BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga adalah angka yang di harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga,baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang. Adapun salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat pentingnya Inflasi dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil kebijakan makro ekonomi. Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa cenderung terus meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian Indeks Harga? 2. Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks Harga? 3. Bagaimana peranan indeks harga dalam ekonomi ? 4. Apa saja persoalan penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka indeks ? 1 5. Apakah pengertian inflasi ? 6. Apakah sebab – sebab timbulnya inflasi ? 7. Apa saja jenis – jenis inflasi ? 8. Apakah dampak dan cara mengatasi inflasi ? Definisi Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu.Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi : 1. Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat 2. Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi permintaan agregat 3. Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi 4. Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dalam kenyataan 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Inflasi Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor – faktor produksi secara terus menerus. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi. Deflasi adalah suatu proses atau peristiwa penurunan tingkat harga secara umum. Inflasi dan deflasi merupakan peristiwa moneter yang cukup penting hampir tidak ada suatu negara pun yang tidak pernah mengalami peristiwa inflasi. Namun harus diingat bahwa tidak setiap kenaikan harga dsebut inflasi. Kenaikan harga yang bersifat sesaat juga bukan merupakan inflasi. Misalnya, kenaikan harga menjelang hari raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi karena harga kemungkinan akan turun kembali setelah hari raya. B. Cara atau metode perhitungan Indeks Harga a. Cara sederhana Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun dasar dikalikan 100. Jika dibuat persamaan matematisnya, yaitu sebagai berikut. Keterangan : IA : Indeks harga agreatif sederhana Pn : Harga tahun tertentu Po : Harga tahun dasar 3 b. Cara tertimbang Pada perhitungan cara tertimbang ada dua metode yang dikenal, yaitu 1) Metode Laspeyres Perhitungan metode Laspeyres diperoleh dengan cara menjumlahkanharga barangdan jasa setelah dikalikan dengan kuantitasnya setiap tahundan dibagi dengan harga barang dikali kuantitasnya pata tahun dasar kemudian rasionya dikali 100%. Rumus angka indeks ini yaitu Keterangan : IL : Indeks harga menurut metode Layspeyres Pn : Harga tahun tertentu Po : Harga tahun dasar Qo : Kuantitas tahun dasar 2) Metode Paasche Perhitungan metode Paasche diperoleh dengan menggunkan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung pada angka indeksnya. Rumus angka indeks Paasche, yaitu Keterangan : IP : Indeks harga menurut metode Paasche Qn : Kuantitas pada tahun 4 C. Peranan indeks harga dalam ekonomi Dengan makin berkembangnya angka indeks, angka mengenai harga mempunyai arti yang makin penting pula,baik yang dikumpulkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun swasta. Peranan indeks harga dalam ekonomi, antara lain sebagai berikut. a. Indeks Harga Merupakan Petunjuk atau Barometer Kondisi Ekonomi Umum Indeks harga umum penting artinya bagi pedagang sebab indeks harga tersebut merupakan pedoman umum bagi kebijaksanaan penetapan harga dan perencanaan persediaan perusahaan. Pada umumnya, perusahaan besar membentuk staf ahli yang khusus bertugas mengolah data harga dan memberikan keterangan yang berguna bagi manajemen. Adapun perusahaan yang agak kecil tidak dapat membentuk staff khusus, tetapi tetap melakukan pengumpulan data harga dan pengolahannya ke dalam indeks harga yang serba terbatas. b. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Deflator Dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang sesuai maka pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan. Proses ini disebut deflasi, sedangkan pembagiannya disebut deflator. Proses deflasi ini sangat berguna bagi pedagang. Kenaikan nilai jual pada periode tertentu dapat disebabkan oleh kenaikan harga barang yang dijual atau oleh kenaikan jumah penjualan. Kenaikan penjualan yang terjadi sesungguhnya dapat diukur dengan mendeflasikan penjualan dengan indeks harga yang sesuai. 5 c. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Pedoman bagi Pembelian Barang Agar dapat diukur efesinsi pembelian baran yang bersangkutan, harga barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga perdagangan besar. Dasar untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa deflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) dan indeks biaya hidup (IBH). Adapun perhtungan upaya nyata dapat menggunakan IBH sebagai deflator. D. Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Perhitungan Angka Indeks Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks adalah sebagai berikut. a. Perumusan tentang Tujuan Penyusunan Angka Indeks Langkah pertama sebelum mengumpulkan data pengukuran adalah merumuskan apa yang akan diukur dan bagaimana pengukuran dilaksanakan. Perumusan tersebut akan menenetukan data macam apa yang harus kita kumpulkan untuk keperluan penyusunan indeks. Tujuan penyusunan angka indeks adalah mengukur perubahan atau melakukan perbandingan antara variabel ekonomi dan sosial. b. Sumber dan Syarat Perbandingan Data Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu, kita membutuhkan data tentang harga barang pada tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah produksi maupun harga barang yang dinyatakan dalam satuan yang sama, misalnya sebagai berikut. 