ANALISIS CRITERIA SUPPLIER-SELECTION DAN IMPLEMENTASI INTEGRATIVE SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) TERHADAP KINERJA INDUSTRI PERIKANAN DI KENDARI PROVINSI SULTRA By. La Hatani ABSTRAC The purpose of this research to study the strategic operation management of manufacture firm by exploring the effects of supplier-selection criteria, integration of internal and external supply chain on absolute performance fishery companies based on integrative SCM philosophy. This research is explanatory and use questionnaire to collect the cross sectional primary data. Data collection method is purposive sampling from 66 managers of 12 fishery industries. Multivariate regression and factor analysis and qualitative illustration analysis was based on observation in the company and interview with the managers. Result of each dimension and indicator of variables explaining about intensity operation management strategic decision system. Based on the respondent perception about supplierselection criteria, internal and external integration supply chain, most of them have been applied in the fishery companies. Result of factor analysis indicate that the cluster of supplier-selection criteria variable is a dominant factor which influence fishery company performance. Loading factor from all of dependent and independent variables are above cut off point of 0.60 or 60 percent. The result of this research indicate that variable supplier-selection criteria, internal and external integration supply chain, partially and simultaneous have significant effect on the fishery industries performance with α = 0.05. From three independent variables, the supplierselection criteria variable has the dominant effect on the fishery industries performance. Further more, SCM integrative variable (internal and external integration supply chain) has positive effect on the fishery industries performance. Key words: Value Chain; Supplier-Selection Criteria; SCM Integrative Implementation. manajemen PENDAHULUAN Era globalisasi sekarang ini setiap rantai pasokan merupakan salah satu fokus perhatian bagi peningkatan perusahaan dituntut agar dapat menyesuaikan kinerja diri dengan perubahan yang terjadi dalam keunggulan bersaing dari perubahan antara lingkungan dunia bisnis. perusahaan dan sesama pemasok. Perusahaan yang hanya mampu bersaing secara lokal akan mengalami memprioritaskan perlu peluang baru bagi peningkatan keseluruhan memandang pelanggan, pemasok, dan lokasi kinerja secara hati-hati dengan mengatur kompetitor secara global. Komposisi bahan mata rantai antara organisasi dari pada baku maupun jasa perakitan suatu produk hanya menfokuskan perhatian terhadap isu dapat berasal dari berbagai negara, sehingga operasi setiap Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen survive, yang menghadapi manajemen rantai pasokan menawarkan itu untuk Perusahaan dalam oleh karena kesulitan perusahaan perusahaan dalam perusahaan (Tracey & Vonderembse, adalah 2004). kemampuan membuat standar Pengukuran kinerja perusahaan untuk kelemahan-kelemahan dalam praktek SCM oleh dapat menurunkan kinerja dan daya saing yang diinginkan pelanggan dengan mempertimbangkan biaya produksi, kualitas produk, persediaan barang perusahaan, namun perlu disadari perusahaan (Gimenez & Ventura, 2005). Pada hakekatnya tidak ada perbedaan dalam proses, penurunan biaya penanganan yang material dan batas waktu penyerahan (Tracey manajemen logistik, karena SCM adalah & Vonderembse, 2004). Pengukuran kinerja perluasan dan pengembangan konsep dari dalam terminologi absolut adalah kemampuan manajemen perusahaan dengan tidak mempertimbangkan konsep baru dalam memandang persoalan kinerja pesaing. Sehingga kinerja absolut logistik diartikan Djokopranoto, kemampuan perusahaan dalam: mendasar antara logistik. secara SCM SCM terintegrasi 2005). dengan merupakan (Indrajit Senada & dengan costs, stock-outs and Lead-time