Analisis Makroekonomika Bank Sentral:

advertisement
Analisis Makroekonomika Bank Sentral:
pENDEKATAN is-mp-mNKpC
& siNTEsis NEOKLAsiK bARU*)
Pengampu:
Prof. Insukindro, Ph.D
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
Email: [email protected];
*)
Materi Ceramah, Evaluasi Kurikulum & TOT Pengayaan Kebanksentralan, PRES
BI di Yogyakarta, 20-21 Maret 2014. Versi awal materi ini telah disampaikan dalam
workshop di PRES BI Jakarta, 30-31 Juli 2013
mONETARY pOLiCY
Macroeconomic Policies
- Monetary policy
- Fiscal Policy
- Trade Policy
- Employment Policy
- Others
Monetary policy is a macroeconomic policy
Social
Welfare
CENTRAL bANK sTRATEGY
Tools of the
Central Bank
Open Market Operations
(OMO)
Discount
policy
Reserve
Requirement
(RR)
Operating
Targets
Reserve
Aggregates
Interest rate
(short-run)
Mishkin, 2003: 458-459
Intermediate
Targets
Monetary
Aggregates
(M1, M2, M3)
Interest rate
(short- and
long-term)
Goals
Economic
growth
High
employment
Price stability
Financial
market stability
and so on
Framework of Monetary Policy
Operational Framework
Tools
- OMO
- Discount Facilities
- Min. Reserve Ratio
- Appeal etc
Operating
Targets
- SR Interest rate
- Reserve money
Strategy Framework
Intermediate
Targets
- LR interest rate
- M1, M2, credit
Final Targets
- Inflation
- Economic growth
Nominal
Anchor
PPSK BI, 2006
Target
-
Exchange rate
Monetary aggregate
inflation targeting
Nominal output
No explicit nominal anchor
FRAmEwORK OF mONETARY pOLiCY
 Quantity
Tools
- Open Market
Operation
- Minimum
Reserve
Requirement
- Discount
Facilities
Approach
Operating
Targets
Intermediate
Targets
Final
Targets
- Reserve Money - Monetary Aggr.
- Price Stability
(M0);
(M1, M2), Credit - Economic growth
- Reserve bank - Interest Rate
- Employment
FRAmEwORK OF mONETARY pOLiCY
 Interest rate approach
Tools
- Open market
operation
- Minimum
Reserve
Requirement
- Discount
Facilities
- etc
Operating
Targets
- SR Interest rate
Informational
Variables
Final
Targets
- Price Stability
- Economic growth
- Employment
ALiRAN/mAzHAb EKONOmiKA
1. Aliran Baku Ekonomika
Faktor produksi dan barang dipandang sebagai sumber-sumber
ekonomi (properti). Dalam kasus ini, properti (property) didefinisikan
sebagai hak untuk menggunakan sumber-sumber tsb secara fisik
termasuk perolehannya, mempertukarkan dan merubahnya. Menurut
aliran baku ekonomika, properti dibedakan menjadi 2 yaitu properti
individu (privat) dan properti publik (milik pemerintah).
2. Aliran Tidak Baku Ekonomika ≈ Ekonomika Properti
(Property Economics)
Aliran ini tidak sependapat dg aliran baku, dan membedakan
antara properti dan kepemilikan (possession). Menurut aliran ini,
properti didefinisikan sebagai hak memperoleh pembebanan dan
jaminan (koleteral) atau hak untuk menukarkan atau hak untuk tidak
menyentuh sumber-sumber ekonomi. Kepemilikan didefinisikan sebagai
“hanya” hak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi secara fisik
dan perolehannya, termasuk hak untuk merubah bentuk dan substansi
sumber-sumber berkenaan.
