BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Awal Hasil Pengujian Baterai Alumunium Udara Dari hasil pengujian baterai alumunium udara dalam pembuatan elektroda katoda udara terlihat pada gambar 4.1 skema baterai alumunium udara jenis baterai koin dari beberapa variasi karbon aktif yaitu tempurung kelapa lokal, tempurung kelapa impor buatan Filipina dan karbon aktif penjernih air aquarium menggunakan variasi komposisi 0.198 gram, 0.196 gram dan 0.194 gram, katalis 0.002 gram, konsentrasi elektrolit NaCl 4.5 % sebanyak 0.0001 L menggunakan anoda baterai alumunium dari kaleng bekas minuman ringan sample A, adapun hasil pengujian pengukuran melalui proses elektrokimia dengan menggunakan Ampere Volt Ohm meter didapatkan hasil berupa harga potensial (V) dan arus listrik (mA). 76 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 77 Gambar 4.1 Skema baterai alumunium udara jenis baterai koin. Dari hasil pengujian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif dengan variasi komposisi 0.198 gram, 0.196 gram dan 0.194 gram didapatkan harga potensial (V) dan arus listrik (mA) yang optimal dengan komposisi karbon aktif sebesar 0.198 gram seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Penelitian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif dilakukan pada komposisi 0.198 gram menggunakan tiga jenis variasi karbon aktif. Pada komposisi 0.198 gram terlihat memiliki nilai arus optimal mencapai 2.620 mA. Harga arus listrik yang dihasilkan menjadi keutamaan penelitian. Tabel 4.1 Nilai rata-rata harga potensial tegangan dan arus variasi dan komposisi karbon aktif pada baterai alumunium udara. Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Komposisi Tegangan (gram) (V) 0.198 0.854 0.196 0.868 0.194 0.847 0.198 0.836 0.196 0.817 0.194 0.838 0.198 0.944 0.196 0.933 0.194 0.949 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Arus (mA) 0.074 0.164 0.074 2.620 2.198 1.420 0.106 0.122 0.412 Harga Optimal V mA 0.868 0.164 0.838 2.620 0.949 0.412 78 Syarat utama baterai mampu menghasilkan tegangan dari beda potensial kedua elektroda dan arus listrik. Beda potensial terjadi karena perbedaan banyaknya jumlah elektron yang di produksi dari proses elektrokimia. Sedangkan arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan-pergerakan elektron yang diproduksi dari reaksi elektrokimia, didapatkan harga arus listrik optimal rata-rata sebesar 2.620 mA pada komposisi karbon aktif 0.198 gram. Karbon aktif merupakan adsorben, adalah suatu padatan berpori yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan karbon aktif bersifat non polar. Struktur pori merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil poripori karbon aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorbsi bertambah. 4.2 Pengujian Energi Listrik Baterai Alumunium Udara Menggunakan Variasi Karbon Aktif Terhadap Waktu Hasil pengujian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi dan komposisi karbon aktif didapatkan hasil data seperti yang terlihat pada tabel 4.2, gambar 4.2 dan 4.3. Dari hasil pengujian secara elektrokimia pada baterai alumunium udara diperoleh bahwa perilaku tegangan rata-rata yang optimal pada dua jam pertama menggunakan karbon aktif tempurung kelapa penjernih aquarium, sedangkan arus rata-rata yang optimal pada 1 jam pertama menggunakan karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Secara umum fenomena tegangan yang terjadi setiap jamnya cenderung naik, tetapi harga arus yang dihasilkan cenderung menurun. Hal ini disebabkan, karena untuk menghasilkan tegangan yang stabil membutuhkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 79 waktu agar kesetimbangan elektromia berjalan dengan baik. Sedangkan penyebab harga arus cenderung menurun disebabkan terjadinya korosi pada anoda dengan elektrolit sehingga produksi ion untuk menghasilkan elektron berkurang setiap jamnya, masalah lainnya yaitu berkurangnya komposisi elektrolit cair yang digunakan karena sudah dikonsumsi untuk menghasilkan arus pada saat awal proes elektrokimia berjalan. Penjelasan lebih detail akan dibahas dibawah ini. Tabel 4.2 Karakteristik tegangan dan arus listrik menggunakan variasi karbon aktif terhadap waktu. Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Tegangan (V) Jam Ke Jam Ke Jam Ke Jam Ke Jam Ke 1 2 3 4 5 0.717 0.678 0.854 0.833 0.843 0.663 0.798 0.836 0.701 0.828 0.853 0.944 0.911 0.928 0.840 Arus (mA) Jam Ke Jam Ke Jam Ke Jam Ke Jam Ke 1 2 3 4 5 0.074 0.018 0.054 0.060 0.066 2.620 1.234 0.908 0.928 0.616 0.106 0.086 0.036 0.038 0.040 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 80 Gambar 4.2 Grafik karakteristik tegangan listrik variasi karbon aktif terhadap waktu. Gambar 4.3 Grafik karakteristik arus listrik variasi karbon aktif terhadap waktu. Menurut (Yugang, 2013) ion logam dari anoda bergerak melalui elektrolit dan bereaksi dengan ion O22- atau O2- yang diperoleh dari reaksi reduksi O2 oleh katalis pada permukaan katoda udara untuk membentuk suatu endapan oksida dari ion logam anoda. O2 yang terlibat dalam sistem baterai logam udara berasal dari udara yang masuk melalui pori-pori karbon pada yang terdapat pada katoda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 81 Menurut (Jang dkk, 2011) endapan oksida dapat menutupi pori-pori dari karbon pada katoda, sehingga oksigen dari udara tidak dapat masuk kedalam sistem baterai logam udara. Kondisi ini akan menyebabkan turunnya densitas energi baterai logam udara, karena reaksi elektrokimia dalam sistem baterai terhambat. Dalam pembuatan baterai logam udara adalah munculnya masalah korosi dari logam anoda, terbentuknya lapisan oksida dari penghasilan gas H2. Menurut (Mohamad, 2008, Gelman dkk, 2014-2015, Vincenzo dkk, 2014) logam anoda yang terkorosi akibat reaksi antara elektrolit dengan permukaan anoda baterai logam udara, selain itu juga akan membentuk lapisan logam hidroksida. Hal ini menyebabkan proses migrasi ion logam menuju katoda akan terhambat dan ini menyebabkan densitas energi yang menurun dan masa hidup baterai menjadi singkat. Menurut (Sheng, 2007) dan (Yugang, 2013) gas H2O, O2, CO2, N2 serta gas lainnya yang mungkin eksis berada di udara. Menurut (Rio dkk, 2014) semakin banyak pori yang terdapat pada karbon aktif akan mempercepat reaksi elektrokimia, tetapi mengurangi hasil reaksi elektrokimia. Persentase porositas yang terlalu rendah akan mengurangi jumlah reaksi, karena bidang kontak reaksi pada sel ini akan semakin berkurang sehingga dapat mengurangi tegangan. Menurut (Jang dkk, 2011) ukuran partikel karbon yang terlalu kecil kurang sesuai digunakan sebagai matriks pembuatan katoda udara. Hal ini karena, dengan ukuran partikel karbon yang kecil, maka ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Kondisi ini menyebabkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 82 kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem baterai logam udara melalui katoda akan turun. Idealnya ukuran partikel karbon adalah sekitar 30 nm. Menurut (Zheng dkk, 2008) jika partikel karbon terlalu besar, memang akan membentuk pori-pori yang lebih besar, yang secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen kedalam sistem baterai logam udara. Namun pada aplikasinya, terutama untuk baterai logam udara dengan sistem akues, justru akan menyebabkan densitas energi baterai menurun. Fenomena ini terjadi karena, dengan semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam sistem baterai logam udara, maka kecepatan reaksi elektrokimia yang terjadi juga semakin cepat, sehingga proses pembentukan endapan dan korosi pada permukan anoda akan berlangsung cepat. 1. Hasil Pengujian Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Seperti yang terlihat pada tabel 4.2, gambar 4.2 dan 4.3 yang disajikan diatas. Terlihat data harga tegangan dan arus rata-rata untuk variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal dilakukan pengukuran selama 5 jam diperoleh hasil potensial tegangan optimal pengukuran pada jam ke tiga sebesar 0.854 V dan arus yang optimal didapat pengukuran pada jam pertama sebesar 0.074 mA. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata tegangan dan arus hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.4 dan 4.5. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 83 Gambar 4.4 Grafik karakteristik tegangan terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal. Gambar 4.5 Grafik karakteristik arus terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal. Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa lokal yang terlalu kecil menyebabkan penyerapan gas oksigen secara adsorbsi menjadi berkurang karena ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Semakin banyak pori yang terdapat pada karbon aktif akan mempercepat reaksi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 84 elektrokimia, tetapi mengurangi hasil dari reaksi elektrokimia yang terjadi pada baterai alumunium udara. Kondisi ini menyebabkan kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem baterai alumunium udara melalui katoda karbon aktif akan turun. Jika ukuran partikel karbon terlalu besar, akan membentuk pori-pori yang lebih besar, secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen ke dalam sistem baterai logam udara. Namun pada aplikasinya akan menyebabkan densitas energi baterai menurun. Fenomena ini terjadi karena, dengan semakin banyaknya oksigen seperti gas H2O, O2, CO2, N2 serta gas lainnya yang mungkin berada di udara yang masuk ke dalam sistem baterai logam udara, maka kecepatan reaksi elektrokimia yang terjadi juga semakin cepat, sehingga proses pembentukan endapan dan korosi pada permukan anoda akan berlangsung cepat. Persentase porositas