reductions pendapat Lambert, (1990) bahwa SCM (Gimenez & Ventura, 2005). adalah Fenomena yang terjadi di negara-negara maju maupun yang sedang proses bisnis terintegrasi dari pemasok sampai pemakai akhir. Namun berkembang Zabidi, (2001) memandang bahwa SCM menunjukan bahwa kunci dari peningkatan hanya merupakan rangkaian pihak-pihak kinerja manufaktur terletak pada kemampuan yang perusahaan dalam merupakan konsep baru. hubungan secara membangun efektifitas terintegrasi menangani aliran produk bukan melalui Supply Chain Management (SCM) is “an kerjasama dan koordinasi yang diawali dengan integrative philosophy to manage the total criteria mitra flow of channel from the earliest supplier of bisnisnya. Keberhasilan suatu perusahaan raw materials to the ultimatet custumer, and tidak hanya ditentukan kinerja perusahaan beyond, including the disposal process” sendiri, namun juga ditentukan oleh kinerja (Cooper et al, 1997). Lebih lanjut dalam seluruh jaringan (Haizer & Render, 2004). praktek Penggunaan untuk koordinasi, dan kerjasama antara fungsi menyeleksi pemasoknya dan perusahaan ke dalam organisasi dan keseluruhan rantai dalam pasokan. supplier-selection strategi sejumlah diantara rantai aktivitas nilai yang berbeda. SCM Ini membangun berarti integrasi, bahwa SCM Namun saling berhubungan dalam mencapai membutuhkan tujuan yang diinginkan agar menghasilkan (intraorganisasional). kekuatan dari seluruh dapat dikatakan bahwa integrative supply penciptaan nilai (value creation) dan system chain terdiri dari Integrasi internal (integrasi penghantar system). lintas fungsional pada batas-batas dalam Tambahan nilai tersebut dapat diperoleh dari satu perusahaan), yang dicerminkan oleh supply chain management (Munjiati, dkk., tingkat aktivitas fungsi logistik di mana saling 2004). SCM dapat meningkatkan kinerja setiap berhubungan dengan lingkup fungsi yang secara nilai spesifik (value Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen delivery integrasi Pengertian internal di atas lain dalam hubungannya dengan keseluruhan kinerja supplier. Kemudian Gimenez, (2004) rantai pasokan, yang secara konsisten terus secara deskriptif menyatakan bahwa tingkat meningkat dari beberapa perusahaan yang keberhasilan perusahaan manufaktur tidak dikelompokkan dalam pengaturan jaringan dapat dicapai dengan penerapan integrative (Gimenez & Ventura, 2003 : 3). SCM karena hambatan utama yang dihadapi Implementasi integrasi integrative internal SCM, yaitu (intraorganisasional) yaitu kesulitan dalam menciptakan dan koordinasi dan hubungan harmonis dengan integrasi eksternal (interorganisasional) supply pihak lain, saling mencurigai dan perbedaan chain melalui koordinasi dan kerja sama dalam budaya. Dibagian akhir dari kedua peneliti aktivitas logistik antara pemasok, perusahaan menyatakan dan pelanggan yang didasari oleh criteria penelitian supplier-selection disektor grosir dan industri otomotif saja, menjadi topik bahasan adanya karena keterbatasan hanya dari dilaksanakan dalam penelitian ini. Sebagai acuan kajian oleh empiris hasil penelitian terdahulu oleh Tracey selanjutnya di sektor industri lain sangat & Vonderembse, (2004), menyatakan bahwa dibutuhkan variabel criteria supplier-selection mempunyai generalisasi dari hasil penelitian. pengaruh positif secara langsung terhadap kinerja supplier penelitian-penelitian untuk menjadi tingkat Berdasarkan implikasi peneliti terdahulu, Gimenez dan Ventura, (2005) bahwa praktek mempunyai pengaruh positif secara langsung SCM yang pernah dilakukan masih secara terhadap kinerja perusahaan. parsial, sehingga perlu disempurnakan dan SCM kinerja itu supplier Praktek dan karena berhubungan dengan dilaksanakan penelitian lanjutan dengan aktivitas logistik. Untuk menciptakan efektifitas mengintegrasikan dua elemen utama dari pelaksanaannya diperlukan praktek integrasi implementansi internal diperlukan dan eksternal supply chain. integrative