J.8-IMPLEMENTASI INTEGRATIVE SCM

advertisement
ANALISIS CRITERIA SUPPLIER-SELECTION DAN IMPLEMENTASI INTEGRATIVE
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) TERHADAP KINERJA INDUSTRI
PERIKANAN DI KENDARI PROVINSI SULTRA
By. La Hatani
ABSTRAC
The purpose of this research to study the strategic operation management of manufacture
firm by exploring the effects of supplier-selection criteria, integration of internal and external
supply chain on absolute performance fishery companies based on integrative SCM philosophy.
This research is explanatory and use questionnaire to collect the cross sectional primary data.
Data collection method is purposive sampling from 66 managers of 12 fishery industries.
Multivariate regression and factor analysis and qualitative illustration analysis was based on
observation in the company and interview with the managers.
Result of each dimension and indicator of variables explaining about intensity operation
management strategic decision system. Based on the respondent perception about supplierselection criteria, internal and external integration supply chain, most of them have been applied
in the fishery companies. Result of factor analysis indicate that the cluster of supplier-selection
criteria variable is a dominant factor which influence fishery company performance. Loading
factor from all of dependent and independent variables are above cut off point of 0.60 or 60
percent. The result of this research indicate that variable supplier-selection criteria, internal and
external integration supply chain, partially and simultaneous have significant effect on the
fishery industries performance with α = 0.05. From three independent variables, the supplierselection criteria variable has the dominant effect on the fishery industries performance. Further
more, SCM integrative variable (internal and external integration supply chain) has positive
effect on the fishery industries performance.
Key words: Value Chain; Supplier-Selection Criteria; SCM Integrative Implementation.
manajemen
PENDAHULUAN
Era
globalisasi
sekarang
ini
setiap
rantai
pasokan
merupakan
salah satu fokus perhatian bagi peningkatan
perusahaan dituntut agar dapat menyesuaikan
kinerja
diri dengan perubahan yang terjadi dalam
keunggulan bersaing dari perubahan antara
lingkungan dunia bisnis.
perusahaan dan sesama pemasok.
Perusahaan yang
hanya mampu bersaing secara lokal akan
mengalami
memprioritaskan
perlu
peluang baru bagi peningkatan keseluruhan
memandang pelanggan, pemasok, dan lokasi
kinerja secara hati-hati dengan mengatur
kompetitor secara global.
Komposisi bahan
mata rantai antara organisasi dari pada
baku maupun jasa perakitan suatu produk
hanya menfokuskan perhatian terhadap isu
dapat berasal dari berbagai negara, sehingga
operasi
setiap
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
survive,
yang
menghadapi
manajemen rantai pasokan menawarkan
itu
untuk
Perusahaan
dalam
oleh
karena
kesulitan
perusahaan
perusahaan
dalam
perusahaan
(Tracey
&
Vonderembse,
adalah
2004).
kemampuan
membuat
standar
Pengukuran
kinerja
perusahaan
untuk
kelemahan-kelemahan dalam praktek SCM
oleh
dapat menurunkan kinerja dan daya saing
yang
diinginkan
pelanggan dengan mempertimbangkan biaya
produksi, kualitas produk, persediaan barang
perusahaan,
namun
perlu
disadari
perusahaan (Gimenez & Ventura, 2005).
Pada hakekatnya tidak ada perbedaan
dalam proses, penurunan biaya penanganan
yang
material dan batas waktu penyerahan (Tracey
manajemen logistik, karena SCM adalah
& Vonderembse, 2004). Pengukuran kinerja
perluasan dan pengembangan konsep dari
dalam terminologi absolut adalah kemampuan
manajemen
perusahaan dengan tidak mempertimbangkan
konsep baru dalam memandang persoalan
kinerja pesaing. Sehingga kinerja absolut
logistik
diartikan
Djokopranoto,
kemampuan
perusahaan
dalam:
mendasar
antara
logistik.
secara
SCM
SCM
terintegrasi
2005).
dengan
merupakan
(Indrajit
Senada
&
dengan
costs, stock-outs and Lead-time reductions
pendapat Lambert, (1990) bahwa SCM
(Gimenez & Ventura, 2005).
adalah
Fenomena yang terjadi di negara-negara
maju
maupun
yang
sedang
proses
bisnis
terintegrasi
dari
pemasok sampai pemakai akhir. Namun
berkembang
Zabidi, (2001) memandang bahwa SCM
menunjukan bahwa kunci dari peningkatan
hanya merupakan rangkaian pihak-pihak
kinerja manufaktur terletak pada kemampuan
yang
perusahaan
dalam
merupakan konsep baru.
