Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Student Log Book Alma Mutiarani 1406528301 IKGK 1 Kel. 6 Diskusi Kelompok I Skenario 1 Nama Mahasiswa Nama Fasilitator Tanggal / Jam Diskusi : Alma Mutiarani : Dr. drg.Sri Redjeki M.S : 1 September 2015/ 08.00-11.00 Pada DK1 yang diharapkan : 1. Keywords: Pasien 1 Pak Ari 20 tahun Gigi depan atas dan Gigi belakang bawah Bercak putih Kebiasaan makan coklat, biscuit, minum sportdrink Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan Pemeriksaan intraoral Debri, plak, kalkulus Pendarahan papilla interdental Hidrasi saliva Kecepatan aliran saliva pH plak 6, pH saliva 6. Pasien 2 Siti 5 tahun Gigi depan rahang bawah kecoklatan Gigi belakang rahang bawah berlubang 2. Rumusan Masalah a) Mengapa terlihat bercak putih pada gigi depan atas dan gigi belakang bawah pasien 1? b) Mengapa gigi depan rahang bawah pasien 2 berwarna kecokelatan dan gigi belakang rahang bawahnya banyak berlubang? 3. Analisis Masalah 4. Hipotesis Kebiasaan makan dan minum yang buruk pada pasien dapat menyebabkan bercak putih pada gigi, yang dapat berkembang menjadi berwarna kecoklatan dan karies. 5. Listing Questions 1. Apa saja jaringan keras gigi dan bagaimana struktur dan komposisinya? 2. Apa saja jaringan lunak gigi dan bagaimana struktur dan komposisinya? 3. Apa yang dimaksud dengan bercak putih? 4. Dimana terdapat bercak putih? 5. Apa yang menyebabkan terjadinya bercak putih pada gigi? 6. Bagaimana proses terjadinya bercak putih? 7. Bagaimana tahap terjadinya karies? 8. Apa definisi dan etiologi dari karies? 9. Bagaimana mekanisme terjadinya karies? 10. Bagaiman gambaran histopatologis karies? 11. Apasaja macam karies pada gigi sulung dan tetap? 12. Apa saja dan bagaimana klasifikasi karies? 13. Bagaimana dampak karies pada ekosistem rongga mulut? 14. Bagaimana cara pencegahan terjadinya karies? 15. Bagaimana cara perawatan karies pada gigi sulung dan gigi tetap? 16. Apa material yang dapat digunakan untuk pencegahan karies? 17. Bagaimana sifat, komposisi, dan cara pemakaian material preventif? 18. Bagaimana epidemiologi pengukuran karies di komunitas? 19. Bagaimana pemeriksaan intraoral dan ekstraoral secara klinis? 6. Learning Issue 11 Struktur dan komposisi Gigi (1,2) (Tesa) 11 Proses terjadinya karies (3-10) (Rara, Alma, Maria) 11 Macam dan klasifikasi karies (11,12) (Jumin) 11 Dampak karies (13) (ellen) 11 Pencegahan dan perawatan karies (14,15) (Icha, Rina) 11 Material pencegahan karies (16,17) (Andra) 11 Epidemiologi pengukuran karies(18) (Hardiati) 11 Pemeriksaan klinis intaoral dan ekstraoral (19) (Jauza) MANDIRI SUMBER PEMBELAJARAN JUDUL TOOTH STRUCTURE PENULIS : TEXT BOOK : PRESERVATION AND RESTORATION OF : Graham J. Mount and W. R. Hume CATATAN: WHITE SPOT Kurangnya kalsium fosfat dari struktur enamel dapat mengakibatkan menjadi berkembangnya lesi sub-permukaan enamel yang biasanya disebut sebagai white spot atau lesi email awal. Lesi ini berwarna keputihan dan sering disebut juga seperti kapur.Warna putih disebabkan karena fenomena optikal ketika terjadi kenaikan porositas dari enamel..Pada tahap ini termasuk reversible karena ion kalsium dan fosfat dapat berdifusi ke dalam lesi sub-permukaan dan mengisi kembali tempat yang kehilangan apatit. Proses tersebut dinamakan ‘remineralisasi’. Lesi ini terjadi akibat level pH pada permukaan gigi lebih menurun dan tidak dapat diimbangi dengan proses remineralisasi. Ketidakseimbangan ini terjadi dikarenakan rendahnya daya larut dari kalsium fosfat. Kalsium fosfat yang tidak larut tidak akan menempel secara efektif pada permukaan gigi. Sedangkan kalsium fosfat yang larut dalam keadaan konsentrasi yang rendah dan tidak akan berbaur dengan biofilm yang terdapat pada permukaan gigi lalu tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berdifusi ke dalam lesi subpermukaan. Akan tetapi, terdapat teknologi terbaru yaitu dihasilkannya bentuk amorf dari kalsium fosfat yang distabilkan dengan fosfopeptida dari protein kasein susu atau yang disebut Casein phosphopeptide-Amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) dan di aplikasikan pada permukaan email. yang akan membuat kalsium fosfat menjadi efektif dalam proses remineralisasi. Karakteristik klinis dari lesi email awal/ white spot adalah sebagai berikut: Hilangnya gambaran translusen normal email yang menampilkan gambaran putih seperti kapur dan terlihat dalam keadaan kering Lapisan permukaan ini renan dan rapuh terhadap probing, khususnya didaerah pits dan fissures Terjadinya peningkatan porositas pada bagian sub-permukaan dengan peningkatan potensi terjadinya noda Terjadinya penurunan densitas sub-permukaan, yang bisa dideteksi melalui gambaran radiograf atau transiluminasi Memiliki potensi untuk remineralisasi, dengan kemampuan bertahan terhadap pajanan asam yang lebih tinggi apabila dibantu dengan perawatan remineraliasai tertuntu Ukuran lesi sub-permukaan ini dapat berkembang sampai lapisan dentin dibawahnya ikut terlibat dan terdemineralisasi.