STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STIE JAYAKUSUMA

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STIE JAYAKUSUMA
DALAM MENINGKATKAN AWARENESS
(Periode Tahun Akademik 2006/2007)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 (S1) Jurusan Komunikasi
OLEH:
NAMA
:
VERONIKA TAMBAYONG
NIM
:
4430411-047
JURUSAN :
MARKETING KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
ABSTRAK
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu Komunikasi
Program Studi Marketing Communication & Advertising
VERONIKA TAMBAYONG (4430411-047)
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STIE JAYAKUSUMA DALAM
MENINGKATKAN AWARENESS
(86 halaman; 5 tabel; 29 lampiran; Bibliografi 24 acuan)
STIE Jayakusuma merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di
Jakarta. Perguruan tinggi ini berdiri pada tahun 1998 dan mulai beroperasi pada
tahun 2000. Salah satu usaha Jayakusuma Group ini merupakan sumbangsih
sosial perusahaan kepada masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah
yang memiliki prestasi sangat baik namun kesulitan biaya. Di dalam kegiatan
pemasaran, strategi komunikasi pemasaran merupakan salah satu elemen penting
dalam keseluruhan strategi pemasaran suatu produk yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi, mendidik dan mempengaruhi target pasar.
Setiap usaha bisnis baik industri produk maupun jasa memandang bahwa
strategi komunikasi pemasaran merupakan aspek yang sangat penting untuk
mendukung atau mencapai tujuan dari perusahaan yang telah direncanakan.
Tujuan komunikasi pemasaran dari produk ini adalah meningkatkan awareness
dengan memberikan informasi atau penjelasan secara detail mengenai STIE
Jayakusuma sehingga pesan yang disampaikan dapat dengan tepat sampai ke
setiap target pasar yang pontensial. Strategi komunikasi pemasaran yang disusun
hendaknya mencerminkan kinerja yang efisien, efektif dan professional. Kegiatan
komunikasi pemasaran yang bertujuan penyampaian pesan atau informasi agar
mengena pada target pasarnya dilakukan dengan cara analisis faktor kuncinya
terlebih dahulu dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity &
Threat) dan STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning), kemudian
diimplementasikan melalui periklanan, sales promotion, personal selling, direct
response media dan publisitas.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif,
sedangkan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengamatan,
penulis menggunakan metode studi kasus. Penulis melakukan wawancara
mendalam dengan para pimpinan dan bagian-bagian yang terkait dalam proses
perencanaan serta pelaksanaan dari kegiatan strategi komunikasi pemasaran STIE
Jayakusuma, melakukan pengamatan dan pengumpulan data dengan dokumen
yang terkait. Tingkat keberhasilan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan
diukur dari meningkatnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar setiap
tahunnya dan semakin dikenalnya perguruan tinggi ini di kalangan masyarakat.
Strategi komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien untuk STIE
Jayakusuma adalah melalui kegiatan presentasi ke sekolah-sekolah (promotional
push strategy), di mana kegiatan promosi dari perguruan tinggi ini lebih berfokus
pada pendekatan secara personal kepada target sasarannya atau dapat disebut
dengan istilah menjemput bola dan pemasaran word of mouth.
x
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan segala puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan
yang telah memberikan kasih, karunia, kekuatan dan hikmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah guna
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan
Marketing Communication, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana
Jakarta.
Penulisan skripsi ini berhasil terwujud berkat dorongan semangat dari
berbagai pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir penulisan ini. Oleh
karena itu perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. My Glorious Jesus Christ and Holy Mother untuk setiap karunia yang tidak
pernah putus dan kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Endah Murwani, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam
memberikan bimbingan pada saat penulis berkonsultasi.
3. Dosen-dosen Fikom Universitas Mercubuana yang telah memberikan ilmu dan
membantu penulis mempelajari ilmu marketing komunikasi.
4. Lovely Family di STIE Jayakusuma: Bapak Dr. Timotius, Ak untuk dukungan
dan setiap kesempatan yang diberikan; Ibu Yeni Harianto, M.Pd untuk
informasi yang diberikan amat bermanfaat; Bapak Imam Triyono, SE terima
kasih untuk penghilang stress-nya; Bapak Dana Dwi Handika, SE dan Bapak
Cungce Sumantri C., ST untuk material promosi yang masih tersimpan dengan
baik; Dhena dan Atie untuk dukungan, doa dan saran yang membangun, serta
iv
seluruh teman-teman yang namanya tidak tertulis satu per satu terima kasih
untuk bantuan dan doanya.
5. Keluarga ku tercinta, Papa, Mama, Devi, Eklin dan Ryan yang telah
memberikan semangat baik moril maupun materil.
6. Teman-teman baik penulis; Icha, Dhini, Retno serta teman-teman se-angkatan,
se-perjuangan dan se-penderitaan di Marcomm V yang namanya tidak
mungkin tertulis satu per satu.
7. Semua orang yang terlibat dalam pengerjaan skripsi ini yang namanya tidak
tertulis satu per satu. Thanks for you guys.
Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang ada, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran dari semua pihak sebagai masukan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi pemasaran dalam
bidang usaha pendidikan.
Jakarta, Februari 2008
Veronika Tambayong
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
i
TANDA LULUS SIDANG
..
ii
...
iii
...
iv
DAFTAR ISI
...
vi
DAFTAR TABEL
...
ix
ABSTRAK
..
x
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR
BAB I.
.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Rumusan Permasalahan....................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian............................................................
BAB II.
1.4.1. Akademis..............................................................
5
1.4.2. Praktisi..................................................................
5
KERANGKA PEMIKIRAN
Pemasaran jasa Perguruan Tinggi......................................
6
Komunikasi Pemasaran......................................................
10
Strategi Komunikasi Pemasaran Pendidikan......................
13
2.3.1. Analisa Faktor Kunci............................................
17
2.3.2. Tujuan Promosi
19
2.3.3. Positioning
.
21
vi
2.3.4. Anggaran Komunikasi
.
2.3.5. Riset dan Evaluasi
28
.
Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran................................
29
34
2.3.1. Periklanan
.
35
2.3.2. Promosi Penjualan
37
2.3.3. Personal Selling
38
2.3.4. Direct Response Media
.
2.3.5. Publikasi
39
41
Definisi dan Operasional Konsep......................................
42
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
..
44
3.2. Metode Penelitian.............................................................
44
3.3. Nara Sumber.....................................................................
45
3.4. Teknik Pengumpulan Data................................................
45
3.5. Fokus Penelitian................................................................
46
3.6. Pengolahan dan Analisa Data...........................................
47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sekilas Tentang STIE Jayakusuma
4.1.1. Misi Perusahaan
...
49
...
50
4.1.2. Visi Perusahaan
52
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisa Fakor Kunci
4.2.2. Tujuan Promosi dan Positioning
vii
....
...
53
.
55
.
56
59
4.2.2.1. Profil Calon Mahasiswa STIE Jayakusuma
60
4.2.2.2.. Program Studi dan Waktu Kuliah
62
4.2.3. Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran
..
64
4.2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran
...
66
..
67
..
73
.
74
4.2.5. Bauran Promosi
..
4.2.6. Anggaran Komunikasi
4.3. Hasil Penelitian
BAB V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
83
5.2. Saran..................................................................................
85
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Sistem Komunikasi Pemasaran
.
16
2. Struktur Organisasi Perusahaan
.
3. Prosentase Mahasiswa Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal
4. Iklan STIE Jayakusuma Di Media Cetak
5. Pameran Pendidikan
...
ix
.
50
..
.
59
.
65
...
66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset dalam pencapaian tujuan
suatu organisasi dan lembaga, oleh karena itu untuk menciptakan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional diperlukan sarana
dan prasarana yang menunjang, salah satunya pendirian perguruan tinggi baik
oleh lembaga pemerintah maupun lembaga swasta.
Pada awalnya pendirian suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
merupakan sumbangsih sosial suatu perusahaan, lembaga dan individu kepada
masyarakat. Namun beberapa dekade belakangan ini, pendirian perguruan tinggi
dan lembaga pendidikan menjadi suatu usaha yang dapat mendatangkan
keuntungan cukup besar bagi si pendiri atau badan usaha itu sendiri.
Melihat situasi seperti ini pihak grup perusahaan Jayakusuma yang bergerak
dibidang usaha cargo, penerbangan dan properti berinisiatif untuk membuka
sebuah perguruan tinggi dengan biaya yang sangat terjangkau dan berkualitas
tinggi, walaupun awal pendirian perguruan tinggi ini merupakan sumbangsih
sosial dan guna penyediaan sumber daya manusia untuk kepentingan usaha
Jayakusuma grup ini sendiri.
Sebuah perusahaan atau industri produk dan jasa memerlukan suatu aktivitas
pemasaran untuk mencapai tujuan usahanya, begitu juga dengan STIE
Jayakusuma. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di
dalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
1
2
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. 1
Mau meneruskan ke mana? , ini adalah salah satu pertanyaan yang sering
dilontarkan oleh siswa/i setelah menyelesaikan studi di Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas, baik menengah maupun kejuruan. Pertanyaan tersebut merupakan
pertanyaan klasik yang sederhana tetapi tidak mudah untuk dijawab.
Banyaknya pilihan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan membuat
siswa/i tersebut bingung, perguruan tinggi mana yang sesuai dengan keinginan
dan minat, kondisi keuangan dan dapat menjamin segera memperoleh pekerjaan
serta cukup dikenal dalam pasar usaha kerja karena kualitas mahasiswa yang lulus
dari perguruan atau lembaga pendidikan tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan
pasar usaha. Berbagai bentuk perguruan tinggi di Indonesia terutama di daerah
Jakarta yang telah berdiri dan beroperasi, yakni berbentuk Universitas, Sekolah
Tinggi, Institut dan Akademi. Masing-masing perguruan tinggi swasta itu
mungkin menyelenggarakan lebih dari satu program studi. Selain itu, perguruan
tinggi swasta tersebut berlomba-lomba untuk melengkapi dan menyediakan
fasilitas, seperti peralatan perkuliahan multimedia, ketersediaan laboratorium
yang lengkap, penyediaan dosen-dosen yang berkompeten di bidangnya,
penggunaan kurikulum berbasis nasional dan internasional, dan lain sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas, diberikan oleh pihak perguruan tinggi kepada calon
mahasiswa dan mahasiswanya guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar,
kenyamanan dan kepuasan mahasiswa dalam menuntut ilmu di tempat yang telah
menjadi pilihannya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prentice hall, Edisi 9
3
Persaingan sektor jasa pendidikan dikalangan perguruan tinggi swasta (PTS)
dalam memperebutkan pasar mahasiswa ini sangat berat. Saat ini jumlah PTS di
Indonesia sudah sekitar 2.678 institusi, sekitar 20 persen berbentuk universitas, 50
persen berbentuk sekolah tinggi dan sekitar 30 persen dalam bentuk akademi.
Keuntungan dan kinerja yang lebih baik dapat tercapai, apabila perusahaan
menerapkan aktivitas dan proses pemasaran yang disederhanakan agar lebih fokus
karena fungsi pemasaran merupakan penggerak utama suatu perusahaan. Tujuan
utama dari pemasaran dan merupakan perekat yang mengikat berbagai fungsi
2
pemasaran dalam perusahaan adalah branding. Pemasaran pada dasarnya adalah
membangun merek dibenak konsumen, jika suatu perusahaan mampu membangun
merek yang kuat, perusahaan tersebut memiliki program pemasaran yang tangguh
pula dan sebaliknya jika perusahaan tidak mampu maka upaya kegiatan
komunikasi pemasaran, seperti: pengiklanan, promosi, penjualan dan kehumasan
tidak akan mampu mencapai tujuan program pemasaran.
Untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang sangat tinggi maka
hampir setiap perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan melakukan
kegiatan komunikasi untuk memasarkan produk jasa yang mereka tawarkan
kepada masyarakat. Perguruan Tinggi dapat menggunakan strategi komunikasi
pemasaran yang sekiranya sesuai dengan kondisi yang ada agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan yaitu menarik minat dan perhatian calon mahasiswa serta
medapatkan mahasiswa. Persaingan yang kompeten inilah yang melatar belakangi
penulis untuk mengadakan suatu penelitian bagaimana strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan oleh STIE Jayakusuma dalam periode September
2
Al Ries, Laura Ries, Hermawan Kertajaya, Immutable Laws of Branding, 1999
4
2006 sampai dengan Agustus 2007 untuk mendapatkan mahasiswa baru.
Sedangkan alasan penulis ingin meneliti strategi komunikasi pemasaran STIE
Jayakusuma dalam periode September 2006 sampai dengan Agustus 2007 adalah
karena market plan perguruan tinggi swasta tersebut dimulai dari bulan September
dan berakhir pada bulan Agustus.
1.2. Rumusan Masalah
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan betapa penting
suatu pendidikan dan sangat menunjang di dalam keberhasilan masa depan
mereka, maka mendorong setiap perguruan tinggi untuk berlomba menarik minat
sejumlah calon mahasiswa dengan menggunakan kegiatan strategi komunikasi
pemasaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka permasalahan yang timbul adalah
bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh STIE
Jayakusuma dalam meningkatkan awareness di dalam benak siswa/i SMU periode
Oktober 2006 sampai Agustus 2007?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk
mendiskripsikan atau menggambarkan bagaimana bentuk strategi komunikasi
pemasaran
STIE
Jayakusuma
dalam
meningkatkan
awareness
untuk
mempertahankan serta meningkatkan jumlah calon mahasiswa setiap tahun
akademik atau tahun ajaran baru, khususnya pada periode Oktober 2006 sampai
dengan Agustus 2007.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan agar penelitian ini dapat memberi manfaat, sebagai berikut:
1. Akademis
Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan terhadap pengembangan
dan penelitian ilmu komunikasi jurusan periklanan khususnya di bidang
marketing komunikasi mengenai strategi komunikasi pemasaran dalam
meningkatkan awareness yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan jumlah calon mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta sebagai
salah satu bentuk dari perusahaan penghasil jasa.
2. Kalangan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, kritik dan saran bagi
STIE Jayakusuma dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya mengenai
bagaimana merencanakan strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan
awareness dari target konsumennya.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Pemasaran Jasa Perguruan Tinggi
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.3
Pemasaran adalah pasar. Di dalam pasar atau pemasaran yang dipasarkan
adalah barang dan jasa. Memasarkan produk tidak berarti hanya menawarkan dan
menjual barang atau jasa tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya terdapat berbagai
kegiatan
seperti
membeli,
memproduksi,
menyimpan,
menjual,
dan
mendistribusikannya. Di dalam pemasaran usaha ini dikenal sebagai fungsi-fungsi
pemasaran.
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen bukan bendabenda berwujud saja, tetapi juga jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa
ialah bahwa jasa tidak dapat ditimbun atau ditumpuk di dalam gudang, seperti
barang-barang lainnya.
a) Penyaluran jasa pada umumnya bersifat langsung dari produsen kepada
konsumen, seperti jasa pelayanan pengobatan, hiburan, perjalanan, pengajaran
dan lain sebagainya. Apabila pendapatan seseorang meningkat ada
kecenderungan untuk memperbesar pengeluaran membeli jasa, contohnya
masuk asuransi, membeli saham atau obligasi, melakukan perjalanan wisata,
3
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 9, PT Prenhallindo, Jakarta, hal 8
6
7
memasukkan anaknya ke sekolah atau perguruan tinggi yang terbaik dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu, pemasaran jasa makin lama makin menjadi sangat
penting.
Selama ini pemasaran jasa, masih belum begitu diperhatikan, tetapi melihat
banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka
para produsen mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan
tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasil jasa.
Seperti yang dikemukakan oleh Philip Kotler tentang jasa yang didefinisikan
sebagai berikut :
A service is any activity of benefit that one party can offer to another that is
essentialy intangible and does not result in the ownership of anything. Its
4
production may or may not be tied to a physical product.
Maksud dari definisi tersebut ialah bahwa jasa adalah suatu manfaat yang
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lainnya, dan sifat jasa adalah tidak
berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Adapun proses
produksinya mungkin dan mungkin juga tidak ada kaitannya dengan produk
fisiknya.
Perkembangan jasa sangat pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir karena
sejumlah faktor, seperti: perubahan teknologi, peningkatan kontribusi sektor jasa
pada penciptaan peluang bisnis dan peningkatan kompleksitas kehidupan. Jasa
dapat berkaitan dengan produk fisik maupun tidak. Kendati demikian,menurut
4
Rambat Lupiyoadi
Empat 2006, hal 6
A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, Penerbit Salemba
8
Fandy Tjiptono setidaknya ada lima karakteristik yang membedakan jasa dari
barang fisik, yakni: 5
a) Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau
benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,
kinerja (perfomance), atau usaha. Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat,
dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dikonsumsi atau dibeli.
b) Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu dan tempat yang sama.
c) Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,
artinya banyak variasi dibentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,
kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi.
d) Perishability
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
e) Lack of ownership
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang,
konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang
dibelinya. Sedangkan pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.
5
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, edisi pertama, 2005, Jawa Timur, Bayumedia Publishing, hal
18-23
9
Laju perkembangan suatu rumah tangga perusahaan dalam rangka
pembangunan bangsa ditentukan oleh kemampuan investasi, mutu produksi,
efiseiensi dan efektivitas manajemen, kemampuan bersaing dalam pemasaran,
mutu pelayanan dan profesionalisme.
Semua ini berfokus sentral pada masalah sumber daya manusia yang dibentuk
melalui jasa pendidikan. Belum banyak orang tahu mengenai istilah pemasaran
jasa pendidikan. Lembaga pendidikan termasuk ke dalam non profit organization.
Pemasaran jasa pendidikan adalah kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan
atau menyampaikan jasa berupa kegiatan belajar mengajar kepada konsumen
dengan cara yang memuaskan.
Fungsi dari kegiatan pemasaran ini adalah membentuk citra baik terhadap
lembaga, dalam rangka menarik sejumlah calon mahasiswa. Adapun karakteristik
jasa pendidikan perguruan tinggi, antara lain:
6
a) Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni, di mana pemberian
jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata.
Contoh : ruangan kelas, meja, kursi, buku-buku dan lain sebagainya
b) Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa),
dalam hal ini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk
mendapatkan jasa yang diinginkan (meski dalam perkembangannyan ada juga
yang menawarkan program universitas terbuka, kuliah jarak jauh dan lain
sebagainya).
c) Penerima jasa adalah orang, jadi merupakan pemberian jasa berbasis orang.
Atau dalam jasa biasa disebut sistem kontak tinggi (high contact system), yaitu
6
Rambat Lupioyadi A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi kedua, 2006, Jakarta,
Salemba Empat, hal 148
10
hubungan antara pemberi jasa dengan pelanggan tinggi. Pelanggan dan
penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung.
Dengan kata lain, untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari
sistem jasa tersebut.
d) Hubungan dengan pelanggan berdasarkan hubungan keanggotaan (member
relationship), di mana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan
tertentu. Sistem pemberian jasanya dilakukan secara terus-menerus dan teratur
sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.
Pemasaran jasa pendidikan berorientasi pada tanggung jawab lembaga
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan daripada target pasar dan
memberikan kepuasan kepada konsumennya melalui bentuk, komunikasi, harga
dan ketersediaan serta keunggulan dari program-program studi yang ditawarkan
dan juga pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan itu sendiri.
Sebagian besar lembaga pendidikan memperoleh pemasukan atau pendapatan
melalui
pertukaran,
maksudnya
lembaga
pendidikan
memberikan
atau
menawarkan kepuasan pemenuhan kebutuhan akan pendidikan seperti: kursuskursus, program diploma, persiapan karir, dan pelayanan serta keuntungankeuntungan lainnya kepada pasar. Sebagai imbal baliknya, maka lembaga
pendidikan memperoleh seperti: pembayaran biaya studi, sumbangan pendidikan,
tenaga sukarelawan, uang, waktu dan energi.
2.2. Komunikasi Pemasaran
Dalam proses pemasaran, pada saat pertukaran berlangsung terjadi suatu
proses komunikasi baik langsung maupun tidak langsung yang disebut dengan
11
komunikasi pemasaran. Melalui komunikasi, perusahaan dapat mengetahui siapa
konsumen yang akan dituju, apa yang konsumen inginkan dan bagaimana
mengembangkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta melakukan proses dalam menyampaikan atau memasarkan produk
kepada konsumen. Dengan demikian komunikasi memiliki peran penting dalam
proses pertukaran, karena tanpa komunikasi pemasaran sulit terwujud.