untuk SCM dan memperoleh hasil Perusahaan yang mencapai tingkat integrasi penelitian yang lebih komprehensip terhadap internal dan eksternal yang tinggi berpengaruh kinerja perusahaan. Penelitian Tracey & positif baik Vonderembse, (2004) merekomendasikan secara absolut maupun relatif (Gimenez & agar peneliti selanjutnya diharapkan dapat Ventura, 2003;2005). Ada beberapa temuan menghubungkan secara langsung antara penelitian variabel criteria supplier-selection terhadap terhadap kinerja terdahulu perusahaan bahwa SCM dapat meningkatkan kinerja perusahaan tetapi masih kinerja sedikit studi yang menganalisis secara empiris dipandang perlu adanya penelitian lanjutan (Cooper, 1993; Gustin, 1994; Stank et.al., khususnya di sektor industri perikanan. 2001; dan Gimenez dan Ventura, 2003; 2005). Penelitian Tracey & Vonderembse, (2004) perusahaan. Dengan demikian Fenomenan empiris yang terjadi pada obyek penelitian tahun 2006, volume khususnya variabel criteria supplier-selection pendaratan ikan tercatat sebesar 4.359,75 hanya dihubungkan secara langsung dengan ton bila dibanding 2005 terdapat penurunan Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 37,79%. Penurunan volume pendaratan ikan statistika inferensial. Penggunaan analisis disebabkan oleh beberapa faktor: (1) semakin tersebut didasari pertimbangan atas model kondusifnya konflik hipotesis yang dibangun untuk menjawab (Ambon) sehingga tiga perusahaan telah permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. kembali ke daerah asal; (2) Adanya krisis Data yang digunakan adalah data primer manajemen perusahaan yang dikumpul secara cross-section melalui perikanan; (3) Hasil tangkapan nelayan rendah kuisioner. Skala pengukuran data adalah disebabkan pola migrasi ikan; (4) Persaingan skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat perusahaan pengolah ikan yang semakin dari skala 5 (sangat penting/secara total tinggi; (5) Adanya keluhan nelayan mitra diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak karena harga jual ikan diperusahaan inti lebih penting/tidak diaplikasikan). keamanan di daerah dibeberapa rendah (Statistik Perikanan Kendari, 2006). Mencermati fenomena dan tetap yang terlibat langsung dalam rantai berdasarkan kajian teori penelitian ini penting pasokan pada 12 perusahaan perikanan di dilakukan implementasi PPS Kendari sebanyak 87 orang. Teknik integrative SCM yang meliputi integrasi internal penarikan sampling dalam penelitian ini dan eksternal supply chain yang didasari oleh adalah purposive sampling yaitu penarikan analisis criteria supplier-selection terhadap sampling kinerja industri perikanan. Tujuan yang ingin responden yang dijadikan sampling adalah dicapai dalam penelitian ini adalah untuk para manajer dan supervisor atau yang mengetahui pengaruh dan menguji secara setingkat empiris perikanan yaitu sebanyak 66 orang. untuk empiris Populasi penelitian ini seluruh karyawan mengkaji besarnya tingkat signifikan berdasarkan dengannya tujuan. pada Adapun perusahaan implementasi integrative SCM yang didasari Metode analisis data yang digunakan oleh criteria supplier-selection terhadap kinerja dalam penelitian ini yaitu : (a) Analisis industri perikanan. Fokus kajian penelitian ini statistika hanya pada aktivitas logistik pengadaan bahan mendeskriptifkan baku ikan. Pengukuran kinerja obyektif adalah penelitian ini dalam bentuk jumlah, rata-rata lebih baik untuk dijadikan ukuran kinerja maupun angka persentase, dan (b) Analisis secara absolut khususnya pada kinerja internal statistika inferensial, yaitu: (1) Confirmatory perusahaan Factors Analysis (CFA) dan (2) Analisis perikanan, yang kemudian deskriptif, bertujuan masing-masing untuk variabel direkomendasikan ketika ada penggantian dan Regresi temuan untuk kepentingan prediksi. persamaan : FY = b1F1 + b2F2 + ei.......(1) Multivariat 2 tahap dengan dan FY = b4F4 + ei.......