(Telaah Surat Luqman Ayat 12-19) SKRIPSI

advertisement
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
(Telaah Surat Luqman Ayat 12-19)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
SITI NURISMAWANDARI
NIM 11108159
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
(Telaah Surat Luqman Ayat 12-19)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
SITI NURISMAWANDARI
NIM 11108159
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Wibeite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama
: Siti Nurismawandari
NIM
: 111 08 159
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
(Telaah Surat Luqman Ayat 12-19)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 9 juli 2012
Pembimbing
Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag.
NIP. 19541002 198403 1 0001
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Wibeite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
SKRIPSI
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
(TELAAH SURAT LUQMAN AYAT 12-19)
Disusun oleh
Siti Nurismawandari
NIM : 111 08 159
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
TARBIYAH, Sek olah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada
tanggal 7 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: H. Agus Waluyo, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Nafis Irkhami, M.Ag. M.A
Penguji I
: Drs. Mubasirun, M.Ag
Penguji II
: Mufiq, S.Ag. M.Phil
Penguji III
: Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag.
Salatiga, 17 september 2012
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
NIP.19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Siti Nurismawandari
Nim
: 11108159
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 9 juli 2012
Yang menyatakan,
Siti Nurismawandari
MOTTO
tx.sŒur tÅz Fy $# tPöqu‹ø9$#ur ©! $# (#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é& «! $# ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9
ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $#
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Qur’an Surat Al Ahzab, 21)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan
penuh kesabaran dan kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir maupun
batin dengan iringan doa restunya.
2. Kakak-kakakku mas Khadik, mas Warno, mbak Nur, mbak Chico, serta
adik keponakanku Akbar terimakasih atas dorongan dan motivasinya.
3. Kepada seluruh sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat
untuk segera menyelesaikan skripsi ini, kawan-kawan seperjuangan
angkatan 2008 wabil khusus PAI E yang telah memberi motivasi dan
semangat belajar.
4. Keluarga besar Pondok Tahfidhul Qur’an al-Azhar yang telah memberi
semangat serta dorongan dalam menyelesaikan skrpisi.
5. Teruntuk seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat
Luqman Ayat 12-19)”, membahas tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an
lebih khususnya pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Luqman ayat 1219.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk belajar di STAIN Salatiga.
2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Pembantu ketua bidang akademik yang telah
memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua program studi pendidikan Agama Islam
yang telah memberi arahan dan ijin judul skripsi.
4. Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag. Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu dan Bapak dosen STAIN Salatiga, yang telah memberi ilmu dan
pengetahuan kepada penulis.
6. Ibu dan Bapak yang telah mendoakan untuk penulis sehingga penulis
skripsi ini berjalan dengan lancar.
7. Ibu Siti Zulaicha yang telah memberikan tempat untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka
dan senang hati penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Salatiga, 4 Agustus 2012
Penulis
ABSTRAK
Nurismawandari, Siti. 2012. Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an (Telaah Surat
Luqman Ayat 12-19). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag.
Kata Kunci: Pendidikan Akhlak dan Surat Luqman Ayat 12-19
Problematika rendahnya pendidikan akhlak yang berarah pada kehancuran
bangsa ini. Sehingga untuk menyelamatkan bangsa seluruh masyarakat, para
orang tua, pendidik, harus membiasakan anak dengan akhlak yang baik agar
tercipta generasi yang mampu menghadapi tantangan hidup. Luqman al-Hakim
mempunyai akhlak yang baik dalam mendidik anak-anaknya. Diharapkan para
orang tua dan pendidik mampu mengaplikasikan atau mencontoh dalam
kehidupan sehari-hari. Apalah arti seorang anak yang pintar tapi tidak memiliki
akhlak yang baik.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan akhlak yang
terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19, agar bisa diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian
ini adalah, (1) bagaimanakah akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam?, dan
(2) bagaimana isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman ayat 1219?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
penelitian kepustakaan, atau bahan-bahan bacaan untuk mencari pendapat para
ahli tafsir dan ahli pendidikan tetang pendidikan akhlak. Kemudian dianalisis
untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang penulis gunakan adalah metode
deduktif dan metode induktif.
Berdasarkan telaah dari literatur maka hasil penelitian menunjukan bahwa
akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam meliputi tujuan pendidikan akhlak,
materi pendidikan akhlak, metode pendidikan akhlak, faktor yang mempengaruhi
pendidikan akhlak. Isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman
ayat 12-19 diantaranya adalah pendidikan syukur, pendidikan keimanan,
pendidikan berbakti kepada orang tua, pendidikan intelektual, pendidikan salat,
pendidikan larangan takabur atau sombong.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
i
NOTAPEMBIMBING
i
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
x
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar belakang Masalah
1
B. Penegasan Istilah
5
C. Rumusan Masalah
6
D. Tujuan Penelitian
7
E. Manfaat Penelitian
7
F. Kajian Pustaka
8
G. Metode Penelitian
11
H. Sistematikan Penelitian
12
BAB II. AKHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK
A. Akhlak
14
14
1. Pengertian Akhlak
14
2. Macam-macam Akhlak
15
B. Pendidikan Akhlak
16
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
16
2. Tujuan Pendidikan Akhlak
18
3. Materi Pendidikan Akhlak
18
4. Metode Pendidikan Akhlak
28
5. Faktor Penting Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak
29
BAB III. PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19
42
A. Biografi Luqman Hakim
42
B. Pendidikan Luqman Hakim
45
1. Pendidikan Syukur
47
2. Pendidikan Keimanan
49
3. Pendidikan Berbakti Kepada Orang Tua
52
4. Pendidikan Intelektual
55
5. Pendidikan Shalat
57
6. Pendidikan Larangan Takabur Atau Sombong
62
C. Asbabun Nuzul Surat Luqman
65
BAB IV.PENUTUP
70
A. Kesimpulan
70
B. Saran-saran
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya kepada para nabi dan
rasul sebagai pedoman hidup manusia, di antara kitab-kitab suci itu adalah alQur’an. Al-Qur’an merupakan mukjizat Allah yang diberikan kepada nabi
Muhammad dengan perantara malaikat Jibril yang di dalamnya mengandung
petunjuk, panduan, aqidah, hukum, kisah, akhlak, ibadah serta janji dan
ancaman. Al-Qur’an adalah kitabullah yang di dalamnya tidak ada kesalahan
sama sekali dan al-Qur’an dapat menunjukan jalan yang lurus, maka
keberuntungan hakiki manusia di dunia dan akhirat tidak akan diperoleh,
kecuali dengan mengikuti petunjuknya (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004:
178).
Semua petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur’an menuntun
manusia untuk berakhlak mulia, dan seluruh kandungan al-Qur’an berisi
petunjuk dari Allah.
Allah berfirman :
šú
üÉ)­GßJ ù=Ïj9 ×psà Ïã öqtBur “ Y‰ èd ur Ä̈ $Ÿ=Ïj9 ×b $u‹t/ #x‹ »yd
Artinya: Al-Qur’an ini adalah penerang bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran :
138).
Petunjuk yang diberikan pada setiap orang, yaitu berupa akal,
kecerdasan, dan pengetahuan untuk dikembangkanya serta
petunjuk
(hidayah) untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan
mengikuti nabi Muhammad. Umat Islam mengetahui dan memahami
bahwa nabi Muhammad diutus kepada umat manusia bertujuan untuk
menyempurnakan akhlak. Pada prinsipnya akhlak mengatur pola tingkah
laku hidup manusia melalui dua cara yaitu, Hablumminallah yang
merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hablumminannas dengan
membina hubungan baik antara manusia dengan sesama makhluk ciptaan
Allah.
Rasulluallah saw. Bersabda:
: ‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻲ ﺍﹶ ﻟ‬‫ ﻋ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﺎ ﻟﹶﻰ ﻋ‬‫ﻌ‬‫ﻞﱠ ﺍﷲُ ﺗ‬‫ﻝﹶ ﺍﷲِ ﺻ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﹶﻥﱠ ﺭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻐ‬‫ ﺑ‬‫ﻪ‬‫ ﺍﹶ ﻧ‬‫ﻚ‬‫ﺎ ﻟ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫…ﻋ‬
.‫ﻼﹶ ﻕﹺ‬‫ ﺍﹾﻷَ ﺧ‬‫ﻦ‬‫ﺴ‬‫ ﺣ‬‫ّﻢ‬‫ﻤ‬‫ ِﻷُ ﺗ‬‫ﺜﹾﺖ‬‫ﻌ‬‫ﺑ‬
“Dari Malik sesungguhnya menyampaikan dari Rasuluallah SAW,
bersabda Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak baik.”
(Muhammad Abdul Baqi bin Yusuf az-Zarqoni, 1122 H: 321).
Penjelasan hadist di atas bahwa akhlak yang dimaksud di sini
adalah akhlak menurut ajaran Islam. Dasar Islam adalah al-Qur’an dan
Hadis. Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan
menjauhi perbuatan buruk. Tanpa akhlak yang baik tidak akan tercipta
kehidupan yang saling menguntungkan, berdampingan, dan tolong
menolong, serta saling menyayangi, menghormati dan saling membantu
antar sesama.
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan jasmani dan
rohani. Dengan kelengkapan jasmaninya, ia dapat melaksanakan tugastugas yang memerlukan dukungan mental. Agar kedua unsur tersebut
dapat berfungsi dengan baik, maka perlu dibina dan diberikan bimbingan.
Dalam hal ini pendidikan sangat memegang peranan penting. Allah
berfirman:
$yg8©.y— ` tB yx n=øùr& ô‰ s% ÇÑÈ $yg1uqø)s?ur $yd u‘qègéú $ygyJ olù;r'sù ÇÐÈ $yg1§qy™ $tBur <§ øÿtRur
ÇÊÉÈ $yg9¢™ yŠ ` tB z> %s{ ô‰ s%ur ÇÒÈ
Artinya: Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaan-Nya, maka Dia
mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaanya, sungguh
beruntung orang yang mensucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang
yang mengotoriya (Asy-Syams: 7-10).
Dari ayat tersebut di ketahui bahwa manusia dilengkapi dengan
jiwa oleh Allah, yang bisa berkembang kepada yang baik maupun yang
buruk. Dalam menuju perkembangan tersebut manusia tidak bisa
berkembang begitu saja, tanpa adanya sebuah usaha. Adapun salah satu
bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia itu ialah melalui pendidikan.
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa di mana anak
bangsa dididik agar bisa meneruskan langkah kehidupan bangsa yang maju
dan berpendidikan serta bermoral, dan berbudi pekerti yang baik.
Pendidikan merupakan sebuah sistem sosial yang menetapkan pengaruh
adanya efektifitas dari keluarga dan sekolah dalam membentuk generasi
muda dari aspek jasmani, akal dan akhlak.
Pembinaan akhlak yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan
menurut syariat Islam, yang pertama adalah pembinaan pada diri sendiri,
kemudian dilanjutkan pembinaan akhlak di lingkungan keluarga, karena
keluarga merupakan dari masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota
keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam pembinaan akhlak
dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing. Sehingga dengan
pembinaan tersebut seseorang mampu hidup dengan baik dalam budaya
lingkunganya.
Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada
dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia kepada
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak seseorang akan di anggap mulia
jika perbuatanya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam alQur’an dan as-Sunnah.
Adapun alasan peneliti mengambil surat Luqman ayat 12-19 bahwa
seorang Luqman mempunyai akhlak yang baik dalam mendidik anakanaknya. Luqman al-Hakim adalah satu pribadi besar dan mulia yang
diakui oleh Allah. Dalam al-Qur’an didapati satu surat yang disebut
dengan surat Luqman. Nasehat-nasehat kemanusiaan Luqman al-Hakim
diakui oleh Allah di dalam al-Qur’an sebagai nasehat yang Qur’ani, yang
seharusnya menjadi pedoman terutama bagi orang tua dan ahli didik.
Diharapkan
pendidik
dan
orang
tua
mencontoh
serta
dapat
mengaplikasikan dalam mendidik anak. Apalah arti seorang anak pintar
dan cerdas tapi tidak memiliki hati nurani, angkuh, sombong, tidak
mensyukuri nikmat Allah, durhaka kepada kedua orang tua dan
menganggap orang lain tidak ada apa-apanya. Pendidik dan orang tua
diharapkan mampu untuk mencontoh pendidikan akhlak yang terdapat
dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19. Hal tersebut di ataslah yang
mendorong penulis untuk menyusun skripsi dengan judul PENDIDIKAN
AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19).
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah tentang
istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka penulis perlu
untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain :
1. Pendidikan akhlak
Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk menyadarkan
individu dalam jati diri kemanusiaanya (Zubaedi, 2011: 13). Dengan
pendidikan akan di hasilkan kualitas manusia yang memiliki kehalusan
budi dan jiwa, dan memiliki kesadaran penciptaan dirinya.
Akhlak berasal dari kata Khalaqa (َ‫ )ﺧَﻠَﻖ‬yang berarti menciptakan
(dari tiada),
menciptakan (tanpa suatu contoh terlebih dahulu).
(M.Quraish Shihab, 1997: 86). Menurut pendekatan etimologi, pendekatan
akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari bentuk mufrodnya “Khuluqun”
( ٌ‫ )ﺧُﻠُﻖ‬yang dapat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak
dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak kecil. (http:// Ibnu-blogspot.com/2011/02/
pendidikan –akhlak. Html diakses tanggal 21-9-2012).
Dengan pendidikan akhlak proses mengarahkan atau mendidik
manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicitacitakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat.
2. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan Allah dengan perantara
malaikat Jibril yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai pedoman
hidup manusia. Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diberikan Allah
kepada nabi Muhammad yang di dalamnya mengajarkan berbagai prinsip
dalam hidup, di antaranya aqidah, ibadah, akhlak, muamalah, pendidikan
dan lain sebagainya.
Luqman adalah seorang hamba Allah yang takwa dan shaleh.
Dinamakan surat Luqman bahwa Luqman telah diberi Allah hikmah
berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Luqman bersyukur kepada-Nya
atas nikmat yang diberikan. Pada ayat 12-19 terdapat nasehat Luqman
kepada anaknya. Pendidikan Luqman menekankan pada pendidikan
aqidah, syari’ah, dan akhlak.
Penulis membatasi surat Luqman beberapa ayat, dalam hal ini yang
di maksud adalah ayat 12-19 karena ayat tersebut ada kaitanya dengan
pendidikan akhlak, misal akhlak bijak ( hikmah ) ditemukan dalam model
interaksi pendidikan Luqman terhadap anaknya.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini
dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam ?
2. Bagaimana isi pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 1219
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam.
2. Mengetahui isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat
Luqman ayat 12-19.
E. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberi beberapa manfaat,
baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Memberi sumbangan pemikir bagi ilmu pendidikan Islam pada
umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya terutama mengenai
konsep pendidikan akhlak dalam al-Qur’an dan pendidikan akhlak yang
terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19.
2.
Manfaat Praktis
Memberi masukan kepada pendidik, pemikir di masa mendatang atau
manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak di
masyarakat sesuai dengan aturan ajaran agama Islam. Begitu juga peran
keluarga dan orang tua sangat dibutuhkan, sehingga tujuan pendidikan
akhlak dapat tercapai yaitu akhlak-akhlak yang mulia.