Gerald R. Miller memberikan definisi komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
7
mempengaruhi perilaku penerima. Dasar komunikasi mengikuti konsep stimulus-
respon dalam disiplin psikologi. Semakin banyak stimuli yang mirip atau hampir
sama disampaikan, maka pesan yang disampaikan harus lebih kuat sehingga
komunikan dapat mengabaikan stimuli lain yang lebih lemah. Komunikasi tidak
selalu dilakukan secara tatap muka melainkan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, baik dalam konteks interpersonal communication ataupun
mass communication.
Pada tingkat dasar komunikasi berfungsi menginformasikan, membujuk,
mengingatkan dan membedakan; sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi
komunikasi berfungsi menawarkan sarana pertukaran itu sendiri sebagai sarana
penghantaran nilai-nilai sosial kepada masyarakat.
Hubungan antara pemasaran dan komunikasi merupakan hubungan yang erat.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang diartikan sama antara
individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok dan kelompok kepada
massa. Penggabungan antara dua kajian, yakni pemasan dan komunikasi
7
Deddy Mulyana, MA, Phd, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung 2004, hal 62
12
menghasilkan sebuah kajian baru yaitu komunikasi pemasaran. Komunikasi
merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan
pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai
bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan dan frekuensi penyajian.
Penerapan komunikasi dalam dunia usaha atau perusahaan sangat penting,
khususnya dalam penyampaian pesan-pesan komunikasi yang dihadapkan pada
berbagai persoalan, seperti: perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan
keterbatasan media yang digunakan.
Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi
yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan
dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat
dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan
pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki.
Adapun jenis media yang dapat digunakan seperti: poster, flier, banner, spanduk,
televisi, surat kabar, mailing, dan lain sebagainya.
Definisi lain yang dapat diberikan untuk komunikasi pemasaran adalah usaha
untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai
8
keberadaan produk di pasar.
Komunikasi pemasaran merupakan bentuk
komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna
memperoleh segmentasi yang lebih luas sebagai upaya untuk memperkuat
loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan jasa yang dimiliki oleh
perusahaan.
8
Sutisna, SE., ME, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Pengantar Prof. Dr. Teddy
Pawitra. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, hal 265-267
13
Komunikasi pemasaran sebenarnya berkembang dari salah satu Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) yaitu promosi. Konsep yang secara umum digunakan
untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai Bauran Promosi.
Disebutkan
sebagai
bauran
promosi
karena
biasanya
pemasar
sering
menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu
rencana promosi produk. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang
dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan
kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi
jangka pendek dan jangka panjang. Konsep Bauran pemasaran dipopulerkan oleh
Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price,
Promotion, dan Place).
2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran Jasa Pendidikan
Strategi merupakan rencana yang cermat dan sistematis mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat dapat
menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi
yang tidak efektif dan efisien.
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck mengartikan strategi sebagai
rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
9
yang tepat oleh perusahaan.
9
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,
Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta 1996, Hal 12
14
Pemasaran mempunyai peran penting dalam pengembangan strategi. Dalam
peranan strateginya pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian
antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pnyelesaian atas
masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang sedang
digeluti oleh perusahan pada saat ini dan jenis apa yang dapat dimasuki di masa
mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dijalankan
dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk,
10
harga, promosi dan distribusi untuk melayani pasar sasaran.
Fandy Tjiptono mengatakan bahwa strategi pemasaran terdiri dari 5 elemen
yang terkait, terdiri dari:11
1.
Pemilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani, keputusan ini
berdasarkan faktor:
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat
diproteksi dan didominasi.
b. Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan
kemudian memilih pasar yang paling mungkin untuk dilayani oleh
perusahaan.
2.
Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual. Produk itu sendiri
menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama
merek produk tersebut, ketersediaan produk, jaminan dan garansi serta
hubungan personal diantara pembeli dan penjual
10
11
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran , ANDI - Yogjakarta, 1997 , hal 4
Fandy Tjiptono, op.cit., hal 5
15
3.
Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kualitatif dari produk kepada pelanggan.
4.
Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan, grosir dan eceran yang dilalui
produk
hingga
mencapai
konsumen
akhir
dengan
membeli
dan
menggunakannya
5.
Komunikasi pemasaran meliputi periklanan, promosi penjualan, penjualan
personal, publisitas dan penjualan langsung .
Promosi sebagai suatu unsur penting dalam strategi pemasaran senantiasa
harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya dalam arti bukan hanya
menempatkan barang atau jasa, tetapi lebih dari bagaimana mengarahkan
konsumen di dalam membeli barang yang ditawarkan.
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
12
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau konsumen.
Inti dari komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar.13
Untuk membedakan pengertian strategi komunikasi pemasaran dan strategi
komunikasi, Chriss Fill mengatakan bahwa hal pertama yang dianggap penting
untuk membedakan keduanya adalah peran komunikasi dalam pemasaran dapat
terlihat. Hal kedua adalah strategi komunikasi harus membangun jalan terbaik
12
13
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemsaran Terpadu Jilid
I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 4
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004, hal 98-99
16
untuk mengkomunikasikan instansi pemasaran dari suatu organisasi terhadap
berbagai target pasar dan stakeholder.14
Selain itu, Chriss Fill mengatakan bahwa strategi pemasaran bertindak
sebagai tonggak dari perkembangan komunikasi pemasaran yang terencana. Hal
tersebut menentukan arah untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan
mengarahkan kerja para pelaku komunikasi pemasaran yaitu para stakeholder
yang beda dalam organisasi. Sistem dari komunikasi pemasaran yang
dikemukakan oleh Chriss Fill dapat dilihat pada gambar 1-1
A System of Marketing Communication
Key Factor
Analysis
Promotion
Objective
Communication Strategy
Direct
Response
Media
Advertising
Research
&
Evaluation
Target
Audience
Publicity
Sales
Positioning
Promotion
Personal
Selling
Communication
Budget
14
Chriss Fill, Marketing Communication , Framework, theories and application, Prentice Hall
International USA 1995, Hal. 66
17
Dari bagan 1.1 tersebut sistem komunikasi pemasaran, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
2.3.1. Key Faktor Analyst (Analisa Faktor Kunci)
Key Factor Analyst merupakan bagian penting dalam membuat sistem strategi
komunikasi pemasaran bagi sebuah perusahaan. Agar komunikasi pemasaran
sukses, perlu dilakukan pengawasan terus menerus kepada kompetitor, peristiwa
sosial, perkembangan ekonomi, aktivitas perundang-undangan dan bahkan situasi
internal perusahaan.
Untuk menentukan strategi-strategi tersebut diperlukan Analisa faktor kunci
15
(Key Factor Analysis) guna menganalisa mengenai:
1.
Kekuatan (Strength) yakni kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk jasa
atau organisasi.
2.
Kelemahan (Weakness) yakni kelemahan atau kekurangan yang dimiliki
oleh suatu produk jasa atau organisasi.
3.
Peluang (Opportunities) yakni kesempatan yang dimiliki oleh suatu produk
jasa atau organisasi untuk suatu tujuan tertentu.
4.
Ancaman (Threats) adalah hambatan atau ancaman yang dimiliki oleh suatu
produk jasa atau organisasi tertentu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Setiap perguruan tinggi mempunyai kekuatan dan kelemahan tertentu.
Kekuatan yang dimiliki oleh perguruan tinggi dapat menjadi faktor pendukung
guna tercapainya tujuan usaha dan merupakan faktor penunjang dalam upaya
pencapaian tujuan strategi pemasaran. Sedangkan kelemahan perguruan tinggi
dapat menjadi penghambat. Kelemahan perguruan tinggi dapat dilihat melalui
15
Santoso Singgih dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasinya dengan SPSS,
edisi pertama, 2001, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, Hal 248
18
sistem perkuliahan, fasilitas yang tersedia dan pelayanan yang diberikan kepada
calon mahasiswa dan mahasiswa yang telah terdaftar di perguruan tinggi tersebut.
Peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana
16
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Peluang dapat digolongkan
menurut daya tariknya, dan kemungkinan berhasilnya. Kemungkinan sukses
perguruan tinggi bergantung pada kekuatan usahanya yang tidak hanya harus
sesuai dengan persyaratan berhasil dalam pasar sasaran tersebut, namun juga
harus unggul dari pesaingnya. Kompetensi saja belum berarti keunggulan
kompetitif. Perguruan tinggi yang paling berhasil adalah perguruan tinggi yang
dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan mempertahankannya dalam
jangka panjang. Peluang yang dimiliki oleh perguruan tinggi lebih besar dalam
meraih pangsa pasar karena dengan kualitas pendidikan yang kompetitif dan biaya
kuliah yang ekonomis yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Ancaman
lingkungan
adalah
tantangan
akibat
kecenderungan
atau
perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan
17
laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif.
Bila manajemen telah
berhasil mengidentifikasikan ancaman dan peluang utama yang dihadapi unit
usaha tertentu, dapat dijabarkan sifat daya tarik unit bisnis tersebut secara
keseluruhan dan hasil yang mungkin diperoleh yakni :
a.
Suatu usaha ideal adalah memiliki peluang utama yang besar dan
ancamannya utamanya kecil.
b.
Suatu usaha spekulatif adalah usaha yang mempunyai peluang dan ancaman
utama yang besar.
16
17
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Revisi, PT Prentice Hall, 1997, Hal. 72
Ibid.
19
c.
Suatu usaha matang adalaha usaha yang peluang maupun ancaman utamanya
kecil.
d.
Suatu usaha bermasalah adalah yang berpeluang kecil dan memiliki ancaman
yang besar.
Hambatan atau ancaman yang harus dihadapi oleh perguruan tinggi swasta
yaitu semakin banyaknya persaingan di antara perguruan tinggi sejenis, sehingga
khalayak sasaran sulit menentukan perguruan tinggi mana yang sesuai dengan
keinginan dan kemampuan mereka.
Oleh karena itu suatu perguruan tinggi harus menentukan pada lapisan
masyarakat mana perguruan tinggi tersebut akan dipasarkan sesuai dengan
karakteristik perguruan tingginya. Segmen atau target pasar mempunyai implikasi
yang sangat penting bagi pemasaran.
2.3.2. Promotion Objective (Tujuan Promosi)
Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan berdasarkan atas pengidentifikasian peluang-peluang tersebut
dan menetapkan sasaran yang menjadi target marketnya.
Proses dalam mengatasi banyaknya permintaan yang berbeda ini dirasakan
ketika organisasi telah membuat atau menetapkan sasaran promosi yang sangat
sulit dan kompleks. Kompleksitas yang dirasa ini telah menunjukkan sejumlah
besar perusahaan gagal dalam menetapkan sasaran promosi. Banyak dari mereka
menetapkan sasaran promosi sedemikian rupa sehingga sasaran promosi yang
telah ditetapkan tidak tepat atau tidak sesuai dengan tujuan dari pemasaran yang
mereka inginkan. Promotion Objective merupakan hasil dari key factor analyst
pada sebuah sistem pemasaran.
20
Pada umumnya sasaran promosi ditetapkan oleh para manajer yang berkaitan
dengan penjualan.Yang antara lain meliputi peningkatan dalam penguasaan pasar,
rasio laba modal,peningkatan volume penjualan dan perbaikan pada harga jual
produk.
Promosi sering dinilai sebagai variabel pemasaran yang paling dinamis dan
kritikal serta merupakan salah satu kunci dalam strategi pemasaran secara
menyeluruh. Dalam kegiatan untuk mendukung peningkatan brand awareness
kepada masyarakat terhadap produk ataupun jasa, promosi menjadi faktor penentu
terhadap kesadaran masyarakat akan produk atau merek yang ditawarkan oleh
produsen. Sasaran yang ditujukan melalui promosi adalah memfokuskan pada
usaha untuk menyesuaikan produk barang atau jasa yang ditawarkan kepada
masyarakat melalui pemasaran ke pasar-pasar yang menjadi sasarannya (target
market). Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi pada tindakan yang menciptakan dalam
18
pemasaran.
Dari definisi di atas dapat digambarkan bahwa promosi merupakan cara
perusahaan sebagai produsen untuk berkomunikasi dalam rangka menarik
perhatian konsumen agar membeli produk barang maupun jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan ataupun lembaga pendidikan.
Kemampuan dalam menjelaskan citra akan produk atau merek pada pasar
merupakan daur hidup produk yang dipengaruhi oleh kualitas dari semua unsur
yang melekat pada produk barang atau jasa yang ditawarkan. Penjelasan akan
produk atau merek harus mampu mengarahkan citra yang sama kepada pasar,
18
Drs. Basu Swastha, DH., MBA, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1990, hal 349
21
tindakan umum yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menjelaskannya
adalah dengan melakukan promosi baik secara konvensional maupun modern
untuk dapat meningkatkan atau mempertahankan awareness (kesadaran) akan
suatu produk atau merek yang sudah melekat di dalam benak khalayak luas.
Rhenald Khasali mengkategorikan tujuan utama dalam promosi secara umum
19
menjadi:
a.
Aspek perilaku, yakni tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon
pembeli.
b.
Sikap yang diharapkan, hal ini menyangkut sikap atau keistimewaan produk
c.
Kesadaran dalam pengembangan produk-produk baru di pasar merebut
kesadaran calon pembeli adalah tugas utama periklanan.
2.3.3. Positioning
Dalam melakukan perencanaan dan strategi komunikasi pemasaran, pemasar
perlu melakukan analisis pasar (market break down) yang meliputi tahap analisis
segmentasi, analisis targeting dan analisis positioning.
Sasaran utama proses analisa segmentasi, targeting dan positioning adalah
menciptakan dan mempertahankan citra unik merek perusahaan dalam benak
konsumen sedemikian rupa. Sehingga, merek tersebut memiliki keunggulan
kompetitif, jika produk atau jasa tersebut menawarkan manfaat-manfaat yang
penting dan dinilai unik oleh para pelanggan. Manfaat-manfaat ini diterjemahkan
ke dalam atribut-atribut penting yang signifikan dalam pembelian produk tertentu.
Atribut penting dalam pemilihan suatu Perguruan Tinggi meliputi jurusan yang
19
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,1995 hal 158
22
disediakan sesuai tidak dengan yang diinginkan oleh konsumen, biaya, lokasi,
pengajar, fasilitas dan sarana yang disediakan dan dapat memudahkan konsumen
dalam menimba ilmu di Perguruan Tinggi tersebut serta kualitas lulusan yang
nantinya dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan karena sesuai dengan
permintaan pasar usaha.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses STP (Segmentasi
Targeting dan Positioning) adalah melakukan segmentasi pasar. Konsep
segmentasi pasar pertama diperkenalkan oleh Wendell R. Smith pada tahun 1956,
dalam
artikel
klasiknya
berjudul
Produk
Differentiation
Segmentation as Alternative Marketing Strategies
and
Market
yang dipublikasikan di
Journal of Marketing. 20 Prinsip dasar segmentasi pasar adalah bahwa pasar tidak
homogen dan konsekuensinya, penawaran pemasaran perlu dibedakan bagi
kelompok pelanggan yang berbeda.
Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang
heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki
kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku dan/atau respon terhadap
21
program pemasaran spesifik.
Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang
mendasari strategi pemasaran perusahaan dan alokasi sumber daya yang harus
dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran.
Tujuan utama dari segmentasi pasar adalah meningkatkan penjualan,
meningkatkan pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik
dan memperkuat citra. Tujuan-tujuan ini dapat dicapai dengan pemasaran massal
(mass marketing), tetapi era pasar monopoli sudah berakhir dan perusahaan
20
21
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang, 2005 hal 64
Ibid.
23
dengan mass marketing akan kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan yang
melakukan segmentasi pasar.
Dalam melakukan segmentasi setidaknya ada lima manfaat yang dapat
22
diperoleh yaitu:
a. Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.
b. Menganalisa pasar.
c. Menemukan peluang.
d. Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif.
e. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Konsumen yang berada pada lingkungan perguruan tinggi sangat heterogen.
Perguruan tinggi tidak akan mungkin dapat melayani dan memuaskan semua
kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi. Oleh karena itu untuk
menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaingnya perguruan tinggi
perlu memilih pasar sasaran yang akan dilayaninya sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki oleh perguruan tinggi tersebut.
Konsumen melakukan pembelian atas dasar manfaat yang diberikan, atau
kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka memecahkan masalah
spesifik yang dihadapi. Perusahaan dapat saja menawarkan beraneka macam
produk dan jasa, namun konsumen hanya membeli manfaat atau solusi atas
masalah yang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan.
Manfaat yang bisa didapatkan seseorang melalui studi lanjut ke perguruan
tinggi dapat bersifat fungsional, misalnya menambah wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan kualifikasi akademis; psikologis misalnya meningkatkan rasa
22
Rambat Lupiyoadi A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta, hal 46
24
percaya diri, dan gengsi dengan mendapatkan gelar akademis; dan/atau ekonomis
misalnya menambah peluang peningkatan pendapatan melalui peningkatan
golongan atau promosi jabatan.
Dalam melakukan segmentasi pasar konsumen perlu diperhatikan variabelvariabel segmentasi utama yaitu:
1.
Segmentasi geografis
Pihak pemasar membedakan konsumennya berdasarkan wilayah keberadaan
konsumennya, baik dalam lingkup atau wilayah yang kecil maupun yang
lebih luas. Hal ini mengingat dalam jarak yang berbeda akan memiliki
pengaruh di dalam berkonsumsi. Secara tipikal dimensi segmentasi geografis
dikelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk pertimbangan di mana
operasi jasa akan dilakukan dan pengukuran pasar geografis, termasuk di
dalamnya pengujian tingkat kepadatan penduduk, faktor iklim yang
berpengaruh dan standarisasi area pasar.
2.
Segmentasi Demografis
Segmentasi
demografis
menekankan
pemasar
harus
dapat
memilih
keberadaan konsumen berdasarkan struktur demografi dan melibatkan
berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, ukuran keluarga, dan lain
sebagainya. Sedangkan variabel sosio ekonomi terdiri atas pendapatan,
pendidikan, kelas sosial dan etnis.
3.
Segmentasi Psikografis dan perilaku.
Segmentasi psikografis dan perilaku tidak dapat dibuat penjelasan dalam
ukuran kuantitatif.
Dalam hal ini pemasar memilah pasar sasarannya
berdasarkan kondisi psikologi. Segmentasi ini mengacu pada tingkah laku
25
masyarakat, nilai karakteristik, kepribadian, gaya hidup yang dianut, metode
pembayaran, penggunaan media, tingkat pemakaian, status pemakaian dan
loyalitas merek.
Setelah mengevaluasi segmen pasar yang ada, perguruan tinggi harus
memutuskan segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani. Ini merupakan
seleksi pasar target. Pasar target terdiri atas kumpulan pembeli dengan kebutuhan
atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan harus memutuskan segmen mana yang akan
dijadikan sasaran. Perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan
23
pasar sasaran yaitu:
1. Konsentrasi Segmen Tunggal
Perusahaan
memilih
satu
segmen
pasar
tunggal,
dengan
sejumlah
pertimbangan. Melalui keputusan berkonsentrasi hanya pada satu segmen,
perusahaan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan segmen
bersangkutan dan bisa mewujudkan posisi pasar dan citra merek yang kuat.
Resiko dari pola ini, apabila segmen yang dipilih mengalami perubahan
signifikan seperti terjadi perubahan selera konsumen. Akibatnya tingkat
kompetisi akan sangat intensif dan konsekuensinya profitbilitas dapat menurun.
2. Spesialisasi Selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan
tujuan dan sumber daya yang dimiliki. Masing-masing segmen dapat memiliki
sinergi kuat satu sama lain dan tanpa sinergi sama sekali. Namun masingmasing segmen berpotensi sebagai sumber penghasilan bagi perusahaan.
23
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Revisi, PT Prentice Hall, 1997, Hal. 239240
26
Strategi multi-segmen ini memiliki keunggulan pendiversifikasikan risiko, jika
satu segmen menjadi tidak menarik, maka penjualan perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu terpengaruh karena tetap memperoleh pendapatan dari
segmen lainnya.