hubungan
secara
membangun
efektifitas
terintegrasi
menangani
aliran
produk
bukan
melalui
Supply Chain Management (SCM) is “an
kerjasama dan koordinasi yang diawali dengan
integrative philosophy to manage the total
criteria
mitra
flow of channel from the earliest supplier of
bisnisnya. Keberhasilan suatu perusahaan
raw materials to the ultimatet custumer, and
tidak hanya ditentukan kinerja perusahaan
beyond, including the disposal process”
sendiri, namun juga ditentukan oleh kinerja
(Cooper et al, 1997). Lebih lanjut dalam
seluruh jaringan (Haizer & Render, 2004).
praktek
Penggunaan
untuk
koordinasi, dan kerjasama antara fungsi
menyeleksi pemasoknya dan perusahaan ke
dalam organisasi dan keseluruhan rantai
dalam
pasokan.
supplier-selection
strategi
sejumlah
diantara
rantai
aktivitas
nilai
yang
berbeda.
SCM
Ini
membangun
berarti
integrasi,
bahwa
SCM
Namun saling berhubungan dalam mencapai
membutuhkan
tujuan yang diinginkan agar
menghasilkan
(intraorganisasional).
kekuatan
dari
seluruh
dapat dikatakan bahwa integrative supply
penciptaan nilai (value creation) dan system
chain terdiri dari Integrasi internal (integrasi
penghantar
system).
lintas fungsional pada batas-batas dalam
Tambahan nilai tersebut dapat diperoleh dari
satu perusahaan), yang dicerminkan oleh
supply chain management (Munjiati, dkk.,
tingkat aktivitas fungsi logistik di mana saling
2004). SCM dapat meningkatkan kinerja setiap
berhubungan dengan lingkup fungsi yang
secara
nilai
spesifik
(value
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
delivery
integrasi
Pengertian
internal
di
atas
lain dalam hubungannya dengan keseluruhan
kinerja supplier. Kemudian Gimenez, (2004)
rantai pasokan, yang secara konsisten terus
secara deskriptif menyatakan bahwa tingkat
meningkat dari beberapa perusahaan yang
keberhasilan perusahaan manufaktur tidak
dikelompokkan dalam pengaturan jaringan
dapat dicapai dengan penerapan integrative
(Gimenez & Ventura, 2003 : 3).
SCM karena hambatan utama yang dihadapi
Implementasi
integrasi
integrative
internal
SCM,
yaitu
(intraorganisasional)
yaitu
kesulitan
dalam
menciptakan
dan
koordinasi dan hubungan harmonis dengan
integrasi eksternal (interorganisasional) supply
pihak lain, saling mencurigai dan perbedaan
chain melalui koordinasi dan kerja sama dalam
budaya. Dibagian akhir dari kedua peneliti
aktivitas logistik antara pemasok, perusahaan
menyatakan
dan pelanggan yang didasari oleh criteria
penelitian
supplier-selection
disektor grosir dan industri otomotif saja,
menjadi
topik
bahasan
adanya
karena
keterbatasan
hanya
dari
dilaksanakan
dalam penelitian ini. Sebagai acuan kajian
oleh
empiris hasil penelitian terdahulu oleh Tracey
selanjutnya di sektor industri lain sangat
& Vonderembse, (2004), menyatakan bahwa
dibutuhkan
variabel criteria supplier-selection mempunyai
generalisasi dari hasil penelitian.
pengaruh positif secara langsung terhadap
kinerja
supplier
penelitian-penelitian
untuk
menjadi
tingkat
Berdasarkan implikasi peneliti terdahulu,
Gimenez dan Ventura, (2005) bahwa praktek
mempunyai pengaruh positif secara langsung
SCM yang pernah dilakukan masih secara
terhadap kinerja perusahaan.
parsial, sehingga perlu disempurnakan dan
SCM
kinerja
itu
supplier
Praktek
dan
karena
berhubungan
dengan
dilaksanakan
penelitian
lanjutan
dengan
aktivitas logistik. Untuk menciptakan efektifitas
mengintegrasikan dua elemen utama dari
pelaksanaannya diperlukan praktek integrasi
implementansi
internal
diperlukan
dan
eksternal
supply
chain.
