2. Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks Harga?

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan
dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga adalah
angka yang di harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai
harga-harga,baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam
waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan,
pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga memiliki peranan yang sangat
penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara
umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang.
Adapun salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir
ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat pentingnya Inflasi
dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil kebijakan makro
ekonomi. Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa cenderung terus
meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian Indeks Harga?
2.
Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks Harga?
3.
Bagaimana peranan indeks harga dalam ekonomi ?
4.
Apa saja persoalan penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka
indeks ?
1
5.
Apakah pengertian inflasi ?
6.
Apakah sebab – sebab timbulnya inflasi ?
7.
Apa saja jenis – jenis inflasi ?
8.
Apakah dampak dan cara mengatasi inflasi ?
Definisi Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan
terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga
barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode
tertentu.Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi.
Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :
1. Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat
yang melebihi kenaikan penawaran agregat
2. Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat
yang melebihi permintaan agregat
3. Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi
antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan
penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi
4. Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang
pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga
resmi semakin tidak relevan dalam kenyataan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor –
faktor produksi secara terus menerus. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi. Deflasi
adalah suatu proses atau peristiwa penurunan tingkat harga secara umum. Inflasi dan
deflasi merupakan peristiwa moneter yang cukup penting hampir tidak ada suatu
negara pun yang tidak pernah mengalami peristiwa inflasi. Namun harus diingat
bahwa tidak setiap kenaikan harga dsebut inflasi. Kenaikan harga yang bersifat sesaat
juga bukan merupakan inflasi. Misalnya, kenaikan harga menjelang hari raya tidak
dapat dikatakan sebagai inflasi karena harga kemungkinan akan turun kembali setelah
hari raya.
B.
Cara atau metode perhitungan Indeks Harga
a.
Cara sederhana
Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara
menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun
dasar dikalikan 100. Jika dibuat persamaan matematisnya, yaitu sebagai berikut.
Keterangan :
IA
: Indeks harga agreatif sederhana
Pn
: Harga tahun tertentu
Po
: Harga tahun dasar
3
b.
Cara tertimbang
Pada perhitungan cara tertimbang ada dua metode yang dikenal, yaitu
1)
Metode Laspeyres
Perhitungan metode Laspeyres diperoleh dengan cara menjumlahkanharga barangdan
jasa setelah dikalikan dengan kuantitasnya setiap tahundan dibagi dengan harga
barang dikali kuantitasnya pata tahun dasar kemudian rasionya dikali 100%. Rumus
angka indeks ini yaitu
Keterangan :
IL
: Indeks harga menurut metode Layspeyres
Pn
: Harga tahun tertentu
Po
: Harga tahun dasar
Qo
: Kuantitas tahun dasar
2)
Metode Paasche
Perhitungan metode Paasche diperoleh dengan menggunkan faktor penimbang
kuantitas barang pada tahun yang dihitung pada angka indeksnya. Rumus angka
indeks Paasche, yaitu
Keterangan :
IP
: Indeks harga menurut metode Paasche
Qn
: Kuantitas pada tahun
4
C.
Peranan indeks harga dalam ekonomi
Dengan makin berkembangnya angka indeks, angka mengenai harga mempunyai arti
yang makin penting pula,baik yang dikumpulkan oleh perusahaan, pemerintah,
maupun swasta.
Peranan indeks harga dalam ekonomi, antara lain sebagai berikut.
a.
Indeks Harga Merupakan Petunjuk atau Barometer Kondisi Ekonomi Umum
Indeks harga umum penting artinya bagi pedagang sebab indeks harga tersebut
merupakan pedoman umum bagi kebijaksanaan penetapan harga dan perencanaan
persediaan perusahaan.
Pada umumnya, perusahaan besar membentuk staf ahli yang khusus bertugas
mengolah data harga dan memberikan keterangan yang berguna bagi manajemen.
Adapun perusahaan yang agak kecil tidak dapat membentuk staff khusus, tetapi tetap
melakukan pengumpulan data harga dan pengolahannya ke dalam indeks harga yang
serba terbatas.
b.
Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Deflator
Dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang sesuai maka
pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan. Proses ini disebut deflasi, sedangkan
pembagiannya disebut deflator. Proses deflasi ini sangat berguna bagi pedagang.
Kenaikan nilai jual pada periode tertentu dapat disebabkan oleh kenaikan harga
barang yang dijual atau oleh kenaikan jumah penjualan. Kenaikan penjualan yang
terjadi sesungguhnya dapat diukur dengan mendeflasikan penjualan dengan indeks
harga yang sesuai.
5
c.
Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Pedoman bagi Pembelian Barang
Agar dapat diukur efesinsi pembelian baran yang bersangkutan, harga barang yang
dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga perdagangan
besar.
Dasar untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa
deflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) dan indeks biaya hidup (IBH). Adapun
perhtungan upaya nyata dapat menggunakan IBH sebagai deflator.
D.
Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Perhitungan Angka Indeks
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks adalah
sebagai berikut.
a.
