1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur
keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam basa dengan cara menyaring
darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,
serta mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan
sampah metabolisme (urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing.
Selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin (penting
untuk mengatur tekanan darah), juga bentuk aktif vitamin D (penting untuk
mengatur kalsium) serta eritropoietin (penting untuk sintesis darah).
Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan
keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (End Stage
Renal Disease, ESRD) (Price, 2005).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel karena kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit (Smeltzer dan Bare, 2001).
Gagal ginjal kronis dapat terjadi karena banyak sebab yang
berkembang tanpa disadari. Awalnya bisa terjadi karena hal yang ringan,
misalnya kurang minum atau gaya hidup yang kurang berolahraga, pola
1
makan tinggi lemak dan karbohidrat, juga lingkungan yang buruk. Beberapa
faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronis adalah radang ginjal menahun,
batu ginjal, dan batu saluran kemih yang kurang mendapat perhatian, obatobatan modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka waktu lama,
hipertensi, diabetes, serta penyakit ginjal turunan (Hadibroto, 2007).
Tanda dan gejala
dari gagal
ginjal kronis
muncul akibat
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan fungsi regulator tubuh,
dan retensi solut. Pasien mengeluh cepat lelah, pusing, dan letargi. Kulit
pasien juga mengalami hiperpigmentasi serta kulit tampak kekuningan atau
kecokelatan. Sisa metabolisme yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal
diekskresikan melalui kapiler kulit yang halus sehingga tampak uremic frost
(kristal deposit yang tampak pada pori-pori kulit). Tekanan darah meningkat
karena adanya hipervolemia dan ginjal mengeluarkan vasopresor (renin).
Selain itu, hiperurisemia dan peningkatan fosfat serum sering ditemukan pada
pasien dengan ESRD. Hal ini disebabkan ekskresi ginjal terhadap fosfat
menurun. Tanda ini dapat hilang apabila kegagalan ginjal ditangani dengan
modifikasi diet, medikasi dan dialisis (Baradero, 2008).
Menurut penelitian Hafidz (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan,
penderita GGK terbanyak pada kelompok umur 46-55 tahun (39 %). Secara
keseluruhan prevalsensi ESRD lebih besar pada laki-laki (56,3%) dari pada
perempuan (43,7%) walaupun penyakit sitemik tertentu yang menyebabkan
ESRD (seperti diabetes mellitus tipe 2) lebih sering pada wanita, dan Menurut
hasil penelitian Hanifa (2010) terhadap penderita GGK yang dirawat inap di
2
RSUP Haji Adam Malik Medan, ditemukan bahwa 19,8% penderita GGK
mempunyai riwayat Diabetes Mellitus.
Pada tahun 2006 di Provinsi Jawa Tengah dari 35 kabupaten/kota
yang ada, hanya 18 yang melaporkan kasus gangguan fungsi ginjal (Profil
Kesehatan Provinsi Jateng, 2006). Gagal ginjal merupakan salah satu dari
10 penyebab kematian terbanyak penyakit tidak menular yaitu urutan ke 4
(Depkes RI, 2007).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis di RS Salatiga,
didapatkan data bahwa ada peningkatan jumlah pasien dengan gagal ginjal
kronik dalam dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 sejumlah 20 pasien
dan tahun 2011 sejumlah 32 pasien. Dari data tersebut, prosentase
peningkatan yang signifikan terjadi pada pasien laki-laki yaitu 92%.
Disamping itu, angka kematian dari pasien gagal ginjal kronik mencapai 12,5
% hingga 45 %. (Data keadaan pasien rawat inap RSUD Kota Salatiga )
Berbagai macam masalah yang ditimbulkan akibat gagal ginjal kronik
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien dengan gagal ginjal kronik. Pengkajian
harus
dilakukan
secara
teliti
dan
komprehensif
meliputi
aspek
biopsikososiakultural supaya dalam menegakkan diagnosa keperawatan,
menetapkan tujuan, memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan
masalah klien (Doenges, 2000).
