LESITIN TIDAK HANYA PENTING UNTUK PROSES PANGAN TAPI JUGA UNTUK KESEHATAN! Oleh : Arif Hartoyo www.duniapangankita.wordpress.com Lesitin (phospatidil kolin) dengan komponen utamanya kolin, adalah zat gizi penting yang ditemukan secara luas pada berbagai pangan dan tersedia sebagai suplemen. Kolin telah lama dikenal sebagai zat gizi esensial bagi sejumlah spesies hewan dan akhir-akhir ini terbukti esensial juga pada manusia. Berbagai riset menunjukkan bahwa kolin/lesitin memainkan peran penting bagi kesehatan seperti penyakut jantung koroner, reproduksi dan perkembangan, memori, dan performa fisik. Selain itu bepotensi bermanfaat dalam metabolisme grup metil, transport kolesterol, sintesis asetil kolin dan signal sel. Perspektif Sejarah Kolin pertamakali diketahui berada di jaringan mamalia oleh Strecker tahun 1862. Pentingnya sebagai zat gizi esensial pertama kali direalisasikan dalam studi pada insulin tahun 1930. Riset beberapa tahun kemudian menunjukkan bahwa kolin esensial pada beberapa spesies hewan, termasuk primata. Defisiensi kolin menyebabkan disfungsi ginjal, infertilitas, gangguan pertumbuhan, abnormalitas tulang, penurunan hemato poiesis dan hipertensi. Artikel pada publikasi Health Food tahun 1980-an membicarakan lesitin sebagai sebuah treament untuk gangguan memori, gangguan neurologi, penyakit jantung dan penyakit kantung empedu. Meski di awal riset lesitin menunjukkan manfaat tersebut, namun hanya sedikit yang diketahui tentang peran seseungguhnya pada nutrisi dan keehatan. Baru pada beberapa tahun terakhir, riset bidang molekuler dan biologi sel, neuroscience serta nutrisi memberikan banyak informasi tentang lesitin dan kolin, serta perannya pada kesehatan dan penyakit. 1 Sumber dan Asupan Dalam bahan pangan, kolin terutama terdapat dalam bentuk lesitin (phospatidil kolin) dan juga dalam bentuk bebas atau sebagai komponen phospolipid lain seperti spingomyelin. Secara kimia kolin sama dengan hidroksi trimetil amonium hidroksida. Karena bentuknya zwiter ion (mempunyai muatan positif dan negatif), suplemen kolin ditemukan dalam bentuk beberapa jenis garam seperti kolin klorida, kolin bitartrat dan kolin hidrogen sitrat. Lesitin mengandung sekitar 13 % kolin berdasar berat. Lesitin juga zwiter ion, mempunyai muatan positif pada atom N kolin dan muatan negatif pada atom O dari grup phospat. Lesitin dapat bersifat polar (bagian kolin) dan non polar (bagian asam lemak) sehingga sangat efektif sebagai emulsifier dan digunakan dalam berbagai sistem “drug delivery”. Lesitin dan phospolipid lain mengandung komponen hidrofobik dan hidrofilik yang digunakan sebagai sifat fungsional dalam pengolahan pangan. Lesitin dapat digunakan sebagai emulsifier, fat replacer, mixing/blending aid, release agent. Sebagai food ingredient, lesitin termasuk GRAS (Generally Recognized as Safe). Lesitin banyak digunakan untuk produk baking, keju, chewing gum, cokleat, frosting, infant formula, margarin, susu bubuk, non dairy cream, salad dressing dan sebagainya Lesitin komersial yang digunakan dalam suplemen gizi umumnya merupakan campuran phospatidil kolin dan phospolipid lain yang diekstrak dari kedelai. Meskipun lesitin dan kolin dapat ditemukan pada berbagai bahan pangan, biasanya bahan pangan yang kaya lesitin atau kolin juga tinggi kolesterol dan lemak seperti telur, daging, organ/jeroan. Sedangkan pada buah, sayur dan padi-padian relatif kecil jumlahnya. Lesitin merupakan sumber kolin yang lebih bioavailaible dibandingkan garam kolin. Lesitin memberikan jumlah kolin plasma lebih tinggi dalam periode yang lebih lama dibandingkan kolin klorida. Hal tersebut disebabkan kolin dalam lesitin lebih sedikit diubah menjadi di dan tri metil amin oleh bakteri usus. Sekitar 60 % garam kolin yang dikonsumsi hilang dengan cara ini. Sebaliknya kolin dalam lesitin hanya 30 % 2 yang diubah menjadi trimetil amin. Tri metil amin yang tinggi pada saluran pencernaan dapat memproduksi ‘fishy body odor’. Lesitin disintesis dari sequensial metilasi dari phospatidil etanolamin oleh phospatidil eanolamin-N-metiltransferase menggunakan S-adenosylmethionin sebagai donor metil. Jalur ini penting dalam otak dan liver karena kontribusi kolin dalam sintesis asetilkolin dan satu-satu cara untuk menghasilkan molekul kolin baru. Kolin, folat, vitamin B12 dan metionin semua berpartisipasi dalam