going Away? Microfoundation in the Making of a New Consensus in Macroeconomics, Working Paper Series No. 2011-2, Department of Economics, FEA-University of Sao Paulo. Fagiolo, G. and A. Roventini (2008), On the Scientific Status of Economic Policy: A Tale of Alternative Paradigms, LEM Working Paper, No.03, February. Giese, G. and H. Wagner (2007), Graphical Analysis of the New Neoclassical Synthesis, Diskussionsbeitrag Nr. 411, April.. Goodfriend, M. (2004), Monetary Policy in the New Neoclassical Synthesis: A Primer, Economic Quarterly, Federal Reserve Bank of Richmond, 90: 21-45 Goodfriend, M. (2008), The Case for Price Stability with a Flexible Exchange Rate in the New Neoclassical Synthesis, Cato Journal, 28: 247-254. Goodfriend, M. and R.G. King (1997), The New Neoclassical Synthesis and the Role of Monetary Policy, NBER Macroeconomics Annual: 971-987. Hubbard, R.G., A.P. O’Brien and M. Rafferty (2012), Macroeconomics, Pearson Education, Inc. Insukindro (2011), Permodelan Makroekonomi, Bahan Ajar, Pelatihan untuk dosen, mahasiswa S3 dan S2, diselenggarakan oleh FEB UGM, Yogyakarta, 29-30 September. Insukindro (2012a), Mengenal Ekonomika Penilaian Properti, Orasi Ilmiah, Dies Natalis ke 57, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta, 19 September. Insukindro (2012b), Pendidikan Profesi Penilai Masa Depan di Indonesia, Makalah, disampaikan dalam acara Sosialisasi Penilai Publik diselenggarakan oleh PPAJP Kemenkeu, Yogyakarta 9 November. King, R.G. (2000), The New IS-LM Model: Language, Logic, and Limits, Economic Quarterly, Federal Reserve Bank of Richmond, 86/3: 45103. Koutsoyiannis, A. (1982), Non-Price Decisions, The Firm in a Modern Context, The Macmillan Press Ltd. Linneman, L. and A. Schabert (2003), Fiscal Policy in the New Neoclassical Synthesis, Journal of Money, Credit and Banking, 35: 911-929. McCombie, J.S.L and M. Pike (2012), The End of the Consensus in Macroeconomic Theory? A Methodological Inquiry, CCEPP WP 0212, Department of Land Economics, University of Cambridge, March. Miskhin, F.S. (2003), The Economics of Money, Banking, and Financial Market, Addision Wesley. Mishkin, F.S. (2012), Macroeconomics: Policy & Practice, Pearson Education, Inc. PPSK BI (2006), Modul Kebanksentralan Romer, D. (2000), Keynesian Macroeconomics without the LM Curve, Journal of Economic Perspectives, 14: 149-169. Steiger, O. (2006), Property Economics versus New Institutional Economics: Alternative Foundations of How to Trigger Economic Development, Journal of Economic Issues, Vol. XL, No. 1: 183-208. Williamson, S.D. (2008), Macroeconomics, Pearson Education, Inc. Zouache, A. (2004), Towards A ‘New Neoclassical Synthesis’? An Analysis of the Methodological Convergence between New Keynesian Economics and Real Business Cycle Theory, History of Economic Ideas, XII/1: 95-117.