(2). Hubungan kausal METODE PENELITIAN Rancangan penelitian dari penerapan regresi multivariat penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendakatan kuantitatif (mainstream) yang menggunakan Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen analisis ini dapat dilihat pada Gambar 1. sintesa demi penyempurnaan hasil temuan HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini. penelitian ini, sebelum dilakukan pembahasan Hasil analisis regresi multivariat ternyata pada masing-masing variabel baik variabel juga sama dengan hasil analisis statistika bebas maupun terikat, terlebih dahulu peneliti dekriptif dan analisis faktor yang dilakukan akan hasil sebelumnya, sehingga dapat memperkuat temuan dari pendekatan analisis statistika hasil temuan dalam penelitian ini. Lebih deskriptif, analisis faktor dan regresi multivariat jelasnya rekapitulasi hasil pengujian analisis yang dilakukan sebelumnya agar terjadi proses statistika dekriptif, analisis faktor dan regresi mengkombinasikan beberapa multivariat dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 di atas menunjukan bahwa perikanan. Selanjutnya pembehasan dari 3 nilai mean variabel, eigen value, koefisien variabel bebas yang merupakan variabel inti regresi dan uji t untuk variabel criteria supplier- dalam penelitian ini sesuai urutan prioritas selection mempunyai nilai terbesar dibanding 2 yang tercantum dalam Tabel 1 di atas variabel sebagai berikut: lainnya (Integrasi Internal dan Integrasi eksternal supply chain). Hal ini dapat diartikan bahwa praktek criteria supplier- selection sebagian besar telah diaplikasikan, memiliki dominan peranan terhadap penting dan kinerja Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen pengaruh perusahaan 1. Pengaruh Variabel criteria supplierselection Terhadap Kinerja Industri Koefisien regresi variabel criteria supplier-selection sebesar 0,914 dengan probabilitas sebesar 0,000 berarti terdapat usaha memenuhi kebutuhan pasokan (ikan) hubungan yang positif atau searah sedangkan sesuai dengan yang nilai thitung = 23,612 lebih besar dari nilai ttabel = operasi perusahaan. dibutuhkan dalam 2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan Kemudian konsistensi/keandalan waktu ada pengaruh yang positif signifikan. Variabel penyerahan adalah hal yang sangat penting criteria mengingat ikan merupakan komoditi yang supplier-selection ini sebenarnya merupakan faktor hasil pengelompokan oleh cepat analisis faktor yang dilakukan sebelumnya atas pengiriman variabel mutu produk pemasok, penentuan pemasok sesuai kebutuhan jadwal produksi harga yang layak/wajar, ketersedian produk, perusahaan memainkan peranan sangat konsistensi/keandalan penting efisiensi biaya pelayanan waktu produksi, terhadap penyerahan, dan kepedulian pemasok setelah rusak sehingga atau ketepatan penyerahan dalam waktu ikan menunjang oleh efektifitas ketepatan waktu pemakain ikan sebagai input dalam proses produksi dan melakukan penjualan keperusahaan. Criteria peningkatan kualitas produk yang dihasilkan supplier-selection merupakan faktor dominan oleh perusahaan. Pertimbangan perusahaan dan pengaruhnya paling besar bila dibanding 2 terhadap efisiensi biaya produksi dalam variabel lainnya memilih pemasok dengan tujuan mendorong eksternal supply (Integrasi chain) Internal terhadap dan kinerja pemasok untuk selalu mengadakan perusahaan, hal ini dapat dibuktikan pula perbaikan dan penyempurnaan secara terus dengan nilai mean variabel = 4,33 dan eigen menerus sesuai kebutuhan dan kepentingan value = 5,899. perusahaan. Kepedulian terhadap pelayanan Berdasarkan hasil pengelompokan pemasok setelah melakukan penjualan terhadap faktor criteria supplier-selection yang kepada perusahaan dapat dipandang bahwa meliputi keseimbangan pertimbangan perusahaan atas kepentingan pemilihan mutu produk yang sempurna dari proporsional pemasok diharapkan dapat memperhatikan pemasok dan mencerminkan kepentingan pemasoknya