Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 1 PERAN BRAND IMAGE ATAS PENGARUH TAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN M. Andi Setia Budi [email protected] Supriyatin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out television commercial show has direct influence to the purchasing decision on Toyota Agya or it is mediated by brand image. The population is the people, who have bought, seen, observed and have been able to memorize the whole television commercial show of Agya car and they still live in Surabaya. The sample collection technique is conducted by performing non probability sampling and the samples are 100 people. Path analysis method is the analysis technique that is used in this research. The result of the research shows that the influence of television commercial show and brand image, each of them has significant influence to the purchasing decision on Toyota Agya. The influence of television commercial show to the brand image shows significant influence. This condition can be concluded that television commercial show can directly influence to the purchasing decision or indirectly by passing brand image as intervening variable then influence the purchasing decision on Toyota Agya. Keywords: Television Commercial Show, Brand Image, Purchasing Decision ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tayangan iklan televisi mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian Toyota Agya atau dimediasi oleh brand image. Adapun Populasi yang digunakan dalam penelitian ini masyarakat yang pernah membeli, melihat dan mengamati serta mampu mengingat keseluruhan tayangan iklan televisi mobil Agya dan masih tinggal di Surabaya. Sedangkan peknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan sampel yang diperoleh sebanyak 100 orang. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur (path analysis). Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh tayangan iklan televisi dan brand image masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Agya. Demikian juga pengaruh tayangan iklan televisi terhadap brand image menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa tayangan iklan televisi dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian maupun berpengaruh tidak langsung dengan melewati brand image sebagai variabel intervening kemudian mempengaruhi keputusan pembelian Toyota Agya. Kata Kunci : Tayangan Iklan Televisi, Brand Image, Keputusan Pembelian PENDAHULUAN Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin canggih maka semakin ketat pula persaingan usaha di Indonesia, sehingga menuntut perusahaanperusahaan lebih cermat untuk menentukan strategi pemasaran. Agar dapat mencapai keberhasilan sebuah perusahaan dituntut untuk menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen pada suatu produk yang ditawarkan. Dan perusahaan perusahaan yang dapat mengimbangi persaingan pasar lah yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini. Dalam persaingan bisnis yang ketat ini, iklan adalah salah satu sarana komunikasi pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antara produsen dengan konsumen dan iklan bisa dianggap sebagai cara ampuh untuk menonjolkan produk perusahaan tersebut, sehingga para produsen harus mencari pembeli dan pasti berhubungan dengan pasar dimana terdapat persaingan yang sehat dan kompetisi merupakan unsur yang hakiki. Iklan menjadi suatu pilihan menarik, disamping sebagai sumber informasi iklan juga dipandang sebagai hiburan. Konsumen beralih kepada iklan untuk mendapatkan sejumlah informasi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 2 dan juga nilai hiburannya. Menurut Kotler, (2007;79), persaingan baru bukanlah antara apa yang diproduksi berbagai perusahaan dalam suatu pabrik, tetapi antara apa yang ditambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, pelayanan, iklan, konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan, dan hal lain yang orang anggap bernilai. Persaingan antar produk di pasaran mendorong produsen gencar berpromosi untuk menarik perhatian konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui media periklanan. Sampai saat ini, iklan masih dianggap pilihan yang menarik sebagai sarana mempromosikan produk karena dapat menjangkau masyarakat secara luas untuk mengenalkan dan lebih mendekatkan produk ke konsumen. Iklan berperan penting sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk. Melalui iklan, perusahaan dapat menciptakan hubungan interaksi jangka panjang yang menguntungkan antara perusahaan dengan konsumen. Perusahaan melakukan kegiatan periklanan diharapkan mampu membangun citra perusahaan dalam jangka panjang. Dalam membuat iklan perlu memahami dengan baik, tujuan langsung beriklan adalah menciptakan efek komunikasi sebab beriklan merupakan proses komunikasi yang pada gilirannya akan membantu terjadinya penjualan. Iklan adalah pesan suatu brand, produk, atau perusahaan yang disampaikan kepada audiens melalui media. Iklan merupakan salah satu bentuk media promosi dalam menarik perhatian calon konsumen secara luas. Iklan di televisi merupakan sarana efektif dalam menciptakan brand image suatu produk ke dalam benak konsumen. Televisi merupakan media periklanan yang paling ampuh dari semua media dikarenakan televisi menggabungkan koordinasi antara indera pengelihatan, suara dan gerak. Perusahaan harus pandai dalam membuat iklan televisi untuk mengkomunikasikan pesan dari produknya secara efektif kepada calon konsumen. Perusahaan yang menggunakan media televisi sebagai salah satu media promosi semakin meningkat. Brand image atau citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu (Shimp, 2003:12), selanjutnya menurut Kotler (2007:208) citra merek adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang terbentuk oleh seseorang terhadap suatu objek. Image atau citra sendiri adalah suatu gambaran, penyerupaan kesan utama atau garis besar bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu. Oleh karena itu citra atau image dapat dipertahankan, sedangkan menurut Keller (2008:93) citra merek dapat dijelaskan sebagai persepsi tentang sebuah merek yang digambarkan sebagai asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Brand association (asosiasi merek) adalah informasi lain yang dihubungkan dengan merek dalam ingatan dan mengandung arti merek bagi konsumen. Artinya merk suatu produk sangat erat kaitannya dengan keputusan membeli. Saat ini perusahaan yang dapat berkembang adalah perusahaan yang dapat menciptakan citra merek (brand image) salah satunya adalah mobil Agya, merupakan salah satu produk mobil keluaran pabrikan Toyota. Agya merupakan salah satu varian mobil terbaru yang dikeluarkan oleh pabrikan Toyota dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Mengingat Agya produk yang baru diperkenalkan, mendorong perusahaan untuk gencar melakukan promosi. Baik bertujuan untuk menyampaikan informasi, mengenalkan produk baru, menguatkan image yang diinginkan, maupun sebagai reminder produknya agar tetap diingat oleh pasar. Guna meningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan melakukan kampanye produknya kepada pasar dengan meluncurkan iklan. Melalui iklan mobil Agya, perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan menyampaikan image yang ingin dicapai dan dapat mempengaruhi konsumen untuk memikirkan citra yang dimiliki dan citra yang ingin dimiliki oleh konsumen sehingga konsumen akan mau membeli produk tersebut. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 3 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah ; 1) Apakah tayangan iklan televisi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Mobil Agya?, 2) Apakah tayangan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Mobil Agya? 3) Apakah citra merek merupakan variabel yang dapat memediasi pengaruh tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian Mobil Agya?. Sedangkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, 1). Untuk mengetahui signifikansi pengaruh tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. 3) Untuk mengetahui apakah citra merek merupakan variabel yang dapat memediasi pengaruh tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS Periklanan Periklanan merupakan semua kegiatan yang terlibat dalam bentuk penuangan pesanpesan tertentu mengenai suatu produk atau badan usaha. Pesan-pesan tersebut disebut iklan yang dapat berupa kata-kata atau visualisasi. Memahami definisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa iklan berbeda dengan periklanan. Periklanan adalah proses sedangkan iklan adalah pesan yang terkandung di dalamnya. Periklanan menurut Tjiptono (2001:270) adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Penyampaian iklan dilakukan melalui banyak media, salah satunya televisi. Televisi memiliki keunggulan jika dibandingkan media iklan yang lain. Keunggulan televisi antara lain; 1) Efisiensi biaya iklan, media televisi memiliki daya jangkauan yang sangat luas, Sehingga biaya perkepala yang dijangkau akan sangat efisien. 2) Dampak yang kuat, media iklan televisi mampu mempengaruhi sekaligus dua indera manusia, yaitu pendengaran dan penglihatan, sehingga mampu menimbulkan efek yang lebih besar terhadap pemirsa yang menyaksikan iklan tersebut. Pengiklan juga dapat lebih mudah berkreasi dalam merealisasikan ide-idenya untuk menginformasikan pesan yang hendak disampaikan kepada target audience. 3) Pengaruh yang kuat, Televisi memiliki kemampuan kuat dalam mempengaruhi khalayak yang menjadi sasaran. Terdapat enam hal dalam iklan yang dapat menimbulkan rangsangan atau emosi Rossiter dan Percy (2000:209), antara lain ; 1) Heard words & sound effect (voice) adalah ucapan yang terdengar atau suara yang ada dalam iklan yang merupakan elemen penting karena mengandung arti emosional dan dapat menimbulkan kesan tertentu dalam pikiran manusia, 2) Music merupakan irama atau lagu yang mengiringi tayangan suatu iklan. Dalam iklan ada dua jenis musik yang digunakan yaitu jingle dan musik sebagai latar belakang. 3) Seen word adalah kata-kata yang terlihat dalam iklan yang harus mendukung manfaat produk yang diiklankan, mudah diingat dan jelas agar melekat dalam pemirsa televisi. 4) Pictures adalah gambar yang digunakan dalam iklan yang meliputi obyek figur serta latar belakang yang dipakai. 5) Colour adalah komposisi dan keserasian warna dari gambar dan tulisan, termasuk pengaturan cahaya yang terdapat dalam penayangan iklan. 6) Movement adalah gerakan atau fragmen yang terlihat dalam tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi pemirsa, yang meliputi fragmen cerita dari adegan yang ditampilkan, gerakan dalam adegan yang digunakan dapat memperjelas maksud dari iklan tersebut. Periklanan dapat dikatakan efektif apabila volume penjualan menunjukkan peningkatan yang berarti. Menurut Buchori (2004:185) Kemampuan perusahaan dalam mengukur efektifitas periklanan dapat dilihat sebagai berikut ; 1) Pre testing dilakukan sebelum advertising itu dilaksanakan misalnya dengan random konsumen yang disebut pula dengan consumers jury, 2) Test market yaitu dengan mengambil daerah pemasaran tertentu sebagai test marketnya. 3) Lihat jumlah penjualan. Jadi ini dilakukan setelah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 4 advertising dilaksanakan, sedangkan menurut Kotler (2007:377), pesan iklan yang baik harus dapat menimbulkan perhatian, menarik dan dapat menimbulkan keinginan dan memperoleh tindakan. Merek Merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, slogan dan identitas visual lainnya untuk membedakan perusahaan-perusahaan dan individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan secara konsisten, (Kotler, 2007:381). Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Aker (2000:9), bahwa merek sebagai nama, simbol, cap, atau kemasan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual tertentu agar demikian membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh competitor dan member tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Dari beberapa pendapat diatas mengenai merek terdapat kesamaan inti diantaranya adalah; 1) Merek mempunyai beberapa bentuk atau format. 2) Merek merupakan alat pembeda bagi produsen terhadap produk pesaingnya dan bagi konsumen membantu dalam mencari produk yang terbaik dari produk sejenis lainnya. 3) Pemberian merek merupakan proses differensiasi yang harus dikelola secara baik dan konsisten. Jenis merek dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni; 1) Merek Dagang, merupakan merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberaa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenisnya. 2) Merek Jasa, merupakan merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. 3) Merek Kolektif, merupakan merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya. Citra Merek Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu (Shimp, 2003:12), sedangkan Kotler (2007:208) mengungkapkan bahwa citra merek adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang terbentuk oleh seseorang terhadap suatu objek. Image atau citra sendiri adalah suatu gambaran, penyerupaan kesan utama atau garis besar bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu. Oleh karena itu citra atau image dapat dipertahankan. Menurut Aker (2000:109), ”Brand associations is anything linked in memory to a brand”. Asosiasi merek dapat membantu proses mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Konsumen akan mengingat kembali informasi suatu merek, umumnya hal ini terjadi bila konsumen ikut dalam pengambilan putusan. Asosiasi merek dapat dikelompokkan menjadi tiga, Aker (2000:109), pertama, attributes (atribut). Adalah penampakan deskriptif yang memberikan karakteristik suatu produk atau jasa seperti produk atau jasa apa yang dipikirkan konsumen dan apa yang mempengaruhi pembelian dan konsumsi. Atribut dapat dibedakan menurut bagaimana berhubungan secara langsung terhadap penampakan produk atau jasa; 1) Product related attributes (atribut yang berkaitan langsung dengan produk), yaitu unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk fungsi produk atau jasa yang dicari konsumen. atribut ini merujuk pada komposisi fisik suatu produk atau keperluan jasa dan apa yang menjelaskan tabiat dan tingkat dari penampakan produk. 2) Non-product related attributes (atribut yang tidak berkaitan langsung dengan konsumen), yaitu aspek-aspek eksternal dari produk atau jasa yang seringkali berhubungan pada penjualan atau konsumsi dalam berbagai cara. Atribut ini dapat mempengaruhi proses pembelian atau konsumsi tetapi tidak secara langsung berpengaruh terhadap penampakan suatu produk. Ada lima jenis atribut yang Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 5 tidak berkaitan langsung dengan produk diantaranya ialah price (harga), user imagery (tipe orang seperti apa yang menggunakan produk atau jasa), usage imagery (tipe situasi apa yang mendasari produk atau jasa untuk digunakan), feelings and experiences (perasaan dan pengalaman), brand personality (kepribadian merek). Kedua, benefits (keuntungan). Adalah nilai dan arti bagi pribadi konsumen yang melekat pada atribut produk atau jasa yakni apa yang dapat diperoleh konsumen dari produk atau jasa tersebut. Benefits dapat dibedakan menjadi tiga, diantaranya functional benefits (keuntungan fungsional), symbolic benefits (keuntungan simbolis) dan experiental benefits (keuntungan pengalaman) Ketiga, attitudes (sikap). Brand attitudes (sikap merek) dapat dijelaskan sebagai evaluasi konsumen terhadap suatu merek secara keseluruhan. Brand attitudes penting karena seringkali membentuk dasar dari actions (perbuatan) dan behavior (perilaku) konsumen terhadap suatu merek (pemilihan merek). Brand attitudes konsumen pada umumnya tergantung pada pertimbangan tertentu mengenai attributes dan benefits suatu merek. Brand image yang baik diciptakan oleh program-program pemasaran yang menghubungkan asosiasi merek yang kuat (strong), bermanfaat (favorable) dan unik (unique) dalam suatu ingatan. Terdapat tiga tipe dalam brand association yang akan membentuk citra merek, (Keller, 2008:103) yaitu; 1) Strength of Brand Association. Adalah faktor-faktor kritis yang menentukan dari informasi yang diingat oleh konsumen sehingga mempengaruhi keputusan merek mereka. Semakin seseorang memikirkan informasi suatu produk dan menghubungkannnya dengan pengetahuan merek yang ada, akan menghasilkan asosiasi merek yang kuat. 2) Favorability of Brand Association. Keberhasilan program pemasaran direfleksikan dalam penciptaan keuntungan asosiasi merek, ketika konsumen percaya bahwa suatu merek memiliki atribut dan keuntungan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka dimana sikap positif suatu merek dibentuk secara keseluruhan. 3) Uniqueness of Brand Association. Adalah keunikan yang dimiliki suatu merek sebagai suatu kelebihan sehingga memberikan alasan bagi konsumen untuk memilih merek tersebut dibandingkan merek lain. Esensi dari brand positioning adalah suatu merek yang memiliki competitive advantage yang menunjang atau “unique selling proposition” yang memberikan konsumen sebuah alasan yang memaksa mereka membeli suatu merek tertentu. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan, (Mangkunegara, 2005:3). Dari definisi diatas dapat disimpulkan pengertian prilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Setiap konsumen mempunyai cara yang berbeda dalam membeli suatu produk tertentu. Peusahaan yang pintas akan meneliti tahap–tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli. Para pemasar memang perlu untuk memusatkan perhatian pada proses pembelian sacara keseluruhan bukan hanya pada keputusan membeli. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan dalam pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan harus dilakukan oleh konsumen pada setiap hari. Sunarto (2003;126) membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian; 1) Pencetus : seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa. 2) Pemberi pengaruh : seseorang yang pandangan atau sasarannya Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 6 mempengaruhi keputusan. 3) Pengambil keputusan : seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan dimana akan membeli. 4) Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. 5) Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk dan jasa. Suatu perusahaan perlu untuk mengidentifikasikan peran–peran ini karena mempunyai implikasi dalam merancang produk, menentukan pesan–pesan dan mengalikasikan anggaran produksi. Pengambilan keputusan konsumen berbeda–beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Terdapat perbedaan yang besar antara membeli pasta gigi, sebuah raket tenis, sebuah mobil baru dan komputer pribadi. Pembeli yang kompleks dan mahal mungkin membutuhkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan mahal mungkin membutuhkan lebih peserta. Assael dalam Sunarto (2003:139) membedakan empat jenis prilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek–merek. Keempet jenis prilaku tersebut diperlihatkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 1 Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan Keterlibatan Tinggi Perbedaan besar antar merek Perbedaan kecil antar merek Keterlibatan Rendah Prilaku pembelian yang Prilaku pembelian yang mencari rumit variasi Prilaku pembelian yang Prilaku pembelian yang rutin mengurangi ketidaknyamanan Sumber : Sunarto (2003:139) Dari tabel 1 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) Keterlibatan tinggi. Prilaku pembeli komplek : suatu konsumen mempunyai prilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli, beresiko dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Prilaku pembelian yang mengurangi ketidak sesuaian, kadang – kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang tinggi ini sekali lagi berdasarkan kenyataan bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dan beresiko. Pembelian akan berkeling untuk mempelajari apa yang tersedia tetapi akan membeli dengan cukup cepat karena perbedaan merek tidak nyata. Sebagai contoh, pembelian karpet adalah keputusan yang mempunyai keterlibatan tinggi karena harganya yang mahal dan merupakan suatu barang yang memberikan ekspresi diri, namun pembeli mungkin menangkap kebanyakan merek karpet dalam suatu tingkat harga tertentu adalah sama. Setelah pembelian tersebut konsumen itu mungkin mengalami ketidak sesuaian yang disebabkan oleh adanya hal tertentu yng mengganggu dari mobil itu atau mendengar hal – hal yang menyenangkan mengenai mobil lain. Konsumen akan waspada terhadap informasi yang dapat membenarkan keputusan dia. 2) Keterlibatan rendah. Perilaku pembelian karena kebiasaan : banyak produk dibeli dengan kondisu rendahnya keterlibatan konsumen dantidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Misalnya garam. Konsumen memiliki sedikit keterlibatan dalam jenis produk itu, mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merek yng kuat. Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan umum keyakinan, sikap dan prilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tantang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan memutuskan merek apa yang akan dibeli. Perilaku pembelian yang mencari variasi : beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 7 perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Misalnya kue kering konsumen memilih beberapa keyakinan tentang kue kering, memilih merek kue kering tanpa memerlukan banyak evaluasi dan mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun pada kesempatan berikutnya, konsumen mungkin mengambil merek lain karena bosen atau ingin mencari rasa yang berbeda. Hubungan Iklan, Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen maka salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan adalah memilih media secara tepat yang akan digunakan dalam usaha memperkenalkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Periklanan memainkan peranan penting dalam menciptakan citra merek, yang sesuai dengan tujuan badan usaha, sebab melalui instrumen iklan pesan-pesan dikomunikasikan kepada pemirsa, termasuk pembeli potensial. Periklanan merupakan kegiatan yang dapat mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan advertising perusahaan mengharapkan volume penjualan dapat dinaikkan. Dan dengan dengan kegiatan ini pula dapat diharapkan agar volume penjualan yang telah dicapai dapat dipertahankan. Hubungan antara iklan dengan brand image menurut Aker (2000:341) adalah : ”Every advertisment should be thought of as a contribution to the complex symbol which is the brand image”. Artinya setiap iklan harus dianggap sebagai kontribusi terhadap suatu simbol yang merupakan brand image. Maksudnya setiap iklan yang ditayangkan mencerminkan brand image dari produk tersebut, dan dengan melihat iklan tersebut diharapkan konsumen tertarik terhadap produk