Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah
Indonesia adalah bangsa yang besar dan luas, terdiri dari 13.446 pulau, dengan lebih dari
1.128 suku bangsa serta 6 agama yaitu, agama Islma, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu
dan Konghucu. (Kompasiana, 29 Maret 2015). Hal ini membuat bangsa Indonesia terkenal
dengan kemajemukannya, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, kemajemukan ini tidak
menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang terpecah belah. Namun, Keberagaman tersebut justru
menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia yang diharapkan dapat dilestarikan dan setiap orang,
suku, agama, diharapkan menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Setiap manusia hidup dalam kebudayaan, dengan kebudayaan kita
dapat mengenal kehidupan manusia, cara manusia memperoleh pengetahuan dan cara mereka
bertindak. Menurut koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi
pekertinya. (dalam Supartono, 2004:31).
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Seperti yang diungkapkan
oleh E.B Taylor yang menulis dalam bukunya yang terkenal “Primitive Culture”, bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (Setiadi, 2007:27).
Unsur kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn dalam karyanya
Universal Categories of Culture (dalam Supartono, 2004: 33) yaitu:
1.
2.
3.
4.
Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.
Sistem mata pencaharian hidup yang merupakan produk dari manusia sebagai homo
economicus.
5. Sistem teknologi dan peralatan merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus.
Universitas Sumatera Utara
Sistem religi manusia memiliki aspek religi dalam kehidupanya. Manusia percaya dan
meyakini sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta. Yang tertinggi inilah yang mengatur
segalah sesuatu.Bentuk dan jenis kepercayaan dimuka bumi ini sangat banyak. Apa lagi fariasifariasi yang ada didalam sebuah agama yang mucul akibat perbedaan penafsiran terhadap sang
pencipta.
Sistem Organisasi kemasyarakatan adalah berbagai lembaga
masyarakat yang
dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama. Dalam masyarakat tradisional bentuknya belum
berbadan hukum. Tetapi dalam masyarakat modern lembaga sosial berbentuk badan hukum dan
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
Sistem pengetahuan adalah salah satu hasil kebudayaan manusia. Ia lahir dari kerja
keras manusia yang tidak pernah puas untuk mengetahui sesuatu. Manusia yang penasaran akan
beragam gejala dan fenomena terus bertanya mengapa, yang pada akhirnya memperoleh
jawaban.Dalam praktiknya, ilmu pengetahuan telah membantu manusia untuk bertahan.
Beragam penyakit tidak akan pernah disembuhkan juga tidak pernah ada ilmu tentang obatobatan maupun tentang penyakit itu sendiri. Ilmu pengetahuan pada saat ini tidak hanya
menyangkut obat-obatan saja. Saat ini ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat,
muncul dalam beragam bentuk. Contohnya matematika, kima, filsafat, ekonomi dan lain
sebagainya.
Sistem mata pencaharian adalah Cara suatu kelompok masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan juga termasuk dalam salah satu dari tujuh unsur kebudayaan. Hal ini tergantung pada
kondisi lingkungan tempat hidup suatu masyarakat. Masyarakat yang hidup dipinggir pantai
akan berprofesi sebagai nelayan, sedangkan masyarakat yang hidup didaratan akan berprofesi
sebagai petani. Namun seteleh revolusi industri sampai saat ini, jenis mata pencaharian telah
beragam jenis dan bentuknya. Terutama pada masyarakat urban. Tidak hanya bertani dan
nelayan. Masyarakat perkotaan dapat memilih jenis dan bentuk perkerjaan yang ia mau.
Tergantung pada keterampilan dan kemampuan yang ia miliki.
Sistem Peralatan hidup dan teknologi diciptakan manusia untuk mempermudah
seseorang dalam bekerja. Beralihnya kampak batu ke kampak besi telah membantu manusia
menebang pohon. Peralatan teknologi tentu saja tidak berkaitan dengan kampak saja. Peralatan
hidup dan teknologi memiliki beragam bentuk dan jenisnya. Tergantung dari kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
manusia itu sendiri. Kini kebutuhan manusia yang beragam telah memciptakan peralatan dan
teknologi yang beragam pula.