Steiger, 2006
Gb.1: ALiRAN bAKU EKONOmiKA
Klasik
Keynes
Sintesa Neoklasik
Keynesian
Klasik Baru
T. Siklus Bisnis
Keynesian Baru
Sintesa Neoklasik Baru (1997)
Makroekonomika Konsensus Baru
Goodfriend & King, 1997; Arestis & Sawyer, 2008; Duarte, 2011; Combie &
Pike, 2012 dan Insukindro, 2012b
Gb. 2: ALiRAN NON-bAKU EKONOmiKA
Klasik
Sintesa Neoklasik
Keynes
Keynesian
Ekonomika Kelembagaan
Ek. Kelembagaan Baru
Steiger, 2006; Insukindro, 2012a, 2012b
Ekonomika Properti
(2000)
is-mp-mNKpC: pENGANTAR
Pendekatan IS-MP-MNKPC merupakan salah satu wujud
kontribusi teori ekonomika makro “baru”: Sintesis Neoklasik
baru (New Neoclassical Synthesis), lihat misalnya: Romer,
2000; Giese and Wagner, 2007; Hubbard dkk , 2012 : Ch. 9-13,
15 dan Mishkin, 2012: Ch 10, 12 &13). Jika penulis
sebelumnya mengemukakan pendekatan ini dalam tulisan
mereka di jurnal akademik, maka Hubbard dkk (2012) dan
Mishkin (2012) menguraikannya dalam buku mereka.
IS merupakan kurva keseimbangan di pasar barang & jasa. MP
adalah kurva kebijakan moneter bank sentral dan MNKPC
adalah kurva modifikasi New Keynesian Phillips Curve.
Catatan: Uraian dalam makalah ini merupakan perluasan dari
Insukindro , 2011 dengan memasukan Hubbard dkk, 2012.
pENDEKATAN is-mp-pC
Model ini terdiri atas 3 komponen, yakni:
1. Kurva IS yang mencerminkan keseimbangan di pasar
barang dan jasa.
2. Kurva MP yang menggambarkan kebijakan moneter
Bank Sentral.
3. Kurva PC yang merepresentasikan kurva Phillips ( ≈
Modified New Keynesian Phillips Curve = MNKPC
dengan berbagai model) yang menggambarkan
hubungan jangka pendek antara kesenjangan
output (output gap atau perbedaan antara GDP riil
dan GDP potensial) dan inflasi.
Hubbard dkk (2012: Ch. 9)
TE
TE(r1)
E1
TE1
TE0
O
TE(r0)
r1 < r0
E0
450
Y0
r
Y
Y1
r0
D0
r1
D1
IS
O
Y
Gb 3:
Keynesian Cross:
Penurunan Kurva IS
Perekonomian
Tertutup
Y = C + I + G = C0 + αY
+ I0 – βr + G0 ~ TE
Y = δ(A – βr) ~ Kurva
IS perekonomian
tertutup
A = C0 + I0 + G0 dan
δ = 1/(1-α)
TE
E1
TE*(r1)
TE1
TE* (r0)
r1 < r0
TE0
O
E0
450
Y0
r
Y
Y1
r0
D0
r1
D1
IS
O
Y
Gb 3a:
Keynesian Cross:
Penurunan Kurva IS
Perekonomian
Terbuka
Y = C + I + G + NX = C0
+ αY + I0 – βr + G0
+ NX0 ~ TE*
Y = δ(D – βr) ~ Kurva
IS perekonomian
terbuka
D = C0 + I0 + G0 + NX0
dan δ = 1/(1-α)
r
Y=YP
Gb. 4a: Kurva IS & Output Gap
(Makroekonomika Baku)
Y = C0 + αY + I0 – βr + G0 + NX0
Output gap: Ỹ = Y-YP →
substutitusikan ke persamaan
di atas.
E
Ỹ = C0 + α Ỹ + I0 – βr + G0 + NX0
Ỹ = θ(D – βr) ~ Kurva IS
IS
-
O
+
Ỹ
Ỹ = Y-YP
D = C0 + I0 + G0 + NX0 dan
θ = 1/(1-α)
r
Y=YP
Gb. 4b: Kurva IS & Output Gap
(Hubbard et al, 2012, Ch. 9)
Y = C0 + αY + I0 – βr + G0 + NX0
Output gap: Ŷ = [(Y-YP)/YP] ~
dalam Makroek. Baku →
fluktuasi ekonomi.