memperkuat secara proposional dan konstruktif. Penentuan kemitraan harga perusahaan sehingga para nelayan mitra merupakan yang salah yang melakukan layak dimana penawaran harga tidak antara yang (nelayan kontribusi positif berorientasi pada skala kepentingan kemitraan kinerja perusahaan. secara perikanan dapat supplier-selection pelaksanaan pembelian secara tertulis dan spesifik dalam Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen kokoh Bersarakan dari uraian di atas dapat perusahaan prosedur lebih peningkatan pemasok secara lebih teknis perusahaan membuat hubungan terhadap bahwa ketersedian akan memberikan disimpulkan atas dan yang produk Pertimbangan diyakini fondasi bagian merugikan pemasok (nelayan mitra) yang bisnis kedua belah pihak secara proposional. mitra) dasar bisnis satu perusahaan pertimbangan terhadap sebagai faktor criteria yang memiliki peranan penting dan pengaruh dominan terhadap kinerja perusahaan cukup masing beralasan karena merupakan fondasi dasar antara fungsi dalam perusahaan merupakan atau elemen kunci dalam membangun rantai usaha-usaha pasokan secara terintegrasi baik secara integrasi internal maupun eksternal supply chain. 2. Pengaruh Variabel integrasi internal sebesar 0,233 dengan probabilitas sebesar 0,000 berarti terdapat hubungan yang positif atau searah sedangkan nilai thitung = 6,009 lebih besar dari nilai ttabel = 2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan ada pengaruh yang positif integrasi internal merupakan hasil faktor pengabungan dari analisis faktor yang dilakukan sebelumnya atas variabel koordinasi dan kerjasama internal perusahaan merupakan faktor yang memiliki peranan dan pengaruh cukup kuat yang berada pada urutan kedua bila dibanding dua faktor lainnya (criteria supplier-selection dan integrasi eksternal) terhadap kinerja perusahaan perikanan, hal ini dapat dibuktikan pula dengan nilai mean variabel = 4,18, eigen pengelompokan terhadap faktor integrasi internal yang meliputi: pelaksanaan koordinasi proaktif yang dilakukan diharapkan dapat peningkatan kinerja perusahaan. perusahaan pelaksanannya dicerminkan melalui pembuatan perencanaan terpadu untuk mengantisipasi masalah-masalah operasional perusahaan, menetapkan tujuan bersama dari setiap unit kegiatan, membangun pemahaman bersama tentang tanggung jawab yang diembanya dan pembuatan keputusan bersama dari setiap fungsi merupakan wujud saling ketergantungan yang berhubungan dengan kesepakatan bersama dalam menjalankan aktivitas. Kebersamaan antara kelompok kerja setiap fungsi dalam perusahaan merupakan usaha menciptkan perbaikan dibidang kualitas dan efisiensi biaya produk secara berkelanjutan dan terpadu, konsolidasi kekuatan tim kerja lintas fungsi akan menumbuhkan hasil perbaikan lebih value = 1,399. Hasil perbaikan kekuatan Kemudian kerja sama internal dalam Koefisien regresi variabel integrasi internal Variabel Singkronisasi menghasilkan perbaikan yang optimal bagi Terhadap Kinerja Industri signifikan. fungsi. internal antar fungsi dalam perusahaan melalui pembentukan kelompok besar dari pada dilakukan secara individu, karena bagaimanapun masing-masing unit kerja memiliki kekurangan-kekurangan. 3. Pengaruh Variabel Integrasi Eksternal kerja informal, sharing ide atau informasi dan Terhadap Kinerja Industri kekompakan tim kerja lintas fungsi merupakan Berdasarkan hasil regresi sikap keterbukaan dan saling percaya yang variabel integrasi eksternal supply chain merupakan bagian terpenting dalam pencapain merupakan hasil pengelompakan variabel tujuan perusahaan dan ketergantungan dalam pada pengaturan melalui sebelumnya, terdiri dari variabel koordinasi masing- eksternal dan kerja sama eksternal yang wewenang dan informasi tanggung Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen jawab analisis dan deskriptif, komitmen dan konsekwensi dari pelaksanaan hubungan multivariate analsisi faktor analisis yang faktor dilakukan