yang ditawarkan dan kemudian berminat untuk membeli produk tersebut. Iklan yang disampaikan dengan tepat kepada pemirsa akan membentuk brand image yang sesuai dengan tujuan dari badan usaha. Menurut Dunn dan Barban (2003) : ”Any advertisement is a collection of sign and symbol that may be put together in an infinite number of ways. The impression created by those sign and symbol is the image of the brand of institution”. Maksudnya iklan terdiri dari suatu kumpulan tanda dan simbol yang digabungkan secara bersama-sama dalam banyak cara, yang dapat menimbulkan kesan tertentu yang akan membentuk citra terhadap suatu merek. Citra merek merupakan salah satu pertimbangan yang ada di benak konsumen sebagai salah satu pertimbangan sebelum melakukan pembelian suatu produk. Image yang diyakini oleh konsumen terhadap suatu merek sangat bervariasi tergantung pada persepsi masing-masing individu. Saat ini masyarakat mulai terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance atas suatu produk. Apabila suatu produk memiliki brand image positif dan diyakini oleh konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan produk yang ditawarkan. Sebaliknya jika brand image suatu produk negatif dimata konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan berkurang bahkan bisa juga konsumen tidak melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Tayangan Televisi Citra Merek Gambar 1 Rerangka Pemikiran Keputusan Pembelian Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 8 Perumusan Hipotesis H1 : Tayangan iklan televisi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. H2 : Tayangan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. H3 : Citra merek merupakan variabel yang dapat memediasi pengaruh tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian Mobil Agya. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan terbatas dengan kriteria pemirsa televisi di Surabaya yang pernah melihat dan mengamati serta mampu mengingat keseluruhan tayangan iklan televisi, berpendidikan minimal SMA atau sederajat, dengan alasan pada tingkat pendidikan tersebut responden mempunyai kemampuan cukup untuk memahami kuesioner yang diberikan. Adapun karakteristik dari populasi yang menjadi target dalam penelitian ini adalah Masyarakat Surabaya yang pernah membeli, melihat dan mengamati serta mampu mengingat keseluruhan tayangan iklan televisi mobil Agya dan masih tinggal di Surabaya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling sebanyak 100 responden. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas, yaitu : Tayangan Iklan Televisi (TIT) 2. Variabel intervening, yaitu : Citra Merek (CM) 3. Variabel tergantung, yaitu : Keputusan Pembelian (KP) Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Tayangan Iklan Televisi (TIT), merupakan periklanan dengan segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media televisi dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Adapun indikator tayangan iklan televisi dalam penelitian ini (Rossiter dan Percy, 2000) adalah sebagai berikut; 1) Heard words and sound effect, 2) Music , 3) Seen words, 4) Picture, 5) Colors, 6) Movements 2. Variabel citra merek (CM) merupakan asosiasi pemirsa televisi terhadap sebuah produk sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen setelah melihat dan mengamati serta mampu mengingat keseluruhan tayangan iklan produk tersebut Adapun indikator brand image dalam penelitian ini (Keller; 2008:103) adalah sebagai berikut; 1) Strength of Brand Association, 2) Favorability of Brand Association, 3) Uniqueness of Brand Association 3. Keputusan Pembelian Konsumen (KPK), merupakan aktivitas konsumen yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mengambil suatu tindakan dalam memilih produk yang akan di beli. Adapun indikator yang di pergunakan: 1) Keputusan konsumen membeli yang dipengaruhi oleh tayangan iklan televisi 2) Keputusan konsumen membeli yang dipengaruhi oleh citra merek (KPK2) Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan dari responden mengenai obyek penelitian dengan bobot nilai satu sampai dengan lima, dengan ketentuan sebagai berikut : skor 1 untuk nilai sangat tidak setuju, skor 2 untuk nilai tidak setuju, skor 3 untuk nilai ragu-ragu, skor 4 untuk nilai setuju, skor 5 untuk nilai sangat setuju. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 9 Teknik Analisa Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan dengan cara korelasi antara skor masing item pertanyaan dengan skor total seluruh item pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan reliabilitas dilakukan guna menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini dilakukan ’evaluasi ekonometri’ terhadap model persamaan regresi agar memenuhi syarat sebagai Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). 1. Melakukan Uji Autokorelasi (Korelasi Serial). Suatu asumsi penting dari model linier adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau kondisi yang berurutan diantara gangguan yang masuk dalam persamaan fungsi regresi. Konstanta Durbin-Watson (DW) dapat dipergunakan untuk pengujian, apakah terdapat autokorelasi variabel bebas terhadap penyimpangan fungsi gangguan (Ghozali, 2006: 96). 2. Uji Normalitas. Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini menggunakan plot probabilitas normal (Normal probability plot) untuk menguji kenormalitasan jika penyebaran data (titik) disekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. 3. Uji Multikolinearitas. Uji multikoniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara mendeteksi adanya multikoniearitas adalah dengan melihat Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghozali, 2006:91) 4. Uji Heterokesdatisitas. Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians bebeda disebut heteroskedestisitas. Analisis Jalur (Path Analysis) Analisa data yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur (path analisis). Menurut Imam Ghozali, (2006 : 99). Analisa jalur bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Analissi jalur merupakan perluasan dari analisis regresi. Didalam analisis regresi upaya mempelajari hubungan antar variabel tidak pernah mempermasalahkan mengapa hubungan tersebut ada atau tidak. Selain itu tidak pernah dipermasalahkan apakah hubungan yang ada antara variabel terikat dan variabel bebas disebabkan oleh variabel X-nya sendiri atau ada variabel lain diantara kedua variabel tersebut sehingga variabel tidak secara langsung mempengaruhi variabel Y tetapi ada variabel lain sebagai variabel perantara (intervening). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 10 Tayangan Televisi p2 Citra Merek Keputusan Pembelian p3 p1 Gambar 2 Model Analisis Jalur (Path Analysis) Dari model analisa jalur pada halaman sebelumnya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan struktural, yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan, (Ghozali, 2006: 175) sebagai berikut : CM = b1 TIT + e 1 (1) KPK = b1 TIT + b2 CM + e 2 (2) Standardize koefisien untuk Tayangan Iklan Televisi (TIT) pada persamaan (1) akan memberikan nilai p2. Sedangkan koefisien untuk Tayangan Iklan Televisi (TIT) dan citra merek (CM) pada persamaan (2) akan memberikan nilai p1 dan p3. Pengaruh langsung TIT ke Keputusan pembelian = p1 Pengaruh tak langsung TIT ke CM ke Keputusan pembelian = p2 x p3 ___________ Total Pengaruh (korelasi) TIT ke keputusan pembelian = p1 + (p2 x p3) HASIL PENELITIAN Gambaran Subyek Penelitian Responden yang digunakan dalam penelitian ini masyarakat Surabaya yang pernah membeli, melihat dan mengamati serta mampu mengingat keseluruhan tayangan iklan televisi mobil Agya. sebanyak 100 orang. Sedangkan profil responden digambarkan melalui , jenis kelamin, usia, dan pekerjaan tampak pada tabel sebagai berikut. Tabel 2 Gambaran Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber Data : Hasil Kuesioner Diolah Dari tabel 2 menunjukkan gambaran distribusi frekuensi dari 100 responden yang menjadi sampel penelitian, terbanyak adalah mereka yang berjenis kelamin pria sebanyak 71 responden dengan prosentase sebesar 71,0%. Sedangkan sisanya merupakan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 29 responden dengan prosentase sebesar 29,0%. Tabel 3 Gambaran Profil Responden Berdasarkan Umur Sumber Data : Hasil Kuesioner Diolah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 11 Dari tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden terbanyak adalah mereka yang berusia antara 31-40 tahun sebanyak 66 responden dengan prosentase sebesar 66,0%. Data tersebut menunjukkan kisaran usia responden termasuk dalam golongan kaum muda dewasa. Sedangkan kisaran usia antara 20-30 tahun sebanyak 14 responden dengan prosentase sebesar 14,0%. Kisaran usia antara 40-45 tahun termasuk dalam kisaran dewasa sebanyak 13 responden dengan prosentase sebesar 13,0%. Dan sisanya kisaran usia diatas 45 tahun sebanyak 7 responden dengan prosentase sebesar 7,0%. Tabel 4 Gambaran Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Sumber Data : Hasil Kuesioner Diolah Dari tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden terbanyak adalah mereka yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 57 responden dengan prosentase sebesar 57,0%. Hasil ini dimungkinkan karena kebanyakan responden yang berdomisili di kota Surabaya bekerja pada sektor swasta. Responden terbanyak kedua mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 27 responden dengan prosentase sebesar 27%, kemudian responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 10 responden dengan prosentase sebesar 10,0%, sedangkan sisanya 6,0% adalah mereka yang bekerja POLRI / TNI.. Tanggapan Responden Rata-rata tanggapan responden terhadap indikator-indikator variabel secara keseluruhan serta jumlah responden yang memberikan jawaban terhadap masing-masing indikator variabel tampak pada tabel sebagai berikut : Tabel 5 Tanggapan Responden Berkaitan dengan Tayangan Iklan Televisi Sumber Data : Hasil Kuesioner Diolah Berdasarkan pada tabel 5 di atas dapat diketahui rata-rata tanggapan responden mengenai tayangan iklan televisi menyatakan “setuju” atas semua aspek tayangan iklan tersebut tersebut. Hasil ini diindikasikan dengan nilai rata-rata tanggapan responden Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 12 tentang seluruh aspek tayangan iklan sebesar 3,51. Dalam interval kelas termasuk dalam kategori 3,40 < x 4,20, yang menunjukkan responden memberi nilai setuju atas pertanyaan semua aspek mengenai tayangan iklan tersebut. Tabel 6 Tanggapan Responden Berkaitan dengan Citra Merek Frekuensi STS TS RR S SS Total Skor Strength of Brand Association 0 8 38 42 12 358 Favorability of Brand Association 0 1 16 54 29 411 Uniqueness of Brand Association 0 1 19 63 17 396 Citra Merek Total N Mean 3,58 100 4,11 3,96 3,88 Sumber Data : Hasil Kuesioner Berdasarkan pada tabel 6 di atas dapat diketahui rata-rata tanggapan responden mengenai brand image atau citra merek menyatakan “setuju” atas semua aspek variabel tersebut. Hasil ini diindikasikan dengan nilai rata-rata tanggapan responden tentang seluruh aspek brand image atau citra merek sebesar 3,51. Dalam interval kelas termasuk dalam kategori 3,40 < x 4,20 yang menunjukkan responden memberi nilai setuju atas pertanyaan semua aspek mengenai brand image. Responden setuju bahwa setelah melihat tayangan iklan Toyota Agya menimbulkan kesan yang kuat tentang merek, menimbulkan kesan merek tersebut dapat menciptakan