E
Ŷ = C0 + α Ŷ + I0 – βr + G0 +NX0
Ŷ = θ(D – βr) ~ Kurva IS
IS
-
O
+
Ŷ
Ŷ = [(Y-YP)/YP]
D = C0 + I0 + G0 + NX0 dan
θ = 1/(1-α)
r
Y=YP
Gambar 5: Pergeseran Kurva IS
E
IS1
IS0
-
O
+
Ŷ
Gb. 6: KURVA LM
Kebjikan Moneter: Sasaran Uang Beredar
r
r
MS1
LM
E2*
E1*
r*
E1
Md2
Md1
O
O
M1
M2
M
Ŷ0
-
Y=Ŷ1
Catatan: suku bunga nominal dan suku bunga riil dalam Keynesian
+
Ŷ
r
Y=YP
Gb 7a: Kurva LM
Kenaikan Uang Beredar
LM0
LM1
r0
E0
r1
0
E1
Ŷ=O
Ŷ
r
Y=YP
Gb 7b: Keseimbangan
Kurva IS-LM
LM
r*
E
IS
0
Ŷ=O
Ŷ
KURvA mp (KEbiJAKAN mONETER)
Hubungan suku bunga nominal jangka pendek dan
suku bunga riil jangka panjang (Hubbard et al, 2012: 313-316)
iLt
rLt
rLt
iLt
i
TSE
= i + TSE + DP
= iLt – πe
= i +TSE + DP – πe
= suku bunga nominal jangka panjang
= suku bunga nominal jangka pendek
= Jangka struktur tingkat suku bunga (term structure of interest
rate). Hubungan diantara suku bunga obligasi yg mempunyai
karakteristik serupa tetapi memiliki jatuh tempo yg berbeda.
DP = premi resiko kegagalan (default-risk premium)
πe = tingkat inflasi asa
Dalam penurunan kurva MP, Hubbard et al
beranggapan.
1.
2.
TSE dan DP konstan
πe konstan
Gb. 7: KURVA MP
Kebjikan Moneter: Sasaran Suku Bunga
r
MS1
r
MS2
E2
r*
E1
E1*
E2*
MP
Ŷ1
Ŷ
Md2
Md1
O
O
M1
M2
M
Ŷ0
r
Gambar 8: Pergeseran Kurva MP
Target i ↑ ~ r ↑ → MPo ke MP1
Kasus serupa: TSE ↑, DP ↑ & πe ↓
MP1
r**
↑
r*
O
MP0
Ŷ
r
r*
Y=YP
Gb 9: Keseimbangan Kurva ISMP
MP
E
IS0
Ŷ=O
Ŷ
r
Gb. 10: Keseimbangan Kurva IS-MP
Kaitkan juga keseimbangan ini dengan
kasus-kasus di Gambar 3
Y=YP
MP1
r*
MP
E
MP2
IS
0
Ŷ1 <0
Ŷ=O
Ŷ2 >0
Ŷ
r
Gb 11: Derivasi alternatif
Kurva MP
Y=YP
LM0
→
F
r1
r*
↑↓
MP
E
→
0
LM1
Ŷ=O
→
IS0
→
Ŷ1
Ŷ2
IS1
Ŷ
Kejutan positif permintaan, IS0 ke IS1 → r* ke r1 , agar r sesuai target ~ LM0 ke
LM1 → kurva LM
KURvA pHiLLips
Neo Klasik/Keynesian
πt = πt -1 + λ (Yt-Yt*) ~ πte = 0
Klasik Baru atau Keynesian Baru ~ NKPC
(New Keynesian Phillips Curve)
πt = α Eπt + λ (Yt -Yt*)
Hybrid NKPC (HNKPC) ≈ MNKPC (Modified New
Keynesian Phillips Curve)
πt = αEπt + βπt-1 + λ (Yt -Yt*)
HNKPC & Var. Kejutan ≈ MNKPC & Var. Kejutan
πt = αEπt + βπt-1 + λ (Yt -Yt*) + θ1∆St + θ2St-1
KURvA pHiLLips
π
π
PC
PC
E2
π2
E2
π2
E1
π1
π1
O
Y1
O
Y2
Y
Gb. 12a (Williamson, 2008: Ch. 17)
E1
Ŷ0
Ŷ1
Ŷ
Gb 12b (Hubbard dkk, 2012: Ch.9)
Y=YP
r
E1
r0
Gb. 13: IS-MP & PC:
Panel a
E0
MP0
Kejutan Sisi Permintaan &
Kebijakan Moneter Ekspansif
MP1
Panel a: Kurve IS-MP
↓
r1
E2
←
0
π
←
→
Ŷ1
IS0
IS1
Ŷ0 ~ Y=YP
Ŷ
PC
Anggaplah keseimbangan awal
di E0 {Ŷ0, r0}, → terjadi kejutan
negatif sisi permintaan, kurva IS
bergeser ke kiri ~ IS0 → IS1,
keseimbangan bergeser ke E1
→Y↓ (Y<YP) ~ Ŷ1 → resesi.
