III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Kemitraan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kemitraan berasal dari kata mitra yang berarti teman, kawan, pasangan kerja, dan rekan. Kemitraan diartikan sebagai suatu hubungan (jalinan kerjasama dsb) sebagai mitra 7. Kemitraan muncul karena minimal ada dua pihak yang bermitra, dimana kedua pihak saling membutuhkan dan melakukan suatu kerjasama yang saling menguntungkan. Definisi kemitraan menurut undang-undang tercantum dalam UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, bahwa kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar, disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Dari definisi kemitraan sebagaimana tersebut di atas, mengandung makna bahwa pengusaha menengah/besar memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing dan membina pengusaha kecil agar mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. Unsur-unsur penting dari kemitraan, yaitu:8 1. Kerjasama usaha, yang didasari oleh kesejajaran kedudukan atau mempunyai derajat yang sama bagi kedua pihak yang bermitra, tidak ada pihak yang dirugikan dalam kemitraan dengan tujuan meningkatkan keuntungan atau pendapatan melalui pengembangan usaha tanpa saling mengeksploitasi satu sama lain serta saling berkembangnya rasa saling percaya diantara mereka. 2. Antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil, diharapkan usaha besar atau menengah dapat bekerjasama saling menguntungkan dengan pelaku ekonomi lain (usaha kecil) untuk mencapai kesejahteraan bersama. 3. Pembinaan dan pengembangan, yang dilakukan oleh usaha besar atau usaha menengah terhadap usaha kecil, yang dapat berupa pembinaan mutu produksi, peningkatan kemampuan SDM, pembinaan manajemen produksi, dan lain-lain. 7 8 KBBI. 2011. http://www.kamusbahasaindonesia.org/. [14 Mei 2011] Penjelasan Undang-undang No. 9 tahun 1995 4. Prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, yang akan terjalin karena para mitra akan dan saling mengenal posisi keunggulan dan klemahan masing-masing yang akan berdampak pad aefisiensi dan turunnya biaya produksi. Karena kemitraan didasarkan pada prinsip win-win solution partnership, maka para mitra akan mempunyai posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan adalah kesejajaran kedudukan, tidak ada pihak yang dirugikan dan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bersama melalui kerjasama tanpa saling mengeksploitasi satu dan yang lain dan tumbuhnya rasa saling percaya diantara mereka. 3.2 Keunggulan Kemitraan Berdasarkan kondisi yang ada maka dapat dilihat bahwa sebenarnya pola inti plasma merupakan suatu hubungan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan. Beberapa keunggulan dari pelaksanaan pola inti plasma adalah sebagai berikut:9 1. Memberikan keuntungan timbal balik antara perusahaan inti dengan plasma melalui pembinaan dan penyediaan sarana produksi, pengolahan serta pemasaran hasil, sehingga tumbuh ketergantungan yang saling menguntungkan. 2. Meningkatkan keberdayaan plasma dalam hal kelembagaan, modal sehingga pasokan bahan baku kepada perusahaan inti lebih terjamin dalam jumlah dan kualitas 3. Usaha skala kecil/gurem yang dibimbing inti mampu memenuhi skala ekonomi, sehingga usaha kecil ini mampu mencapai efisiensi. 4. Perusahaan inti dapat mengembangkan komoditas, barang produksi yang mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di pasaran. 5. Keberhasilan pola inti-plasma dapat menjaadi daya tarik bagi investor lainnya sehingga dapat menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru 9 Lala M Kolopaking, 2002, Kemitraan dalam Pengembangan Usaha Ekonomi Skala Kecil/Gurem, Makalah Lokakarya Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah Melalui Sinergitas Pengembangan Kawasan, Jakarta, hal 9 21 yang pada gilirannya membantu pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3.3 Kendala Kemitraan Dalam pelaksanaan hubungan kemitraan perlu lebih dicermati hubungan kelembagaan antara mitra, mengingat kedudukan inti cenderung lebih kuat dan dominan dibanding plasma, khususnya dalam pemasaran hasil meskipun di sisi yang lain hal ini akan memacu plasma untuk berusaha secara lebih profesional dalam menangani