BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Cinta Tanah Air

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Cinta Tanah Air
Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Seseorang yang memiliki karakter baik ialah yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan
yang dibuat serta selalu peduli terhadap lingkungannya, kepada
masyarakat sekitarnya. Seseorang akan mengerti bahwa sebaik-baik
kehidupan adalah yang berguna bagi sesamanya.
Karakter adalah nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan
dalam perilaku. (Kemendiknas, 2010). Ditjen Mendikdasmen (dalam
jurnal Setiawati 2015: 66), menjelaskan perbedaan karakter antar individu
yakni :” Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter
8
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
9
adalah
individu
yang
bisa
membuat
keputusan
dan
siap
mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat.”
Berkarakter baik menjadi frase kunci bahwa ada orang yang memiliki
karakter baik dan ada yang berkarakter buruk. Rahmat P. S. (2014:248)
menjelaskan bahwa karakter berkaitan dengan keputusan baik-buruk,
keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa
yaitu sebagai berikut. (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)
kerjasama, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10)
semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16)
peeduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab
(Kemendiknas, 2010).
Salah satu nilai karakter yang akan dibahas dalam penelitian ini
yaitu sikap cinta tanah air. Di dalam Pusat kurikulum, pengembangan dan
pendidikan budaya & karakter bangsa, Cinta tanah air adalah cara berfikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa. Adapun indikator sikap cinta tanah air untuk
siswa kelas 1-3, yaitu:
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
10
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah
Indonesia.
Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.
Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang
dimiliki Indonesia.
Mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora,
dan fauna Indonesia.
Mengagumi kekayaan hutan Indonesia.
Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa
Indonesia. (Kemendiknas, 2010)
Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari
karakter cinta tanah air antara lain :
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam
pengembangan karakter.
Nilai
Indikator sekolah
Indikator kelas
Cinta
tanah air
- Menggunakan produk
buatan dalam negeri
- Memajangkan
:
foto
presiden
dan
wakil
presiden, bendera negara,
lambang negara, peta
indonesia,
gambar
kehidupan
masyarakat
fisik,
sosial,
budaya,
ekonomi, dan politik
bangsa.
- Menggunakan
bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
- Menyediakan informasi
(dari sumber cetak,
elektronik)
tentang
kekayaan alam dan
budaya Indonesia.
- Menggunakan
produk
buatan dalam negeri.
( Kemendiknas, 2010)
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang diperoleh peserta didik
dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan secara individu atau
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
11
kelompok dalam proses belajar dan dapat diketahui dan dilihat dari
hasil pengetahuannya melalui evaluasi.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat potensial
dalam sejarah kehidupan manusia karena
sepanjang tentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. (Arifin, 2013:12)
Pengertian prestasi belajar juga dijelaskan oleh Surya dalam
Priansa (2014:66), bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku
individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap,
fungsional, positif, disadari dan sebagainya. perubahan perilaku dari
prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mulyasa (2014:190) juga
menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai
faktor, baik internal maupun eksternal.
Prestasi
belajar
merupakan
tingkatan
seseorang
untuk
menerima, menolak, dan menilai informasi yang diperoleh dalam
kegiatan belajar mengajar. Alat ukur yang dibuat untuk mengetahui
hasil prestasi belajar dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan
dalam bentuk nilai atau rapor. Prestasi belajar dapat diketahui setelah
diadakan evaluasi, hasil evaluasi itulah yang nantinya akan
memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Fungsi
keberhasilan
prestasi
dalam
belajar
bidang
tidak
studi
hanya
sebagai
indikator
tertentu.
Arifin
(2013:12)
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
12
menyatakan bahwa kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan
manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan
tersendiri
pada
manusia,
semakin
terasa
penting
untuk
dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara
lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,
termasuk kebutuhan peserta didik dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) peserta didik. (Arifin, 2013:12)
Penjelasan di atas dapat dimengerti betapa pentingnya untuk
mengetahui prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan
atau kelompok, karena dalam fungsi prestasi tidak hanya sebagai
indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai
indikator kualitas pendidikan. Prestasi belajar juga berguna sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar
sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis,
penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik.
Sebagaimana dikemukakan oleh Cronbach (dalam bukunya
Arifin, 2013:13) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya,
bergantung kepada ahli dan versinya masing-masing. Namun
diantaranya yaitu ; (a) sebagai umpan balik bagi pendidik dalam
mengajar; (b) untuk keperluan diagnostik ; (c) untuk keperluan
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
13
bimbingan dan penyuluhan ; (d) untuk keperluan seleksi ; (e) untuk
keperluan penempatan atau penjurusan ; (f) untuk menentukan isi
kurikulum ; (g) untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Keberhasilan prestasi belajar yang diperoleh oleh seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung dan menunjang.
Slameto (2010:54-72) dalam bukunya, menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa di
sekolah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor Intern yaitu keadaan kondisi jasmani atau rohani siswa.
Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah
(1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap badan
serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin.
(2) Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai badan atau
tubuh. Cacat itu berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan,
lumpuh, dan lainnya. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan
terganggu.
b) Faktor psikologis
Faktor yang tergolong dalam faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
(1) Intelegensi, yaitu faktor yang berkaitan dengan
Intellegency Question. Intelegensi adalah kecakapan yang
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
14
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari
dengan baik.
Perhatian, yaitu perhatian yang terarah dengan baik akan
menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.
Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Bakat, yaitu kemampuan potensi yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Motif, merupakan keadaan untuk mencapai tujuan sebagai
daya penggerak dan pendorong.
Kematangan, merupakan suatu tingkat/ fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberi respon
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang ada dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan membaringkan
tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan
dan kebosanan, seingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa)
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a) Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Sekolah
Dalam faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
15
c) Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Faktor ekstern meliputi kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Dalyono dalam bukunya Priansa (2014:66) juga menyatakan
bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor internal (kesehatan, intelegensi, dan bakat, minat, motivasi, cara
belajar) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan sekitar)”. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan
dapat mmembentuk kepribadiaan anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan lingkungannya. Untuk itu perlu adanya lingkungan yang
baik untuk membentuk pengaruh positif terhadap anak sehingga anak
dapat belajar dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang
didapatkan oleh peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor intern) maupun
faktor dari luar diri siswa (faktor ekstern). Apabila faktor itu
mendukung,
maka
akan
memudahkan
peserta
didik
dalam
meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya faktor penghambat akan
menjadi sebuah tantangan bagi peserta didik untuk mencapai prestasi
belajar yang memuaskan.
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
16
3. Pendidikan Kewarganegaraan di SD
a. Pengetian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran
yang ada di sekolah khususnya Sekolah Dasar yang perlu dioptimalkan
pada
peserta
didik,
karena
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan bukan hanya sebagai mata pelajaran saja, namun di
dalamnya terdapat nilai-nilai moral dan budi pekerti yang dapat
berguna bagi perkembangan anak.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 UndangUndang No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendidikan
Kewarganegaraan
menurut
Zamroni
(dalam
Taniredja, 2013:2) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu
learning
process
yang
tidak
begitu
saja
meniru
dan
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
17
pendidikan yang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik
sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness,
attitude, political efficacy, dan political participation, serta kemampuan
mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi
dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.
Taniredja
(2009:3)
menjelaskan
bahwa
Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar
warga negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela
negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
Negara. Zubaedi (2012:281) juga menyatakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini
nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga menjadi warga
negara yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan serta memberi
bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.
Dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga
Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 yang mencakup proses
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
18
penyiapan
generasi
muda
untuk
mengambil
peran
dan
tanggungjawabnya sebagai warga negara yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak
demokratis serta merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan
hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan negara.
b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
Trifungsi PKn seperti yang diungkapkan Djahiri (1996:19),
adalah sebagai berikut:
1) Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia
Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkepribadian Indonesia.
2) Membina bangsa Indonesia melek politik, melek hukum dan melek
pembangunan serta melek permasalahan diri, masyarakat, bangsa
dan negara.
3) Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya untuk
belajar lebih lanjut)
c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
(dalam
Permendikanas, 2010) bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi
isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi.
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
19
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti pembelajaran di
kelas III dengan Standar Kompetensi 4. Memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia.
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memiliki kebanggaan
sebagai
bangsa
Indonesia
1.1 Mengenal
kekhasan
bangsa
Indonesia, seperti kebhinekaan,
kekayaan alam, keramahtamahan.
Sumber: panduan KTSP
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas
maka dapat diketahui materi yang akan dijadikan bahan dalam
penelitian yaitu: kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia.
4. Strategi Pembelajaran Card Sort
Silberman (1996) menjelaskan bahwa Card Sort adalah suatu
strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk
seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Card Sort yaitu
suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta
didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang
dibahas dalam pembelajaran.
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
20
Warsono dan Hariyanto (2012) mengemukakan bahwa Card Sort
sangat cocok untuk materi yang berisi konsep-konsep, fakta-fakta dan
mereview materi yang telah siswa peroleh. Card Sort merupakan kegiatan
kolaboratif
yang
bisa
digunakan
untuk
mengajarkan
konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulang ilmu yang
telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik
yang dilakukan dalam strategi pembelajaran Card Sort dapat membantu
mengurangi kejenuhan di kelas.
Strategi pembelajaran Card Sort merupakan salah satu model
pembelajaran aktif. pembelajaran dilakukan dengan cara setiap siswa
diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan
dibahas, kemudian siswa mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks
yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mengemukakan
hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya
Strategi pembelajaran Card Sort juga menekankan pada keaktifan
anak, yaitu dengan pemberian media konkrit yaitu kartu indeks berisi
informasi kemudian dianalisis sendiri oleh siswa, sehingga siswa mencari
pemahaman sendiri akan konsep materi yang sedang dipelajari. Dengan
adanya proses tersebut diharapkan akan mempermudah dalam penanaman
konsep khususnya agar dapat meningkatkan cinta tanah air dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar.