Panel b: Kurve PC
π0 ↓ ↑
π1
F0
F1
←
→
0
Ŷ1
Panel b
Ŷ0
Ŷ
Inflasi turun dari π0 → π1. Bank
Sentral /Fed turunkan r ~ r0→ r1
& kurva MP ↓ ~ MP0 → MP1 ~
keseimbangan baru E2 ~ π↑ dr
π1 → π0
r
Gb. 14: IS-MP & PC:
Panel a
E1
r1
MP1
↑
r0
MP0
E0
→
←
0
π
Ŷ1
IS1
Ŷ0
↑
PC0
F1
π1
↓ F
2
π0
↑
F0
→
←
0
Ŷ
PC1
Ŷ1
Panel b
Ŷ0
Ŷ
Kejutan Sisi Penawaran &
Kebijakan Moneter
Anggaplah keseimbangan awal di
E0 {Ŷ0, r0} & F0 {Ŷ0, π0}
Harga minyak ↑ ~ Kejutan sisi
penawaran → kurva Philips ↑ ~
PC0 → PC1 dan inflasi (π) ↑ ~ π1 →
π2 → inflasi aktual > inflasi asa.
Dalam situasi ini bank sentral/Fed
mempunyai 2 pilihan: (1) r↑ →
MP0 ke MP1 ~ keseimbangan
bergeser dari E0 ke E1 → π ↓ dari
π1 → π0. (2) Bank Sentral/Fed
mempertahankan r = r0 atau
keseimbangan tetap di E0 atau F1
tetapi perekonomian berada pada
π yang tinggi (π1).
r
r1
r2
MP (π1)
E1
↑
E0
MP (π0)
IS
0
Ŷ1
π
Ŷ0
Ŷ
PC
π1
F1
↑
π0
F0
Ŷ1
Ŷ0
Keseimbangan awal di E0 (Ŷ0, r0),
π ↑ dari π0 ke π1 → MP ↑ dari
MP (π0) ke MP (π1),
keseimbangan baru di E1 (Ŷ1, r1) ~
Ŷ ↓ ~ diperoleh kurva Yd
(permintaan agregat).
Lihat juga: Romer, 2000; Wagner &
Geese, 2007.
Yd
0
Gb 15: Penurunan Kurva
Permintaan Agregat:
Pendekatan IS-MP
Ŷ
KURvA mp pEREKONOmiAN TERbUKA
sisTEm KURs LUwEs
r
MP*
r*
O
MP
Ŷ
Gb. 16: Kurva MP
Dalam menjelaskan gradien
kurva MP kasus ini, Hubbard
et al, 2012: 578-580,
membuat ilustrasi dengan
menggunakan kurva Philips.
Jika output-gap ↑ → π ↑ dan
untuk mempertahankan
sasaran inflasi (kebijakan
moneter) yang rendah dan
stabil, maka bank sentral ↑ r.
Kurva MP mempunyai
gradien positif (MP*)
r
r
MP
r*
E*
E
NCF
IS
O
Ŷ
O
NCF*
NCF
Gb. 17a: Kurva IS-MP
Gb. 17b: Kurva NCF
Keseimbangan di E. Gradien Kurva
MP posi f → ada kecenderungan
bank sentral ↑ r jika Ŷ ↑
NCF ↓ jika r ↑ karena NCF = NX
NCF sebagai persentase dari YP
MP0
r
MP1
E0
r0*
r
E0*
↓
r1*
E1*
E1
NCF
IS
→
O
Ŷ0
→
Ŷ1
Ŷ
O
NCF0*
NCF1*
NCF
Gb. 18a: Kurva IS-MP
Gb. 18b: Kurva NCF
Kebijakan moneter ekspansif ~
MP0 → MP1 ~ Keseimbangan
baru E1 (Ŷ1, r1*) ~ Ŷ↑ dan r ↓
r ↓ → NCF ↑ ~ NCF0* → NCF1*
KURvA mp pEREKONOmiAN TERbUKA
sisTEm KURs TETAp
r
Gb. 19: Kurva MP
MP*
ř
O
Ŷ
Dalam menjelaskan gradien
kurva MP kasus ini, Hubbard
et al, 2012: 584-586,
mengemukakan bahwa bank
sentral memerlukan cadangan devisa (CD) yang cukup
untuk mempertahankan nilai
tukar tetap pada tingkat
bunga riil (terendah) tertentu,
misalnya: ř ~ r < ř (?)→ kurva
MP horizontal. Jika r > ř →
gradien MP positif.
