PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh SITI NURISMAWANDARI NIM 11108159 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012 PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh SITI NURISMAWANDARI NIM 11108159 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Wibeite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama : Siti Nurismawandari NIM : 111 08 159 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 9 juli 2012 Pembimbing Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag. NIP. 19541002 198403 1 0001 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Wibeite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] SKRIPSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (TELAAH SURAT LUQMAN AYAT 12-19) Disusun oleh Siti Nurismawandari NIM : 111 08 159 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan TARBIYAH, Sek olah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 7 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag Sekretaris Penguji : Nafis Irkhami, M.Ag. M.A Penguji I : Drs. Mubasirun, M.Ag Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil Penguji III : Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag. Salatiga, 17 september 2012 Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP.19580827 198303 1 002 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Nurismawandari Nim : 11108159 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 9 juli 2012 Yang menyatakan, Siti Nurismawandari MOTTO tx.sŒur tÅz Fy $# tPöqu‹ø9$#ur ©! $# (#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é& «! $# ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $# “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Qur’an Surat Al Ahzab, 21) PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan doa restunya. 2. Kakak-kakakku mas Khadik, mas Warno, mbak Nur, mbak Chico, serta adik keponakanku Akbar terimakasih atas dorongan dan motivasinya. 3. Kepada seluruh sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini, kawan-kawan seperjuangan angkatan 2008 wabil khusus PAI E yang telah memberi motivasi dan semangat belajar. 4. Keluarga besar Pondok Tahfidhul Qur’an al-Azhar yang telah memberi semangat serta dorongan dalam menyelesaikan skrpisi. 5. Teruntuk seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku. KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19)”, membahas tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an lebih khususnya pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Luqman ayat 1219. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk belajar di STAIN Salatiga. 2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Pembantu ketua bidang akademik yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian. 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua program studi pendidikan Agama Islam yang telah memberi arahan dan ijin judul skripsi. 4. Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ibu dan Bapak dosen STAIN Salatiga, yang telah memberi ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 6. Ibu dan Bapak yang telah mendoakan untuk penulis sehingga penulis skripsi ini berjalan dengan lancar. 7. Ibu Siti Zulaicha yang telah memberikan tempat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi. 8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Salatiga, 4 Agustus 2012 Penulis ABSTRAK Nurismawandari, Siti. 2012. Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.H.Budihardjo M.Ag. Kata Kunci: Pendidikan Akhlak dan Surat Luqman Ayat 12-19 Problematika rendahnya pendidikan akhlak yang berarah pada kehancuran bangsa ini. Sehingga untuk menyelamatkan bangsa seluruh masyarakat, para orang tua, pendidik, harus membiasakan anak dengan akhlak yang baik agar tercipta generasi yang mampu menghadapi tantangan hidup. Luqman al-Hakim mempunyai akhlak yang baik dalam mendidik anak-anaknya. Diharapkan para orang tua dan pendidik mampu mengaplikasikan atau mencontoh dalam kehidupan sehari-hari. Apalah arti seorang anak yang pintar tapi tidak memiliki akhlak yang baik. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19, agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah, (1) bagaimanakah akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam?, dan (2) bagaimana isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman ayat 1219?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan, atau bahan-bahan bacaan untuk mencari pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan tetang pendidikan akhlak. Kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang penulis gunakan adalah metode deduktif dan metode induktif. Berdasarkan telaah dari literatur maka hasil penelitian menunjukan bahwa akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam meliputi tujuan pendidikan akhlak, materi pendidikan akhlak, metode pendidikan akhlak, faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak. Isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19 diantaranya adalah pendidikan syukur, pendidikan keimanan, pendidikan berbakti kepada orang tua, pendidikan intelektual, pendidikan salat, pendidikan larangan takabur atau sombong. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL i NOTAPEMBIMBING i SUSUNAN PANITIA PENGUJI iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv MOTTO v PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR vii ABSTRAK ix DAFTAR ISI x BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar belakang Masalah 1 B. Penegasan Istilah 5 C. Rumusan Masalah 6 D. Tujuan Penelitian 7 E. Manfaat Penelitian 7 F. Kajian Pustaka 8 G. Metode Penelitian 11 H. Sistematikan Penelitian 12 BAB II. AKHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK A. Akhlak 14 14 1. Pengertian Akhlak 14 2. Macam-macam Akhlak 15 B. Pendidikan Akhlak 16 1. Pengertian Pendidikan Akhlak 16 2. Tujuan Pendidikan Akhlak 18 3. Materi Pendidikan Akhlak 18 4. Metode Pendidikan Akhlak 28 5. Faktor Penting Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak 29 BAB III. PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 42 A. Biografi Luqman Hakim 42 B. Pendidikan Luqman Hakim 45 1. Pendidikan Syukur 47 2. Pendidikan Keimanan 49 3. Pendidikan Berbakti Kepada Orang Tua 52 4. Pendidikan Intelektual 55 5. Pendidikan Shalat 57 6. Pendidikan Larangan Takabur Atau Sombong 62 C. Asbabun Nuzul Surat Luqman 65 BAB IV.PENUTUP 70 A. Kesimpulan 70 B. Saran-saran 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya kepada para nabi dan rasul sebagai pedoman hidup manusia, di antara kitab-kitab suci itu adalah alQur’an. Al-Qur’an merupakan mukjizat Allah yang diberikan kepada nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril yang di dalamnya mengandung petunjuk, panduan, aqidah, hukum, kisah, akhlak, ibadah serta janji dan ancaman. Al-Qur’an adalah kitabullah yang di dalamnya tidak ada kesalahan sama sekali dan al-Qur’an dapat menunjukan jalan yang lurus, maka keberuntungan hakiki manusia di dunia dan akhirat tidak akan diperoleh, kecuali dengan mengikuti petunjuknya (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004: 178). Semua petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur’an menuntun manusia untuk berakhlak mulia, dan seluruh kandungan al-Qur’an berisi petunjuk dari Allah. Allah berfirman : šú üÉ)­GßJ ù=Ïj9 ×psà Ïã öqtBur “ Y‰ èd ur Ä̈ $Ÿ=Ïj9 ×b $u‹t/ #x‹ »yd Artinya: Al-Qur’an ini adalah penerang bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran : 138). Petunjuk yang diberikan pada setiap orang, yaitu berupa akal, kecerdasan, dan pengetahuan untuk dikembangkanya serta petunjuk (hidayah) untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan mengikuti nabi Muhammad. Umat Islam mengetahui dan memahami bahwa nabi Muhammad diutus kepada umat manusia bertujuan untuk menyempurnakan akhlak. Pada prinsipnya akhlak mengatur pola tingkah laku hidup manusia melalui dua cara yaitu, Hablumminallah yang merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hablumminannas dengan membina hubungan baik antara manusia dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Rasulluallah saw. Bersabda: : ﻗﹶﺎﻝﹶﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻲ ﺍﹶ ﻟ ﻋ ﻭﻪﻠﹶﻴﺎ ﻟﹶﻰ ﻋﻌﻞﱠ ﺍﷲُ ﺗﻝﹶ ﺍﷲِ ﺻﻮﺳ ﺍﹶﻥﱠ ﺭﻪﻠﹶﻐ ﺑﻪ ﺍﹶ ﻧﻚﺎ ﻟ ﻣﻦ…ﻋ .ﻼﹶ ﻕﹺ ﺍﹾﻷَ ﺧﻦﺴ ﺣّﻢﻤ ِﻷُ ﺗﺜﹾﺖﻌﺑ “Dari Malik sesungguhnya menyampaikan dari Rasuluallah SAW, bersabda Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak baik.” (Muhammad Abdul Baqi bin Yusuf az-Zarqoni, 1122 H: 321). Penjelasan hadist di atas bahwa akhlak yang dimaksud di sini adalah akhlak menurut ajaran Islam. Dasar Islam adalah al-Qur’an dan Hadis. Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Tanpa akhlak yang baik tidak akan tercipta kehidupan yang saling menguntungkan, berdampingan, dan tolong menolong, serta saling menyayangi, menghormati dan saling membantu antar sesama. Manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani. Dengan kelengkapan jasmaninya, ia dapat melaksanakan tugastugas yang memerlukan dukungan mental. Agar kedua unsur tersebut dapat berfungsi dengan baik, maka perlu dibina dan diberikan bimbingan. Dalam hal ini pendidikan sangat memegang peranan penting. Allah berfirman: $yg8©.y— ` tB yx n=øùr& ô‰ s% ÇÑÈ $yg1uqø)s?ur $yd u‘qègéú $ygyJ olù;r'sù ÇÐÈ $yg1§qy™ $tBur <§ øÿtRur ÇÊÉÈ $yg9¢™ yŠ ` tB z> %s{ ô‰ s%ur ÇÒÈ Artinya: Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaan-Nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaanya, sungguh beruntung orang yang mensucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotoriya (Asy-Syams: 7-10). Dari ayat tersebut di ketahui bahwa manusia dilengkapi dengan jiwa oleh Allah, yang bisa berkembang kepada yang baik maupun yang buruk. Dalam menuju perkembangan tersebut manusia tidak bisa berkembang begitu saja, tanpa adanya sebuah usaha. Adapun salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia itu ialah melalui pendidikan. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa di mana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan langkah kehidupan bangsa yang maju dan berpendidikan serta bermoral, dan berbudi pekerti yang baik. Pendidikan merupakan sebuah sistem sosial yang menetapkan pengaruh adanya efektifitas dari keluarga dan sekolah dalam membentuk generasi muda dari aspek jasmani, akal dan akhlak. Pembinaan akhlak yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan menurut syariat Islam, yang pertama adalah pembinaan pada diri sendiri, kemudian dilanjutkan pembinaan akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan dari masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam pembinaan akhlak dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing. Sehingga dengan pembinaan tersebut seseorang mampu hidup dengan baik dalam budaya lingkunganya. Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak seseorang akan di anggap mulia jika perbuatanya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam alQur’an dan as-Sunnah. Adapun alasan peneliti mengambil surat Luqman ayat 12-19 bahwa seorang Luqman mempunyai akhlak yang baik dalam mendidik anakanaknya. Luqman al-Hakim adalah satu pribadi besar dan mulia yang diakui oleh Allah. Dalam al-Qur’an didapati satu surat yang disebut dengan surat Luqman. Nasehat-nasehat kemanusiaan Luqman al-Hakim diakui oleh Allah di dalam al-Qur’an sebagai nasehat yang Qur’ani, yang seharusnya menjadi pedoman terutama bagi orang tua dan ahli didik. Diharapkan pendidik dan orang tua mencontoh serta dapat mengaplikasikan dalam mendidik anak. Apalah arti seorang anak pintar dan cerdas tapi tidak memiliki hati nurani, angkuh, sombong, tidak mensyukuri nikmat Allah, durhaka kepada kedua orang tua dan menganggap orang lain tidak ada apa-apanya. Pendidik dan orang tua diharapkan mampu untuk mencontoh pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19. Hal tersebut di ataslah yang mendorong penulis untuk menyusun skripsi dengan judul PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Luqman Ayat 12-19). B. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah tentang istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain : 1. Pendidikan akhlak Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri kemanusiaanya (Zubaedi, 2011: 13). Dengan pendidikan akan di hasilkan kualitas manusia yang memiliki kehalusan budi dan jiwa, dan memiliki kesadaran penciptaan dirinya. Akhlak berasal dari kata Khalaqa (َ )ﺧَﻠَﻖyang berarti menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa suatu contoh terlebih dahulu). (M.Quraish Shihab, 1997: 86). Menurut pendekatan etimologi, pendekatan akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari bentuk mufrodnya “Khuluqun” ( ٌ )ﺧُﻠُﻖyang dapat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak kecil. (http:// Ibnu-blogspot.com/2011/02/ pendidikan –akhlak. Html diakses tanggal 21-9-2012). Dengan pendidikan akhlak proses mengarahkan atau mendidik manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicitacitakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat. 2. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan Allah dengan perantara malaikat Jibril yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai pedoman hidup manusia. Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diberikan Allah kepada nabi Muhammad yang di dalamnya mengajarkan berbagai prinsip dalam hidup, di antaranya aqidah, ibadah, akhlak, muamalah, pendidikan dan lain sebagainya. Luqman adalah seorang hamba Allah yang takwa dan shaleh. Dinamakan surat Luqman bahwa Luqman telah diberi Allah hikmah berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Luqman bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang diberikan. Pada ayat 12-19 terdapat nasehat Luqman kepada anaknya. Pendidikan Luqman menekankan pada pendidikan aqidah, syari’ah, dan akhlak. Penulis membatasi surat Luqman beberapa ayat, dalam hal ini yang di maksud adalah ayat 12-19 karena ayat tersebut ada kaitanya dengan pendidikan akhlak, misal akhlak bijak ( hikmah ) ditemukan dalam model interaksi pendidikan Luqman terhadap anaknya. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam ? 2. Bagaimana isi pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 1219 D. Tujuan penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui akhlak dan pendidikan akhlak dalam Islam. 2. Mengetahui isi pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19. E. Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberi beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Memberi sumbangan pemikir bagi ilmu pendidikan Islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya terutama mengenai konsep pendidikan akhlak dalam al-Qur’an dan pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19. 2. Manfaat Praktis Memberi masukan kepada pendidik, pemikir di masa mendatang atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran agama Islam. Begitu juga peran keluarga dan orang tua sangat dibutuhkan, sehingga tujuan pendidikan akhlak dapat tercapai yaitu akhlak-akhlak yang mulia. F. Kajian Pustaka Fungsi kajian pustaka adalah untuk mengemukakan hasil-hasil peneliti yang diperoleh peneliti dahulu yang ada hubunganya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa peneliti yang telah dilakukan dan sejauh ini telah penulis ketahui adalah sebagai berikut: 1. Deden Indiarto, Stain Salatiga, ekstensi jurusan PAI (2007), dengan judul skripsi “Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an dalam surat ad-Dhuha ayat 9 sampai 11, menyimpulkan bahwa konsep pendidikan akhlak dalam alQur’an bahwa tingkah laku atau perbuatan, dinilai baik dan buruk, terpuji dan tercela, semata-mata karena syara’ (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Contoh mengasuhi anak yatim dan dermawan merupakan sifat terpuji. Begitu pula sebaliknya menzalimi anak yatim, kikir, merupakan sifat tercela. Nilai pendidikan akhlak dalam surat ad-Dhuha ayat 9 sampai 11 sebagai berikut: a) larangan menghardik anak yatim, b) larangan menolak dengan kasar orang yang meminta-minta, c) anjuran untuk bersyukur atas nikmat Allah. Para mufasir Ibnu Katsir dan Al-Maraghi bersepakat mengatakan bahwa surat ad-Dhuha diturunkan kepada Rasulullah sebagai hiburan untuknya, dalam surat ini Allah berjanji tidak akan membencinya, dan Allah akan memberi dua kabar gembira kepada Rasulullah, kabar pertama bahwasanya Allah akan menambah kemuliaan beliau, dan yang kedua bahwa Allah akan memberi apa yang dicita-citakan oleh Rasulullah. 2. Muh Wahid Supriadi, Stain Salatiga ekstensi jurusan PAI (2006), dengan judul skripsi “Metode Pendidikan Islam dalam surat Luqman”. Menyimpulkan bahwa metode yang terdapat dalam surat Luqman antara lain: a) Metode uswatun hasanah atau teladan adalah suatu metode seorang pendidik memberikan suri teladan baik kepada anak didiknya, b) metode mauidzah hasanah adalah mengingatkan akan apa yang dapat melembutkan kalbunya, yang berupa pahala dan siksa, sehingga dia menerima nasehat, terdapat dalam surat Luqman ayat 13, c) metode persuasi adalah meyakinkan peserta didik tentang suatu ajaran dengan kekuatan akal, metode ini terdapat dalam surat Luqman ayat 13 dan 14, d) metode perintah dan larangan adalah perintah untuk mempergauli kedua orang tua di dunia dengan baik dan mengikuti jalan orang yang kembali kepada-Nya, metode ini sesuai dengan surat Luqman ayat 15, e) metode targhib dan tarhib adalah metode yang dipakai oleh pendidik dengan memberi balasan, berupa hadiah bagi anak didik yang melakukan sesuatu yang benar dan akan melakukan hukuman jika melakukan sesuatu yang salah, metode ini sesuai dengan ayat 16, f) metode memberi tugas kepada anak didik yaitu meendidik dengan cara memberi tugas kepada anak didik supaya mereka berusaha untuk mampu melakukan apa yang telah ditugaskan oleh pendidik, metode ini sesuai dengan Surat Luqman ayat 17. Adapun skripsi yang secara khusus membahas tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19 sejauh yang diketahui belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan kajian tentang masalah tersebut. Peneliti ini berbeda dengan peneliti yang sudah ada, kesamaan dari penelitian ini terletak pada pendidikan akhlak dalam al-Qur’an yang dilakukan oleh peneliti dahulu yaitu Deden Indiarto. Adapun perbedaan penelitian dahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada surat serta ayat dalam al-Qur’an. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muh Wahid Supriyadi terdapat kesamaan yaitu pada surat Luqman serta ayatnya, adapun perbedaanya yaitu terdapat pada isi. Muh Wahid Supriyadi memaparkan tentang metode yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman, sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan memaparkan tentang pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19. Namun demikian penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang telah ada tersebut. Oleh karena itu, penelitian- penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya mempunyai makna yang sangat penting bagi penelitian ini, karena jika tidak ada penelitian yang mendahului niscaya peneliti ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik. Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dengan penelitian yang penulis angkat, hal ini merupakan ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga hasil penelitian ini menjadi pelengkap, tambahan dan pendukung penelitian mengenai pendidikan akhlak. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Sutrisno Hadi, 1981: 9). Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan mencari dan membandingkan naskah atau pendapat pada ahli tafsir dan ahli pendidik tentang pendidikan akhlak. Penelitian kepustakaan akan menghasil suatu kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis dan sebagainya. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Karena obyek dalam penelitian ini ayat-ayat suci al-Qur’an, maka penulis menelaah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan penelitian. Di samping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain yang dianggap menunjang terhadap penelitian ini, diantaranya adalah buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak. 3. Metode Analisis Metode analisa data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis isi (Contect Analysis) analisis ini di maksudkan di sini adalah melakukan analisis terhadap makna yang terkandung dalam ayatayat yang berkaitan dengan pendidikan akhlak serta pendapat ahli pendidik. Berdasarkan pengertian yang terkandung sehingga diharapkan dapat saling menerapkan dalam melengkapi satu dengan yang lain. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Deduktif Metode deduktif yaitu melakukan analisis dari pengetahuan yang bersifat umum guna memakai hal-hal yang bersifat khusus (Anton Bakker, dan Ahmad Charris Zubair, 1990: 43-44). Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan teori, kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang kongkrit terjadi. b. Metode Induktif Metode induktif yaitu melakukan analisis dari pengetahuan yang bersifat khusus guna menarik kesimpulan yang bersifat umum. Di gunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan yang khusus ke yang umum (Anton Bakker, dan Ahmad Charris Zubair, 1990: 44-45). Kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang umum. H. Sistematika Penelitian Pada bab I dikemukakan tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulis. Pada bab II dikemukakan tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an, yang meliputi: pengertian pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, materi pendidikan akhlak, metode pendidikan akhlak, faktor penting dalam pendidikan akhlak dan macam-macam akhlak dalam al-Qur’an. Pada bab III dikemukakan tentang al-Qur’an surat Luqman ayat 1219, berisi tentang biografi Luqman, pendidikan Luqman yang meliputi: pendidikan bersyukur, pendidikan keimanan, pendidikan untuk berbakti kepada kedua orang tua, pendidikan intelektual, pendidikan shalat, pendidikan larangan takabur atau sombong, dan asbabul nuzul surat Luqman. Pada bab IV dikemukakan tentang penutup, berisi tentang kesimpulan, saran-saran. BAB II AKHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK A. Akhlak 1. Pengertian Akhlak Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, yaitu (ُ )ﺧُﻠُﻖjamaknya (َ )اَﺧْﻠَﺎقyang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral, atau budi pekerti. Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa (َ)ﺧَﻠَﻖ, dari segi pengertian kebahasaan memiliki sekian banyak arti, antara lain “menciptakan” (dari tiada)”, menciptakan (tanpa suatu contoh terlebih dahulu)”. (M.Quraish Shihab, 1997: 86). Kata khalaqa (َ )ﺧَﻠَﻖmemberi tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaanya. Allah pantas menerima pengabdian makhluknya, maka akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khalik (ٌ )ﺧَﺎﻟِﻖdan makhluk (ٌ)ﻣَﺨْﻠُﻮْق, akhlak berarti sebuah perilaku yang menghubungkan antara hamba dengan Allah. (Zubaedi, 2011: 65). Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. Al-Ghazali menjelaskan bahwa Akhlak adalah suatu perangai (watak/ tabiat) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. (Zubaedi, 2011: 67) Pendapat Al-Ghazali hampir sama dengan pendapat Ibn Miskawih bahwa, akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan dipikirkan secara mendalam. (Zubaedi, 2011: 67) Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, yaitu ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai norma-norma dan tata susila. 2. Macam-macam Akhlak Pada pokoknya akhlak itu ada dua macam, yaitu yang terpuji dinamakan akhlak mahmudah dan akhlak tercela dinamakan akhlak mazmumah. (Zubaedi, 2011: 92). a. Akhlak yang baik (Akhlaqul Mahmudah) Akhlak mahmudah adalah tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman. (Masan Alfat, 1997: 66). Jika suatu tingkah laku tersebut dibina untuk memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan serta perbuatan-perbuatan baik muncul pada dirinya maka itu dinamakan akhlak yang baik. b. Akhlak tercela (akhlaqul mazmumah) Akhlak tercela adalah perbuatan dan perkataan tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut akhlak tercela. (Humaidi Tatapangarsa, 1980: 223). Akhlak mazmudah adalah segala macam sikap atau tingkah laku tercela oleh karena itu, sikap dan tingkah laku yang lahir merupakan cerminan atau gambaran dari sifat batin. B. Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak terbentuk dalam dua kata “pendidikan” dan “akhlak”, dan untuk memudahkan dan memahami pengertian pendidikan akhlak membutuhkan terlebih dahulu pemahaman akan dua kata tersebut. Dalam pendidikan banyak sekali para ahli berpendapat dalam mengartikan kata pendidikan, baik para ahli pendidikan barat ataupun para ahli pendidikan Islam. Menurut Langeveld Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih cepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. (Hasbullah, 2009: 2). Dalam bahasa Arab “pendidikan sama dengan “At-Tarbiyyah”, kata At-Tarbiyyah berasal dari tiga bentuk. Pertama kata “rabaa-yarbuu” ( -رَﺑَﺎ ْ )ﯾَﺮْ ﺑُﻮyang berarti bertambah tumbuh (Mahmud Yunus, 1989: 120). Kata kedua “robaya” (َ )رَﺑَﻲyang berarti mendidik, mengajar, mengasuh, dan yang ketiga adalah kata “rabba- rabaya” (َ رَﺑَﻲ- )رَبﱠyang berarti mengasuh, mendidik, mengemong (Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, 2003: 952). Merujuk pada ayat dalam al-Qur’an : ’ÎT$u‹­/u‘ $yJ x. $yJ ßg÷Hxq ö‘$#Éb> §‘ @ è%ur ÏpyJ ôm §9$# z̀ ÏB ÉeA —%!