3. Spesialisasi Produk
Perusahaan berkonsentrasi dalam menghasilkan produk tertentu yang dijualnya
pada beberapa segmen. Melalui strategi spesialisasi produk, perusahaan
membangun reputasi yang kuat dalam bidang produk tertentu. Resiko
utamanya adalah jika terjadi perubahan teknologi yang dapat berdampak pada
keusangan produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Spesialisasi Pasar
Perusahaan berkonsentrasi dalam melayani banyak kebutuhan dari suatu
kelompok pelanggan tertentu. Perusahaan mendapatkan reputasi yang kuat
dengan mengkhususkan diri dalam melayani kelompok pelanggan dan menjadi
saluran bagi semua produk yang mungkin digunakan oleh kelompok pelanggan
ini. Risiko yang tidak menguntungkan adalah jika kelompok pelanggan sasaran
melakukan pemotongan anggaran konsumsi.
5. Cakupan Seluruh Pasar
Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok pelanggan dengan semua
produk yang mungkin mereka butuhkan. Hanya perusahaan yang sangat besar
yang sanggup menerapkan strategi ini, karena dibuthkan sumber daya yang
sangat besar.
27
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam
benak pelanggan sasarannya.24
Rhenald Kasali mendefinisikan positioning sebagai berikut:25
Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen,
agar produk/merek/nama anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa
segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain dalam bentuk
hubungan asosiatif.
Positioning bukanlah strategi produk melainkan strategi komunikasi.
Positioning dapat diibaratkan sebagai sebuah sifat inti merek yang diyakini dapat
membedakan merek perusahaan atau produk yang satu dengan perusahaan atau
produk lainnya di pasaran.
Dalam proses positioning terjadi suatu aktifitas pengembangan posisi di
dalam segmen pasar yang telah dituju. Positioning yang efektif berasal dari dua
unsur, yakni: Kebutuhan pasar dan bagaimana produk atau merek kita
disampaikan. Penentuan positioning yang paling umum dipromosikan adalah
kualitas terbaik ,
pelayanan terbaik ,
harga/biaya termurah ,
fasilitas
terlengkap , teknologi terdepan , dan lain sebagainya.
Perguruan tinggi harus lebih paham mengenai bagaimana khalayak
memproses informasi, membentuk persepsi dan apa yang mempengaruhi khalayak
dalam mengambil keputusan.
Positioning merupakan cara pemasar menananamkan citra, persepsi dan
imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses
24
25
Philip Kotler, op.cit., Hal 262
Rhenald Kasali, op.cit., Hal 135
28
komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi baik diferensiasi ataupun
konsentrasi. Dengan perkataan lain, positioning bukan menempatkan produk
untuk kelompok tertentu (segmen) tetapi berusaha menanamkan citra produk di
benak konsumen pada segmen yang telah dipilih.
Semakin kuat posisi perusahaan di segmen pasar tertentu maka semakin kuat
pula daya saing mereka di segmen pasar tersebut. Menempatkan posisi
perusahaan diantara perusahaan perusahaan lain yang beoperasi dalam segmen
26
pasar yang sama disebut market positioning.
2.3.4. Communication Budget (Anggaran Komunikasi)
Sumber keuangan suatu organisasi dianggarkan untuk membiayai komunikasi
pemasaran yang spesifik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi
berbagai produk (=merek) yang dimilikinya. Besarnya sumber dana yang
dialokasikan umumnya ditentukan melalui keterlibatan sebuah proses yang
dimiliki oleh kebanyakan korporasi. Tiap perusahaan menggunakan prosedur
anggaran yang berbeda-beda dalam mengalokasikan dana kepada para manajer.
Beberapa perusahaan menggunakan top-down budgeting atau dibawah anggaran
rata-rata, di mana manajemen seniorlah yang menentukan jumlah dana yang
diterima tiap sub-unit. Beberapa perusahaan lain menggunakan bottom-up
budgeting atau diatas anggaran, dimana para manajer sub unitlah (misalnya
product manager) yang menentukan jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan yang dibutuhkan.
26
Chriss Fill, Marketing Communication , Framework, theories and application, Prentice Hall
International USA 1995, Hal. 259
29
2.3.5. Research and Communication (Riset dan Evaluasi)
Terlepas dari situasi yang dihadapi, adalah penting untuk melakukan evaluasi
hasil dari upaya komunikasi pemasaran. Dalam dunia bisnis, tuntutan terhadap
masalah akuntabilitas semakin meningkat, yang membuat pelaksanaan riset dan
pengumpulan data telah menjadi penting untuk menentukan apakah upaya
komunikasi pemasaran telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Hasil
27
kemudian dapat diukur dengan melihat volume penjualan
Evaluasi dapat dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan marketing
research secara berkala terhadap konsumen (minimal 1 kali dalam setahun) dalam
membentuk FGD (Focus Group Discussion) yaitu mengevaluasi penampilan
produk (bentuk kemasan dan design) apakah masih menarik menurut konsumen
bila dibandingkan dengan peluang pesaing, USP (Unique Selling Point) apakah
masih sesuai dengan kebutuhan konsumen dan bagaimana bila dibandingkan
dengan pesaing dan bagaimana loyalitas konsumen terhadap produk tersebut
28
apakah masih loyal atau mudah berpindah ke produk orang lain.
Riset juga dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan biro research yang
mempunyai reputasi baik (bukan dilakukan sendiri oleh perusahaan). Kemudian
hasil riset tersebut digunakan sebagai indikator untuk melakukan perbaikan atau
peremajaan produk. Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan
diperlukannya tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan
investasi yang lebih besar, kombinasi elemen-elemen komunikasi yang berbeda,
strategi kreatif yang perlu direvisi, alokasi media yang berbeda atau berbagai
27
28
Terence A.Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Jilid I, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2003, hal 60
Hermawan Kertajaya, Marketing in Venus, PT Gramedia Pustaka,Jakarta 2003, hal 98
30
kemungkinan lain. Hanya dengan penetapan tujuan dan pengukuran hasil yang
sistematis, kemudian dapat diketeahui apakah program komunikasi pemasaran
telah berjalan seperti yang telah diharapkan atau belum.
Sedangkan di dalam lembaga pendidikan khususnya pada perguruan tinggi,
evaluasi dilakukan dalam tiga tahap, yakni:
1.
29
Evaluasi Tahunan, memonitor kegiatan marketing selama setahun untuk
mengetahui apakah program yang telah direncanakan dan dilakukan
mencapai hasil sesuai yang diinginkan. Tahapan dari kegiatan evaluasi
tahunan dibagi menjadi empat tahap, yaitu: pertama, Perfomance Analysis
adalah mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan
melihat dari pendapatan biaya studi, pengeluaran dari kegiatan pendidikan,
pemberian beasiswa dan perolehan dari para donatur dalam hubungannya
pencapaian tujuan. Kedua, Market-Share Analysis; pada proses ini perguruan
tinggi secara periodik mengevaluasi kenaikan pertumbuhan mahasiswa yang
mendaftar dan masuk baik di perguruan tinggi itu sendiri maupun di pihak
pesaing. Ketiga, Marketing Expense-to-Perfomance Analysis; mengevaluasi
dalam bentuk rasio apakah pengeluaran untuk pemasaran dan memastikan
bahwa biaya yang telah digunakan untuk kegiatan pemasaran tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan. Keempat, Market-Attitude Tracking; pada
kegiatan evaluasi ini perguruan tinggi mengontrol perilaku, kebutuhan dan
keinginan dari mahasiswa seperti: keluhan-keluhan, kotak saran, survei
kepuasan pelanggan dan diskusi dengan konsumen.
29
Phillip Kotler & Karen F. A. Fox, Strategic Marketing For Educational Institutions, Prentice
Hall Inc, 1995, hal 113
31
2.
Evaluasi Biaya, mengevaluasi dan mengontrol keuntungan dan kerugian
untuk masing-masing bagian (divisi pelayanan, program studi dan
administrasi kantor), grup pelanggan (mahasiswa, alumni,orang tua),
kebijakan-kebijakan dan lokasi dari perguruan tinggi.
3.
Evaluasi Strategi, mengevaluasi kegiatan-kegiatan pemasaran sepeti: tujuan
dari pemasaran, strategi yang telah ditetapkan, dan sistem yang dibuat sesuai
dengan lingkungan pemasaran yang ada untuk mengantisipasi masalahmasalah yang mungkin terjadi.
Chriss Fill berpendapat bahwa di dalam sistem komunikasi pemasaran
terdapat bauran pemasaran, yang mana bauran pemasaran tersebut adalah bagian
penting dari sistem perencanaan pemasaran di dalam sebuah perusahaan sebagai
salah satu faktor kunci keberhasilan. Namun semua hal tersebut tidak terlepas dari
peran penting komunikasi dalam pemasaran atau biasa disebut juga dengan
pemasaran yang dilakukan antara produsen kepada konsumennya dan bagaimana
cara yang ditempuh itu berhasil dilakukan yaitu dengan membuat suatu
perencanaan baik dari strategi pemasarannya maupun strategi komunikasinya.
Seperti halnya yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi swasta dalam
mempromosikan lembaganya adalah dengan membuat strategi-strategi yang tepat
untuk membidik pangsa pasarnya, salah satunya dengan strategi komunikasi
pemasaran agar pesan pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dan
direspon oleh penerima dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa persaingan antar
perguruan tinggi saat ini sangat ketat sekali, banyak cara yang dilakukan
perguruan tinggi dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk
32
meningkatkan jumlah mahasiswa baru dan mempertahankan perguruan tinggi
tersebut di pasaran.
Pemasaran baru dapat terjadi apabila telah adanya perubahan sikap pada
tataran kognatif atau munculnya suatu kecenderungan untuk membeli produk atau
memanfaatkan jasa yang ditawarkan. Perencanaan strategi komunikasi pemasaran
meliputi sejumlah strategi pesan dan visual, yang secara bertahap mengikuti alur
perubahan.
Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama
keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan
strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah
produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki
atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas
pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan
rumusan AIDDA (Atention, Interest, Desire, Decision, and Action).
Strategi komunikasi pemasaran lembaga pendidikan adalah bagaimana
lembaga tersebut dapat membuat program pendidikan, dalam hal ini jasa yang
telah mereka susun serta dapat sampai pada konsumen sasaran mereka. Dalam
strategi
komunikasi
pemasaran
perguruan
tinggi
lembaga
pendidikan
membutuhkan komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran. Perguruan tinggi
harus menginformasikan kepada konsumen tentang tujuan, aktifitas dan
menawarkan program-program pilihan untuk memotivasi mereka agar tetarik dan
memutuskan perguruan tinggi tersebut sebagai pilihan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi dan sebagai sarana penunjang keberhasilan calon
mahasiswa tersebut untuk meraih cita-citanya.
33
Tugas komunikasi dalam perguruan tinggi adalah:30
1. Memelihara dan meningkatkan citra dari lembaga pendidikan tersebut.
2. Membangun dukungan dan loyalitas alumni.
3. Menarik donatur dan mahasiswa baru.
4. Menyediakan informasi mengenai penawaran dari suatu program lembaga
pendidikan.
5. Mengoreksi informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap tentang lembaga
pendidikan tersebut.
Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan dalam berkomunikasi dengan
pasar sasaran dominan menggunakan kegiatan promosi melalui Public Relation,
Marketing Publication dan Advertising yang merupakan tipe utama dari program
31
komunikasi pemasaran formal.
Lembaga pendidikan hendaknya mengetahui apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dalam pendidikan, kemudian mempertimbangkan apakah mereka
memiliki sumber daya dan minat untuk menyediakan program yang diinginkan
tersebut, selain mempertimbangkan apa yang diinginkan oleh calon mahasiswa.
Dengan menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif
maka pihak perguruan tinggi dapat meningkatkan jumlah mahasiswa baru dan
mempertahankan perguruan tinggi tersebut di pasaran. Untuk itu perlu adanya
peningkatan kegiatan promosi dengan melalui aktifitas advertising, sales
promotion, public relations, personal selling, dan direct selling.
30
31
Rambat Lupiyoadi A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta 2006,
Hal 159
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa teori dan Praktek, Salemba Empat 2001, Hal
125
34
Adapun langkah langkah dalam perencanaan komunikasi yang efektif
adalah: 32
b. Mengidentifikasikan pasar sasaran.
c. Mengklarifikasi respons yang dicari.
d. Mengembangkan pesan (Model AIDDA yaitu Atention, Interest, Desire,
Decision, and Action).
e. Memilih media (menggunakan komunikasi personal atau komunikasi nonpersonal).
f. Menyeleksi atribut sumber.
g. Mengumpulkan umpan balik.
Untuk menentukan tujuan usaha yang nyata sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan dan diharapkan lebih mudah tercapai, seperti halnya yang harus
dilakukan oleh perguruan tinggi dalam mempromosikan lembaga pendidikannya
harus membuat strategi-strategi jitu untuk membidik pangsa pasarnya salah
satunya dengan strategi komunikasi dalam pemasaran.
2.4. Unsur-unsur Komunikasi Pemasaran
Bauran pemasaran adalah perangkat perangkat variable yang terkontrol dan
digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan pasar sasaran
melalui proses perencanaan yang matang dan juga sebagai strategi perusahaan
33
dalam mencapai tingkat pendapatan yang diinginkan
32
33
Rambat Lupiyoadi A. Hamdani, op.cit., Hal 161
Chriss Fill, Marketing Communication , Framework, theories and application, Prentice Hall
International USA 1995, Hal. 12
35
Unsur yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran untuk menyampaikan
pesan komunikasi disebut juga sebagai bauran promosi (promotion mix) adalah
sebagai berikut:34
2.5.1. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah seluruh kegiatan yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan iklan atau setiap bentuk sajian non personal melalui
ide atau gagasan, barang atau jasa yang dibayar melalui sponsor tertentu termasuk
dalam hal ini penggunaan media seperti: majalah, surat kabar, poster, radio dan
lain lain.Sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, yang ditujukan kepada sebagian atau seluruh
35
masyarakat.
Penggunaan periklanan merupakan cara efektif untuk mendongkrak penjualan
dan meningkatkan penggunaan produk oleh konsumen. Iklan merupakan proses
komunikasi satu arah yang penyampaian pesannya melalui suatu mediator dengan
tujuan mempengaruhi khalayak terhadap sikap dan perilaku seseorang. Untuk
dapat mencapai tahap tersebut dapat dilihat dari tujuan periklanan yaitu:
36
memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan.
Menurut Bovee tujuan periklanan itu sendiri dapat dikategorikan sebagai
berikut :37
34
35
36
37
Ibid
Tata cara dan tata karma periklanan Indonesia, Grafika Dept. RI,Jakarta,1983, Hal 45
Sutisna SE, ME, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2001, hal 276.
Courtland L. Bovee, william F. Arens, Contemporary, (USA : Richard D. Irwin Inc), 1986, hal
118
36
1.
Memberitahu (Awareness)
Tujuan iklan awareness adalah untuk memberikan informasi kepada
khalayak tentang suatu produk barang atau jasa melalui pesan ulang yang
disampaikannya.
2.
Membujuk (Persuasif)
Tujuan iklan persuasif adalah untuk berusaha membujuk khalayak agar
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang akan disampaikan dalam pesan.
Pada umumnya iklan persuasif
berusaha mempengaruhi khalayak untuk
menggunakan atau memanfaatkan produk barang atau jasa yang ditawarkan.
3.
Mengingat (Remainding)
Tujuan iklan remainding adalah untuk mengingatkan khalayak dengan
pesan-pesan yang sudah disampaikan sebelumnya.
38
Dalam periklanan, media periklanan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1.
Iklan lini atas (Above the Line)
Above the Line adalah media periklanan yang dikuasai oleh lima media yang
berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan,
yakni: pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang
(outdoor) dan sinema atau bioskop.
2.
Iklan lini bawah (Below the Line)
Below the Line adalah media-media yang tidak memberi komisi dan
pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen
keuntungan, yakni mulai dari direct mail, pameran, display serta selebaran
pengumuman.
38
Frank Jefkins, Periklanan, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, 1996 Hal 86
37
Karena keterbatasan daya penyimpanan dalam memori manusia, seorang
individu tidak dapat menyimpan beberapa pesan sekaligus dalam jangka waktu
tertentu, oleh karena itu tingkat intensitas dalam melakukan promosi melalui
media lini atas maupun bawah menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan
brand awareness, bahkan diharapkan kampanye melalui media lini atas dan media
lini bawah tersebut mampu menarik perhatian khalayak dan agar khalayak berbuat
seperti apa yang diharapkan oleh produsen.
2.5.2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk merangsang
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Promosi penjualan adalah
bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur
untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan
39
jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Promosi penjualan berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium,
contoh gratis, kontes/undian, potongan harga dan lain lain. Promosi penjualan
mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat dilakukan secara terus menerus
sepanjang tahun, karena selain akan menimbulkan kerugian bagi pemasar juga
konsumen tidak akan mampu lagi membedakan periode promosi penjualan dan
hasilnya tidak akan efektif. Bentuk dari promosi penjualan dapat berupa pameran,
pertunjukan dan eksposisi demontrasi serta berbagai kegiatan penjualan luar biasa
yang bukan kerja rutin biasa.
39
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Prentice Hall, 2000
38
Tiga elemen yang terdapat pada promosi penjualan yaitu:40
4. Adanya komunikasi. Merek mendapat perhatian dan biasanya memberi
informasi yang memperkenalkan pembeli pada suatu produk.
5. Memberikan insentif. Cara ini memberikan beberapa konsesi, perangsang atau
andil yang bernilai bagi pembeli.
6. Undangan. Cara ini mencakup undangan khusus segera terlibat dalam
transaksi.
2.5.3. Penjualan Langsung (Personal Selling)
Penjualan langsung adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga
penjual /wiraniaga menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada
41
calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan.
Personal selling mempunyai peranan penting dalam pemasaran jasa,
karena:42
1. Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat penting
2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin
3. Orang merupakan bagian dari produk jasa
Sifat penjualan langsung dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual
dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan
perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu tenaga penjual dapat segera
mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat
mengadakan penyesuaian-penyesuaian ditempat pada saat itu juga.
40
41
42
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Prentice Hall, 2000, Hal 267
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 5
Rambat Lupiyoadi, A. Hamdani, op.cit., Hal 121
39
Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang disampaikan
melalui media ini ditujukan kepada orang-orang yang sebenarnya bukan prospek
(calon pembeli/pengguna) melainkan calon pembeli potensial. Dalam hal ini
komunikasi yang terjadi adalah komunikasi antar pribadi dan reaksi yang timbul
secara langsung.
43
Elemen-elemen dalam penjualan secara langsung, yaitu:
1. Berhadapan langsung secara pribadi atau tatap muka. Melibatkan suatu
hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
Setiap pihak dapat melihat lebih dekat kebutuhan dan ciri masing-masing dan
dapat segera melakukan penyesuaian.
2. Keakraban. Memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, bermula
dari sekedar hubungan penjualan ke suatu hubungan pribadi yang lebih dalam.
Sehingga terjadi pemupukan hubungan yang dapat menimbulkan keakraban
dan terjalinnya persahabatan yang erat.
3. Tanggapan atau respon yang timbul secara langsung terlihat. Membuat pembeli
merasa wajib mendengarkan pembicaraan penjual, Pembeli mempunyai
kebutuhan lebih besar untuk memperhatikan dan menanggapi, walaupun
tanggapannya hanya sekedar ucapan terima kasih.
2.5.4. Media Pemasaran Interaktif (Direct Respon Media)
Media pemasaran interaktif merupakan tehnik komunikasi yang menggunakan
beragam bentuk media, seperti direct print and reproduction (contohnya CDROM), direct response TV and Radio (pemasaran interaktif menggunakan FTA43
Philip Kotler, op.cit., Hal 266
40
TV, Pay-TV, narrowcast TV and Radio, TV interaktif dan radio interaktif),
telemarketing, telesales, electronic dispensing and kiosks, direct selling, ecommerce, dan direct and online database.
44
Keunikan utama unsur bauran pemasaran ini antara lain:
1. non-public communication, artinya pesan disampaikan kepada audiensi spesifik
dan tidak bersifat massal.
2. customized, artinya pesan dapat dirancang dan disiapkan khusus untuk menarik
pelanggan individual yang dituju.