F. Kajian Pustaka
Fungsi kajian pustaka adalah untuk mengemukakan hasil-hasil peneliti
yang diperoleh peneliti dahulu yang ada hubunganya dengan penelitian yang
akan dilakukan. Adapun beberapa peneliti yang telah dilakukan dan sejauh ini
telah penulis ketahui adalah sebagai berikut:
1. Deden Indiarto, Stain Salatiga, ekstensi jurusan PAI (2007), dengan judul
skripsi “Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an dalam surat ad-Dhuha ayat 9
sampai 11, menyimpulkan bahwa konsep pendidikan akhlak dalam alQur’an bahwa tingkah laku atau perbuatan, dinilai baik dan buruk, terpuji
dan tercela,
semata-mata karena syara’ (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Contoh mengasuhi anak yatim dan dermawan merupakan sifat terpuji.
Begitu pula sebaliknya menzalimi anak yatim, kikir, merupakan sifat
tercela. Nilai pendidikan akhlak dalam surat ad-Dhuha ayat 9 sampai 11
sebagai berikut: a) larangan menghardik anak yatim, b) larangan menolak
dengan kasar orang yang meminta-minta, c) anjuran untuk bersyukur atas
nikmat Allah.
Para mufasir Ibnu Katsir dan Al-Maraghi bersepakat
mengatakan bahwa surat ad-Dhuha diturunkan kepada Rasulullah sebagai
hiburan untuknya, dalam surat ini Allah berjanji tidak akan membencinya,
dan Allah akan memberi dua kabar gembira kepada Rasulullah, kabar
pertama bahwasanya Allah akan menambah kemuliaan beliau, dan yang
kedua bahwa Allah akan memberi
apa yang dicita-citakan oleh
Rasulullah.
2. Muh Wahid Supriadi, Stain Salatiga ekstensi jurusan PAI (2006), dengan
judul skripsi “Metode Pendidikan Islam dalam surat Luqman”.
Menyimpulkan bahwa metode yang terdapat dalam surat Luqman antara
lain: a) Metode uswatun hasanah atau teladan adalah suatu metode seorang
pendidik memberikan suri teladan baik kepada anak didiknya, b) metode
mauidzah
hasanah
adalah
mengingatkan
akan
apa
yang
dapat
melembutkan kalbunya, yang berupa pahala dan siksa, sehingga dia
menerima nasehat, terdapat dalam surat Luqman ayat 13, c) metode
persuasi adalah meyakinkan peserta didik tentang suatu ajaran dengan
kekuatan akal, metode ini terdapat dalam surat Luqman ayat 13 dan 14, d)
metode perintah dan larangan adalah perintah untuk mempergauli kedua
orang tua di dunia dengan baik dan mengikuti jalan orang yang kembali
kepada-Nya, metode ini sesuai dengan surat Luqman ayat 15, e) metode
targhib dan tarhib adalah metode yang dipakai oleh pendidik dengan
memberi balasan, berupa hadiah bagi anak didik yang melakukan sesuatu
yang benar dan akan melakukan hukuman jika melakukan sesuatu yang
salah, metode ini sesuai dengan ayat 16, f) metode memberi tugas kepada
anak didik yaitu meendidik dengan cara memberi tugas kepada anak didik
supaya mereka berusaha untuk mampu melakukan apa yang telah
ditugaskan oleh pendidik, metode ini sesuai dengan Surat Luqman ayat 17.
Adapun skripsi yang secara khusus membahas tentang pendidikan
akhlak dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19 sejauh yang diketahui belum
pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan kajian tentang
masalah tersebut. Peneliti ini berbeda dengan peneliti yang sudah ada,
kesamaan dari penelitian ini terletak pada pendidikan akhlak dalam al-Qur’an
yang dilakukan oleh peneliti dahulu yaitu Deden Indiarto. Adapun perbedaan
penelitian dahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada
surat serta ayat dalam al-Qur’an. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muh
Wahid Supriyadi terdapat kesamaan yaitu pada surat Luqman serta ayatnya,
adapun perbedaanya yaitu terdapat pada isi. Muh Wahid Supriyadi
memaparkan tentang metode yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan memaparkan tentang
pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19.
Namun demikian penelitian ini merupakan pengembangan dari
penelitian-penelitian yang telah ada tersebut. Oleh karena itu,
penelitian-
penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya mempunyai makna yang
sangat penting bagi penelitian ini, karena jika tidak ada penelitian yang
mendahului niscaya peneliti ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik.
Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dengan penelitian
yang penulis angkat, hal ini merupakan ketidaktahuan dan keterbatasan
pengetahuan penulis. Semoga hasil penelitian ini menjadi pelengkap,
tambahan dan pendukung penelitian mengenai pendidikan akhlak.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library
research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka
(Sutrisno Hadi, 1981: 9). Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan
mencari dan membandingkan naskah atau pendapat pada ahli tafsir dan
ahli pendidik tentang pendidikan akhlak.
Penelitian kepustakaan akan menghasil suatu kesimpulan tentang
gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis dan sebagainya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Karena obyek
dalam penelitian ini ayat-ayat suci al-Qur’an, maka penulis menelaah dan
memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan penelitian. Di samping itu
juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain yang dianggap menunjang
terhadap penelitian ini, diantaranya adalah buku-buku yang berkaitan
dengan pendidikan akhlak.
3. Metode Analisis
Metode analisa data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah
metode analisis isi (Contect Analysis) analisis ini di maksudkan di sini
adalah melakukan analisis terhadap makna yang terkandung dalam ayatayat yang berkaitan dengan pendidikan akhlak serta pendapat ahli
pendidik. Berdasarkan pengertian yang terkandung sehingga diharapkan
dapat saling menerapkan dalam melengkapi satu dengan yang lain.
Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Metode Deduktif
Metode deduktif yaitu melakukan analisis dari pengetahuan yang
bersifat umum guna memakai hal-hal yang bersifat khusus (Anton
Bakker, dan Ahmad Charris Zubair, 1990: 43-44).
Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan
teori, kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang
kongkrit terjadi.
b. Metode Induktif
Metode induktif yaitu melakukan analisis dari pengetahuan yang
bersifat khusus guna menarik kesimpulan yang bersifat umum. Di
gunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan
yang khusus ke yang umum (Anton Bakker, dan Ahmad Charris
Zubair, 1990: 44-45). Kemudian diarahkan kepada penarikan
kesimpulan yang umum.
H. Sistematika Penelitian
Pada bab I dikemukakan tentang latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian, sistematika penulis.
Pada bab II dikemukakan tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an,
yang meliputi: pengertian pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak,
materi pendidikan akhlak, metode pendidikan akhlak, faktor penting dalam
pendidikan akhlak dan macam-macam akhlak dalam al-Qur’an.
Pada bab III dikemukakan tentang al-Qur’an surat Luqman ayat 1219, berisi tentang biografi Luqman, pendidikan Luqman yang meliputi:
pendidikan bersyukur, pendidikan keimanan, pendidikan untuk berbakti
kepada kedua orang tua, pendidikan intelektual, pendidikan shalat,
pendidikan larangan takabur atau sombong, dan asbabul nuzul surat Luqman.
Pada bab IV dikemukakan tentang penutup, berisi tentang kesimpulan,
saran-saran.
BAB II
AKHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK
A. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, yaitu (ُ‫ )ﺧُﻠُﻖ‬jamaknya
(َ‫ )اَﺧْﻠَﺎق‬yang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral, atau
budi pekerti. Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa (َ‫)ﺧَﻠَﻖ‬, dari
segi pengertian kebahasaan memiliki sekian banyak arti, antara lain
“menciptakan” (dari tiada)”, menciptakan (tanpa suatu contoh terlebih
dahulu)”. (M.Quraish Shihab, 1997: 86). Kata khalaqa (َ‫ )ﺧَﻠَﻖ‬memberi
tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaanya. Allah
pantas menerima pengabdian makhluknya, maka akhlak tidak bisa
dipisahkan dengan al-Khalik (ٌ‫ )ﺧَﺎﻟِﻖ‬dan makhluk (ٌ‫)ﻣَﺨْﻠُﻮْق‬, akhlak berarti
sebuah perilaku yang menghubungkan antara hamba dengan Allah.
(Zubaedi, 2011: 65).
Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan baik
yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan
terhadap sesama manusia.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa Akhlak adalah suatu perangai
(watak/ tabiat) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah
dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. (Zubaedi,
2011: 67)
Pendapat Al-Ghazali hampir sama dengan pendapat Ibn Miskawih
bahwa, akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya
perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan dipikirkan secara mendalam.
(Zubaedi, 2011: 67)
Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, yaitu ilmu yang
berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai
kepada perbuatan baik atau buruk sesuai norma-norma dan tata susila.
2. Macam-macam Akhlak
Pada pokoknya akhlak itu ada dua macam, yaitu yang terpuji
dinamakan akhlak mahmudah dan akhlak tercela dinamakan akhlak
mazmumah. (Zubaedi, 2011: 92).
a. Akhlak yang baik (Akhlaqul Mahmudah)
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman. (Masan Alfat, 1997: 66). Jika
suatu tingkah laku tersebut dibina untuk memilih keutamaan,
kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan serta
perbuatan-perbuatan baik muncul pada dirinya maka itu dinamakan
akhlak yang baik.
b. Akhlak tercela (akhlaqul mazmumah)
Akhlak tercela adalah perbuatan dan perkataan tercela yang
mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut
akhlak tercela. (Humaidi Tatapangarsa, 1980: 223).
Akhlak mazmudah adalah segala macam sikap atau tingkah
laku tercela oleh karena itu, sikap dan tingkah laku yang lahir
merupakan cerminan atau gambaran dari sifat batin.
B. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak terbentuk dalam dua kata “pendidikan” dan
“akhlak”, dan untuk memudahkan dan memahami pengertian pendidikan
akhlak membutuhkan terlebih dahulu pemahaman akan dua kata tersebut.
Dalam pendidikan banyak sekali para ahli berpendapat dalam mengartikan
kata pendidikan, baik para ahli pendidikan barat ataupun para ahli
pendidikan Islam.
Menurut Langeveld Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih cepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. (Hasbullah, 2009: 2).
Dalam bahasa Arab “pendidikan sama dengan “At-Tarbiyyah”, kata
At-Tarbiyyah berasal dari tiga bentuk. Pertama kata “rabaa-yarbuu” ( -‫رَﺑَﺎ‬
ْ‫ )ﯾَﺮْ ﺑُﻮ‬yang berarti bertambah tumbuh (Mahmud Yunus, 1989: 120). Kata
kedua “robaya” (َ‫ )رَﺑَﻲ‬yang berarti mendidik, mengajar, mengasuh, dan
yang ketiga adalah kata “rabba- rabaya” (َ‫ رَﺑَﻲ‬-‫ )رَبﱠ‬yang berarti
mengasuh, mendidik, mengemong (Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor,
2003: 952).
Merujuk pada ayat dalam al-Qur’an :
’ÎT$u‹­/u‘ $yJ x. $yJ ßg÷Hxq ö‘$#Éb> §‘ @ è%ur ÏpyJ ôm §9$# z̀ ÏB ÉeA —%!$#y $uZy_ $yJ ßgs9 ôÙ Ïÿ÷z $#ur
ÇËÍÈ #ZŽÉó|¹
“ Ya Allah, sayangilah keduanya (orang tuaku) sebagaimana mereka telah
mengasuhku ( mendidikku) sejak kecil “. (QS. Al-Isra: 24)
Sementara ahli pendidik Islam menyatakan bahwa “Tarbiyah”
adalah proses menyadarkan manusia agar dapat mewujudkan penghambaan
diri kepada Allah SWT. Baik secara individu maupun bersama-sama.
(Cahyadi Takariawan, 2003: 137).
Pendidikan akhlak adalah proses mengarahkan atau mendidik
manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicitacitakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat.
Pendidikan akhlak adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa
penanaman akhlak mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan
perubahan dalam hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan
bersikap dalam membentuk kepribadian yang mulia.
2. Tujuan Pendidikan Akhlak
Nabi Muhammad diutus dengan membawa risalah ajaran Islam
sebagai rahmat bagi semesta alam. Rasulullah adalah teladan bagi setiap
muslim dalam segala hal, baik dalam hal keagamaan maupun hal
keduniaan. Meneladani Rasulullah merupakan kewajiban setiap muslim
hingga tiba hari perhitungan nanti. Perintah untuk menjadikan beliau
sebagai tauladan adalah firman Allah:
tÅz Fy $#tPöqu‹ø9$#ur ©! $#(#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é&«! $#ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9
ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $#tx.sŒur
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. AlAhzab: 21)
Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam
kebenaran dan senantiasa berjalan di jalan yang lurus yaitu jalan yang di
ridai oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia bahagia di dunia dan
akhirat.
Dari gambaran di atas bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah
terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh
Rasulullah dan dapat tercapai keselamatan di dunia dan akhirat.
3. Meteri Pendidikan Akhlak
Dalam garis besarnya, akhlak di bagi menjadi dua bagian yaitu,
akhlak terhadap Allah (yang menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan)
(Zubaedi, 2011: 66). Adapun uraian sebagai berikut:
a. Akhlak manusia kepada Allah
Akhlak kepada Allah merupakan esensi daripada akhlak-akhlak
yang lain. Akhlak terhadap Allah merupakan tolak ukur keberhasilan
dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai akhlak lainya. Jika
akhlak
terhadap
Allah
lemah
(kualitas
rendah),
maka
akan
mempengaruhi kualitas akhlak lainya. Dengan demikian, untuk
menjalani proses hidup dengan baik, manusia perlu menjalin hubungan
(bertakarub) secara harmonis dengan pencipta (Al-Khaliq), sehingga
perjalanan kehidupan manusia senantiasa mendapat bimbingan dan
petunjuk dari Allah.
Manusia harus mensyukuri nikmat yang diberikan Allah
kepadanya serta malu kepada-Nya ketika akan berbuat maksiat,
bertaubat dengan benar, bertawakal kepada-Nya, mengharapkan
rahmat-Nya, takut akan siksaan-Nya, berbaik sangka bahwa
Allah
pasti menepati janji-Nya dan ancaman-Nya, Itulah yang dinamakan
akhlak kepada Allah. Ketika manusia konsisten dan menjaga akhlak
kepada Allah dengan baik, maka manusia akan ditambah derajatnya,
kedudukan
semakin tinggi, dan kemuliaan yang agung. Sehingga
manusia akan mendapatkan perlindungan dari Allah.
Ibadah secara umum meliputi segala perbuatan yang diizinkan
oleh Allah. Manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai kewajiban
terhadap sang pencipta dan terhadap sesama manusia. Untuk ibadah
dalam
pengertian khusus artinya
ibadah
yang
pelaksanaanya
mempunyai tata cara tertentu. Dalam ajaran Islam, ibadah yang bersifat
khusus antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Melalui ibadah
manusia akan membangun kedekatan dengan sang pencipta. Sementara
itu, termasuk bagian dari akhlak terhadap Allah yaitu meminta tolong
kepada Allah setelah terlebih dahulu melakukan ikhtiar semaksimal
mungkin.
b. Akhlak manusia kepada Rasulullah
Setiap umat Islam yakin bahwa Muhammad adalah rasul Allah
dan merupakan kewajiban bagi manusia untuk beriman kepada Allah
dan para rasul-Nya.
Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang
diyakini, tetapi harus pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang
dijelaskan di dalam al-Qur’an dan hadist tentang bagaimana bersikap
kepada rasulullah. Itulah yang di namakan akhlak kepada rasulullah.
Nabi Muhammad adalah manusia istimewa dari yang lainya,
karena beliau seorang nabi dan rasul Allah, seorang manusia pilihan
Allah yang harus dicintai, diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan
muslimah. Kedudukan sebagai nabi dan rasul inilah yang menjadikan
nabi Muhammad mempunyai posisi tersendiri, diantara manusia lainya.
