hepatitis c

advertisement
HEPATITIS C
DEFINISI
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus).
Virus Hepatitis C masuk ke sel hati,mengenai sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C,
kemudian menginfeksi banyak sel lainnya
EPIDEMIOLOGI
•
Hepatitis C merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia dan menyerang
seluruh suku bangsa, termasuk Indonesia. sekitar 130–170 juta merupakan pengidap
virus hepatitis C, dengan angka kematian lebih dari 350 ribu per tahun.
•
tahun 2007 oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan yang bekerja sama dengan Perhimpunan Peneliti
Hati Indonesoa dan PT Roche Indonesia, jumlah penderita Hepatitis C
di Indonesia cukup tinggi yakni berkisar antara lima juta hingga tujuh juta jiwa yang
tersebar di 11 provinsi, dengan 49 unit pengumpul data yang terdiri dari 13 rumah
sakit (RS), 24 laboratorium, dan 12 unit transfusi darah. Sebanyak 11 provinsi itu
adalah DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Kalimantan, dan Papua. Selama
periode itu telah terkumpul 5.870 kasus hepatitis C di Indonesia.
•
Dari pendataan itu, Depkes memperoleh data kasus hepatitis C di lokasi pendataan
yang menjadi proyek percontohan menurut umur, yaitu terbanyak pada usia 30-59
tahun dengan puncak pada usia 30-39 tahun yang berjumlah 1.980 kasus
ETIOLOGI
Virus Hepatitis C.
•
HCV merupakan virus RNA dengan untai tunggal (RNA single strain),
•
berbentuk linear dan berdiameter 50 nm.
•
HCV merupakan virus beramplop yang
termasuk pada genus hepacivirus dan
family Flarividae
•
Panjang genom berkisar 10kilobasa.
•
Virus dapat diinaktivasi dengan cara:
▫
Pemanasan( kering pda suhu 80 derajat celcius slama 72 jam, pasteurisasi 60
derajat celcius slma 10 jam)
▫
Pelarut lipid atau deterjen
•
Masa inkubasi berkisar 15-60 hari
•
HCV biasanya terdeteksi PCR setelah 1-3 minggu virus menginfeksi, dan antibodi
mulai mendeteksi keberadaan virus kira – kira 3-15 minggu.
•
Antibodi tersebut dapat menghilangkan HCV dari tubuh selama fase akut, dengan
cara normalisasi enzim – enzim liver yang terdiri dari alanine
transaminase (ALT), aspartate transaminase (AST), dan plasma HCV-RNA clearance
(spontaneous viral clearance).
GEJALA
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C asimtomatis, Gejala-gejala umumnya
•
Lelah
•
Hilang selera makan.
•
Nyeri perut.
•
Urin menjadi gelap.
•
Jaundice
PENULARAN
•
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau
produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.
•
Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah
karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi.
•
Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus
Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure).
•
Hubungan seks 15% dengan penderita
•
Vertical Transmission
Yaitu transmisi dari ibu yang psitif HCV kepada bayinya selama proses kelahiran.
Akan tetapi, vertical transmission ini jarang sekali terjadi, kira – kira 6 dari 100 kelahiran
yang terjadi
•
≠ menular melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan
minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah.
PATOGENESIS
virus masuk ke dalam tubuh
˜
mulai hidup di dalam sel hati (melalui mekanisme imunologi)
˜
mengganggu aktivitas normal dari sel
˜
Rx. Cytotoxic T-cell (CTL)
˜
Pengeluaran dari TNF alfa dan TGF beta 1 serta terjadi Kerusakan hati
˜
Aktifasi sel-sel stelata diruang disse hati
˜
Sel yang tadinya tenang menjadi aktif dan terus berproliferasi
˜
Sel berubah menjadi sel-sel mirofibroblas
˜
Menghasilkan matriks kolagen
˜
Terjadi fibrosis dan penghasilan sitokin2 pro inflamasi
˜
Jika terus menerus
˜
Sel – sel hati semakin sedikit
˜
Kerusakan hati >> parah
˜
Lebih lanjut
˜
Sirosis hati
DIAGNOSIS
• ditentukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai kadar antibodi.
•
pemeriksaan molekuler juga dilakukan untuk melihat partikel virus.
•
Sekitar 80% kasus infeksi hepatitis C berubah menjadi kronis. Pada kasus ini hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya enzim alanine aminotransferase
(ALT) dan peningkatan aspartate aminotransferase (AST).
•
Pemeriksaan molekuler dilakukan untuk mendeteksi RNA VHC. Tes ini terdiri dari
tes kualitatif dan kuantitatif. Tes kualitatif menggunakan teknik PCR (Polymerase
Chain Reaction).
•
Tes yang dapat mendeteksi RNA VHC ini dilakukan untuk mengkonfirmasi viremia
(adanya VHC dalam darah) dan juga menilai respon terapi. Tes ini juga berguna bagi
pasien yang anti-HCV-nya negatif tetapi memiliki gejala klinis hepatitis C. Selain itu
tes ini juga dilakukan pada pasien hepatitis yang belum teridentifikasi jenis virus
penyebabnya.
•
Tes kuantitatif sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu metode dengan teknik branchedchain DNA dan teknik reverse-transcription PCR.
•
Tes kuantitatif ini berguna untuk menilai derajat perkembangan penyakit. Pada tes
kuantitatif ini pula dapat diketahui derajat viremia. Sedangkan biopsi hati
(pengambilan sampel jaringan organ hati) dilakukan untuk mengetahui derajat dan
tipe kerusakan sel-sel hati (liver).
PENATALAKSANAAN
•
Ribavarin 8, 12, 15 mg/kgBB/hari untuk menghambat sintesis RNA virus kombinasi
dengan interferon alfa 3 MU/m3 3x dalam seminggu untuk menghambat transalasi
RNA virus
PENCEGAHAN
•
Skrining HCV terhadap darah donor.
•
Hindari NAPZA.
•
Jangan bergantian menggunakan alat cukur, jarum suntik, jarum tato, jarum tindik,
dan sikat gigi yang sama.
•
Berperilaku seks yang sehat dan aman.
•
Uji saring terhadap donor darah, jaringan, organ
•
Uji saring terhadap individu yang ebrasal dari kawasan endemik
•
Pendidikan kesehatan pada pekerja yang erat kerjanya dengan darah atau produknya
Download