A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan

advertisement
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan
arus kas, atu laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di
samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Ikatan
Akuntansi Indonesia,2009).
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian
proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis (Hery, 2015:3).
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. (Fahmi,
2011:22)
Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh
data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus
6
7
dapat menginteprestasikan serta menganalisis laporan keuangan
yang dibuatnya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan
atau
aktivitas
perusahaan
kepada
pihak-pihak
yang
bersangkutan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagi alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan,
yang
menunjukkan
kondisi
kesehatan
keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaa.
2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Keuangan
1) Tujuan laporan Keuangan
Tujuan
keseluruhan
dari
laporan
keuangan
adalah
untuk
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusan investasi dan kredit
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara
wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah :
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi
dan kewajiban perusahaan.
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
8
3) Memungkinkan
untuk
menaksir
potensi
perusahaan
dalam
menghasilkan laba.
4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset
dan kewajiban.
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para
pemakai laporan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
3. Kegunaan Laporan Keuangan
Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat
diperlukan untuk mnegukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan
dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan
mencapai tujuannya. Bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan
hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang
luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan.
9
Dapat dipahami bahwa dengan adanya laporan keuangan yang
disediakan oleh pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu
pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan. Seperti
keinginan perusahaan untuk melakukan right issue, yang artinya right
issue tersebut diprioritaskan kepada pemilik saham lama untuk
membelinya. Sehingga berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh
dan disajikan oleh manajemen perusahaan pihak investor atau pemilik
saham perusahaan akan bisa menganalisis bagaimana kondisi perusahaan
serta prospek perusahaan nantinya khusunya dari segi kemampuan
profitabilitas yang akan dihasilkan.
4. Jenis-Jenis laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan utama dan pendukung :
1) Laporan Laba Rugi
Merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan
beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi
ini pada akhirnya memuat informasi mengenai hasil kinerja
manajamen atau hasil kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau
rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan
dikurangi dengan beban dan kerugian.
10
2) Lapran Ekuitas Pemilik
Laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas
pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan
ini sering dinamakan laporan perubahan modal.
3) Neraca
Laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban dan
ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan dari laporan ini tidak
lain adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan kas keluar
secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari
aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan
atau pembiayaan untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan arus kas
menunjukan besarnya kenaikan atau penurunan bersih kas dari seluruh
aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki
perusahaan sampai dengan akhir periode.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian yang tidak dapat sipisahkan dari komponen
laporan keuangan. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan
penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
11
6) Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan
suatu perusahaan.
Ada beberapa pihak yang dianggap memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan, yaitu :
a. Kreditur
Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik
dalam bentuk uang (money), barang (goods) maupun dalam bentuk
jasa (service).
b. Investor
Seorang investor berkewajiban untuk mengtahui secara
umum dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau
pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan
keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai
informasi keuangan perusahaan.
c. Akuntan publik
Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk
melakukan audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan
audit seorang akuntan publik adalah laporan keungan perusahaan,
untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan
memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi.
d. Karyawan perusahaan
Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di
suatu
perusahaan.
Secara
ekonomi
mereka
mempunyai
12
ketergantungan yang besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang
diterima dari perusahaan tempat bekerja telah begitu berperan
dalam membantu kehidupannya, terutama karyawan tersebut telah
berkeluarga.
e. Pemda
Pemerintah daerah atau local government adalah mereka
yang mempunyai hubungan kuat dengan kajian seperti akan
lahirnya suatu perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan
berbagai aspek.
f. Pemerintah pusat
Pemerintah pusat adalah dengan segala perangkat yang
dimilikinya telah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai
data fundamental acuan untuk melihat perkembangan pada
berbagai sektor bisnis.
B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah
masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan
itu sendiri. (Hery, 2015:132)
Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan,
baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan
13
lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini berguna bagi arah
perkembangan perusahaan dengan mengetahui seberapa efektif operasi
perusahaan telah berjalan. Analisis laporan keuangan sangat berguna
tidak hanya bagi internal perusahaan saja, tetapi juga bagi investor dan
pemangku kepentingan lainnya.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisis
laporan keuangan adalah :
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha
yang telah dicapai selama beberapa periode.
b. Untuk
mengetahui
kelemahan-kelemahan
yang
menjadi
kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan
perusahaan.
d. Untuk
menentukan
langkah-langkah
perbaikan
yang
perlu
dilakukan di masa mendatang, khusunya yang berkaitan dengan
posisi keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
f. Sebagai pembanding dengan dengan perusahaan sejenis, terutama
mengenai hasil yang telah dicapai.