Diantara perilaku atau akhlak yang harus dilakukan oleh setiap
manusia terhadap rasulullah ialah sebagai berikut:
1) Menerima dan mengamalkan ajaran yang di bawanya.
b̈ Î) (©! $# (#qà)¨?$#ur 4(#qßgtFR$$sù çm÷Ytã öN ä3 9pktX $tBur çnrä‹ ã‚ sù ãA qß™ §9$# ãN ä3 9s?#uä !$tBur
ÇÐÈ É> $s)Ïèø9$#߉ ƒÏ‰ x© ©! $#
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
(QS. Al-Hasyr: 7)
2) Mengikuti dan mengamalkan sunahnya.
Merupakan keharusan bagi umatnya yaitu umat Islam untuk
mengikuti jejaknya baik dalam ibadah maupun akhlak, karena di
sana ada jaminan dari Rasulullah. Barang siapa yang mengikuti
Beliau akan dicintai Allah dan diampuni dosanya.
3) Mengucap shalawat dan salam kepadanya.
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi
Muslim“ menjelaskan bahwa akhlak manusia terhadap Rasulullah
antara lain:
a) Taat kepada Rasulullah, mengikuti jejaknya, dan meniti jalanya
dalam seluruh jalan dunia, dan akhirat.
b) Cinta kepada Rasulullah, hormat kepadanya, dan pengagungan
kepadanya harus didahului daripada cinta kepada yang lain,
hormat kepada yang lain, dan pengagunganya yang lain,
siapapun orangnya.
c) Mencintai siapapun yang dicinta oleh Rasulullah. Memusuhi
siapa saja yang dimusuhi oleh Rasulullah, ridha dengan apa saja
yang diridhainya, dan marah kepada apa yang dimarahi beliau.
d) Mengagungkan Rasulullah, mengucapa shalawat dan salam
untuknya, dan menghormati seluruh kelebihanya.
e) Membenarkan apa yang dijelaskan oleh Rasulullah tentang
persoalan dunia, dan masalah-masalah ghaib
di kehidupan
dunia atau kehidupan akhirat.
f) Menghidupkan sunah Rasulullah memenangkan syariatnya,
menyampaikan
dakwahnya,
dan
melaksanakan
wasiat-
wasiatnya.
g) Merendahkan suara di kuburanya, dan di masjid bagi orang yang
mendapatkan kehormatan bisa menziarahi kuburanya.
h) Mencintai orang-orang shalih, loyal kepada mereka karena
kecintaan Rasulullah kepada mereka, marah kepada orang-orang
fasik, dan memusuhi mereka, karena kemarahan beliau kepada
mereka.
c. Akhlak manusia kepada diri sendiri
Orang muslim meyakini bahwa kebahagiaan di dunia, dan
akhirat sangat ditentukan oleh sejauh mana pembinaan terhadap
dirinya, perbaikan dirinya dan penyucian dirinya.
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi
Muslim” bahwa dalam memperbaiki dirinya, pembinaanya, dan
membersihkannya dengan menempuh jalan-jalan sebagai berikut:
1) taubat
Taubat adalah melepaskan diri dari semua dosa dan
maksiat, menyesali semua dosa-dosa masa lalunya, dan bertekad
tidak kembali kepada dosa di sisa-sisa umurnya.
Firman Allah:
ÇÌÊÈ šc
qßs Î=øÿè? ÷/ä3 ª=yès9 šc
qãZÏB÷sßJ ø9$#tm•ƒr&$·èŠÏHsd «! $#’n<Î)(#þqç/qè?ur
“dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nuur: 31)
2) Muraqobah
Muraqobah adalah merasa diawasi oleh Allah di setiap
waktu kehidupan hingga akhir kehidupanya, dan mengamati apa
saja yang dikerjakan oleh semua jiwa.
Firman Allah:
s'©#ÏB yì t7¨?$#ur Ö̀ Å¡ øtèC uqèd ur ¬! ¼çmygô_ ur zN n=ó™ r& ồ £J ÏiB $YYƒÏŠ ß̀ |¡ ôm r& ồ tBur
ÇÊËÎÈ Wx ŠÎ=yz zO ŠÏd ºtö/Î)ª! $#x‹ sƒªB$#ur 3$Zÿ‹ÏZym zO ŠÏd ºtö/Î)
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
(Q.S. An-Nisa: 125)
3) Muhasabah ( Evaluasi)
Orang Muslim mengadakan muhasabah (Evaluasi) terhadap
dirinya atas amal perbuatanya sepanjang siang harinya. Jika ia
melihat dirinya kurang mengerjakan ibadah-ibadah wajib, ia
mencela dirinya dan memarahinya, kemudiaan memaksa dirinya
untuk melakukan ibadah-ibadah wajib tersebut dan memperbanyak
ibadah-ibadah sunah. Jika manusia melihat banyak dosa yang
terdapat pada dirinya, maka ia beristigfar, menyesalinya, bertaubat,
dan mengerjakan amal shalih yang bisa memperbaiki apa yang
telah dirusaknya. Inilah yang dinamakan muhasabah terhadap diri
sendiri.
Allah berfirman:
(7‰ tóÏ9 ôM tB£‰ s% $B̈ Ó§ øÿtR öÝà ZtFø9ur ©! $# (#qà)®?$# (#qãZtB#uä šú
ïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ
ÇÊÑÈ tb qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ 7ŽÎ7yz ©! $#b̈ Î)4©! $#(#qà)¨?$#ur
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al-Hasyr: 18 )
4) Mujahadah (Perjuangan)
Orang Muslim mengetahui bahwa musuh besarnya adalah
hawa nafsu yang ada pada dirinya, bahwa watak hawa nafsu adalah
condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan
kepada keburukan seperti yang dikatakan Zulaikah dalam alQur’an.
O çFRr& !$tBur (A, ys s9 ¼çmR̄Î) þ’În1u‘ur “ Î) ö@ è% (uqèd <, ym r& štRqä«Î6.^tFó¡ tƒur *
ÇÎÌÈ šú
ïÌ“Éf ÷èßJ Î/
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”. (QS.
Yunus: 53)
Selain itu, watak hawa nafsu ialah senang malas-malasan,
santai, dan menganggur, serta larut dalam syahwat, kendati di
dalamnya terdapat kecelakaan, dan membinasaan. Manusia harus
mampu melawan hawa nafsu dan bertekat mengatasi seluruh
perjuanganya melawan hawa nafsu. Dan menentang syahwatnya
hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah
tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu.
Allah berfirman:
ÇÏÒÈ tûüÏZÅ¡ ós ßJ ø9$#yì yJ s9 ©! $#b̈ Î)ur 4$uZn=ç7ß™ öN åk¨]tƒÏ‰ öks]s9 $uZŠÏù (#r߉ yg»y_ z̀ ƒÏ%©!$#ur
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,
benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
d. Akhlak manusia kepada sesama manusia
Ajaran sosial dan pembinaan akhlak dalam al-Qur’an bertujuan
untuk memperkuat kerjasama dalam lingkungan keluarga dengan
mengatur
anggota-anggota
keluarga
melalui
pembentukan
kepribadiaan individu yang baik. Sebagai salah satu bagian dari
masyarakat, untuk lebih jelasnya kondisi masyarakat itu ada beberapa
uraian:
1) Akhlak di lingkungan keluarga
Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas fungsi
keluarga dalam pendidikan, yaitu memberi pengalaman kepada
anak, baik melalui pemeliharaan, pembinaan, dan pengaruh yang
menuju pada terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang
tua.
Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi
anak yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara
berfikir itu akan kelihatan. Keluarga juga sebagai pelaksana
pendidikan Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan
akhlak yang mulia.
2) Akhlak di lingkungan tetangga dan kerabat
Tetangga mempunyai hak-hak atas dirinya, dan akhlak yang
harus dijalankan terhadap tetangga meraka dengan sempurna,
berdasarkan dalil-dalil berikut:
Allah berfirman:
“ ÏŒ Í‘$pgø:$#ur ÈûüÅ3 »|¡ yJ ø9$#ur 4’yJ »tGuŠø9$#ur 4’n1öà)ø9$# “ É‹ Î/ur $YZ»|¡ ôm Î) Èûøït$Î!ºuqø9$Î/ur
É= ãYàf ø9$#Í‘$pgø:$#ur 4’n1öà)ø9$#
“dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh.”( QS. An-Nisa: 36 )
Sabda Rasulullah :
‫ ﹺﻡ‬‫ﻮ‬‫ﺍﻟﹾﻴ‬‫ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳ‬‫ﻦ‬‫ "ﻣ‬.‫ﻡ‬.‫ﻝﹸ ﺍﷲِ ﺹ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬:‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬: ‫ﺓﹶ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫ‬‫ﻦ‬‫…ﻋ‬
‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬.‫ﻔﹶﻪ‬‫ﻴ‬‫ ﺿ‬‫ﻜﹾﺮﹺﻡ‬‫ﺮﹺ ﻓﹶﻠﹾﻴ‬‫ﻡﹺ ﺍﹾﻻﺧ‬‫ﻮ‬‫ﺍﻟﹾﻴ‬‫ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﻩ‬‫ﺎﺭ‬‫ﻯ ﺟ‬‫ﺫ‬‫ﺆ‬‫ﺮﹺ ﻓﹶﻼﹶ ﻳ‬‫ﺍﻻﹶﺧ‬
."‫ﻜﹸﺖ‬‫ﺴ‬‫ﻴ‬‫ ﻟ‬‫ﺍ ﺃﹶﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻘﹸﻞﹾ ﺧ‬‫ﺮﹺ ﻓﹶﻠﹾﻴ‬‫ﻡﹺ ﺍﻟﹾﺎﹶﺧ‬‫ﻮ‬‫ﺍﻟﹾﻴ‬‫ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳ‬
Dari Abu Hurairah; berkata : Berkata Rasulullah SAW barang
siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berbuat
baik kepada tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan
hari kemudan hendaklah menghormati tamunya. Dan barang siapa
beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berkata baik
atau diam saja.” (Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hujjaj alQusyairi al-Nusaburi, 1992:68)
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi
Muslim” menjelaskan bahwa berakhlak terhadap tetangga dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Tidak menyakiti dengan ucapan atau perbuatan.
b) Bersikap dermawan dengan memberi kebaikan kepadanya,
c) Menghormati dan menghargainya.
3) Akhlak kepada manusia secara umum
Terbentuknya suatu masyarakat manusia yang luas di mana
satu sama lainya saling melengkapi kebutuhan masing-masing,
saling menolong, saling komitmen dalam kebersamaan sehingga
terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis serta tumbuh
sikap persaudaraan. Manusia yang bersatu dan menggalang agar
terciptanya kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan yang dapat
menjadikan masyarakat yang diidamkan.
e. Akhlak manusia kepada alam sekitar
Akhlak manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk
kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan
alam, dan sekaligus memakmurkan manusia. Alam dalam hal ini
dipahami sebagai segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi
beserta isinya selain Allah. Manusia ditugaskan Allah menjadi khalifah
(wakil) di bumi dengan diberikan kemampuan untuk mengelola dan
mengolah alam semesta. Hubungan antara manusia dan alam bukan
merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukan atau antara
tuan dan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan
kepada Allah. Hal ini karena kemampuan manusia dalam mengelola
dan anugerah yang diberikan Allah kapada manusia.
Manusia wajib untuk berakhlak kepada alam karena didasarkan
pada alasan-alasan berikut:
1) Manusia hidup dan mati berada di alam (bumi).
2) Alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh alQur’an.
3) Allah memerintah kepada manusia untuk menjaga kelestarian alam.
4) Allah memeritahkan kepada manusia untuk mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupan menjadi makmur.
5) Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan
di muka bumi.
Berakhlak terhadap alam dapat dilakukan manusia
upaya-upaya pelestarian alam sebagai berikut:
1) Melarang penebangan pohon secara liar.
2) Melarang perburuan binatang secara liar.
3) Melakukan reboisasi (penghijauan).
4) Membuat cagar alam dan suakamargasatwa.
5) Mengendalikan erosi dan lain-lain.
dengan
4. Metode Pendidikan Akhlak
Menurut Athiyah al-Abrasyi ada tiga metode mendidik akhlak,
yaitu:
a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu cara memberi petunjuk,
tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu.
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti,
seperti: mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada
anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga.
c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak
dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka mempunyai
kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik
orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka.
5. Faktor Penting yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau moral yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang datang dari diri
sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak
manusia lahir dan mengandung tentang kesucian anak yang lahir dari
pengaruh-pengaruh luar sebagaimana firman Allah:
Ÿ@ ƒÏ‰ ö7s? Ÿw 4$pköŽn=tæ }¨ $Z̈9$#tsÜ sù ÓÉL©9$#«! $#|N tôÜ Ïù 4$Zÿ‹ÏZym ÈûïÏe$#Ï9 y7 ygô_ ur óO Ï%r'sù
tb qßJ n=ôètƒ Ÿw Ä̈ $Z̈9$#uŽsYò2 r& Æ
Å3 »s9ur ÞO ÍhŠs)ø9$#Úú
ïÏe$!$#šÏ9ºsŒ 4«! $#È, ù=yÜ Ï9
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum:
30)
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau
perbuatan manusia yang meliputi:
1) Pengaruh keluarga
Keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan
keluarga tempat di mana ia menjadi diri pribadi atau dirinya sendiri.
(Hasbullah, 2009: 39). Keluarga merupakan tempat belajar bagi
anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan dan
berakhlak mulia. Di dalam keluarga terdapat ayah, ibu, anak di
mana
masing-masing
membutuhkan.lingkungan
keluarga
memengaruhi,
saling
Keluarga merupakan lingkungan yang
pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat
didikkan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan utama, karena
sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga,
sehingga pengaruh dalam pendidikan akhlak yang paling banyak
diterima adalah dari lingkungan keluarga.
2) Pengaruh sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari
pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan
dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di
sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan
dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Peranan
sekolah
sebagai
lembaga
yang
membantu
lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan
mengajar serta sekolah dapat mempengaruhi akhlak anak.
3) Pengaruh masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang
sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuanya,
serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupanya.
(Sutari Imam Barnadib, 1986: 133).
Dengan demikian pembentukan akhlak mulia membutuhkan
pendidikan, baik dari keluarga, sekolah, ataupun lingkungan
masyarakat. Menerapkan kebiasaan-kebiasaan , latihan-latihan serta
contoh-contoh yang baik. Sehingga anak dapat memahami dan
mengaplikasikan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
6. Contoh-contoh Akhlak dalam al-Qur’an
Di antara contoh-contoh akhlak baik (mahmudah) yang ada dalam
al-Qur’an, antara lain:
a. Sabar
Kata shabr maknanya habs, yakni menahan. Maka kata sabar
dimaknai usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan
sepenuh kerelaan dan kepasrahan. (Wahid Ahmad, 2004: 85). Sabar
adalah konsekuen dan konsisten dalam menjalankan perintah dan
menjauhi larangan serta dalam menerima segala cobaan.
Firman Allah:
ÇÍÎÈ tûüÏèϱ »sƒø:$#’n?tã žw Î)îouŽÎ7s3 s9 $pkẌÎ)ur 4Ío4qn=¢Á 9$#ur ÎŽö9¢Á 9$$Î/ (#qãZŠÏètFó™ $#ur
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',”(QS.Al-baqarah: 45).