integrative
untuk
SCM
dan
memperoleh
hasil
Perusahaan yang mencapai tingkat integrasi
penelitian yang lebih komprehensip terhadap
internal dan eksternal yang tinggi berpengaruh
kinerja perusahaan. Penelitian Tracey &
positif
baik
Vonderembse, (2004) merekomendasikan
secara absolut maupun relatif (Gimenez &
agar peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Ventura, 2003;2005). Ada beberapa temuan
menghubungkan secara langsung antara
penelitian
variabel criteria supplier-selection terhadap
terhadap
kinerja
terdahulu
perusahaan
bahwa
SCM
dapat
meningkatkan kinerja perusahaan tetapi masih
kinerja
sedikit studi yang menganalisis secara empiris
dipandang perlu adanya penelitian lanjutan
(Cooper, 1993; Gustin, 1994; Stank et.al.,
khususnya di sektor industri perikanan.
2001; dan Gimenez dan Ventura, 2003; 2005).
Penelitian Tracey & Vonderembse, (2004)
perusahaan.
Dengan
demikian
Fenomenan empiris yang terjadi pada
obyek
penelitian
tahun
2006,
volume
khususnya variabel criteria supplier-selection
pendaratan ikan tercatat sebesar 4.359,75
hanya dihubungkan secara langsung dengan
ton bila dibanding 2005 terdapat penurunan
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
37,79%. Penurunan volume pendaratan ikan
statistika inferensial. Penggunaan analisis
disebabkan oleh beberapa faktor: (1) semakin
tersebut didasari pertimbangan atas model
kondusifnya
konflik
hipotesis yang dibangun untuk menjawab
(Ambon) sehingga tiga perusahaan telah
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai.
kembali ke daerah asal; (2) Adanya krisis
Data yang digunakan adalah data primer
manajemen
perusahaan
yang dikumpul secara cross-section melalui
perikanan; (3) Hasil tangkapan nelayan rendah
kuisioner. Skala pengukuran data adalah
disebabkan pola migrasi ikan; (4) Persaingan
skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat
perusahaan pengolah ikan yang semakin
dari skala 5 (sangat penting/secara total
tinggi; (5) Adanya keluhan nelayan mitra
diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak
karena harga jual ikan diperusahaan inti lebih
penting/tidak diaplikasikan).
keamanan
di
daerah
dibeberapa
rendah (Statistik Perikanan Kendari, 2006).
Mencermati
fenomena
dan
tetap yang terlibat langsung dalam rantai
berdasarkan kajian teori penelitian ini penting
pasokan pada 12 perusahaan perikanan di
dilakukan
implementasi
PPS Kendari sebanyak 87 orang. Teknik
integrative SCM yang meliputi integrasi internal
penarikan sampling dalam penelitian ini
dan eksternal supply chain yang didasari oleh
adalah purposive sampling yaitu penarikan
analisis criteria supplier-selection terhadap
sampling
kinerja industri perikanan. Tujuan yang ingin
responden yang dijadikan sampling adalah
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
para manajer dan supervisor atau yang
mengetahui pengaruh dan menguji secara
setingkat
empiris
perikanan yaitu sebanyak 66 orang.
untuk
empiris
Populasi penelitian ini seluruh karyawan
mengkaji
besarnya
tingkat
signifikan
berdasarkan
dengannya
tujuan.
pada
Adapun
perusahaan
implementasi integrative SCM yang didasari
Metode analisis data yang digunakan
oleh criteria supplier-selection terhadap kinerja
dalam penelitian ini yaitu : (a) Analisis
industri perikanan. Fokus kajian penelitian ini
statistika
hanya pada aktivitas logistik pengadaan bahan
mendeskriptifkan
baku ikan. Pengukuran kinerja obyektif adalah
penelitian ini dalam bentuk jumlah, rata-rata
lebih baik untuk dijadikan ukuran kinerja
maupun angka persentase, dan (b) Analisis
secara absolut khususnya pada kinerja internal
statistika inferensial, yaitu: (1) Confirmatory
perusahaan
Factors Analysis (CFA) dan (2) Analisis
perikanan,
yang
kemudian
deskriptif,
bertujuan
masing-masing
untuk
variabel
direkomendasikan ketika ada penggantian dan
Regresi
temuan untuk kepentingan prediksi.
persamaan : FY = b1F1 + b2F2 + ei.......(1)
Multivariat
2
tahap
dengan
dan FY = b4F4 + ei.......(2). Hubungan kausal
METODE PENELITIAN
Rancangan
penelitian
dari penerapan regresi multivariat penelitian
ini
adalah
eksplanatori dengan pendakatan kuantitatif
(mainstream)
yang
menggunakan
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
analisis
ini dapat dilihat pada Gambar 1.