Mengingat begitu kompleksnya akibat yang ditimbulkan pada klien
dengan gagal ginjal kronik dan banyaknya komplikasi yang terjadi, hal
3
tersebut yang melatar belakangi penulis mengambil karya tulis ilmiah dengan
judul Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik di Rumah
Sakit Umum Salatiga.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengelolaan Asuhan keperawatan
pada Ny.W dengan Gagal Ginjal Kronik di ruang Melati Rumah Sakit
Umum Salatiga.
2. Tujuan Khusus
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, diharapkan penulis
mampu:
a. Menggambarkan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.W
dengan Gagal Ginjal Kronik.
b. Menggambarkan masalah-masalah keperawatan yang timbul pada
Ny.W dengan Gagal Ginjal Kronik.
c. Menggambarkan alternatif pemecahan masalah keperawatan yang
timbul pada Ny.W dengan Gagal Ginjal Kronik.
d. Menggambarkan faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.W dengan Gagal
Ginjal Kronik
e. Menggambarkan solusi penyelesaian masalah dalam berbagai
hambatan yang muncul pada masalah pemberian asuhan keperawaan
4
pada klien dengan gagal ginjal kronik khususnya diruang Melati
Rumah Sakit Umum Salatiga.
C. Metode Penulisan dan Tehnik pengumpulan data
Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif naratif
untuk memudahkan dalam mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan
gagal ginjal kronik khususnya pada Ny.W. Dalam pelaksanaannya penulis
mengaplikasikan pada Ny.W dengan gagal ginjal kronik di ruang Melati
Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga,
berupa studi kasus dengan proses
keperawatan meliputi proses pengkajian data, perumusan diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini adalah :
1. Wawancara
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab tentang
masalah – masalah yang dihadapi klien. Penulis melakukan wawancara
langsung dengan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain yang
berhubungan dengan pengelolaan klien.
2. Observasi
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung
dengan ikut berperan secara aktif dalam pengelolaan klien, melakukan
pemeriksaan fisik, untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
5
dan keperawatan klien dengan menggunakan panca indra. Observasi
dilakukan pada saat pengkajian sampai evaluasi.
3. Dokumentasi
Metode ini yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen dari catatan
medis dan catatan keperawatan , meliputi dari identitas pasien,keluhan
pasien, hasil pemeriksaan penunjang, pengelompokan data, diagnosa
keperawatan, perencanaan serta implementasi yang dilakukan, serta
evaluasi.
4. Literatur
Dengan mempelajari buku-buku medis maupun dari internet serta jurnal
keperawatan untuk membahas masalah yang berhubungan dengan
penulisan karya tulis ilmiah ini.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan yang digunakan dalam penulisan laporan ini
terdiri atas 5 (lima) Bab yaitu:
Bab Satu, Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan tehnik pengumpulan data dan sistematika penulisan.
Bab Dua, Tinjauan Pustaka yang menjelaskan tentang konsep dasar
penyakit yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi sistem perkemihan,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi,
pengkajian fokus, pathways keperawatan, fokus intervensi dan rasional.
6
Bab Tiga, Tinjauan Kasus yang melaporkan hasil pengelolaan klien
Ny.W dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Umum
Salatiga selama lima hari yang meliputi tahapan pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab Empat, Pembahasan menjawab tujuan penulisan atau bagaimana
tujuan tercapai, termasuk kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan selama
melakukan asuhan keperawatan sejak pengkajian sampai dengan evaluasi.
Pembahasan juga difokuskan pada kendala-kendala selama pengelolaan kasus
dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala atau faktor
penghambat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung yang ada.
Disamping hal tersebut, pembahasan juga diarahkan pada implikasi-implikasi
yang dapat digunakan sekaitan dengan hasil pengelolaan kasus.
Bab Lima, Kesimpulan dan Saran memaparkan rangkuman dari hasil
pembahasan pada pengelolaan kasus serta saran atau rekomendasi yang
operasional, yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RSUD
Salatiga khususnya di ruang Melati.
7
Download