14
3. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Berikut
adalah
langkah-langkah
atau
prosedur
dalam
melakukan analisis laporan keuangan :
a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang
diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode
maupun beberapa periode.
b. Melakukan
pengukuran-pengukuran
atau
perhitungan-
perhitungan secara cermat dengan memasukkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan ke dalam rumus-rumus
tersebut.
c. Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan
pengukuran yang telah dilakukan.
d. Membuat laporan hasil analisis.
e. Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis
yang telah dilakukan.
4. Metode Analisis Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan suatu
metode dan taknik analisis yang tepat. Tujuan dari penentuan metode
dan teknik analisis yang tepat ini adalah agar laporan keuangan dapat
secara maksimal memberikan manfaat bagi para penggunanya sesuai
dengan jenis keputusan yang akan diambil. Secara garis besar, ada dua
metode analisis laporan keungan yang lazim dipergunakan dalam
praktik, yaitu :
15
a. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya
terhadap satu periode laporan keuangan saja. Analisis ini dilakukan
antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan dari satu periode.
Jadi, informasi yang diperoleh hanyalah menggambarkan hubungan
kunci antar pos-pos laporan keuangan atau kondisi untuk satu periode
saja sehingga tidak dapat mengetahui perkembangan kondisi
perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya. Analisis
vertikal juga dapat berupa analisis perbandingan terhadap laporan
keuangan perusahaan lain pada satu periode tertentu, di mana
perbandingan dilakukan terhadap informasi serupa dari perusahaan
lain yang berbeda dalam satu industri yang sama atau diakitkan dengan
data industri (sebagai patokan) pada periode waktu tertentu.
b. Analisis Horisontal (Dinamis)
Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode. Dengan kata
lain, perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan
yang sama (perusahaan itu sendiri) tetapi untuk periode waktu yang
berbeda. Melalui hasil analisis ini dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran kinerja perusahaan dari periode yang satu ke periode
berikutnya.
16
5. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Di sampinng metode yang digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan, terdapat juga beberapa jenis teknik analisis laporan
keuangan. Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang
dapat dilakuakn adalah sebagia berikut :
a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan
laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan
perubahan dalam jumlah maupun persentase.
b. Analisis Tren
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah
menujukkan kenaikan atau penurunan.
c. Analisis Persentase Per Komponen (common size)
Merupakan
teknik
analisis
yang
digunakan
untuk
mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap
total aset, persentase masing-masing komponen utang dan modal
terhadap total passiva (total aset), persentase masing-masing
komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.
17
d. Analisis Sumber dan Pengguanaan Modal Kerja
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode
waktu yang dibandingkan.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
f. Analisis Rasio Keuangan
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba
rugi.
g.
Analisis Perubahan Laba Kotor
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
posisi laba kotor dari satu periode ke periode berikutnya, serta
sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor tersebut.
h. Analisis Titik Impas
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
i. Analisis Kredit
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak
tidaknya suatu permohonan kredit debitur kepada kreditur, seperti
bank.
18
C. ANALISIS RASIO KEUANGAN
1. Pengertian Anslisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah analisis
yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan
dalam bentuk rasio keuangan. (Hery, 2015:163)
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang
paling populer dan banyak digunakan. Meskipun perhitungan rasio
hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya
memerlukan interprestasi yang tidak mudah. Agar hasil perhitungan
rasio menjadi bermakna, sebuah rasio sebaiknya mengacu pada
hubungan ekonomis yang penting. Rasio harus diinterprestasikan
dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mempengaruhi pembilang
dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebut.
2. Kelompok Utama Pengguna Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga
kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
a. Manajer Perusahaan
Menerapkan
rasio
untuk
membantu
menganalisis,
mengendalikan, dan meningkatkan kinerja operasi serta
keuangan perusahaan.