6 1) Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data tentang harga eceran dari bahan makanan, sewa rumah, listrik, gas, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan sebagainya yang merupakan biaya pengeluaran bagi konsumen. 2) Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus menggunakan harga produsen barang yang bersangkutan. Secara teoritis, persoalan diatas mudah dilaksanakan, tetapi kenyataannya mencari data yang memenuhi syarat-syarat perbandingan tidaklah mudah dilaksanakan.Penyebabnya ialah dalam beberapa hal sering kali penyusunan indeks menggunakan data dari sumber yang berbeda. Misalnya, data yang diterbitkan oleh badan pusat statistik mengenai harga eceran bahan pangan dan sandang kemungkinan unitnya berbeda dari data bahan pangan dan sandang yang diterbitkan oleh departemen perindustrian dan perdagangan atau institute penelitian yang lain. Syarat-syarat perbandingan bagi sebuah data adalah sebagai berikut : 1) Pada penyusunan indeks harga, tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang dipakai menyusun indeks harga tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau penurunan harga disebabkan oleh perubahan kualitas, bukan oleh perubahan harga. 2) Pada penyusun indeks harga dianjurkan data berasal dari satu sumber. Data dari beberapa sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode pengumpulan dan penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang berbeda mengenai istilah dapat menghasilkan angka yang berbeda pula. 3) Pada penyusunan indeks harga bahan makanan harus dicari jenis bahan makanan yang benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin menyertakan semua jenis bahan makanan yang ada. 7 c. Pemilihan Periode Dasar Pada prinsipnya, kita bebas untuk memilih tahun dasar.Namun, untuk mendapatkan gambaran yang sebaik mungkin dari persoalan yang sedang dipelajari, ada beberapa pegangan dalam memilih tahun dasar. Pegangan itu antara lain sebagai berikut. 1) Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar yang normal, dengan keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar normal adalah jangka waktu yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya) variabel yang sedang dihadapi. Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi, dan wabah penyakit yang meluas. Kejadian tersebut sering mengakibatkan pengaruh terhadap veriabel. 2) Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Orang jarang menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan terlalu panjang, bahkan tidak pernah menggunakan waktu dasar yang lamanya satu minggu atau sebulan. Jangka waktu yang digunakan dalma dunia perekonomian adalah selama setahun. 3) Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam. Misalnya,untuk menentukan indeks harga mengenai biaya hidup pada tahun 2005, tidak baik jika diambil tahun dasar pada tahun 1955. Hal itu, disebabkan keadaan selama masa-masa yang jauh lewat sangan berbeda jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005. Jadi, pengambilan tahun dasar yang terlalu jauh masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil penyelidikan. d. Pemilihan Timbangan (Weight) Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya suatu angka relatif terhadap angka lain. Angka indeks kurang berguna bagi pengukuran perubahan ataupun alat perbandingan apabila tanpa timbangan. 8 e. Sebab-sebab timbulnya inflasi - Inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation)atau Inflasi sisi permintaan adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat demand yang terlalu besar dibandingkan dengan penawara atau produksi agregat barang-barang. Hal ini dikarenakan pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah. Menurut kaum monetaris bahwa kenaikan permintaan diakibatkan oleh bertambahnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun menurut Keynesian bahwa kenaikan permintaan disebabkan oleh meningkatnyaa pengeluar konsumsi, infestasi, dan pengeluaran pemerintah - Inflasi dorongan biaya(Cost Push Inflation) atau Inflasi sisi penawaran Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang kesat dibandimgkan dengan produktifitas dan efesiensi sehingga mengakibatkan perusahan mengurangi suplay barang dan jasa kepasar atau inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau pembatasan terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya yang mengalami kenaikan atau dinaikan. - Inflasi stuktural ( struktural inflasion ) Inflasi stuktural adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau kekuatan struktural (struktural rigidities) yang menyebabkan penawaran didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak resposif terhadap permintaan yang mingkat 9 - Inflasi domestik (domestic inflation) Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri infalsi ini terjadi karena pengaruh kebijakan ekonomi yang terjadi didalam negeri, seperti terjadinya defisit anggaran belanja negara yang terus-menerus atau mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya sehingga nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat. - Infalsi luar negeri (importat inflation) Inflasi