Zubaedi
dalam
bukunya
“Desain
Pendidikan
Karakter”
menjelaskan bahwa sabar dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu:
1) Sabar
menanggung
beratnya
kehidupan,
seperti
kewajiban
menjalankan shalat lima waktu, membayar zakat, melaksanakan
puasa, haji bilamana mampu, dan lain-lain. Bagi orang yang sabar,
betapa pun beratnya kewajiban itu tetap dilaksanakan, tidak peduli
dalam keadaan melarat, sakit atau dalam kesibukan. Semua tetap
dilaksanakan dengan patuh dan
ikhlas.
Orang
yang
sabar
melaksanakan kewajiban berarti mendapatkan taufik dan hidayah
Allah.
2) Sabar menanggung musibah atau cobaan, cobaan yang menimpa
manusia bisa bermacam-macam, silih berganti datangnya. Namun
bila orang mau bersabar menanggung musibah atau cobaan disertai
tawakal kepada Allah, pasti kebahagiaan terbuka lebar. Dan yang
sabar menanggung musibah pasti memperoleh pahala oleh Allah.
3) Sabar menahan penganiayaan dari orang lain. Kehidupan seseorang
tidak luput dari kezaliman. Banyak terjadi kasus-kasus penganiayaan
terutama menimpa orang-orang yang suka memperjuangkan keadilan
dan kebenaran. Akan tetapi bagi orang yang sabar menahan
penganiayaan demi tegaknya kebenaran dan keadilan, pasti Allah
mencintai orang-orang tersebut.
4) Sabar menanggung kemiskinan. Banyak orang yang hidupnya
dirundung kemiskinan, yang akhirnya berputus asa. Akibatnya , ada
yang menerjunkan dirinya ke dunia hitam, menjadi perampok,
pencopet. Ada lagi yang kemudian terjun menjadi pengemis,
pekerjaan setiap hari hanya meminta-minta. Orang seperti itu tidak
memiliki sifat sabar. Sebaliknya orang yang sabar menanggung
kemiskinan serta mensyukuri nya maka hidupnya selalu dilimpahi
kemulian dari Allah.
b. Menjaga kesucian diri (al-‘Ifafah)
Al-‘Ifafah (memelihara kesucian diri) termasuk dalam akhlak
baik (mahmudah) yang dituntun dalam ajaran Islam. Menjaga diri dari
keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap
waktu. Dengan menjaga diri secara ketat, hal ini dilakukan mulai dari
memelihara hati (kalbu) untuk tidak berbuat rencana dan angan-angan
yang buruk.
Sebagian
kebalikan
dari
sifat
tersebut
ialah
sikap
mempertaruhkan panggilan hawa nafsu.
Allah berfirman:
’În1u‘ b̈ Î)4þ’În1u‘ zO Ïm u‘ $tB žw Î) Ïäþq¡ 9$$Î/ 8ou‘$B̈V{ }§ øÿZ̈9$# b̈ Î)4ûÓŤ øÿtR ä— Ìht/é& !$tBur *
ÇÎÌÈ ×LìÏm §‘ Ö‘qàÿxî
“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha penyanyang.”(QS. Yusuf: 53)
c. Memelihara Amanah
Amanah menurut bahasa (etimologi) ialah kesetiaan ketulusan
hati, kepercayaan atau kejujuran. Betapa pentingnya sifat dan sikap
amanah dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan
sosial umat Islam, maka kehancuran lah yang akn terjadi bagi umat
Islam.
Allah berfirman:
b r&Ä̈ $Z̈9$#tû÷üt/ O çFôJ s3 ym #sŒÎ)ur $ygÎ=÷d r&#’n<Î)ÏM »uZ»tBF{ $#(#r–Šxsè? b r&öN ä.ããBù'tƒ ©! $#b̈ Î)
ÇÎÑÈ #ZŽÅÁ t/ $Jè‹Ïÿxœ tb %x. ©! $#b̈ Î)3ÿ¾ÏmÎ/ /ä3 Ýà Ïètƒ $­KÏèÏR ©! $#b̈ Î)4ÉA ô‰ yèø9$Î/ (#qßJ ä3 øtrB
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)
d. Bersifat Adil
Kata adil berasal dari bahasa Arab. Artinya meletakkan sesuatu
pada tempatnya. Sikap adil hanya bisa ditunjukan oleh mereka yang
memiliki hati nurani yang bersih, keadilan hanya bisa ditunaikan dengan
ketakwaan.
Allah berfirman:
šc
qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ 7ŽÎ6yz ©! $#žc
Î)4©! $#(#qà)¨?$#ur (3“ uqø)­G=Ï9 Ü> tø%r&uqèd (#qä9ω ôã $#
“berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”( Al-Maidah: 8)
e. Bersifat Kasih Sayang
Pada dasarnya sifat kasih sayang ( ar-rahman) adalah fitrah yang
dianugrahkan kepada makhluk.
Allah berfirman:
ÇÊÐÈ ÏpuHxq öuKø9$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur ÎŽö9¢Á 9$$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#z̀ ÏB tb %x. ¢O èO
“Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”
(QS. Al-Balad: 17)
f. Bersifat kuat (al-Quwwah)
Al-Quwwah termasuk dalam rangkaian keutamaan akhlak.
Kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1) kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh,
2) kuat jiwa, bersemangat, inovatif dan inisiatif,
3) kuat akal, pikiran, cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat.
Kekuatan ini hendaknya dibina dan diikhtiarkan supaya
bertambah dalam diri, dan dapat digunakan meningkatkan amal
perbuatan. Tambahan kekuatan itu diperoleh selain dengan usaha fitrah
atau jalan yang wajar, juga memohon kepada Allah:
Allah berfirman:
¨@ s%r& O$tRr& Èb ts? b Î)4«! $Î/ žw Î)no§qè% Ÿw ª! $# uä!$x© $tB |M ù=è% y7 tFZ̈y_ |M ù=yz yŠ øŒÎ)Iw öqs9ur
ÇÌÒÈ #V$s!urur Zw $tB y7 ZÏB
“Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu
"maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah
semua Ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan
keturunan,”(QS. al-Kahfi: 39)
g. Bersifat Malu (al-Haya’)
Al-Haya’ (malu) ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri
sendiri di kala melanggar peraturan Allah. Perasaan ini dapat menjadi
bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista.
Allah berfirman :
Ÿw $tB tb qçGÍhŠu;ムøŒÎ)öN ßgyètB uqèd ur «! $#z̀ ÏB tb qàÿ÷‚ tGó¡ o„Ÿw ur Ä̈ $Z̈9$#z̀ ÏB tb qàÿ÷‚ tGó¡ o„
ÇÊÉÑÈ $Ü̧ ŠÏtèC tb qè=yJ ÷ètƒ $yJ Î/ ª! $#tb %x.ur 4ÉA öqs)ø9$#z̀ ÏB 4ÓyÌ ötƒ
Artinya : Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak
bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada
suatu malam mereka menetapkan Keputusan rahasia yang Allah tidak
ridlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang
mereka kerjakan (QS. An-Nisa : 108)
h. Tawadhu
Tawadhu adalah bersikap tenang, sederhana, dan sungguhsungguh menjauhi perbuatan takabur (sombong).
Allah berfirman:
ãN ßgt6sÛ %s{ #sŒÎ)ur $ZRöqyd ÇÚ ö‘F{ $# ’n?tã tb qà± ôJ tƒ šú
ïÏ%©!$# Ç̀ »uH÷q §9$# ߊ$t7Ïã ur
ÇÏÌÈ $VJ »n=y™ (#qä9$s% šc
qè=Îg»yf ø9$#
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan.”( QS.Al- Furqon: 63)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan akhlak yang
baik.
Di antara contoh-contoh akhlak tercela (mazmumah) yang ada dalam
al-Qur’an dan harus dijauhi oleh seorang muslim, antara lain:
a. Zalim
Zalim adalah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Semua
perilaku yang tidak pantas dan tidak di senangi oleh hati nurani dan
juga agama.
Contoh prilaku zalim yaitu syirik atau menyekutukan agama .
x8 ÷ŽÅe³ 9$# žc
Î) («! $Î/ õ8 ÎŽô³ è@ Ÿw ¢Óo_ç6»tƒ ¼çmÝà Ïètƒ uqèd ur ¾ÏmÏZö/ew ß̀ »yJ ø)ä9 tA $s% øŒÎ)ur
ÇÊÌÈ ÒO ŠÏà tã íO ù=Ýà s9
“Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberikan pelajaran kepadanya: “hai anakku, jangan kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kazaliman yang besar.” ( QS. Luqman: 13)
Dari sini dapatlah dipahami bahwa kezaliman itu bertingkattingkat, dari tingkat yang paling sederhana, semisal mengucapakan
sesuatu yang tidak ada gunanya, lalu perilaku yang menindas dan
merugikan orang banyak, hingga berlaku syirik dan ingkar kepada
Allah Swt.
b. Hasad
Hasad adalah harapan seseorang agar suatu nikmat hilang dari
orang lain. Hasad ada dua tingkatan. Tingkatan pertama adalah setelah
nikmat itu hilang dari orang lain, ia berharap pindah kepada dirinya.
tingkat kedua adalah nikmat itu hilang dari orang lain meskipun juga
tidak pindah ke tanganya.
Seorang muslim adalah orang yang cinta kepada kebaikan,
bukan saja atas dirinya sendiri, namun juga atas orang lain. Sesuatu
yang menyenangkan bagi dirinya maka ia berharap akan juga didapat
oleh saudaranya agar ia senang seperti dirinya.
Maka orang yang beriman sesungguhnya tidak pantas berbuat
hasad karena ketika nikmat itu ada pada seseorang maka ia tahu bahwa
itu adalah karunia Allah Swt.
Allah Swt berfirman :
tA #uä !$oY÷s?#uä ô‰ s)sù (¾Ï&Î#ôÒ sù ` ÏB ª! $# ÞO ßg9s?#uä !$tB 4’n?tã }¨ $Z̈9$# tb r߉ Ý¡ øts† ôQ r&
ÇÎÍÈ $VJ ŠÏà tã %3̧ ù=•B M ßg»oY÷s?#uäur spyJ õ3 Ïtø:$#ur |= »tGÅ3 ø9$#tLìÏd ºtö/Î)
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran
karunia yang Allah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami telah
memberi kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami telah
memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (An-Nisa: 54)
Jika kita melihat orang lain mendapatkan nikmat maka yang
paling baik adalah bersyukur sembari berdoa agar kita mendapatkanya.
Jika kita tidak mendapatkanya, maka yakinlah bahwa apa yang Allah
berikan adalah yang terbaik.
c. Ujub
Ujub adalah perasaan bangga terhadap diri sendiri. Karena ujub
ini seseorang bisa terjerumus dalam kesombongan dan terperdaya,
maka sifat ujub harus dijauhi oleh setiap muslim. Untuk dapat menjauhi
ujub maka seorang muslim harus menyadari bahwa semua kemuliaan
dan keagungan hanyalah milik Allah. Nikmat yang ada pada manusia,
baik itu berupa fisik yang sempurna, harta yang melimpah, atau ilmu
yang tinggi, hanyalah limpahan dari kasih sayang Allah kepada
manusia.
‫ﻢﹺ‬‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮﹺﻳ‬‫ﺑﹺﻚ‬‫ﻛﹶﺎ ﺑﹺﺮ‬‫ﺎ ﻏﹶﺮ‬‫ﺎﻥﹸ ﻣ‬‫ﺴ‬‫ﻧ‬‫ﺎ ﺍﻟﹾﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺎ ﺍﹶﻳ‬‫ﻳ‬
"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu yang maha pemurah”. (QS Al-Infitar: 6)
Ujub adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, karena ujub
berarti tidak mengakui bahwa nikmat datang dari Allah. Selain itu, ujub
sesungguhnya mendatangkan madharat bagi manusia karena bisa
memicu kebenciaan dan permusuhan dari orang lain.
d. Riya’
Riya adalah kemunafikan, dan syirik. (Abu Jabir Al-Jazairi,
2000: 262). Hakikat riya’ ialah seorang hamba taat kepada Allah
dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati
manusia.
Allah berfirman:
öN èd tûïÏ%©!$# ÇÎÈ tb qèd $y™ öN ÍkÍEŸx |¹ ` tã öN èd tûïÏ%©!$# ÇÍÈ šú
,Íj#|Á ßJ ù=Ïj9 ×@ ÷ƒuqsù
ÇÐÈ tb qãã $yJ ø9$#tb qãèuZôJ tƒur ÇÏÈ šc
râä!#tãƒ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan
enggan (menolong dengan) barang berguna” ( QS. Al-Ma’un: 4-7)
e. Menipu
Menipu adalah berkhianat dan pelanggaran janji. Menipu
termasuk dalam perbuatan tercela karena sangat merugikan orang lain
dan agama mengharamkan perbuatan yang menipu.
Allah berfirman:
ÏM tón=t/ur ㍻|Á ö/F{ $# ÏM xî #y— øŒÎ)ur öN ä3 ZÏB Ÿ@ xÿó™ r& ồ ÏBur öN ä3 Ï%öqsù ` ÏiB Nä.râä!$y_ øŒÎ)
ÇÊÉÈ O$tRqãZ—à 9$#«! $Î/ tb q‘ZÝà s?ur tÅ_ $oYys ø9$#ÛU qè=à)ø9$#
“ (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari
bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik
menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap
Allah dengan bermacam-macam purbasangka.”(QS. Al-Ahzab: 10 )
f. Malas dan Lemah
Kemalasan dan kelemahan adalah penyakit kepribadian manusia
yang jika terjangkit akan membuat seseorang tidak bisa mencapai
kemajuan dalam hidup.
Maka Rasulullah Saw. Senantiasa meminta perlindungan kepada
Allah Swt.
‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﺫﹸﺑﹺﻚ‬‫ﻮ‬‫ﻨﹺﻰ ﺍﹶﻋ‬‫ﻧ‬‫ ﺍ‬‫ﻢ‬‫ ﺍﹶﻟﻠﱠﻬ‬: ‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﷲ ُﻋ‬‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ ﺻ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎ ﻝﹶ ﺭ‬:‫ ﻝﹸ‬‫ﻘﹸﻮ‬‫ ﻳ‬‫ﻚ‬‫ﻠ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫…ﻋ‬
. ‫ﺎﻝﹺ‬‫ﺟ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ﺔ‬‫ﻏﹶﻠﹶﺒ‬‫ﻦﹺ ﻭ‬‫ﻳ‬‫ﻠﹶﻊﹺ ﺍﻟﺪ‬‫ﺿ‬‫ﻭ‬, ‫ﻦﹺ‬‫ﺒ‬‫ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﻞﹺ ﻭ‬‫ﺨ‬‫ﺍﻟﹾﺒ‬‫ ﻭ‬, ‫ﻞﹺ‬‫ﺍﻟﹾﻜﹶﺴ‬‫ﺰﹺ ﻭ‬‫ﺠ‬‫ﺍﹾﻟﻌ‬‫ ﻭ‬, ‫ﻥ‬‫ﺰ‬‫ﺍﻟﹾﺤ‬‫ ﻭ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻟﹾﻬ‬
Artinya: dari Malik berkata: bahwa Rasulullah bersabda : Ya Allah,
aku memohon perlindunganmu dari kegelisahan dan kesedihan, lemah
dan malas, bakhil dan pikun, dan dari kekangan hutang dan kekuasaan.
(Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah
bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju’fiy, 552 H: 1412).