3. up-to-date, artinya pesan dapat disiapkan secara sangat cepat dan memuat
informasi terkini.
4. interactive, artinya pesan dapat diubah sesuai dengan respon pelanggan.
Kendati demikian, terdapat beberapa masalah terutama masalah privasi yang
menyangkut penggunaan informasi pribadi konsumen. Selain itu masalah
ketersediaan infrakstruktur penunjang, persepsi negatif terhadap junk mails, dan
keamanan bertransaksi, terutama dalam penggunaan kartu kredit untuk keperluan
e-commerce.
Bagi sebagian besar pelaku pasar bauran pemasaran ini merupakan tehnik
komunikasi yang paling mudah diukur ketimbang tehnik-tehnik lainnya dan
mempunyai kelebihan yaitu pemasar tidak berbicara kepada pasar melainkan
berbicara kepada individu. Komunikasi dengan calon pelanggan yang paling ideal
adalah melalui pertemuan langsung secara bertatap muka.
Media pemasaran interaktif merupakan teknik komunikasi massal yang paling
dapat mendekati sasaran sehingga membuat kita dapat menyampaikan pesan
44
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang, 2005 hal 247
41
kepadanya secara pribadi. Media pemasaran interaktif dapat menentukan segmensegmen yang diinginkan oleh pihak pemasar dan memberikan medium yang
efisien dalam penyampaian pesan kepada konsumen.
Media pemasaran interaktif dapat memberikan keuntungan lain yaitu dapat
memisahkan unsur-unsur pesan yang paling dapat membujuk pasar sasaran
dengan biaya minim tetapi efektif.
2.5.5. Publisitas (Publicity )
Publisitas merupakan salah satu tehnik yang sering digunakan dalam program
public relation. Public Relations (PR) adalah bentuk komunikasi yang bertujuan
menjalin relasi, baik dengan berbagai stakeholder perusahaan melalui publisitas
positif, citra korporasi yang bagus, dan penanganan rumor, peristiwa dan cerita
negatif.
Philip Kotler mengatakan bahwa dalam komunikasi pemasaran publisitas
merupakan stimuli non-personal terhadap permintaan suatu produk atau jasa
dengan menyebarkan berita-berita komersial yang penting mengenai kebutuhan
akan produk, baik di media cetak maupun di media elektronik atau panggung
45
yang tidak dibayar oleh sponsor.
Publisitas memiliki kekuatan yang sebanding dengan advertising atau sales
promotion, karena:46
1. Publicity memiliki tingkat kredibilitas dan believeability yang tinggi.
Konsumen dibantu untuk memberikan penalaran secara objektif melalui
pengenalan fakta-fakta keberadaan produk dan argumentasi yang tepat yang
45
46
Philip Khotler, Manajemen Pemasaran, Edisi I, Jakarta 2000
Fandy Tjiptono, op.cit., Hal 247
42
dianggap memiliki kebenaran obyektif. Contoh: peliputan berita atau events
tampak riil dan lebih terpercaya daripada iklan.
2. Kemampuan PR lebih efektif dalam menjangkau audiensi yang cenderung
menghindari wiraniaga dan iklan.
3. Memungkinkan pemasar untuk mendramatisasi perusahaan atau produk.
Kelemahan publisitas dapat kita lihat dari hasil publisitas yang sulit diukur
karena publisitasnya dipergunakan bersamaan dengan alat promosi yang lain dan
dampaknya
seringkali
tidak
secara
langsung.
Publisitas
dalam
mengkomunikasikan produk atau programnya harus menggambarkan realitas
yang sebenarnya, karena apabila tidak seusai dengan realitas atau kenyataan maka
citra produk tersebut akan berdampak kurang baik dan menimbulkan persepsi
yang tidak baik terhadap konsumen.
Publisitas (Public Relation) sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran,
antara lain: membangun citra, mendukung aktivitas komunikasi lainnya,
mengatasi permasalahan dan isu yang ada, memperkuat positioning perusahaan
mempengaruhi publik yang spesifik dan mengadakan peluncuran untuk produk
atau jasa yang baru.
2.5. Definisi dan Operasional Konsep
Untuk memudahkan penelitian, penulis akan memberikan batasan-batasan
konsep dari judul penelitian, konsep tersebut terdiri dari :
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Strategi merupakan perencanaan yang dibuat secara cermat dan
43
sistematis terhadap suatu permasalahan yang dihadapi untuk tercapainya tujuantujuan yang diinginkan.
Strategi diartikan juga sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan
terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada
47
publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.
Strategi Komunikasi Pemasaran adalah perencanaan secara cermat mengenai
kegiatan pemasar sebagai usaha untuk penyampaian pesan kepada publik terutama
konsumen sasarannya mengenai keberadaan produk di pasar agar tercapainya
tujuan-tujuan khusus yang diinginkan.
47
Sutisna, Ibid, Hal 15
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan penulis untuk penelitian ini bersifat
deskriptif, artinya penelitian yang hanya menggambarkan suatu masalah, keadaan
atau peristiwa secara obyektif, sistematis dan cermat sebagaimana adanya keadaan
yang sebenarnya terhadap obyek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam
mengungkapkan fakta mengenai keadaan yang sebenarnya yang menjadi obyek
penelitian. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat.39 Penelitian ini tidak
mencari atau menjelaskan hubungan antar variabel atau menguji suatu hipotesis.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yang diharapkan
mampu menghasilkan suatu gambaran dan uraian mendalam yang obyektif
mengenai keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti.
Pendekatan ini diambil karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari obyek yang
diteliti. Pemahaman tersebut diperoleh setelah melakukan analisis terhadap
kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik kesimpulan
berupa pemahaman umum mengenai kenyataan-kenyataan tersebut.
3.2. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan suatu metode yang tepat sesuai
dengan pokok permasalahan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi
39
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Rosdakarya, Bandung 1997
44
45
komunikasi pemasaran yang digunakan oleh STIE Jayakusuma dalam
meningkatkan Awareness untuk mendapatkan mahasiswa baru.
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan pengamatan dan penelitian
untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan adalah metode penelitian
studi kasus (case study). Metode penelitian studi kasus merupakan strategi yang
cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan How atau Why ,
peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa
yang akan diselidiki dan bila fokus penelitiannya lebih pada fenomena perguruan
tinggi saat ini (kontemporer).
40
3.1. Nara Sumber
Nara sumber yang merupakan sumber informasi dan data dalam penelitian
ilmiah ini adalah Bapak Dr. Timotius (Pembantu Ketua I), Ibu Yeni Harianto,
M.Pd (Pembantu Ketua II dan Personalia dan Kepala Marketing), Bapak Imam
Triyono, SE (Pembantu Ketua III), Bapak Cungce Sumantri, ST (Assistant Kepala
Marketing) dan Dachliana (Public Relation), dan khalayak serta dokumen yang
ada di STIE Jayakusuma, baik data mengenai latar belakang ekonomi calon
mahasiswa, sekolah asal calon mahasiswa, wilayah tempat tinggal calon
mahasiswa, calon mahasiswa dan orangtua yang menanyakan informasi, kegiatan
promosi, dan sebagainya.
3.2. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan dua macam cara yaitu :
40
Robert K. Yin, Studi Kasus (Model dan Desain), Manajemen PT. Grafindo Persada 1996
46
1.
Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari hasil
wawancara mendalam dengan nara sumber dan melakukan pengamatan pada
perusahaan yang menjadi obyek penelitian.
2.
Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
perusahaan, kepustakaan, buletin yang berkaitan langsung dengan informasi
tentang perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini. Penulis juga mempelajari dan mengambil bahan referensi dari
buku-buku serta tulisan yang berkaitan dengan masalah strategi komunikasi
pemasaran jasa pendidikan yang menjadi obyek penelitian.
3.3. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bentuk strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan dalam mempromosikan STIE Jayakusuma dan
pengembangan dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh STIE
Jayakusuma, fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Analisa faktor kunci (Key Factor Analysis)
Menganalisa tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang
(Opportunities), ancaman (Threats).
b. STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)
Menganalisa sifat pasar yang terdiri dari segmentasi pasar, target pasar dan
positioning.
47
c. Tujuan strategi komunikasi pemasaran
Menganalisa tujuan dari STIE Jayakusuma terhadap strategi komunikasi
pemasarannya.
d. Strategi komunikasi pemasaran
Menganalisa strategi-strategi yang digunakan oleh STIE Jayakusuma dakam
mengkomunikasikan pemasaran produk-produknya.
e. Pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran.
Menganalisa tentang pelaksanaan strategi komunikasi yang direncanakan oleh
STIE Jayakusuma.
3.4. Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah di baca dan diinterpretasikan berdasarkan data yang diperoleh dari
wawancara yang mendalam dengan nara sumber, pengamatan, dokumen
perusahaan, dan kepustakaan. Penelitian ini akan dijabarkan dan dideskripsikan
secara kualitatif menurut data dan fakta yang ada dengan terlebih dahulu melalui
proses pengolahan yang dilakukan oleh penulis.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengelolaan dan analisa data,
41
yaitu:
1. Penentuan
subyek
maupun
key
informan,
penelitian
menggunakan
pertimbangan snowball sampling (berkembang mengikuti informasi atau data
yang dikumpulkan) sehingga dapat melibatkan pihak di luar tempat penelitian
yang dipandang dapat mengerti dan memahami tentang obyek penelitian.
41
Burhan Bungin, Ragam Metodologis Penelitian Kualitatif , PT Raja Grafindo Persada 2003,
Jakarta, Hal. 96
48
2. Penelitian dapat menggunakan berbagai cara dalam tehnik pengumpulan data
seperti: wawancara mendalam, tehnik pengamatan langsung maupun
dokumentasi yang dapat digunakan sebagai tehnik pengumpulan data
penunjang.
3. Setelah peneliti mendapatkan data yang diperoleh dari hasil wawancara
maupun pengamatan langsung di tempat pnelitian, maka tahap berikutnya
yang akan dilakukan adalah data tersebut diproses dan dijabarkan secara
kualitatif berdasarkan tujuan penelitian yang digunakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sekilas tentang STIE Jayakusuma
STIE Jayakusuma merupakan perguruan tinggi swasta, perusahaan yang
aktivitasnya dan hidup dari memasarkan produk berupa jasa pendidikan.
Perusahaan ini berlatar belakang group perusahaan Jayakusuma yang bergerak di
bidang peti kemas dan penerbangan dengan label Evergreen, Uniglory, Maesk
dan Jayakusuma. Perguruan tinggi swasta ini terletak di Komplek Perkantoran
Delta Building Blok A32-36, Jl. Suryopranoto No.1-9
Harmoni, Jakarta Pusat.
STIE Jayakusuma didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 58/DO/1998, tanggal 3 Agustus
1998 serta Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor: 394/DIKTI/KEP/1998, tanggal 26 Oktober 1998. STIE
Jayakusuma diselenggarakan oleh Yayasan Tiga Bintang Cahaya Terang.
Seperti yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945, maka tujuan
pendidikan di STIE Jayakusuma didedikasikan guna
kehidupan bangsa
....turut mencerdaskan
.. , dan pada pelaksanaannya akan selalu berpedoman pada
tujuan pendidikan nasional, kaidah dan etika ilmu pengetahuan, serta kepentingan
masyarakat tanpa menyisihkan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.
Sebagaimana digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka tujuan
umum penyelenggaraan pendidikan STIE Jayakusuma adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas
49
50
kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta masalah yang
dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung
dalam bidang keahliannya, serta memiliki kemampuan menerapkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian dalam bidang tertentu.
2.
Menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja
yang bersifat rutin maupun tidak rutin secara mandiri, mampu melakukan
pengawasan dan bimbingan serta mempunyai keterampilan manajerial.
Selain itu, tujuan khususnya, yaitu :
1.
Memiliki nilai dan sikap mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya,
terutama dalam bidang ekonomi.
2.
Mampu beradaptasi dan mengkomunikasikan obyek profesinya dalam
konteks yang berbeda-beda.
3.
Memiliki jiwa wirausaha, menyadari bahwa profit (ukuran hasil) dan
produktivitas (ukuran proses) dari dunia usaha serta segala pekerjaan yang
dilakukannya untuk menguntungkan usaha guna kesejahteraan semua pihak.
Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi dilaksanakan STIE Jayakusuma secara bertahap dan
difokuskan
pada
pembentukan
kematangan
intelektual
bersama
dengan
kematangan kepribadian mahasiswa baik secara fisik, mental, dan spiritual.
4.1.1. Misi Perusahaan
Misi perusahaan biasanya hanya menjadi kata-kata indah dalam profil
perusahaan, namun merupakan unsur yang penting bagi suatu perusahaan. Hal ini
51
terutama akan berpengaruh penting terhadap perkembangan maupun pertumbuhan
perusahaan. Pengertian perumusan misi yang benar juga harus dipahami oleh
perusahaan agar rumusan misinya dapat mendukung perusahaan dalam melakukan
kegiatannya.
Misi perusahaan akan menjadi pusat pengambilan keputusan perusahaan,
terutama
yang
berkaitan
dengan
strategi
pemasaran.
Menentukan
dan
mengimplementasikan misi memerlukan komitmen yang kuat dari semua lapisan
pendukung kegiatan perusahaan terutama dari para pimpinan perusahaan. Misi
harus menjadi panduan bagi mereka dalam menentukan rencana-rencana
perusahaan dan mengkomunikasikan filosofi perusahaan kepada khalayak/publik.
Misi dari penyelenggaraan pendidikan tinggi di STIE Jayakusuma adalah:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kualitas
intelektual
dalam
kemampuan
akademik,
keterampilan,
profesional,
pengetahuan dan wawasan serta sikap yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan
kesenian secara langsung
2. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan kesenian serta
mengupayakan penerapannya untuk meningkatkan kualitas taraf hidup
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional serta kehidupan global di
masa depan.
3. Mendidik dan membimbing kualitas mahasiswa menjadi pemimpin-pemimpin
bisnis serta pengusuha-pengusaha global masa depan yang berkarakter budi
pekerti luhur, serta memperhatikan pengembangan pembangunan lingkungan
masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya.
52
4.1.2. Visi Perusahaan
Visi sebuah perusahaan adalah fungsi peran berjalan ketika misinya berlaku.
Visi dari STIE Jayakusuma sebagai institusi pendidikan adalah:
Menjadi barometer pendidikan tinggi di Indonesia dengan menjadi suatu sekolah
yang mempunyai ciri khas dan berkelas, bukan hanya melahirkan lulusan yang
pintar, namun yang terpenting juga harus menjadi manusia yang berbudi luhur .
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka kurikulum jurusan-jurusan
berpedoman pada ketentuan Kurikulum Nasional yang disusun oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dengan tambahan
kurikulum lokal yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan kompetensi dibidang masing-masing.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur perusahaan merupakan susunan kepemimpinan suatu perusahaan
yang menerangkan secara jelas wewenang, tugas dan kewajiban dari masingmasing bagian, baik dari pimpinan tertinggi sebagai pemegang kendali kebijakan
dari aktivitas perusahaan, sampai dengan para staf sebagai penggerak dari
rencana-rencana dan strategi yang telah disusun sedemikian rupa guna pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
STIE Jayakusuma sebagai anak perusahaan dari Jayakusuma Grup dan berada
di bawah naungan yayasan Tiga Bintang Cahaya Terang dipimpin oleh seorang
Ketua dan dibantu oleh tiga orang Pembantu Ketua (Puket) dalam operasionalnya.
Struktur organisasi yang berlaku pada perguruan tinggi STIE Jayakusuma
adalah sebagai berikut:
53
Terlampir struktur organisasi perusahaan di STIE Jayakusuma: 4.1.1
Yayasan
Dewan
Penyantun
Senat
STIE
Ketua
Sekretaris
Puket II
Bidang
Keuangan & Personalia
Puket I
Bidang
Akademik
Kepala
Administrasi
Akademik
Sekretariat
Kepala
Laboratorium
Ketua
Jurusan
Kasir
Accounting
Kepala
Rumah Tangga
Keamanan
Kebersihan
Puket III
Bidang
Kemahasiswaan
Alumni
&
Kemahasiswaan
Senat
Mahasiswa
54
Dewan Pengurus (yayasan) STIE Jayakusuma adalah sebagai berikut: Ketua
yayasan dan merupakan pemilik tunggal dari STIE Jayakusuma adalah Bapak
Gunadi Widjaja yang di dampingi oleh Bapak Ir. Yan Dharma sebagai Wakil
Ketua Yayasan dan Ibu Liesje Widjaja sebagai Bendaharanya.
Sedangkan Dewan Pimpinan STIE Jayakusuma yakni: Dewan Penyantun
adalah Prof. Wahjudi Prakarsa, PhD; Ketua dijabat oleh Prof. Azhar Kasim,
MPA; Pembantu Ketua Bidang Akademik adalah Dr. Timotius, Ak; Pembantu
Ketua Bidang Personalia dan Keuangan adalah Yeni Harianto, M.Pd dan
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan adalah Imam Triyono, SE.
Secara struktural, Pembantu Ketua I (Bidang Akademik), Pembantu ketua II
(Bidang
Keuangan
dan
Personalia)
dan
Pembantu
ketua
III (Bidang
kemahasiswaan) membawahi semua jabatan yang ada di divisinya masingmasing.
Pembantu Ketua I membawahi bagian Administrasi Akademik, bagian
Laboratorium (komputer dan bahasa), Ketua Jurusan (Akuntansi dan Manajemen),
dan bagian Perpustakaan. Pembantu Ketua I bertanggung jawab untuk mengatur
dan mengawasi pelaksanaan kegiatan perkuliahan, termasuk diantaranya adalah
42
penyeleksian para pengajar, penggunaan silabus pengajaran, jadwal perkuliahan
dan ujian, penyusunan kurikulum dan semua hal yang berhubungan dengan
kegiatan akademik. Dalam pelaksanaannya Pembantu Ketua I dibantu oleh Kepala
administrasi Akademik, Kepala Bagian Laboratorium (komputer, bahasa dan
statistik), Ketua Jurusan dan Kepala Bagian Perpustakaan.
42
Silabus adalah satuan acara perkuliahan yang berisi materi-materi yang akan dibahas selama
satu semester pengajaran.
55
Pembantu Ketua II membawahi bagian Accounting, Kasir dan bagian rumah
tangga. Pembantu Ketua II bertanggung jawab untuk mengatur arus keluar
masuknya keuangan perusahaan dan kepegawaian. Selain itu, Puket II sebagai
Kepala Bagian Pemasaran yang dibantu oleh kepala Lab. Komputer sebagai
asisten bagian pemasaran.
Pembantu Ketua III membawahi alumni dan kemahasiswaan serta senat
mahasiswa. Pembantu Ketua III bertanggung jawab mengkoordinir kegiatan
kemahasiswaan dan mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya di STIE
Jayakusuma (alumni). Kegiatan kemahasiswaan tersebut, diantaranya: kegiatan
ekstrakulikuler mahasiswa, senat mahasiswa, pengamalan Tri Dharma Perguruan
Tinggi terutama kepada masyarakat dan lain sebagainya.
4.2. Hasil Penelitian
Pada Bab IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian berupa strategi
komunikasi pemasaran STIE Jayakusuma dalam meningkatkan awareness untuk
periode Oktober 2006 sampai dengan Agustus 2007. Seperti halnya yang telah
dijelaskan pada Bab III bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu indepth interview atau wawancara yang mendalam,
wawancara tersebut ditujukan kepada nara sumber STIE Jayakusuma yang
berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
perguruan tinggi tersebut adalah Ibu Yeni Harianto, M.Pd selaku Kepala bagian
Pemasaran STIE Jayakusuma, Bapak Dr. Timotius selaku pembantu Ketua I,
Bidang Akademik dan Bapak Imam Triyono, SE selaku Pembantu ketua II,
Bidang Kemahasiswaan. Penulis tak kalah pentingnya juga melakukan indepth
56
interview dengan Bapak Cungce Sumantri C., ST selaku Asisten Kepala bagian
Marketing STIE Jayaksuma. Hasil penelitian ini akan dijabarkan secara sistematis
dengan mempresentasikan dan menguraikan setiap kategori yang ada di dalam
fokus penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:
4.2.1 Analisa Faktor Kunci (Key Faktor Analyst) STIE Jayakusuma
Untuk menentukan tujuan usaha yang nyata sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan dan diharapkan lebih mudah tercapai, seperti halnya yang harus
dilakukan oleh STIE Jayakusuma dalam mempromosikan dan meningkatkan
awareness lembaga pendidikannya harus membuat strategi-strategi yang jitu
untuk membidik pangsa pasarnya salah satunya dengan strategi komunikasi dalam
pemasaran. Untuk menentukan strategi-strategi tersebut diperlukan Analisa faktor
kunci (Key Factor Analysis) guna menganalisa mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman (SWOT) daripada produk yang ditawarkan kepada
masyarakat.