$#y $uZy_ $yJ ßgs9 ôÙ Ïÿ÷z $#ur ÇËÍÈ #ZŽÉó|¹ “ Ya Allah, sayangilah keduanya (orang tuaku) sebagaimana mereka telah mengasuhku ( mendidikku) sejak kecil “. (QS. Al-Isra: 24) Sementara ahli pendidik Islam menyatakan bahwa “Tarbiyah” adalah proses menyadarkan manusia agar dapat mewujudkan penghambaan diri kepada Allah SWT. Baik secara individu maupun bersama-sama. (Cahyadi Takariawan, 2003: 137). Pendidikan akhlak adalah proses mengarahkan atau mendidik manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicitacitakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Pendidikan akhlak adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman akhlak mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan dalam hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap dalam membentuk kepribadian yang mulia. 2. Tujuan Pendidikan Akhlak Nabi Muhammad diutus dengan membawa risalah ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim dalam segala hal, baik dalam hal keagamaan maupun hal keduniaan. Meneladani Rasulullah merupakan kewajiban setiap muslim hingga tiba hari perhitungan nanti. Perintah untuk menjadikan beliau sebagai tauladan adalah firman Allah: tÅz Fy $#tPöqu‹ø9$#ur ©! $#(#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é&«! $#ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $#tx.sŒur “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. AlAhzab: 21) Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berjalan di jalan yang lurus yaitu jalan yang di ridai oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia bahagia di dunia dan akhirat. Dari gambaran di atas bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan dapat tercapai keselamatan di dunia dan akhirat. 3. Meteri Pendidikan Akhlak Dalam garis besarnya, akhlak di bagi menjadi dua bagian yaitu, akhlak terhadap Allah (yang menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan) (Zubaedi, 2011: 66). Adapun uraian sebagai berikut: a. Akhlak manusia kepada Allah Akhlak kepada Allah merupakan esensi daripada akhlak-akhlak yang lain. Akhlak terhadap Allah merupakan tolak ukur keberhasilan dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai akhlak lainya. Jika akhlak terhadap Allah lemah (kualitas rendah), maka akan mempengaruhi kualitas akhlak lainya. Dengan demikian, untuk menjalani proses hidup dengan baik, manusia perlu menjalin hubungan (bertakarub) secara harmonis dengan pencipta (Al-Khaliq), sehingga perjalanan kehidupan manusia senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah. Manusia harus mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepadanya serta malu kepada-Nya ketika akan berbuat maksiat, bertaubat dengan benar, bertawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat-Nya, takut akan siksaan-Nya, berbaik sangka bahwa Allah pasti menepati janji-Nya dan ancaman-Nya, Itulah yang dinamakan akhlak kepada Allah. Ketika manusia konsisten dan menjaga akhlak kepada Allah dengan baik, maka manusia akan ditambah derajatnya, kedudukan semakin tinggi, dan kemuliaan yang agung. Sehingga manusia akan mendapatkan perlindungan dari Allah. Ibadah secara umum meliputi segala perbuatan yang diizinkan oleh Allah. Manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai kewajiban terhadap sang pencipta dan terhadap sesama manusia. Untuk ibadah dalam pengertian khusus artinya ibadah yang pelaksanaanya mempunyai tata cara tertentu. Dalam ajaran Islam, ibadah yang bersifat khusus antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Melalui ibadah manusia akan membangun kedekatan dengan sang pencipta. Sementara itu, termasuk bagian dari akhlak terhadap Allah yaitu meminta tolong kepada Allah setelah terlebih dahulu melakukan ikhtiar semaksimal mungkin. b. Akhlak manusia kepada Rasulullah Setiap umat Islam yakin bahwa Muhammad adalah rasul Allah dan merupakan kewajiban bagi manusia untuk beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi harus pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan di dalam al-Qur’an dan hadist tentang bagaimana bersikap kepada rasulullah. Itulah yang di namakan akhlak kepada rasulullah. Nabi Muhammad adalah manusia istimewa dari yang lainya, karena beliau seorang nabi dan rasul Allah, seorang manusia pilihan Allah yang harus dicintai, diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan muslimah. Kedudukan sebagai nabi dan rasul inilah yang menjadikan nabi Muhammad mempunyai posisi tersendiri, diantara manusia lainya. Diantara perilaku atau akhlak yang harus dilakukan oleh setiap manusia terhadap rasulullah ialah sebagai berikut: 1) Menerima dan mengamalkan ajaran yang di bawanya. b̈ Î) (©! $# (#qà)¨?$#ur 4(#qßgtFR$$sù çm÷Ytã öN ä3 9pktX $tBur çnrä‹ ã‚ sù ãA qß™ §9$# ãN ä3 9s?#uä !$tBur ÇÐÈ É> $s)Ïèø9$#߉ ƒÏ‰ x© ©! $# ”Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. Al-Hasyr: 7) 2) Mengikuti dan mengamalkan sunahnya. Merupakan keharusan bagi umatnya yaitu umat Islam untuk mengikuti jejaknya baik dalam ibadah maupun akhlak, karena di sana ada jaminan dari Rasulullah. Barang siapa yang mengikuti Beliau akan dicintai Allah dan diampuni dosanya. 3) Mengucap shalawat dan salam kepadanya. Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi Muslim“ menjelaskan bahwa akhlak manusia terhadap Rasulullah antara lain: a) Taat kepada Rasulullah, mengikuti jejaknya, dan meniti jalanya dalam seluruh jalan dunia, dan akhirat. b) Cinta kepada Rasulullah, hormat kepadanya, dan pengagungan kepadanya harus didahului daripada cinta kepada yang lain, hormat kepada yang lain, dan pengagunganya yang lain, siapapun orangnya. c) Mencintai siapapun yang dicinta oleh Rasulullah. Memusuhi siapa saja yang dimusuhi oleh Rasulullah, ridha dengan apa saja yang diridhainya, dan marah kepada apa yang dimarahi beliau. d) Mengagungkan Rasulullah, mengucapa shalawat dan salam untuknya, dan menghormati seluruh kelebihanya. e) Membenarkan apa yang dijelaskan oleh Rasulullah tentang persoalan dunia, dan masalah-masalah ghaib di kehidupan dunia atau kehidupan akhirat. f) Menghidupkan sunah Rasulullah memenangkan syariatnya, menyampaikan dakwahnya, dan melaksanakan wasiat- wasiatnya. g) Merendahkan suara di kuburanya, dan di masjid bagi orang yang mendapatkan kehormatan bisa menziarahi kuburanya. h) Mencintai orang-orang shalih, loyal kepada mereka karena kecintaan Rasulullah kepada mereka, marah kepada orang-orang fasik, dan memusuhi mereka, karena kemarahan beliau kepada mereka. c. Akhlak manusia kepada diri sendiri Orang muslim meyakini bahwa kebahagiaan di dunia, dan akhirat sangat ditentukan oleh sejauh mana pembinaan terhadap dirinya, perbaikan dirinya dan penyucian dirinya. Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi Muslim” bahwa dalam memperbaiki dirinya, pembinaanya, dan membersihkannya dengan menempuh jalan-jalan sebagai berikut: 1) taubat Taubat adalah melepaskan diri dari semua dosa dan maksiat, menyesali semua dosa-dosa masa lalunya, dan bertekad tidak kembali kepada dosa di sisa-sisa umurnya. Firman Allah: ÇÌÊÈ šc qßs Î=øÿè? ÷/ä3 ª=yès9 šc qãZÏB÷sßJ ø9$#tm•ƒr&$·èŠÏHsd «! $#’n<Î)(#þqç/qè?ur “dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nuur: 31) 2) Muraqobah Muraqobah adalah merasa diawasi oleh Allah di setiap waktu kehidupan hingga akhir kehidupanya, dan mengamati apa saja yang dikerjakan oleh semua jiwa. Firman Allah: s'©#ÏB yì t7¨?$#ur Ö̀ Å¡ øtèC uqèd ur ¬! ¼çmygô_ ur zN n=ó™ r& ồ £J ÏiB $YYƒÏŠ ß̀ |¡ ôm r& ồ tBur ÇÊËÎÈ Wx ŠÎ=yz zO ŠÏd ºtö/Î)ª! $#x‹ sƒªB$#ur 3$Zÿ‹ÏZym zO ŠÏd ºtö/Î) “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Q.S. An-Nisa: 125) 3) Muhasabah ( Evaluasi) Orang Muslim mengadakan muhasabah (Evaluasi) terhadap dirinya atas amal perbuatanya sepanjang siang harinya. Jika ia melihat dirinya kurang mengerjakan ibadah-ibadah wajib, ia mencela dirinya dan memarahinya, kemudiaan memaksa dirinya untuk melakukan ibadah-ibadah wajib tersebut dan memperbanyak ibadah-ibadah sunah. Jika manusia melihat banyak dosa yang terdapat pada dirinya, maka ia beristigfar, menyesalinya, bertaubat, dan mengerjakan amal shalih yang bisa memperbaiki apa yang telah dirusaknya. Inilah yang dinamakan muhasabah terhadap diri sendiri. Allah berfirman: (7‰ tóÏ9 ôM tB£‰ s% $B̈ Ó§ øÿtR öÝà ZtFø9ur ©! $# (#qà)®?$# (#qãZtB#uä šú ïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ ÇÊÑÈ tb qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ 7ŽÎ7yz ©! $#b̈ Î)4©! $#(#qà)¨?$#ur “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr: 18 ) 4) Mujahadah (Perjuangan) Orang Muslim mengetahui bahwa musuh besarnya adalah hawa nafsu yang ada pada dirinya, bahwa watak hawa nafsu adalah condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan kepada keburukan seperti yang dikatakan Zulaikah dalam alQur’an. O çFRr& !$tBur (A, ys s9 ¼çmR̄Î) þ’În1u‘ur “ Î) ö@ è% (uqèd <, ym r& štRqä«Î6.^tFó¡ tƒur * ÇÎÌÈ šú ïÌ“Éf ÷èßJ Î/ “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”. (QS. Yunus: 53) Selain itu, watak hawa nafsu ialah senang malas-malasan, santai, dan menganggur, serta larut dalam syahwat, kendati di dalamnya terdapat kecelakaan, dan membinasaan. Manusia harus mampu melawan hawa nafsu dan bertekat mengatasi seluruh perjuanganya melawan hawa nafsu. Dan menentang syahwatnya hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu. Allah berfirman: ÇÏÒÈ tûüÏZÅ¡ ós ßJ ø9$#yì yJ s9 ©! $#b̈ Î)ur 4$uZn=ç7ß™ öN åk¨]tƒÏ‰ öks]s9 $uZŠÏù (#r߉ yg»y_ z̀ ƒÏ%©!$#ur “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69) d. Akhlak manusia kepada sesama manusia Ajaran sosial dan pembinaan akhlak dalam al-Qur’an bertujuan untuk memperkuat kerjasama dalam lingkungan keluarga dengan mengatur anggota-anggota keluarga melalui pembentukan kepribadiaan individu yang baik. Sebagai salah satu bagian dari masyarakat, untuk lebih jelasnya kondisi masyarakat itu ada beberapa uraian: 1) Akhlak di lingkungan keluarga Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberi pengalaman kepada anak, baik melalui pemeliharaan, pembinaan, dan pengaruh yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan kelihatan. Keluarga juga sebagai pelaksana pendidikan Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak yang mulia. 2) Akhlak di lingkungan tetangga dan kerabat Tetangga mempunyai hak-hak atas dirinya, dan akhlak yang harus dijalankan terhadap tetangga meraka dengan sempurna, berdasarkan dalil-dalil berikut: Allah berfirman: “ ÏŒ Í‘$pgø:$#ur ÈûüÅ3 »|¡ yJ ø9$#ur 4’yJ »tGuŠø9$#ur 4’n1öà)ø9$# “ É‹ Î/ur $YZ»|¡ ôm Î) Èûøït$Î!ºuqø9$Î/ur É= ãYàf ø9$#Í‘$pgø:$#ur 4’n1öà)ø9$# “dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”( QS. An-Nisa: 36 ) Sabda Rasulullah : ﹺﻡﻮﺍﻟﹾﻴ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭﻦﻣﺆ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳﻦ "ﻣ.ﻡ.ﻝﹸ ﺍﷲِ ﺹﻮﺳ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ: ﻗﹶﺎﻝﹶ: ﺓﹶﺮﻳﺮ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫﻦ…ﻋ ﻦﻣ ﻭ.ﻔﹶﻪﻴ ﺿﻜﹾﺮﹺﻡﺮﹺ ﻓﹶﻠﹾﻴﻡﹺ ﺍﹾﻻﺧﻮﺍﻟﹾﻴ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭﻦﻣﺆ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳﻦﻣ ﻭﻩﺎﺭﻯ ﺟﺫﺆﺮﹺ ﻓﹶﻼﹶ ﻳﺍﻻﹶﺧ ."ﻜﹸﺖﺴﻴ ﻟﺍ ﺃﹶﻭﺮﻴﻘﹸﻞﹾ ﺧﺮﹺ ﻓﹶﻠﹾﻴﻡﹺ ﺍﻟﹾﺎﹶﺧﻮﺍﻟﹾﻴ ﺑﹺﺎﷲِ ﻭﻦﻣﺆﻛﹶﺎﻥﹶ ﻳ Dari Abu Hurairah; berkata : Berkata Rasulullah SAW barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudan hendaklah menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berkata baik atau diam saja.” (Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hujjaj alQusyairi al-Nusaburi, 1992:68) Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya “Ensiklopedi Muslim” menjelaskan bahwa berakhlak terhadap tetangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Tidak menyakiti dengan ucapan atau perbuatan. b) Bersikap dermawan dengan memberi kebaikan kepadanya, c) Menghormati dan menghargainya. 3) Akhlak kepada manusia secara umum Terbentuknya suatu masyarakat manusia yang luas di mana satu sama lainya saling melengkapi kebutuhan masing-masing, saling menolong, saling komitmen dalam kebersamaan sehingga terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis serta tumbuh sikap persaudaraan. Manusia yang bersatu dan menggalang agar terciptanya kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan yang dapat menjadikan masyarakat yang diidamkan. e. Akhlak manusia kepada alam sekitar Akhlak manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan alam, dan sekaligus memakmurkan manusia. Alam dalam hal ini dipahami sebagai segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi beserta isinya selain Allah. Manusia ditugaskan Allah menjadi khalifah (wakil) di bumi dengan diberikan kemampuan untuk mengelola dan mengolah alam semesta. Hubungan antara manusia dan alam bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukan atau antara tuan dan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah. Hal ini karena kemampuan manusia dalam mengelola dan anugerah yang diberikan Allah kapada manusia. Manusia wajib untuk berakhlak kepada alam karena didasarkan pada alasan-alasan berikut: 1) Manusia hidup dan mati berada di alam (bumi). 2) Alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh alQur’an. 3) Allah memerintah kepada manusia untuk menjaga kelestarian alam. 4) Allah memeritahkan kepada manusia untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupan menjadi makmur. 5) Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi. Berakhlak terhadap alam dapat dilakukan manusia upaya-upaya pelestarian alam sebagai berikut: 1) Melarang penebangan pohon secara liar. 2) Melarang perburuan binatang secara liar. 3) Melakukan reboisasi (penghijauan). 4) Membuat cagar alam dan suakamargasatwa. 5) Mengendalikan erosi dan lain-lain. dengan 4. Metode Pendidikan Akhlak Menurut Athiyah al-Abrasyi ada tiga metode mendidik akhlak, yaitu: a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu cara memberi petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu. b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti, seperti: mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga. c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka mempunyai kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka. 5. Faktor Penting yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak Ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau moral yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor Intern Yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luar sebagaimana firman Allah: Ÿ@ ƒÏ‰ ö7s? Ÿw 4$pköŽn=tæ }¨ $Z̈9$#tsÜ sù ÓÉL©9$#«! $#|N tôÜ Ïù 4$Zÿ‹ÏZym ÈûïÏe$#Ï9 y7 ygô_ ur óO Ï%r'sù tb qßJ n=ôètƒ Ÿw Ä̈ $Z̈9$#uŽsYò2 r& Æ Å3 »s9ur ÞO ÍhŠs)ø9$#Úú ïÏe$!$#šÏ9ºsŒ 4«! $#È, ù=yÜ Ï9 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30) b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia yang meliputi: 1) Pengaruh keluarga Keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi diri pribadi atau dirinya sendiri. (Hasbullah, 2009: 39). Keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan dan berakhlak mulia. Di dalam keluarga terdapat ayah, ibu, anak di mana masing-masing membutuhkan.lingkungan keluarga memengaruhi, saling Keluarga merupakan lingkungan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikkan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pengaruh dalam pendidikan akhlak yang paling banyak diterima adalah dari lingkungan keluarga. 2) Pengaruh sekolah Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta sekolah dapat mempengaruhi akhlak anak. 3) Pengaruh masyarakat Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuanya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupanya. (Sutari Imam Barnadib, 1986: 133). Dengan demikian pembentukan akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari keluarga, sekolah, ataupun lingkungan masyarakat. Menerapkan kebiasaan-kebiasaan , latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik. Sehingga anak dapat memahami dan mengaplikasikan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. 6. Contoh-contoh Akhlak dalam al-Qur’an Di antara contoh-contoh akhlak baik (mahmudah) yang ada dalam al-Qur’an, antara lain: a. Sabar Kata shabr maknanya habs, yakni menahan. Maka kata sabar dimaknai usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan. (Wahid Ahmad, 2004: 85). Sabar adalah konsekuen dan konsisten dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan serta dalam menerima segala cobaan. Firman Allah: ÇÍÎÈ tûüÏèϱ »sƒø:$#’n?tã žw Î)îouŽÎ7s3 s9 $pkẌÎ)ur 4Ío4qn=¢Á 9$#ur ÎŽö9¢Á 9$$Î/ (#qãZŠÏètFó™ $#ur “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',”(QS.Al-baqarah: 45). Zubaedi dalam bukunya “Desain Pendidikan Karakter” menjelaskan bahwa sabar dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu: 1) Sabar menanggung beratnya kehidupan, seperti kewajiban menjalankan shalat lima waktu, membayar zakat, melaksanakan puasa, haji bilamana mampu, dan lain-lain. Bagi orang yang sabar, betapa pun beratnya kewajiban itu tetap dilaksanakan, tidak peduli dalam keadaan melarat, sakit atau dalam kesibukan. Semua tetap dilaksanakan dengan patuh dan ikhlas. Orang yang sabar melaksanakan kewajiban berarti mendapatkan taufik dan hidayah Allah. 2) Sabar menanggung musibah atau cobaan, cobaan yang menimpa manusia bisa bermacam-macam, silih berganti datangnya. Namun bila orang mau bersabar menanggung musibah atau cobaan disertai tawakal kepada Allah, pasti kebahagiaan terbuka lebar. Dan yang sabar menanggung musibah pasti memperoleh pahala oleh Allah. 3) Sabar menahan penganiayaan dari orang lain. Kehidupan seseorang tidak luput dari kezaliman. Banyak terjadi kasus-kasus penganiayaan terutama menimpa orang-orang yang suka memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Akan tetapi bagi orang yang sabar menahan penganiayaan demi tegaknya kebenaran dan keadilan, pasti Allah mencintai orang-orang tersebut. 4) Sabar menanggung kemiskinan. Banyak orang yang hidupnya dirundung kemiskinan, yang akhirnya berputus asa. Akibatnya , ada yang menerjunkan dirinya ke dunia hitam, menjadi perampok, pencopet. Ada lagi yang kemudian terjun menjadi pengemis, pekerjaan setiap hari hanya meminta-minta. Orang seperti itu tidak memiliki sifat sabar. Sebaliknya orang yang sabar menanggung kemiskinan serta mensyukuri nya maka hidupnya selalu dilimpahi kemulian dari Allah. b. Menjaga kesucian diri (al-‘Ifafah) Al-‘Ifafah (memelihara kesucian diri) termasuk dalam akhlak baik (mahmudah) yang dituntun dalam ajaran Islam. Menjaga diri dari keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Dengan menjaga diri secara ketat, hal ini dilakukan mulai dari memelihara hati (kalbu) untuk tidak berbuat rencana dan angan-angan yang buruk. Sebagian kebalikan dari sifat tersebut ialah sikap mempertaruhkan panggilan hawa nafsu. Allah berfirman: ’În1u‘ b̈ Î)4þ’În1u‘ zO Ïm u‘ $tB žw Î) Ïäþq¡ 9$$Î/ 8ou‘$B̈V{ }§ øÿZ̈9$# b̈ Î)4ûÓŤ øÿtR ä— Ìht/é& !$tBur * ÇÎÌÈ ×LìÏm §‘ Ö‘qàÿxî “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.”(QS. Yusuf: 53) c. Memelihara Amanah Amanah menurut bahasa (etimologi) ialah kesetiaan ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran. Betapa pentingnya sifat dan sikap amanah dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan sosial umat Islam, maka kehancuran lah yang akn terjadi bagi umat Islam. Allah berfirman: b r&Ä̈ $Z̈9$#tû÷üt/ O çFôJ s3 ym #sŒÎ)ur $ygÎ=÷d r&#’n<Î)ÏM »uZ»tBF{ $#(#r–Šxsè? b r&öN ä.ããBù'tƒ ©! $#b̈ Î) ÇÎÑÈ #ZŽÅÁ t/ $Jè‹Ïÿxœ tb %x. ©! $#b̈ Î)3ÿ¾ÏmÎ/ /ä3 Ýà Ïètƒ $­KÏèÏR ©! $#b̈ Î)4ÉA ô‰ yèø9$Î/ (#qßJ ä3 øtrB “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58) d. Bersifat Adil Kata adil berasal dari bahasa Arab. Artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sikap adil hanya bisa ditunjukan oleh mereka yang memiliki hati nurani yang bersih, keadilan hanya bisa ditunaikan dengan ketakwaan. Allah berfirman: šc qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ 7ŽÎ6yz ©! $#žc Î)4©! $#(#qà)¨?$#ur (3“ uqø)­G=Ï9 Ü> tø%r&uqèd (#qä9ω ôã $# “berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( Al-Maidah: 8) e. Bersifat Kasih Sayang Pada dasarnya sifat kasih sayang ( ar-rahman) adalah fitrah yang dianugrahkan kepada makhluk. Allah berfirman: ÇÊÐÈ ÏpuHxq öuKø9$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur ÎŽö9¢Á 9$$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#z̀ ÏB tb %x. ¢O èO “Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS. Al-Balad: 17) f. Bersifat kuat (al-Quwwah) Al-Quwwah termasuk dalam rangkaian keutamaan akhlak. Kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian: 1) kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh, 2) kuat jiwa, bersemangat, inovatif dan inisiatif, 3) kuat akal, pikiran, cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat. Kekuatan ini hendaknya dibina dan diikhtiarkan supaya bertambah dalam diri, dan dapat digunakan meningkatkan amal perbuatan. Tambahan kekuatan itu diperoleh selain dengan usaha fitrah atau jalan yang wajar, juga memohon kepada Allah: Allah berfirman: ¨@ s%r& O$tRr& Èb ts? b Î)4«! $Î/ žw Î)no§qè% Ÿw ª! $# uä!$x© $tB |M ù=è% y7 tFZ̈y_ |M ù=yz yŠ øŒÎ)Iw öqs9ur ÇÌÒÈ #V$s!urur Zw $tB y7 ZÏB “Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua Ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,”(QS. al-Kahfi: 39) g. Bersifat Malu (al-Haya’) Al-Haya’ (malu) ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan Allah. Perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. Allah berfirman : Ÿw $tB tb qçGÍhŠu;ムøŒÎ)öN ßgyètB uqèd ur «! $#z̀ ÏB tb qàÿ÷‚ tGó¡ o„Ÿw ur Ä̈ $Z̈9$#z̀ ÏB tb qàÿ÷‚ tGó¡ o„ ÇÊÉÑÈ $Ü̧ ŠÏtèC tb qè=yJ ÷ètƒ $yJ Î/ ª! $#tb %x.ur 4ÉA öqs)ø9$#z̀ ÏB 4ÓyÌ ötƒ Artinya : Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan Keputusan rahasia yang Allah tidak ridlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan (QS. An-Nisa : 108) h. Tawadhu Tawadhu adalah bersikap tenang, sederhana, dan sungguhsungguh menjauhi perbuatan takabur (sombong). Allah berfirman: ãN ßgt6sÛ %s{ #sŒÎ)ur $ZRöqyd ÇÚ ö‘F{ $# ’n?tã tb qà± ôJ tƒ šú ïÏ%©!$# Ç̀ »uH÷q §9$# ߊ$t7Ïã ur ÇÏÌÈ $VJ »n=y™ (#qä9$s% šc qè=Îg»yf ø9$# “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”( QS.Al- Furqon: 63) Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan akhlak yang baik. Di antara contoh-contoh akhlak tercela (mazmumah) yang ada dalam al-Qur’an dan harus dijauhi oleh seorang muslim, antara lain: a. Zalim Zalim adalah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Semua perilaku yang tidak pantas dan tidak di senangi oleh hati nurani dan juga agama. Contoh prilaku zalim yaitu syirik atau menyekutukan agama . x8 ÷ŽÅe³ 9$# žc Î) («! $Î/ õ8 ÎŽô³ è@ Ÿw ¢Óo_ç6»tƒ ¼çmÝà Ïètƒ uqèd ur ¾ÏmÏZö/ew ß̀ »yJ ø)ä9 tA $s% øŒÎ)ur ÇÊÌÈ ÒO ŠÏà tã íO ù=Ýà s9 “Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberikan pelajaran kepadanya: “hai anakku, jangan kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kazaliman yang besar.” ( QS. Luqman: 13) Dari sini dapatlah dipahami bahwa kezaliman itu bertingkattingkat, dari tingkat yang paling sederhana, semisal mengucapakan sesuatu yang tidak ada gunanya, lalu perilaku yang menindas dan merugikan orang banyak, hingga berlaku syirik dan ingkar kepada Allah Swt. b. Hasad Hasad adalah harapan seseorang agar suatu nikmat hilang dari orang lain. Hasad ada dua tingkatan. Tingkatan pertama adalah setelah nikmat itu hilang dari orang lain, ia berharap pindah kepada dirinya. tingkat kedua adalah nikmat itu hilang dari orang lain meskipun juga tidak pindah ke tanganya. Seorang muslim adalah orang yang cinta kepada kebaikan, bukan saja atas dirinya sendiri, namun juga atas orang lain. Sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya maka ia berharap akan juga didapat oleh saudaranya agar ia senang seperti dirinya. Maka orang yang beriman sesungguhnya tidak pantas berbuat hasad karena ketika nikmat itu ada pada seseorang maka ia tahu bahwa itu adalah karunia Allah Swt. Allah Swt berfirman : tA #uä !$oY÷s?#uä ô‰ s)sù (¾Ï&Î#ôÒ sù ` ÏB ª! $# ÞO ßg9s?#uä !$tB 4’n?tã }¨ $Z̈9$# tb r߉ Ý¡ øts† ôQ r& ÇÎÍÈ $VJ ŠÏà tã %3̧ ù=•B M ßg»oY÷s?#uäur spyJ õ3 Ïtø:$#ur |= »tGÅ3 ø9$#tLìÏd ºtö/Î) “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami telah memberi kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (An-Nisa: 54) Jika kita melihat orang lain mendapatkan nikmat maka yang paling baik adalah bersyukur sembari berdoa agar kita mendapatkanya. Jika kita tidak mendapatkanya, maka yakinlah bahwa apa yang Allah berikan adalah yang terbaik. c. Ujub Ujub adalah perasaan bangga terhadap diri sendiri. Karena ujub ini seseorang bisa terjerumus dalam kesombongan dan terperdaya, maka sifat ujub harus dijauhi oleh setiap muslim. Untuk dapat menjauhi ujub maka seorang muslim harus menyadari bahwa semua kemuliaan dan keagungan hanyalah milik Allah. Nikmat yang ada pada manusia, baik itu berupa fisik yang sempurna, harta yang melimpah, atau ilmu yang tinggi, hanyalah limpahan dari kasih sayang Allah kepada manusia. ﻢﹺ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮﹺﻳﺑﹺﻚﻛﹶﺎ ﺑﹺﺮﺎ ﻏﹶﺮﺎﻥﹸ ﻣﺴﻧﺎ ﺍﻟﹾﺎﻬﺎ ﺍﹶﻳﻳ "Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang maha pemurah”. (QS Al-Infitar: 6) Ujub adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, karena ujub berarti tidak mengakui bahwa nikmat datang dari Allah. Selain itu, ujub sesungguhnya mendatangkan madharat bagi manusia karena bisa memicu kebenciaan dan permusuhan dari orang lain. d. Riya’ Riya adalah kemunafikan, dan syirik. (Abu Jabir Al-Jazairi, 2000: 262). Hakikat riya’ ialah seorang hamba taat kepada Allah dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati manusia. Allah berfirman: öN èd tûïÏ%©!