karbon aktif tempurung kelapa lokal yang terlalu rendah akan mengurangi jumlah reaksi, karena bidang kontak reaksi pada sel ini akan semakin berkurang sehingga dapat mengurangi tegangan baterai yang dihasilkan, permasalahan yang terjadi tersebut sesuai dengan pernyataan dari Jang dkk, 2011, Rio dkk, 2014, Zheng dkk, 2008, Sheng, 2007 dan Yugang, 2013. Permasalahan-permasalahan tersebut yang menyebabkan densitas energi baterai alumunium udara menjadi tidak stabil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu disesuaikan ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa lokal untuk mengendalikan gas oksigen yang diserap oleh karbon aktif untuk masuk kedalam sistem sel baterai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 85 Reaksi Redoks Baterai Alumunuium Udara Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal. Anoda : Al(s) + 3OH−(aq) → Al(OH)3(s) + 3e− ×4 Eo = −0.85 V Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e− → 4OH−(aq) ×3 Eo = +0.40 V 4Al(s) + 12OH−(aq) → 4Al(OH)3(s) + 12e− 3O2(g) + 6H2O(l) + 12e− → 12OH−(aq) Total : 4Al(s) + 12OH−(aq) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) + 12OH−(aq) : 4Al(s) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) GGL (Sel) = Eo (Sel) = E° Katoda – E° Anoda = 0.40 V – (–0.85 V) = 1.25 V 2. Hasil Pengujian Karbon Aktif Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Seperti yang terlihat pada tabel 4.2, gambar 4.2 dan 4.3 yang disajikan diatas. Terlihat data harga tegangan dan arus rata-rata untuk variasi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina dilakukan pengukuran selama 5 jam diperoleh hasil potensial tegangan optimal pengukuran pada jam ke tiga sebesar 0.836 V dan arus yang optimal didapat pengukuran pada jam pertama sebesar 2.620 mA. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata tegangan dan arus hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 86 Gambar 4.6 Grafik karakteristik tegangan terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Gambar 4.7 Grafik karakteristik arus terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Ukuran partikel karbon terlalu besar, memang akan membentuk pori-pori yang lebih besar, yang secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen kedalam sistem baterai logam udara. Namun pada aplikasinya, terutama untuk baterai alumunium udara menyebabkan densitas energi baterai menurun. Fenomena ini terjadi karena, dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 87 semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam sistem baterai alumunium udara, maka kecepatan reaksi elektrokimia yang terjadi juga semakin cepat, sehingga proses pembentukan endapan dan korosi pada permukan anoda akan berlangsung cepat. Jika ukuran partikel karbon yang terlalu kecil kurang sesuai digunakan dalam pembuatan katoda udara. Hal ini karena, dengan ukuran partikel karbon yang kecil, maka ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Kondisi ini menyebabkan kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem baterai alumunium udara melalui katoda akan turun. Ukuran partikel karbon aktif impor buatan Filipina yang tidak menjadi perhatian menjadi penyebab tegangan yang dihasilkan pada baterai alumunium udara tidak stabil. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu disesuaikan ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina untuk mengendalikan gas oksigen yang diserap oleh karbon aktif. Ion logam dari anoda bergerak melalui elektrolit dan bereaksi dengan ion O22- atau O2- yang diperoleh dari reaksi reduksi O2 oleh katalis pada permukaan katoda udara untuk membentuk suatu endapan oksida dari ion logam anoda. O2 yang terlibat dalam sistem baterai alumunium udara berasal dari udara yang masuk melalui pori-pori karbon aktif yang terdapat pada katoda. Endapan oksida dapat menutupi pori-pori dari karbon pada katoda, sehingga oksigen dari udara tidak dapat masuk kedalam sistem baterai logam udara. Kondisi ini akan menyebabkan turunnya densitas energi baterai logam udara, karena reaksi elektrokimia dalam sistem baterai terhambat. Dalam pembuatan baterai logam udara adalah munculnya masalah korosi dari logam anoda, terbentuknya lapisan oksida dari penghasilan gas H2, H2O, O2, CO2, N2 serta gas lainnya yang mungkin berada di udara. Logam anoda yang terkorosi akibat reaksi antara elektrolit dengan permukaan anoda baterai logam udara, selain itu juga akan membentuk lapisan logam hidroksida. Hal ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 88 menyebabkan proses migrasi ion logam menuju katoda akan terhambat dan ini menyebabkan densitas energi yang menurun dan masa hidup baterai menjadi singkat, permasalahan yang terjadi tersebut sesuai dengan pernyataan dari Zheng dkk, 2008, Jang dkk, 2011, Sheng, 2007, Yugang, 2013, Mohammad, 2008, Gelman dkk, 20142015 dan