sintesa demi penyempurnaan hasil temuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data dalam
penelitian ini.
penelitian ini, sebelum dilakukan pembahasan
Hasil analisis regresi multivariat ternyata
pada masing-masing variabel baik variabel
juga sama dengan hasil analisis statistika
bebas maupun terikat, terlebih dahulu peneliti
dekriptif dan analisis faktor yang dilakukan
akan
hasil
sebelumnya, sehingga dapat memperkuat
temuan dari pendekatan analisis statistika
hasil temuan dalam penelitian ini. Lebih
deskriptif, analisis faktor dan regresi multivariat
jelasnya rekapitulasi hasil pengujian analisis
yang dilakukan sebelumnya agar terjadi proses
statistika dekriptif, analisis faktor dan regresi
mengkombinasikan
beberapa
multivariat dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 di atas menunjukan bahwa
perikanan. Selanjutnya pembehasan dari 3
nilai mean variabel, eigen value, koefisien
variabel bebas yang merupakan variabel inti
regresi dan uji t untuk variabel criteria supplier-
dalam penelitian ini sesuai urutan prioritas
selection mempunyai nilai terbesar dibanding 2
yang tercantum dalam Tabel 1 di atas
variabel
sebagai berikut:
lainnya
(Integrasi
Internal
dan
Integrasi eksternal supply chain). Hal ini dapat
diartikan
bahwa
praktek
criteria
supplier-
selection sebagian besar telah diaplikasikan,
memiliki
dominan
peranan
terhadap
penting
dan
kinerja
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
pengaruh
perusahaan
1. Pengaruh Variabel criteria supplierselection Terhadap Kinerja Industri
Koefisien
regresi
variabel
criteria
supplier-selection sebesar 0,914 dengan
probabilitas sebesar 0,000 berarti terdapat
usaha memenuhi kebutuhan pasokan (ikan)
hubungan yang positif atau searah sedangkan
sesuai dengan yang
nilai thitung = 23,612 lebih besar dari nilai ttabel =
operasi perusahaan.
dibutuhkan dalam
2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan
Kemudian konsistensi/keandalan waktu
ada pengaruh yang positif signifikan. Variabel
penyerahan adalah hal yang sangat penting
criteria
mengingat ikan merupakan komoditi yang
supplier-selection
ini
sebenarnya
merupakan faktor hasil pengelompokan oleh
cepat
analisis faktor yang dilakukan sebelumnya atas
pengiriman
variabel mutu produk pemasok, penentuan
pemasok sesuai kebutuhan jadwal produksi
harga yang layak/wajar, ketersedian produk,
perusahaan memainkan peranan sangat
konsistensi/keandalan
penting
efisiensi
biaya
pelayanan
waktu
produksi,
terhadap
penyerahan,
dan
kepedulian
pemasok
setelah
rusak
sehingga
atau
ketepatan
penyerahan
dalam
waktu
ikan
menunjang
oleh
efektifitas
ketepatan waktu pemakain ikan sebagai
input
dalam
proses
produksi
dan
melakukan penjualan keperusahaan. Criteria
peningkatan kualitas produk yang dihasilkan
supplier-selection merupakan faktor dominan
oleh perusahaan. Pertimbangan perusahaan
dan pengaruhnya paling besar bila dibanding 2
terhadap efisiensi biaya produksi dalam
variabel
lainnya
memilih pemasok dengan tujuan mendorong
eksternal
supply
(Integrasi
chain)
Internal
terhadap
dan
kinerja
pemasok
untuk
selalu
mengadakan
perusahaan, hal ini dapat dibuktikan pula
perbaikan dan penyempurnaan secara terus
dengan nilai mean variabel = 4,33 dan eigen
menerus sesuai kebutuhan dan kepentingan
value = 5,899.
perusahaan. Kepedulian terhadap pelayanan
Berdasarkan
hasil
pengelompokan
pemasok
setelah
melakukan
penjualan
terhadap faktor criteria supplier-selection yang
kepada perusahaan dapat dipandang bahwa
meliputi
keseimbangan
pertimbangan
perusahaan
atas
kepentingan
pemilihan mutu produk yang sempurna dari
proporsional
pemasok diharapkan dapat memperhatikan
pemasok
dan mencerminkan kepentingan pemasoknya
memperkuat
secara proposional dan konstruktif. Penentuan
kemitraan
harga
perusahaan
sehingga para nelayan mitra merupakan
yang
salah
yang
melakukan
layak
dimana
penawaran
harga
tidak
antara
yang
(nelayan
kontribusi
positif
berorientasi pada skala kepentingan kemitraan
kinerja perusahaan.