$# ÇÎÈ tb qèd $y™ öN ÍkÍEŸx |¹ ` tã öN èd tûïÏ%©!$# ÇÍÈ šú ,Íj#|Á ßJ ù=Ïj9 ×@ ÷ƒuqsù ÇÐÈ tb qãã $yJ ø9$#tb qãèuZôJ tƒur ÇÏÈ šc râä!#tム“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna” ( QS. Al-Ma’un: 4-7) e. Menipu Menipu adalah berkhianat dan pelanggaran janji. Menipu termasuk dalam perbuatan tercela karena sangat merugikan orang lain dan agama mengharamkan perbuatan yang menipu. Allah berfirman: ÏM tón=t/ur ã»|Á ö/F{ $# ÏM xî #y— øŒÎ)ur öN ä3 ZÏB Ÿ@ xÿó™ r& ồ ÏBur öN ä3 Ï%öqsù ` ÏiB Nä.râä!$y_ øŒÎ) ÇÊÉÈ O$tRqãZ—à 9$#«! $Î/ tb q‘ZÝà s?ur tÅ_ $oYys ø9$#ÛU qè=à)ø9$# “ (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.”(QS. Al-Ahzab: 10 ) f. Malas dan Lemah Kemalasan dan kelemahan adalah penyakit kepribadian manusia yang jika terjangkit akan membuat seseorang tidak bisa mencapai kemajuan dalam hidup. Maka Rasulullah Saw. Senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Swt. ﻦ ﻣﺫﹸﺑﹺﻚﻮﻨﹺﻰ ﺍﹶﻋﻧ ﺍﻢ ﺍﹶﻟﻠﱠﻬ: ﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲ ُﻋﻮﻝﹸ ﺍﷲ ﺻﺳ ﻗﹶﺎ ﻝﹶ ﺭ: ﻝﹸﻘﹸﻮ ﻳﻚﻠ ﻣﻦ…ﻋ . ﺎﻝﹺﺟ ﺍﻟﺮﺔﻏﹶﻠﹶﺒﻦﹺ ﻭﻳﻠﹶﻊﹺ ﺍﻟﺪﺿﻭ, ﻦﹺﺒﺍﻟﹾﺠﻞﹺ ﻭﺨﺍﻟﹾﺒ ﻭ, ﻞﹺﺍﻟﹾﻜﹶﺴﺰﹺ ﻭﺠﺍﹾﻟﻌ ﻭ, ﻥﺰﺍﻟﹾﺤ ﻭﻢﺍﻟﹾﻬ Artinya: dari Malik berkata: bahwa Rasulullah bersabda : Ya Allah, aku memohon perlindunganmu dari kegelisahan dan kesedihan, lemah dan malas, bakhil dan pikun, dan dari kekangan hutang dan kekuasaan. (Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju’fiy, 552 H: 1412). Ajaran Islam adalah ajaran agama yang menyuruh umatnya untuk bekerja keras, berlomba-lomba dalam kebaikan, berjuang meraih kejayaan dalam hidup. Namun semua keberhasilan duniawi ini bukan semata untuk kebanggaan yang bersifat duniawi pula. Semua keberhasilan dan kejayaan dunia harus dipersembahkan untuk meraih kejayaan di akhirat kelak. Kebanggaan bukan ditunjukan kepada sesama makhluk, namun kepada Allah Swt. Dzat yang akan membalas kebajikan hambanya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an. ÞÚ ö‘F{ $#ur ßN ºuq»yJ ¡ 9$# $ygàÊ ótã >pŸy_ ur öN à6 În/§‘ ` ÏiB ;otÏÿøótB 4’n<Î) (#þqã Í‘$y™ ur * ÇÊÌÌÈ tûüÉ)­GßJ ù=Ï9 ôN £‰ Ïã é& Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133) Sering seseorang malas mengerjakan kebajikan karena kurang dorongan motivasi. Namun seorang Muslim mengetahui bahwa sesungguhnya Allah telah menjanjikan dalam banyak ayat-Nya pahala yang melimpah bagi siapa saja yang berbuat kebajikan di dunia. BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 A. Biografi Luqman al-Hakim M. Ishom El-Saha dalam bukunya "Sketsa al-Qur'an" menjelaskan bahwa Luqman adalah seorang tokoh yang disebut dalam surat Luqman ayat 12 sebagai pemilik hikmah. Disebut namanya dalam al-Qur’an 2 kali, yaitu ayat 12 dan 13 dalam surat 31, yang diberi nama surat Luqman. An-Nuhas dan Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa Luqman yang disebut dalam alQur’an itu bernama lengkap Luqman Ibnu Bair Ba’ura Ibnu Nahur Ibnu Tarik Ibnu Azar. Sementara As-Sahily berpendapat bahwa Luqman yang disebut dalam al-Qur’an adalah Luqman Ibnu ‘Anqa ‘ibn Sarwan (seorang suku Ailah). Wahab dan Muqatil berpendapat bahwa Luqman yang ada dalam alQur’an adalah Luqman ibn Bau’ra, yaitu anak laki-laki dari saudara perempuan Nabi Ayyub, atau anak laki-laki dari bibinya. Sementara Sa’id bin al-Musayyab menyatakan bahwa Luqman adalah Luqman Aswad. Sedangkan mengenai anaknya para mufasir banyak pendapat. Menurut pendapat al-Kalbi nama anak Luqman adalah Masykam. Menurut al-Naqasy anak Luqman bernama An-am. Menurut ibn Hayyan nama anak Luqman adalah Asykar atau Syakir. Dan menurut al-Qurtubi nama anak Luqman adalah Syaran. (Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, 2000: 789). Melihat pendapat di atas siapa pun nama anaknya, maka pada dasarnya Luqman memiliki anak yang ia didik dengan baik. Pada satu riwayat dijelaskan bahwa ia menikah, lalu memiliki beberapa anak dan mereka mati, tetapi Luqman tidak menangisinya. Menurut imam Qusyairi, Luqman memiliki istri dan anak yang keduanya kafir, lalu ia selalu menasehatinya sehingga mereka masuk Islam. (Miftahul Huda, 2009: 75). Adapun tentang pekerjaan Luqman juga banyak pendapat, bahwa pendapat Said bin Musayyad, Luqman adalah penjahit baju. pendapat Ibn Zaid, Luqman seorang pengembala. Pendapat Khalid al-Rabi, Luqman adalah tukang kayu, serta menurut al-Wahidi, Luqman adalah seorang hakim di zaman Bani Israil. Selanjutya Ibnu Jarir, berpendapat bahwa pekerjaan Luqman sebagai tukang kayu. Suatu kali, majikanya berkata kepada Luqman, “Sembelihkan domba ini untuk kami.” Lalu dia menyembelihnya. Si majikan berkata, “Ambillah bagian dagingnya yang terbaik.” Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Si majikan diam selama beberapa saat, lalu berkata, “Sembelihkanlah domba yang itu untuk kami, “Lalu Luqman menyembelihnya. Si majikan berkata, “Ambillah bagian daginganya yang terburuk. “Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Kemudiaan si majikan berkata, “Aku menyuruhmu mengambil dua bagian daging domba yang terbaik, lalu kamu melaksanakannya dan aku pun menyuruhmu mengeluarkan bagian daging domba yang terburuk, lalu kamu mengambil daging yang sama.” Luqman berkata, “Sesungguhnya tiada perkara yang lebih baik daripada lidah dan hati jika keduanya baik dan tiada perkara yang lebih buruk daripada lidah dan hati jika keduanya buruk.” Mengenai asal usul Luqman, banyak orang yang mengatakan bahwa dia berasal dari bangsa Negro, atau Habsy yang warna kulitnya hitam dan berbibir tebal. (Abdul Mustaqim, 2011: 278). Luqman bukan Nabi bukan pula Rasul, tetapi seorang ahli hikmah dan ahli didik yang bijaksana, sehingga ia mendapat gelar “Al-Hakim” yaitu Luqman yang bijaksana. (Humaidi Tatapangarsa, 1980: 100). Menurut sejarah tentang umat-umat dan agamanya, maka Bani Israil mengakui bahwa Luqman termasuk golonganya. Luqman hidup di masa Daud as, dan memilih diberi hikmah dari pada kenabian. (Miftahu Huda dan Muhammad Idris, 2008: 93). Luqman diberi hikmah Allah berupa pemahaman, ilmu, tuturan yang baik, dan pemahaman Islam. (Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2000: 788). Luqman seorang yang salih dan bijaksana yang diberi hikmah oleh Allah berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan, sehingga menjadikan seseorang dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan jahat, seraya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Luqman pun pernah ditanya ihwal prestasi yang dicapainya. Dia menjawab, “Hai anak saudaraku, jika engkau menyimak apa yang aku katakan kepadamu, kamu pun akan berprestasi seperti aku.” Lalu Luqman berkata, aku menjaga mengontrol pandanganku, menjaga lidahku, menjaga kesucian makananku, memelihara kemaluanku, berkata jujur, memenuhi janjiku, menghormati tamuku, memelihara hubungan baik dengan tetanggaku, dan meninggalkan perkara yang tidak penting. Itulah yang membuat diriku seperti yang kamu lihat. Mengenai makam Luqman menurut al-Shuyuti berada di tanah Ramalah. Tepatnya yaitu di sebuah tempat antara Masjid di Ramalah dan pasarnya, di mana terdapat makam tujuh puluh nabi setelah Luqman. (Miftahul Huda, 2009: 74). Kebijaksanaan yang telah diberikan Allah bahwa, satu pribadi besar tidak diketahui secara pasti dari mana asal keturunanya. hal ini mengisyaratkan pengertian bahwa kemuliaan tidaklah harus berdasarkan keturunan atas kaum tetapi pada ketakwaan dan kehalusan budi pekerti. Luqman adalah sosok yang takwa dan berakhlak luhur, bijaksana dalam menentukan jalan hidup, sehingga Luqman dijadikan teladan di dalam alQur’an. B. Pendidikan Luqman 1. Pendidikan syukur ãä3 ô± o„ $yJ R̄Î*sù öà6 ô± tƒ ` tBur 4¬! öä3 ô© $# Èb r& spyJ õ3 Ïtø:$# z̀ »yJ ø)ä9 $oY÷s?#uä ô‰ s)s9ur ÇÊËÈ Ó‰ ‹ÏJ ym ;ÓÍ_xî ©! $#b̈ Î*sù txÿx. ` tBur (¾ÏmÅ¡ øÿuZÏ9 Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS. Luqman: 12) Kata (ُ )اﻟﺤِﻜْﻤَﺔal-Hikmah adalah bentuk masdar dari (َ)ﺣَﻜَﻢ, hakama, (ُ )ﯾَﺤْﻜُﻢyahkumu, (ﺣﻜْﻤَﺔ ِ ) hikmah (Miftahul Huda dan Muhammad Idris, 2008: 94). Al-Hakim adalah orang yang memiliki hikmah, sedang hikmah itu sendiri merupakan pengetahuan terdetail tentang sesuatu, dan dikatakan juga dengan istilah al-Hakim bagi orang yang mengetahui secara detail tentang ciptaan dan diyakininya. (Miftahul Huda, 2009: 77). Al-Hikmah bermakna kendali hewan. Dinamakan demikian karena pengendalianya dapat mengendalikannya dari keliaran dan sejenisnya, dan kata “pemilik hikmah” artinya hikmah itu mencegah pemiliknya dari akhlak jelek. Melihat beberapa pengertian di atas, sebenarnya makna hikmah dari sisi bahasa memiliki kedekatan arti, yaitu berdasar pada makna mengekang, karena orang yang memiliki hikmah mengekang dirinya dari perbuatan-perbuatan tercela. Al-Hikmah (ُ )اﻟﺤِﻜْﻤَﺔmenurut para etimolog mengandung arti yang banyak sekali, yaitu pemahaman, pengetahuan, kesabaran dan ketabahan, yang dapat mencegah seseorang dari kerusakan dan kehancuran, serta dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. (Miftahul Huda, 2009: 78). Syukur adalah menampakkan nikmat, yang artinya menggunakan nikmat pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, serta menyebut-nyebut nikmat dan pemberianya dengan lidah. (Zubaedi, 2011: 95). Syukur mencakup tiga sisi: pertama, syukur dengan hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah. Kedua, syukur dengan lidah dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahanya (Zubaedi, 2011: 95). Kata syukur terambil dari kata (َ )ﺷَﻜَﺮyang maknanya berkisar pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur yang paling penting adalah syukur kepada Allah. Sebab Dialah pemberi segala kenikmatan kepada seluruh hambanya. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya manfaat dari syukur itu kembali kepada dirinya. dan barang siapa yang kafir kepada nikmat Allah, maka dia sendiri yang akan menanggung akibat buruk kekafiran itu. Allah berfirman: ’Î1#x‹ tã b̈ Î) ÷LänöxÿŸ2 ûÈõs9ur (öN ä3 R̄y‰ ƒÎ—V{ óO è?öx6 x© ûÈõs9 öN ä3 š/u‘ šc ©Œr's? øŒÎ)ur ÇÐÈ Ó‰ ƒÏ‰ t± s9 Artinya: “Dan tatkala Tuhan kamu memaklumi: “Sesungguhnya demi, jika kamu bersyukur pasti aku tambah kepada kamu dan jika kamu kufur sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (QS.Ibrahim: 7). Kata (ٌّ )ﻏَﻨِﻲghaniyyun atau maha kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )غghain, ( )نnun, ( )يya’ yang maknaya berkisar pada dua arti, pertama menunjukan cukup dan, kedua suara. (M.Quraish Shihab, 2003: 123). Kecukupan baik menyangkut harta maupun selainya. Dari sini lahir kata ghaniyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupan hidup di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendiri tanpa suami, dan yang kedua adalah suara. Dari sini lahir kata mughanniy dalam arti penarik suara atau penyanyi. Sebab penyanyi mempunyai suara yang baik. Kata (ٌّ )ﻏَﻨِﻲghaniyyun dalam ayat tersebut berarti Allah maha kaya bahwa Dia tidak butuh kepada sesuatu. Namun manusia betapapun kayanya, ia tetap butuh, paling tidak kebutuhan kepada yang memberikan kekayaan, yaitu Allah. Kata (ُ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺪal-Hamid terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )حha, ( )مmim, ( )دdal, yang maknanya menunjukan kepada antonim tercela. (M.Quraish Shihab, 2002: 25). Ada tiga unsur dalam perbuatan yang harus dipenuhi oleh pelaku sehingga dia mendapat pujian, yaitu: 1) indah (baik), 2) dilakukan secara sadar, dan 3) tidak terpaksa atau dipaksa. Kata (ُ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺪal-Hamid berarti Dia menciptakan segala sesuatu dan segalanya diciptakan dengan baik serta atas dasar ikhtiar dan kehendakNya tanpa paksaan. Maka segala perbuatan-Nya terpuji dan segala yang terpuji merupakan perbuatan-Nya, sehingga wajar Dia menyandang sifat alHamid. 