Ajaran Islam adalah ajaran agama yang menyuruh umatnya
untuk bekerja keras, berlomba-lomba dalam kebaikan, berjuang meraih
kejayaan dalam hidup. Namun semua keberhasilan duniawi ini bukan
semata untuk kebanggaan yang bersifat duniawi pula. Semua
keberhasilan dan kejayaan dunia harus dipersembahkan untuk meraih
kejayaan di akhirat kelak. Kebanggaan bukan ditunjukan kepada
sesama makhluk, namun kepada Allah Swt. Dzat yang akan membalas
kebajikan hambanya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an.
ÞÚ ö‘F{ $#ur ßN ºuq»yJ ¡ 9$# $ygàÊ ótã >pŸy_ ur öN à6 În/§‘ ` ÏiB ;otÏÿøótB 4’n<Î) (#þqã Í‘$y™ ur *
ÇÊÌÌÈ tûüÉ)­GßJ ù=Ï9 ôN £‰ Ïã é&
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133)
Sering seseorang malas mengerjakan kebajikan karena kurang
dorongan motivasi. Namun seorang Muslim mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah telah menjanjikan dalam banyak ayat-Nya pahala
yang melimpah bagi siapa saja yang berbuat kebajikan di dunia.
BAB III
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19
A. Biografi Luqman al-Hakim
M. Ishom El-Saha dalam bukunya "Sketsa al-Qur'an" menjelaskan
bahwa Luqman adalah seorang tokoh yang disebut dalam surat Luqman ayat
12 sebagai pemilik hikmah. Disebut namanya dalam al-Qur’an 2 kali, yaitu
ayat 12 dan 13 dalam surat 31, yang diberi nama surat Luqman. An-Nuhas
dan Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa Luqman yang disebut dalam alQur’an itu bernama lengkap Luqman Ibnu Bair Ba’ura Ibnu Nahur Ibnu Tarik
Ibnu Azar. Sementara As-Sahily berpendapat bahwa Luqman yang disebut
dalam al-Qur’an adalah Luqman Ibnu ‘Anqa ‘ibn Sarwan (seorang suku
Ailah). Wahab dan Muqatil berpendapat bahwa Luqman yang ada dalam alQur’an adalah Luqman ibn Bau’ra, yaitu anak laki-laki dari saudara
perempuan Nabi Ayyub, atau anak laki-laki dari bibinya. Sementara Sa’id bin
al-Musayyab menyatakan bahwa Luqman adalah Luqman Aswad.
Sedangkan mengenai anaknya para mufasir banyak pendapat. Menurut
pendapat al-Kalbi nama anak Luqman adalah Masykam. Menurut al-Naqasy
anak Luqman bernama An-am. Menurut ibn Hayyan nama anak Luqman
adalah Asykar atau Syakir. Dan menurut al-Qurtubi nama anak Luqman
adalah Syaran. (Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, 2000: 789).
Melihat pendapat di atas siapa pun nama anaknya, maka pada dasarnya
Luqman memiliki anak yang ia didik dengan baik. Pada satu riwayat
dijelaskan bahwa ia menikah, lalu memiliki beberapa anak dan mereka mati,
tetapi Luqman tidak menangisinya. Menurut imam Qusyairi, Luqman
memiliki istri dan anak yang keduanya kafir, lalu ia selalu menasehatinya
sehingga mereka masuk Islam. (Miftahul Huda, 2009: 75).
Adapun tentang pekerjaan Luqman juga banyak pendapat, bahwa
pendapat Said bin Musayyad, Luqman adalah penjahit baju. pendapat Ibn
Zaid, Luqman seorang pengembala. Pendapat Khalid al-Rabi, Luqman adalah
tukang kayu, serta menurut al-Wahidi, Luqman adalah seorang hakim di
zaman Bani Israil.
Selanjutya Ibnu Jarir, berpendapat bahwa pekerjaan Luqman sebagai
tukang kayu. Suatu kali, majikanya berkata kepada Luqman, “Sembelihkan
domba ini untuk kami.” Lalu dia menyembelihnya. Si majikan berkata,
“Ambillah bagian dagingnya yang terbaik.” Lalu Luqman mengambil lidah
dan hati domba. Si majikan diam selama beberapa saat, lalu berkata,
“Sembelihkanlah
domba
yang
itu
untuk
kami,
“Lalu
Luqman
menyembelihnya. Si majikan berkata, “Ambillah bagian daginganya yang
terburuk. “Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Kemudiaan si
majikan berkata, “Aku menyuruhmu mengambil dua bagian daging domba
yang terbaik, lalu kamu melaksanakannya dan aku pun menyuruhmu
mengeluarkan bagian daging domba yang terburuk, lalu kamu mengambil
daging yang sama.” Luqman berkata, “Sesungguhnya tiada perkara yang lebih
baik daripada lidah dan hati jika keduanya baik dan tiada perkara yang lebih
buruk daripada lidah dan hati jika keduanya buruk.”
Mengenai asal usul Luqman, banyak orang yang mengatakan bahwa
dia berasal dari bangsa Negro, atau Habsy yang warna kulitnya hitam dan
berbibir tebal. (Abdul Mustaqim, 2011: 278).
Luqman bukan Nabi bukan pula Rasul, tetapi seorang ahli hikmah dan
ahli didik yang bijaksana, sehingga ia mendapat gelar “Al-Hakim” yaitu
Luqman yang bijaksana. (Humaidi Tatapangarsa, 1980: 100).
Menurut sejarah tentang umat-umat dan agamanya, maka Bani Israil
mengakui bahwa Luqman termasuk golonganya. Luqman hidup di masa Daud
as, dan memilih diberi hikmah dari pada kenabian. (Miftahu Huda dan
Muhammad Idris, 2008: 93).
Luqman diberi hikmah Allah berupa pemahaman, ilmu, tuturan yang
baik, dan pemahaman Islam. (Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2000: 788).
Luqman seorang yang salih dan bijaksana yang diberi hikmah oleh Allah
berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan, sehingga
menjadikan seseorang dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan jahat,
seraya menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Luqman pun pernah ditanya ihwal prestasi yang dicapainya. Dia
menjawab, “Hai anak saudaraku, jika engkau menyimak apa yang aku katakan
kepadamu, kamu pun akan berprestasi seperti aku.” Lalu Luqman berkata, aku
menjaga mengontrol pandanganku, menjaga lidahku, menjaga kesucian
makananku, memelihara kemaluanku, berkata jujur, memenuhi janjiku,
menghormati tamuku, memelihara hubungan baik dengan tetanggaku, dan
meninggalkan perkara yang tidak penting. Itulah yang membuat diriku seperti
yang kamu lihat.
Mengenai makam Luqman menurut al-Shuyuti berada di tanah
Ramalah. Tepatnya yaitu di sebuah tempat antara Masjid di Ramalah dan
pasarnya, di mana terdapat makam tujuh puluh nabi setelah Luqman.
(Miftahul Huda, 2009: 74).
Kebijaksanaan yang telah diberikan Allah bahwa, satu pribadi besar
tidak diketahui secara pasti dari mana asal keturunanya. hal ini
mengisyaratkan pengertian bahwa kemuliaan tidaklah harus berdasarkan
keturunan atas kaum tetapi pada ketakwaan dan kehalusan budi pekerti.
Luqman adalah sosok yang takwa dan berakhlak luhur, bijaksana dalam
menentukan jalan hidup, sehingga Luqman dijadikan teladan di dalam alQur’an.
B. Pendidikan Luqman
1. Pendidikan syukur
ãä3 ô± o„ $yJ R̄Î*sù öà6 ô± tƒ ` tBur 4¬! öä3 ô© $# Èb r& spyJ õ3 Ïtø:$# z̀ »yJ ø)ä9 $oY÷s?#uä ô‰ s)s9ur
ÇÊËÈ Ó‰ ‹ÏJ ym ;ÓÍ_xî ©! $#b̈ Î*sù txÿx. ` tBur (¾ÏmÅ¡ øÿuZÏ9
Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman,
yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji".(QS. Luqman: 12)
Kata (ُ‫ )اﻟﺤِﻜْﻤَﺔ‬al-Hikmah adalah bentuk masdar dari (َ‫)ﺣَﻜَﻢ‬, hakama,
(ُ‫ )ﯾَﺤْﻜُﻢ‬yahkumu, (‫ﺣﻜْﻤَﺔ‬
ِ ) hikmah (Miftahul Huda dan Muhammad Idris,
2008: 94). Al-Hakim adalah orang yang memiliki hikmah, sedang hikmah
itu sendiri merupakan pengetahuan terdetail tentang sesuatu, dan dikatakan
juga dengan istilah al-Hakim bagi orang yang mengetahui secara detail
tentang ciptaan dan diyakininya. (Miftahul Huda, 2009: 77).
Al-Hikmah bermakna kendali hewan. Dinamakan demikian karena
pengendalianya dapat mengendalikannya dari keliaran dan sejenisnya, dan
kata “pemilik hikmah” artinya hikmah itu mencegah pemiliknya dari
akhlak jelek. Melihat beberapa pengertian di atas, sebenarnya makna
hikmah dari sisi bahasa memiliki kedekatan arti, yaitu berdasar pada makna
mengekang, karena orang yang memiliki hikmah mengekang dirinya dari
perbuatan-perbuatan tercela.
Al-Hikmah (ُ‫ )اﻟﺤِﻜْﻤَﺔ‬menurut para etimolog mengandung arti yang
banyak sekali, yaitu pemahaman, pengetahuan, kesabaran dan ketabahan,
yang dapat mencegah seseorang dari kerusakan dan kehancuran, serta dapat
meletakkan sesuatu pada tempatnya. (Miftahul Huda, 2009: 78).
Syukur adalah menampakkan nikmat, yang artinya menggunakan
nikmat pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya,
serta menyebut-nyebut nikmat dan pemberianya dengan lidah. (Zubaedi,
2011: 95). Syukur mencakup tiga sisi: pertama, syukur dengan hati, yaitu
kepuasan batin atas anugerah. Kedua, syukur dengan lidah dengan
mengakui anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, syukur dengan
perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan
tujuan penganugerahanya (Zubaedi, 2011: 95).
Kata syukur terambil dari kata (َ‫ )ﺷَﻜَﺮ‬yang maknanya berkisar pada
pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur yang paling penting
adalah syukur kepada Allah. Sebab Dialah pemberi segala kenikmatan
kepada seluruh hambanya. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah,
maka sesungguhnya manfaat dari syukur itu kembali kepada dirinya. dan
barang siapa yang kafir kepada nikmat Allah, maka dia sendiri yang akan
menanggung akibat buruk kekafiran itu.
Allah berfirman:
’Î1#x‹ tã b̈ Î) ÷LänöxÿŸ2
ûÈõs9ur (öN ä3 R̄y‰ ƒÎ—V{ óO è?öx6 x© ûÈõs9 öN ä3 š/u‘ šc
©Œr's? øŒÎ)ur
ÇÐÈ Ó‰ ƒÏ‰ t± s9
Artinya: “Dan tatkala Tuhan kamu memaklumi: “Sesungguhnya demi, jika
kamu bersyukur pasti aku tambah kepada kamu dan jika kamu kufur
sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (QS.Ibrahim: 7).
Kata (ٌّ‫ )ﻏَﻨِﻲ‬ghaniyyun atau maha kaya terambil dari akar kata yang
terdiri dari huruf-huruf (‫ )غ‬ghain, (‫ )ن‬nun, (‫ )ي‬ya’ yang maknaya berkisar
pada dua arti, pertama menunjukan cukup dan, kedua suara. (M.Quraish
Shihab, 2003: 123). Kecukupan baik menyangkut harta maupun selainya.
Dari sini lahir kata ghaniyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa
berkecukupan hidup di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup
sendiri tanpa suami, dan yang kedua adalah suara. Dari sini lahir kata
mughanniy dalam arti penarik suara atau penyanyi. Sebab penyanyi
mempunyai suara yang baik.
Kata (ٌّ‫ )ﻏَﻨِﻲ‬ghaniyyun dalam ayat tersebut berarti Allah maha kaya
bahwa Dia tidak butuh kepada sesuatu. Namun manusia betapapun
kayanya, ia tetap butuh, paling tidak kebutuhan kepada yang memberikan
kekayaan, yaitu Allah.
Kata (ُ‫ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺪ‬al-Hamid terambil dari akar kata yang terdiri dari
huruf-huruf (‫ )ح‬ha, (‫ )م‬mim, (‫ )د‬dal, yang maknanya menunjukan kepada
antonim tercela. (M.Quraish Shihab, 2002: 25). Ada tiga unsur dalam
perbuatan yang harus dipenuhi oleh pelaku sehingga dia mendapat pujian,
yaitu: 1) indah (baik), 2) dilakukan secara sadar, dan 3) tidak terpaksa atau
dipaksa. Kata (ُ‫ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺪ‬al-Hamid berarti Dia menciptakan segala sesuatu dan
segalanya diciptakan dengan baik serta atas dasar ikhtiar dan kehendakNya tanpa paksaan. Maka segala perbuatan-Nya terpuji dan segala yang
terpuji merupakan perbuatan-Nya, sehingga wajar Dia menyandang sifat alHamid.
2. Pendidikan keimanan
íO ù=Ýà s9 x8 ÷ŽÅe³ 9$# žc
Î)(«! $Î/ õ8 ÎŽô³ è@Ÿw ¢Óo_ç6»tƒ ¼çmÝà Ïètƒ uqèd ur ¾ÏmÏZö/ew ß̀ »yJ ø)ä9 tA $s% øŒÎ)ur
ÇÊÌÈ ÒO ŠÏà tã
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". ( QS. Luqman: 13 )
Al-qur’an dalam menyebutkan anak ada kata (ُ‫ )إِﺑْﻦ‬ibn, (َّ‫)ﺑُﻨَﻲ‬
bunayy, (‫ )وَﻟَﺪ‬walad. Kata ibn berarti sesuatu yang lahir oleh sesuatu. Kata
tersebut dapat berarti: a. Anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada
karena adanya orang tua, b. Segala sesuatu yang dihasilkan dari satu arah
atau dari pendidikan, c. Banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai
dengan perintah.
Kata (َّ‫ )ﺑُﻨَﻲ‬bunayy adalah tashghir dari ibn dapat berarti anak kecil,
anak kandung, murid, atau anak didik, yang banyak mengabdi dan menaati
perintah-perintah Allah. Kata (ُ‫ )وَﻟَﺪ‬walad berarti sebagai dasar kelahiran
anak keturunan yaitu anak kandung atau anak secara biologis.
Kata iman berasal dari bahasa Arab (َ‫ )اَﻣَﻦ‬amana, (ُ‫ )ﯾُﺆْﻣِﻦ‬yu’minu,
(َ‫ )إِﯾْﻤﺎَن‬imana, berarti percaya. Bagi seseorang yang percaya atau beriman
akan menjadi dirinya menjadi aman.
Pendidikan keimanan berarti tidak syirik. Syirik arti katanya adalah
sekutu atau persekutuan. (Harun Nasution, 1992: 906). Syirik merupakan
dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni. Musyrik adalah orang
yang mempersekutukan, yaitu orang yang menganggap bahwa tuhan
mempunyai sekutu.
Allah berfirman:
õ8 ÎŽô³ ç„ ` tBur 4âä!$t± o„` yJ Ï9 y7 Ï9ºsŒ tb rߊ $tB ãÏÿøótƒur ¾ÏmÎ/ x8 uŽô³ ç„ b r& ãÏÿøótƒ Ÿw ©! $# b̈ Î)
ÇÍÑÈ $J̧ ŠÏà tã $J̧ øOÎ)#“ uŽtIøù$#ω s)sù «! $Î/
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang
selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang
besar.” (QS.An-Nisa: 48).
