BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karies pada anak–anak merupakan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Karies pada anak–anak merupakan penyakit paling umum terjadi. Tingginya
angka ECC ini dipengaruhi oleh banyak
faktor. Perhatian orang tua terhadap
kebersihan rongga mulut anak, sosial ekonomi keluarga maupun diet atau makanan
yang diberikan juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak. Kunjungan berkala ke
dokter gigi diharapkan mampu mengurangi tingginya prevalensi ECC.
2.1 Early Childhood Caries
Sejak awal dipublikasikan mengenai kavitas pada gigi desidui anak-anak,
istilahnya telah berubah dari bootle rot ke istilah yang lebih umum yaitu ECC.
Nama ini kombinasi dari beberapa kata-kata, misalnya: baby bottle, nursing
bottle, dan night bottle. Penggabungan istilah itu dilakukan untuk satu tujuan
yaitu mengambil sebuah definisi dari Early Childhood Caries.1
Early Childhood Caries (ECC) yaitu proses karies yang ditandai dengan
adanya kavitas pada gigi, gigi yang dicabut atau ditambal akibat karies. ECC
adalah penyakit infeksius yang melibatkan
satu atau lebih gigi desidui.
Streptococcus mutans diduga sebagai penyebab utama terjadinya ECC pada anakanak ini.7, 12
2.2 Prevalensi
American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) menetapkan kriteria untuk
ECC yaitu suatu penyakit kronis yang kondisinya digambarkan dengan terdapat satu
atau lebih decay (baik lesi kavitas maupun non kavitas), gigi yang hilang, atau
ditambal karena karies pada anak-anak dibawah usia 71 bulan. Tahun 2007 CDC
melaporkan melalui kegiatan survey yang dilakukan NHANES antara tahun 19992004 bahwa lebih dari seperempat anak-anak berusia 2-6 tahun di Amerika (27,9%)
mempunyai pengalaman karies dan sepertiga dari anak-anak ini (73,4%) tidak
melakukan perawatan pada giginya. Survey ini melibatkan kurang lebih 4,5 juta anakanak, dan tiga juta dari anak-anak tersebut membutuhkan perawatan pada giginya.1,28
Di Indonesia khususnya Jakarta pada tahun 2001 prevalensi ECC pada anak
usia 3-5 tahun sebanyak 81,2%. Selanjutnya sebuah penelitian pada 1099 anak-anak
usia prasekolah di Jakarta menunjukkan bahwa 85,17% anak menderita ECC.2
2.3 Tahapan Perkembangan Early Childhood Caries
ECC ini merupakan penyakit serius yang menimbulkan rasa sakit pada anakanak jika tidak dilakukan perawatan yang tepat. Karies ini berkembang dengan cepat
dan prosesnya segera terjadi setelah gigi desidui mulai erupsi dalam rongga mulut.5
Terdapat empat tahapan perkembangan ECC pada gigi:5,7,9
a) Tahapan inisial
Disini terjadi demineralisasi pada gigi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
white spot pada permukaan gigi pada gigi insisivus atas ketika anak berusia 10-20
bulan atau terkadang lebih muda. Terlihat garis berwarna keputihan yang jelas pada
bagian servikal di permukaan palatal atau labial gigi insisivus atas. Tahap ini sangat
penting untuk segera dikenali, karena pada tahap ini tindakan preventif masih
mempunyai arti yang sangat besar.
Gambar 1. Tahap inisial ECC16
Pada tahap ini lesi masih reversible artinya bisa kembali seperti semula,
Dengan merubah kebiasaan, maka lesi pada tahap ini dapat dikembalikan ke bentuk
enamel yang utuh. Namun orang tua sering tidak mengetahuinya karena lesi ini hanya
dapat didiagnosa jika gigi dilihat secara seksama dengan mengeringkan gigi
menggunakan semprotan udara. Jika pada tahap ini lesi dibiarkan begitu saja akan
mungkin untuk terjadinya kerusakan lebih lanjut dan akan terjadi penghancuran
korona oleh karies.
b) Tahapan kedua
Biasanya tahap kedua ini terjadi pada anak berusia antara 16-24 bulan. Pada
tahapan ini kerusakan telah melibatkan dentin karena enamel telah hancur. Disini
terlihat telah melibatkan dentin karena enamel telah hancur. Untuk gigi molar
pertama lesi inisial terlihat pada bagian servikal, oklusal dan proksimal.