2. Pendidikan keimanan íO ù=Ýà s9 x8 ÷ŽÅe³ 9$# žc Î)(«! $Î/ õ8 ÎŽô³ è@Ÿw ¢Óo_ç6»tƒ ¼çmÝà Ïètƒ uqèd ur ¾ÏmÏZö/ew ß̀ »yJ ø)ä9 tA $s% øŒÎ)ur ÇÊÌÈ ÒO ŠÏà tã Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS. Luqman: 13 ) Al-qur’an dalam menyebutkan anak ada kata (ُ )إِﺑْﻦibn, (َّ)ﺑُﻨَﻲ bunayy, ( )وَﻟَﺪwalad. Kata ibn berarti sesuatu yang lahir oleh sesuatu. Kata tersebut dapat berarti: a. Anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada karena adanya orang tua, b. Segala sesuatu yang dihasilkan dari satu arah atau dari pendidikan, c. Banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai dengan perintah. Kata (َّ )ﺑُﻨَﻲbunayy adalah tashghir dari ibn dapat berarti anak kecil, anak kandung, murid, atau anak didik, yang banyak mengabdi dan menaati perintah-perintah Allah. Kata (ُ )وَﻟَﺪwalad berarti sebagai dasar kelahiran anak keturunan yaitu anak kandung atau anak secara biologis. Kata iman berasal dari bahasa Arab (َ )اَﻣَﻦamana, (ُ )ﯾُﺆْﻣِﻦyu’minu, (َ )إِﯾْﻤﺎَنimana, berarti percaya. Bagi seseorang yang percaya atau beriman akan menjadi dirinya menjadi aman. Pendidikan keimanan berarti tidak syirik. Syirik arti katanya adalah sekutu atau persekutuan. (Harun Nasution, 1992: 906). Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni. Musyrik adalah orang yang mempersekutukan, yaitu orang yang menganggap bahwa tuhan mempunyai sekutu. Allah berfirman: õ8 ÎŽô³ ç„ ` tBur 4âä!$t± o„` yJ Ï9 y7 Ï9ºsŒ tb rߊ $tB ãÏÿøótƒur ¾ÏmÎ/ x8 uŽô³ ç„ b r& ãÏÿøótƒ Ÿw ©! $# b̈ Î) ÇÍÑÈ $J̧ ŠÏà tã $J̧ øOÎ)#“ uŽtIøù$#ω s)sù «! $Î/ Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS.An-Nisa: 48). Kata syirik berasal dari bahasa Arab (َ )ﺷِﺮْكsyirka, (ُ)ﯾَﺸُﺮَك yasyuraku, (ُ )اﻟﺸِّﺮْكas-syirkun, menyekutukan Syirik dibagi menjadi dua, syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi Allah, yaitu memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian urusanya, dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam perbuatan yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’. Kata (ُ )ﻇُﻠْﻢzhulm dari (َ )ﻇَﻠَﻢzhalama yang mempunyai dua arti, pertama berarti lawan dari bercahaya dan bersinar, kedua berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. (Wahid Ahmad, 2004: 185). Zhalim adalah orang yang tidak mendapatkan cahaya dan sinar, serta berbuat sesuatu tidak pada tempatnya. Kezaliman secara umum dibagi menjadi tiga: a. Zalim kepada Allah Zalim kepada Allah merupakan kezaliman yang paling buruk, adapun bentuk-bentuk kezaliman kepada Allah yaitu, kufur (mengingkari Allah) dan syirik (menyekutukan Allah). (Wahid Ahmad, 2004: 190). b. Zalim kepada diri sendiri Zalim kepada diri sendiri adalah semua perbuatan yang merugikan diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. (Wahid Ahmad, 2004: 186). c. Zalim kepada orang lain Zalim kepada orang lain berarti berbuat sesuatu yang merugikan atau melukainya. Baik itu menyangkut harga diri, harta maupun fisiknya. (Wahid Ahmad, 2004: 187). Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim, karena perbuatan syirik berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Yaitu menyamakan kedudukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak mempunyai kenikmatan apapun. Luqman memberi nasehat sebagai belas kasih sayang dan cinta terhadap anaknya, nasehat pertama adalah bertauhid, menyembah Allah semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sesungguhnya menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar. (Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2000: 789). Kata (ُ )ﯾَﻌِﻈُﮫYa’izhuhu terambil dari kata ( )وَﻋِﻆwa’zh yaitu nasehat yang menyangkut berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati (M. Quraish Shihab, 2003: 127). Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasehat itu dilakukan dari saat ke saat. Sebagai mana dipahami dari bentuk kata kerja masa kini dan datang yaitu pada kata (ُ )ﯾَﻌِﻈُﮫya’izhuhu. 3. Pendidikan berbakti kepada kedua orang tua Èb r& Èû÷ütB%tæ ’Îû¼çmè=»|Á Ïùur 9̀ ÷d ur 4’n?tã $·Z÷d ur ¼çm•Bé& çm÷Fn=uHxq Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur ’Î1 š‚ Íô± è@b r& #’n?tã š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ÇÊÍÈ çŽÅÁ yJ ø9$# ¥’n<Î) y7 ÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ9ur ’Í< öà6 ô© $# ôì Î7¨?$#ur ($]ùrã÷ètB $u‹÷R‘‰ 9$# ’Îû $yJ ßgö6Ïm $|¹ ur ($yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB ÇÊÎÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ Nà6 ã¥Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)¢O èO 4¥’n<Î)z> $tRr&ồ tB Ÿ@ ‹Î6y™ Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. Al-Luqman: 14-15) Kata (ُ )اﻻِﻧْﺴَﺎنal-insan yang diterjemahkan dengan “manusia” terambil dari akar kata (ُ )أُﻧْﺲuns, yang berarti senang, “jinak” dan “harmonis’, atau ia terambil dari akar kata (ٌ )ﻧِﺴْﻲnis-y yang berarti “lupa”. Ada yang berpendapat dari (ٌ )ﻧَﻮْسnawsun berarti bergerak dan dinamika. (M.Quraish Shihab, 1997: 87). Makna-makna di atas paling tidak memberikan gambaran tentang potensi atau sifat makhluk tersebut, yakni bahwa ia memiliki sifat lupa, kemampuan bergerak yang melahirkan dinamika. Ia juga adalah makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, harmonis dan kebahagiaan kepada pihak-pihak lain. (ِ )ﺑِﻮَاﻟِﺪَﯾْﮫberarti kedua orang tuanya, kata tunggalnya adalah (ُ)وَﻟِﺪ walid, (ُ )وَﻟِﺪwalid berarti orang tua kandung, sebab arti walad (ُ )وَﻟَﺪsebagai dasar anak keturunan (M. Quraish Shihab, 2002: 290). Berbakti kepada kedua orang tua termasuk perbuatan kebajikan. Allah berfirman: ÇÊÍÈ $|‹ÅÁ tã #·‘$¬6y_ ` ä3 tƒ óO s9ur Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ #Ct/ur Artinya: “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukan ia orang yang sombong dan durhaka.” (QS.Maryam: 14). Allah berfirman: ÇÌËÈ $|‹É)x© #Y‘$¬7y_ ÓÍ_ù=yèøgs† öN s9ur ’ÎAt$Î!ºuqÎ/ #Ct/ur Artinya: “Dan berbakti kepada ibuku dan Dia (Allah) tidak menjadi aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS.Maryam: 32). Kata ( )ﺑَﺮﱠbarran sama dengan birr berakar kata dari huruf ( )بba, ( )رra’, yang berarti baik hikayat, suara, daratan dan tumbuh-tumbuhan. Kata barran dalam ayat tersebut berarti banyak kebaktian atau yang banyak melimpah kebaikan. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang dicintai oleh Allah. Mengingatkan betapa beratnya ibu ketika hamil dan menyusuhi maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat Islam dan Ihsan. Dan bersyukurlah kepada kedua orang tua atas nikmat pendidikan (mendidik) serta berbuat baik dan menjaga silaturrahim. Maka orang yang berbuat baik pasti dibalas akan kebaikanya dan orang yang berbuat jelek akan dibalas atas kejelekanya. Pengecualian menaati perintah kedua orang tua, jika mereka (orang tua) memaksa terhadap apa yang tidak kamu ketahui hakekatnya, yaitu berbuat syirik kepada Allah. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik selama mereka hidup dan dalam urusan dunia. Merujuk pada al-Qur’an dan Hadis. Rasulullah bersabda: ُ ﺟَﺎءَ رَﺟُﻞٌ إِﻟَﻰ رَﺳُﻮلَ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ ا:َ ﻋَﻦْ اَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ رَﺿِﻲَ اﷲُ ﻋَﻨْﮫُ ﻗَﺎل... ﷲ :َ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل:َ ﯾَﺎ رَﺳُﻮلَ اﷲ ﻣَﻦْ أَﺣَﻖﱠ ﺑِﺤُﺴْﻦِ ﺻَﺤَﺎﺑَﺘِﻲ؟ ﻗَﺎل:َﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢِ ﻓَﻘَﺎل ."َ "ﺛُﻢﱠ أَﺑُﻮْك:َ ﺛُ ﱠﻢ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل:َ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل:َ ﺛُﻢﱠ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل:َ "أُﻣﱡﻚَ" ﻗَﺎل:َﺛُﻢﱠ ﻣَﻦْ؟ ﻗَﺎل Artinya: … dari Abu Hurairah r.a. katanya datang seorang laki-laki kepada Rasulullah, dan bertanya: “wahai Rasulullah siapa yang paling berhak saya pergauli? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya orang itu: sesudah itu siapa? Jawab beliau; “Ibumu”. Tanya: kemudian itu siapa lagi? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya: siapa lagi? Jawab beliau: kemudian itu bapakmu. (Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju’fiy, 552 H: 91) Firman Allah: y7 s9 }§ øŠs9 $tB ’Î1 x8 ÎŽô³ çFÏ9 š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ($YZó¡ ãm Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur ÇÑÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ /ä3 ã¤Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)4!$yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïã ¾ÏmÎ/ Artinya: Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Kulah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.(QS.Al-Ankabut: 8) Nasehat Luqman mengfokuskan ketaatan kepada Allah, dan mengingatkan bahwa taat kepada kedua orang tua merupakan bagian dari taat kepada Allah dan cerminan dari sifat ihsan (berbuat baik kepada sesama). 4. Pendidikan Intelektual ÷rr&ÏN ºuq»yJ ¡ 9$#’Îû÷rr&>ot÷‚ |¹ ’Îû` ä3 tFsù 5A yŠöyz ồ ÏiB 7p¬6ym tA $s)÷WÏB à7 s? b Î)!$pkẌÎ)¢Óo_ç6»tƒ ÇÊÏÈ ×ŽÎ7yz ì# ‹ÏÜ s9 ©! $#b̈ Î)4ª! $#$pkÍ5ÏN ù'tƒ ÇÚ ö‘F{ $#’Îû Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman:16) Kata ﯾﺄت ﺑﮭﺎ اﷲyang berarti (niscaya Allah akan mendatangkanya) maksudnya, Dia kelak akan menghisabnya, yaitu memberi balasan. Ayat ini menggambarkan kuasa Allah melakukan perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di akhirat nanti. Setiap amal dan perbuatan sekecil apapun meskipun tersembunyi pasti akan mendapatkan balasan nanti di akhirat. Kata ( )ﻟﻄﯿﻒlathif terambil dari akar kata ( )ﻟﻄﻒlathafa yang hurufhurufnya terdiri dari ( )لlam, ( )طtha, dan ( )فfa’. (M.Quraish Shihab, 2003: 134). Kata ini mengandung makna lembut, halus, atau kecil. Dari makna ini lahir makna ketersembunyian dan ketelitian. Kata ( )ﺧﺒﯿﺮKhabir, terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf ( )خkha’, ( )بba’ dan ( )رra’ yang maknanya berkisar pada dua hal, yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa berarti mengetahui dan juga tumbuh yang lunak. Allah maha lembut, pengetahuanNya meliputi hal-hal yang tidak kelihatan, lagi Maha waspada, Dia mengetahui semua perkara yang tampak dan yang tidak tampak. (M.Quraish Shihab, 2003: 135). Pendidikan intelektual ini sudah diperintahkan sejak wahyu yang pertama dalam QS.al-Alaq : 1-5) yang intinya mengajarkan : a. Pentingnya pendidikan bagi umat manusia, sehingga perlu jenjang pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diulang-ulang. b. Membaca dan menulis dua komponen yang melahirkan proses pendidikan. Melalui bacaan, manusia mempunyai ilmu pengetahuan, baik yang tertulis maupun yang tidak. Sedangkan melalui tulisan, generasi terdahulu dapat mewariskan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus. c. Pendidikan pada hakikatnya untuk memperlihatkan kemahabijaksanaan dan kemahamurahan Allah terhadap hamba-Nya. Hal ini tercermin dengan adanya pengajaran dari-Nya melalui pena. Allah berfirman : y7 š/u‘ur ù&tø%$# ÇËÈ @, n=tã ồ ÏB z̀ »|¡ SM} $# t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$# y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$# ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ óO s9$tB z̀ »|¡ SM} $#zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$#ÇÌÈ ãPtø.F{ $# Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-‘Alaq : 1-5) Kata iqra’ ( )إِﻗْﺮَأterambil dari kata kerja qara’a (َ )ﻗَﺮَأyang pada mulanya berarti menghimpun. (M.Quraish Shihab, 2002, 433). Iqra’ digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan, mendalami, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Dalam pandangan al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkan dengan seizin Allah. Keterangan dari al-Alaq menunjukan bahwa mancari ilmu hukumnya wajib. Hal ini diperkuat denga hadits : ﻠﹶﻰﺔﹲ ﻋﻀﻠﹾﻢﹺ ﻓﹶﺮﹺﻳ ﺍﻟﹾﻌ ﻃﹶﻠﹶﺐﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻﻮﺳ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭﻚﺎﻟﻦﹺ ﻣﺲﹺ ﺑ ﺃﹶﻧﻦ ﻋ... ﻢﹴﻠﺴﻛﹸﻞﹺّ ﻣ … dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah Saw : Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim. (Al-Khafidi Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al- Qozwiny Ibnu Majah, 1997 : 220). 5. Pendidikan salat (y7 t/$|¹ r& !$tB 4’n?tã ÷ŽÉ9ô¹ $#ur Ìs3 ZßJ ø9$#Ç̀ tã tm÷R$#ur Å$ rã÷èyJ ø9$Î/ öãBù&ur no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r& ¢Óo_ç6»tƒ ÇÊÐÈ Í‘qãBW{ $#ÇP÷“tã ồ ÏB y7 Ï9ºsŒ b̈ Î) Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman: 17) Kata shalat berasal dari bahasa Arab ( )ﺻَﻠﱠﻰshalla, ( )ﯾُﺼَﻠِّﻰyushalli, (ً )ﺻَﻼَةshalatan. Menurut bahasa salat adalah doa. (M.Fauzi Rachman, 2007 : 19). Sedang menurut istilah salat adalah ibadah yang terdiri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah salah satu bentuk ibadah ritual yang merupakan sarana bagi setiap orang untuk selalu merasa dekat dalam suasana komunikasi spiritual dengan Allah. (Zubaedi, 2011 : 87). Dengan menjalin takarub tersebut, setiap orang akan dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam batinnya, begitu pula perbuatannya senantiasa terjaga dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman : 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$# žc Î) (no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r&ur É= »tGÅ3 ø9$# šÆ ÏB y7 ø‹s9Î) zÓÇr ré& !