19
b. Analisis Kredit
Termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat
obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk mengidentifikasi
kemampuan debitur dalam membayar utang-utangnya
c. Analisis Saham
Yang
tertarik
pada
efisiensi,
risiko,
dan
prospek
pertumbuhan perusahaan.
3. Analisis Rasio menggunakan Rasio Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas
a. Rasio Profitabilitas
1) Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dari aktivitas normal biasanya.
Rasio
profitabilitas
dikenal
juga
sebagai
rasio
rentabilitas. Di samping bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur
tingkat
efektifitas
manajemen
dalam
menjalankan
operasional perusahaan.
2) Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Rasio
perusahaan
profitabilitas
saja,
tidak
melainkan
hanya
juga
berguna
bagi
pihak
bagi
luar
20
perusahaan. Dalam praktinya, ada banyak manfaat yang
diperoleh dari rasio profitabilitas, baik bagi pihak pemilik
perusahaan,
manajemen
perusahaan,
maupun
para
pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan
perusahaan.
Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio profitabilitas
secara keseluruhan:
a) Untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu.
b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total aset.
e) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total ekuitas.
f) Untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan
bersih.
g) Untuk mengukur laba operasional atas penjualan bersih.
h) Untuk mengukur margin laba bersih penjualan bersih.
21
3) Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Berikut adalah jenis-jenis rasio profitabilitas yang
sering
digunakan
dalam
praktik
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba:
a) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset)
Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mnegukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total aset.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
mneghitung hasil pengembalian atas asset:
Hasil pengembalian atas Aset =
b) Hasil pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)
Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio
yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total ekuitas.
22
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung hasil pengembalian atas ekuitas:
Hasil pengembalian atas Ekuitas =
c) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas
penjualan bersih. Rasio ini dihitunng dengan membagi laba
kotor terhadap penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung
sebagai hasil pengurangan antara penjualan bersih dengan
harga pokok penjualan. Yang dimaksud dengan penjualan
bersih di sini adalah penjualan (tunai maupun kredit)
dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta potongan
penjualan.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung margin laba kotor:
Margin Laba Kotor =
d) Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)
Margin laba operasional merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba
operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan
23
membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Laba
operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurang antara
laba kotor dengan beban operasioanl. Beban operasional di
sini terdiri atas beban penjualan maupun beban umum dan
administrasi.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung margin laba operasional:
Margin Laba Operasional =
e) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas
penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba
bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri
dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum
pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan. Yang
dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan di sini
adalah
laba
operasional
ditambah
pendapatan
dan
keuntungan lain-lain, lalu dikurangi dengan beban dan
kerugian lain-lain.
24
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung margin laba bersih:
Margin Laba Bersih =
b. Rasio Solvabilitas
1) Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan
dibiayai dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas atau
rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung
perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti luas,
rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik
kewajiban jangka pendek maupun lewajiban jangka panjang.
Perusahaan dengan rasio solvabilitas yang tinggi
(memiliki utang yang besar) dapat berdampak pada timbulnya
risiko keuangan yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang
besar pula untuk menghasilkan laba yang tinggi. Risiko
keuangan yang besar ini timbul karena perusahaan harus
menanggung atau terbebani dengan pembayaran bunga dalam
jumlah yang besar. Namun, apabila dana hasil pinjaman
25
tersebut dipergunakan secara efisien dan efektif dengan
membeli aset produktif tertentu (seperti mesin dan peralatan)
atau untuk membiayai ekspansi bisnis perusahaan, maka hal ini
akan memberikan peluang yang besar bagi perusahaan untuk
meningkatkan hasil usahanya. Sebaliknya, perushaan dengan
rasio solvabilitas yang rendah memiliki risiko keuangan yang
kecil, tetapi juga mungkin memiliki peluang yang kecil pula
untuk menghasilkan laba yang besar. Seorang manajer
keuangan yang handal dituntut untuk memiliki kepiawaian
dalam mengelola tingkat solvabilitas perusahaan, khususnya
dalam mencermati hubungan antara risiko keuangan dengan
tingkat pengembalian yang dihasilkan dari dana yang dipinjam
perusahaan.
2) Tujuan dan Manfaat rasio Solvabilitas
Hasil perhitungan rasio solvabilitas diperlukan
sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan antara
penggunan dana dari pinjaman atau penggunaan dana dari
modal
sebagai
alternatif
sumber
pembiayaan
aset
perusahaan.
Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio solvabilitas
secara keseluruhan :
26
a) Untuk mengetahui posisi total kewajiban perusahaan
kepada kreditur, khususnya jika dibandingkan dengan
jumlah aset atau modal yang dimiliki perusahaan.
b) Untuk mengetahui posisi kewajiban jangka panjang
perusahaan terhadap jumlah modal yang dimiliki
perusahaan.
c) Untuk menilai kemampuan aset perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajiban, termasuk kewajiban
yang bersifat tetap, seperti pembayaran angsuran
pokok pinjaman beserta bunganya secara berkala.
d) Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang
dibiayai oleh utang.
e) Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang
dibiayai oleh modal.
f) Untuk menilai seberapa besar pengaruh untang
terhadap pembiayaan aset perusahaan.
g) Untuk menilai seberapa besar pengaruh modal
terhadap pembiayaan aset perusahaan.
h) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset
yang dijadikan sebagai jaminan modal bagi pemilik
atau pemegang saham.
i) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.
27
j) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka
panjang.
k) Untuk
menilai
sejauh
mana
atau
berapa
kali
kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba
sebelum bunga dan pajak) dalam membayar bunga
pinjaman.
l) Untuk
menilai
sejauh
mana
atau
berapa
kali
kemampuan perusahaan (yang diukur dari jumlah laba
operasional) dalam melunasi seluruh kewajiban.
Berdasarkan
hasil
anilisis
rasio
solvabilitas,
perusahaan memperoleh informasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pembiayaan, termasuk kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
Selanjutnya
(berdasarkan
seluruh
analisis
kewajibannya.
tersebut),
manajer
keuangan diharapkan dapat secara cermat memutuskan
serta mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna
menyeimbangkan alternatif sumber pembiayaan yang ada,
yaitu antara pembiayaan lewat utang dengan pembiayaan
lewat modal.
3) Jenis-jenis Rasio Solvabilitas
Berikut adalah jenis-jenis rasio solvabilitas yang
lazim
digunakan
dalam
praktik
untuk
mengukur
28
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
seluruh
kewajiban :
a) Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai
oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pembiayaan aset.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio utang :
Rasio Utang =
b) Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang
terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui
besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan
oleh kreditur dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk
mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang
dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio ini memberikan
petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan risiko
keuangan debitur.
29
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio utang terhadap modal :
Rasio Utang terhadap Modal =
c) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term
Debt to Equity Ratio)
Rasio utang jangka panjang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini
berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara
jumlah dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang
dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio utang jangka panjang terhadap
modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan
sebagai jaminan utang jangka panjang.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio utang jangka panjang terhadap modal:
Utang Jangka Panjang terhadap Modal=
30
d) Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest
Earned Ratio)
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menujukkan
sejauh mana atau berapa kali kemampuan perusahaan
dalam membayar bunga. Kemampuan perusahaan di sini
diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak.
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan sering juga
dikenal sebagai coverage ratio. Rasio ini digunakan untuk
mengukur sejauh mana laba boleh menurun tanpa
mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayar
beban bunga.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio kelipatan bunga yang dihasilkan :
Kelipatan Bunga yang Dihasilkan=
e) Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating
Income to Liabilities Ratio)
Rasio
laba
operasional
terhadap
kewajiban
merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau
berapa kali) kemampuan perusahaan dalam melunasi
seluruh kewajiban. Kemampuan perusahaan di sini diukur
dari jumlah laba operasional.
31
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
laba
operasional
boleh
menurun
tanpa
mengurangi
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban.
Apabila
perusahaan
tidak
mampu
membayar
kewajibannya, maka dalam jangka panjang hal ini dapat
menghilangkan kepercayaan kreditur terhadap tingkat
kredibilitas
perusahaan
bersangkutan.
Bahkan,
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
ini dapat berakibat timbulnya tuntutan hukum dari kreditur.
Lebih dari itu, kemungkinan perusahaan menuju ke arah
proses pailit (kebangkrutan) juga semakin besar.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio laba operasional terhadap kewajiban :
Laba Operasional terhadap Kewajiban =
Download