BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Cinta Tanah Air Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Seseorang yang memiliki karakter baik ialah yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuat serta selalu peduli terhadap lingkungannya, kepada masyarakat sekitarnya. Seseorang akan mengerti bahwa sebaik-baik kehidupan adalah yang berguna bagi sesamanya. Karakter adalah nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan dalam perilaku. (Kemendiknas, 2010). Ditjen Mendikdasmen (dalam jurnal Setiawati 2015: 66), menjelaskan perbedaan karakter antar individu yakni :” Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter 8 Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 9 adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat.” Berkarakter baik menjadi frase kunci bahwa ada orang yang memiliki karakter baik dan ada yang berkarakter buruk. Rahmat P. S. (2014:248) menjelaskan bahwa karakter berkaitan dengan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa yaitu sebagai berikut. (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peeduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2010). Salah satu nilai karakter yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sikap cinta tanah air. Di dalam Pusat kurikulum, pengembangan dan pendidikan budaya & karakter bangsa, Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Adapun indikator sikap cinta tanah air untuk siswa kelas 1-3, yaitu: Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 10 a. b. c. d. e. f. Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia. Mengagumi kekayaan hutan Indonesia. Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia. (Kemendiknas, 2010) Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari karakter cinta tanah air antara lain : Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam pengembangan karakter. Nilai Indikator sekolah Indikator kelas Cinta tanah air - Menggunakan produk buatan dalam negeri - Memajangkan : foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta indonesia, gambar kehidupan masyarakat fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. - Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. - Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. - Menggunakan produk buatan dalam negeri. ( Kemendiknas, 2010) 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil usaha yang diperoleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan secara individu atau Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 11 kelompok dalam proses belajar dan dapat diketahui dan dilihat dari hasil pengetahuannya melalui evaluasi. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat potensial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang tentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. (Arifin, 2013:12) Pengertian prestasi belajar juga dijelaskan oleh Surya dalam Priansa (2014:66), bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. perubahan perilaku dari prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mulyasa (2014:190) juga menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Prestasi belajar merupakan tingkatan seseorang untuk menerima, menolak, dan menilai informasi yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Alat ukur yang dibuat untuk mengetahui hasil prestasi belajar dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil evaluasi itulah yang nantinya akan memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. b. Fungsi Prestasi Belajar Fungsi keberhasilan prestasi dalam belajar bidang tidak studi hanya sebagai indikator tertentu. Arifin (2013:12) Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 12 menyatakan bahwa kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri pada manusia, semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan peserta didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik. (Arifin, 2013:12) Penjelasan di atas dapat dimengerti betapa pentingnya untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan atau kelompok, karena dalam fungsi prestasi tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan. Prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Cronbach (dalam bukunya Arifin, 2013:13) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, bergantung kepada ahli dan versinya masing-masing. Namun diantaranya yaitu ; (a) sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar; (b) untuk keperluan diagnostik ; (c) untuk keperluan Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 13 bimbingan dan penyuluhan ; (d) untuk keperluan seleksi ; (e) untuk keperluan penempatan atau penjurusan ; (f) untuk menentukan isi kurikulum ; (g) untuk menentukan kebijaksanaan sekolah. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Keberhasilan prestasi belajar yang diperoleh oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung dan menunjang. Slameto (2010:54-72) dalam bukunya, menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa di sekolah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa) Faktor Intern yaitu keadaan kondisi jasmani atau rohani siswa. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah (1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. (2) Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai badan atau tubuh. Cacat itu berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lainnya. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu. b) Faktor psikologis Faktor yang tergolong dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : (1) Intelegensi, yaitu faktor yang berkaitan dengan Intellegency Question. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 14 (2) (3) (4) (5) (6) (7) cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan baik. Perhatian, yaitu perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap. Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Bakat, yaitu kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Motif, merupakan keadaan untuk mencapai tujuan sebagai daya penggerak dan pendorong. Kematangan, merupakan suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. c) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, seingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. 2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa) Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a) Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Sekolah Dalam faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 15 c) Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Faktor ekstern meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Dalyono dalam bukunya Priansa (2014:66) juga menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal (kesehatan, intelegensi, dan bakat, minat, motivasi, cara belajar) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar)”. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan dapat mmembentuk kepribadiaan anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan lingkungannya. Untuk itu perlu adanya lingkungan yang baik untuk membentuk pengaruh positif terhadap anak sehingga anak dapat belajar dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang didapatkan oleh peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor intern) maupun faktor dari luar diri siswa (faktor ekstern). Apabila faktor itu mendukung, maka akan memudahkan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya faktor penghambat akan menjadi sebuah tantangan bagi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 16 3. Pendidikan Kewarganegaraan di SD a. Pengetian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah khususnya Sekolah Dasar yang perlu dioptimalkan pada peserta didik, karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya sebagai mata pelajaran saja, namun di dalamnya terdapat nilai-nilai moral dan budi pekerti yang dapat berguna bagi perkembangan anak. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 UndangUndang No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni (dalam Taniredja, 2013:2) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak begitu saja meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 17 pendidikan yang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy, dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Taniredja (2009:3) menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara. Zubaedi (2012:281) juga menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut. Dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 yang mencakup proses Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 18 penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak demokratis serta merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Trifungsi PKn seperti yang diungkapkan Djahiri (1996:19), adalah sebagai berikut: 1) Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkepribadian Indonesia. 2) Membina bangsa Indonesia melek politik, melek hukum dan melek pembangunan serta melek permasalahan diri, masyarakat, bangsa dan negara. 3) Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya untuk belajar lebih lanjut) c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (dalam Permendikanas, 2010) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 19 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti pembelajaran di kelas III dengan Standar Kompetensi 4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia 1.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan. Sumber: panduan KTSP Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas maka dapat diketahui materi yang akan dijadikan bahan dalam penelitian yaitu: kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia. 4. Strategi Pembelajaran Card Sort Silberman (1996) menjelaskan bahwa Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Card Sort yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 20 Warsono dan Hariyanto (2012) mengemukakan bahwa Card Sort sangat cocok untuk materi yang berisi konsep-konsep, fakta-fakta dan mereview materi yang telah siswa peroleh. Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulang ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dilakukan dalam strategi pembelajaran Card Sort dapat membantu mengurangi kejenuhan di kelas. Strategi pembelajaran Card Sort merupakan salah satu model pembelajaran aktif. pembelajaran dilakukan dengan cara setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mengemukakan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya Strategi pembelajaran Card Sort juga menekankan pada keaktifan anak, yaitu dengan pemberian media konkrit yaitu kartu indeks berisi informasi kemudian dianalisis sendiri oleh siswa, sehingga siswa mencari pemahaman sendiri akan konsep materi yang sedang dipelajari. Dengan adanya proses tersebut diharapkan akan mempermudah dalam penanaman konsep khususnya agar dapat meningkatkan cinta tanah air dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar. Silberman (1996:157) menjelaskan bahwa langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort, yaitu: Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 21 a. Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori. b. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama (Anda bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan peserta mencarinya). c. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain. d. Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting. e. Mulai dari komentar atau hasil presentasi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. f. Kesimpulan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan Card Sort antara lain: a. Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut b. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama c. Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut d. Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa. e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa. Kelebihan strategi pembelajaran Card Sort yaitu: a. Guru mudah menguasai kelas b. Dapat mengarahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan. c. Dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat. d. Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan pokok-pokok materi sehingga mudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Kekurangan strategi pembelajaran Card Sort yaitu: a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 22 bukan sasaran tujuan yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari persoalan semula. b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik. c. Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe pemilihan kartu. (Amelia:16) Kelemahan strategi pembelajaran card sort dapat di atasi dengan cara guru tidak terlalu banyak memberikan hiasan dalam membuat kartu, hendaknya guru membagikan kartu langsung kepada siswa ke mejanya masing-masing sambil memberikan instruksi dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami siswa. B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang mendukung yaitu oleh Amelia (2013) pada skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Card Sort Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara metode Card Sort terhadap motivasi belajar siswa. Peningkatan itu ditunjukkan dengan angka hasil produk moment. Penelitian yang dilakukan Amelia diperkuat dengan artikel yang ditulis oleh Ulfa, dkk (2013) dengan judul penelitiannya “Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Di Kelas V SDN 01 Ngasem” yaitu menunjukkan hasil bahwa penerapan strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 01 Ngasem, Colomadu tahun ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya nilai kognitif pada pra tindakan yaitu nilai rata-rata siswa Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 23 adalah 63,67, pada siklus I nilai rata-rata menjadi 67 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,33. Ketuntasan nilai kognitif cahaya dan sifat-sifatnya pada pratindakan sebanyak 7 siswa atau 38,89%, siklus I sebanyak 13 siswa atau 72,22%, dan pada siklus II sebanyak 15 siswa (83,33%). Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar setelah menggunakan strategi pembelajaran card sort sehingga strategi ini efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. C. Kerangka Berpikir Peningkatan yang diharapkan pada rasa cinta tanah air dan prestasi belajar harus melalui sebuah proses pembelajaran yang baik dan benar. Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas diperoleh dari tindakan refleksi awal serta melakukan identifikasi masalah untuk dapat mencari solusi yang tepat. Ditemukan bahwa rasa cinta tanah air dan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas III SD Negeri 1 Penambongan masih rendah. Rendahnya rasa cinta tanah air dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran diduga karena ketidaktepatan pembelajaran pada materi tersebut. Berdasarkan kendala yang dialami oleh guru, karakteristik siswa, serta temuan-temuan yang terdapat di dalam kelas, dan berdasarkan kesepakatan dengan guru kelas, perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan salah satu upaya yaitu menerapkan model pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran PKn materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan bagan kerangka berpikir sebagai berikut: Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016 24 Rendahnya rasa cinta tanah air dan prestasi belajar. Kondisi Awal 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru, 2. Siswa masih belum memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi 3. Siswa kesulitan menyebutkan ragam budaya yang dimiliki Indonesia Guru menerapkan strategi pembelajaran Card Sort. Kondisi akhir Penerapan strategi pembelajaran Siklus II Card Sort dapat meningkatkan 1. Perencana rasa cinta tanah air dan prestasi an belajar PKn materi kekayaan 2. Tindakan alam dan kekhasan bangsa 3. Pengamata Indonesia kelas III SD N 1 n Penambongan Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 4. Refleksi 1. 2. 3. 4. Siklus I Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesa sebagai berikut : 1. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa pada Pendidikan Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia di kelas III SD N 1 Penambongan. 2. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada Pendidikan Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia di kelas III SD N 1 Penambongan. Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016