grup metil dan metabolisme homocystein. Sebagai prekursor sintetik dari lesitin, phospatidil etanolamin adalah aseptor metil dari S-adesylmetionin. Oksidasi intermediat dari kolin, betain dapat mendonasikan sebuah grup metil pada homocystein membentuk methionin. Methionin dapat dikonversi kembali menjadi homocystein yang berkontribusi pada sintesis kolin. Tingginya level homocystein meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu kecukupan asupan kolin mungkin penting dalam mereduksi resiko tadi. Jadi, grup metil dan metabolisme homocystein adalah komplek dan memerlukan partisipasi zat gizi secara interdependent. Inilah satu alasan mengapa ketepatan kebutuhan manusia akan kolin sangat sulit ditentukan. Zat Gizi Esensial dan Perannya dalam Kesehatan Pada bulan April 1998, untuk pertamakalinya the US Food & Nutrition Board (FNB) merekomendasikan bahwa kolin dipertimbangkan sebagai sebuah nutrisi esensial dan ditentukan Dietary Reference Intake (DRI) levelnya. FNB menciptakan RDAs pada tahun 1949 dan dibuat revisinya minimal setiap 5 tahun. Apa dasar keputusan FNB’s? Yaitu berdasarkan bukti bahwa kolin dibutuhkan untuk fungsi normal liver manusia. Selain itu, kolin dan lesitin (phospatidil kolin)bentuk utama kolin dalam bahan pangan, nampaknya berperan dalam rendahnya resiko penyakit kardiovaskuler. Peran kolin dan lesitin dalam tubuh dan bagi kesehatan dapat di lihat pada tabel 2 dan 3. 3 Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya atau tidak dapat dibuat dalam jumlah cukup sehingga harus diperoleh dari makanan. Bukti zat gizi adalah esensial biasanya terlihat penyakit karena defisiensi jika zat gizi tersebut tidak ada dalam makanan. Dalam beberapa kasus zat gizi dapat diproduksi oleh tubuh tapi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Sebagai contoh manusia dapat memproduksi niasin dari asam amino tryp, tapi tidak cukup mencegah terjadinya pellagra. Seperti kasus niasin, tubuh kita dapat mensintesis kolin, tapi mungkin tidak cukup sehingga harus dipasok dari makanan. Tabel 1. Dietary Reference Intake (DRI)* Level kolin (mg/hari) Populasi Bayi • 0-5 bulan • 6-11 bulan Anak • 1-3 tahun • 4-8 tahun • 9-13 tahun Laki-laki • 14-18 tahun • 19+ tahun Wanita • 14-18 tahun • 19+ tahun • Hamil • Menyusui Kecukupan Asupan Batas atas** 125 150 Tidak ditentukan Tidak ditentukan 200 250 375 1000 1000 2000 550 550 3000 3500 400 424 450 550 3000 3500 3500 3500 *DRI adalah sebuah nilai yang didasarkan pada observasi atau eksperimen dalam menentukan perkiraan asupan zat gizi dari grup orang sehat, ketika RDA tidak dapat ditentukan. **Batas atas : level tertinggi asupan zat gizi harian yang tidak mempunyai efek negatif pada hampir seluruh individu dalam populasi secara umum. 4 Tabel 2. Peran kolin dalam jalur metabolik No. Peran 1. Asetilasi membentuk asetilkolin neurotransmiter 2. Oksidasi irreversible membentuk betain donor grup metil yang berperan dalam metabolisme homosistein 3. Fosforilasi membentuk fosfokolin 4. Substitusi melalui ‘base exchange’ untuk serin, inositol, etanolamin atau ‘head groups’ lain untuk menghasilkan lesitin 5. Menghasilkan sphingomyelin sebagai hasil transfer fosfokolin dari lesitin menjadi uramida. Tabel 3. Peran kolin dan lesitin pada kesehatan dan penyakit Fungsi liver Penyakit kardiovaskuler Reproduksi perkembangan Performa fisik Memori Kolin diperlukan untuk fungsi liver yang normal. Defisiensi kolin menyebabkan : • Perlemakan hati dan kanker liver pada hewan • Perlemakan hati pada pasien yang diberi ‘total parenteral nutrition’ • Abnormal fungsi liver pada orang dewasa dalam beberapa minggu • Kolin memfasilitasi metabolisme homocystein, sebab jika jumlahnya tinggi akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler • Lesitin menurunkan level koleterol serum • Lesitin merupakan obligatori komponen VLDL dan HDL dan • Kolin berperan penting dalam perkembangan otak dan learning. • Kolin dapat berpengaruh pada status folat yang direkomendasikan untuk wanita hamil dalam pencegahan NTD (Neural Tube Deffect). • Kolin adalah komponen platelet activating factor yang berperan dalam implantasi telur dan induksi labor. • Meningkatkan motilitas sperma. Suplementasi kolin meningkatkan performa endurance olahragawan. Lesitin dan kolin meningkatkan memori dan learning pada hewan dan memori jangka pendek manusia. 5