keuntungan serta kesan keunikan yang dimiliki merek tersebut sebagai suatu kelebihan Tabel 7 Tanggapan Responden Berkaitan dengan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber Data : Hasil Kuesioner Berdasarkan pada tabel 7 di atas dapat diketahui rata-rata tanggapan responden mengenai semua aspek keputusan melakukan pembelian mobil Toyota Agya menyatakan “setuju” atas semua aspek variabel tersebut. Hasil ini diindikasikan dengan nilai rata-rata tanggapan responden tentang seluruh aspek keputusan melakukan pembelian mobil Toyota Agya sebesar 3,57. Dalam interval kelas termasuk dalam kategori 3,40 < x 4,20 yang menunjukkan responden memberi nilai setuju atas pertanyaan semua aspek mengenai keputusan pembelian. Responden setuju bahwa keputusan mereka dalam membeli mobil Toyota Agya dikarenakan tayangan iklan mobil tersebut yang mereka lihat di televisi. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 13 Disamping itu juga merek Toyota telah melekat kuat dalam benak mereka sehingga mau membeli produk tersebut. Uji Reliabilitas dan Validitas Hasil uji reliabilitas didapat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,643 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Sedangkan hasil uji validitas diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai kinerja pelayanan, kepuasan serta loyalitas yang berjumlah 11 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Dari grafik uji normalitas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual berdistribusi normal. Dependent Variable: Keputusan Pembelian 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 3 Grafik Pengujian Normalitas Data b. Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel tersebut lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Variabel Tayangan Iklan Televisi Brand Image Sumber : Data Diolah Tabel 8 Hasil Uji Multikolinieritas Variance Influence Factor(VIF) 1,133 1,133 Keterangan Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas c. Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 14 pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Scatterplot Dependent Variable: Keputusan Pembelian Regression Studentized Residual 4 2 0 -2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Predicted Value Gambar 4 Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur digunakan untuk mengetahui tayangan iklan televisi berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya yang dimediasi oleh brand image. Tabel 9 Analisis Jalur Standardized Variabel Sig Keterangan Beta Tayangan Iklan Televisi – Keputusan Pembelian 0,286 (P1) 0,004 Signifikan Tayangan Iklan Televisi – Brand Image Brand Image – Keputusan Pembelian Sumber : Data Diolah 0,343 (P2) 0,000 Signifikan 0,267(P3) 0,007 Signifikan Dari tabel 9 diatas menunjukkan pengaruh tayangan iklan televisi dan brand image masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya. Demikian juga pengaruh tayangan iklan televisi terhadap brand image menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa tayangan iklan televisi dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian maupun berpengaruh tidak langsung dengan melewati brand image sebagai variabel intervening kemudian mempengaruhi keputusan pembelian. Besarnya pengaruh langsung antara tayangan iklan televisi dengan keputusan pembelian sebesar P1 = 0,286. Sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar dihitung dengan mengalikan P2 x P3 = 0,343 x 0,267 = 0,092. Total pengaruh tayangan iklan televisi baik secara langsung maupun saat dimediasi oleh brand image terhadap keputusan pembelian adalah sebagai berikut : Total Pengaruh tayangan iklan televisi = (P1) + (P2) (P3) - Pengaruh langsung = 0,286 - Pengaruh tidak langsung (0,343 x 0,267) = 0,092 _________ Total pengaruh = 0,378 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 15 Tayangan Iklan Televisi (TIT) P2 = 0,343 Brand Image (BI) P3 = 0,267 Keputusan Pembelian (KPK) P1 = 0,286 Gambar 5 Analisis Jalur Dari gambar analisis jalur diatas terlihat tayangan iklan televisi dapat berpengaruh langsung dengan keputusan pembelian dengan besarnya pengaruh langsung sebesar 0,286 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar 0,092 sehingga total pengaruh tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh brand image sebesar 0,378 Pembahasan Hasil pengujian menunjukkan tayangan iklan berpegaruh signifikan dan positif terhadap brand image. Hasil ini menunjukkan semakin baik tayangan iklan pada televisi akan semakin meningkatkan citra merek dalam benak konsumen. Tayangan iklan televisi merupakan bentuk periklanan dengan segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media televisi dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan di televisi merupakan sarana efektif dalam menciptakan brand image suatu produk ke dalam benak konsumen. Televisi merupakan media periklanan yang paling ampuh dari semua media dikarenakan televisi menggabungkan koordinasi antara indera pengelihatan, suara dan gerak. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tayangan iklan juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menunjukkan semakin baik tayangan iklan suatu produk akan semakin menarik minat seseorang untuk membeli produk tersebut. Hasil ini sejalan dengan Indriarto (2006; 243-268) yang menyatakan apabila suatu iklan memiliki daya tarik yang kuat akan memperbesar peluang bahwa informasi iklan akan diperhatikan. Pesan iklan juga dibuat dengan semenarik mungkin, informatif dan jelas sehingga calon konsumen dapat menilai produk berdasarkan iklan tersebut. Iklan memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi tentang penawaran suatu produk, gagasan atau jasa. Keberadaan suatu barang atau jasa diketahui konsumen lewat iklan. Iklan berusaha memberikan informasi tentang keunggulan, kelebihan, manfaat dan sifat yang diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan atau dianjurkan. Di sisi yang lain iklan merupakan alat persuasi agar konsumen membeli atau menggunakan barang, jasa atau gagasan tersebut. Berbeda dengan sebuah berita dalam surat kabar, iklan tidak sekedar menyampaikan informasi tentang suatu benda atau jasa, tetapi mempunyai sifat "mendorong" dan "membujuk" agar orang menyukai, memilih dan kemudian membelinya. Brand image merupakan persepsi tentang sebuah merek yang digambarkan sebagai asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh variabel brand image bersifat positif terhadap keputusan membeli mobil Toyota Agya, hasil ini menunjukkan semakin baik brand image seseorang terhadap merek produk semakin menambah kuat keyakinan dan kesan mereka yang terbentuk terhadap produk tersebut. Image yang diyakini oleh konsumen terhadap suatu merek sangat bervariasi tergantung pada persepsi masing-masing individu. Saat ini masyarakat mulai terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance atas suatu produk. Apabila suatu produk memiliki brand image positif dan diyakini oleh konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 16 konsumen akan produk yang ditawarkan. Sebaliknya jika brand image suatu produk negatif dimata konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan berkurang bahkan bisa juga konsumen tidak melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Hasil analisis jalur diatas menunjukkan menunjukkan pengaruh tayangan iklan televisi dan brand image masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya. Demikian juga pengaruh tayangan iklan televisi terhadap brand image menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa tayangan iklan televisi dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian maupun berpengaruh tidak langsung dengan melewati brand image sebagai variabel intervening kemudian mempengaruhi keputusan pembelian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ; 1) Hasil pengujian menunjukkan variabel tayangan iklan televisi dan brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian mobil Toyota Agya. Hasil ini mencerminkan bahwa naik turunnya keputusan konsumen melakukan pembelian mobil Toyota Agya ditentukan oleh seberapa baik dan menarik tayangan iklan yang disajikan dalam televisi serta seberapa kuat citra suatu merek melekat dalam benak konsumen. 2) Hasil pengujian menunjukkan pengaruh menunjukkan pengaruh tayangan iklan televisi terhadap brand image adalah signifikan yang diindikasikan. Hasil ini menunjukkan semakin baik dan menarik tayangan iklan televisi akan semakin meningkatkan brand image atau citra merek terhadap diri seseorang. 3) Hasil pengujian menunjukkan tayangan iklan televisi dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian maupun berpengaruh tidak langsung dengan melewati brand image sebagai variabel intervening kemudian mempengaruhi keputusan pembeian. Hasil ini juga mengindikasikan bahwa brand image merupakan variabel mediasi antara variabel tayangan iklan televisi terhadap keputusan pembelian. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran– saran sebagai berikut; 1) Hendaknya dalam membuat iklan perusahaan juga menciptakan kreasikreasi kata-kata atau dialog yang singkat dan mudah diingat, kreasi-kreasi gambar yang menarik sehingga mudah diingat konsumen. Hal ini dilakukan agar konsumen selalu ingat akan produk yang di iklankan bila mendengar kata-kata serta gambar yang menarik. 2) Perusahaan hendaknya melaksanakan perbaikan dalam memilih media yang tepat agar isi iklan tepat pada sasaran, misalnya menggunakan media cetak seperti koran dan majalahmajalah yang mempunyai oplah besar dan mempunyai jangkauan yang luas. 3) Perusahaan hendaknya menciptakan citra yang baik dimata audience. Hal ini dilakukan agar audiens dapat memperhatikan untuk terus memberikan perhatian dan gambaran pada tayangan iklan sehingga perhatian dapat tertuju pada iklan tersebut setelah dilihat dan didengarkan. Disamping itu juga tema iklan hendaknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini, misalnya tentang korupsi atau tema-tema yang menunjukkan keberpihakan pada masyarakat dengan demikian akan menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mengejar profit tapi juga peduli akan kondisi sosial masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Aker, D. A. 2000. Managing Brand Equity, Capitalizing On The Value of The Brand Name. The Free Press. A Divisions of Macmillan. Inc. New York. Buchori.A. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Dunn, S. W. dan A. M. Barban. 2003. Advertising : it’s Role in Modern Marketing. Fifth Edition. CBS College Publishing. New York. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014) 17 Ghozali, I. 2006. Analisis Multvariat Dan Percobaan Dengan SPSS. Edisi Pertama. Penerbit PT Elek Media Komputindo. Jakarta. Indriarto. F. 2006. “Studi Mengenai Faktor Kekhawatiran dalam Proses Penyampaian Pesan Iklan.” Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 5, No. 3, pp.243-268 Keller, K.L. 2008. Building, Measuring and managing Brand Equity. Prentice Hall. New Jersey. Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo. Jakarta. Mangkunegara, P.A., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rossiter, J.R dan L. Percy. 2000. Advertising and Promotion Management. Third Edition. Mc Graw Hill Inc. New York. Shimp, T. A. 2003. Periklanan Promosi. Edisi Kelima, Penerbit Erlangga. Jakarta Sunarto, 2003. Perilaku Konsumen. Cetakan Pertama. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta. Tjiptono, F.2001. Strategi Pemasaran. Andy Offset. Yogyakarta.