r
r
MP
r*
E*
E
ř
NCF
IS
O
Ŷ*
Ŷ
O
NCF*
NCF
Gb. 20a: Kurva IS-MP
Gb. 20b: Kurva NCF
Keseimbangan di E(Ŷ*, r*). Jika r↓= ř
~ kurva MP horizontal & jika r > ř
ada tendensi bank sentral ↑ r jika Ŷ
↑ ~ gradien kurva MP posi f.
NCF ↓ jika r ↑. Jika NCF < 0 →
CD ↑ ~ memudahkan menjaga
kurs tetap & NCF > 0 → CD ↓ ~
mempersulit menjaga kurs tetap
r
r
MP
E1
E1*
r 1*
r 0* ↑
E0*
E0
→
IS1
ř
NCF
IS0
→
O
Ŷ0
←
Ŷ1
Ŷ
O
NCF1*
NCF0*
NCF
Gb. 21a: Kurva IS-MP
Gb. 21b: Kurva NCF
Keseimbangan awal di E0. Kebijakan
fiskal ekspansif ~ IS0 → IS1 ~
keseimbangan baru E1 (Ŷ1, r1*) ~ Ŷ↑
dan r ↑
r↑ ~ NCF ↓ dari NCF0*→NCF1*
siNTEsis NEOKLAsiK bARU
Ada beberapa istilah tentang teori ini
1.
2.
Sintesis Neoklasik Baru (New Neoclassical Synthesis = NNS)
Makroekonomika Konsensus Baru (New Consensus
Macroeconomics = NCM)
3. Perspektif Keynesian Baru (New Keynesian Perspective )
Intinya: konvergensi antara Ekonomika Keynesian Baru (New
Keynesian Economics = NKE) dan Teori Siklis Bisnis Riil (Real
Business Cycles Theory = RBC).
Beberapa referensi terkait NNS & NCM
Goodfriend & King (1997), King (2000), Romer (2000), Linneman
& Schabert (2003), Goodfriend (2004, 2008), Zouache (2004),
Giese & Wagner (2007), Arestis & Sawyer (2008), Fagiolo &
Roventini (2008), Arestis (2009) , Arestis dkk (2010), Duarte
(2011), and Combie & Pike (2012).
Prinsip-Prinsip NNS (Zouache, 2004)
1. Dinamik
Dlm model NNS, implikasi perilaku optimisasi dikaji dalam
kerangka pilihan antar waktu.
2. Agen Representasi
Mengkaji proses keputusan agen ek. individu dan dianggap
bhw perilaku mikroek. ini merepresentasikan perilaku
seluruh agen dalam perekonomian.
3. Keseimbangan Umum
Perilaku variabel agregat merupakan hasil market clearing
pilihan individu RT dan perusahan.
4. Verifikasi Empiris
Hasil model NNS harus dikonfrontasikan dengan fakta
DAsAR miKRO mAKROEKONOmiKA
1. Perilaku Konsumen Individu (Gambar 22)
Titik E = endowment point
C1 = Y1, C2 = Y2 dan r sebagai biaya oportunitas
Ci{x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O} ~ i = 1,2
Perhatikan Titik F.