secara
perikanan
dapat
supplier-selection
pelaksanaan
pembelian secara tertulis dan spesifik dalam
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
kokoh
Bersarakan dari uraian di atas dapat
perusahaan
prosedur
lebih
peningkatan
pemasok secara lebih teknis perusahaan
membuat
hubungan
terhadap
bahwa
ketersedian
akan
memberikan
disimpulkan
atas
dan
yang
produk
Pertimbangan
diyakini
fondasi
bagian
merugikan pemasok (nelayan mitra) yang
bisnis kedua belah pihak secara proposional.
mitra)
dasar
bisnis
satu
perusahaan
pertimbangan
terhadap
sebagai
faktor
criteria
yang
memiliki peranan penting dan pengaruh
dominan terhadap kinerja perusahaan cukup
masing
beralasan karena merupakan fondasi dasar
antara fungsi dalam perusahaan merupakan
atau elemen kunci dalam membangun rantai
usaha-usaha
pasokan secara terintegrasi baik
secara
integrasi
internal maupun eksternal supply chain.
2. Pengaruh Variabel
integrasi
internal
sebesar 0,233 dengan probabilitas sebesar
0,000 berarti terdapat hubungan yang positif
atau searah sedangkan nilai thitung = 6,009 lebih
besar dari nilai ttabel = 2,00 dengan taraf uji α =
0,05 menunjukkan ada pengaruh yang positif
integrasi
internal
merupakan hasil faktor pengabungan dari
analisis faktor yang dilakukan sebelumnya atas
variabel koordinasi dan kerjasama internal
perusahaan merupakan faktor yang memiliki
peranan dan pengaruh cukup kuat yang
berada pada urutan kedua bila dibanding dua
faktor lainnya (criteria supplier-selection dan
integrasi
eksternal)
terhadap
kinerja
perusahaan perikanan, hal ini dapat dibuktikan
pula dengan nilai mean variabel = 4,18, eigen
pengelompokan
terhadap
faktor
integrasi internal yang meliputi: pelaksanaan
koordinasi
proaktif
yang
dilakukan
diharapkan
dapat
peningkatan kinerja perusahaan.
perusahaan
pelaksanannya
dicerminkan
melalui pembuatan perencanaan terpadu
untuk
mengantisipasi
masalah-masalah
operasional perusahaan, menetapkan tujuan
bersama
dari
setiap
unit
kegiatan,
membangun pemahaman bersama tentang
tanggung
jawab
yang
diembanya
dan
pembuatan keputusan bersama dari setiap
fungsi
merupakan
wujud
saling
ketergantungan yang berhubungan dengan
kesepakatan bersama dalam menjalankan
aktivitas. Kebersamaan antara kelompok
kerja
setiap
fungsi
dalam
perusahaan
merupakan usaha menciptkan perbaikan
dibidang kualitas dan efisiensi biaya produk
secara
berkelanjutan
dan
terpadu,
konsolidasi kekuatan tim kerja lintas fungsi
akan menumbuhkan hasil perbaikan lebih
value = 1,399.
Hasil
perbaikan
kekuatan
Kemudian kerja sama internal dalam
Koefisien regresi variabel integrasi internal
Variabel
Singkronisasi
menghasilkan perbaikan yang optimal bagi
Terhadap Kinerja Industri
signifikan.
fungsi.
internal
antar
fungsi
dalam
perusahaan melalui pembentukan kelompok
besar dari pada dilakukan secara individu,
karena bagaimanapun masing-masing unit
kerja memiliki kekurangan-kekurangan.
3. Pengaruh Variabel Integrasi Eksternal
kerja informal, sharing ide atau informasi dan
Terhadap Kinerja Industri
kekompakan tim kerja lintas fungsi merupakan
Berdasarkan
hasil
regresi
sikap keterbukaan dan saling percaya yang
variabel integrasi eksternal supply chain
merupakan bagian terpenting dalam pencapain
merupakan hasil pengelompakan variabel
tujuan perusahaan dan ketergantungan dalam
pada
pengaturan
melalui
sebelumnya, terdiri dari variabel koordinasi
masing-
eksternal dan kerja sama eksternal yang
wewenang
dan
informasi
tanggung
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
jawab
analisis
dan
deskriptif,
komitmen dan konsekwensi dari pelaksanaan
hubungan
multivariate
analsisi
faktor
analisis
yang
faktor
dilakukan
menunjukkan peranan dan pengaruh yang
sama eksternal pelaksanannya dicerminkan
paling kecil bila dibanding dengan faktor
melalui
lainnya (criteria supplier-selection dan integrasi
bersama
internal) terhadap kinerja perusahaan, hal ini
pelanggan,
dapat dibuktikan dengan nilai mean variabel =
terpadu
3,60 dan eigen value = 1,012.