Kata syirik berasal dari bahasa Arab (َ‫ )ﺷِﺮْك‬syirka, (ُ‫)ﯾَﺸُﺮَك‬
yasyuraku, (ُ‫ )اﻟﺸِّﺮْك‬as-syirkun, menyekutukan Syirik dibagi menjadi dua,
syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi
Allah, yaitu memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah.
Syirik kecil adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian
urusanya, dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam
perbuatan yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan
niat, seperti riya’.
Kata (ُ‫ )ﻇُﻠْﻢ‬zhulm dari (َ‫ )ﻇَﻠَﻢ‬zhalama yang mempunyai dua arti,
pertama berarti lawan dari bercahaya dan bersinar, kedua berarti
menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. (Wahid Ahmad, 2004: 185).
Zhalim adalah orang yang tidak mendapatkan cahaya dan sinar, serta
berbuat sesuatu tidak pada tempatnya.
Kezaliman secara umum dibagi menjadi tiga:
a. Zalim kepada Allah
Zalim kepada Allah merupakan kezaliman yang paling buruk,
adapun
bentuk-bentuk
kezaliman
kepada
Allah
yaitu,
kufur
(mengingkari Allah) dan syirik (menyekutukan Allah). (Wahid Ahmad,
2004: 190).
b. Zalim kepada diri sendiri
Zalim kepada diri sendiri adalah semua perbuatan yang merugikan
diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. (Wahid Ahmad, 2004: 186).
c. Zalim kepada orang lain
Zalim kepada orang lain berarti berbuat sesuatu yang merugikan atau
melukainya. Baik itu menyangkut harga diri, harta maupun fisiknya.
(Wahid Ahmad, 2004: 187).
Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu
merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim,
karena perbuatan syirik berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Yaitu menyamakan kedudukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak
mempunyai kenikmatan apapun.
Luqman memberi nasehat sebagai belas kasih sayang dan cinta
terhadap anaknya, nasehat pertama adalah bertauhid, menyembah Allah
semata,
dan
tidak
menyekutukan-Nya
dengan
sesuatu
apapun,
sesungguhnya menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar.
(Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2000: 789).
Kata (ُ‫ )ﯾَﻌِﻈُﮫ‬Ya’izhuhu terambil dari kata (‫ )وَﻋِﻆ‬wa’zh yaitu nasehat
yang menyangkut berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati (M.
Quraish Shihab, 2003: 127). Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasehat
itu dilakukan dari saat ke saat. Sebagai mana dipahami dari bentuk kata
kerja masa kini dan datang yaitu pada kata (ُ‫ )ﯾَﻌِﻈُﮫ‬ya’izhuhu.
3. Pendidikan berbakti kepada kedua orang tua
Èb r& Èû÷ütB%tæ ’Îû¼çmè=»|Á Ïùur 9̀ ÷d ur 4’n?tã $·Z÷d ur ¼çm•Bé& çm÷Fn=uHxq Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur
’Î1 š‚ ͍ô± è@b r& #’n?tã š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ÇÊÍÈ çŽÅÁ yJ ø9$# ¥’n<Î) y7 ÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ9ur ’Í< öà6 ô© $#
ôì Î7¨?$#ur ($]ùrã÷ètB $u‹÷R‘‰ 9$# ’Îû $yJ ßgö6Ïm $|¹ ur ($yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB
ÇÊÎÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ Nà6 ã¥Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)¢O èO 4¥’n<Î)z> $tRr&ồ tB Ÿ@ ‹Î6y™
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. Al-Luqman: 14-15)
Kata (ُ‫ )اﻻِﻧْﺴَﺎن‬al-insan yang diterjemahkan dengan “manusia”
terambil dari akar kata (ُ‫ )أُﻧْﺲ‬uns, yang berarti senang, “jinak” dan
“harmonis’, atau ia terambil dari akar kata (ٌ‫ )ﻧِﺴْﻲ‬nis-y yang berarti “lupa”.
Ada yang berpendapat dari (ٌ‫ )ﻧَﻮْس‬nawsun berarti bergerak dan dinamika.
(M.Quraish Shihab, 1997: 87). Makna-makna di atas paling tidak
memberikan gambaran tentang potensi atau sifat makhluk tersebut, yakni
bahwa ia memiliki sifat lupa, kemampuan bergerak yang melahirkan
dinamika. Ia juga adalah makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan
rasa senang, harmonis dan kebahagiaan kepada pihak-pihak lain.
(ِ‫ )ﺑِﻮَاﻟِﺪَﯾْﮫ‬berarti kedua orang tuanya, kata tunggalnya adalah (ُ‫)وَﻟِﺪ‬
walid, (ُ‫ )وَﻟِﺪ‬walid berarti orang tua kandung, sebab arti walad (ُ‫ )وَﻟَﺪ‬sebagai
dasar anak keturunan (M. Quraish Shihab, 2002: 290). Berbakti kepada
kedua orang tua termasuk perbuatan kebajikan.
Allah berfirman:
ÇÊÍÈ $|‹ÅÁ tã #·‘$¬6y_ ` ä3 tƒ óO s9ur Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ #Ct/ur
Artinya: “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan
bukan ia orang yang sombong dan durhaka.” (QS.Maryam: 14).
Allah berfirman:
ÇÌËÈ $|‹É)x© #Y‘$¬7y_ ÓÍ_ù=yèøgs† öN s9ur ’ÎAt$Î!ºuqÎ/ #Ct/ur
Artinya: “Dan berbakti kepada ibuku dan Dia (Allah) tidak menjadi aku
seorang yang sombong lagi celaka.” (QS.Maryam: 32).
Kata (‫ )ﺑَﺮﱠ‬barran sama dengan birr berakar kata dari huruf (‫ )ب‬ba,
(‫ )ر‬ra’, yang berarti baik hikayat, suara, daratan dan tumbuh-tumbuhan.
Kata barran dalam ayat tersebut berarti banyak kebaktian atau yang banyak
melimpah kebaikan.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang dicintai
oleh Allah. Mengingatkan betapa beratnya ibu ketika hamil dan menyusuhi
maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat Islam dan Ihsan. Dan
bersyukurlah kepada kedua orang tua atas nikmat pendidikan (mendidik)
serta berbuat baik dan menjaga silaturrahim. Maka orang yang berbuat baik
pasti dibalas akan kebaikanya dan orang yang berbuat jelek akan dibalas
atas kejelekanya.
Pengecualian menaati perintah kedua orang tua, jika mereka (orang
tua) memaksa terhadap apa yang tidak kamu ketahui hakekatnya, yaitu
berbuat syirik kepada Allah. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya
selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik selama mereka hidup dan dalam urusan dunia.
Merujuk pada al-Qur’an dan Hadis.
Rasulullah bersabda:
ُ ‫ ﺟَﺎءَ رَﺟُﻞٌ إِﻟَﻰ رَﺳُﻮلَ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ ا‬:َ‫ ﻋَﻦْ اَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ رَﺿِﻲَ اﷲُ ﻋَﻨْﮫُ ﻗَﺎل‬...
‫ﷲ‬
:َ‫ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل‬:َ‫ ﯾَﺎ رَﺳُﻮلَ اﷲ ﻣَﻦْ أَﺣَﻖﱠ ﺑِﺤُﺴْﻦِ ﺻَﺤَﺎﺑَﺘِﻲ؟ ﻗَﺎل‬:َ‫ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢِ ﻓَﻘَﺎل‬
."َ‫ "ﺛُﻢﱠ أَﺑُﻮْك‬:َ‫ ﺛُ ﱠﻢ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل‬:َ‫ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل‬:َ‫ ﺛُﻢﱠ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل‬:َ‫ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل‬:َ‫ﺛُﻢﱠ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل‬
Artinya: … dari Abu Hurairah r.a. katanya datang seorang laki-laki
kepada Rasulullah, dan bertanya: “wahai Rasulullah siapa yang paling
berhak saya pergauli? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya orang itu: sesudah
itu siapa? Jawab beliau; “Ibumu”. Tanya: kemudian itu siapa lagi? Jawab
beliau: “Ibumu”. Tanya: siapa lagi? Jawab beliau: kemudian itu bapakmu.
(Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin
Bardizbah al-Bukhari al-Ju’fiy, 552 H: 91)
Firman Allah:
y7 s9 }§ øŠs9 $tB ’Î1 x8 ÎŽô³ çFÏ9 š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ($YZó¡ ãm Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur
ÇÑÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ /ä3 ã¤Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)4!$yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïã ¾ÏmÎ/
Artinya: Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua
orang ibu-bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Kulah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.(QS.Al-Ankabut: 8)
Nasehat Luqman mengfokuskan ketaatan kepada Allah, dan
mengingatkan bahwa taat kepada kedua orang tua merupakan bagian dari
taat kepada Allah dan cerminan dari sifat ihsan (berbuat baik kepada
sesama).
4. Pendidikan Intelektual
÷rr&ÏN ºuq»yJ ¡ 9$#’Îû÷rr&>ot÷‚ |¹ ’Îû` ä3 tFsù 5A yŠöyz ồ ÏiB 7p¬6ym tA $s)÷WÏB à7 s? b Î)!$pkẌÎ)¢Óo_ç6»tƒ
ÇÊÏÈ ×ŽÎ7yz ì# ‹ÏÜ s9 ©! $#b̈ Î)4ª! $#$pkÍ5ÏN ù'tƒ ÇÚ ö‘F{ $#’Îû
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman:16)
Kata ‫ ﯾﺄت ﺑﮭﺎ اﷲ‬yang berarti (niscaya Allah akan mendatangkanya)
maksudnya, Dia kelak akan menghisabnya, yaitu memberi balasan. Ayat ini
menggambarkan kuasa Allah melakukan perhitungan atas amal-amal
perbuatan manusia di akhirat nanti. Setiap amal dan perbuatan sekecil
apapun meskipun tersembunyi pasti akan mendapatkan balasan nanti di
akhirat.
Kata (‫ )ﻟﻄﯿﻒ‬lathif terambil dari akar kata (‫ )ﻟﻄﻒ‬lathafa yang hurufhurufnya terdiri dari (‫ )ل‬lam, (‫ )ط‬tha, dan (‫ )ف‬fa’. (M.Quraish Shihab,
2003: 134). Kata ini mengandung makna lembut, halus, atau kecil. Dari
makna ini lahir makna ketersembunyian dan ketelitian.
Kata (‫ )ﺧﺒﯿﺮ‬Khabir, terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf (‫ )خ‬kha’, (‫ )ب‬ba’ dan (‫ )ر‬ra’ yang maknanya berkisar pada dua hal,
yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa berarti
mengetahui dan juga tumbuh yang lunak. Allah maha lembut, pengetahuanNya meliputi hal-hal yang tidak kelihatan, lagi Maha waspada, Dia
mengetahui semua perkara yang tampak dan yang tidak tampak.
(M.Quraish Shihab, 2003: 135).
Pendidikan intelektual ini sudah diperintahkan sejak wahyu yang
pertama dalam QS.al-Alaq : 1-5) yang intinya mengajarkan :
a. Pentingnya pendidikan bagi umat manusia, sehingga perlu jenjang
pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diulang-ulang.
b. Membaca dan menulis dua komponen yang melahirkan proses
pendidikan. Melalui bacaan, manusia mempunyai ilmu pengetahuan,
baik yang tertulis maupun yang tidak. Sedangkan melalui tulisan,
generasi
terdahulu
dapat
mewariskan
ilmu
pengetahuan
dan
pengalaman kepada generasi penerus.
c. Pendidikan
pada
hakikatnya
untuk
memperlihatkan
kemahabijaksanaan dan kemahamurahan Allah terhadap hamba-Nya.
Hal ini tercermin dengan adanya pengajaran dari-Nya melalui pena.
Allah berfirman :
y7 š/u‘ur ù&tø%$# ÇËÈ @, n=tã ồ ÏB z̀ »|¡ SM} $# t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$# y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$#
ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ óO s9$tB z̀ »|¡ SM} $#zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$#ÇÌÈ ãPtø.F{ $#
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (QS. Al-‘Alaq : 1-5)
Kata iqra’ (‫ )إِﻗْﺮَأ‬terambil dari kata kerja qara’a (َ‫ )ﻗَﺮَأ‬yang pada
mulanya berarti menghimpun. (M.Quraish Shihab, 2002, 433). Iqra’
digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan, mendalami,
mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak.
Dalam pandangan al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi
kekhalifahan. Manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan
mengembangkan dengan seizin Allah.
Keterangan dari al-Alaq menunjukan bahwa mancari ilmu
hukumnya wajib. Hal ini diperkuat denga hadits :
‫ﻠﹶﻰ‬‫ﺔﹲ ﻋ‬‫ﻀ‬‫ﻠﹾﻢﹺ ﻓﹶﺮﹺﻳ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ ﻃﹶﻠﹶﺐ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋ‬‫ﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﻚ‬‫ﺎﻟ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺲﹺ ﺑ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬...
‫ﻢﹴ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻛﹸﻞﹺّ ﻣ‬
… dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah Saw :
Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim. (Al-Khafidi Abu Abdillah
Muhammad bin Yazid al- Qozwiny Ibnu Majah, 1997 : 220).
5. Pendidikan salat
(y7 t/$|¹ r& !$tB 4’n?tã ÷ŽÉ9ô¹ $#ur ̍s3 ZßJ ø9$#Ç̀ tã tm÷R$#ur Å$ rã÷èyJ ø9$Î/ öãBù&ur no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r& ¢Óo_ç6»tƒ
ÇÊÐÈ Í‘qãBW{ $#ÇP÷“tã ồ ÏB y7 Ï9ºsŒ b̈ Î)
Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). (QS. Luqman: 17)
Kata shalat berasal dari bahasa Arab (‫ )ﺻَﻠﱠﻰ‬shalla, (‫ )ﯾُﺼَﻠِّﻰ‬yushalli,
(ً‫ )ﺻَﻼَة‬shalatan. Menurut bahasa salat adalah doa. (M.Fauzi Rachman,
2007 : 19). Sedang menurut istilah salat adalah ibadah yang terdiri dari
bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.
Shalat adalah salah satu bentuk ibadah ritual yang merupakan
sarana bagi setiap orang untuk selalu merasa dekat dalam suasana
komunikasi spiritual dengan Allah. (Zubaedi, 2011 : 87). Dengan menjalin
takarub tersebut, setiap orang akan dapat merasakan ketenangan dan
ketenteraman dalam batinnya, begitu pula perbuatannya senantiasa terjaga
dari perbuatan keji dan mungkar.
Allah berfirman :
4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$# žc
Î) (no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r&ur É= »tGÅ3 ø9$# šÆ
ÏB y7 ø‹s9Î) zÓÇr ré& !$tB ã@ ø?$#
ÇÍÎÈ tb qãèoYóÁ s? $tB ÞO n=÷ètƒ ª! $#ur 3çŽt9ò2 r&«! $#ãø.Ï%s!ur 3̍s3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ
tã
Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.al-Ankabut : 45).
Dalam salat
mengandung ridha Allah, sebab orang yang
mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di dalam
salat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar.
Kata (ُ‫ )اَﻣْﺮ‬diterjemahkan suruhlah dari (َ‫ )اَﻣَﺮ‬amara mempunyai
lima arti, yaitu perkara atau masalah, menyuruh atau memerintah,
berkembang dan barakah, penunjuk jalan, dan ta’jub. Kata suruhan yang
dimaksud bahwa agar yang disuruh dapat berkembang dengan baik
mendapat barakah, dan mendapat jalan yang sesuai dengan perintahnya itu.