Gambar 2. Tahap kedua ECC18
Pada tahap ini, biasanya anak mulai mengeluh giginya ngilu ketika memakan
makanan yang dingin, dan orang tua juga biasanya sudah memberikan perhatiannya
karena telah melihat perubahan warna pada gigi anaknya.
c) Tahapan ketiga
Tahap
ini
biasanya
terjadi
pada
anak-anak
berusia
20-36
bulan
dikarakteristikkan dengan lesi yang dalam, luas dan telah terjadi iritasi pulpa pada
gigi insisivus atas. Pada tahapan ini, anak-anak akan mengeluh sakit jika sedang
mengunyah makanan atau saat menyikat gigi dan sering terjadi nyeri spontan pada
malam hari. Pada tahap ini, gigi molar atas berada pada tahapan kedua dan gigi molar
bawah dan kaninus atas masuk ke tahapan inisial.
Gambar 3. Tahap ketiga ECC17
d) Tahapan keempat
Terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 30-48 bulan. Dikarakteristikkan
dengan fraktur korona insisivus atas. Pada tahap ini biasanya insisivus telah
mengalami nekrosis, dan molar atas berada pada tahapan ketiga. Molar kedua atas,
kaninus atas dan molar pertama bawah berada pada tahapan kedua. Beberapa anak
akan mengeluh tentang sakit yang dialaminya. Mereka akan susah tidur pada malam
hari dan menolak untuk makan.
Gambar 4. Tahap empat ECC19
Diagnosa dapat dilakukan dengan anamnesa orang tua, melihat faktor risiko
dan gambaran klinis intra oral. Selain itu diagnosa juga dapat ditegakkan dengan foto
ronsen.7
2.4 Etiologi
Karies dapat terjadi di rongga mulut sebab adanya interaksi antara
karbohidrat, mikroorganisme dan air ludah, serta permukaan dan bentuk gigi. Begitu
juga dengan ECC yang diakibatkan dari interaksi bakteri, karbohidrat dan faktor host.
Selain itu laju, kapasitas, kadar asam basa, serta viskositas saliva juga akan
mempengaruhi faktor terjadinya kerusakan lebih lanjut. Seperti terlihat pada skema
terjadinya karies gigi berikut ini.7,8
Gambar 5. Skema terjadinya karies gigi8
Diet yang buruk juga dapat merusak gigi. Anak yang diet karbohidrat
cenderung mempunyai lebih banyak karies. Jenis karbohidrat yang merusak gigi yaitu
sukrosa atau
gula karena manguntungkan
bagi bakteri kariogenik. Oleh
mikroorganisme gula diubah menjadi asam yang berperan terjadinya karies.13
2.4.1 Host
Karies lebih mudah menyerang gigi desidui dibandingkan dengan gigi
permanen. Hal ini dikarenakan enamel yang belum terkalsifikasi sempurna. Gigi yang
baru erupsi belum terkalisifikasi secara sempurna dan membutuhkan waktu selama 2
tahun agar proses kalsifikasi menjadi sempurna. Pada saat itu gigi akan rentan
mengalami karies. Rendahnya kadar mineral dan tingginya bahan organik dan air
yang dikandung gigi desidui diduga menyebabkan tingginya prevalensi karies pada
anak-anak.7,8,10,20
Saliva telah diidentifikasi sebagai etiologi dan merupakan bagian dari
komponen host dalam awal mula terjadinya proses karies, peran saliva secara
keseluruhan terhadap proses karies masih menjadi bahan diskusi lebih lanjut. Sebuah
penelitian membenarkan mengenai pengaruh saliva yang dapat menghambat proses
terjadinya karies. Beberapa pasien dengan desifiensi saliva mempunyai risiko tinggi
terhadap terjadinya karies.7, 10
2.4.2 Bakteri dan Plak
Menurut Mayhall (cit: Clark. J), plak gigi adalah masa lunak yang melekat
pada permukaan gigi dan mengandung koloni kuman. Bakteri yang selalu berkaitan
dengan ECC adalah Streptococcus mutans. Pada anak yang mengalami ECC, jumlah
S. mutans selalu melebihi 30% dari flora plak dibanding > 1% pada anak yang tidak
mengalami ECC.22 Pada waktu dilahirkan, bayi belum terinfeksi oleh S. mutans.