$tB ã@ ø?$# ÇÍÎÈ tb qãèoYóÁ s? $tB ÞO n=÷ètƒ ª! $#ur 3çŽt9ò2 r&«! $#ãø.Ï%s!ur 3Ìs3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ tã Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.al-Ankabut : 45). Dalam salat mengandung ridha Allah, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di dalam salat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Kata (ُ )اَﻣْﺮditerjemahkan suruhlah dari (َ )اَﻣَﺮamara mempunyai lima arti, yaitu perkara atau masalah, menyuruh atau memerintah, berkembang dan barakah, penunjuk jalan, dan ta’jub. Kata suruhan yang dimaksud bahwa agar yang disuruh dapat berkembang dengan baik mendapat barakah, dan mendapat jalan yang sesuai dengan perintahnya itu. Ma’ruf adalah yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama sejalan dengan kebajikan, yaitu nilai-nilai ilahi. Mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. (M.Quraish Shihab, 2003: 137). Amar ma’ruf nahi mungkar adalah perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran, yaitu sebagai implementasi perintah Allah. Firman Allah: 4Ìs3 YßJ ø9$# Ç̀ tã tb öqyg÷Ztƒur Å$ rã÷èpRùQ$Î/ tb rããBù'tƒur ÎŽösƒø:$# ’n<Î) tb qãã ô‰ tƒ ×pB̈é& öN ä3 YÏiB ` ä3 tFø9ur ÇÊÉÍÈ šc qßs Î=øÿßJ ø9$#ãN èd y7 Í́¯»s9'ré&ur Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.AliImran: 104) Kata ( )ﺻﺒﺮshabr terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf ( )صshad, ( )بba’, ( )رra’. Maknanya berkisar tiga hal: 1) menahan, 2) ketinggian sesuatu, 3) sejenis batu. (M.Quraish Shihab, 2003: 137). Ketiga makna tersebut sangat berkaitan, apabila pelakunya manusia. Seorang yang sabar, akan menahan diri, dan untuk itu manusia mempunyai kekukuhan jiwa, dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan. Sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan demi mencapai sesuatu yang lebih baik, serta bertahan dalam kesempitan dan himpitan. Firman Allah: 3×puZ|¡ ym $u‹÷R‘‰ 9$#ÍnÉ‹ »yd ’Îû(#qãZ|¡ ôm r&tûïÏ%©#Ï9 4öN ä3 ­/u‘ (#qà)®?$#(#qãZtB#uä z̀ ƒÏ%©!$#ÏŠ$t7Ïè»tƒ ö@ è% ÇÊÉÈ 5> $|¡ Ïm ÎŽötóÎ/ Nèd tô_ r&tb rçŽÉ9»¢Á 9$#’®ûuqム$yJ R̄Î)3îpyèÅ™ ºur «! $#ÞÚ ö‘r&ur Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10) Allah menyukai orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian atau musibah yang diberikan Allah kepada manusia. Rasulullah bersabda: ﻪ ﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻﻮﺳ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ: ﻗﹶﺎﻝﹶ،ﺐﹴﻴﻬ ﺻﻦ ﻋ،ﻠﹶﻰﻦﹺ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻟﹶﻴﻦﹺ ﺑﻤﺣ ﺍﻟﺮﺪﺒ ﻋﻦ ﻋ... ﻪﺘﺎﺑ ﺇﹺﻥﹾ ﺃﹶﺻ.ﻦﹺﻨﹺﻴﻣﺆﻠﹾﻤ ﺇﹺﻻﱠ ﻟﺪ ِﻷَﺣ ﺫﹶﺍﻙﺲﻟﹶﻴ ﻭ.ﺮﻴ ﺧ ﻛﹸﻠﱠﻪﻩﺮ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹶﻣ.ﻨﹺﲔﹺﻣﺆﺮﹺ ﺍﻟﹾﻤﺎ ِﻷَﻣﺒﺠ ﻋﻠﱠﻢﺳﻭ .ﺍ ﻟﹶﻪﺮﻴ ﻓﹶﻜﹶﺎﻥﹶ ﺧ،ﺮﺒﺍﺀٍ ﺻﺮ ﺿﻪﺘﺎﺑﺇﹺﻥﹾ ﺃﹶﺻ ﻭ.ﺍ ﻟﹶﻪﺮﻴ ﻓﹶﻜﹶﺎﻥﹶ ﺧ.ﻜﹶﺮﺍﺀٍ ﺷﺮﺳ Artinya: … Dari Abdirrohman bin Abi Laila, dari Suhaib berkata, sesungguhnya Rasulullah bersabda: sangat mengagumkan keadaan orang mukmin, sebab segala keadaan untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi orang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila mendertia kesusahan sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya (Imam Abu al Husain Muslim bin al-Hujjaj al-Qusyairi Al-Nusaburi, 1992: 2295). Hadis di atas menjelaskan bahwa ketika seseorang ditimpa kesusahan, maka pahala kesabaran merubah suasana bala menjadi kenikmatan sebab pahala yang tersedia baginya, jauh lebih besar daripada penderitaannya. Kata (‘ )ﻋَﺰْمazm berarti ada keteguhan hati dalam menyelesaikan suatu perkara atau memelihara dengan benar-benar atas apa yang telah diperintahkan dan ada keinginan kuat untuk melaksanakan. Karena kesabaran telah masuk dalam bagian ‘azm. Allah berfirman: |= »tGÅ3 ø9$# (#qè?ré& z̀ ƒÏ%©!$# z̀ ÏB Æ ãèyJ ó¡ tFs9ur öN à6 Å¡ àÿRr&ur öN à6 Ï9ºuqøBr& þ’Îûžc b̈ Î*sù (#qà)­Gs?ur (#rçŽÉ9óÁ s? b Î)ur 4#ZŽÏWx. ” ]Œr& (#þqä.uŽõ° r& šú âqn=ö7çFs9 ïÏ%©!$# z̀ ÏBur öN à6 Î=ö6s% ` ÏB ÇÊÑÏÈ Í‘qãBW{ $#ÏQ ÷“tã ồ ÏB šÏ9ºsŒ Artinya: Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS.ali-Imran: 186) Maka atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri termasuk dalam ‘azm yakni tekad dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada sabar. Dengan demikian, kesabaran diperlukan oleh tekad serta kesinambungan. 6. Pendidikan larangan takabur atau sombong Takabur berasal dari bahasa Arab (َ )ﺗَﻜَﺒﱠﺮtakabbara, (ُ)ﯾَﺘَﻜَﺒﱠﺮ yatakabbaru, yang artinya sombong atau membanggakan diri. (Multahim, 2007: 136). Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain. Takabur atau sombong merupakan sifat tercela dan berbahaya. Allah berfirman: ÇËÒÈ šú ïÎŽÉi9s3 tGßJ ø9$#“ uq÷WtB }§ ø¤Î7n=sù ($pkŽÏù šú ïÏ$Î#»yz tL©èygy_ z> ºuqö/r&(#þqè=äz ÷Š$sù Artinya: “Maka masuklah pintu-pintu jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri. (QS.An-Nahl: 29). Ayat 18-19 ¨@ ä. = Ïtä† Ÿw ©! $#b̈ Î)($·m ttB ÇÚ ö‘F{ $#’ÎûÄ· ôJ s? Ÿw ur Ä̈ $Z̈=Ï9 š‚ £‰ s{ öÏiè|Á è? Ÿw ur ts3 Rr& b̈ Î) 4y7 Ï?öq|¹ ` ÏB ôÙ àÒ øî $#ur šÍ‹ô± tB ’Îû ô‰ ÅÁ ø%$#ur ÇÊÑÈ 9‘qã‚ sù 5A $tFøƒèC ÇÊÒÈ ÎŽÏJ ptø:$#ßN öq|Á s9 ÏN ºuqô¹ F{ $# Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman: 18-19) Kata ( )ﻓﻰ اﻻرضfi al-ardh atau di bumi di sebut oleh ayat di atas, untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga manusia hendaknya jangan menyombongkan diri dan angkuh di bumi. Kata (ً )ﻣُﺨْﺘَﺎﻻmukhtalan terambil dari akar kata yang sama dengan (ْ )ﺧَﯿَﺎلkhayal. (M.Quraish Shihab, 2003: 139). Karenanya kata ini pada mulanya berarti orang-orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalan, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang yang semacam ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Kata (َ )ﻓَﺨُﻮْراfakhuran, yakni sering kali membanggakan diri. (M.Quraish Shihab, 2003: 140). Kata (ْ )ﻣُﺨْﺘَﺎلmukhtal’, dan (ْ )ﻓَﺨُﻮرfakhur, mengandung makna kesombongan, yang pertama bermakna kesombongan yang terlihat dalam tingkah laku, sedang yang kedua kesombongan yang terdengar dari ucapan-ucapan. Hal ini menunjukan bahwa orang yang angkuh atau sombong sering dalam tingkah laku atau ucapan secara bersamaan. Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong kepada orang lain dan merasa kagum terhadap diri sendiri. Allah tidak menyukai orang-orang yang bermegahmegah terhadap manusia, baik dengan harta, kemuliaan, ataupun kekuatan. Karena itu, Allah melarang manusia untuk berlaku sombong. Karena sesungguhnya hal itu adalah jalan orang-orang yang murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zhalim terhadap orang lain. Ayat selanjutnya, Luqman menganjurkan agar anaknya sederhana dalam berjalan dan melunakkan suara. Kata (ْ )اُﻋْﻀُﺾughdhudh terambil dari kata ( )ﻏَﺾﱠghadhdh dalam arti penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna. (M.Quraish Shihab, 2003: 140). Seseorang diminta untuk tidak berteriak sekuat kemampuanya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus berbisik. Dengan demikian ajaran di atas anak diminta untuk bersuara rendah atau perlahan, bukan seperti suara keledai. Kata (ُ )اﻟﺤَﻤِﯿْﺮberarti keledai mengungkapkan adanya seseorang yang bertindak bodoh, karena kesombongan dan keangkuhan. Ayat di atas menjelaskan bahwa berlaku sederhanalah dalam berjalan, jangan terlalu tergesa-gesa dan jangan terlalu lamban. Rendahkanlah suara, jangan mengeraskan suara apabila tidak perlu, karena sikap demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukanya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek adalah suara keledai. Nasehat Luqman terhadap anaknya, menggambarkan idealitas kebijaksanaan Luqman dalam bentuk perintah dan larangan yang memuat ajaran berbuat baik terhadap manusia, berbuat baik terhadap kedua orang tua dan ajaran mengikuti jalan hidup orang mukmin. Demikian pula ayatayat itu menjelaskan bahwa berbuat baik yang termasuk ibadah ialah seperti berbuat baik dengan kedua orang tua, muraqabah dalam shalat, amar ma’aruf nahi mungkar, sabar, tawadhu, tidak memalingkan pandang dari manusia, dan meninggalkan berjalan dengan congkak. Berjalan dengan bersahaja dan menahan suara keras dalam berbicara ini semua termasuk berbuat baik pada sesama. Demikian Luqman mendidik anaknya bahkan memberi tuntunan kepada siapa pun yang ingin menelusuri jalan kebajikan. C. Asbabul Nuzul Surat Luqman Qomaruddin Saleh dalam bukunya "Asbabun Nuzul" menjelaskan bahwa asbabun nuzul surat Luqman sebagai berikut: 5O ù=Ïæ ÎŽötóÎ/ «! $# È@ ‹Î6y™ ` tã ¨@ ÅÒ ã‹Ï9 Ï] ƒÏ‰ ys ø9$# uqôgs9 “ ÎŽtIô± tƒ ` tB Ä̈ $Z̈9$# z̀ ÏBur ÇÏÈ ×ûüÎg•B Ò> #x‹ tã öN çlm;y7 Í́¯»s9'ré&4#·râ“èd $yd x‹ Ï‚ ­Gtƒur Artinya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS.Luqman:6) Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa, surat Luqman ayat 6 turun berkenaan dengan An-Nadlr bin AlHarts yang membeli seorang biduanita. Apabila ia mendengar seseorang yang akan masuk islam, ia mengajaknya datang kepada biduanita itu, dan menyuruh biduanita menyediakan makanan dan minuman serta merayunya dengan alunan suaranya. An-Nadlr berkata kepada orang yang dibujuknya itu, “ini lebih baik daripada ajakan Muhammad yang hanya menyuruh shalat, puasa dan berperang untuk kemenangan”. Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berbuat seperti itu akan mendapatkan siksa yang sangat berat dari Allah. Èb r& Èû÷ütB%tæ ’Îû ¼çmè=»|Á Ïùur 9̀ ÷d ur 4’n?tã $·Z÷d ur ¼çm•Bé& çm÷Fn=uHxq Ïm÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ/ z̀ »|¡ SM} $# $uZøŠ¢¹ urur ’Î1 š‚ Íô± è@ b r& #’n?tã š‚ #y‰ yg»y_ b Î)ur ÇÊÍÈ çŽÅÁ yJ ø9$# ¥’n<Î) y7 ÷ƒy‰ Ï9ºuqÎ9ur ’Í< öà6 ô© $# ôì Î7¨?$#ur ($]ùrã÷ètB $u‹÷R‘‰ 9$# ’Îû $yJ ßgö6Ïm $|¹ ur ($yJ ßg÷èÏÜ è? Ÿx sù ÖN ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB ÇÊÎÈ tb qè=yJ ÷ès? óO çFZä. $yJ Î/ Nà6 ã¥Îm;tRé'sù öN ä3 ãèÅ_ ötB ¥’n<Î)¢O èO 4¥’n<Î)z> $tRr&ồ tB Ÿ@ ‹Î6y™ Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. QS. Luqman: 14-15 Ayat ke 14 dan 15 dari surat al-Luqman, menurut al-Thabathabai bahwa dua ayat ini merupakan ayat penyela di antara wasiat Luqman yang berfungsi sebagai penguat isi wasiat Luqman yang berupa larangan syirik. ayat ini adalah kalam Allah kepada Luqman, seakan Allah berkata kepada Luqman, “Bersyukurlah” dan “kami perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya. (Muhammad Husein al-Thabathabai, 1991: 188). Menurut suatu riwayat disebutkan bahwa, ayat ini di turunkan berkenaan dengan Sa’ad ibnu Abi Waqas. Sehubungan dengan hal ini sahabat Saad ibnu Abi Waqas telah menceritakan, ketika aku masuk Islam, ibuku bersumpah, bahwa ia tidak mau makan dan tidak mau minum. Lalu pada hari pertama aku membujuknya supaya mau makan dan minum, akan tetapi ia menolak dan tetap pada pendirianya. Dan pada hari kedua, aku menbujuknya pula supaya mau makan dan minum, tetapi masih tetap menolak. Sehingga hari ketiga aku membujuknya lagi, dan ia masih juga menolak, maka aku berkata, “Demi Allah seandainya engkau mempunyai seratus nyawa niscaya semua itu akan keluar dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini” Dan ketika ibuku melihat bahwasanya diriku benar-benar tidak mau mengikuti kehendaknya, akhirnya ia mau makan.(Ahmad Mustafa al-Maragi, 1989: 156). $B̈ 9çtø2r&èpyèö7y™ ¾Ínω ÷èt/ .̀ ÏB ¼çn‘‰ ßJ tƒ ãós t7ø9$#ur ÒO »n=ø%r&>otyf x© ` ÏB ÇÚ ö‘F{ $#’Îû$yJ R̄r&öqs9ur ÇËÐÈ ÒO ŠÅ3 ym ̓tã ©! $#b̈ Î)3«! $#àM »yJ Î=x. ôN y‰ ÏÿtR Artinya: dan seandainya pohon-pohon yang di bumi menjadi penadan laut (menjadi tenta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah, sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS.Al-Luqman: 27). Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari ‘Ikrimah, dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah tentang ruh, pertanyaan ini dijawab oleh nabi Muhammad dengan firman Allah: Wx ŠÎ=s% žw Î)ÉO ù=Ïèø9$#z̀ ÏiB O çFÏ?ré&!$tBur ’În1u‘ ÌøBr&ồ ÏB ßy r”9$#È@ è% (Çy r”9$#Ç̀ tã štRqè=t«ó¡ o„ur Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS.Isra: 85). Kemudian ahli kitab bertanya: Engkau menganggap bahwa kami tidak diberi ilmu kecuali sedikit, padahal kami telah diberikan Taurat, dan Taurat itu adalah hikmah, dan barang siapa yang diberikan hikmah sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak. Maka turunlah surat Luqman ayat 27 sebagai penjelasan bahwa ilmu diberikan kepada manusia hanyalah sedikit, dan ilmu Allah tidak mungkin dicatat karena sangat banyaknya. “ Í‘ô‰ s? $tBur (ÏQ %tn ö‘F{ $#’Îû$tB ÞO n=÷ètƒur y] ø‹tóø9$#Ú^ Íi”t\ãƒur Ïptã $¡¡ 9$#ãN ù=Ïæ ¼çny‰ YÏã ©! $#b̈ Î) íO ŠÎ=tæ ©! $#b̈ Î)4ßN qßJ s? <Ú ö‘r&Äd“ r'Î/ 6§ øÿtR “ Í‘ô‰ s? $tBur (#Y‰ xî Ü= Å¡ ò6 s? #sŒ$B̈ Ó§ øÿtR ÇÌÍÈ 7ŽÎ6yz Artinya: Sesunggunya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat: dan Dia-lah yang menurunkan hujan dan mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan besok dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia kan mati. Sesunggunya Allah maha mengetahui lagi Maha dalam pengetahuan-Nya. (QS. Al-Luqman: 34). Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Mujahid. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang Badwi datang menghadap kepada Rasulullah dan berkata: “Istriku sedang hamil, cobalah terangkan jenis kelamin apa yang akan ia lahirkan (apakah pria atau wanita) dan negeriku kekeringan, kapankah akan turun hujan, dan aku tahu kapan aku dilahirkan, tapi terangkan kepadaku, kapan aku mati? Maka turunlah surat Luqman ayat 34 yang menegaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui akan segala sesuatu. Dari penjelasan di atas, bahwa surat Luqman terdiri dari 34 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Dinamakan surat Luqman, karena pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah diberi Allah hikmah berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu Luqman bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan, serta mendidik anaknya dengan kasih sayang. Pada ayat 13-19, terdapat nasehat Luqman kepada anaknya. Hal ini syarat bagi orang tua agar dapat mendidik anaknya seperti prinsip-prinsip pendidikan yang telah dilakukan Luqman. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep pendidikan akhlak dalam al-Qur’an sebagai berikut: a. Akhlak merupakan tingkah laku, tabiat, perangai, watak moral atau budi pekerti. Akhlak berasal dari bahasa Arab khalaqa yang artinya menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa contoh terlebih dahulu). Khalaqa memberi tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaanya. Allah pantas menerima pengabdian makhluknya, maka akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khalik dan makhluk, akhlak berarti sebuah perilaku yang menghubungkan antara hamba dengan Allah. b. Pendidikan akhlak merupakan proses penyadaran manusia agar dapat mewujudkan penghambaan diri kepada Allah abik secara individu ataupun bersama-sama. c. Tujuan pendidikan akhlak agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berjalan di jalan yang lurus, serta terbinanya akhlak yang mulia sebagai mana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan dapat tercapai keselamatan di dunia dan akhirat. d. Materi pendidikan akhlak meliputi akhlak manusia kepada Allah, akhlak manusia kepada Rasulullah, akhlak manusia kepada diri sendiri, akhlak manusia kepada sesama manusia dan akhlak manusia kepada alam sekitar. e. Metode pendidikan akhlak meliputi: a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu cara memberi petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu. b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti, seperti: mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga. c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anakanak dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka mempunyai kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan- perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka. f. Faktor penting yang mempengaruhi pendidikan akhlak: 1) Faktor intern Yaitu faktor yang dating dari diri sendiri yang merupakan bawaan sejak manusia lahir 2) Faktor ekstern Yaitu faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia, meliputi pengaruh keluarga: pengaruh sekolah dan pengaruh masyarakat. g. Contoh-contoh akhlak dalam al-Qur’an Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak baik (mahmudah) dan akhlak tercela (mazmumah). 1) Contoh akhlak baik a) Sabar b) Menjaga kesucian diri (al-Ifafah) c) Memelihara amanah d) Bersifat kasih sayang e) Bersifat kuat (al-Quwwah) f) Barsifat malu (al-Haya) dan lain-lain. 2) Contoh akhlak tercela (mazmumah) a) Zalim b) Hasad c) Ujub d) Riya e) Menipu f) Malas dan lemah, dan lain-lain 2. Model Pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Luqman ayat 1219 sebagai berikut: Luqman terkenal dengan al-Hakim. Al-Hakim adalah orang yang bijaksana, berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan, sehingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan jahat, dan bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Luqman bukan seorang nabi, tetapi ia hamba Allah yang banyak berbuat kebajikan, dan keyakinannya yang lurus. Adapun pendidikan Luqman dalam mendidik anaknya antara lain: a. Pendidikan Bersyukur Bersyukur adalah mengfungsikan seluruh kenikmatan Allah pada tujuan yang sebenarnya. Syukur ada tiga yaitu: 1) syukur dalam hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah, 2) syukur dengan lidah dengan mengakui anugerah dan memuji pemberiannya, 3) syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahanya. Syukur yang paling penting adalah syukur kepada Allah, sebab Dialah pemberi segala kenikmatan kepada seluruh hamba-Nya. b. Pendidikan Keimanan Pendidikan keimanan berarti tidak syirik atau tidak menyekutukan Allah. Syirik dibagi menjadi dua, syirik besar dan syirik kecil. syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi Allah, yaitu memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian urusanya, dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam perbuatan yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’. c. Pendidikan Untuk Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Berbakti kepada kedua orang tua harus dilakukan oleh seorang anak, karena orang tua yang mengandung, melahirkan, menyusui serta menyapih sampai umur dua tahun. Berbakti kepada kedua orang tua hukumnya wajib selama tidak bertentangan dengan agama, dan pergauli mereka (orang tua) dengan baik. Berbakti kepada kedua orang tua termasuk amal perbuatan yang paling utama sesudah salat. d. Pendidikan Intelektual Anak bisa berfikir kritis dan abstrak setelah mereka menangkap makna-makna yang riil. Hal ini selanjutnya dapat dipelajari sehingga menciptakan manusia yang intelektual. untuk menjadi manusia yang intelek harus melalui pendidikan. Pengajaran ilmu pengetahuan dan sifat kelemahlembutan antara pendidik dan yang dididik. e. Pendidikan Salat Salat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Seorang yang melakukan salat harus memiliki akhlak mulia, yaitu melakukan perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar. f. Larangan Takabur atau sombong Takabur adalah membesarkan diri atau merasa dirinya hebat, sombong atau angkuh dan merasa lebih dari orang lain. Maka anak diminta untuk berbuat rendah diri, bersuara rendah atau sopan. B. Saran-Saran Dengan selesainya penelitian ini seyogyanya: 1. Bagi Pendidik Pada dasarnya pendidikan akhlak mengenai perintah berprilaku mulia dan larangan berprilaku tercela telah nyata dan dijelaskan oleh alQur’an dan as-Sunnah, diantaranya adalah yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pendidik agar penggalian ajaran tersebut dapat diaplikasikan atau diterapkan pada pendidik sebagai tauladan bagi peseta didik, dengan melakukan perbaikkan akhlak manusia dalam menjalani hidup di dunia. 2. Bagi orang tua Orang tua sangat berperan dalam pembentukan akhlak seorang anak, diharapkan orang tua mampu mencontoh serta dapat mengaplikasikan dalam mendidik anak yang sesuai dengan pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19. 3. Bagi pembaca yang budiman Hendaknya membenahi apabila menemukan kesalahan dalam skripsi ini agar sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh penulis, yaitu memberi manfaat baik secara teoritis kepada dunia pendidikan dan secara praktis kepada pendidik dan para orang tua yang berperan dalam pembentukan akhlak yang mulia kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Alaika, Salamullah, 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. , 2008, Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Albrasyi, M. Athiyah, 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Ali Abdul Halim Mahmud, 199. Karakteristik Umat Terbaik, Telaah Manhaj, Akidah, dan Harakah. Jakarta: Gema Insan Press. Atabik, Ali, dkk, 2003. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafik. Bakker, Anton, dan Zubair, Achmad Charis,1984. Metode-metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Hadi, Sutrisno, 1981. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Hasbullah, 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Huda, Miftahul, 2009. Idealitas Pendidikan Anak, Tafsir Tematik QS. Luqman. Malang: UIN Malang Press. Huda, Miftahul, dan Muhammad Idris, 2008. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: ArRuzz Media. Ibn Yusuf Az-Zarqoni, Muhammad Abdul Baqi, 1166. Syarih Az-zarqoni. Beirut Lebanon: Darul Kitab Al-Ilmiah. Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2000. Ensiklopedi Muslim. Jakarta: Darul Falah Mahmud, Ali Abdul Halim, 1996. Karakteristik Umat Terbaik, Telaah Manhaj, Akidah, dan Harakah. Jakarta: Gema Insan Press. Maraghi, Ahmad Mustofa, 1974. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Semarang: C.V.Toha Putra. Masan, Aifat, 1997. Aqidah Akhlak. Semarang: Karya Toha Putra. Mustaqim, Abdul, 2011. Kisah Al-Qur’an: Hakekat, Makna, dan Nilai-nilai Pendidikan. Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Rifa’i, Muhammad Nasib, 2000. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta: Gema Insani. Shihab, M. Quraish, 2002. Tafsir al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. , 1992. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. bandung: Mizan. , 1997. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Hidayah. , 1996. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Masalah Umat. Bandung: Mizan. Tabatabai, Muhammad Husein, 1991.Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an. Lebanon: Muassasat Al-Alam Li Al-Matba’ah. Tatapangarsa, Humaidi, 1998. Akhlak yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu. Ulwan, Abdullah Nashih, 1992. Kaidah-kaidah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahid, Ahmad, 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia. Yunus, Mahmud, 1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung. Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. http:// makalah-Ibnu-blogspot. com/2011/02/ pendidikan-akhlak. Html diakses tanggal 21-9-2012. DAFTAR NILAI SKK NAMA : SITI NURISMAWANDARI JURUSAN/ PROGDI : TARBIYAH PAI NIM : 11108159 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jenis SKK Piagam penghargaan DMS LDK STAIN(22 November) Piagam penghargaan DMS LDK STAIN(23 November) Piagam penghargaan bedah buku HMI (14 Mei) SK Pengurus LDK STAIN masa bakti Juli- Desember Sertifikat seminar nasional kristologi dan tabligh akbar (20 Mei) Sertifikat pelatihan kewirausahaan (25 Juli) Surat keterangan lulus BTA (20 Maret) Surat keterangan lulus praktikum telaah kurikulum PAI (25 Nopember) Piagam penghargaan LAZ umat hati beriman (16 Mei) Sertifikat praktikum kepramukaan (15-17 pebruari) Sertifikat TEKAD LDK STAIN (8-9 Mei) Sertifikat bedah buku “harmonisasi dan humanisasi lingkungan hidup” (25 Mei) Sertifikat seminar nasional “upaya membentuk sistem ekonomi syariah sebagai arah sistem ekonomi indonesia” (9 November) Piagam penghargaan MAPABA II PMII ( 9- 10 November) Piagam penghargaan PLCPP XVIII (6-9 November) Piagam penghargaan sarasehan “aktualisasi nilai-nilai spiritual di bulan ramadhan” (9 September) Piagam penghargaan bedah film “laskar pelangi” dan penggalangan Tahun 2009 Jabatan Peserta 2008 Peserta 2012 2011 Peserta Pengurus 2012 Peserta 2011 2010 2010 Peserta Peserta Peserta 2010 Peserta 2010 Peserta 2010 2009 Peserta Peserta 2009 Peserta 2009 Peserta 2008 Peserta 2008 Peserta 2009 Peserta 2008 2011 Peserta Peserta 2010 Panitia Skor 21 22 23 24 dana korban situ gintung (4 April) Piagam OPSPEK STAIN (25-27 Agustus) Sertifikat CEC bedah buku“ ratusan bangsa merusak satu bumi” (3 Mei) Sertifikat pondok remaja LDK STAIN (21-22 Agustus) Piagam penghargaan JPST LDK STAIN (7 Januari) Piagam penghargaan DMS 2 LDK STAIN (27 maret) Sertifikat MILAD LDK STAIN (9 April- 21 Mei) SK Megajar MI Islamiyah Karangpekel ( ditetapkan 5 Juli) 2011 Panitia 2010 Panitia 2011 Panitia 2012 Wali Kelas Total Skor Salatiga, H. Agus Waluyo M. Ag NIP. 19750211 200003 1001 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Daftar Riwayat Hidup Nama : Siti Nurismawandari Tempat/tgl lahir : Boyolali, 15 Mei 1990 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Karang Pakel, Klego, Boyolali Riwayat pendidikan Ø MI Karang Pakel lulus tahun 2002 Ø MTS MA’ARIF ANDONG lulus tahun 2005 Ø SMA NEGERI SATU KLEGO lulus tahun 2008 Demikian Riwayat hidup penulis sebenar-benarnya, kemudian bagi yang berkepentingan harap maklum apa adanya.