luar negeri adalah yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini desebabkan oleh kenaikan harga barang ekspore, seperti teh atau kopi diluar negeri ( negara tujuan ekspore) yang harganya mengalami kenaikan dan membawa pengaruh terhadap harga didalam negeri. G. Jenis-jenis Inflasi Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan berdasarkan parah atau tidaknya inflasi, yaitu sebagai berikut. a. 30% pertahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar berlangsung relatif singkat. b. Inflasi berat, inflasi yang tingkatannya berada diantara 30%-100% pertahun. c. Hiperinflasi, inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% pertahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang setiap saat berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama yang disebabkan nilai uang terus merosot. Dampak Postitif Inflasi 10 Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Dampak Negatif Inflasi Pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin 11 menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. H. Dampak dan cara mengatasi inflasi Inflasi yang terjadi di dalam suatu perekonomian memiliki beberapa dampak, diantaranya sebagai berikut: - Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, atau disebut dengan efek redistribusi dari inflasi (redistribusion effeck of inflation). Hal ini memengaruhi kesejahteraan ekonmi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan mengakibatkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil akan menurun. Parah atau tidak dampak redistribusi pendapatan dan kekayaan tersebut adalah sangat bergantung pada apakah inflasi itu dapat diantisipasi ataukah tidak tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Inflasi yang tidak dapat diantisipasi sudah tentu akan mempunyai dampak atau akibat yang jauh lebih serius terhadap redistribusi pendapatan dan kekayaan atau dibandingkan dengan inflasi yang dapat diantisipasi. - Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi ekonomi hal ini dapat terjadi karena inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari infestasi yang produktif keinvestasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif. - Inflasi dapat menyebabkan perebuhan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja dengan cara memotivasi langsung perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini atau disebut output end employnment effeckt inflation 12 - Inflasi dapat menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil bagi keputusan ekonomi jika konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa mendatang akan naik maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian barang-barang dan jasa secara besar-besaran pada saat sekarang daripada mereka menunggu pada saat tingkat harga sudah meningkat lagi. Begitu juga dengaan bank, atau lembaga peminjaman (lenders) lainnya. Jika mereka memperkirakan bahwa tingkat inflasi akan naik dimasa mendatang mereka akan menaikkan tingkat bunga atas pendapatan riil dan kekayaan. - Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakeseimbangan di pasar modal hal ini akan menyebabkan penawaran dana untuk investasi menurun dan akibatnya, investasi sektor swasta berkurang karena terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds). Cara mengatasi dampak inflasi yaitu diantaranya sebagai berikut. a. Kebijakan Moneter Adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral) untuk mengatur agar jumlah uang yang beredar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam suatu sistem perekonomian, antara lain sebagai berikut: 1) Penetapan cadangan minimum melalui kebijakan diskontro (Discount policy), 2) Operasi pasar terbuka (open marked policy), 3) Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy). b. Kebijakan Fiskal 13 Adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan, antara lain sebagai berikut. 1) Menurunkan pengeluaran pemerintah. 2) Menaikkan pajak c. Kebijakan non moneter 1) Menaikkan hasil produksi 2) Mengendalikan harga 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Indeks Harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa macam dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan. 2. Metode perhitungan Indeks Harga dapat dilakukan dengan cara sederhana maupun cara tertimbang. 3. Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-faktor produksi secara terus menerus 4. Sebab-sebab timbulnya inflasi meliputi inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya. 5. Dampak inflasi salah satunya yaitu dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat. Dampak ini dapat diatasi dengan beberapa kebijakan, diantaranya kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan nonmoneter B. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah untuk menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa harus menyebabkan ketidaksetimbangan indeks harga di masyarakat. 2. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif inflasi hendaknya dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan mendapatkan partisipasi aktif oleh masyarakat. 15 DAFTAR PUSTAKA Firmansyah Herlan dkk. 2010. Economics for Grade X Senior High School. Bandung: Grafindo Media Pratama Sulandri Agustin Sri.2010. Ekonomi EKSIS untuk SMA/MA Semester Genap. Bandung: Citra Pustaka S. Alam, M.M. 2004. Ekonomi SMA untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga ____________________. 2010. Ekonomi SIMPATI SMA Kelas X Semester Genap. 16