Diduga terpaparnya anak dengan bakteri S. mutans adalah melalui ibunya sendiri.
Ibu-ibu dengan saliva yang banyak mengandung S. mutans akibat oral higiene yang
buruk dapat menginfeksi bayinya. Apalagi jika oral higiene si anak yang buruk dan
seringnya pemberian makanan manis, akan mudah memicu terjadinya ECC. Sebuah
laporan juga mengatakan bahwa ayah dan hubungan kekerabatan lain juga dapat
menginfeksi si anak.5,21
Proses karies terjadi akibat adanya substrat, saliva dan bakteri yang melekat
pada permukaan gigi. Dengan berjalannya waktu, substrat yang melekat pada
permukaan gigi akan menjadi sumber nutrisi bagi bakteri, dan bakteri akan
memproduksi asam yang mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi.10
2.4.3 Gula atau Diet
Peranan diet dalam pembentukan karies merupakan hal yang penting untuk
diketahui. Selain jenis makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan dalam sehari juga
harus diperhatikan. Kontak karbohidrat yang sering dan lama pada permukaan gigi
meningkatkan risiko karies. S. mutans akan memetabolisme semua jenis karbohidrat,
tetapi yang paling bersifat asam yaitu sukrosa. Gula akan melekat pada permukaan
gigi dan merupakan sumber nutrisi bagi bakteri untuk memproduksi asam. Sukrosa,
glukosa dan fruktosa dijumpai pada kebanyakan makanan termasuk jus buah dan susu
formula. Laktosa juga dijumpai pada susu sapi dan susu formula. Setelah gula
dimetabolisme menjadi asam, 20 – 40 menit diperlukan untuk menetralkan asam
melalui saliva sehingga konsumsi gula yang sering meningkatkan potensi
demineralisasi.22
Proses awal ECC sama seperti proses terjadinya karies. Apabila seorang anak
tidur dengan botol susu didalam mulut, cairan yang masuk tidak ditelan dan akan
tergenang di dalam mulut mengelilingi permukaan gigi dan proses demineralisasi
dapat terjadi. Gigi anterior mandibula tidak terkena karena dilindungi lidah dan aksi
buffer dari saliva yang berasal dari kelenjar saliva sublingual dan submandibular.23
2.4.4 Waktu
Jangka waktu terpaparnya S. mutans dengan terjadinya lesi karies adalah
antara 13-16 bulan. Risiko tinggi terutama pada bayi yang lahir dengan berat badan
lahir rendah yang mengalami hipomineral pada gigi. Selain itu kurangnya asupan
nutrisi saat hamil dapat juga menyebabkan hipoplasia pada anak sehingga
menyebabkan tingginya risiko karies.5
2.5 Faktor Risiko
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) penilaian risiko
karies pada anak berdasarkan atas tiga bagian besar indikator karies yaitu kondisi
klinik, karakteristik lingkungan dan kondisi kesehatan umum. Dari kondisi klinis
yang merupakan indikator risiko karies yaitu penggunaan fluor, riwayat sosial, dan
kebiasaan makan.24
2.5.1 Perilaku diet
Susu sapi tidak lepas sebagai salah satu penyebab ECC. Walaupun sebuah
penelitian membuktikan bahwa susu sapi tidak bersifat kariogenik karena
mengandung mineral dan sedikit memiliki kandungan laktosa, hal ini dikarenakan
jika seorang anak sedang tidur dengan dot masih berada dalam mulut maka produksi
saliva akan berkurang. Seharusnya, anak di suruh berkumur dengan air putih setelah
meminum susu botol. Selain itu menyusui lebih dari 1 tahun akan menyebabkan
risiko mengalami ECC menjadi lebih tinggi. Kualitas bahan makanan yang
dikonsumsi anak-anak juga mempengaruhi terjadinya ECC. Misalnya pada anak-anak
yang sering mengkonsumsi minuman bersoda memiliki pengalaman karies yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang sering mengkonsumsi jus atau susu. Selain itu
buruknya diet dan nutrisi pada anak-anak berpengaruh terhadap terjadinya karies.