Silberman (1996:157) menjelaskan bahwa langkah-langkah strategi
pembelajaran Card Sort, yaitu:
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
21
a. Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi
informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
b. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang
kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori
sama (Anda bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau
biarkan peserta mencarinya).
c. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan
sendiri kepada orang lain.
d. Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin
mengajar yang anda rasa penting.
e. Mulai dari komentar atau hasil presentasi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
f. Kesimpulan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan Card Sort
antara lain:
a. Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut
b. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama
c. Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut
d. Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam
jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.
e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan
telah dipelajari oleh siswa.
Kelebihan strategi pembelajaran Card Sort yaitu:
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Dapat mengarahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang
telah diberikan.
c. Dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap
saling menghargai pendapat.
d. Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam
mengelompokkan pokok-pokok materi sehingga mudah dalam
memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Kekurangan strategi pembelajaran Card Sort yaitu:
a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama
apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
22
bukan sasaran tujuan yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan
dari persoalan semula.
b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat
diperhatikan dengan baik.
c. Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif
tipe pemilihan kartu. (Amelia:16)
Kelemahan strategi pembelajaran card sort dapat di atasi dengan cara
guru tidak terlalu banyak memberikan hiasan dalam membuat kartu,
hendaknya guru membagikan kartu langsung kepada siswa ke mejanya
masing-masing sambil memberikan instruksi dengan bahasa yang jelas dan
mudah dipahami siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang mendukung yaitu oleh Amelia (2013) pada
skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Card Sort Terhadap Motivasi
Belajar Siswa”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara metode Card Sort terhadap motivasi belajar siswa.
Peningkatan itu ditunjukkan dengan angka hasil produk moment.
Penelitian yang dilakukan Amelia diperkuat dengan artikel yang
ditulis oleh Ulfa, dkk (2013) dengan judul penelitiannya “Penerapan Strategi
Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang
Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Di Kelas V SDN 01 Ngasem” yaitu menunjukkan
hasil bahwa penerapan strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 01
Ngasem, Colomadu tahun ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan
meningkatnya nilai kognitif pada pra tindakan yaitu nilai rata-rata siswa
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
23
adalah 63,67, pada siklus I nilai rata-rata menjadi 67 dan pada siklus II
meningkat menjadi 80,33. Ketuntasan nilai kognitif cahaya dan sifat-sifatnya
pada pratindakan sebanyak 7 siswa atau 38,89%, siklus I sebanyak 13 siswa
atau 72,22%, dan pada siklus II sebanyak 15 siswa (83,33%). Hal tersebut
menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar setelah menggunakan
strategi pembelajaran card sort sehingga strategi ini efektif untuk digunakan
dalam proses pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Peningkatan yang diharapkan pada rasa cinta tanah air dan prestasi
belajar harus melalui sebuah proses pembelajaran yang baik dan benar.
Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas diperoleh dari
tindakan refleksi awal serta melakukan identifikasi masalah untuk dapat
mencari solusi yang tepat. Ditemukan bahwa rasa cinta tanah air dan prestasi
belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas III SD Negeri
1
Penambongan masih rendah. Rendahnya rasa cinta tanah air dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran diduga karena ketidaktepatan pembelajaran
pada materi tersebut.
Berdasarkan kendala yang dialami oleh guru, karakteristik siswa, serta
temuan-temuan yang terdapat di dalam kelas, dan berdasarkan kesepakatan
dengan guru kelas, perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan salah satu
upaya yaitu menerapkan model pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran
PKn materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia. Hal tersebut
dapat ditunjukkan dengan bagan kerangka berpikir sebagai berikut:
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
24
Rendahnya rasa cinta
tanah air dan prestasi
belajar.
Kondisi Awal
1. Pembelajaran masih berpusat
pada guru,
2. Siswa
masih
belum
memperhatikan guru yang
sedang menerangkan materi
3. Siswa kesulitan menyebutkan
ragam budaya yang dimiliki
Indonesia
Guru menerapkan
strategi pembelajaran
Card Sort.
Kondisi akhir
Penerapan strategi pembelajaran
Siklus II
Card Sort dapat meningkatkan
1.
Perencana
rasa cinta tanah air dan prestasi
an
belajar PKn materi kekayaan
2. Tindakan
alam dan kekhasan bangsa
3. Pengamata
Indonesia kelas III SD N 1
n
Penambongan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka
Berpikir
4. Refleksi
1.
2.
3.
4.
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesa sebagai berikut :
1. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa pada Pendidikan
Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia
di kelas III SD N 1 Penambongan.
2. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
pada
Pendidikan
Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia
di kelas III SD N 1 Penambongan.
Peningkatan Cinta Tanah…, Purboasih Dwijayani, FKIP, UMP, 2016
Download