Pada periode 1: C1<Y1 → S = Y1-C1
Pada periode 2: C2 = Y2 + (Y1-C1)(1+r)
Garis anggaran: C1 + C2/(1+r) = Y1 + Y2/(1+r)
Beberapa model optimalisasi
Maks U = U (C1, C2)
s.t. C1 + C2/(1+r) = Y1 + Y2/(1+r)
Maks U = U (Ct, Ct+1)
s.t: Ct + Ct+1/(1+r) = Yt + Yt+1/(1+r)
Koutsoyiannis, 1982: Appendix 3.2, Williamson, 2008: Ch.8
Y1(1+r)+Y2
C2
Gb. 22:Pilihan Intertemporal
B
F
C2 F
C2
E
IC
BL
O
A
C1
F
C1
Y1 +
Y2
1+r
C1
C2
Gb. 23: Pilihan Intertemporal
bl0
E1
IC1
E0
bl1
E
IC0
0
r1
r0
C1
A
r
C1
C
A1
E(C1)
AC
B
E(C1)
0
AA1
C1
C1 1
C1 0
C1
→ Konsumsi periode 1
~ Konsumsi yg diinginkan
→ Estimasi C1
→ disequilibrium
~ kesalah ketidakseimbangan
→ Residu
~ C1 tak terduga
Maks U = U (ECt, ECt+1)
s.t: ECt + ECt+1/(1+r) = EYt + EYt+1/(1+r)
Maks U = Σt U(Ct+i )
s.t: ΣiCt+i/(1+r)i-1= ΣiYt+i/(1+r)i-1
Misal:
Maks U = U(Ct) + U(Ct+1)/(1+α) α = faktor diskonto
s.t: Ct + Ct+1/(1+r) = Yt + Yt+1/(1+r)
L = U(Ct)+U(Ct+1)/(1+α) – λ[Ct+Ct+1/(1+r) –Yt - Yt+1/(1+r)]~
Lagrange multiplier
FOC:
MUct / MUct+1= (1+r) / (1+α)
C1 = {(1+ α )/(2+α)} { Y1 + Y2 /(1+r)}
C2 = {(1+ r )/(1+α)} { Y1 + Y2 /(1+r)}
Catatan: untuk model periode berganda dapat diselesaikan
dengan cara Hamilton
2. Perilaku Produsen Individu (Gambar 24)
Perusahaan dianggap mempunyai sumber-sumber daya
(kapital, misalnya) yang produktif dan dapat diujudkan
dalam 3 pilihan sebagai berikut.
a. Sesegera mungkin seluruh sumber diuangkan
(dilikuiditaskan) pada periode 1 ~ mirip dengan kasus1
(konsumen) → lihat titik K1
b. Seluruh sumber diinvestasikan dan menerima hasil
(return) diakhir periode 2 → lihat titik K
c. Sebagian diuangkan (kasus a) dan sebagian
diinvestasikan (kasus b) → lihat titik A
Di A, besarnya investasi = K1A1 & yg diuangkan = OA1
Garis KK1 ~ Kurva Transformasi Produksi → strategi investasi
→ kurva kemungkinan produksi.
S2
Gambar 24
K
v1 (1+r)
A2
O
A
A1 K1 = v1
S1
S2
(t+1)
K
V2 (1+r)
Gambar 25
E
IC
V1 (1+r)
A
A2
V2
O
A1
K1 = V1
S1
(t)
Perhatikan Gambar 25
Di titik A, besarnya investasi pada periode 1 sebesar A1K1, dan
yang diuangkan OA1.
Keputusan untuk melakukan investasi seperti di A, akan
meningkatkan nilai sekarang sumber-sumber daya dari OK1
ke OV2 . Keputusan investasi ini berarti akan ada produksi
barang, misalnya x1 dan x2 ~ ingat Kurva Kemungkinan
Produksi.
Begitu seterusnya sehingga akan diperoleh titik strategi
investasi yang optimal yaitu di titik E.
Catatan: jika konsumsi pemilik perusahaan lebih besar daripada
OA1 berarti ybs harus meminjam dengan bunga sebesar r.
S2
(t+1)
Gb. 26
Kombinasi antara kasus
Gb23 (menabung
optimal) & Gb 25 (strategi
investasi optimal)
B
K
E2
O
F
E
E1
IC
K1
A
S1
(t)
S2
(t+1)
Gb. 27: Strategi Investasi Optimal
B’
B
G
K
F
IC’
E2
E
H2
O
IC
H
E1
H1
K1
A’
A
S1
(t)
Gambar 28
r
B
F1
r1
E1
r0
I = I(r)
O
A
H1
E1
I
3. Perilaku Pemerintah (Gambar 29)
Anggaplah pengeluaran konsumsi pemerintah pada periode 1
& 2 adalah G1 & G2, total penerima pajak (agregat) pada periode
1 & 2 yakni T1 & T2. N merupakan jumlah penduduk dan t adalah
tingkat pajak yang dibayar oleh masing-masing individu, sehingga
T1 = t1N & T2 = t2N.