Misalnya pada anak-anak yang tidak sarapan di pagi hari dan tidak mengkonsumsi
makanan empat sehat lima sempurna akan lebih tinggi terjadi risiko ECC. 1,5
Gula berfungsi sebagai pemanis dan bahan pengawet, memberikan bau yang
harum, hal ini akan menimbulkan daya tarik baik rasa, bau maupun bentuk makanan
itu sendiri, sehingga ada kecenderungan anak akan memilih makanan yang bergula.
Berhubung sifat kariogenitas maka dipikirkan dan telah dilakukan penelitian
kemungkinan menggunakan bahan pemanis yang lain yang tidak bersifat
kariogenik.13
2.5.2 Status sosial dan ekonomi
Sosial ekonomi merupakan latar belakang seseorang dalam beberapa faktor
seperti pendidikan, pendapatan, jabatan dan perilaku. Untuk kelas sosial atas terbukti
bahwa terjadi penurunan pengalaman karies, dan tinggi pada kelas sosial yang rendah
hal ini dikarenakan persediaan air minum mengandung fluor berbeda untuk tiap
kelompok sosial. Keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah, tinggi risiko untuk
terjadinya karies dan kehilangan gigi tetapi rendah pada tambalan. Saat
dilaksanakannya suatu program, diketahui bahwa pengalaman karies lebih luas pada
populasi dengan sosial ekonomi yang rendah.7, 10
Pada tahun 1993, Serwint dkk menemukan bahwa 20% dari 110 anak
kelahiran Amerika Mexico (18-36 bulan) yang menjadi pasien di sebuah rumah sakit
di Los Angeles mengalami ECC. Kemudian Ramos dkk melakukan survey pada suatu
daerah dengan keturunan Amerika Mexico sebagai populasi dominan di pinggiran
kota San Fransisco. Mereka menemukan 43% dari anak-anak berusia dibawah 5
tahun pada daerah tersebut memiliki ECC pada gigi desidui.4
Di negara maju seperti Amerika, prevalensi untuk ECC anak usia 3-5 tahun
adalah 90% terutama pada pendatang baru dan anak-anak yang tinggal di populasi
dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah.2
2.5.3 Kebersihan rongga mulut
Masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa gigi desidui hanya
sementara dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan
mengenai kebersihan gigi desidui. Penerapan instruksi pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut sebaiknya telah dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan, sehingga
orang tua akan lebih siap di dalam melakukan instruksi tersebut.14
Tujuan utama dari kebersihan rongga mulut adalah untuk mencegah
penumpukan plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi.
Akumulasi plak bakteri pada gigi karena higiene mulut yang buruk adalah faktor
penyebab dari masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan
mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri penghasil asam pada permukaan
gigi.25
Pada anak dengan usia 3-6 tahun, kemampuan motorik akan lebih baik. Maka
penyikatan gigi sudah dapat diajarkan. Namun peran orang tua sangat penting dalam
menentukan keberhasilan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.14
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur penyikatan gigi, salah
satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi penyikatan gigi. Menurut hasil
penelitian Stecksen-Blicks dan Holm (1995), anak yang melakukan penyikatan gigi
secara teratur dalam sehari dengan frekuensi dua kali atau lebih dan dibantu oleh
orang tua, lebih rendah terkena risiko karies.3
Selain menyikat gigi, penggunaan pasta gigi ber-fluor juga penting dalam
menjaga kebersihan rongga mulut anak. Fluor termasuk golongan mikomineral yang
berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi
dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium
dan fosfor. Tahap berikutnya fluor akan menggantikan gugus hidroksi pada kristal
tersebut dan membentuk fluorapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap
kerusakan.26
2.6 Perawatan
Perawatan yang dilakukan tergantung dari keparahan lesi karies, usia anak,
serta persetujuan dari orang tua. Pada tahap inisial hanya dilakukan pemberian
informasi pada orang tua untuk mengurangi makanan yang manis, instruksi oral
hygiene dan pemberian fluor pada anak.7
a. Kontrol lesi karies yang aktif
Mula-mula buang seluruh jaringan karies. Kemudian kavitas diberikan lapisan
sealer atau kalsium hidroksid dan isi dengan zinc oxide eugenol.7
b. Penggunaan fluor
Fluor sangat baik dalam mencegah terjadinya karies. Pada kasus ECC fluor
yang dimaksud adalah fluor yang dilakukan oleh tindakan professional yaitu aplikasi
fluor seperti white spot.7
c. Restorasi
Pada gigi molar yang baru erupsi sebaiknya dilakukan fisur sealant. Pada
kasus white spot sebaiknya dilakukan tindakan aplikasi fluor di rumah atau
professional, meningkatkan kebersihan rongga mulut, dan merubah kebiasaan makan.
