BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal
dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu
dengan cara menentukan struktur modal antara modal hutang dan
modal sendiri. Biasanya berkaitan dengan proyek proposal suatu
investasi perusahaan
dan tugas manajemen keuangan adalah
menentukan struktur modal optimal untuk menentukan kegiatan
investasi perusahaan. Keputusan pendanaan oleh manajemen akan
berpengaruh pada penilaian perusahaan yang tercermin pada harga
saham. Oleh karena itu, salah satu tugas manajer keuangan adalah
menentukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga
saham yang menunjukkan nilai perusahaan (Harmono, 2011).
2. Teori Keagenan
Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu
hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dengan
manajemen perusahaan sebagai agent. Hubungan ini muncul ketika
satu orang atau lebih mempekerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan
jasa
dan
kemudian
mendelegasikan
wewenang
pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Atmaja, 2003).
8
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Konflik keagenan muncul dalam dua bentuk. Kedua bentuk
tersebut yaitu pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen
(agent), dan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan
normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa
keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik
perusahaan hanya benar apabila pengambilan keputusan keuangan
yang dilakukan oleh manajer adalah keputusan yang ditujukan untuk
kepentingan para pemilik perusahaan.
Atmaja (2003) menyebutkan masalah keagenan (agency problem)
dengan manajer potensial terjadi apabila manajemen tidak memiliki
saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan
manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham, tetapi para manajer lebih cenderung untuk
memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri, maka terjadilah
conflict of interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja
sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang
saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang
meliputi pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, untuk
membuat suatu struktur oraganisasi yang meminimalkan tindakantindakan manajer yang tidak diinginkan, serta oportunity cost yang
timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil
keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
9
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Jensen dan Meckling (1976) mengelompokkan agency cost
menjadi tiga yaitu monitoring cost yang merupakan biaya untuk
memonitor perilaku manajer, bonding cost yaitu biaya untuk membuat
mekanisme agar manajer bertindak sesuai dengan kepentingan
pemegang saham, dan residual loss yaitu biaya untuk mendorong
manajer melakukan tindakan sesuai kemampuannya untuk kepentingan
pemegang saham.
Untuk mengurangi
agency cost adalah dengan meningkatkan
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Manajer akan merasakan
langsung manfaat dari keputusan yang mereka lakukan dan apabila
terjadi kerugian merupakan konsekuensi dari kesalahan pengambilan
keputusan.
Kepemilikan
ini
akan
mensejajarkan
kepentingan
manajemen dengan kepentingan pemegang saham (Jensen dan
Meckling, 1976). Selain itu penggunaan hutang dapat mengurangi
agency cost. Utang dapat mengontrol manajer yang memiliki free cash
flow yang berlebihan dan investasi yang optimal.
3. Pengertian Investasi
Investasi pada hakekatnya didefinisikan sebagai penempatan
sejumlah dana pada masa sekarang dengan harapan memperoleh
keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat di bedakan
menjadi 2 (dua) yaitu investasi pada asset riil dan investasi pada asset
finansial. Investasi pada asset rill dapat berbentuk pembelian asset
produktif, misalnya pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan
10
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pembukaan perkebunan. Sedangkan investasi pada sektor finansial
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa saham , obligasi, waran dan
opsi (Halim, 2005). Investasi mengharapkan keuntungan dari adanya
kenaikan dari nilai uang seiring dengan berjalannya waktu. Uang yang
diharapkan memberikan keuntungan tersebut dialokasikan dalam
bentuk aset (Kaweny, 2007).
4. Keputusan Investasi
Kebijakan investasi adalah kebijakan atau keputusan yang diambil
para manajer untuk menanamkan modal pada satu atau lebih asset
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Manajemen keuangan berkewajiban untuk memutuskan pengalokasian
dana yang diperoleh perusahaan apakah akan ditanamkan pada asset
tetap atau asset lancar (Murtini, 2008). Dapat disimpulkan bahwa
keputusan investasi penting sebab untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.
Perusahaan
merupakan
sebuah
kombinasi
antara
asset
milik
perusahaan dengan investasi di masa yang akan datang.
5. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi di mana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan dkk,
2007). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
manajerial merupakan kondisi di mana manajer perusahaan merangkap
11
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
jabatan sebagai manajemen perusahaan sekaligus pemegang saham
yang turut aktif dalam pengambilan keputusan.
Manajer dalam menjalankan operasi perusahaan seringkali
bertindak bukan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham,
melainkan
justru
tergoda
untuk
meningkatkan
kesejahteraannya sendiri. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan
antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan
disebut konflik keagenan atau agency conflict (Luciana Spica Almilia
dkk, 2006).
Di atas tentunya akan berbeda jika kondisi manajer juga sekaligus
sebagai pemegang saham. Secara teoritis ketika kepemilikan
manajerial rendah maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya
perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Adanya kepemilikan
manajerial
dipandang
dapat
menyelaraskan
potensi
perbedaan
kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jensen
dan Meckling, 1976).
6. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakann kondisi dimana institusi
memiliki saham dalam suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat
berupa institusi pemerintah, institusi swasta, domestik maupun asing
(Wahyu Widarjo, 2010). Investor institusional tidak jarang menjadi
mayoritas dalam kepemilikan saham. Hal tersebut dikarenakan para
investor institusional memiliki sumber daya yang lebih besar daripada
12
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pemegang saham lainnya sehingga dianggap mampu melaksanakan
mekanisme pengawasan yang baik. Dari berbagai pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional merupakan kondisi
di mana institusi atau lembaga eksternal yang turut memiliki saham di
dalam perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting
dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer
dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap
mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan strategis suatu
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).
Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional akan
menjamin kemakmuran pemegang saham. Pengaruh kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka
yang cukup besar dalam pasar modal (Vera Kusumawati, 2011).
7. Financial Leverage
Penggunaan hutang untuk pembiayaan investasi dapat dikatakan
sebagai financial leverage (Liono, 2009). Dalam penelitian Aliahmed
(2008) menyebutkan bahwa leverage adalah salah satu faktor yang
digunakan oleh perusahaan untuk pertimbangan dalam menentukan
tingkat investasinya. Menurut Dang (2010) leverage memberikan efek
yang negatif terhadap investasi perusahaan.
13
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
8. Profitabilitas
Menurut Wahidahwati (2002) profitabilitas merupakan gambaran
dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran
profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih,
tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian
ekuitas
pemilik.
menunjukkan
Rasio
profitabilitas
keberhasilan
atau
perusahaan
rasio
dalam
rentabilitas
menghasilkan
keuntungan.
Kusumadilaga (2010) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas
atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada
pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin
besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya
mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih
besar dalam menentukan kebijakan perusahaan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk
(2015) menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh
negatif terhadap keputusan investasi. Hal ini dikarenakan dengan adanya
kepemilikan manajerial maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga
manajer dalam pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati,
karena
segala
hasil
dari
investasi
yang
dilakukan
baik
yang
14
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
menguntungkan atau tidak menguntungkan akan berimbas pada manajer.
Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2006)
yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berdampak positif
terhadap keputusan investasi perusahaan.
Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin besar
pula pengawasan yang diberikan kepada pihak manajerial, maka pihak
institusional menginginkan adanya dividen yang besar pula sehingga
semakin besar dividen yang diberikan kepada pihak institusional maka
semakin besar pula investasi yang akan ditanamkan (Susanto, 2009).
Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk (2015) menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif dengan
keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena tidak semua pemilik saham
institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka juga
menginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Sedangkan
investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima.
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi hal
ini ditunjukkan dalam penelitian Saragih (2008), Wijaya Muwarni (2011)
dan Fitzsimmons et al. (2005). Fitzsimmons et al. (2005) menyebutkan
bahwa profitabilitas merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.
Hubungan antara profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan adalah hal
yang berkelanjutan terutama apabila kesempatan untuk melakukan
15
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
investasi kembali tinggi. Profitabilitas memberikan fleksibilitas bagi
manajer perusahaan untuk melakukan berbagai investasi yang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa depan. Berbanding
terbalik dengan hasil di atas Wahyuni, dkk, (2015) dan Machmud dan
Djakman (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif.
Financial leverage yang tinggi menggambarkan kebijakan atau
keputusan investasi yang menyimpang (Sandiar, 2012). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Wahyuni, dkk (2015) yang menunjukkan bahwa
financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.
Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Aliahmed (2008) yang
menunjukkan bahwa hubungan antara kebijakan utang dan investasi
perusahaan adalah positif. Hal ini karena perusahaan dapat menahan kas
dalam jumlah yang kecil dan menggunakan dana yang diperoleh dari utang
untuk investasi perusahaan.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian landasan teori diatas dalam tinjauan pustaka
yang telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan
sebagai berikut:
16
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Gambar 2.1
Model Penelitian
Kepemilikan Manajerial
(X1)
Kepemilikan Institusional
(X2)
H1(-)
H2(-)
Keputusan
Investasi (Y)
Financial Leverage (X3)
H3(-)
H4(+)
Profitabilitas (X4)
H5
Agency theory menggambarkan hubungan antara manajer perusahaan
atau sebagai pihak agent dengan pemegang saham atau pihak principal.
Manajer keuangan harus mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan
utama berdirinya perusahaan yaitu meningkatkan nilai kekayaan atau
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Menurut Christiawan
dan Tarigan (2007) bahwa masalah utama dalam agency theory adalah
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Konflik keagenan (agency conflict) timbul apabila keputusan manajer
sudah
tidak
sejalan
lagi
dengan
pemegang saham
dan
hanya
memaksimalkan kepentingannya sendiri. Hal tersebut merupakan suatu
17
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
ancaman bagi pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial
maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam
pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil
dari investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan akan berimbas pada manajer.