Dari hasil analisa penulis dan berdasarkan hasil wawancara dengan nara
sumber STIE Jayakusuma diketahui bahwa kekuatan dari perguruan tinggi ini
adalah kualitas pengajar yang tidak kalah bersaing dengan perguruan tinggi lain
yang lebih ternama, materi pengajaran yang berbobot, sistem pengajaran yang
sistematis dan ditambah lagi dengan biaya pendidikan yang terjangkau
dibandingkan perguruan tinggi swasta lainnya yang setara kualitas dan fasilitas
pengajarannya. Selain itu, sistem pemberian beasiswa yang mudah dan besarnya
beasiswa yang diberikan bagi mahasiswa yang memiliki IPK lebih dari atau sama
dengan 3,51. Menurut mahasiswa sendiri mengenai STIE Jayakusuma, ia telah
membuktikan atau merasakan bahwa apa yang disampaikan pada waktu promosi
57
ke sekolahnya benar adanya mengenai apa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi
ini yaitu biaya pendidikan yang terjangkau dengan kualitas pendidikan yang dapat
bersaing dengan perguruan tinggi lain yang lebih besar dan terkenal.
Biaya kuliah di STIE Jayakusuma relatif terjangkau oleh masyarakat terutama
bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah karena perguruan tinggi ini tidak
memungut biaya gedung dalam biaya pendidikannya. Gedung dan fasilitas lainnya
telah disediakan oleh Jayakusuma Group dengan yayasannya Tiga Bintang
Cahaya Terang. Bahkan biaya pendidikan tersebut dapat dicicil/diangsur sebanyak
4 (empat) kali dalam satu semester. Mengenai sistem pemberian beasiswa sangat
mudah dan sangat menarik. Beasiswa yang diberikan sebesar 50% dan 100% dari
biaya pendidikan per semesternya bagi mahasiswa yang mempunyai prestasi
akademik berupa IPK sebesar 3,51 4,00.
Mengenai kualitas pendidikan yang terdiri dari staf pengajar, materi pengajaran
dan sistem pengajaran; perguruan tingi ini berkiblat pada apa yang berlaku di
43
UI , namun tentunya adanya penyesuaian dengan kondisi yang ada pada
perguruan tinggi ini sendiri. Mayoritas pengajar di STIE Jayakusuma adalah staf
pengajar dan mereka yang lulusan UI terutama Fakultas Ekonominya baik pada
program Strata satu, Magister maupun program Doktor.
Dipasaran tidak ada suatu produk yang tidak mempunyai kelemahan, begitu
juga dengan STIE Jayakusuma. diketahui bahwa yang menjadi kelemahan dari
STIE Jayakusuma adalah kondisi kampus yang berada di komplek perkantoran
berbentuk ruko dan fasilitas gedung yang tidak memadai untuk penyelenggaraan
suatu perguruan tinggi yang berkualitas bila dilihat dari kebutuhan pada saat ini
43
UI adalah sebuah universitas Negeri ternama di Indonesia yakni Universitas Indonesia yang
berlokasi di Salemba dan Depok.
58
yang seharusnya update44 untuk menunjang kegiatan perkuliahan dan
kemahasiswaan, seperti laboratorium akuntansi yang memadai, kelas yang ok buat
pelaksanaan perkuliahan, lapangan olahraga, aula dan tempat kumpul-kumpul
mahasiswa; dan terbatasnya budget promosi yang disediakan oleh pihak yayasan.
Namun pihak yayasan dan pemimpin STIE Jayakusuma optimis melihat
peluang pasar pendidikan untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah masih
merupakan pasar yang menarik ditambah lagi biaya pendidikan yang semakin hari
semakin tinggi, sedangkan STIE Jayakusuma menawarkan produk jasa
pendidikan yang tidak kalah berkualitas mutu pendidikan dengan harga relatif
terjangkau dibandingkan perguruan tinggi swasta lainnya yang memasang tarif
biaya pendidikan yang sudah melambung tinggi. Memberikan kesempatan bagi
siswa berprestasi akademik tinggi untuk memperoleh pendidikan yang baik.
Selain itu, para karyawan swasta yang lokasi kantornya berada dekat dengan
lokasi perguruan tinggi ini yang ingin melanjutkan pendidikan untuk menunjang
karir mereka di kantor yang kemungkinan besar akan menaikan level gaji dan
posisi merupakan peluang bagi STIE Jayakusuma untuk menawarkan programprogram studi yang dimilikinya. Masih tingginya kebutuhan profesional di bidang
ekonomi khususnya untuk lulusan akuntansi dan manajemen pemasaran di pasar
bursa kerja, juga dapat dilihat sebagai peluang untuk pemasaran STIE
Jayakusuma.
Semakin banyaknya perguruan-perguruan tinggi swasta yang menawarkan
kelengkapan dan kemodernan fasilitas merupakan ancaman atau hambatan bagi
STIE Jayakusuma, diketahui bahwa persaingan antar perguruan tinggi dalam
44
Membuat sesuatu lebih modern atau mengganti bagian yang lama dengan bagian yang baru.
(Oxford Dictionary, fifth edition, Oxford University Press)
59
menarik minat calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi swasta
sangatlah ketat, berbagai kegiatan promosi dilakukan dan tidak kalah pentingnya
kondisi perguruan tinggi tersebut dengan selalu melengkapi fasilitas dan prasarana
yang modern dan mengikuti kemajuan informasi untuk menunjang kegiatan
perkuliahan guna memenuhi keinginan pasar tenaga kerja. Hubungan baik yang
terjalin antar perguruan tinggi dengan sekolah-sekolah menengah lanjutan atas
yakni jika sekian persen dari jumlah siswa kelas tiga yang lulus dapat ditransfer
ke perguruan tinggi yang bersangkutan, maka perguruan tinggi tersebut akan
memberikan imbal jasa berupa penyediaan keperluan administrasi sekolah,
kebutuhan laboratorium sekolah dan bahkan pemberian materi yang besarnya
bervariasi per siswanya. Pesaing head to head dari STIE Jayakusuma menurut
penjelasan Ibu Yeni adalah STIE Bunda Mulia dan BSI (Bina Sarana
Informatika).
4.2.2 Tujuan Promosi dan Positioning (Promotion Objectives and Positioning)
STIE Jayakusuma menentukan segmentasi pasar yang akan dituju dengan
mengelompokkannya
berdasarkan
geografis,
demografis
dan
psikografis.
Berdasarkan faktor geografis, segmen pasar dari STIE Jayakusuma adalah
masyarakat yang berdomisili di wilayah Jakarta, khususnya Jakarta Pusat dan
Jakarta Barat. Sedangkan faktor demografisnya adalah masyarakat menengah ke
bawah, usia minimal 18 tahun, lulusan sekolah menengah ke atas atau sederajat.
Faktor lainnya yakni psikografis adalah siswa/i lulusan sekolah menengah atas
yang memiliki prestasi akademik yang tinggi tetapi kurang dari segi ekonomi,
60
masyarakat dengan pendapatan kurang dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)
sampai dengan Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).
4.2.2.1. Profil Calon mahasiswa STIE Jayakusuma
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim pemasaran STIE
Jayakusuma pada tahun 2007, jumlah calon mahasiswa STIE Jayakusuma
diketahui mengalami peningkatan rata-rata sebesar 19% setiap tahunnya,
sedangkan jumlah mahasiswanya mengalami kenaikan sebesar 14,29% setiap
tahunnya dengan komposisi persentase 45% laki-laki dan 55% perempuan. Hasil
penelitian ini diolah berdasarkan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dan
masuk ke STIE Jayakusuma yang terkumpul dalam data base perguruan tinggi ini
sebanyak 268 data untuk periode Oktober 2006 hingga Agustus 2007. Dari hasil
penelitian ini juga diketahui latar belakang pendidikan dari calon mahasiswa STIE
Jayakusuma lebih banyak didominasi oleh mereka dengan latar pendidikan
Sekolah Menengah Umum (SMU) yang lebih banyak berasal dari sekolah-sekolah
swasta sekitar daerah Jakarta Barat.
Karakteristik pangsa sasaran STIE Jayakusuma adalah mereka yang berusia
minimal 18 tahun dengan status sosial ekonomi (SSE) CD. Bagian pemasaran
menggunakan ukuran income keluarga calon mahasiswa setiap bulannya untuk
mengkategorikan tingkatan status sosial ekononomi. SSE A ( 2.500.000), B
(2.000.001-2.500.000), C (1.500.001-1.000.000) dan D ( 1.000.000). Melalui
hasil analisa penulis, pengeluaran rata-rata perbulan keluarga calon mahasiswa
STIE Jayakusuma adalah
1.000.000
1.500.000 rupiah per bulannya. Alokasi
61
pengeluaran biaya per bulannya ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Mengenai tahun kelulusan pendidikan calon mahasiswa STIE Jayakusuma
adalah siswa yang baru menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah atas
pada tahun akademik tersebut. Kalaupun ada lulusan di tahun-tahun sebelumnya
persentasenya tidak besar jumlahnya. Mereka pun kebanyakan bekerja terlebih
dahulu setelah lulus sekolah menengah atas baru kemudian meneruskan
pendidikan ke perguruan tinggi dan tidak sedikit juga jumlah calon mahasiswa
yang telah bekerja karena calon mahasiswa tersebut berniat untuk kuliah sambil
bekerja. Persentase tahun kelulusan diketahui 85% tahun 2007, 30% tahun 2006,
12% tahun 2005 dan 21% tahun di bawah 2005. Sedangkan, untuk tempat tinggal
lebih banyak calon mahasiswa yang masih tinggal dengan orang tua. Hal ini
menurut bagian pemasaran, menyebabkan calon mahasiswa rata-rata masih
dipengaruhi oleh orangtua untuk memilih suatu perguruan tinggi dan jurusan yang
merupakan kelanjutan pendidikan lulusan sekolah menengah atas tersebut ke
jenjang yang lebih tinggi. Daerah tempat tinggal diketahui pula 78% tinggal di
daerah Jakarta Barat, 46% tinggal di daerah Jakarta Pusat, 45% daerah Jakarta
Utara dan 22% tinggal di daerah sekitar Jakarta Timur, Jakarta Selatan,
Tangerang, Bekasi dan lain-lain.
62
Tabel 4.1
Prosentase mahasiswa STIE Jayakusuma berdasarkan daerah tempat tinggal
Sumber: Data marketing 2007
Daerah Tempat Tinggal
Lain-Lain, 1
Bekasi, 2
Tangerang, 10
Jakarta Pusat,
46
Jakarta Utara,
45
Jakarta Timur, Jakarta
5
Selatan, 4
Jakarta Barat,
78
Dari survei profil dan karakteristik calon mahasiswa STIE Jayakusuma
diketahui bahwa secara khusus mereka adalah masyarakat dari kalangan
menengah ke bawah, nilai akademik yang tinggi, pekerjaan orangtua yang
mayoritas adalah pedagang, berlatar budaya chinese, mempunyai semangat untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, gaya hidup yang sederhana dan
masih bergantung pada orang tua atau orang terdekat di dalam pengambilan
keputusan.
4.2.2.2. Program Studi dan Waktu Kuliah
STIE Jayakusuma, dari namanya saja masyarakat telah mengetahui bahwa
perguruan tinggi swasta ini merupakan Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi yang
berkonsentrasi mengajarkan ilmu-ilmu ekonomi di antaranya Akuntansi dan
Manajemen.
63
Pada awal berdirinya, STIE Jayakusuma memiliki empat jurusan pendidikan
dalam pengembangan ilmu ekonomi yakni: Strata satu (S1) jurusan Akuntansi,
Strata satu (S1) jurusan Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Pemasaran,
Diploma tiga (D3) jurusan Perbankan dan Diploma tiga (D3) jurusan Perpajakan.
Namun dengan kondisi dan trend pendidikan yang berubah-ubah mengikuti
perkembangan pasar bisnis kerja, maka jurusan Perbankan dan Jurusan
Perpajakan ditiadakan, selain dengan alasan sedikit peminatan calon mahasiswa
pada kedua jurusan tersebut.
Program perkuliahan di STIE Jayakusuma ditekankan pada kemampuan
analisis, keterampilan penerapan konsep, tehnik dan model sebagai alat
pengambilan
keputusan
sesuai
dengan
jurusan
masing-masing
umtuk
mengembangkan potensi pribadi mahasiswa tersebut di masa depan. Guna
memperluas wawasan pengetahuan peserta didik diselenggarakan kuliah umum
yang diberikan oleh para praktisi bisnis dan para pakar yang relevan dengan
program perkuliahan di STIE Jayakusuma.
Perkuliahan dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat dengan
pilihan waktu kuliah kelas pagi (09.00
16.00) dan kelas sore (17.00
22.00).
Kelas pagi mahasiswanya mayoritas adalah siswa yang lulus sekolah menengah
atas langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sedangkan kelas sore
mahasiswanya
mayoritas
adalah
pekerja/karyawan
yang
berkeinginan
memperoleh ijasah S1 yang akan digunakan untuk menunjang karir mereka di
perusahaan, dan mereka yang lulus sekolah menengah atas yang berniat kuliah
sambil bekerja.
64
Sistem perkuliahan yang diterapkan oleh STIE Jayakusuma adalah sistem
semi paket, di mana beban studi per mata kuliah tetap menerapkan sistem kredit
semester (SKS), namun penentuan mata kuliah yang akan diambil dalam satu
semester pengajaran telah ditetapkan secara paket. Sistem ini tidak membuat
mahasiswa yang memiliki nilai akademik atau indeks prestasi kumulatif (IPK)
yang tinggi tidak dapat menyelesaikan kuliah dengan cepat yakni 3,5 tahun karena
bagi mereka yang memiliki IPK di atas 3 dapat mengambil sks lebih dari sks
seharusnya maksimum 24 sks, dengan catatan waktu mata kuliah yang satu tidak
mengganggu mata kuliah lainnya.
Untuk jurusan Akuntansi beban sistem kredit semester (SKS) sebanyak 149
sks dan jurusan Manajemen sebesar 145 sks dengan waktu studi 3,5 tahun sampai
dengan 7 tahun.
Pilihan program studi sasaran pasar STIE Jayakusuma menurut formulir
pendaftaran adalah 59% program studi akuntansi dan 41% program studi
manajemen dengan waktu kuliah pagi dan sore hari. Hal ini disebabkan oleh calon
mahasiswa yang memilih program studi akuntansi adalah mereka yang telah
bekerja dan berniat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
untuk menunjang karir mereka di tempat mereka bekerja. Area pekerjaan lebih
didominasi di bidang penjualan dan finance/perbankan.
Setelah segmentasi difokuskan, maka proses selanjutnya adalah targeting
yaitu memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Yeni Harianto, beliau menjelaskan target pasar yang diinginkan oleh
STIE Jayakusuma adalah siswa/i sekolah lanjutan atas yang telah lulus ujian dan
65
karyawan yang lokasi kantornya tidak jauh dari kampus ini dan ingin melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Tahapan terakhir dari analisis pasar adalah mempelajari positioning, baik
produk yang telah dimiliki dan tersebar di pasar serta produk-produk pesaing.
Dalam analisis positioning pasar ini seperti yang dijelaskan oleh Bapak Cungce
bahwa Positioning dari STIE Jayakusuma adalah salah satu perguruan tinggi
swasta yang mempunyai mutu dan kualitas tidak kalah dengan perguruan tinggi
swasta lainnya walaupun dengan keterbatasan kondisi sarana dan prasarana yang
ada serta dengan minimnya biaya perkuliahan yang dibebankan kepada
mahasiswa.
Penulis menganalisa bahwa STIE Jayakusuma menempatkan posisi sebagai
perguruan tinggi swasta yang bermain di kalangan masyarakat menengah ke
bawah dan mengutamakan pendidikan yang tidak hanya dalam hal akademik
namun bermoral tinggi dengan beban biaya pendidikan yang minim. Hal ini
ditekankan oleh pendiri dari STIE Jayakusuma yang bercita-cita untuk
menjadikan lulusan perguruan tinggi ini tidak hanya pintar, melainkan juga
berbudi luhur dan bermoral yang terlihat dari tagline atau moto STIE Jayakusuma,
yakni Your Future Quality is Our Concern .
Tujuan dari keseluruhan kegiatan promosi yang dilakukan oleh bagian
marketing STIE Jayakusuma adalah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya
kepada siswa/i sekolah menengah lanjutan atas mengenai perguruan tinggi ini dan
meningkatkan kesadaran target pasar akan kampus ini dengan membuat programprogram promosi yang menarik sehingga dapat meningkatkan jumlah calon
mahasiswa.
66
4.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi merupakan rencana yang cermat dan sistematis mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Strategi komunikasi pemasaran merupakan
rencana yang disusun sedemikian rupa untuk tercapainya tujuan promosi dan
penempatan positioning suatu perusahaan atau produk. Hal ini juga berlaku bagi
perguruan tinggi, yang mana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan jasa berupa pendidikan.
Lembaga pendidikan hendaknya mengetahui apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dalam pendidikan, kemudian mempertimbangkan apakah mereka
memiliki sumber daya dan minat untuk menyediakan program yang diinginkan
tersebut, selain mempertimbangkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
khalayak.
Kegiatan komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif dapat meningkatkan
awareness perguruan tinggi ini di benak khalayak sehingga berpengaruh dalam
meningkatkan jumlah mahasiswa baru.
Kegiatan komunikasi pemasaran
dilakukan melalui aktifitas advertising, sales promotion, personal selling,
publicity dan direct response. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Cungce Sumantri Cahyadinata, ST., STIE Jayakusuma lebih banyak melakukan
pendekatan secara personal kepada calon mahasiswa dengan mengadakan
presentasi-presentasi dan kunjungan ke kampus, sehingga calon mahasiswa
tersebut aware akan keberadaan kampus ini. Presentasi dilakukan ke sekolahsekolah yang merupakan target sasaran untuk merekrut siswa sekolah tersebut
menjadi berminat dan melanjutkan pendidikan ke STIE Jayakusuma. Selain itu
promosi yang dilakukan adalah bagi pendaftar yang membawa guntingan iklan
67
STIE Jayakusuma di media cetak mendapat gratis formulir pendaftaran, begitu
juga bagi siswa yang memiliki nilai rata-rata akademiknya tinggi di sekolahnya
dapat mendaftar melalui jalur PMDK45.
Dalam melaksanakan kegiatan strategi komunikasi pemasaran ini, jasa yang
dipasarkan harus dapat diperhitungkan dengan teliti dalam menentukan segmen
yang dituju dan jumlah target siswa yang akan di peroleh. Untuk keberhasilan
sebuah lembaga dalam jangka panjang, maka lembaga tersebut harus menciptakan
pelayanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggannya.
Pada tahun akademik 2006/2007, STIE Jayakusuma dalam kegiatan
marketing periode Oktober 2006 sampai dengan Agustus 2007 menargetkan
memperoleh mahasiswa baru sebanyak 200 orang. Untuk mencapai target tersebut
seperti kegiatan marketing sebelumnya, bagian marketing telah menyusun
berbagai rencana diantaranya: memasang iklan di media cetak, presentasi ke
sekolah-sekolah yang telah menjadi target, mengikuti pameran pendidikan, turut
serta dalam buku tahunan siswa SMU/K, penyebaran brosur, pengadaan LIB-Man
dan kegiatan promosi lainnya untuk mendukung pemasaran guna pencapaian
target tersebut.
4.2.4 Communication Mix (Bauran Promosi)
Penyampaian pesan merupakan inti dari proses komunikasi, agar pesan yang
disampaikan dapat mengena sesuai tujuan yang telah ditentukan maka diperlukan
materi yang mudah ditangkap dan dimengerti oleh khalayaknya. Dalam
pembuatan materi pesan baik itu untuk iklan, presentasi dan materi promosi
45
PMDK singkatan dari Penelusuran Minat Dan Bakat (siswa berprestasi secara akademik yang
dapat dilihat dari ranking dan nilai rata-rata di raportnya).