jenis usahanya guna menghadapai mitranya yang lebih kuat. Berdasarkan pelaksanaan di lapangan, harus diakui banyak kendala yang dihadapi, yaitu:10 1. Kelompok atau koperasi yang menaungi masyarakat apabila belum mandiri, maka tidak dapat mewakili aspirasi anggotanya 2. Pemahaman atas hak dan kewajuban umumnya belum baik 3. Perusahaan inti belum sepenuhnya memenuhi fungsi dan kewajiban sebagaimana diharapkan 4. Belum ada kontrak yang benar-benar bisa menjamin terpenuhinya persyaratan komoditas yang diharapkan 5. Belum adanya lembaga arbitrase yang mampu menjadi penengah kala terjadi perselisihan. Untuk mendukung dan membantu perkembangan pola kemitraan ini dibutuhkan peran pemerintah sebagai pembina dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan usaha. Adapun wujud dari peran pemerintah tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan kemudahan berinvestasi serta perangkat perundang-undangan yang mendukung kemitraan usaha, penyediaan informasi bisnis, bertindak dalam pembinaan dan pengawasan. Dengan demikian, maka kepentingan pengusaha kecil dapat terlindungi, dengan cara menumbuhkan pola kemitraan yang dibangun atas asas kelembagaan kemitraan usaha tidak hanya dibangun atas dasar perhitungan keuangan dan manajemen saja, tetapi memberi tempat pada komunikasi antar pihak secara setara. 10 Dewanto, 2005, Perjanjian Kemitraan Dengan Pola Inti Plasma Pada Peternak Ayam Broiler di Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, hal.18 22 3.4 Tujuan dan Manfaat Kemitraan Dalam kondisi ideal, tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kemitraan adalah : 11 1. Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat 2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan 3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil 4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional 5. Memperluas kesempatan kerja 6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional Kemitraan bermanfaat bagi pihak-pihak yang melakukan kerjasama didalamnya. Menurut Hafsah (1999), beberapa manfaat dari pelaksanaan kemitraan antara lain : 1. Produktivitas Dalam kemitraan, bagi perusahaan yang lebih besar dapat mengoperasionalkan kapasitas pabriknya secara full capacity tanpa perlu memiliki lahan dan pekerja lapang sendiri karena biaya untuk keperluan tersebut ditanggung oleh petani. Bagi petani sendiri, manfaat dari kemitraan adalah peningkatan produktivitas secara simultan yaitu dengan cara menambah unsur masukan (input) baik kualitas maupun kuantitasnya. 2. Efisiensi Perusahaan dapat menghemat penggunaan tenaga dalam mencapai target tertentu dengan tenaga kerja yang dimiliki petani. Bagi petani yang umumnya lemah dalam teknologi dan pengadaan sarana produksi, dengan bermitra dapat menghemat waktu melalui teknologi yang disediakan oleh perusahaan. 3. Jaminan Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas Kualitas, kuantitas dan kontinuitas sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan produktivitas di pihak petani mitra. Hal tersebut pula yang menentukan terjaminnya pasokan pasar. 11 Mohammad Jafar Hafsah, Op. Cit, http://www.damandiri.or.id/file/arirahmathakimundipbab2a.pdf [22 Mei 2011] 23 4. Risiko Kemitraan bermanfaat mengurangi risiko yang dihadapi oleh kedua pihak yang bermitra. Kontrak akan mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan karena tidak harus menanamkan investasi atas tanah dan mengelola pertanian yang sangat luas. Sedangkan risiko yang dialihkan oleh petani antara lain kegagalan pemasaran hasil produksi, fluktuasi harga produk, dan kesulitan memperoleh sumberdaya produksi. 5. Sosial Kemitraan dapat memberikan dampak sosial yang cukup tinggi. Melalui adanya kemitraan, terjadi proses interaksi antar pelakunya dan menghasilkan persaudaraan antar pelaku ekonomi yang berbeda status. 6. Ketahanan Ekonomi Nasional Kemitraan berperan dalam upaya pemberdayaan petani kecil. Adanya kegitan kemitraan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan terciptanya pemerataan ekonomi di masyarakat. Hal ini akan mengurangi biaya timbulnya kesenjangan ekonomi antar pelaku yang terlibat dan pada akhirnya mampu meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. 