Agency theory di sini akan menggambarkan hubungan antara manajer
sebagai agent dan institusi sebagai pihak principal. Menurut Haruman
(2008) tidak semua pemilik saham institutional menginginkan investasi
yang tinggi, karena mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui
pembayaran dividen, sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang
akan mereka terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai
controlling, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional
ini akan mementingkan kepentingan institusinya dibandingkan dengan
kepentingan perusahaan.
Teori struktur modal menggambarkan bagaimana modal dialokasikan
dalam aktivitas investasi yaitu dengan cara menentukan struktur modal
antara modal hutang dan modal sendiri. Di sinilah tugas manajemen
keuangan menentukan struktur modal optimal untuk menentukan kegiatan
investasi perusahaan. Kemampuan manajer dalam mengendalikan
fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus dibatasi dengan penggunaan
utang. Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar
bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi
18
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek yang
merugikan perusahaan.
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
financial leverage terhadap keputusan investasi.
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi di mana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan dkk,
2007). Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan investasi, tetapi tidak terhadap kebijakan deviden (Wahyudi,
dan Hartini 2006). Ini membuktikan bahwa pemegang saham yang
sekaligus
sebagai
pengelola
perusahaan
cenderung
memilih
kompensasi berupa gaji dan bonus atau insentif jangka panjang lainnya
dibandingkan dengan dividen.
Kepemilikan institusional adalah persentase kepemilikan saham
perusahaan
yang
dimiliki
oleh
investor
institusional
seperti
pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun
kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Iswandika, 2014). Hasil
penelitian Wahyuni, dkk (2015) menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.
Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara financial leverage
dan investasi adalah teori over investment yang merupakan konflik
19
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini,
manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan
sehingga terkadang menerima proyek merugikan
yang dapat
mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer
dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus
dibatasi dengan penggunaan utang.
Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar
bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi
manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek
yang merugikan perusahaan. Financial leverage merupakan sebuah
mekanisme yang digunakan untuk mengurangi terjadinya masalah over
investment dalam perusahaan. Hasil penelitian Wahyuni, dkk (2015)
menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap
keputusan investasi.
H1: Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
leverage, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap
keputusan investasi.
2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap keputusan investasi
Kepemilikan manajerial bertujuan untuk mengontrol keputusan
investasi. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka akan
menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam pengambilan
keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil dari
investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak
20
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
menguntungkan akan berimbas pada manajer (Wahyuni, dkk, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008) sejalan dengan hasil
penelitian Wahyuni, dkk (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Menurut
Haruman (2008) tidak semua pemilik saham manajerial menginginkan
investasi yang tinggi, karena mereka juga menginkan kesejahteraan
melalui pembayaran dividen. Sedangkan investasi akan mengurangi
dividen yang akan mereka terima. Inilah salah satu tindakan
opportunistik para pemegang saham managerial. Mereka mengabaikan
kepentingan perusahaan dan pemegang saham lainnya untuk
kepentingan pribadi.
H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap keputusan
investasi.
3. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap keputusan investasi
Menurut penelitian Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk (2015)
kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif
terhadap keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena tidak semua
pemilik saham institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena
mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen,
sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka
terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai controlling,
tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional ini akan
21
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
mementingkan
kepentingan
institusinya
dibandingkan
dengan
kepentingan perusahaan.
H3: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap keputusan
investasi.
4. Pengaruh financial leverage terhadap keputusan investasi
Dampak
financial
leverage
terhadap
keputusan
investasi
perusahaan merupakan isu sentral dalam perusahaan keuangan.
Financial leverage yang tinggi menggambarkan kebijakan/ keputusan
investasi yang menyimpang (Sandiar, 2012). Dalam penelitian
Wahyuni dkk (2015) dan Aivazian et al. (2005) yang menunjukkan
bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan
investasi.
Aivazian et al. (2005) menemukan adanya hubungan negatif antara
financial leverage dan investasi tetapi hanya untuk perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah atau tidak ada sama sekali.
Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara financial leverage
dan investasi adalah teori overinvestment yang merupakan konflik
potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini,
manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan
sehingga terkadang menerima proyek merugikan
yang dapat
mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer
dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus
dibatasi dengan penggunaan utang. Penggunaan utang akan membuat
22
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
manajer perusahaan membayar bunga kepada pemegang obligasi
sehingga dalam melakukan investasi manajer akan lebih berhati-hati
dan tidak berinvestasi pada proyek yang merugikan perusahaan
H4: Financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan
investasi.
5. Pengaruh profitabilitas terhadap keputusan investasi
Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan
memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain,
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Perusahaan dengan profitabilitas
tinggi memiliki ketersediaan kas yang lebih besar, sehingga semakin
tinggi kesempatan investasinya. Laba yang besar akan memberikan
manajer fleksibilitas keuangan yang memberikan manajer kesempatan
dalam melakukan investasi lebih luas. Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap keputusan investasi perusahaan. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih (2008), Wijaya
Muwarni (2011) dan Fitzsimmons et al. (2005) yang menunjukkan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
23
Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download