Jika pemerintah menghadapi defisit anggaran, maka pemerintah
dapat melakukan utang dengan menjual obligasi & dianggap
obligasi pemerintah dan swasta sama serta menghasilkan bunga
r.
Anggap juga bahwa B1 adalah jumlah obligasi pemerintah
yang diterbitkan periode 1, sehingga kendala anggaran
pemerintah: G1=T1+B1.
Pada periode 2: G2 + (1+r)B1 = T2 atau B1=(T2-G2)/(1+r)
Kendala anggaran pemerintah: G1+G2/(1+r) = T1+T2/(1+r)
Gambar 29
T1(1+r)+T2
G2
B
G2
E
F
G2F
O
BL
A
G1
G 1F
T1 +
T2
1+r
G1
Model Dasar NNS (Giese & Wagner, 2007)
1. Keseimbangan Pasar Barang ~ Kurva IS
diterawang ke depan (forward looking)
Menggambarkan keseimbangan pasar barang dan
dipengaruhi oleh suku bunga riil dan pendapatan asa masa
depan.
Kurva ini diturunkan dari fungsi utilitas seorang RT dengan
konsumsi dan neraca kas riil (real cash balance) sebagai variabel
endogin, dan suatu kendala anggaran antar waktu yang
memungkinkan dikenalkannya perilaku penerawangan ke depan
sisi permintaan dalam pereko-nomian. Hal ini karena agen-agen
ekonomi menghadapi pilihan antar waktu antara mengkonsumsi
dan menabung setiap waktunya.
2. Kurva Penyesuaian Inflasi ~ Kurva IA
Menggambarkan perilaku perusahaan dalam penentuan
harga diterawang ke depan dengan anggapan adanya kekakuan
harga.
Kurva ini diturunkan dengan anggapan bahwa perusahaan
berada pasar persaingan monopolistik dan berusaha
memaksimumkan nilai sekarang laba di saat yad. Dengan
demikian kurva ini menggambarkan perilaku penerawangan ke
depan dari sisi penawaran dalam perekonomian
3. Kurva Kebijakan Moneter ~ Kurva MP
Menggambarkan kebijakan otoritas moneter dalam
menentukan suku bunga. Dalam kasus ini dicirikan oleh kaidah
suku bunga menurut Taylor, dan tergantung pada variabel
output dan inflasi.
Kurva IS :
Kurva MP:
Kurva IA :
yt = Et yt+1 - a1(rt-r*)
rt = r0 + c1πt + c2(yt-y*)
πt = βEtπt+1+ φ(yt-y*) + εts
a1, c1, c2, φ > 0; β ≤ 0
r = suku bunga riil
y = output (dalam log)
π = inflasi
r* = r tingkat alamiah
y* = y tingkat alamiah
Output asa dapat dicapai jika tidak ada harga yang kaku
r* tercapai bila permintaan barang (agregat) = y*.
φ mencerminkan pengaruh fluktuasi output terhadap
perilaku penentapan harga (π) oleh perusahaan.
φ = 0, harga tidak luwes sempurna
φ = ∞, harga luwes sempurna
Analisisnya lihat Gambar 5
Gambar 30
r
MP (π1)
r1
MP (π0)
E1
r2
E0
IS
0
y1
y0
y
π
IA
π1
F1
π2
F0
YD
0
y1
y0
y
NCm pEREKONOmiAN TERbUKA
Model Struktural (Arestis, 2009)
(1) Yt = a0+a1Yt-1+a2EtYt+1+a3(Rt-Etpt+1)+a4rert+s1
(2) pt = b1Yt+b2pt-1+b3Etpt+1+b4(Etpwt+1-EtΔert)+s2
(3) Rt = (1-c3){(RR*t+Etpt+1+ c1Yt-1+c2(pt-1-pT)}+c3Rt-1
+s3
(4) rert =d0+d1{(Rt-Etpt+1)-(Rwt-Etpwt+1)}+d2CAt
+d3Etrert+1+s4
(5) CAt=e0+e1rert+e2Ywt+s5
(6) ert =rert+Pwt-Pt
Di mana: a0 adalah konstanta yg dpt mencerminkan
kebijakan fiskal,Y & Yw mencerminkan kesenjangan output
domestik &dunia, R & Rw adalah suku bunga nominal domestik
& dunia, p & pw yakni tingkat inflasi domestik & dunia, pT
adalah sasaran inflasi, RR* mencerminkan suku bunga riil
keseimbangan, rer yaitu kurs riil, er adalah kurs nominal, P & Pw
yakni harga (dalam logaritma) domestik & dunia, CA adalah
meraca transaksi berjalan, s1 – s5 merupakan kejutan stokastik &
E adalah ekspektasi
REFERENSI
Arestis, P. (2009), New Consensus Macroeconomics: A Critical
Appraisal, The Levy Economic Institute, Working Paper No. 564.