68
lainnya, STIE Jayakusuma tidak memberikan kepada agensi karena yayasan tidak
memberikan budget untuk hal ini. Dengan kata lain, materi promosi dikerjakan
oleh bagian marketing sendiri. Bapak Cungce selaku Asisten Kepala Marketing
yang selama ini membuat materi promosi tersebut. Materi dibuat semenarik
mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami oleh khalayaknya (=siswa/i
SMU/K dan orang tua), warna yang menarik untuk dilihat dan informasi
selengkap serta sejelas mungkin, namun tetap disesuaikan dengan tempat di mana
pesan tersebut dan bentuk medianya. Materi promosi tersebut dibuat dalam bentuk
brosur, pamflet, spanduk dan flyer.
Kegiatan strategi komunikasi pemasaran dalam rangka penyampaian pesan
berupa informasi yang tujuannya guna memenuhi target calon mahasiswa, STIE
Jayakusuma memiliki strategi yang jitu dalam bauran promosinya, antara lain:
melakukan promosi dengan memasang iklan di media cetak melalui Kompas,
Seputar Indonesia, Daily News (surat kabar berbahasa Mandarin) dan buku Go
To Campus ; dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Iklan STIE Jayakusuma di media cetak
Sumber: Data marketing 2007
Nama Media
Surat Kabar Daily News
Surat Kabar Kompas
Surat Kabar Seputar Indonesia
Buku Go To Campus
Tanggal Tayang
Terbit
19 Juni 2007
17 Juli 2007
19 Juni 6 Agustus 2007
9 Agustus 2 September 2007
Februari 2007
1X
1X
24 X
24 X
1X
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh penulis, STIE Jayakusuma
juga turut serta dalam pameran-pameran pendidikan dan menjalin kerjasama
69
dengan sekolah menengah atas dalam hal memberikan training untuk staf
pengajar. Pelaksanaan dari kegiatan tersebut:
1. Bursa Pendidikan
STIE Jayakusuma turut serta dalam pameran pendidikan yang diselenggarakan
oleh sekolah-sekolah menengah atas dan kegiatan bazaar di Gereja Jembatan
Lima seperti pada tabel 4.3:
Tabel 4.3
Pameran Pendidikan
Sumber: Data marketing
Tempat
SMAK Ketapang
SMA Tri Ratna
SMAN 2 Jakarta
Gereja Jembatan Lima
Season City
Waktu
13 Oktober 2006
25 November 2006
02 Desember 2006
24 Maret 2007
21 April 2007
2. Program Training untuk Staf Pengajar SMK Triratna dengan materi Akuntansi
Komputer yang dilaksanakan pada tanggal 14 - 16 Maret 2007.
3. Program LibMan (Liburan Manfaat) yang diadakan untuk siswa sekolah
menengah atas, baik kelas 1, 2 dan 3. Materi yang diajarkan adalah Akuntansi
Komputer, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Animasi 3D dan Desain Grafis.
Pengajar untuk program ini adalah dosen-dosen yang mengajar di STIE
Jayakusuma dengan waktu yang disesuaikan dengan siswa yang berminat dan
hanya membutuhkan biaya sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per
siswa sebagai pengganti fotokopi materi dan sertifikat.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh STIE Jayakusuma seperti penjelasan
dari Bapak Cungce dengan mengadakan presentasi ke sekolah-sekolah menengah
atas baik kejuruan maupun umum serta ke vihara-vihara. Pada kegiatan ini, tim
70
marketing melakukan lobi-lobi terlebih dahulu kepada pihak sekolah (Kepala
sekolah atau guru BP) yang merupakan sasaran target yang mana siswa-siswinya
merupakan target pasarnya. Jika proses lobi telah berhasil, kemudian membuat
jadwal presentasi yang disesuaikan dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah
atau kegiatan di Vihara. Pada saat presentasi, tim marketing tersebut membagibagikan brosur dan menggunakan multimedia. Selain itu
juga memberikan
souvenir kepada siswa/i dan kepada sekolah atau vihara yang telah
memperbolehkan dilaksanakannya presentasi di tempat tersebut, diberikan
souvenir berupa kalender dan jam dinding serta paper bag yang mana terdapat
informasi lokasi dan nomor telepon serta logo dari perguruan tinggi ini.
Sekolah-sekolah menengah lanjutan atas baik umum maupun kejuruan yang
menjadi target pasar pemasaran STIE Jayakusuma adalah sekolah-sekolah yang
berada sekitar lokasi kampus perguruan tinggi ini, yakni: wilayah Jakarta Barat
dan Jakarta Pusat. Sedangkan sekolah-sekolah yang berada di luar target pasar
merupakan second target seperti: wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta
Utara, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor dan daerah di luar pulau Jawa.
Menurut data yang diperoleh penulis, STIE Jayakusuma melaksanakan
presentasi ke Vihara-vihara sebab diantara Dewan Penyantun perguruan tinggi ini
adalah seorang Biksuni yakni Y.A. Sri Pannavaro Mahanayaka dan Y.A. Bhante
Aryamaitri Sthavira Thera. Selain itu, ternyata banyak etnis Tionghoa yang
hidupnya menengah ke bawah oleh karena itu pihak yayasan Tiga Bintang Cahaya
Terang memperhatikan dan berusaha membantu mereka. Masalah ini bukan
berarti STIE Jayakusuma merupakan perguruan tinggi berlandaskan agama
Budha, perguruan tinggi ini bersifat umum; namun mayoritas mahasiswanya
71
adalah etnis Tionghoa karena berada di tidak jauh dari daerah Pecinan yakni
diantaranya Glodok, Mangga Besar, Pinangsia dan Kota.
Bagian marketing untuk program penerimaan mahasiswa baru tahun akademik
2006/2007 menargetkan melaksanakan presentasi di 70 (tujuh puluh) sekolah
menengah lanjutan atas dan 25 Vihara yang berada di wilayah Jabodetabek.
Apabila sekolah-sekolah dan Vihara tersebut tidak memperkenankan kami untuk
mengadakan presentasi, tim marketing menitipkan brosur untuk dibagikan dan
poster untuk dipasang.
Kegiatan promosi lainnya adalah memperlihatkan lokasi dan sarana serta
fasilitas dari kampus ini, dengan mengundang siswa/siswi sekolah menengah
lanjutan atas, para guru dan kepala sekolah dalam acara atau kegiatan seminarseminar dan tentunya dengan tema yang menarik secara gratis, tanpa dipungut
biaya sedangkan materi dan konsumsi sangat tersedia termasuk uang transport.
. Pembicara pada seminar tersebut puni memilih tokoh-tokoh yang ahli
dibidangnya dan cukup dikenal oleh masyarakat luas, seperti: Bapak Faisal Basri,
Bapak Prof. Dr. Wahjudi Prakarsa, Bapak Arief Rahman, Boyke dan Nurul Arifin.
Pada kegiatan seminar tersebut, di akhir acara team marketing menyelipkan
informasi mengenai STIE Jayakusuma dan mengadakan semacam touring
kampus.
Kegiatan public relation di STIE Jayakusuma seperti di jelaskan oleh Ibu
Dachliana selaku PR STIE Jayakusuma bahwa bentuk komunikasi ini belum
berjalan sesuai konsep dari teori PR yang berlaku, namun hingga saat ini
mendekati bentuk-bentuk ke arah sana. Pada kegiatan PR, STIE Jayakusuma
selalu menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pihak sekolah-sekolah
72
terutama sekolah yang mana siswa/i nya merupakan target pasarnya.. Bentuk
kerjasama ini seperti: Win-win Solution, Student Get Student (SGS), bazaar di
kampus yang diadakan setiap tahunnya menjelang hari kemerdekaan dan turut
serta dalam sponsorship buku tahunan SMU/K dan kegiatan mahasiswa. Selain
kegiatan tersebut, perguruan tinggi ini pun menjalin kerjasama dengan pihak
sekitar lingkungan kampus yang mana merupakan komplek perkantoran.
Mahasiswa turut serta berpartisipasi dalam program kegiatan marketing dalam
rangka mempromosikan STIE Jayakusuma, hal ini dapat dilihat dari kegiatan
perkuliahan, pemasaran mouth to mouth, mengadakan diskusi antar mahasiswa,
turut serta dalam kompetisi seni dan olahraga yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi lain maupun sekolah menengah lanjutan atas dan lain
sebagainya. Dalam program SGS mahasiswa sangat antusias sekali, walaupun di
dasari oleh keinginan memperoleh reward-nya, karena dalam program ini bagi
mahasiswa yang dapat membawa teman, kerabat atau orang lain yang terdaftar
sebagai mahasiswa STIE Jayakusuma diberikan potongan biaya kuliah sebesar
Rp.150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) per orang.
STIE Jayakusuma menjalin hubungan baik dengan staf pengajar yang
mayoritas adalah praktisi dari beberapa perusahaan untuk membantu memberikan
kesempatan mahasiswa dan alumni STIE Jayakusuma magang atau memperoleh
pekerjaan di tempat mereka, sehingga setidaknya dapat membantu kehidupan
perekonomian dan membantu biaya pendidikan mahasiswa.
Kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran yang tersusun dalam marketing
plan STIE Jayakusuma memberikan hasil yang positif, masyarakat yang berada di
sekitar kampus, sekolah-sekolah dan beberapa perusahaan telah mengenal dan
73
sedikit aware pada kampus ini. Jika masyarakat sekitar ditanya mengenai STIE
Jayakusuma, hal yang terbersit adalah kampus yang berada di daerah Harmoni
dengan gedung warna hijau.
4.2.5 Anggaran Komunikasi (Communication Budget)
Pemasukan atau pendapatan yang diperoleh STIE Jayakusuma berasal dari
yayasan Tiga Bintang Cahaya Terang sebagai pengelola perguruan tinggi ini,
Dewan Penyantun dan beberapa yayasan sosial baik itu dari gereja, vihara
maupun yayasan individu serta dari biaya kuliah yang dibayarkan oleh
mahasiswa.
Penulis mengamati bahwa anggaran kegiatan komunikasi pemasaran, di STIE
Jayakusuma disebut dengan istilah anggaran marketing disusun berdasarkan
estimasi biaya dari masing-masing aktivitas promosi oleh bagian marketing dan
kemudian diajukan ke yayasan sebagai pendana kegiatan STIE Jayakusuma.
Selama ini dana yang diberikan oleh yayasan Tiga Bintang Cahaya Terang sangat
minim ( Rp.130.000.000,-), oleh karena itu bagian marketing harus mempunyai
strategi yang jitu agar hasil yang diperoleh tdak meleset dari harapan. Setiap
penawaran pemasangan iklan dan biaya pembuatan brosur, flyer, spanduk dan
billboard; bagian marketing selalu membuat perbandingan sebanyak 3 (tiga)
perusahaan terlebih dahulu untuk mencari perusahaan mana yang menawarkan
harga lebih murah namun memberikan kualitas baik.
74
4.3. Pembahasan
Setelah melalui proses wawancara dengan para nara sumber, pengumpulan
dokumen-dokumen yang berkaitan langsung dengan informasi perusahaan yang
menjadi obyek dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini serta pengamatan
selama penulis berada di STIE Jayakusuma maka dapat diketahui bahwa
perguruan tinggi swasta ini pun melakukan kegiatan komunikasi pemasaran,
walaupun dengan cara yang sederhana dan dengan anggaran pemasaran yang
minim.
Pemasaran perguruan tinggi sebagai badan usaha non-profit dapat mengutip
definisi pemasaran menurut Groonross bahwa merupakan jalinan, pengembangan
dan mengkomersialisasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka waktu
sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi. Hal ini
dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji. Pemasaran
perguruan tinggi berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggannya yakni mahasiswa khususnya dan orang tua umumnya untuk
mendapatkan pengetahuan dan pendidikan sehingga mereka mendapat gelar
akademik (Diploma, Sarjana maupun Magister) yang dapat meningkatkan
kepuasan akan pendidikan, pengakuan di masyarakat, penunjang kehidupan
ekonomi dan lain sebagainya.
Penulis
menganalisa
bahwa
sebelum
mengimplementasikan
strategi
komunikasi pemasaran, STIE Jayakusuma melakukan proses perencanaan strategi
seperti yang dikemukakan oleh Chriss Fill bahwa strategi pemasaran merupakan
tonggak dari perkembangan komunikasi pemasaran yang terencana dan sebagai
penentu arah untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran. Menurut Lawrence R,
75
Jauch dan William F. Glueck, strategi adalah rencana yang dilakukan, menyeluruh
dan terpadu yang mengaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan
dapat tercapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi yang
disusun oleh tim marketing STIE Jayakusuma dikomunikasikan kepada khalayak
dalam kegiatan pemasaran. Komunikasi pemasaran menurut Terence A. Shimp
merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen
sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Strategi komunikasi pemasaran
adalah rencana yang cermat dan sistematis mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus dalam usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama
sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Sasaran khusus yang ingin dicapai
oleh tim marketing STIE Jayakusuma adalah peningkatan kesadaran publik akan
keberadaan kampus ini di tengah pasar perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Tahapan yang dilakukan oleh STIE Jayakusuma telah memenuhi kriteriakriteria yang dipaparkan oleh Chriss Fill dalam sistem marketing komunikasi
yakni: menganalisa faktor kunci atau dapat disebut juga dengan analisa situasi.
Analisa ini merupakan identifikasi mengenai kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh STIE Jayakusuma yang dapat berdasarkan persepsi publik yang
berinteraksi dengan lembaga ini; dan merupakan pernyataan mengenai peluang
dan hambatan/ancaman yang dihadapi oleh perguruan tinggi ini. Tanpa adanya
pernyataan analisa faktor kunci dengan jelas maka efisiensi analisa tidak dapat
dilakukan.
Adapun analisa faktor kunci/situasi dalam perencanaan komunikasi
pemasaran untuk layanan jasa pendidikan STIE Jayakusuma adalah sebagai
76
berikut: STIE Jayakusuma merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang
menawarkan jasa pendidikan yang terletak di wilayah Harmoni, Jakarta Pusat.
STIE Jayakusuma memiliki 2 (dua) program studi yakni jurusan Akuntansi dan
Manajemen Pemasaran berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 58/DO/1998, tanggal 3 Agustus 1998
serta Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor: 394/DIKTI/KEP/1998, tanggal 26 Oktober 1998. STIE
Jayakusuma diselenggarakan oleh Yayasan Tiga Bintang Cahaya Terang.
Saat ini STIE Jayakusuma memiliki kurang lebih 600 mahasiswa dari kedua
program studi yang ada, memiliki sarana dan fasilitas yang cukup memadai
dilengkapi dengan laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium
statistik, tempat parkir, kantin, mushola dan ruangan ber-AC. Kegiatan
perkuliahan menggunakan peralatan multimedia yang telah disiapkan di masingmasing ruang kelas. Perguruan tinggi ini, diasuh oleh pengajar (=dosen) tetap dan
tidak tetap yang terdiri dari mayoritas lulusan Universitas Indonesia. STIE
Jayakusuma juga didukung oleh para praktisi profesional sesuai dengan bidang
peminatan yang ada. Sistem dan materi pengajaran berbasis apa yang berlaku di
Universitas Indonesia, namun tentu saja disesuaikan dengan kondisi di kampus
ini.
Pesaing atau competitor yang dihadapi oleh STIE Jayakusuma adalah Bina
Sarana Informatika dan STIE Bunda Mulia yang memiliki reputasi yang baik dan
cukup dikenal oleh masyarakat luas, selain itu pesaing juga menawarkan biaya
pendidikan yang terjangkau. Hambatan lain yang dihadapi adalah keterbatasan
77
dana untuk melakukan kegiatan promosi dan komunikasi, mengingat lokasi
kampus dan fasilitas kampus yang kurang memadai untuk kondisi saat ini.
Adapun segmentasi, targeting dan positioning produk dari STIE Jayakusuma
adalah sebagai berikut: Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar
keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen
yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku dan/atau
respon
terhadap
program pemasaran
spesifik.
Segmentasi
pasar
dapat
dikelompokkan berdasarkan faktor demografi yakni pasar dipilah berdasarkan
kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, ras; faktor geografi
yakni pasar dipilah berdasarkan letak negara, propinsi, otonomi, desa dan wilayah
tertentu; faktor psikografis berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau ciri
kepribadian tertentu; dan faktor behaviouristik berdasarkan pengetahuan, sikap
pandang dan penggunaan atau tanggapan mereka terhadap suatu produk.
Segmentasi pasar STIE Jayakusuma dilakukan berdasarkan demografi, geografi
dan psikografis, yaitu semua jenis kelamin, usia minimal 18 tahun, pendidikan
minimal SMU/K atau sederajat, khususnya yang berdomisili di Jakarta Barat dan
Jakarta Pusat, berasal dari kelas sosial CD.
Setelah melakukan segmentasi pasar kemudian menetapkan target market
atau targeting dan melakukan positioning. Targeting adalah menetapkan segmen
di pasar untuk ditargetkan sebagai sasaran layanan. Segmen yang terpilih menurut
Phillip Kotler disebut target market. Dan target market berdasarkan segmentasi
yang telah dilakukan oleh tim marketing STIE Jayakusuma adalah siswa/i sekolah
lanjutan atas yang telah lulus ujian dan karyawan yang lokasi kantornya tidak jauh
dari kampus ini dan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
78
Sedangkan positioning STIE Jayakusuma yang ingin dicapai dalam benak
konsumen adalah sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan yang tidak
hanya pintar, melainkan juga berbudi luhur dan bermoral yang terlihat dari tagline
atau moto STIE Jayakusuma, yakni Your Future Quality is Our Concern .
Menurut Phillip Kotler, positioning adalah tindakan yang dilakukan marketer
untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan pada pasarnya
berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran
konsumennya. Positioning bukanlah strategi produk melainkan merupakan
strategi komunikasi.
Proses atau tahap berikutnya adalah strategi, strategi yang menurut Chriss Fill
meliputi tujuan dan sasaran, menggunakan komunikasi yang efektif, anggaran
komunikasi dan tahap terakhir adalah melakukan riset dan evaluasi.
Berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh penulis, diketahui bahwa
implementasi dari strategi komunikasi yang disusun oleh bagian pemasaran STIE
Jayakusuma adalah kegiatan promosi berbentuk periklanan dengan memasang
iklan di media above the line yakni beberapa surat kabar yang cukup mempunyai
kredibilitas dan memiliki cakupan yang luas. Berpromosi melalui iklan di media
cetak, buku
Go To Campus dan buku tahunan beberapa sekolah menengah
lanjutan atas karena bagian marketing beranggapan bahwa iklan merupakan
sarana ampuh untuk membangun kesadaran konsumen, melalui iklan informasi
yang disampaikan kepada khalayak tentang suatu produk baik barang maupun jasa
dengan cara berulang-ulang. Pelaksanaan program training, program LibMan,
penukaran potongan iklan di media cetak dengan formulir pendaftaran dan
sebagai peserta dalam bursa pendidikan (pameran pendidikan) merupakan
79
aktivitas komunikasi pemasaran yang bertujuan menstimuli khalayak atau disebut
juga dengan kegiatan promosi penjualan, sedangkan penyebaran brosur, flyer,
pemasangan poster dan pelaksanaan presentasi baik di sekolah-sekolah maupun
pada saat pelaksanaan seminar merupakan kegiatan personal selling yang
bertujuan menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada khalayak.