Perumusan tentang Tujuan Penyusunan Angka Indeks
Langkah pertama sebelum mengumpulkan data pengukuran adalah merumuskan apa
yang akan diukur dan bagaimana pengukuran dilaksanakan. Perumusan tersebut akan
menenetukan data macam apa yang harus kita kumpulkan untuk keperluan
penyusunan indeks. Tujuan penyusunan angka indeks adalah mengukur perubahan
atau melakukan perbandingan antara variabel ekonomi dan sosial.
b.
Sumber dan Syarat Perbandingan Data
Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu, kita membutuhkan data
tentang harga barang pada tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah
produksi maupun harga barang yang dinyatakan dalam satuan yang sama, misalnya
sebagai berikut.
6
1)
Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data tentang harga eceran dari
bahan makanan, sewa rumah, listrik, gas, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan
sebagainya yang merupakan biaya pengeluaran bagi konsumen.
2)
Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus menggunakan harga
produsen barang yang bersangkutan.
Secara teoritis, persoalan diatas mudah dilaksanakan, tetapi kenyataannya mencari
data
yang
memenuhi
syarat-syarat
perbandingan
tidaklah
mudah
dilaksanakan.Penyebabnya ialah dalam beberapa hal sering kali penyusunan indeks
menggunakan data dari sumber yang berbeda. Misalnya, data yang diterbitkan oleh
badan pusat statistik mengenai harga eceran bahan pangan dan sandang kemungkinan
unitnya berbeda dari data bahan pangan dan sandang yang diterbitkan oleh
departemen perindustrian dan perdagangan atau institute penelitian yang lain.
Syarat-syarat perbandingan bagi sebuah data adalah sebagai berikut :
1)
Pada penyusunan indeks harga, tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang
kurang lebih sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang dipakai
menyusun indeks harga tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau penurunan harga
disebabkan oleh perubahan kualitas, bukan oleh perubahan harga.
2)
Pada penyusun indeks harga dianjurkan data berasal dari satu sumber. Data dari
beberapa sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode pengumpulan
dan penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang berbeda mengenai
istilah dapat menghasilkan angka yang berbeda pula.
3)
Pada penyusunan indeks harga bahan makanan harus dicari jenis bahan
makanan yang benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin
menyertakan semua jenis bahan makanan yang ada.
7
c.
Pemilihan Periode Dasar
Pada prinsipnya, kita bebas untuk memilih tahun dasar.Namun, untuk mendapatkan
gambaran yang sebaik mungkin dari persoalan yang sedang dipelajari, ada beberapa
pegangan dalam memilih tahun dasar. Pegangan itu antara lain sebagai berikut.
1)
Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar yang normal, dengan
keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar normal adalah jangka waktu
yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya) variabel yang sedang dihadapi.
Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi, dan wabah penyakit yang meluas.
Kejadian tersebut sering mengakibatkan pengaruh terhadap veriabel.
2)
Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Orang jarang
menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan terlalu panjang, bahkan tidak
pernah menggunakan waktu dasar yang lamanya satu minggu atau sebulan. Jangka
waktu yang digunakan dalma dunia perekonomian adalah selama setahun.
3)
Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil terlampau jauh lewat ke
masa silam. Misalnya,untuk menentukan indeks harga mengenai biaya hidup pada
tahun 2005, tidak baik jika diambil tahun dasar pada tahun 1955. Hal itu, disebabkan
keadaan selama masa-masa yang jauh lewat sangan berbeda jika dibandingkan
dengan keadaan pada tahun 2005. Jadi, pengambilan tahun dasar yang terlalu jauh
masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil penyelidikan.
d.
Pemilihan Timbangan (Weight)
Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya suatu angka relatif
terhadap angka lain. Angka indeks kurang berguna bagi pengukuran perubahan
ataupun alat perbandingan apabila tanpa timbangan.
8
e.
Sebab-sebab timbulnya inflasi
-
Inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation)atau Inflasi sisi permintaan
adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat
demand yang terlalu besar dibandingkan dengan penawara atau produksi agregat
barang-barang. Hal ini dikarenakan pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai
tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi
permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.
Menurut kaum monetaris bahwa kenaikan permintaan diakibatkan oleh bertambahnya
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun menurut Keynesian bahwa
kenaikan permintaan disebabkan oleh meningkatnyaa pengeluar konsumsi, infestasi,
dan pengeluaran pemerintah
-
Inflasi dorongan biaya(Cost Push Inflation) atau Inflasi sisi penawaran
Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan
biaya produksi yang kesat dibandimgkan dengan produktifitas dan efesiensi sehingga
mengakibatkan perusahan mengurangi suplay barang dan jasa kepasar atau inflasi
dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau
pembatasan terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya yang mengalami
kenaikan atau dinaikan.