Arestis, P., G. Chortareas and J.D. Tsaukalas (2010), Money and
Information in A New Neoclassical Synthesis Framework, Economic
Journal, 120: 101-128.
Arestis, P. and M. Sawyer (2008), A Critical Reconsideration of the
Foundations of Monetary Policy in the New Consensus
Macroeconomics Framework, Cambridge Journal of Economics, 32:
761-779.
Duarte, P.G. (2011), Not Going Away? Microfoundation in the Making of
a New Consensus in Macroeconomics, Working Paper Series No.
2011-2, Department of Economics, FEA-University of Sao Paulo.
Fagiolo, G. and A. Roventini (2008), On the Scientific Status of Economic
Policy: A Tale of Alternative Paradigms, LEM Working Paper, No.03,
February.
Giese, G. and H. Wagner (2007), Graphical Analysis of the New
Neoclassical Synthesis, Diskussionsbeitrag Nr. 411, April..
Goodfriend, M. (2004), Monetary Policy in the New Neoclassical
Synthesis: A Primer, Economic Quarterly, Federal Reserve Bank of
Richmond, 90: 21-45
Goodfriend, M. (2008), The Case for Price Stability with a Flexible
Exchange Rate in the New Neoclassical Synthesis, Cato Journal, 28:
247-254.
Goodfriend, M. and R.G. King (1997), The New Neoclassical Synthesis
and the Role of Monetary Policy, NBER Macroeconomics Annual:
971-987.
Hubbard, R.G., A.P. O’Brien and M. Rafferty (2012), Macroeconomics,
Pearson Education, Inc.
Insukindro (2011), Permodelan Makroekonomi, Bahan Ajar, Pelatihan
untuk dosen, mahasiswa S3 dan S2, diselenggarakan oleh FEB UGM,
Yogyakarta, 29-30 September.
Insukindro (2012a), Mengenal Ekonomika Penilaian Properti, Orasi
Ilmiah, Dies Natalis ke 57, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM,
Yogyakarta, 19 September.
Insukindro (2012b), Pendidikan Profesi Penilai Masa Depan di
Indonesia, Makalah, disampaikan dalam acara Sosialisasi Penilai
Publik diselenggarakan oleh PPAJP Kemenkeu, Yogyakarta 9
November.
King, R.G. (2000), The New IS-LM Model: Language, Logic, and Limits,
Economic Quarterly, Federal Reserve Bank of Richmond, 86/3: 45103.
Koutsoyiannis, A. (1982), Non-Price Decisions, The Firm in a Modern
Context, The Macmillan Press Ltd.
Linneman, L. and A. Schabert (2003), Fiscal Policy in the New
Neoclassical Synthesis, Journal of Money, Credit and
Banking, 35: 911-929.
McCombie, J.S.L and M. Pike (2012), The End of the Consensus in
Macroeconomic Theory? A Methodological Inquiry, CCEPP WP 0212, Department of Land Economics, University of Cambridge,
March.
Miskhin, F.S. (2003), The Economics of Money, Banking, and Financial
Market, Addision Wesley.
Mishkin, F.S. (2012), Macroeconomics: Policy & Practice, Pearson
Education, Inc.
PPSK BI (2006), Modul Kebanksentralan
Romer, D. (2000), Keynesian Macroeconomics without the LM Curve,
Journal of Economic Perspectives, 14: 149-169.
Steiger, O. (2006), Property Economics versus New Institutional
Economics: Alternative Foundations of How to Trigger Economic
Development, Journal of Economic Issues, Vol. XL, No. 1: 183-208.
Williamson, S.D. (2008), Macroeconomics, Pearson Education, Inc.
Zouache, A. (2004), Towards A ‘New Neoclassical Synthesis’? An
Analysis of the Methodological Convergence between New
Keynesian Economics and Real Business Cycle Theory, History of
Economic Ideas, XII/1: 95-117.
Download