masalah
Selanjutnya nilai Koefisien regresi variabel
pengembangan
dengan
proses
pihak
pemasok
pembuatan
untuk
logistik
dan
perencanaan
mengantisipasi
operasional
masalah-
perusahaan,
menetapkan tujuan bersama dengan pihak
integrasi eksternal sebesar 0,129 dengan
eksternal,
probabilitas sebesar 0,001 berarti terdapat
bersama tentang tanggung jawab yang
hubungan yang positif atau searah sedangkan
diembanya
nilai thitung = 3,343 lebih besar dari nilai ttabel =
bersama mengenai pengembangan efisiensi
2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan
biaya dengan pihak pemasok dan pelanggan
ada pengaruh yang positif signifikan. Hal ini
yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan integrasi
hubungan
eksternal memiliki kontribusi positif melalui
menguntungkan antara perusahaan dengan
koordinasi
eksternal
pihak pemasok maupun pelanggan.
kelompok
kerja
berupa
pembentukan
membangun
dan
pemahaman
pembuatan
merupakan
wujud
kerja
sama
keputusan
terciptanya
yang
saling
pihak
Akhirnya berdasarkan hasil analisis
pelanggan dan pemasok, adanya keterbukaan
faktor yang telah dilakukan sebelumnya dari
dalam
tingkat
ketiga variabel bebas dalam penelitian ini
persediaan dan penjualan serta pembentukan
menunjukan terjadi korelasi-korelasi dengan
kelompok kerja dalam pembuatan program
nilai positif antara semua variabel. hal ini
yang berkelanjutan dengan pihak pemasok
dapat diartikan bahwa pertimbangan criteria
dan
supplier-selection,
informal
penyampain
pelanggan
dengan
informasi
merupakan
singronisasi
efektifitas kegiatan logistik dalam perusahaan
eksternal
kepada pihak eksternal.
meningkatkan
Hal yang paling menarik dalam penelitian
peningkatan
integrasi
secara
kinerja
internal
simultan
dapat
perusahaan
implementasi
dan
salah
atau
satu
ini ternyata keterbukaan dari pihak perusahaan
variabel secara efektif akan mendorong
kepada pemasok dan pelanggan tentang
peningkatan
informasi penjualan dan tingkat persediaan
individual, hal ini dapat dibuktikan dari nilai
belum terlaksana dengan baik karena masih
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,907.
adanya anggapan pihak perusahaan bahwa
4. Faktor Pembentukan Variabel Kinerja
pemasok
dan
hubungan
antara
pelanggan
pihak
yang
merupakan
berlainan
menciptakan koordinasi dan kerjasama yang
melakukan
erat
pihak
menciptakan
pemasok maupun pelanggan. Kemudian kerja
kelansungan
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
dengan
secara
Kinerja Industri yang dimaksud adalah
kemampuan
perusahaan
perusahaan
Industri
kepentingan bahkan berlawanan sehingga sulit
antara
kinerja
perusahaan
efisiensi
dan
hidup
dan
perikanan
efektif
untuk
mempertahankan
perusahaan.
Dalam
kontek penelitian ini berdasarkan hasil analisis
Hubungan
regresi yang telah dilakukan, ternyata kinerja
melalui implementasi integrative SCM telah
perusahaan
meciptakan
sangat
pertimbangan
dipengaruhi
dalam
penentuan
oleh
criteria
supplier-selection dan implementasi integrative
SCM.
Dari
pernyataan
maupun
kerja
sama
sinergi
dengan
dan
dalam
pihak
koordinasi
perusahaan
pemasok
dan
pelanggan menjadi suatu supply chain.
tersebut
dapat
faktor
kunci
variabel terikat kinerja perusahaan perikanan
peningkatan kinerja perusahaan terletak pada
terbentuk dari gabungan 3 variabel. Urutan
kemampuan perusahaan untuk melakukan
prioritas dari ketiga variabel terikat dapat
koordinasi
dilihat pada tabel 2.
diinterprestasikan
dan
ternyata
kerjasama
baik
internal
Hasil
analisis
faktor
menunjukkan
perusahaan maupun dengan pihak eksternal.
Pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai loading factor yang digunakan untuk
penangkapan ikan yang merupakan input
menentukan
peranan
utama perusahaan bersifat musiman.
masing-masing variabel dalan faktor kinerja
Musim penangkapan ikan di wilayah
perusahaan
urutan
pentingnya
Variabel
stock-out
Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya
peranan
terbesar
antara bulan September sampai dengan
dengan nilai loading factor = 0,845, kemudian
April untuk setiap tahun, sehingga pada
disusul 2 varabel lainnya, yaitu lead-time
bulan-bulan tersebut terjadi peningkatan
reduction = 0,813 dan cost reduction = 0,811.
jumlah
Selanjutnya
musim paceklik umumnya terjadi pada
reduction
perikanan.
mempunyai
pembahasan
masing-masing
pendaratan
ikan.
Sebaliknya
variabel terikat asal dilakukan berdasarkan
bulan
urutan prioritas sebagai berikut:
disebabkan
a. Stock-out reduction adalah kemampuan
oseanografi seperti arus, angin, dan
perusahaan perikanan dalam penanganan
gelombang yang cukup besar sehingga
kekurangan persediaan ikan dalam proses
nelayan enggan untuk melaut.
produksi dari nelayan maupun ikan olahan
Mei
b. Lead-time
kemampuan
reduction
mendapatkan
menurunkan
pengaruh
dominan
perubahan
faktor
merupakan
perusahaan
waktu
yang
dalam
tunggu
untuk
pertimbangan
mendapatkan ikan dari pemasok dan
criteria supplier-selection dan implementasi
pengiriman ikan olahan ke pelanggan.
integrative SCM. Hal ini disebabkan oleh
Variabel
kondisi realitas yang terjadi pada obyek
mendapatkan pengaruh terbesar kedua
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
dari
dan
September
reduction
ke pelanggan. Variabel terikat stock-out
peranan
sampai
terikat
lead-time
reduction
dari
pertimbangan
selection
dan
criteria
supplier-
pada saat-saat tertentu terutama seperti
implementasi
integrative
antara bulan Mei sampai September
SCM, hal ini cukup beralasan meningingat
karakteristik produk (ikan) merupakan input
utama perusahaan yang cepat rusak jika
penangannya lamban, yang berakibat pada
kualitas produk yang dihasilkan menurun
sehingga
berdampak
pada
kepuasan
pelanggan untuk memperoleh produk yang
berkualitas tidak terpenuhi.
ini
adalah
kemampuan
perusahaan perikanan dalam mengadakan
reduksi
biaya
operasi
yang
digunakan
perusahaan
berupa
dalam
biaya
pelayanan, transportasi dan biaya dalam
memproses
pesanan
dari
pemasok
maupun pengiriman hasil produksi ke
pelanggan.
Kemampuan
perusahaan
dalam menghasilkan reduksi biaya ini akan
menciptakan harga pokok produksi dan
penjualan yang lebih rendah. Harga pokok
produksi dan penjualan yang rendah ini
akan menjadi dasar dalam penentuan
harga jual dan profit. Variabel asal cost
reduction mendapatkan pengaruh terendah
dari
pertimbangan
selection
dan
criteria
implementasi
supplier
integrative
SCM, hal ini disebabkan karena kehwatiran
perusahaan untuk pemenuhan input dalam
melakukan proses produksi mengingat ikan
merupakan bahan baku yang langkah dan
musiman serta permintaan produk dari
pelanggan
sangat
perusahaan
terkadang
tidak
dapat
permintaan
pasar
akibat
memenuhi
tinggi
bahkan
kelangkaan untuk mendapatkan input ikan
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
KESIMPULAN
1. Hasil
analisis
deskriptif
yang
berdasarkan distribusi frekwensi atas
pernyataan
responden
menunjukkan
bahwa pertimbangan criteria supplierselection, integrasi internal dan ekstenal
supply
c. Cost reduction yang dimaksud dalam
penelitian
pada setiap tahunnya.
chain
sebagain
diaplikasikan
besar
pada
telah
perusahaan
perikanan dan urutan prioritas dalam
pelaksanaannya
variabel
criteria
supplier-selection
memiliki
peranan
penting atas peningkatan kinerja industri
kemudian
Integrasi
internal
dan
eksternal. Hal ini dapat diartikan bahwa
criteria
supplier-selection
merupakan
elemen
kunci
terbukti
terhadap
peningkatan kinerja industri perikanan.