Pelaksanaan seminar sendiri merupakan bentuk dari kegiatan direct response
media selain mengkomunikasikan pesan secara pengiriman surat yang dilampiri
dengan brosur STIE Jayakusuma. Perguruan tinggi swasta ini juga menjalin
kerjasama dengan lingkungan sekitar, sekolah-sekolah yang menjadi target pasar,
Vihara dan perusahaan-perusahaan guna mendukung kegiatan komunikasi
pemasaran, hal ini disebut juga sebaga kegiatan publisitas. Publitas atau sering
disebut-sebut kegiatan Public Relation (PR) merupakan bentuk komunikasi yang
bertujuan menjalin suatu hubungan yang positif antara perusahaan dengan pihak
di dalam dan di luar perusahaan itu sendiri. Walaupun sederhana implementasi
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh STIE Jayakusuma dalam
mengkomunikasikan pesannya, penulis beranggapan bahwa serangkaian kegiatan
promosi tersebut sangat berhasil, dilihat dari banyaknya respon dari publik dan
semakin bertambahnya jumlah target market yang mendaftar di STIE
Jayakusuma, target calon mahasiswa untuk tahun akademik 2006/2007 sejumlah
200 orang mahasiswa terpenuhi (=209 orang mahasiswa yang sudah terdaftar
sebagai mahasiswa baru untuk tahun akademik 2006/2007). Di samping itu,
masyarakat yang berada sekitar STIE Jayakusuma dan sekolah-sekolah di wilayah
Jakarta Barat dan Jakarta Pusat mengenali dari logo yang terlihat dan
daerah/lokasi perguruan tinggi ini berada yaitu di daerah Suryopranoto Harmoni,
80
terkadang khalayak pun mengenali kampus yang dekat dengan kantor redaksi
Berita Kota.
Segala bentuk kegiatan promosi pemasaran didukung oleh masing-masing
bagian yang berada di STIE Jayakusuma, tak terkecuali pada saat pembuatan
materi promosi baik itu brosur, spanduk, poster, materi iklan di surat kabar dan
lain sebagainya. Menurut analisa dan pengamatan penulis, perguruan tinggi ini
mempunyai peluang dan kekuatan untuk menjadi perguruan tinggi swasta yang
sejajar dengan perguruan tinggi swasta besar dan ternama seperti STIE Trisakti,
Institut Bisnis Indonesia dan lain sebagainya karena STIE Jayakusuma memiliki
staf pengajar yang sangat berkompeten dibidangnya, sistem pengajaran yang
standar
Universitas
Indonesia
dan
tidak
menutup
kemungkinan
dapat
dikembangkan atau ditingkatkan lagi menjadi standar internasional, pelayanan
yang memadai, materi pengajaran yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
pasar ekonomi/tenaga kerja saat ini, biaya pendidikan yang terjangkau dan
fasilitas beasiswa yang menarik dan sangat membantu bagi mereka yang
berprestasi yang kurang kehidupan ekonominya. Namun hal ini tidak didukung
oleh konsistensi pihak yayasan dalam pendirian sebuah perguruan tinggi swasta.
Dalam kegiatan komunikasi pemasaran tentu saja unsur yang sangat penting
adalah pesan itu sendiri atau informasi yang akan disampaikan. Pesan yang
disampaikan dalam kegiatan setiap elemen promosi yang dilakukan oleh STIE
Jayakusuma adalah bahwa perguruan tinggi yang berkualitas dengan biaya
pendidikan yang terjangkau berada di tengah-tengah pasaran perguruan tinggi
swasta di Jakarta dan dapat menjadi pilihan siswa/i sekolah menengah lanjutan
atas dan juga para karyawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
81
tinggi yakni Strata satu (S1). Pesan yang berisikan informasi dengan tujuan
memberitahukan/menginformasikan, menarik minat khalayak kemudian membuat
khalayak untuk bertindak melakukan pembelian formulir dan memutuskan untuk
menjadikan STIE Jayakusuma sebagai tempat melanjutkan pendidikan dibuat
semenarik mungkin dan disesuaikan dengan selera anak remaja, baik segi bahasa,
warna dan simbol-simbolnya. Namun tetap sopan, jelas dan padat informasi;
seperti contoh pesan yang disampaikan melalui media poster: penuh warna-warna
yang menarik yakni biru muda, biru laut, kuning, merah muda, hijau, merah bata
dan warna hitam, merah bata serta putih untuk tulisannya agar mudah dilihat dan
dibaca. Simbol yang digunakan pada poster tersebut, selain logo dari STIE
Jayakusuma dan gambar-gambar seperti kartun yang lucu. Pesan yang
disampaikan sangat lengkap, yakni status perguruan tinggi (=akreditasi), biaya
pendidikan termasuk rinciannya, waktu pendaftaran, standar pemberian beasiswa,
denah lokasi dan gambar gedungnya, keterangan waktu perkuliahan yang dapat
dipilih serta program jurusan yang tersedia, gambar kegiatan mahasiswa, fasilitas
yang tersedia, alamat kampus dan nomor yang dapat dihubungi untuk keterangan
lebih lanjut.
Komunikasi yang efektif merupakan hasil dari suatu proses pemikiran yang
tersusun dan gabungan dari pengetahuan mengenai kebutuhan-kebutuhan, aspirasi
dan sikap kelompok sasaran. Apabila tidak demikian, maka komunikasi hanyalah
sebuah teori belaka karena apa yang disampaikan dalam setiap kegiatan akan
tidak mengena sasaran yang dituju.
Dalam usaha merekrut calon mahasiswa baru dan meningkatkan kesadaran
akan keberadaan STIE Jayakusuma dalam masyarakat pelaksanaan strategi
82
komunikasi pemasaran yang telah disusun sedemikian rupa baiknya oleh tim
marketing dan mendapat dukungan dari bagian akademik dan bagian
kemahasiswaan, tentu masih saja terdapat kendala dan hambatan yang dihadapi.
Kendala dan hambatan tersebut tentu saja merupakan pelajaran dan masukan yang
berguna bagi kemajuan perguruan tinggi ini di dalam menghadapi persaingan
dengan perguruan tinggi swasta lainnya.
Strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh STIE Jayakusuma
terlihat adanya kesesuaian dengan sistem komunikasi pemasaran teori Chriss Fill
bahwa bauran pemasaran merupakan bagian penting dari perencanaan di dalam
sebuah strategi pemasaran sebagai faktor kunci keberhasilan. Kesesuaian tersebut
terlihat dari sistem perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang di awali
dengan analisa situasi atau mencari faktor kunci dari produk yang ditawarkan
kemudian menetapkan posisi dan tujuan dari promosi yang akan dilaksanakan.
Setelah itu proses selanjutnya menurut Chriss Fill adalah perencanaan kegiatankegiatan komunikasi pemasarannya atau market plan yang terdiri dari advertising,
sales promotion, personal selling, publicity dan direct response. Keseluruhan
kegiatan promosi tersebut dianggarkan biayanya, setelah itu dievaluasi serta
diriset keseluruhan perencanaan yang telah dilaksanakan. Namun, semua itu tidak
terlepas dari peran penting sebuah komunikasi dalam pemasaran yang dilakukan
oleh produsen untuk membuat perencanaan yang baik dan tepat dari segi
pemasaran dan komunikasinya. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi
tidak hanya sebagai peta petunjuk arah melainkan harus mampu juga memberikan
taktik pelaksanaannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan penulis mengenai strategi
komunikasi
pemasaran
yang
dilakukan
oleh
STIE
Jayakusuma
dalam
meningkatkan awareness di dalam benak siswa/i sekolah menengah lanjutan atas
periode tahun akademik 2006/2007, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Pemasaran perguruan tinggi sedikit berbeda dengan pemasaran perusahaan
karena perguruan tinggi merupakan badan usaha non-profit. Pemasaran jasa
pendidikan adalah kegiatan lembaga pendidikan memberikan layanan atau
menyampaikan jasa dalam bentuk kegiatan belajar mengajar kepada
khalayak/konsumennya yakni mahasiswa dengan memenuhi keinginan dan
kebutuhan mereka.
2. Model komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi adalah
model informatif, persuasif dan dialog untuk mendapatkan pemahaman yang
saling menguntungkan.
3. Struktur pesan (kata, warna dan simbol) yang digunakan adalah argumen dua
sisi mengingat audiens berpendidikan SMU/K yang dapat dikategorikan
memiliki latar belakang pendidikan cukup tinggi. Dan dalam memberikan
penjelasan kepada khalayak menggunakan kata-kata yang tepat, bahasa yang
sederhana sesuai dengan bahasa remaja dan orang tua.
83
84
4. Perencanaan pemasaran STIE Jayakusuma terdiri dari empat fase, yakni:
menganalisa pasar sasaran, menyusun strategi pemasaran, menyusun anggaran
dan melakukan riset atau evaluasi sebagai peninjauan keberhasilan kegiatan
strategi komunikasi pemasaran dengan hasil yang diperoleh sehingga strategi
komunikasi pemasaran yang telah disusun berjalan efektif dan tujuan dapat
tercapai.
5. Strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh STIE Jayakusuma untuk
pencapaian tujuan komunikasi pemasarannya yaitu pemasangan iklan di surat
kabar, memberikan kemudahan untuk mendaftar dengan melalui jalur non test
yakni jalur PMDK (Penyaluran Minat dan Kemampuan), pengadaan presentasi
ke sekolah-sekolah menengah lanjutan atas dan Vihara, penyelenggaraan
seminar dan diskusi ilmiah, mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah
menengah lanjutan atas.
6. Strategi komunikasi pemasaran yang efektif menurut STIE Jayakusuma untuk
menjaring target pasar adalah melalui pendekatan secara personal. Pendekatan
ini dilakukan pada saat presentasi, yang mana tim marketing melobi kepala
sekolah atau pengurus harian sekolah yang menjadi target sekolah yang akan
dikunjungi untuk mengadakan presentasi. Kegiatan ini dapat disebut dengan
istilah strategi menjemput bola (promotional pull strategy).
7. Strategi komunikasi pemasaran yang efisien menurut STIE Jayakusuma dengan
program SGS (Student Get Students) yang dapat disebut dengan istilah
pemasaran mouth to mouth karena dengan berpromosi seperti ini dapat
meminimalkan biaya kegiatan komunikasi pemasaran.
85
8. Peningkatan awareness STIE Jayakusuma dipengaruhi oleh seringnya
(=berulang-ulang) penyampaian pesan kepada khalayak melalui kegiatan
promosi dan adanya citra baik mengenai perguruan tinggi ini yang dilihat dari
program studi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan khalayak, kualitas
alumni, kualitas pengajar dan pelayanan yang diberikan.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1.
Setiap kegiatan pemasaran suatu produk baik jasa maupun barang
memerlukan dan bahkan tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi
pemasaran dengan perencanaan strategi yang disesuaikan dengan keadaan
perusahaan
itu
sendiri
untuk
penyampaian
pesan
yang
bertujuan
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan mengenai apa yang
ditawarkan oleh perusahaan baik jasa mapun barang.
2. Pemasaran perguruan tinggi sebagai badan usaha non-profit membutuhkan
cara atau penanganan tersendiri dan sedikit berbeda dengan badan usaha yang
berorientasi pada perolehan keuntungan bisnis.
3. Menghadapi persaingan perekrutan calon mahasiswa baru untuk perguruan
tinggi swasta saat ini harus memiliki terobosan atau inovasi-inovasi baru
dalam upaya mengkomunikasikan pesan pemasarannya karena persaingan
tidak hanya antara perguruan tinggi swasta yang telah lama bermain dalam
bisnis pendidikan tinggi tetapi saat ini banyak pula perguruan tinggi negeri
yang mulai mengambil pasar perguruan tinggi swasta.
86
4. Strategi komunikasi pemasaran perguruan tinggi merupakan kajian menarik
dan perlu diperhatikan atau diteliti lebih dalam lagi karena belum banyak
yang mempelajari atau meneliti mengenai masalah ini.
Demikian kesimpulan dan saran-saran yang dapat diberikan penulis pada
penelitian ini mengenai bentuk strategi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan
oleh STIE Jayakusuma.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2005
Bovee Courtland L. & William F. Arens, Contemporary, USA: Richard D. Irwin
Inc, 1986
Bungin Burhan, Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Fill
Chriss,
Marketing
Communication:
Framework,
Theories
and
Application, Prentice Hall International, USA, 1995.
Gregory Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public relation,
Erlangga, Jakarta, 2004.
Jefkins Frank, Periklanan, Edisi Ketiga, Erlangga, 1996.
Jauch Lawrence R. & William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta, Erlangga 1996.
Kartajaya Hermawan, Marketing In Venus, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta,
2005.
Khasali Rhenald, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
1995.
Kotler Phillip, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Prentice
Hall, 1997.
____________ & Karen F. A. Fox, Strategic Marketing For Educational
Institutions, Second Edition, Prentice Hall, 1995
Lupiyoadi Rambat & A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua,
Salemba Empat, 2006.
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2004.
Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 1997.
Ries Al, Laura Ries & Hermawan Kartajaya, Immutable Laws of Branding,
1999
Singgih Santoso & Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasinya
dengan SPSS, Edisi Pertama, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002
Swastha Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 1990
Shimp Terence A., Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta, 2003.
Tata Cara dan Tata Krama Periklanan Indonesia, Grafika Departemen RI,
Jakarta, 1983.
Tjiptono Fandy, Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang, 2005
____________, Strategi Pemasaran, Yogyakarta, ANDI Yogyakarta, 1997.
Yin Robert K, Studi Kasus (Model dan Desain), PT. Grafindo Persada, Jakarta,
1996.
Koran Berita Kota, STIE Jayakusuma, Melahirkan Lulusan Yang Pintar,
Rabu, 28 Juli 2004.
HASIL WAWANCARA
Nama
: Yeni Harianto, M.Pd
Jabatan
: Pembantu Umum ketua II
(Bagian Keuangan dan Personalia, merangkap sebagai Kepala
Bagian Marketing)
: 07 Januari 2008
: 14.00 16.00 WIB
: STIE Jayakusuma
Komp. Delta Building Blok A32-36
Jl. Suryopranoto No.1-9, Harmoni
Jakarta Pusat 10160
Tanggal
Waktu
Tempat
Vero
: Selamat sore bu...maaf mengganggu waktu Ibu
Ibu Yeni
: Sore ver. Ada yang bisa saya bantu?
Vero
: Begini bu, sebelumnya saya ingin menginformasikan bahwa
wawancara ini bertujuan untuk melengkapi data-data yang saya
peroleh untuk penulisan skripsi saya.
Ibu Yeni
: Ok...vero ingin saya menjelaskan apa nih?
Vero
: Mengenai kegiatan dari marketing sendiri bu. Proses perencanaan
kegiatan marketing seperti STIE Jayakusuma bagaimana ya bu?
Ibu Yeni
: Perencanaan kegiatan marketing, diawali dengan menganalisa pasar
yang ingin kita tuju tentu saja menggunakan yang sudah dikenal di
kalangan pemasar adalah analisa SWOT baru dilanjutkan ke
segmentasi mana yang akan kita tuju, target pasar seperti apa dan
posisi dari perguruan tinggi ini ingin berada di mana. Proses ini, saya
berkonsultasi dengan Puket I dan Puket II dan dibantu tentu saja oleh
bagian marketing.
Vero
: Bagaimana proses penganalisaan itu sendiri bu?
Ibu Yeni
:
small is beautiful inilah kekuatan dari STIE Jayakusuma.
Banyak orang terkagum-kagum setelah melihat dan mengetahui
perguruan tinggi ini termasuk assesor. Dikatakan Small is Beautiful
karena dalam kondisi berada pada suatu daerah perkantoran di
pinggiran pusat bisnis terdapat suatu perguruan tinggi swasta dengan
kualitas pengajar tidak kalah bersaing dengan perguruan tinggi lain
yang ternama dan materi pengajaran yang berbobot, sistem
pengajaran yang sistematis dan ditambah lagi dengan biaya
pendidikan yang terjangkau dibanding perguruan tinggi swasta
lainnya yang setara kualitas dan fasilitas pengajarannya. Disamping
itu, STIE Jayakusuma tidak memungut biaya gedung dalam biaya
pendidikannya, karena gedung dan fasilitas lainnya telah disediakan
oleh Jayakusuma Group. Selain itu, biaya pendidikan tersebut dapat
dicicil/diangsur sebanyak 4 (empat) kali dalam satu semester. Inilah
yang membuat biaya pendidikannya dapat terjangkau oleh
masyarakat terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Selain itu
Perguruan Tinggi ini memberikan sistem beasiswa yang mudah serta
sangat menarik. Beasiswa yang kami berikan sebesar 50% dan 100%
dari biaya pendidikan per semesternya bagi mahasiswa yang
mempunyai prestasi akademik berupa IPK sebesar 3,51 4,00.
Biaya pendidikan kami memang sangat terjangkau oleh masyarakat,
namun tidak berarti kualitas pendidikan yang kami berikan tidak
berkompeten. Dosen dan materi yang diberikan kepada mahasiswa
berdasarkan sistem pengajaran di UI karena sebagian besar staf
pengajar di sini adalah lulusan dan staf pengajar juga di UI terutama
Fakultas Ekonomi UI.
Dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta yang ada di Jakarta,
mungkin pesaing tidak menghiraukan kami sebagai saingannya
karena dilihat dari kondisi kampus yang bisa dikatakan berbentuk
ruko dan fasilitas yang harusnya di update. Bisa dikatakan bahwa
kami kurang dari segi fasilitas untuk menunjang kegiatan
perkuliahan dan kemahasiswaan, seperti laboratorium akuntansi
yang memadai, kelas yang ok buat pelaksanaan perkuliahan,
lapangan olahraga, aula dan tempat kumpul-kumpul mahasiswa.
Beberapa waktu belakangan ini banyak perguruan tinggi swasta di
Jakarta yang menyatakan bahwa perguruan tinggi mereka bertaraf
internasional, baik dari segi fasilitas dan prasarana, sistem
pengajaran dan materi perkuliahan, didukung dengan standarisasi
penguasaan bahasa Inggris dengan test TOEFL pada saat
pendaftaran mahasiswa baru. Dulu pesaing kita head to head adalah
STIE Bunda Mulia, namun sekarang kita ketinggalan jauh di dari
segi fasilitas dan prasarana karena mereka kini sudah mempunyai
gedung yang layak untuk penyelenggaraan suatu perkuliahan.
Sedangkan dari segi kualitas lulusan kita masih berada di atas
mereka, begitu juga dengan BSI (Bina Sarana Informatika) yang
menawarkan jasa pendidikan dengan biaya kuliah terjangkau.
Apa yang tadi saya sampaikan merupakan kondisi persaingan antar
perguruan tinggi swasta sedangkan dari segi pemasaran biasa lah
ver dan mungkin biasa juga dalam suatu kegiatan yaitu dana yang
minim yang disediakan oleh pihak yayasan karena Pak Gunadi
menanggung beban operasional pengembangan untuk bisnis ini
sendiri dan beliau lebih memfokuskan dananya untuk bisnisnya yang
lain. Dan ini berdampak bagi program marketing kita, seperti:
terbatasnya alat transportasi marketing untuk pergi melobi dan
presentasi, minimnya biaya iklan STIE Jayakusuma, dan terutama
penyediaan gedung yang memadai sebagai suatu perguruan tinggi
swasta yang berkualitas.
Vero
: Bagaimana dengan peluang pemasaran STIE Jayakusuma ditengah
persaingan yang ketat tersebut bu?
Ibu Yeni
: Kalau bicara tentang peluang ya ver , kami sangat optimis
perguruan tinggi ini masih menjadi pilihan. Hal ini dikarenakan,
seperti saya sampaikan tadi bahwa di samping sebagai kekuatan,
biaya kuliah yang sangat terjangkau yang diberikan oleh STIE
Jayakusuma dapat merupakan peluang juga bagi kami untuk
bersaing di antara perguruan-perguruan tinggi swasta lainnya di
Jakarta yang biaya kuliahnya membuat orangtua cukup kerepotan
juga. Coba vero amati, saat ini keadaan ekonomi tidak menentu
meski relatif stabil terlebih pada saat setelah krisis ekonomi.
Masyarakat menengah ke bawahlah yang menjadi target pasar kita
karena berangkat dari tujuan awal pendirian perguruan tinggi ini
bahwa STIE Jayakusuma didirikan sebagai bentuk sosial
Jayakusuma Group kepada masyarakat. Lagi pula kita sebagai orang
yang berkecimpung di bidang pendidikan melihat masih banyak
masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonomi tetapi memiliki
prestasi akademik dan niat untuk meneruskan sekolah. Walaupun
kami berada di komplek perkantoran, ini merupakan peluang bagi
kami juga untuk memasarkan perguruan tinggi ini bagi para
karyawan swasta yang kantornya berada di dekat lokasi STIE
Jayakusuma yang ingin melanjutkan pedidikan untuk menunjang
karir mereka di kantor yang otomatis akan menaikan level gaji dan
posisi.