3.5 Konsep Kepuasan Kemitraan Puas adalah merasa senang (lega dan gembira) karena sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan kepuasan adalah perihal (bersifat) puas : (kesenangan/kelegaan) 12. Secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Sebaliknya jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan akan merasa puas dan senang (Kotler 2000). Kepusan kemitraan ayam broiler muncul ketika antara perusaan inti dan plasma dalam hal ini adalah peternak memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak sehingga memunculkan rasa puas atau senang. 12 KBBI. 2011. http://www.kamusbahasaindonesia.org/. [14 Mei 2011] 24 Teori perilaku kepuasan kemitraan lebih banyak didefinisikan dari perspektif terhadap hasil yang diperoleh. Dikatakan puas, jika proses kemitraan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan yang dapat memberikan nilai bagi pihak penyedia jasa (perusahaan inti) dan produsen (peternak). Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, atau sistem yang telah dirasakan oleh pelaku kemitraan. Jadi pada dasarnya pengertian kepuasan kemitraan mencakup perbedaan antara suatu harapan dan kinerja (hasil) yang dirasakan terkait dengan harapan tersebut. 3.6 Pengukuran Kepuasan Untuk mengukur kepuasan peternak plasma terhadap atribut kemitraan yang diberikan oleh pihak inti, dapat digunakan beberapa teknik yaitu indeks kepuasan, analisis kesenjangan, importance performance analysis, benchmarking, analisis diskriminan, analisis klaster, structural equation modeling, dan lain-lain. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur kepuasan peternak plasma adalah importance performance analysis. 3.6.1 Importance Performance Analysis Importance Performance Analysis digunakan sebagai metode untuk membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut suatu produk. Tingkat kepentingan mengindikasikan seberapa penting suatu atribut bagi responden atau seberapa besar harapan terhadap kinerja atribut. Sedangkan tingkat kinerja menunjukkan kinerja aktual dari atribut-atribut yang dirasakan oleh responden. Sasaran dari suatu pencapaian hasil dapat ditentukan berdasarkan tingkat kepetingan dan kinerja dari atribut suatu produk. Untuk menghasilkan suatu kepuasan perlu dilakukan kajian terhadap seberapa penting atau seberapa besar harapan terhadap kinerja atribut yang berkolerasi terhadap kinerja aktual dari atribut tersebut. Penilaian IPA digambarkan oleh dua variabel yang dibandingkan dan terdiri dari empat kuadran. Tingkat kepentingan suat atribut dibuat pada sumbu horizontal dan tingkat kinerja pada sumbu vertikal. Keunggulan dari penerapan metode IPA adalah perusahaan dapat membuat perumusan strategi berdasarkan 25 hasil penempatan dari dua variabel tersebut. Sehingga perusahaan memiliki bahan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja produksinya. 3.6.2 Customer Satisfaction Index Customer Satisfaction Index merupakan indeks untuk mengukur kepuasan pelanggan berdasarkan atribut-atribut tertentu. Nilai Indeks kepuasan dapat digunakan untuk melihat perkembangan tingkat kepuasan konsumen akan sebuah produk, sehingga membantu dalam proses perbaikan kinerjanya 13. Cara yang digunakan adalah dengan merata-ratakan semua skor kinerja tiap atribut yang diteliti. Dengan menggunakan indeks kepuasan, dapat diketahui tingkat kepuasan dari atribut-atribut suatu produk secara keseluruhan. 3.7 Kerangka Pemikiran Operasional Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar populasi ternak nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan PDB sektor peternakan juga sangat tinggi. Pertumbuhan ini didukung oleh perkembangan industri peternakan dan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi daging sebagai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Peternak ayam broiler pada umumnya memiliki skala usaha kecil yang memiliki keterbatasan dalam modal dan teknologi. Risiko yang dihadapi peternak antara lain kelangkaan dan ketidakpastian harga sapronak, serta harga ayam siap potong yang fluktuatif. Hal ini membuat banyak peternak memilih bergabung dengan perusahaan kemitraan dalam upaya meminimalkan risiko yang dihadapi. Harus diakui bahwa sistem kemitraan yang diterapkan berdampak pada pertumbuhan di bidang peternakan ayam broiler. Hambatan dan keterbatasan peternak kecil terakomodasi oleh munculnya banyak perusahaan kemitraan. Kemitraan dapat membantu peternak kecil untuk memperoleh modal, jaminan sapronak, dan jaminan pemasaran. Sementara bagi perusahaan, kemitraan berguna untuk memenuhi kebutuhan dan kontinuitas produksi. 