Bahasa memegang peranan penting dalam suatu masyarkat. Tanpa bahasa, manusia
akan sulit berkomunikasi. Dengan bahasa, sistem, nilai dan nasehat dari suatu kelompok suku
diwariskan.Bahasa dapat berupa bahasa lisan maupun tulisan.Bahasa juga memegang peran
sebagai identitas dari suatu suku bangsa. Dengan hanya mengetahui suatu kata dalam bahasa,
dapat ditentukan asal suku bangsa seseorang.
Kesenian adalah cara manusia mengekspresikan perasaanya dengan mengutamakan
nilai-nilai keindahan. Produk kesenian itu sendiri bisa dinikmati dengan panca indra mata dan
telinga atau bahkan dengan hati. Terdapat banyak bentuk kesenian. Contohnya tari, puisi, lagu,
musik, lukisan, drama, teater atau bahkan film. Kesenian menjadi penting, sebab dengan
melihat kesenian dari suatu kelompok, seseorang dapat dengan mudah menghubungkannya
dengan suatu kelompok suku bangsa.
Kebudayaan juga mencakup aturan, prinsip, dan ketentuan-ketentuan kepercayaan yang
tersusun rapi yang secara turun-temurun diwariskan kepada generasi ke generasi yang harus
tetap dipertahankan dan dilestarikan. Setiap suku yang ada di Indonesia, masih banyak yang
tetap mempertahankan keaslian kebudayaannya. Ini merupakan daya tarik utama bagi negara
lain sehingga menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara pariwisata.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki keaneka ragaman
disamping alam, yaitu budaya baik dalam bentuk nilai/ide, perilaku maupun materi tinggalan
budaya dari masa lalu ataupun sekarang. Hal tersebut belum lagi diperkuat dengan masingmasing suku bangsa memiliki keaneka ragaman kesenian serta peninggalan budaya masa lalu,
membuktikan Indonesia memang memiliki aset budaya luar biasa sebagai identitas bangsa
besar. Seperti, rumah adat di masing-masing provinsi, kain khas dari setiap provinsi, bahasa
yang beraneka ragam, kuliner, tarian, termasuk keramahan pribumi dalam hal menyapapun
menjadi daya tarik wisatawan asing.
Edward T. Hall 1977 (dalam lubis, 2012: 1) mengatakan budaya dan komunikasi tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa,
tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang dimiliki untuk pesan dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh
aktivitas perilaku manusia sangat bergantung kepada budaya tempat kita dibesarkan.
Universitas Sumatera Utara
Konsekuensinya, kebudayaan merupakan landasan komunikasi. Bila kebudayaan beraneka
ragam, maka beraneka ragam pula praktek komunikasi. Karena, ketika komunikasi terjadi antara
orang-orang berbeda bangsa, kelompok ras atau komunitas bahasa, maka budaya berpengaruh
terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya
bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, kapan mengkomunikasikannya dan bagaimana
cara mengkomunikasikannya.
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada
komunikan dengan cara tertulis atau lisan.(cangara, 99: 2007). Komunikasi verbal menempati
porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Komunikasi non verbal juga menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak
efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik
dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu
kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta dan berbagai
macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia seni, komunikasi non verbal bisa membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi
komunikan saat menerima pesan dengan ikut menikmat hasil karya seni dalam hal ini seni Tari.
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari, mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau
bersenam.( Astono, 2007).
Pada umumnya semua jenis komunikasi sangat penting, baik komunikasi verbal maupun
nonverbal. Namun tidak banyak orang dapat mengerti pesan apa yang mau disampaikan oleh
pengirim pesan nonverbal, karena biasanya komunikasi nonverbal itu bersifat abstrak.Karena
komunikasi itu selalu intensional, maka pesan yang akan disampaikan oleh komunikator
nonverbal pun harus intensional. Seperti tarian, tidak banyak orang yang menyadari ketika
menari ada pesan yang ingin penari sampaikan di setiap gerakannya.