2. Hasil analisis faktor untuk variabel bebas
yang mempunyai eigen value terbesar
adalah faktor criteria supplier-selection.
Sehingga pertimbangan criteria supplierselection
merupakan
faktor
dominan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Nilai
loading factor dari seluruh variabel baik
varibel bebas maupun terikat masih di
atas angka pembatas (cut off point) 0,60.
3. Hasil pengelompokan variabel terikat
kinerja
prioritas
industri
ketiga
menunjukkan
variabel
urutan
terikat
asal
berdasarkan nilai loading factor terbesar
yaitu stock-out reduction kemudian leadtime reduction dan cost reduction. Hal ini
dapat diartikan bahwa cost reduction
bukan merupakan faktor penentu dalam
memberikan
kontribusi
utama
pada
peningkatan kinerja perusahaan perikanan.
Hasil
ini
berbeda
dengan
penelitian
terdahulu disebabkan karakteristik produk
(ikan)
yang
merupakan
input
utama
perusahaan sangat ditentukan oleh pola
migrasi ikan, musim serta ikan merupakan
komoditi yang langkah dan cepat rusak jika
waktu penyerahannya lamban.
4. Pengujian hipotesis terbukti dapat diterima
secara
signifikan
baik
secara
parsial
maupun simultan bahwa: (a) Variabel
criteria supplier-selection, integrasi internal
dan eksternal secara parsial dan simultan
berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja industri perikanan; (b) Variabel
criteria
dominan
supplier-selection
terhadap
berpengaruh
kinerja
industri
perikanan; (c) Variabel integrative SCM
(integrasi internal dan eksternal supply
chain)
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap kinerja industri perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Benton W.C.& Michael Maloni. (2005). “The
Influence of Power Driven Buyer/Seller
Relationships
on
Supply
Chain
Satisfaction”. Journal of Operation
Management Vol. 23. pp 1-12.
Departemen
Kelautan
dan
Perikanan,
Direktorat Perikanan Tangkap, 2006.
Laporan Tahunan PPS Kendari Tahun
2006, Kendari
Gimenez, C. & Ventura, E. (2003). “Supply
Chain Management as a competitive
advantage in the Spanish grocery
sector”, Working paper no.641, Universitat
Pompeu Fabra; forthcoming in the
International
Journal
of
Logistics
Management vol 19
Gimenez, C. (2004). “SCM Implementantion
In the Spanish Grocery Sektor : An
Exploratory Study”, Universitat Pompeu
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
Fabra; forthcoming in the International
Journal of Logistik Management, Vol 25.
Gimenez, C. & Ventura, E. (2005),
“Logistic-Production,
LogisticMarketing and External Integration
Their Impact on Performance, Emerald
International Journal of Operations &
Production Management vol 25.
Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998.
Ekonomimetrika
Dasar,
Erlangga.
Jakarta
Indrajid, Richardus Eko & Richardus
Djokopranoto.
2005.
Starategi
Manajemen Pemeblian dan Supply
Cahain,
Pendekatan
Manajemen
Terkini, Grasindo Indonesia, Jakarta.
Hair, J.H.; Anderson, R.E.; Tatham, R.L. &
Black,
W.C.
1999.
Análisis
multivariante; Prentice Hall Iberia; 5ª
ed.; Madrid. Joreskog, K. G. & Sorbom
D. (1993): LISREL 8 User’s Reference
Guide , Chicago: Scientific Software
International, Inc.
Heizer. J & Render B, 2004. Operations
Management,
Seventh Edition (IE)
Prentice Hall. USA.
Krawjeski, Lee J. & Larry P. Ritzman. 2002,
Operation
Managemen
Strategi
Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall,
New Jersey.
Lambert, D.M. & Harrington, T.C. (1990),
“Measuring nonresponse in customer
service mail surveys”. Journal of
Business Logistics; Vol.11 no.2
Lejeune M.A. & Yakova, N. (2005), “On
characterizing the 4C’s in supply
chain
management”.
Journal
of
Operation Management Vol.23.
Malhorta, 1996. Marketing Research, An
Applid Orientantion. The Prentice-Hall.
Inc., New Jersey.
Stank, T.P.; Keller, S. & Daugherty, P.J.
(2000), “Supply chain collaboration
and logistical service performance”,
Journal of Business Logistics, Vol.22
Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistika
Multivariat, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Tracey & Vonderembse. (2004). “Building
Supply Chain : A Key To Enhancing
Manufacturing Performance”. Journal
of Business Mid-American, Vol.15.
Download