Vicenzo dkk, 2014. Permasalahan tersebut menjadi penyebab arus yang dihasilkan pada baterai alumunium udara menjadi turun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu menyesuaiakan ukuran partikel karbon aktif dan mengendalikan udara yang diserap masuk melalui karbon aktif dengan cara membuat membran untuk menyerap gas O2 murni yang masuk melalui karbon aktif. Berdasarkan pengujian adsorbsi menggunakan metode visual pada gambar 4.10, karbon aktif impor buatan Filipina memiliki sifat adsorbsi yang paling baik sehingga menghasilkan arus rata-rata paling optimal. Reaksi Redoks Baterai Alumunuium Udara Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina. Anoda : Al(s) + 3OH−(aq) → Al(OH)3(s) + 3e− ×4 Eo = −0.83 V Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e− → 4OH−(aq) ×3 Eo = +0.40 V 4Al(s) + 12OH−(aq) → 4Al(OH)3(s) + 12e− 3O2(g) + 6H2O(l) + 12e− → 12OH−(aq) Total : 4Al(s) + 12OH−(aq) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) + 12OH−(aq) : 4Al(s) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 89 GGL (Sel) = Eo (Sel) = E° Katoda – E° Anoda = 0.40 V – (–0.83 V) = 1.23 V 3. Hasil Pengujian Karbon Aktif Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Seperti yang terlihat pada tabel 4.2, gambar 4.2 dan 4.3 yang disajikan diatas. Terlihat data harga tegangan dan arus rata-rata untuk variasi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium dilakukan pengukuran selama 5 jam diperoleh hasil potensial tegangan optimal pengukuran pada jam ke dua sebesar 0.944 V dan arus yang optimal didapat pengukuran pada jam pertama sebesar 0.106 mA. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata tegangan dan arus hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.8 dan 4.9. Gambar 4.8 Grafik karakteristik tegangan terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 90 Gambar 4.9 Grafik karakteristik arus terhadap waktu variasi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Ukuran partikel karbon terlalu besar, memang akan membentuk pori-pori yang lebih besar, yang secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen kedalam sistem baterai logam udara. Namun pada aplikasinya, terutama untuk baterai alumunium udara menyebabkan densitas energi baterai menurun. Fenomena ini terjadi karena, dengan semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam sistem baterai alumunium udara, maka kecepatan reaksi elektrokimia yang terjadi juga semakin cepat, sehingga proses pembentukan endapan dan korosi pada permukan anoda akan berlangsung cepat. Jika ukuran partikel karbon yang terlalu kecil kurang sesuai digunakan dalam pembuatan katoda udara. Hal ini karena, dengan ukuran partikel karbon yang kecil, maka ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Kondisi ini menyebabkan kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem baterai alumunium udara melalui katoda akan turun. Ukuran partikel karbon aktif penjernih air aquarium yang tidak menjadi perhatian menjadi penyebab tegangan yang dihasilkan pada baterai alumunium udara tidak stabil. Untuk mengatasi masalah tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 91 perlu disesuaikan ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa penjernih aquarium untuk mengendalikan gas oksigen yang diserap oleh karbon aktif. Ion logam dari anoda bergerak melalui elektrolit dan bereaksi dengan ion O22- atau O2- yang diperoleh dari reaksi reduksi O2 oleh katalis pada permukaan katoda udara untuk membentuk suatu endapan oksida dari ion logam anoda. O2 yang terlibat dalam sistem baterai alumunium udara berasal dari udara yang masuk melalui pori-pori karbon aktif yang terdapat pada katoda. Endapan oksida dapat menutupi pori-pori dari karbon pada katoda, sehingga oksigen dari udara tidak dapat masuk kedalam sistem baterai logam udara. Kondisi ini akan menyebabkan turunnya densitas energi baterai logam udara, karena reaksi elektrokimia dalam sistem baterai terhambat. Dalam pembuatan baterai logam udara adalah munculnya masalah korosi dari logam anoda, terbentuknya lapisan oksida dari penghasilan gas H2, H2O, O2, CO2, N2 serta gas lainnya yang mungkin berada di udara. Logam anoda yang terkorosi akibat reaksi antara elektrolit dengan permukaan anoda baterai logam udara, selain itu juga akan membentuk lapisan logam hidroksida. Hal ini menyebabkan proses migrasi ion logam menuju katoda akan terhambat dan ini menyebabkan densitas energi yang menurun dan masa hidup baterai menjadi singkat, permasalahan yang terjadi tersebut sesuai dengan pernyataan dari Zheng dkk, 2008, Jang dkk, 2011, Sheng, 2007, Yugang, 2013, Mohammad, 2008, Gelman dkk, 20142015 dan Vicenzo dkk, 2014. Permasalahan tersebut menjadi penyebab arus yang dihasilkan pada baterai alumunium udara menjadi turun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu menyesuaiakan ukuran partikel