13 Wahana Statistika. 2009. Analisis Kepuasan Konsumen. http://www.wahana-statistika.com/ [22 Mei 2011] 26 Dramaga Unggas Farm (DUF) merupakan salah satu usaha kemitraan yang berkembang di Kabupaten Bogor. DUF adalah pihak inti yang membuat prosedur, harga, serta waktu panen. Penentuan ini diduga tidak sepenuhnya diterima oleh peternak, karena pada kondisi tertentu harga masukan dan keluaran yang ditetapkan masing-masing bisa menjadi sangat mahal atau sangat murah dibanding harga pasar. Dengan adanya kontrak, harga pasar tidak akan mempengaruhi harga yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kesalahan-kesalahan yang umumnya terjadi pada perusahaan kemitraan adalah ketidaksesuaian waktu panen, keterlambatan pengiriman sarana produksi, serta keterlambatan pembayaran. Hal ini juga diduga berpengaruh terhadap kepuasan peternak plasma. Penilaian peternak terhadap kinerja perusahaan tentunya merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kesinambungan hubungan kemitraan. Penilaian oleh peternak akan berbeda-beda karena peternak plasma memiliki latar belakang pendidikan, usia, dan pengalaman yang beragam. DUF tumbuh bersama perusahaan kemitraan lain yang saling bersaing dalam hal memperoleh mitra. Oleh karena itu, perlu upaya mempertahankan loyalitas peternak agar tidak keluar dari kemitraan. Hal inilah yang mengindikasikan keberhasilan suatu perusahaan berbasis kemitraan. Untuk mengetahui penilaian peternak plasma terhadap kinerja pelaksanaan kemitraan DUF, perlu dilakukan pengukuran mengenai tingkat kepuasan peternak plasma. Pengukuran dilakukan menggunakan atribut-atribut yang diduga mempengaruhi tingkat kepuasan peternak plama. Atribut tersebut antara lain : 1. Prosedur penerimaan menjadi mitra 2. Penerapan kontrak harga DOC 3. Kualitas DOC 4. Harga kontrak Pakan 5. Kualitas pakan 6. Harga obat dan vaksin 7. Kualitas obat dan vaksin 8. Jadwal pengiriman pakan dan DOC 9. Bimbingan teknis 27 10. Pelayanan dan materi bimbingan 11. Penerapan standar produksi 12. Ketepatan waktu panen 13. Respon terhadap keluhan 14. Kesesuaian harga jual hasil panen 15. Kecepatan pembayaran hasil panen 16. Pemberian bonus Atribut-atribut tersebut diatas diperoleh dari studi terhadap kondisi di DUF saat ini dan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Sebelumnya, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dan diperoleh kesimpulan bahwa seluruh atribut yang diuji dipertimbangkan oleh responden, sehingga dapat digunakan dalam penelitian terhadap kepuasan peternak plasma di DUF. Selanjutnya, akan dipertanyakan kepada peternak mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut tersebut. Metode yang digunakan adalah IPA dan CSI. Metode IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap masing-masing atribut, sedangkan CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peternak secara keseluruhan. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja penting dilakukan untuk mengetahui ukuran pelayanan yang diberikan oleh pihak inti. Kinerja yang baik akan membawa dampak positif bagi kelangsungan usaha kemitraan, dimana peternak plasma yang merasa puas akan cenderung loyal terhadap perusahaan inti. Kondisi tersebut juga memungkinkan peternak plasma untuk mempromosikan kepada rekan peternak lain untuk turut serta bergabung dengan perusahaan inti. 28 Pelaksanaan kemitraan oleh DUF - Kontrak dibuat sepenuhnya oleh pihak Inti - Indikasi ketidakpuasan peternak plasma - Ada beberapa perusahaan kemitraan lain yang tumbuh bersama DUF Studi pola kemitraan DUF - Analisis Deskriptif Analisis tingkat kepuasan peternak plasma Analisis tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kinerja atribut - IPA (Importance Performance Analyasis) - CSI (Customer Satisfaction Index) Meningkatkan kualitas dan menjaga keberlanjutan usaha kemitraan DUF Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 29