Dari perspektif komunikasi, tarian tergolong kedalam beberapa jenis komunikasi
nonverbal, antara lain; 1) komunikasi objek, dimana tarian disampaikan melalui kostum, warna
dan bentuk, dan aksesoris penari. 2) komunikasi kinesik, dimana pesan disampaikan melalui
gerakan tubuh yang meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh para
penari.Untuk fungsinya, tarian lebih mengarah kepada aksentuasi, atau mencoba memperteguh,
menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya menggunakan ekspresi wajah tersenyum
untuk tarian yang senang dan gerakan kaki yang cepat untuk nuansa yang bersemangat.
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau
didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga
disebut komponen atau elemen komunikasi.(cangara, 22-126 : 2008).
Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi
bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
Universitas Sumatera Utara
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau
encoder.
Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau
information.
Media, Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam
komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra
manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses
dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum
dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang
digolongkan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan telpon. Media
kelompok, Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka
media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar,
dan konferensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi
oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150
orang. Konferensi adalah media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari
organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau.
Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan
biasanya disebut media publik. Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media
massa, jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan
media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat
kabar, film, radio, dan televisi.
Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai
atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi
telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya
penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga
diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan
pesan.Jadi, Unsur-unsur komunikasi tersebut dapat dikaitkan dengan kesenian salah satunya seni
Tari. Karena, seni Tari juga merupakan alat komunikasi, yaitu komunikasi nonverbal. Unsur
komunikasi juga tidak terlepas dari kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat
perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi langkah dan cara bagaimana manusia
berkomunikasi dengan melintasi komunitas manusia atau kelompok sosialnya. Pelintasan
komunikasi tersebut menggunakan kode-kode pesan baik secara verbal maupun non-verbal, yang
secara alamiah selalu digunakan dalam konteks interaksi.
Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan juga meliputi bagaimana menjajaki makna,
pola-pola tindakan, dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasikan dalam sebuah
kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan, bahkan lingkungan
teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia. Sehingga, dapat dirumuskan bahwa
komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bisa berbeda secara ras, etnis, atau sosio-ekonomi,
atau gabungan dari semua perbedaan ini. Sementara itu kebudayaan merupakan cara hidup yang
berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Seperti pada unsur-unsur kebudayaan yang di kemukakan oleh C. Kluckhohn salah satunya yaitu
kesenian.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan merupakan ungkapan kreatifitas manusia
yang memiliki nilai keluhuran dan keindahan. kesenian tradisional sebagai pertunjukan selalu
dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya, sehingga kesenian tradisional itu tumbuh dan
berkembang. Usaha pelestarian warisan yang tidak ternilai harganya pada dasarnya mengandung
manfaat yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup seni budaya itu sendiri. Kesenian
merupakan unsur yang paling utama dari kebudayaan nasional.
Dalam kesenian sering terdapat lambang-lambang yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat. Kedudukan kesenian yang sangat penting itu menuntut pengembangan yang selaras
dengan pengembangan kebudayaan nasional, karena pada dasarnya kebudayaan nasional adalah
kesatuan besar yang terdiri dari berbagai macam budaya daerah, termasuk didalamnya kesenian
daerah ataupun kesenian tradisional. Pertunjukan tradisional yang dapat dimuati pesan tidak
hanya pertunjukan yang mengandung unsur-unsur drama, akan tetapi masih banyak kesenian
tradisional yang juga memuat pesan dan dapat dijadikan media komunikasi tradisional seperti
tarian.
Universitas Sumatera Utara
Tari tidak hanya sebagai media berpikir kreatif dan media mengembangkan bakat. Seni
tari juga dapat menjadi alat komunikasi, sebab gerakan dan syair yang terkandung dalam tarian
dapat memberikan makna melalui komunikasi verbal dan non verbal. Simbol atau pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. (Mulyana, 2010:260).
Sedangkan komunikasi nonverbal menurut Larry A. Samovar dan Richart E. Porter,
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup
perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara
keseluruhan, kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan
tersebut bermakna bagi orang lain (dalam Mulyana, 2010:343).
Di antara beraneka ragam tarian tradisonal indonesia, Tari Saman termasuk dalam
kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan Tari Saman ini terletak pada kekompakan
gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti
irama yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakan satu tubuh, menari dengan
kompak dan mengikuti dendang lagu yang dinamis.
Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat, perayaan hari besar Islam dan sebagai
hiburan. Akan tetapi, fungsi Tari Saman sebagai hiburan tidak bisa dipisahkan satu persatu,
karena dalam konteks hiburan syair Tari Saman juga masih mengandung nasihat atau adat
istiadat, atau juga penerapan peraturan pemerintahan.
Tari Saman berasal dari provinsi Aceh. Tari saman adalah tari yang hidup, berkembang
pada kebudayaan suku Gayo. Suku Gayo sendiri yakni salah satu etnik yang terdapat pada
wilayah daerah Aceh, sebahagaian besar wilayahnya berada di Kabupaten Aceh Timur,
khususnya Kecamatan Lokop, yang lazim disebut dengan Gayo Lut dan wilayah Kabupaten
Aceh Tenggara, khususnya wilayah Blangkejeren,yang lazim di sebut Gayo Lues. Namun
demikian, Tari Saman lebih merakyat dan berkembang di Kabupaten Aceh Tenggara khususnya
pada etnik Gayo Lues di Blangkejeren dan Aceh Tengah (Takengon). (kesuma, 1999: 12).
Suku Gayo adalah salah satu dari ribuan suku di Indonesia yang kaya akan seni dan
budaya yang penuh dengan keunikan tingkah manusia yang merupakan warisan dari
leluhur.Keunikan dan keaslian inilah yang membuat salah satu tarian dari Gayo Provinsi Aceh
yang telah populer secara Internasional adalah Saman yang berasal dari daerah Gayo dan
(mungkin) baru inilah tarian yang menjadi Warisan Budaya Dunia Tak benda yang berasal dari
Indonesia. Ini merupakan kebanggan bagi Indonesia. Dalam dokumen Unesco telah dicantumkan
bahwa Saman merupakan kesenian yang “Urgent Safeguarding” sehingga memerlukan
pemikiran yang jernih dan juga cara yang arif dalam pelestariannya. Usaha keras yang positif
dari semua pihak sangat diharapkan karena pengakuan dari badan dunia, seperti Unesco,
bukanlah hal yang mudah didapat. (kompasiana, 26 November 2011).
Universitas Sumatera Utara
Jika tari diamati dengan teliti, tampak secara jelas terdapat banyak unsur didalamnya.
Diantara unsur yang sangat signifikan adalah gerakan, ritme dan syair. Seorang penulis dan
kritikus tari dari Amerika bernama John Martin berpendapat bahwa substansi baku dari tari
adalah gerak (dalam Suedarsono, 1974: 15). Dalam kesenian Saman terdapat beberapa gerak dan
ritme yang khas. Gerak yang ada dalam Tari Saman banyak diantaranya singkih, lingang,
tungkuk, langak, anguk, girik, gerak selalu, gerutup, guncang dan surang-saring. Ritme yang ada
dalam Tari Saman adalah rengum, dering, sek, redet dan saur. (kesuma, 1999: 12-37).
Dalam budaya Gayo terdapat banyak makna simbolik yang bahkan bagi generasi muda
Aceh (Gayo) sendiri sebagai pemilik warisan budaya, belum tentu tahu dan paham akan makna
dan tujuan dari segala aktifitas yang terdapat pada ritual upacara-upacara adat yang
dilangsungkan. Komunikasi adalah proses simbolik, lambang atau simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal dan objek yang maknanya
disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan
penghormatan atau kecintaan kepada negara. (Mulyana,2010:92).
Mengetahui dan melestarikan tradisi dan budaya adalah penting agar sebagai manusia
Indonesia kita memiliki identitas diri dan tidak mudah terombang-ambing dalam menghadapi
tantangan globalisasi yang sarat dengan nilai-nilai baru dan asing. Memang tidaklah mudah bagi
kita untuk dapat menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya warisan leluhur. Hal ini
disebabkan oleh adanya anggapan bahwa tradisi leluhur sudah kuno. Faktor lain adalah
keterbatasan orang-orang yang memahami dan mengetahui tentang apa dan bagaimana tradisi
itu. Dengan begitu tidak heran lagi jika ada tradisi suatu daerah mulai sirna dan cenderung
dilupakan.
Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi serta masuknya budaya
asing ke negara kita telah memberi pengaruh bagi kehidupan manusia. Seiring berjalannya
waktu, perlahan-lahan nilai-nilai budaya mulai ditinggalkan. Tuntutan-tuntutan jaman yang
memberikan tekanan kepada masyarakat untuk selalu berbudaya sesuai dengan perkembangan
jaman, membuat budaya asli bangsa kita perlahan tersingkir dari kehidupan modern dimana telah
terjadi kekeliruan besar pada masyarakat dalam mengartikan modernisasi.
Universitas Sumatera Utara
Kebudayaan merupakan ciri khas suatu daerah/ bangsa, dari kebudayaan tersebut
berbentuk kebudayaan lokal yang beraneka ragam di Indonesia. Budaya asing yang terus masuk
tanpa terbengdung dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia,
sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga
budaya Indonesia dapat tetap ada. Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya,
namun yang paling penting yang harus dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa
memiliki akan budaya tersebut, dengan rasa memiliki serta mencintai budaya akan membuat
orang mempelajarinya, sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaan akan terus
ada.
Ketika kebudayaan tidak dihargai oleh negeri ini, sementara dunia begitu mengaguminya.
Hal ini juga telah terasa dalam budaya Gayo. Sebagian besar masyarakat terutama generasi muda
yang merupakan generasi penerus untuk melestarikan kebudayaan, mulai meninggalkan
kebudayaan tradisional. Makna pesan yang terkandung dalam setiap kebudayaan Gayo oleh
kebanyakan masyarakat Gayo sendiri sudah sangat asing. Masyarakat Gayo mungkin masih
sering melihat proses acara-acara adat yang dilakukan tetapi tidak tahu makna yang terdapat di
balik semua itu. Generasi muda terhenti hanya sebatas menikmati atau hanya dianggap sebagai
hiburan saja dan tidak punya inisiatif untuk mencari tahu apa pesan-pesan yang ada dibalik
semua acara itu.
Begitupun halnya dengan tari Saman yang hampir sebagian generasi muda tidak tahu
makna pesan dibalik tari tersebut. Berangkat dari sejarah Tarian ini di namakan Saman karena
diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari
dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok
Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah
SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman
menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada
saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah
kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman
pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman
Universitas Sumatera Utara
dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan
waktu, peristiwa atau upacara tertentu.
Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan
kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk
tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan
panggung.Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya
disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta
gerakan yang kompak dan harmonis.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan
gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surangsaring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari
Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Berangkat dari konsep pemaknaan terhadap simbol-simbol dalam Tari Saman,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk memaknai Tari Saman sehingga krisis
kesadaran masyarakat khususnya generasi muda terhadap pentingnya memahami pesan yang
terkandung dalam Tari Saman dapat terselesaikan. Peneliti tertarik membahas kajian ini karena
saat ini kebudayaan Indonesia hampir tidak diminati oleh masyarakat. Mengingat kemajuan
budaya barat dan globalisasi, dengan harapan generasi penerus bangsa saat ini lebih dalam
mengetahui Tari Saman khususnya masyarakat Aceh dan agar terus melestarikannya di generasi
berikutnya. Selain tertarik untuk mengetahui Makna Pesan dalam Tari Saman peneliti juga sudah
mengenal lokasi penelitian.
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Makna Pesan Tari Saman.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Fokus Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan fokus masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut “Apa Makna Pesan dalam Tari Saman”.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pesan yang terkandung pada syair Tari Saman.
2. Untuk mengetahui pesan yang terkandung pada setiap gerakan-gerakan penari dalam
Tari Saman.
3. Untuk mengetahui Makna Pesan dalam Tari Saman.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan menjadi
bahan acuan untuk peneliti selanjutnya. selain itu diharapkan dapat memberikan
kontribusi ilmiah dalam memperkaya wawasan Ilmu Komunikasi.
2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis penulis
selama mengikuti studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara, terutama pada Departemen Ilmu Komunikasi.
3. Secara praktis, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Selain itu sebagai penambah wawasan Komunikasi Lintas Budaya dan budaya Gayo
bagi masyarakat dalam memahami makan Tari Saman.
Universitas Sumatera Utara
Download