Ma’ruf adalah yang baik menurut pandangan umum suatu
masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama sejalan dengan kebajikan,
yaitu nilai-nilai ilahi. Mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh
mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. (M.Quraish Shihab,
2003: 137).
Amar ma’ruf nahi mungkar adalah perbuatan yang dilakukan
kepada
manusia
untuk
menjalankan
kebaikan
dan
meninggalkan
kemaksiatan dan kemungkaran, yaitu sebagai implementasi perintah Allah.
Firman Allah:
4̍s3 YßJ ø9$# Ç̀ tã tb öqyg÷Ztƒur Å$ rã÷èpRùQ$Î/ tb rããBù'tƒur ÎŽösƒø:$# ’n<Î) tb qãã ô‰ tƒ ×pB̈é& öN ä3 YÏiB ` ä3 tFø9ur
ÇÊÉÍÈ šc
qßs Î=øÿßJ ø9$#ãN èd y7 Í́¯»s9'ré&ur
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.AliImran: 104)
Kata (‫ )ﺻﺒﺮ‬shabr terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf (‫ )ص‬shad, (‫ )ب‬ba’, (‫ )ر‬ra’. Maknanya berkisar tiga hal: 1) menahan,
2) ketinggian sesuatu, 3) sejenis batu. (M.Quraish Shihab, 2003: 137).
Ketiga makna tersebut sangat berkaitan, apabila pelakunya manusia.
Seorang yang sabar, akan menahan diri, dan untuk itu manusia mempunyai
kekukuhan jiwa, dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang
diharapkan. Sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan
demi mencapai sesuatu yang lebih baik, serta bertahan dalam kesempitan
dan himpitan.
Firman Allah:
3×puZ|¡ ym $u‹÷R‘‰ 9$#ÍnÉ‹ »yd ’Îû(#qãZ|¡ ôm r&tûïÏ%©#Ï9 4öN ä3 ­/u‘ (#qà)®?$#(#qãZtB#uä z̀ ƒÏ%©!$#ÏŠ$t7Ïè»tƒ ö@ è%
ÇÊÉÈ 5> $|¡ Ïm ÎŽötóÎ/ Nèd tô_ r&tb rçŽÉ9»¢Á 9$#’®ûuqム$yJ R̄Î)3îpyèÅ™ ºur «! $#ÞÚ ö‘r&ur
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah
kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini
memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya
Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)
Allah menyukai orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian
atau musibah yang diberikan Allah kepada manusia.
Rasulullah bersabda:
‫ﻪ‬ ‫ﻠﹶﻴ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋ‬‫ﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬:‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬،‫ﺐﹴ‬‫ﻴ‬‫ﻬ‬‫ ﺻ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬،‫ﻠﹶﻰ‬‫ﻦﹺ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻟﹶﻴ‬‫ﻦﹺ ﺑ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬...
‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺎﺑ‬‫ ﺇﹺﻥﹾ ﺃﹶﺻ‬.‫ﻦﹺ‬‫ﻨﹺﻴ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻠﹾﻤ‬‫ ﺇﹺﻻﱠ ﻟ‬‫ﺪ‬‫ ِﻷَﺣ‬‫ ﺫﹶﺍﻙ‬‫ﺲ‬‫ﻟﹶﻴ‬‫ ﻭ‬.‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ ﺧ‬‫ ﻛﹸﻠﱠﻪ‬‫ﻩ‬‫ﺮ‬‫ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹶﻣ‬.‫ﻨﹺﲔﹺ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﺮﹺ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺎ ِﻷَﻣ‬‫ﺒ‬‫ﺠ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ﻭ‬
.‫ﺍ ﻟﹶﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ ﻓﹶﻜﹶﺎﻥﹶ ﺧ‬،‫ﺮ‬‫ﺒ‬‫ﺍﺀٍ ﺻ‬‫ﺮ‬‫ ﺿ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺎﺑ‬‫ﺇﹺﻥﹾ ﺃﹶﺻ‬‫ ﻭ‬.‫ﺍ ﻟﹶﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ ﻓﹶﻜﹶﺎﻥﹶ ﺧ‬.‫ﻜﹶﺮ‬‫ﺍﺀٍ ﺷ‬‫ﺮ‬‫ﺳ‬
Artinya: … Dari Abdirrohman bin Abi Laila, dari Suhaib berkata,
sesungguhnya Rasulullah bersabda: sangat mengagumkan keadaan orang
mukmin, sebab segala keadaan untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin
terjadi demikian kecuali bagi orang mukmin. Jika mendapat nikmat ia
bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila mendertia
kesusahan sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya (Imam Abu al
Husain Muslim bin al-Hujjaj al-Qusyairi Al-Nusaburi, 1992: 2295).
Hadis di atas menjelaskan bahwa ketika seseorang ditimpa
kesusahan, maka pahala kesabaran merubah suasana bala menjadi
kenikmatan sebab pahala yang tersedia baginya, jauh lebih besar daripada
penderitaannya.
Kata (‫‘ )ﻋَﺰْم‬azm berarti ada keteguhan hati dalam menyelesaikan
suatu perkara atau memelihara dengan benar-benar atas apa yang telah
diperintahkan dan ada keinginan kuat untuk melaksanakan. Karena
kesabaran telah masuk dalam bagian ‘azm.
Allah berfirman:
|= »tGÅ3 ø9$# (#qè?ré& z̀ ƒÏ%©!$# z̀ ÏB Æ
ãèyJ ó¡ tFs9ur öN à6 Å¡ àÿRr&ur öN à6 Ï9ºuqøBr& þ’Îûžc
b̈ Î*sù (#qà)­Gs?ur (#rçŽÉ9óÁ s? b Î)ur 4#ZŽÏWx. ”
]Œr& (#þqä.uŽõ° r& šú
âqn=ö7çFs9
ïÏ%©!$# z̀ ÏBur öN à6 Î=ö6s% ` ÏB
ÇÊÑÏÈ Í‘qãBW{ $#ÏQ ÷“tã ồ ÏB šÏ9ºsŒ
Artinya: Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.
dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar
dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang patut diutamakan. (QS.ali-Imran: 186)
Maka atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri termasuk dalam
‘azm yakni tekad dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada
sabar.
Dengan demikian,
kesabaran diperlukan oleh tekad serta
kesinambungan.
6. Pendidikan larangan takabur atau sombong
Takabur berasal dari bahasa Arab (َ‫ )ﺗَﻜَﺒﱠﺮ‬takabbara, (ُ‫)ﯾَﺘَﻜَﺒﱠﺮ‬
yatakabbaru, yang artinya sombong atau membanggakan diri. (Multahim,
2007: 136). Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan
beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar
dibandingkan orang lain. Takabur atau sombong merupakan sifat tercela
dan berbahaya.
Allah berfirman:
ÇËÒÈ šú
ïÎŽÉi9s3 tGßJ ø9$#“ uq÷WtB }§ ø¤Î7n=sù ($pkŽÏù šú
ïÏ$Î#»yz tL©èygy_ z> ºuqö/r&(#þqè=äz ÷Š$sù
Artinya: “Maka masuklah pintu-pintu jahanam, kamu kekal di dalamnya.
Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri.
(QS.An-Nahl: 29).
Ayat 18-19
¨@ ä. = Ïtä† Ÿw ©! $#b̈ Î)($·m ttB ÇÚ ö‘F{ $#’ÎûÄ· ôJ s? Ÿw ur Ä̈ $Z̈=Ï9 š‚ £‰ s{ öÏiè|Á è? Ÿw ur
ts3 Rr& b̈ Î) 4y7 Ï?öq|¹ ` ÏB ôÙ àÒ øî $#ur šÍ‹ô± tB ’Îû ô‰ ÅÁ ø%$#ur ÇÊÑÈ 9‘qã‚ sù 5A $tFøƒèC
ÇÊÒÈ ÎŽÏJ ptø:$#ßN öq|Á s9 ÏN ºuqô¹ F{ $#
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai. (QS. Luqman: 18-19)
Kata (‫ )ﻓﻰ اﻻرض‬fi al-ardh atau di bumi di sebut oleh ayat di atas,
untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga
manusia hendaknya jangan menyombongkan diri dan angkuh di bumi.
Kata (ً‫ )ﻣُﺨْﺘَﺎﻻ‬mukhtalan terambil dari akar kata yang sama dengan
(ْ‫ )ﺧَﯿَﺎل‬khayal. (M.Quraish Shihab, 2003: 139). Karenanya kata ini pada
mulanya berarti orang-orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh
khayalan, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang
yang semacam ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan
dibandingkan dengan orang lain.
Kata (َ‫ )ﻓَﺨُﻮْرا‬fakhuran, yakni sering kali membanggakan diri.
(M.Quraish Shihab, 2003: 140). Kata (ْ‫ )ﻣُﺨْﺘَﺎل‬mukhtal’, dan (ْ‫ )ﻓَﺨُﻮر‬fakhur,
mengandung makna kesombongan, yang pertama bermakna kesombongan
yang terlihat dalam tingkah laku, sedang yang kedua kesombongan yang
terdengar dari ucapan-ucapan. Hal ini menunjukan bahwa orang yang
angkuh atau sombong sering dalam tingkah laku atau ucapan secara
bersamaan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong kepada orang lain dan merasa kagum
terhadap diri sendiri. Allah tidak menyukai orang-orang yang bermegahmegah terhadap manusia, baik dengan harta, kemuliaan, ataupun kekuatan.
Karena itu, Allah melarang manusia untuk berlaku sombong. Karena
sesungguhnya hal itu adalah jalan orang-orang yang murka dan sombong,
yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka
berbuat zhalim terhadap orang lain.
Ayat selanjutnya, Luqman menganjurkan agar anaknya sederhana
dalam berjalan dan melunakkan suara.
Kata (ْ‫ )اُﻋْﻀُﺾ‬ughdhudh terambil dari kata (‫ )ﻏَﺾﱠ‬ghadhdh dalam
arti penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna.
(M.Quraish Shihab, 2003: 140). Seseorang diminta untuk tidak berteriak
sekuat kemampuanya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus
berbisik. Dengan demikian ajaran di atas anak diminta untuk bersuara
rendah atau perlahan, bukan seperti suara keledai. Kata (ُ‫ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺮ‬berarti
keledai mengungkapkan adanya seseorang yang bertindak bodoh, karena
kesombongan dan keangkuhan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa berlaku sederhanalah dalam
berjalan,
jangan terlalu tergesa-gesa dan
jangan terlalu
lamban.
Rendahkanlah suara, jangan mengeraskan suara apabila tidak perlu, karena
sikap demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukanya. Sesungguhnya
suara yang paling buruk dan paling jelek adalah suara keledai.
Nasehat Luqman terhadap anaknya, menggambarkan idealitas
kebijaksanaan Luqman dalam bentuk perintah dan larangan yang memuat
ajaran berbuat baik terhadap manusia, berbuat baik terhadap kedua orang
tua dan ajaran mengikuti jalan hidup orang mukmin. Demikian pula ayatayat itu menjelaskan bahwa berbuat baik yang termasuk ibadah ialah seperti
berbuat baik dengan kedua orang tua, muraqabah dalam shalat, amar
ma’aruf nahi mungkar, sabar, tawadhu, tidak memalingkan pandang dari
manusia, dan meninggalkan berjalan dengan congkak. Berjalan dengan
bersahaja dan menahan suara keras dalam berbicara ini semua termasuk
berbuat baik pada sesama. Demikian Luqman mendidik anaknya bahkan
memberi tuntunan kepada siapa pun yang ingin menelusuri jalan kebajikan.
C. Asbabul Nuzul Surat Luqman
Qomaruddin Saleh dalam bukunya "Asbabun Nuzul" menjelaskan
bahwa asbabun nuzul surat Luqman sebagai berikut:
5O ù=Ïæ ÎŽötóÎ/ «! $# È@ ‹Î6y™ ` tã ¨@ ÅÒ ã‹Ï9 Ï] ƒÏ‰ ys ø9$# uqôgs9 “ ÎŽtIô± tƒ ` tB Ä̈ $Z̈9$# z̀ ÏBur
ÇÏÈ ×ûüÎg•B Ò> #x‹ tã öN çlm;y7 Í́¯»s9'ré&4#·râ“èd $yd x‹ Ï‚ ­Gtƒur
Artinya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan
perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan
Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.
mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS.Luqman:6)
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas
bahwa, surat Luqman ayat 6 turun berkenaan dengan An-Nadlr bin AlHarts yang membeli seorang biduanita. Apabila ia mendengar seseorang
yang akan masuk islam, ia mengajaknya datang kepada biduanita itu, dan
menyuruh biduanita menyediakan makanan dan minuman serta merayunya
dengan alunan suaranya. An-Nadlr berkata kepada orang yang dibujuknya
itu, “ini lebih baik daripada ajakan Muhammad yang hanya menyuruh
shalat, puasa dan berperang untuk kemenangan”. Ayat ini menerangkan
bahwa orang-orang yang berbuat seperti itu akan mendapatkan siksa yang
sangat berat dari Allah.
Èb r& Èû÷ütB%tæ ’Îû ¼çmè=»|Á Ïùur 9̀ ÷d ur 4’n?tã $·Z÷d ur ¼çm•Bé& çm÷Fn=uHxq Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur
’Î1 š‚ ͍ô± è@ b r& #’n?tã š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ÇÊÍÈ çŽÅÁ yJ ø9$# ¥’n<Î) y7 ÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ9ur ’Í< öà6 ô© $#
ôì Î7¨?$#ur ($]ùrã÷ètB $u‹÷R‘‰ 9$# ’Îû $yJ ßgö6Ïm $|¹ ur ($yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB
ÇÊÎÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ Nà6 ã¥Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)¢O èO 4¥’n<Î)z> $tRr&ồ tB Ÿ@ ‹Î6y™
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka
Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. QS. Luqman: 14-15
Ayat ke 14 dan 15 dari surat al-Luqman, menurut al-Thabathabai
bahwa dua ayat ini merupakan ayat penyela di antara wasiat Luqman yang
berfungsi sebagai penguat isi wasiat Luqman yang berupa larangan syirik.
ayat ini adalah kalam Allah kepada Luqman, seakan Allah berkata kepada
Luqman, “Bersyukurlah” dan “kami perintahkan manusia untuk berbuat
baik kepada kedua orangtuanya. (Muhammad Husein al-Thabathabai, 1991:
188).
Menurut suatu riwayat disebutkan bahwa, ayat ini di turunkan
berkenaan dengan Sa’ad ibnu Abi Waqas. Sehubungan dengan hal ini
sahabat Saad ibnu Abi Waqas telah menceritakan, ketika aku masuk Islam,
ibuku bersumpah, bahwa ia tidak mau makan dan tidak mau minum. Lalu
pada hari pertama aku membujuknya supaya mau makan dan minum, akan
tetapi ia menolak dan tetap pada pendirianya.
Dan pada hari kedua, aku menbujuknya pula supaya mau makan
dan minum, tetapi masih tetap menolak. Sehingga hari ketiga aku
membujuknya lagi, dan ia masih juga menolak, maka aku berkata, “Demi
Allah seandainya engkau mempunyai seratus nyawa niscaya semua itu akan
keluar dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini” Dan ketika ibuku
melihat bahwasanya diriku benar-benar tidak mau mengikuti kehendaknya,
akhirnya ia mau makan.(Ahmad Mustafa al-Maragi, 1989: 156).