Kavitas pada tahap awal dapat ditanggulangi dengan restorasi intrakoronal.
Sedangkan pada kasus parah yang sudah melibatkan pulpa dapat dilakukan pulpotomi
dan pulpektomi kemudian lakukan restorasi permanen.7
2.7 Pencegahan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teknik pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut untuk anak usia 3-6 tahun yaitu:
a. Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
Cara penyikatan gigi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh anak usia
3- 6 tahun adalah metoda Fons, yaitu penyikatan gigi dilakukan dengan gerakan rotasi
untuk mengantisipasi kemungkinan merusak gingiva.14,20
Posisi yang mudah saat mengajarkan cara menyikat gigi yaitu orang tua
berdiri saling berdampingan di depan cermin. Kepala anak disandarkan pada orang
tua. Dagu anak ditarik ke bawah dengan menggunakan tangan tempat bersandarnya
kepala anak. Sedangkan tangan orang tua yang satu lagi memandu tangan anak untuk
melakukan penyikatan gigi.14
Gambar 6. cara menyikat gigi anak usia 3-6 tahun dengan posisi bersebelahan14
Posisi lain yang juga dapat dilakukan adalah orang tua dan anak berdiri saling
berhadapan. Kemudian tangan orang tua memandu tangan anak untuk melakukan
penyikatan gigi. Kerugian posisi ini adalah kurangnya pengendalian gerakan terhadap
posisi anak.14
b. Pemberian pasta
Pada usia ini kemampuan refleks penelanan pada anak sudah lebih baik,
sehingga anak sudah dapat diberikan pasta gigi dalam jumlah sedikit. Oleh karena
pasta gigi yang beredar di pasaran memiliki rasa yang disukai maka tetap
dikhawatirkan anak akan menelan pasta gigi. Jadi pasta gigi yang diberikan tidak
lebih dari sebesar biji kacang.14
c. Pemberian topikal fluor dalam sediaan gel
Topikal fluor yang beredar dipasaran memiliki beberapa rasa. Pemilihan rasa
dapat disesuaikan dengan selera anak.14
d. Pemberian obat kumur dalam jumlah sedikit
Beberapa persediaan obat kumur memiliki rasa yang kurang disukai anak.
Oleh karena itu pemberian obat kumur hanya bagi anak yang memiliki infeksi di
dalam rongga mulut dan tenggorokan.14
Gigi yang kuat dan bersih, napas segar, gingiva berwarna merah jambu dan
tidak mudah berdarah, bukan hanya indah dipandang melainkan sangat penting bagi
kesehatan. Aspek yang terpenting dalam menjaga kesehatan gigi dan gingiva ialah
kebersihan mulut yang baik. Kebanyakan gigi hilang atau tercabut disebabkan
penyakit periodontal dan masalah ini dapat diatasi dengan menjaga kebersihan mulut
dan melakukan kontrol secara periodik ke dokter gigi.27
2.8 Kerangka teori
Etiologi
Host
Mikroorganisme
Substrat
waktu
Faktor risiko:
ECC
Perilaku diet
Risiko
meningkat
Kebersihan
rongga mulut
Risiko
menurun
Pencegahan: mengajarkan cara
menyikat gigi yang benar,
pemberian pasta dalam jumlah
sedikit, pemberian topical
fluor, pemberian obat kumur.
2.9 Kerangka Konsep
Prevalensi ECC
FAKTOR RISIKO
Pengalaman ECC
Perilaku diet
Lama konsumsi
susu (ASI/botol)
Penggunaan susu
sebagai pengantar
tidur
Frekuensi
pemberian susu
Tindakan orang tua
setelah minum susu
Penambahan
pemanis
Konsumsi makanan
manis diantara jam
k
Kebersihan rongga
mulut
Sosial ekonomi orang
tua
Usia anak ketika sikat gigi
Pendidikan ibu
Frekuensi sikat gigi per
hari
Ekonomi keluarga
Pengawasan/bantuan
orang tua ketika anak sikat
gigi
Download