-
Inflasi stuktural ( struktural inflasion )
Inflasi stuktural adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai
kendala atau kekuatan struktural (struktural rigidities) yang menyebabkan penawaran
didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak resposif terhadap permintaan yang
mingkat
9
-
Inflasi domestik (domestic inflation)
Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri infalsi ini terjadi karena
pengaruh kebijakan ekonomi yang terjadi didalam negeri, seperti terjadinya defisit
anggaran belanja negara yang terus-menerus atau mencetak uang. Hal ini
menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya
sehingga nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
-
Infalsi luar negeri (importat inflation)
Inflasi luar negeri adalah yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini desebabkan oleh
kenaikan harga barang ekspore, seperti teh atau kopi diluar negeri ( negara tujuan
ekspore) yang harganya mengalami kenaikan dan membawa pengaruh terhadap harga
didalam negeri.
G.
Jenis-jenis Inflasi
Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan berdasarkan parah atau tidaknya
inflasi, yaitu sebagai berikut.
a.
30% pertahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar
berlangsung relatif singkat.
b.
Inflasi berat, inflasi yang tingkatannya berada diantara 30%-100% pertahun.
c.
Hiperinflasi, inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% pertahun.
Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang setiap saat berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama yang disebabkan nilai uang
terus merosot.
Dampak Postitif Inflasi
10
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya
pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan
pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan,
karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih
rendah
jika
dibandingkan
pada
saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Dampak Negatif Inflasi
Pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
11
menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
H.
Dampak dan cara mengatasi inflasi
Inflasi yang terjadi di dalam suatu perekonomian memiliki beberapa dampak,
diantaranya sebagai berikut:
-
Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat,
atau disebut dengan efek redistribusi dari inflasi (redistribusion effeck of inflation).
Hal ini memengaruhi kesejahteraan ekonmi dari anggota masyarakat, sebab
redistribusi pendapatan yang terjadi akan mengakibatkan pendapatan riil satu orang
meningkat, tetapi pendapatan riil akan menurun. Parah atau tidak dampak redistribusi
pendapatan dan kekayaan tersebut adalah sangat bergantung pada apakah inflasi itu
dapat diantisipasi ataukah tidak tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Inflasi yang
tidak dapat diantisipasi sudah tentu akan mempunyai dampak atau akibat yang jauh
lebih serius terhadap redistribusi pendapatan dan kekayaan atau dibandingkan dengan
inflasi yang dapat diantisipasi.
-
Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi ekonomi hal ini dapat
terjadi karena inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari infestasi yang produktif
keinvestasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif.
-
Inflasi dapat menyebabkan perebuhan-perubahan dalam output dan
kesempatan kerja dengan cara memotivasi langsung perusahaan untuk memproduksi
lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini atau disebut output end
employnment effeckt inflation
12
-
Inflasi dapat menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil bagi
keputusan ekonomi jika konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa
mendatang akan naik maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian
barang-barang dan jasa secara besar-besaran pada saat sekarang daripada mereka
menunggu pada saat tingkat harga sudah meningkat lagi. Begitu juga dengaan bank,
atau lembaga peminjaman (lenders) lainnya. Jika mereka memperkirakan bahwa
tingkat inflasi akan naik dimasa mendatang mereka akan menaikkan tingkat bunga
atas pendapatan riil dan kekayaan.
-
Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidakeseimbangan di pasar modal hal ini akan menyebabkan penawaran
dana untuk investasi menurun dan akibatnya, investasi sektor swasta berkurang
karena terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds).
Cara mengatasi dampak inflasi yaitu diantaranya sebagai berikut.
a.
Kebijakan Moneter
Adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral) untuk
mengatur agar jumlah uang yang beredar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
suatu sistem perekonomian, antara lain sebagai berikut:
1)
Penetapan cadangan minimum melalui kebijakan diskontro (Discount policy),
2)
Operasi pasar terbuka (open marked policy),
3)
Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy).
b.
Kebijakan Fiskal
13
Adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan, antara lain
sebagai berikut.
1)
Menurunkan pengeluaran pemerintah.
2)
Menaikkan pajak
c.
Kebijakan non moneter
1)
Menaikkan hasil produksi
2)
Mengendalikan harga
14
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Indeks Harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk menunjukkan
perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa
macam dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
2.
Metode perhitungan Indeks Harga dapat dilakukan dengan cara sederhana
maupun cara tertimbang.
3.
Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta
faktor-faktor produksi secara terus menerus
4.
Sebab-sebab timbulnya inflasi meliputi inflasi tarikan permintaan dan inflasi
dorongan biaya.
5.
Dampak inflasi salah satunya yaitu dapat mendorong redistribusi pendapatan
diantara anggota masyarakat. Dampak ini dapat diatasi dengan beberapa kebijakan,
diantaranya kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan nonmoneter
B.
Saran
1.
Diharapkan kepada pemerintah untuk menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa
harus menyebabkan ketidaksetimbangan indeks harga di masyarakat.
2.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif
inflasi hendaknya dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan mendapatkan
partisipasi aktif oleh masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah Herlan dkk. 2010. Economics for Grade X Senior High School. Bandung:
Grafindo Media Pratama
Sulandri Agustin Sri.2010. Ekonomi EKSIS untuk SMA/MA Semester Genap.
Bandung: Citra Pustaka
S. Alam, M.M. 2004. Ekonomi SMA untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga
____________________. 2010. Ekonomi SIMPATI SMA Kelas X Semester Genap.
16
Download