Vero
: Setelah proses penganalisaan seperti yang sudah Ibu jelaskan tadi,
kemudian proses apa yang selanjutnya dilakukan oleh perguruan
tinggi ini?
Ibu Yeni
: Kita membagi-bagi pasar dengan menentukan segmentasi pasar.
Segmen kita adalah masyarakat menengah ke bawah dengan
pendapatan yakni kurang dari 1 juta sampai 1,5 juta per bulan, dan
siswa/i yang berdomisili di wilayah Jakarta terutama Jakarta Pusat
dan Jakarta Barat. Sedangkan target pemasaran kita adalah siswa/i
sekolah lanjutan atas yang telah lulus ujian dan karyawan yang
lokasi kantornya tidak jauh dari kampus ini dan ingin melanjutkan
sekolahnya ke perguruan tinggi. Sedangkan untuk target perolehan
siswa untuk tahun akademik 2006/2007 adalah sebanyak 200 orang.
Untuk mencapai target tersebut seperti kegiatan marketing
sebelumnya, kami telah menyusun berbagai rencana diantaranya:
memasang iklan di media cetak, presentasi ke sekolah-sekolah yang
telah kami targetkan, mengikuti pameran pendidikan, turut serta
dalam buku tahunan siswa SMU/K, penyebaran brosur, pengadaan
LIB-Man dan kegiatan promosi lainnya untuk mendukung
pemasaran guna pencapaian target tersebut.
Positioning dari STIE Jayakusuma adalah salah satu perguruan
tinggi swasta yang mempunyai mutu dan kualitas tidak kalah dengan
perguruan tinggi swasta lainnya walaupun dengan keterbatasan
kondisi sarana dan prasarana yang ada serta dengan minimnya biaya
perkuliahan yang dibebankan kepada mahasiswa.
Vero
: Pada tahun akademik 2006/2007, kegiatan promosi apa saja yang
telah dilakukan oleh STIE Jayakusuma?
Ibu Yeni
: Untuk kegiatan promosi periode ini, kami sangat suprise karena
pihak yayasan menyetujui untuk memasang iklan di koran Kompas,
koran Seputar Indonesia, koran berbahasa Mandarin Daily News dan
buku Go To Campus dengan waktu pelaksanaan dan media yang
melebihi periode-periode promosi sebelumnya.
Kami memberikan formulir pendaftaran gratis bagi pendaftar yang
membawa potongan iklan STIE Jayakusuma dari koran dan bagi
mereka yang mendaftar melalui jalur PMDK. Bagi pendaftar yang
melunasi biaya kuliah untuk semester 1 (satu) sampai batas waktu
yang ditentukan, mendapat potongan 10% dari biaya kuliah semester
tersebut.
Untuk memperlihatkan lokasi dan sarana serta fasilitas dari kampus
ini, kami mengundang siswa/siswi sekolah menengah lanjutan atas,
para guru dan kepala sekolah dengan mengadakan seminar-seminar
dan tentunya dengan tema yang menarik. Pembicara pada seminar
tersebut pun kami memilih tokoh-tokoh yang ahli dibidangnya dan
cukup dikenal oleh masyarakat luas, seperti: Bapak Faisal Basri,
Bapak Prof. Dr. Wahjudi Prakarsa, Bapak Arief Rahman, Boyke dan
Nurul Arifin. Pada kegiatan seminar tersebut, pada akhir acara kami
menyelipkan informasi mengenai STIE Jayakusuma dan
mengadakan semacam touring kampus.
Vero
: Serangkaian kegitan promosi telah disusun dengan baik dan
dilaksanakan, apakah tujuan dari keseluruhan aktivitas pemasaran
STIE Jayakusuma?
Ibu Yeni
: Tujuan dari keseluruhan kegiatan promosi kita adalah memberikan
informasi yang sejelas-jelasnya kepada siswa/i sekolah menengah
lanjutan atas mengenai STIE Jayakusuma dan meningkatkan
kesadaran target pasar akan kampus ini dengan membuat programprogram promosi yang menarik, untuk itu kami melakukan berbagai
upaya diantaranya memasang iklan di koran dan majalah, membagibagikan brosur, memasang spanduk, mengadakan kegiatan seminar
bagi mahasiswa dan guru-guru sekolah, mengadakan presentasi di
sekolah-sekolah, turut serta dalam pameran pendidikan, mengadakan
bazaar dan lain sebagainya.
Vero
: Keseluruhan kegiatan memerlukan biaya dalam pelaksanaannya,
bagaimana proses penyusunan anggaran untuk aktivitas promosinya?
Ibu Yeni
: Anggaran kegiatan marketing disusun berdasarkan estimasi biaya
yang dibutuhkan untuk masing-masing aktivitas promosi dan
diserahkan serta diajukan ke yayasan. Anggaran kegiatan promosi
yang diberikan oleh yayasan cukup minim, oleh karena itu tim
marketing harus mempunyai strategi yang jitu agar hasilnya sesuai
perencanaan dan harapan.
Vero
: Sepertinya cukup kompleks ya bu dalam kegiatan pemasaran STIE
Jayakusuma dan banyak hal yang harus disusun dengan strategi yang
cukup itu dikarenakan dana yang disediakan oleh yayasan terbatas.
Baik bu, sekian pertanyaan dari saya dan terima kasih banyak atas
waktu ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya.
Ibu Yeni
: Ya begitulah keadaannya Ver Ok sama-sama Maaf Ver, saya
permisi mengajar dulu yach uda jamnya nich
Vero
: Baik bu sekali lagi terima kasih.
Daftar Sekolah untuk Presentasi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Nama Sekolah
SMA Bala Keselamatan
SMA Bethel
SMA Bhinneka Tunggal Ika
SMA Budi Mulia
SMA Candra Naya
SMA Cinderamata Indah
SMA Damai
SMA Dharma Budhi Bakti
SMA Dharma Jaya
SMA Dharma Satria
SMA Dharma Suci
SMA Fajar Indah
SMA Galatia 3
SMA Harapan Jaya
SMA Harapan Zaman
SMA K Imanuel
SMA K Yusuf
SMA Kalam Kudus 1
SMA Kanaan
SMA Kemurnian 1
SMA Mangga Besar
SMA Negeri 1 Cengkareng
SMA Negeri 1 Tangerang
SMA Negeri 111
SMA Negeri 15
SMA Negeri 17
SMA Negeri 19
SMA Negeri 23
SMA Negeri 25
SMA Negeri 33
SMA Negeri 46
SMA Negeri 7
SMA Negeri 7 Tangerang
SMA Negeri 80
SMA Negeri 96
SMA Pancaran Berkat
SMA Pelita
SMA Pelita II
SMA Permata Indah
SMA PSKD 2
SMA Pusaka Abadi
SMA Rasa Sayang
SMA RICCI 1
SMA Santo Leo
SMA Santo Paulus
SMA Sentosa
SMA St Maria Della Strada
SMA Triana
SMA Wijayakusuma
SMK Bethel
SMK Bhinneka Tungal Ika
SMK Budhaya 2
SMK Budi Pekerti
SMK Cinderamata Indah
SMK Dharma Budhi Bakti
SMK Harapan Jaya
SMK Harapan Mulia
SMK Harvard
SMK K Rahmani
SMK Kristen Ketapang
SMK Ma'arif
SMK Nazaret
SMK Negeri 1 Cengkareng
SMK Negeri 11
SMK Negeri 13
Contact Person
Yohanes
Lyana
Susana
Alex Moa
Rajiman
Maria
Markus / Adriani
Simon
Lies / Sumini
Sitepu
Parulian
Sardjono
Agus / Raidin
Gunawan Effendi / Tohir
Suramti
Purba
Jasmin
Melisa
Gatot / Anastasia
Nurhayati
Toto
Mulyanto
Tatang
Lela
Yusen
Ahmad Saleh
Yulyaningsih
Noer H Ishaka
Erniwati
Suroso
Rahinudin
Eliya
Hidayat
Ismu
Puji
Tri Poedji
Rambat
Margaretha
Mursali
Sondang
Dyah
Sutar
Harijanto
Linda
Hendra
Eko Puji
Ismoyohadi
Suprapto
Mudi Rahayu
Ruth
Suharititi
Agus Sutanto
Anastasia
Maria
Dyah
Tarmudji
Jorry Sanger
Samsu Rijal
Bambang
Trisman / Nora
Ramdani / Hazrullah
Amir
Mulyadi
Siahaan
Sumiati / Gadir
No. Telp
6495265
53650687
6310070
08567846226
6301406
6312425
6314637
6513830
5658159
6695304
6696437
64714183
5404554
5401920
6680530 / 081316092010
5633762 / 08161457465
6693111
6295381
4208418
6250544
6288950
5418110
5523161 / 5583708
6611703
08128767285
6493126
6904454 / 6902830
5672730
6340139 / 6331921
6191043
7246693
5720934
5531642
64716130
5403058
5638992 / 3
6319546
5661707
66691488
8580342
6670072
5643280 / 081311096671
30221210
6398849
6327559
6290745
64714789
6331684
53650687
6310070
8582005
6243843
6312425
6513829
5401920 / R: 9193636 / 08158909372
6412761
6302294
6599635 / 6599893
6322588
5602622
6695869
08121919278
6241342
5492970
Daftar Sekolah untuk Presentasi
No.
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Nama Sekolah
SMK Negeri 16
SMK Negeri 23
SMK Negeri 42
SMK Negeri 6
SMK Negeri 9
SMK Pancaran Berkat
SMK Pelita
SMK Permata Bunda I
SMK Permata Bunda II
SMK Permata Indah
SMK Santo Leo
SMK Santo Paulus
SMK Sentosa
SMK Sinar Dharma
SMK Strada 1
SMK Strada 2
SMK Strada Tangerang
SMK Taman Siswa 3
SMK Tri Ratna
SMK Wijayakusuma
Contact Person
Edi
Hartawan
H. M. Bakri
Win
Haryono
Dewi
Maria
Waridin
Tumiran
Dayanti
Yayuk
Adriani
Samosir
Oscar
Anton
Stefanus
Suratno / Theresia
Cecilia
Kanoren
Supriyanto
No. Telp
3904112
08161846779
6190365 / 081310767358
7208718
6925936
5638992 / 3
08129009662
6318076
6265793
6613167 / '08161623766
6398849
08151118138
6290745
08158841349
42872335
42888538
5525576
3904175
63967060
6684739
LULUSAN
NAMA
S1
S2
Univ. Indonesia
S3
Adi Pratikto, SE., ME
Univ. Indonesia
Afnida Yatni, S.Pd
IKIP Muhammadiyah, Jakarta
-
-
Agni Malagina, SS
Univ. Indonesia
-
-
Agus Kretarto, SE.Ak., MM
Univ. Indonesia
Agustinus Rustanta, S.Pd
Univ. Sanata Dharma, Yogyakarta
Alexander Surya, SE.Ak
Univ. Indonesia
Andreas Setiawan S., ST., Msi
Univ. Parahiangan, Bandung
Univ. Indonesia
Dr. Ir. Andrianto Widjaja, MSc
Univ. Parahiangan, Bandung
ITB, Bandung
Dra. Angki Dina A., MM
Univ. Indonesia
Univ. Indonesia
-
Anna Nursalim, SE., M.Comm
Univ. Indonesia
Univ. of New South Wales
-
Arman Harijanto, SE., MM
Univ. Satyawacana, Salatiga
Univ. Indonesia
-
Drs. Arman Setia Dharma
Univ. Indonesia
Drs. Azhari A. Samudera, MM
Univ. Indonesia
Bangoen Widodo, SS
Univ. Indonesia
-
-
Charles T. Liem, SE.Ak
Univ. Indonesia
-
-
Christine, SE.Ak
Univ. Indonesia
-
-
Cungce Sumantri C., ST
ISTN, Jakarta
-
-
Dana Dwi Handika, SE
Univ. Pancasila, Jakarta
-
-
Danny Sughanda S., SE.Ak
Univ. Indonesia
-
-
Denny Susilo, SE
Univ. Trisakti, Jakarta
-
-
Drs. Endang Kosasih, MH., MM
IAIN, Jakarta
STIM LPMI, Jakarta
-
Dr. Ferdinand D. Saragih, MA
Univ. Indonesia
Univ. of Kent at Canterbury, UK
Univ. Indonesia
Ferry Samuel Jacob, SH., MM
Univ. Gajah Mada, Yogyakarta
Univ. Gajah Mada, Yogyakarta
-
Gunawan, SE.Ak., MM
STAN, Jakarta
Univ. Indonesia
-
Hendra F. Santoso, SE.Ak.,MM
Univ. Indonesia
Univ. Satyagama, Jakarta
-
Hendra Haryanto, SH., SE., MM
Univ. Krisnadwipana, Jakarta
Univ. YAI, Jakarta
-
Hendro Hartono, SE.Ak., MM
Univ. Indonesia
Univ. YAI, Jakarta
-
Dra. Henny L. Mansyur, MBA
Univ. Indonesia
Saint Peter College, New Jersey
-
Imam Triyono, SE
Univ. Indonesia
Ismail Said, S.Pd., MM
STKIP, Jakarta
STIE Jagakarsa, Jakarta
-
Ir. Jeddy Januardi, MSc
Univ. Indonesia
Univ. of Stratchclyde, UK
-
Johartono Susilo, SE.Ak., MM
Univ. Indonesia
Univ. Indonesia
-
Kuta Ginting, MSM
Univ. Indonesia
Arthur the Little Manag.Ed.Inst.,Massachusetts
-
Lauw Acep, S.Ag
STAB Nalanda, Jakarta
Ir. M. Linggawisesa, MM
IPB, Bogor
Univ. Indonesia
-
Mariana Setjokusumo, SE., MM
Univ. Indonesia
Univ. Indonesia
-
Drs. Mendjamin Sinaga P., MSc
Univ. Indonesia
TOKAI Univ, Jepang
-
Dra. Nuraini Chandrawati
Univ. Indonesia
-
-
Raflie Sebastian, S.Ag
ST Drikarya, Jakarta
-
-
Raymond Bernardus S., SE
Univ. Atmajaya, Jakarta
-
-
Rizky Wardhani, SS
Univ. Indonesia
-
-
Rusman Mansyur, SE., MBA
Univ. Indonesia
Dra. Sari Parijata
Univ. Satyawacana, Salatiga
Sindhunata Kurniawan, SE., Msi
Univ. Tarumanegara, Jakarta
Dra. Hj. Sudji Martosoepono
IKIP, Bandung
Ir. Suryadi, MT
Univ. Andalas, Padang
Univ. Indonesia
Dr. Timotius
Univ. Indonesia
Univ. Indonesia
Drs. Wiek Witono
STIA LAN
Yahya Wiyanto S., SE.Ak., MBA
Univ. Indonesia
Philippine Business School, Manila
-
Yeni Harianto, M.Pd
Univ. Amajaya, Jakarta
Univ. Kristen Indonesia, Jakarta
-
Zaini Fathor R.
Univ. Indonesia
Univ. Indonesia
-
-
-
IPB, Bogor
Univ. Indonesia
-
-
-
Saint Peter College, New Jersey
Univ. Indonesia
-
-
-
-
IPB, Bogor
-
-
-
-
Veronika Tambayong
Vero / Ike
Jakarta, 22 September 1978
Perempuan
[email protected]
EDUCATIONAL BACKGROUND
FORMAL
2004 2008
1997
1994
1993
1991
1985
2000
1997
1994
1993
1991
: Sarjana (S1) Marketing Communication
FIKOM Universitas Mercubuana, Jakarta
: Diploma (DIII) AKSEK / LPK TARAKANITA, Jakarta
: SMU NEGERI 1 CIPUTAT, Tangerang
: SMP WIJAYA KUSUMA, Tangerang
: SMP St. FRANSISKUS I, Jakarta
: SD St. FRANSISKUS I, Jakarta
NON FORMAL
1996 - 1997
1998
2002 - 2003
: LIA General English afiliasi Ciputat, Jakarta
: KAIWA - LPK DARMA PERSADA, Jakarta
: LIA English Business afiliasi Ciputat, Jakarta
WORK EXPERIENCE
Agustus 2006 November 2007.
Sekretaris Direktur - PT KPJ Medica (RS. Medika BSD).
Desember 2002 Agustus 2006.
Asisten Akademik - STIE Jayakusuma.
Agustus 2001 April 2002.
Sekretaris Dir. Building Management - Coldwell Banker Indonesia.
Agustus 2000 Agustus 2001.
Sekretaris - STIE Jayakusuma.
Juni 1999 Agustus 1999.
Staf Administrasi - PT. DEKAI Indonesia (Broker Insurance).
.: Bikin Hidup Lebih Hidup :.
Pendidikan Formal
Pada tahun 1985 memulai kegiatan belajar di SDN 01 Penggilingan, Jakarta
lulus dengan predikat baik pada tahun 1991 yang kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama Negeri 138, Jakarta dan mengulang predikat yang
sama dengan sebelumnya di tahun 1994. Dikarenakan tidak tertarik dengan
sekolah umum, tepat pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Kejuruan
dibidang Pariwisata yang dulu terkenal dengan sebutan SMIP (Sekolah Menengah
Ilmu Pariwisata) dengan nama Cantika Wisata, Jakarta mengambil jurusan Usaha
Perjalanan Wisata atau terkenal dengan sebutan Travel dan lagi-lagi lulus dengan
predikat baik di tahun 1997. Demi ingin mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya,
segala daya dan upaya dikerahkan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri.
Dan akhirnya terdamparlah di Program D III Pariwisata Budaya, Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok pada tahun 1998 dan
menyelesaikan studinya di tahun 2002. Masih belum puas untuk terus menimba
ilmu, akhirnya pada tahun 2004 diputuskan melanjutkan studi Strata I di
Marketing Communication, Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Kelas Sabtu
Minggu Universitas Mercu Buana dan berhasil melewati ujian skripsi
dipenghujung tahun 2007. Amin akhirnya selesai juga. Rencananya bila masih ada
umur dan biaya akan meneruskan ke jenjang studi berikutnya. Doakan saja.
Pendidikan Non-Formal
Semenjak duduk dibangku sekolah menengah atas sampai dengan kuliah di
D3 sudah banyak juga pendidikan-pendidikan non-formal atau biasa disebut
kursus telah dilakukan, seperti misalnya telah 2 kali mengikuti Table Manner
Course di Hotel Ambarukmo Palace dan Hotel Natour Garuda di kota yang sama
yaitu Yogyakarta. Tidak itu saja, karena sekolah pada sebuah sekolah kejuruan
maka sebelum menyelesaikan studinya harus melakukan ujian kompetensi yang
diadakan oleh pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu.
Dengan giat berlatih serta tekun dalam belajar, akhirnya tiga ujian kompetensi
seperti Tour Planning competency, Guiding Competency, and Ticketing
Competency terselesaikan dengan sangat baik. Untuk memperdalam ketrampilan
berbahasa asing selain Indonesia diluangkanlah waktu untuk belajar Bahasa
Inggris di IEC Jatinegara Barat, Bahasa Jepang di LP3I Kramat Raya dan Bahasa
Mandarin di Kamps Global Depok. Sampai saat ini bahasa yang aktif dipakai
selain Bahasa Indonesia adalah bahasa Inggris, untuk 2 bahasa yang lainnya pasif
dalam penggunaannya.
Pengalaman Bekerja
Pernah menjadi Local Guide di Museum ABRI Satria Mandala. Lalu pernah
melakukan praktek kerja lapangan di Mandala Airlines, Bandara Soetta
Cengkareng. Untuk mengisi waktu luang disaat liburan kuliah pernah juga
menjadi tenaga temporary di PT. Busanagraha Rahayu (GUCI & GUESS) sebagai
Sales Promotion Girl, PT. Ikrar Lloyd sebagai Staff Finance, serta menjadi
operation staff di beberapa perusahaan jasa penyelenggara pameran seperti PT.
Fahrenheit, PT. Dyandra Promosindo, PT. Projaya Exhibition, dan terakhir di PT.
Napindo Media Ashatama. Dari pengalaman-pengalaman tersebut akhirnya
memulai karir sebagai marketing Executive dan kini sebagai Senior Project
Executive di PT. Napindo Media Ashatama. Bertugas dan bertanggung jawab
untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan pameran berskala Internasional dari
hulu hingga ke hilir.
.: Be Woman Who Can Be Trusted :.
Download