menunjukkan peranan dan pengaruh yang sama eksternal pelaksanannya dicerminkan paling kecil bila dibanding dengan faktor melalui lainnya (criteria supplier-selection dan integrasi bersama internal) terhadap kinerja perusahaan, hal ini pelanggan, dapat dibuktikan dengan nilai mean variabel = terpadu 3,60 dan eigen value = 1,012. masalah Selanjutnya nilai Koefisien regresi variabel pengembangan dengan proses pihak pemasok pembuatan untuk logistik dan perencanaan mengantisipasi operasional masalah- perusahaan, menetapkan tujuan bersama dengan pihak integrasi eksternal sebesar 0,129 dengan eksternal, probabilitas sebesar 0,001 berarti terdapat bersama tentang tanggung jawab yang hubungan yang positif atau searah sedangkan diembanya nilai thitung = 3,343 lebih besar dari nilai ttabel = bersama mengenai pengembangan efisiensi 2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan biaya dengan pihak pemasok dan pelanggan ada pengaruh yang positif signifikan. Hal ini yang menunjukkan bahwa pelaksanaan integrasi hubungan eksternal memiliki kontribusi positif melalui menguntungkan antara perusahaan dengan koordinasi eksternal pihak pemasok maupun pelanggan. kelompok kerja berupa pembentukan membangun dan pemahaman pembuatan merupakan wujud kerja sama keputusan terciptanya yang saling pihak Akhirnya berdasarkan hasil analisis pelanggan dan pemasok, adanya keterbukaan faktor yang telah dilakukan sebelumnya dari dalam tingkat ketiga variabel bebas dalam penelitian ini persediaan dan penjualan serta pembentukan menunjukan terjadi korelasi-korelasi dengan kelompok kerja dalam pembuatan program nilai positif antara semua variabel. hal ini yang berkelanjutan dengan pihak pemasok dapat diartikan bahwa pertimbangan criteria dan supplier-selection, informal penyampain pelanggan dengan informasi merupakan singronisasi efektifitas kegiatan logistik dalam perusahaan eksternal kepada pihak eksternal. meningkatkan Hal yang paling menarik dalam penelitian peningkatan integrasi secara kinerja internal simultan dapat perusahaan implementasi dan salah atau satu ini ternyata keterbukaan dari pihak perusahaan variabel secara efektif akan mendorong kepada pemasok dan pelanggan tentang peningkatan informasi penjualan dan tingkat persediaan individual, hal ini dapat dibuktikan dari nilai belum terlaksana dengan baik karena masih koefisien determinasi (R2) sebesar 0,907. adanya anggapan pihak perusahaan bahwa 4. Faktor Pembentukan Variabel Kinerja pemasok dan hubungan antara pelanggan pihak yang merupakan berlainan menciptakan koordinasi dan kerjasama yang melakukan erat pihak menciptakan pemasok maupun pelanggan. Kemudian kerja kelansungan Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen dengan secara Kinerja Industri yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan perusahaan Industri kepentingan bahkan berlawanan sehingga sulit antara kinerja perusahaan efisiensi dan hidup dan perikanan efektif untuk mempertahankan perusahaan. Dalam kontek penelitian ini berdasarkan hasil analisis Hubungan regresi yang telah dilakukan, ternyata kinerja melalui implementasi integrative SCM telah perusahaan meciptakan sangat pertimbangan dipengaruhi dalam penentuan oleh criteria supplier-selection dan implementasi integrative SCM. Dari pernyataan maupun kerja sama sinergi dengan dan dalam pihak koordinasi perusahaan pemasok dan pelanggan menjadi suatu supply chain. tersebut dapat faktor kunci variabel terikat kinerja perusahaan perikanan peningkatan kinerja perusahaan terletak pada terbentuk dari gabungan 3 variabel. Urutan kemampuan perusahaan untuk melakukan prioritas dari ketiga variabel terikat dapat koordinasi dilihat pada tabel 2. diinterprestasikan dan ternyata kerjasama baik internal Hasil analisis faktor menunjukkan perusahaan maupun dengan pihak eksternal. Pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa penelitian menunjukkan bahwa nilai loading factor yang digunakan