karbon aktif dan mengendalikan udara yang diserap masuk melalui karbon aktif dengan cara membuat membran untuk menyerap gas O2 murni yang masuk melalui karbon aktif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 92 Reaksi Redoks Baterai Alumunuium Udara Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Penjernih Aquarium. Anoda : Al(s) + 3OH−(aq) → Al(OH)3(s) + 3e− ×4 Eo = −0.94 V Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e− → 4OH−(aq) ×3 Eo = +0.40 V 4Al(s) + 12OH−(aq) → 4Al(OH)3(s) + 12e− 3O2(g) + 6H2O(l) + 12e− → 12OH−(aq) Total : 4Al(s) + 12OH−(aq) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) + 12OH−(aq) : 4Al(s) + 3O2(g) + 6H2O(l) → 4Al(OH)3(s) GGL (Sel) = Eo (Sel) = E° Katoda – E° Anoda = 0.40 V – (–0.94 V) = 1.34 V 4.3 Pengujian Adsorbsi Karbon Aktif Menggunakan Metode Visual Karbon aktif yang merupakan adsorben, adalah suatu padatan berpori yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorbsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorbsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 93 Adsorbsi merupakan peristiwa penyerapan suatu adsorbat pada permukaan adsorben. Adsorbat adalah zat (molekul, atom, atau ion) yang diserap sedangkan adsorben adalah zat yang menyerap. Adsorben yang sering digunakan untuk menurunkan konsentrasi logam berat adalah arang aktif, karena lebih mudah didapatkan secara komersil. Adsorben yang sering digunakan untuk menurunkan konsentrasi logam berat adalah arang aktif, karena lebih mudah didapatkan secara komersil. Adsorbsi adalah suatu proses penyerapan yang terjadi pada suatu bidang permukaan. Saat dua fasa saling berkontak komposisi fasa yang dekat dengan daerah batas fasa akan berbeda dengan yang terdapat pada bulk fasa tersebut (Vladimir Ponec, 1974). Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorbsi antara lain: a) Sifat fisik dan kimia adsorben dan adsorbat. b) Sifat fasa cair (pH, suhu). c) Sifat fasa gas (Suhu, tekanan). d) Konsentrasi adsorbat. e) Waktu kontak adsorben dan adsorbat. Untuk mengetahui keunggulan dari ketiga variasi karbon aktif digunakan pengujian dengan metode sederhana untuk adsorbsi penyerapan warna pada air dengan variabel tetap karbon aktif 5 gram, air 0.1 L, pewarna 0.0005 L dan dilihat sifat penyerapannya selama 2 jam, 4 jam dan 6 jam. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 94 (a) (b) (c) 2 Jam (a) (b) (c) 4 Jam (a) (b) (c) 6 Jam Gambar 4.10 (a) Karbon aktif tempurung kelapa buatan lokal, (b) karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina, (c) karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Dari hasil pengujian adsorbsi (penyerapan) warna pada air selama 6 jam karbon aktif impor buatan Filipina mempunyai sifat penyerapan yang paling baik dibandingkan dengan karbon aktif tempurung kelapa buatan lokal dan karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina memiliki sifat adsorbsi yang paling optimal. Hasil pengujian adsorbsi warna membuktikan karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina memiliki sifat adsorbsi udara yang paling optimal sehingga meghasilkan harga arus yang paling optimal dibandingkan dengan karbon aktif tempurung kelapa buatan lokal dan penjernih air aquarium. 4.4 Pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy Baterai Alumunium Udara Menggunakan Variasi Karbon Aktif Impedansi adalah ukuran penolakan terhadap arus bolak balik. Satuannya adalah ohm. Jumlah seluruh hambatan serta impedansi seluruh induktor dan kapasitor yang akan memberikan jumlah penolakan yang bervariasi terhadap arus tergantung pada perubahan arus. Impedansi di lambangkan dengan simbol Z dan memiliki satuan Ohm (Ω). Impedansi dapat mengukur impedansi rangkaian atau komponen elektrik apapun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 95 Hasil pengukurannya akan memberi informasi seberapa besar rangkaian tersebut menghambat aliran elektron (arus). Ada dua variabel berbeda yang memperlambat laju arus, yaitu resistansi (R) atau hambatan adalah perlambatan arus yang disebabkan oleh bahan dan bentuk dari komponen. Variabel ini paling besar terdapat di resistor, meski seluruh komponen pasti memiliki setidaknya sedikit hambatan. Reaktansi (X) adalah perlambatan arus dikarenakan bidang elektrik dan magnetis yang menolak perubahan arus atau tegangan. Variabel reaktansi paling signifikan terhadap kapasitor dan induktor. Variabel resistansi dan reakstansi berkontribusi terhadap impedansi. Data pada gambar 4.11-4.14 didapat dari lampiran tabel 5.4-5.6 dan gambar 5.1-5.3. Gambar 4.11 Grafik hasil pengujian electrochemical impedance spectroscopy variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 96 Gambar 4.12 Grafik pengujian electrochemical impedance spectroscopy variasi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Gambar 4.13 Grafik pengujian electrochemical impedance spectroscopy variasi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Tabel 4.3 Data arus dan electrochemical impedance spectroscopy variasi karbon aktif pada komposisi 0.198 gram. Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Tempurung Kelapa Impor Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Arus (mA) 0.074 2.620 0.106 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Impedansi (Ω) 6.390 20.800 12.500 97 Gambar 4.14 Grafik hubungan arus dengan electrochemical impedance spectroscopy variasi karbon aktif. Seperti yang terlihat pada gambar 4.14 didapatkan hubungan arus dengan impedansi variasi karbon aktif dapat dikaitkan dengan teori statistik korelasi dan regresi linier sederhana. Regresi merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Jika ada dua variabel atau lebih maka sudah selayaknya mempelajari bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan atau dapat diramalkan. Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih. Selain itu analisis regresi berguna untuk mendapatkan pengaruh antar variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2006). Dari gambar 4.14 didapat R2 = 0.8299, maka √R2 = √0.8299 = 0.91. 0.91 masuk ke dalam range (0.8-1) dalam hubungan korelasi dan regresi linier sederhana yaitu, hubungan cukup. Data hubungan arus dengan impedansi variasi karbon aktif memiliki keakuratan data sebesar 82.99 % yang didapat dari R2 × 100 = 0.8299 × 100 = 82.99 %. Kesimpulannya semakin rendah nilai impedansi maka akan semakin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 98 baik konduktivitas suatu bahan dalam menghantarkan aliran elektron (arus), begitupun sebaliknya. Ukuran partikel, kandungan mineral dan kemampuan adsorbsi karbon aktif menjadi penyebab hasil pengujian impedansi. Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa lokal lebih kecil dan seragam seperti tepung dan ukuran partikelnya seragam seperti yang terlihat pada gambar 4.15, nilai impedansi (Z) 6.390 Ω, hambatan (Rs) 6.000 Ω dan reaktansi (X) 2.200 Ω. Pada tabel 4.4 hasil pengujian SEM kandungan mineral selain karbon sebanyak 1.74 % memiliki konduktivitas paling baik dari karbon aktif impor buatan Filipina dan penjernih air aquarium, tetapi kemampuan adsorbsinya paling buruk dari hasil pengujian arus listrik, hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian adsorbsi menggunakan metode visual pada gambar 4.10. Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina lebih besar dan tidak seragam dibandingkan tempurung kelapa lokal seperti yang terlihat pada gambar 4.16, nilai impedansi (Z) 20.800 Ω, hambatan (Rs) 18.900 Ω dan reaktansi (X) 8.790 Ω. Pada tabel 4.5 hasil pengujian SEM kandungan mineral selain karbon sebanyak 3.19 % memiliki konduktivitas paling buruk dari karbon aktif lokal dan penjernih air aquarium, tetapi kemampuan adsorbsinya paling baik dari hasil pengujian arus listrik, hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian adsorbsi menggunakan metode visual pada gambar 4.10. Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium lebih besar dan tidak seragam dibandingkan tempurung kelapa lokal seperti yang terlihat pada gambar 4.17, nilai impedansi (Z) 12.500 Ω, hambatan (Rs) 10.700 Ω dan reaktansi (X) 6.360 Ω. Pada tabel 4.6 hasil pengujian SEM kandungan mineral selain karbon sebanyak 5.35 % memiliki konduktivitas dan kemampuan absorbsinya diantara karbon http://digilib.mercubuana.ac.id/ 99 aktif lokal dan impor buatan Filipina, Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian adsorbsi menggunakan metode visual pada gambar 4.10. Gambar 4.15 Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa lokal. Gambar 4.16 Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Gambar 4.17 Ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 100 Ukuran partikel mempengaruhi nilai impedansi yang dihasilkan, semakin kecil ukurannya maka nilai impedansinya pun semakin kecil. Jika ukuran partikel seragam maka mineral yang terkandung pada karbon aktif memiliki kemampuan konduktivitas yang baik juga. 1. Hasil Pengujian Impedansi Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Seperti yang terlihat pada lampiran tabel 5.4, gambar 4.11 yang disajikan diatas, didapat dari hasil pengujian impedansi karbon aktif tempurung kelapa lokal. Dari hasil pengujian impedansi karbon aktif tempurung kelapa lokal memiliki nilai impedansi (Z) sebesar 6.39E+03 = 6.390 Ω, hambatan (Rs) sebesar 6.00E+03 = 6.000 Ω dan reaktansi (X) sebesar 2.20E+03 = 2.200 Ω. Semakin rendah nilai impedansi maka akan semakin baik konduktivitas suatu bahan dalam menghantarkan aliran elektron (arus). Karbon aktif tempurung kelapa lokal memiliki partikel lebih kecil seperti serbuk tepung, mineral yang terkandung di dalam karbon aktif dapat dilihat pada tabel 4.4. Mineral yang memiliki sifat konduktivitas lebih banyak dibandingkan dengan variasi karbon aktif tempurung kelapa impor dan penjernih air aquarium. Kemampuan konduktivitas karbon aktif tempurung kelapa lokal paling baik dibandingkan variasi karbon aktif tempurung kelapa impor dan penjernih air aquarium. 