$B̈ 9çtø2r&èpyèö7y™ ¾Ínω ÷èt/ .̀ ÏB ¼çn‘‰ ßJ tƒ ãós t7ø9$#ur ÒO »n=ø%r&>otyf x© ` ÏB ÇÚ ö‘F{ $#’Îû$yJ R̄r&öqs9ur
ÇËÐÈ ÒO ŠÅ3 ym ̓tã ©! $#b̈ Î)3«! $#àM »yJ Î=x. ôN y‰ ÏÿtR
Artinya: dan seandainya pohon-pohon yang di bumi menjadi penadan laut
(menjadi tenta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah,
sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS.Al-Luqman:
27).
Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari ‘Ikrimah, dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah
tentang ruh, pertanyaan ini dijawab oleh nabi Muhammad dengan firman
Allah:
Wx ŠÎ=s% žw Î)ÉO ù=Ïèø9$#z̀ ÏiB O çFÏ?ré&!$tBur ’În1u‘ ̍øBr&ồ ÏB ßy r”9$#È@ è% (Çy r”9$#Ç̀ tã štRqè=t«ó¡ o„ur
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh
itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (QS.Isra: 85).
Kemudian ahli kitab bertanya: Engkau menganggap bahwa kami
tidak diberi ilmu kecuali sedikit, padahal kami telah diberikan Taurat, dan
Taurat itu adalah hikmah, dan barang siapa yang diberikan hikmah
sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak. Maka turunlah
surat Luqman ayat 27 sebagai penjelasan bahwa ilmu diberikan kepada
manusia hanyalah sedikit, dan ilmu Allah tidak mungkin dicatat karena
sangat banyaknya.
“ Í‘ô‰ s? $tBur (ÏQ %tn ö‘F{ $#’Îû$tB ÞO n=÷ètƒur y] ø‹tóø9$#Ú^ Íi”t\ãƒur Ïptã $¡¡ 9$#ãN ù=Ïæ ¼çny‰ YÏã ©! $#b̈ Î)
íO ŠÎ=tæ ©! $#b̈ Î)4ßN qßJ s? <Ú ö‘r&Äd“ r'Î/ 6§ øÿtR “ Í‘ô‰ s? $tBur (#Y‰ xî Ü= Å¡ ò6 s? #sŒ$B̈ Ó§ øÿtR
ÇÌÍÈ 7ŽÎ6yz
Artinya: Sesunggunya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat: dan Dia-lah yang menurunkan hujan dan mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakan besok dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia kan mati. Sesunggunya Allah
maha mengetahui lagi Maha dalam pengetahuan-Nya. (QS. Al-Luqman:
34).
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber
dari Mujahid.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang Badwi datang
menghadap kepada Rasulullah dan berkata: “Istriku sedang hamil, cobalah
terangkan jenis kelamin apa yang akan ia lahirkan (apakah pria atau wanita)
dan negeriku kekeringan, kapankah akan turun hujan, dan aku tahu kapan
aku dilahirkan, tapi terangkan kepadaku, kapan aku mati? Maka turunlah
surat Luqman ayat 34 yang menegaskan bahwa hanya Allah yang
mengetahui akan segala sesuatu.
Dari penjelasan di atas, bahwa surat Luqman terdiri dari 34 ayat,
termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Dinamakan surat Luqman,
karena pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah diberi Allah hikmah
berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu Luqman bersyukur kepada Allah
atas nikmat yang diberikan, serta mendidik anaknya dengan kasih sayang.
Pada ayat 13-19, terdapat nasehat Luqman kepada anaknya. Hal ini
syarat bagi orang tua agar dapat mendidik anaknya seperti prinsip-prinsip
pendidikan yang telah dilakukan Luqman.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep pendidikan akhlak dalam al-Qur’an sebagai berikut:
a. Akhlak merupakan tingkah laku, tabiat, perangai, watak moral atau
budi pekerti. Akhlak berasal dari bahasa Arab khalaqa yang artinya
menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa contoh terlebih dahulu).
Khalaqa memberi tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah
dalam ciptaanya. Allah pantas menerima pengabdian makhluknya,
maka akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khalik dan makhluk,
akhlak berarti sebuah perilaku yang menghubungkan antara hamba
dengan Allah.
b. Pendidikan akhlak merupakan proses penyadaran manusia agar dapat
mewujudkan penghambaan diri kepada Allah abik secara individu
ataupun bersama-sama.
c. Tujuan pendidikan akhlak agar manusia berada dalam kebenaran dan
senantiasa berjalan di jalan yang lurus, serta terbinanya akhlak yang
mulia sebagai mana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan dapat
tercapai keselamatan di dunia dan akhirat.
d. Materi pendidikan akhlak meliputi akhlak manusia kepada Allah,
akhlak manusia kepada Rasulullah, akhlak manusia kepada diri sendiri,
akhlak manusia kepada sesama manusia dan akhlak manusia kepada
alam sekitar.
e. Metode pendidikan akhlak meliputi:
a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu cara memberi petunjuk,
tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu.
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan
sugesti, seperti: mendiktekan sajak-sajak yang mengandung
hikmah kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat
dan berita berharga.
c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anakanak dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka
mempunyai
kesenangan
meniru
ucapan-ucapan,
perbuatan-
perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan
mereka.
f. Faktor penting yang mempengaruhi pendidikan akhlak:
1) Faktor intern
Yaitu faktor yang dating dari diri sendiri yang merupakan
bawaan sejak manusia lahir
2) Faktor ekstern
Yaitu faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan
manusia, meliputi pengaruh keluarga: pengaruh sekolah dan
pengaruh masyarakat.
g. Contoh-contoh akhlak dalam al-Qur’an
Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak baik (mahmudah) dan
akhlak tercela (mazmumah).
1) Contoh akhlak baik
a) Sabar
b) Menjaga kesucian diri (al-Ifafah)
c) Memelihara amanah
d) Bersifat kasih sayang
e) Bersifat kuat (al-Quwwah)
f) Barsifat malu (al-Haya) dan lain-lain.
2) Contoh akhlak tercela (mazmumah)
a) Zalim
b) Hasad
c) Ujub
d) Riya
e) Menipu
f) Malas dan lemah, dan lain-lain
2. Model Pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Luqman ayat 1219 sebagai berikut:
Luqman terkenal dengan al-Hakim. Al-Hakim adalah orang yang
bijaksana, berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan,
sehingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan jahat, dan bisa
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Luqman bukan seorang nabi,
tetapi ia hamba Allah yang banyak berbuat kebajikan, dan keyakinannya
yang lurus. Adapun pendidikan Luqman dalam mendidik anaknya antara
lain:
a. Pendidikan Bersyukur
Bersyukur adalah mengfungsikan seluruh kenikmatan Allah
pada tujuan yang sebenarnya. Syukur ada tiga yaitu: 1) syukur dalam
hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah, 2) syukur dengan lidah
dengan mengakui anugerah dan memuji pemberiannya, 3) syukur
dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh
sesuai dengan tujuan penganugerahanya. Syukur yang paling penting
adalah syukur kepada Allah, sebab Dialah pemberi segala kenikmatan
kepada seluruh hamba-Nya.
b. Pendidikan Keimanan
Pendidikan
keimanan
berarti
tidak
syirik
atau
tidak
menyekutukan Allah. Syirik dibagi menjadi dua, syirik besar dan
syirik kecil. syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi Allah, yaitu
memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil
adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian urusanya,
dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam perbuatan
yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan niat,
seperti riya’.
c. Pendidikan Untuk Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua harus dilakukan oleh seorang
anak, karena orang tua yang mengandung, melahirkan, menyusui serta
menyapih sampai umur dua tahun. Berbakti kepada kedua orang tua
hukumnya wajib selama tidak bertentangan dengan agama, dan
pergauli mereka (orang tua) dengan baik. Berbakti kepada kedua
orang tua termasuk amal perbuatan yang paling utama sesudah salat.
d. Pendidikan Intelektual
Anak bisa berfikir kritis dan abstrak setelah mereka menangkap
makna-makna yang riil. Hal ini selanjutnya dapat dipelajari sehingga
menciptakan manusia yang intelektual. untuk menjadi manusia yang
intelek harus melalui pendidikan. Pengajaran ilmu pengetahuan dan
sifat kelemahlembutan antara pendidik dan yang dididik.
e. Pendidikan Salat
Salat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan
tertentu yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Seorang
yang melakukan salat harus memiliki akhlak mulia, yaitu melakukan
perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
f. Larangan Takabur atau sombong
Takabur adalah membesarkan diri atau merasa dirinya hebat,
sombong atau angkuh dan merasa lebih dari orang lain. Maka anak
diminta untuk berbuat rendah diri, bersuara rendah atau sopan.
B. Saran-Saran
Dengan selesainya penelitian ini seyogyanya:
1.
Bagi Pendidik
Pada dasarnya pendidikan akhlak mengenai perintah berprilaku
mulia dan larangan berprilaku tercela telah nyata dan dijelaskan oleh alQur’an dan as-Sunnah, diantaranya adalah yang terkandung dalam surat
Luqman ayat 12-19. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada
pendidik agar penggalian ajaran tersebut dapat diaplikasikan atau
diterapkan pada pendidik sebagai tauladan bagi peseta didik, dengan
melakukan perbaikkan akhlak manusia dalam menjalani hidup di dunia.
2.
Bagi orang tua
Orang tua sangat berperan dalam pembentukan akhlak seorang anak,
diharapkan orang tua mampu mencontoh serta dapat mengaplikasikan
dalam mendidik anak yang sesuai dengan pendidikan akhlak yang terdapat
dalam surat Luqman ayat 12-19.
3.
Bagi pembaca yang budiman
Hendaknya membenahi apabila menemukan kesalahan dalam skripsi
ini agar sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh penulis, yaitu memberi
manfaat baik secara teoritis kepada dunia pendidikan dan secara praktis
kepada pendidik dan para orang tua yang berperan dalam pembentukan
akhlak yang mulia kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alaika, Salamullah, 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
, 2008, Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Albrasyi, M. Athiyah, 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:
Bulan Bintang.
Ali Abdul Halim Mahmud, 199. Karakteristik Umat Terbaik, Telaah Manhaj,
Akidah, dan Harakah. Jakarta: Gema Insan Press.
Atabik, Ali, dkk, 2003. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya
Grafik.
Bakker, Anton, dan Zubair, Achmad Charis,1984. Metode-metode Filsafat. Yogyakarta:
Kanisius.
Hadi, Sutrisno, 1981. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada.
Hasbullah, 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Huda, Miftahul, 2009. Idealitas Pendidikan Anak, Tafsir Tematik QS. Luqman. Malang:
UIN Malang Press.
Huda, Miftahul, dan Muhammad Idris, 2008. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: ArRuzz Media.
Ibn Yusuf Az-Zarqoni, Muhammad Abdul Baqi, 1166. Syarih Az-zarqoni. Beirut
Lebanon: Darul Kitab
Al-Ilmiah.
Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2000. Ensiklopedi Muslim. Jakarta: Darul Falah
Mahmud, Ali Abdul Halim, 1996. Karakteristik Umat Terbaik, Telaah Manhaj, Akidah,
dan Harakah.
Jakarta: Gema Insan Press.
Maraghi, Ahmad Mustofa, 1974. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Semarang: C.V.Toha
Putra.
Masan, Aifat, 1997. Aqidah Akhlak. Semarang: Karya Toha Putra.
Mustaqim, Abdul, 2011. Kisah Al-Qur’an: Hakekat, Makna, dan Nilai-nilai Pendidikan.
Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Rifa’i, Muhammad Nasib, 2000. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid 3. Jakarta: Gema Insani.
Shihab, M. Quraish, 2002. Tafsir al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an.
Jakarta: Lentera
Hati.
, 1992. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan
Masyarakat. bandung: Mizan.
, 1997. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Tafsir atas Surat-surat Pendek
Berdasarkan Urutan
Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Hidayah.
, 1996. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Masalah
Umat. Bandung:
Mizan.
Tabatabai, Muhammad Husein, 1991.Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an. Lebanon:
Muassasat Al-Alam Li Al-Matba’ah.
Tatapangarsa, Humaidi, 1998. Akhlak yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu.
Ulwan, Abdullah Nashih, 1992. Kaidah-kaidah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahid, Ahmad, 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era
Intermedia.
Yunus, Mahmud, 1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.
Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http:// makalah-Ibnu-blogspot. com/2011/02/ pendidikan-akhlak. Html diakses tanggal
21-9-2012.
DAFTAR NILAI SKK
NAMA
: SITI NURISMAWANDARI
JURUSAN/ PROGDI
: TARBIYAH PAI
NIM
: 11108159
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jenis SKK
Piagam penghargaan DMS LDK
STAIN(22 November)
Piagam penghargaan DMS LDK
STAIN(23 November)
Piagam penghargaan bedah buku
HMI (14 Mei)
SK Pengurus LDK STAIN masa
bakti Juli- Desember
Sertifikat seminar nasional kristologi
dan tabligh akbar (20 Mei)
Sertifikat pelatihan kewirausahaan
(25 Juli)
Surat keterangan lulus BTA (20
Maret)
Surat keterangan lulus praktikum
telaah kurikulum PAI (25 Nopember)
Piagam penghargaan LAZ umat hati
beriman (16 Mei)
Sertifikat praktikum kepramukaan
(15-17 pebruari)
Sertifikat TEKAD LDK STAIN (8-9
Mei)
Sertifikat bedah buku “harmonisasi
dan humanisasi lingkungan hidup”
(25 Mei)
Sertifikat seminar nasional “upaya
membentuk sistem ekonomi syariah
sebagai arah sistem ekonomi
indonesia” (9 November)
Piagam penghargaan MAPABA II
PMII ( 9- 10 November)
Piagam penghargaan PLCPP XVIII
(6-9 November)
Piagam
penghargaan
sarasehan
“aktualisasi nilai-nilai spiritual di
bulan ramadhan” (9 September)
Piagam penghargaan bedah film
“laskar pelangi” dan penggalangan
Tahun
2009
Jabatan
Peserta
2008
Peserta
2012
2011
Peserta
Pengurus
2012
Peserta
2011
2010
2010
Peserta
Peserta
Peserta
2010
Peserta
2010
Peserta
2010
2009
Peserta
Peserta
2009
Peserta
2009
Peserta
2008
Peserta
2008
Peserta
2009
Peserta
2008
2011
Peserta
Peserta
2010
Panitia
Skor
21
22
23
24
dana korban situ gintung (4 April)
Piagam OPSPEK STAIN (25-27
Agustus)
Sertifikat CEC bedah buku“ ratusan
bangsa merusak satu bumi” (3 Mei)
Sertifikat pondok remaja LDK
STAIN (21-22 Agustus)
Piagam penghargaan JPST LDK
STAIN (7 Januari)
Piagam penghargaan DMS 2 LDK
STAIN (27 maret)
Sertifikat MILAD LDK STAIN (9
April- 21 Mei)
SK
Megajar
MI
Islamiyah
Karangpekel
( ditetapkan 5
Juli)
2011
Panitia
2010
Panitia
2011
Panitia
2012
Wali Kelas
Total
Skor
Salatiga,
H. Agus Waluyo M. Ag
NIP. 19750211 200003 1001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Siti Nurismawandari
Tempat/tgl lahir
: Boyolali, 15 Mei 1990
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Karang Pakel, Klego, Boyolali
Riwayat pendidikan
Ø
MI Karang Pakel lulus tahun 2002
Ø
MTS MA’ARIF ANDONG lulus tahun 2005
Ø
SMA NEGERI SATU KLEGO lulus tahun 2008
Demikian Riwayat hidup penulis sebenar-benarnya, kemudian bagi yang
berkepentingan harap maklum apa adanya.
Download