untuk penangkapan ikan yang merupakan input menentukan peranan utama perusahaan bersifat musiman. masing-masing variabel dalan faktor kinerja Musim penangkapan ikan di wilayah perusahaan urutan pentingnya Variabel stock-out Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya peranan terbesar antara bulan September sampai dengan dengan nilai loading factor = 0,845, kemudian April untuk setiap tahun, sehingga pada disusul 2 varabel lainnya, yaitu lead-time bulan-bulan tersebut terjadi peningkatan reduction = 0,813 dan cost reduction = 0,811. jumlah Selanjutnya musim paceklik umumnya terjadi pada reduction perikanan. mempunyai pembahasan masing-masing pendaratan ikan. Sebaliknya variabel terikat asal dilakukan berdasarkan bulan urutan prioritas sebagai berikut: disebabkan a. Stock-out reduction adalah kemampuan oseanografi seperti arus, angin, dan perusahaan perikanan dalam penanganan gelombang yang cukup besar sehingga kekurangan persediaan ikan dalam proses nelayan enggan untuk melaut. produksi dari nelayan maupun ikan olahan Mei b. Lead-time kemampuan reduction mendapatkan menurunkan pengaruh dominan perubahan faktor merupakan perusahaan waktu yang dalam tunggu untuk pertimbangan mendapatkan ikan dari pemasok dan criteria supplier-selection dan implementasi pengiriman ikan olahan ke pelanggan. integrative SCM. Hal ini disebabkan oleh Variabel kondisi realitas yang terjadi pada obyek mendapatkan pengaruh terbesar kedua Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen dari dan September reduction ke pelanggan. Variabel terikat stock-out peranan sampai terikat lead-time reduction dari pertimbangan selection dan criteria supplier- pada saat-saat tertentu terutama seperti implementasi integrative antara bulan Mei sampai September SCM, hal ini cukup beralasan meningingat karakteristik produk (ikan) merupakan input utama perusahaan yang cepat rusak jika penangannya lamban, yang berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan menurun sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan untuk memperoleh produk yang berkualitas tidak terpenuhi. ini adalah kemampuan perusahaan perikanan dalam mengadakan reduksi biaya operasi yang digunakan perusahaan berupa dalam biaya pelayanan, transportasi dan biaya dalam memproses pesanan dari pemasok maupun pengiriman hasil produksi ke pelanggan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan reduksi biaya ini akan menciptakan harga pokok produksi dan penjualan yang lebih rendah. Harga pokok produksi dan penjualan yang rendah ini akan menjadi dasar dalam penentuan harga jual dan profit. Variabel asal cost reduction mendapatkan pengaruh terendah dari pertimbangan selection dan criteria implementasi supplier integrative SCM, hal ini disebabkan karena kehwatiran perusahaan untuk pemenuhan input dalam melakukan proses produksi mengingat ikan merupakan bahan baku yang langkah dan musiman serta permintaan produk dari pelanggan sangat perusahaan terkadang tidak dapat permintaan pasar akibat memenuhi tinggi bahkan kelangkaan untuk mendapatkan input ikan Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen KESIMPULAN 1. Hasil analisis deskriptif yang berdasarkan distribusi frekwensi atas pernyataan responden menunjukkan bahwa pertimbangan criteria supplierselection, integrasi internal dan ekstenal supply c. Cost reduction yang dimaksud dalam penelitian pada setiap tahunnya. chain sebagain diaplikasikan besar pada telah perusahaan perikanan dan urutan prioritas dalam pelaksanaannya variabel criteria supplier-selection memiliki peranan penting atas peningkatan kinerja industri kemudian Integrasi internal dan eksternal. Hal ini dapat diartikan bahwa criteria supplier-selection merupakan elemen kunci terbukti terhadap peningkatan kinerja industri perikanan. 