2. Hasil Pengujian Impedansi Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Seperti yang terlihat pada lampiran tabel 5.5, gambar 4.12 yang disajikan diatas, didapat dari hasil pengujian impedansi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Dari hasil pengujian impedansi karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina memiliki nilai impedansi (Z) sebesar 2.08E+04 = 20.800 Ω, hambatan (Rs) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 101 sebesar 1.89E+04 = 18.900 Ω dan reaktansi (X) sebesar 8.79E+03 = 8.790 Ω. Semakin rendah nilai impedansi maka akan semakin baik konduktivitas suatu bahan dalam menghantarkan aliran elektron (arus). Karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina memiliki partikel lebih besar dibandingkan dengan tempurung kelapa lokal, mineral yang terkandung di dalam karbon aktif dapat dilihat pada tabel 4.5. Mineral yang memiliki sifat konduktivitas lebih sedikit dibandingkan dengan variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal dan penjernih air aquarium. Kemampuan konduktivitas karbon aktif tempurung kelapa impor paling buruk dibandingkan variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal dan penjernih air aquarium. 3. Hasil Pengujian Impedansi Variasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa Penjernih Air Aquarium Seperti yang terlihat pada lampiran tabel 5.6, gambar 4.13 yang disajikan diatas, didapatkan data hasil pengujian impedansi baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Dari hasil pengujian impedansi karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium memiliki nilai impedansi (Z) sebesar 1.25E+04 = 12.500 Ω, hambatan (Rs) sebesar 1.07E+04 = 10.700 Ω dan reaktansi (X) sebesar 6.36E+03 = 6.360 Ω. Semakin rendah nilai impedansi maka akan semakin baik konduktivitas suatu bahan dalam menghantarkan aliran elektron (arus). Karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium memiliki partikel lebih besar dibandingkan dengan tempurung kelapa lokal, mineral yang terkandung di dalam karbon aktif dapat dilihat pada tabel 4.6. Mineral yang memiliki sifat konduktivitas lebih sedikit dari karbon aktif tempurung kelapa impor. Kemampuan konduktivitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 102 karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium diantara variasi karbon aktif tempurung kelapa lokal dan impor. 4.5 Pengujian Morfologi Variasi Karbon Aktif Dengan Scanning Electrone Microscope Scanning electrone microscope atau mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari miksroskop cahaya, mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Untuk mengetahui morfologi dari variasi karbon aktif yang digunakan dalam pembuatan baterai alumunium udara maka digunakan pengujian menggunakan mikroskop elektron. 1. Hasil Pengujian Scanning Electrone Microscope Karbon Aktif Tempurung Kelapa Lokal Dari hasil pengujian SEM karbon aktif tempurung kelapa lokal yang dilakukan sebanyak 3 kali pengujian didapatkan beberapa informasi mineral yang terkandung di dalam karbon aktif tempurung kelapa lokal. Informasi tersebut tersedia pada tabel 4.4 dan gambar 4.18-4.4.20 dibawah ini. Untuk lebih jelasnya data SEM tersedia pada lampiran 4. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 103 Tabel 4.4 Kandungan mineral karbon aktif tempurung kelapa lokal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kandungan Mineral C Si Ca Fe P K Cu Ag Au % 98.26 0.14 0.16 0.02 0.06 0.73 0.50 0.03 0.06 Gambar 4.18 Pengujian SEM pertama karbon aktif tempurung kelapa lokal. Gambar 4.19 Pengujian SEM kedua karbon aktif tempurung kelapa lokal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 104 Gambar 4.20 Pengujian SEM ketiga karbon aktif tempurung kelapa lokal. Dari hasil pengujian SEM seperti yang terlihat pada gambar 4.18-4.20, terlihat ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa lokal lebih seragam dan membentuk pori-pori yang rapat tetapi sebagian partikel karbon aktif tertutup mineral yang terkandung, secara teoritis semakin kecil ukuran partikel karbon aktif akan semakin baik dalam kemampuan adsorbsinya, tetapi jika ukuran partikel karbon aktif yang terlalu kecil, ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Kondisi ini menyebabkan kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem sel baterai alumunium udara melalui katoda akan menurun dan menyebabkan arus listrik yang dihasilkan pun sedikit, karena oksigen yang digunakan untuk menjalankan reaksi elektrokimia pun sedikit yang masuk ke pori-pori karbon aktif. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian pada gambar 4.5 pengaruh arus terhadap waktu karbon aktif tempurung kelapa lokal. Permasalahan tersebut sesuai dengan pernyataan Jang dkk, 2011. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 105 2. Hasil Pengujian Scanning Electrone Microscope Karbon Aktif Tempurung Kelapa Impor Buatan Filipina Dari hasil pengujian SEM karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina yang dilakukan sebanyak 3 kali pengujian didapatkan beberapa informasi mineral yang terkandung di dalam karbon aktif tempurung kelapa lokal. Informasi tersebut tersedia pada tabel 4.5 dibawah ini. Untuk lebih jelasnya data SEM tersedia pada lampiran 4. Tabel 4.5 Kandungan mineral karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kandungan Mineral C Na Mg Al Si P K Ca % 96.81 0.07 0.05 0.17 0.89 0.02 1.76 0.07 Gambar 4.21 Pengujian SEM pertama karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 106 Gambar 4.22 Pengujian SEM kedua karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Gambar 4.23 Pengujian SEM ketiga karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Dari hasil pengujian SEM seperti yang terlihat pada gambar 4.21-4.23, terlihat ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina tidak seragam dan membentuk pori-pori yang cukup besar dibandingkan dengan pori-pori karbon aktif tempurung kelapa lokal tetapi sebagian partikel karbon aktif tertutup mineral yang terkandung, secara teoritis semakin kecil ukuran partikel karbon aktif akan semakin baik dalam kemampuan adsorbsinya, tetapi jika ukuran partikel karbon aktif yang terlalu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 107 kecil, ketika terjadi penyusunan partikel-partikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Jika partikel karbon terlalu besar, akan membentuk pori-pori yang lebih besar, secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen kedalam sistem baterai alumunium udara. Kondisi ini menyebabkan kemampuan oksigen untuk masuk ke dalam sistem sel baterai alumunium udara melalui katoda akan meningkat dan menyebabkan arus listrik yang dihasilkan pun banyak. Perlu disesuaikan ukuran partikel karbon aktif yang sesuai untuk digunakan dalam pembuatan baterai alumunium udara. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian pada gambar 4.7 pengaruh arus terhadap waktu karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina. Permasalahan tersebut sesuai dengan pernyataan Jang dkk, 2011 dan Zheng dkk, 2008. 3. Hasil Pengujian Scanning Electrone Microscope Karbon Aktif Tempurung Kelapa Penjernih Aquarium Dari hasil pengujian SEM karbon aktif tempurung kelapa penjernih aquarium yang dilakukan sebanyak 3 kali pengujian didapatkan beberapa informasi mineral yang terkandung di dalam karbon aktif tempurung kelapa lokal. Informasi tersebut tersedia pada tabel 4.6 dibawah ini. Untuk lebih jelasnya data SEM tersedia pada lampiran 4. Tabel 4.6 Kandungan mineral karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. No 1 2 3 4 5 6 7 Kandungan Mineral C Na Mg Al Si Cl K http://digilib.mercubuana.ac.id/ % 94.65 0.51 0.13 0.36 0.96 0.21 3.14 108 Gambar 4.24 Pengujian SEM pertama karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Gambar 4.25 Pengujian SEM kedua karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 109 Gambar 4.26 Pengujian SEM ketiga karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Dari hasil pengujian SEM seperti yang terlihat pada gambar 4.24-4.26, terlihat ukuran partikel karbon aktif tempurung kelapa penjernih air lebih besar dan tidak seragam serta membentuk pori-pori yang cukup besar tetapi hampir keseluruhan partikel karbon aktif tertutup mineral yang terkandung. Secara teoritis semakin kecil ukuran partikel karbon aktif akan semakin baik dalam kemampuan adsorbsinya, tetapi jika ukuran partikel karbon aktif yang terlalu kecil, ketika terjadi penyusunan partikelpartikel karbonnya akan membentuk pori-pori yang lebih kecil dan rapat. Jika partikel karbon terlalu besar, akan membentuk pori-pori yang lebih besar, secara teoritis akan memudahkan masuknya oksigen kedalam sistem baterai alumunium udara. Kandungan mineral yang terlalu tinggi menyebabkan partikel karbon aktif tertutup dan kemampuan adsorbsi oksigen untuk masuk ke dalam sistem sel baterai alumunium udara melalui katoda akan menurun dan menyebabkan arus listrik yang dihasilkan pun tidak banyak dan cenderung menurun. Perlu disesuaikan ukuran partikel karbon aktif yang sesuai untuk digunakan dalam pembuatan baterai alumunium udara. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengujian pada gambar 4.9 pengaruh arus terhadap waktu karbon http://digilib.mercubuana.ac.id/ 110 aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium. Permasalahan tersebut sesuai dengan pernyataan Jang dkk, 2011 dan Zheng dkk, 2008. http://digilib.mercubuana.ac.id/