2. Hasil analisis faktor untuk variabel bebas yang mempunyai eigen value terbesar adalah faktor criteria supplier-selection. Sehingga pertimbangan criteria supplierselection merupakan faktor dominan mempengaruhi kinerja perusahaan. Nilai loading factor dari seluruh variabel baik varibel bebas maupun terikat masih di atas angka pembatas (cut off point) 0,60. 3. Hasil pengelompokan variabel terikat kinerja prioritas industri ketiga menunjukkan variabel urutan terikat asal berdasarkan nilai loading factor terbesar yaitu stock-out reduction kemudian leadtime reduction dan cost reduction. Hal ini dapat diartikan bahwa cost reduction bukan merupakan faktor penentu dalam memberikan kontribusi utama pada peningkatan kinerja perusahaan perikanan. Hasil ini berbeda dengan penelitian terdahulu disebabkan karakteristik produk (ikan) yang merupakan input utama perusahaan sangat ditentukan oleh pola migrasi ikan, musim serta ikan merupakan komoditi yang langkah dan cepat rusak jika waktu penyerahannya lamban. 4. Pengujian hipotesis terbukti dapat diterima secara signifikan baik secara parsial maupun simultan bahwa: (a) Variabel criteria supplier-selection, integrasi internal dan eksternal secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja industri perikanan; (b) Variabel criteria dominan supplier-selection terhadap berpengaruh kinerja industri perikanan; (c) Variabel integrative SCM (integrasi internal dan eksternal supply chain) berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja industri perikanan. DAFTAR PUSTAKA Benton W.C.& Michael Maloni. (2005). “The Influence of Power Driven Buyer/Seller Relationships on Supply Chain Satisfaction”. Journal of Operation Management Vol. 23. pp 1-12. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perikanan Tangkap, 2006. Laporan Tahunan PPS Kendari Tahun 2006, Kendari Gimenez, C. & Ventura, E. (2003). “Supply Chain Management as a competitive advantage in the Spanish grocery sector”, Working paper no.641, Universitat Pompeu Fabra; forthcoming in the International Journal of Logistics Management vol 19 Gimenez, C. (2004). “SCM Implementantion In the Spanish Grocery Sektor : An Exploratory Study”, Universitat Pompeu Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen Fabra; forthcoming in the International Journal of Logistik Management, Vol 25. Gimenez, C. & Ventura, E. (2005), “Logistic-Production, LogisticMarketing and External Integration Their Impact on Performance, Emerald International Journal of Operations & Production Management vol 25. Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonomimetrika Dasar, Erlangga. Jakarta Indrajid, Richardus Eko & Richardus Djokopranoto. 2005. Starategi Manajemen Pemeblian dan Supply Cahain, Pendekatan Manajemen Terkini, Grasindo Indonesia, Jakarta. Hair, J.H.; Anderson, R.E.; Tatham, R.L. & Black, W.C. 1999. Análisis multivariante; Prentice Hall Iberia; 5ª ed.; Madrid. Joreskog, K. G. & Sorbom D. (1993): LISREL 8 User’s Reference Guide , Chicago: Scientific Software International, Inc. Heizer. J & Render B, 2004. Operations Management, Seventh Edition (IE) Prentice Hall. USA. Krawjeski, Lee J. & Larry P. Ritzman. 2002, Operation Managemen Strategi Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall, New Jersey. Lambert, D.M. & Harrington, T.C. (1990), “Measuring nonresponse in customer service mail surveys”. Journal of Business Logistics; Vol.11 no.2 Lejeune M.A. & Yakova, N. (2005), “On characterizing the 4C’s in supply chain management”. Journal of Operation Management Vol.23. Malhorta, 1996. Marketing Research, An Applid Orientantion. The Prentice-Hall. Inc., New Jersey. Stank, T.P.; Keller, S. & Daugherty, P.J. (2000), “Supply chain collaboration and logistical service performance”, Journal of Business Logistics, Vol.22 Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistika Multivariat, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Tracey & Vonderembse. (2004). “Building Supply Chain : A Key To Enhancing Manufacturing Performance”. Journal of Business Mid-American, Vol.15.