JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828 Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014 Pengaruh Jumlah Penduduk Dan PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Tasikmalaya Periode 2002 - 2011 Ade Komaludin, Iis Surgawat, Gun Gun Gunawan Analisis Pengaruh Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Pendidikan, Kesahatan, Daya Beli) Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002 - 2011 Apip Supriadi, Budi Wahyu Fitri, Pratama Ramdhani Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya Tasikmalaya (Menggunakan Pendekatan Model Growrth-Share) Asep Yusuf Hanapiah, Andi Rustandi, Rida Nurani Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Provinsi Jawa Barat Periode 2002 - 2013 Aso Sukarso, Chandra Budhi L S, Pebi Achmad Fauzi Pengaruh Pendapatan Permanen dan Tingkat Inflasi Terhadapa Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2002 - 2013 Jumri, Encang Kadariman, Ridwan Patria Islam Analiais Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia Tahun 2000 - 2014 Dwi Hatuti L K, Nanang Rusliana, Detty Herlianisy Pengaruh Inflasi, Pendapatan Nasional, Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Konsumsi Masyarakat Indonesia Periode 2000 - 2003 Noneng Masitoh, Tia Gusti Ardiana, Febi Ramdan Darojat Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] SN : i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014 Ketua Penyunting : Apip Supriadi Wakil Penyunting Jumri Penyunting Pelaksana: Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Aso Sukarso Andi Rustandi Pembantu Penyunting Chanra Budhi LS Noneng Masitoh Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... .. DAFTAR ISI ........................................................................ ............ PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............ PENGARUH JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 20022011 Ade Komaludin, Iis Surgawat, Gun Gun Gunawan ..….………………. i ii iii 645 - 667 ANALISIS PENGARUH INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAYA BELI) TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2002-2011 Apip Supriadi, Budi Wahyu Fitri, Pratama Ramdhani ……………....... 668 - 693 ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA TASIKMALAYA (MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL GROWTH-SHARE) Asep Yusuf Hanapiah, Andi Rustandi, Rida Nurani …………………… 694 - 712 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2002-2013. Aso Sukarso, Chandra Budhi L S, Pebi Achmad Fauzi……………….. 713 - 733 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 20022013 Jumri, Encang Kadariman, Ridwan Patria Islam……………………… 734 - 754 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2000-2014 Dwi Hatuti L K, Nanang Rusliana, Detty Herlianisy …………………… PENGARUH INFLASI, PENDAPATAN NASIONAL, SUKU BUNGA ii 755 - 783 DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA PERIODE 2000 – 2013 Noneng Masitoh, Tia Gusti Ardiana, Febi Ramdan Darojat….……... 784 - 808 iii ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014 Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, bahwa jurnal untuk Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangun yang diberi nama Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) akan segera terbit Volume 1 untuk periode Januari – Juni 2014. Adapun tulisan yang dimuat di dalamnya adalah tulisan dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UNSIL. Kedepan, secara bertahap akan menyajikan juga hasil karya tulis dosen dari perguruan tinggi lain pada bidang ilmu yang relevan. Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Kami menyadari bahwa penerbitan Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) tahap pertama ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan JIE tahap selanjutnya sangat dinantikan. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin Tasikmalaya, Maret 2014 Dewan Penyunting iv JIE ii ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2000-2014 Dwi Hatuti L K1, Nanang Rusliana1, Detty Herlianisy 2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT This study aimed to determine the effect of money supply, velocity of money, BI rate, budgets deficit and exchange rate to inflations in Indonesia during period of 2000 – 2014. Analysis of the data in this study uses Multiple Linear Regression Method. Hypothesis test using partial test (t test) and simultaneous (F test). The data used in this study was money supply, velocity of money, BI rate, budgets deficit, exchange rate and the rate of inflation in Indonesia during period of 2000 – 2014. By using partial test (t test) which level of significant 5% the research found that money supply and exchange rate has a positive effect and not significant to Inflation, BI rate has a positive effect and significant to Inflation, velocity of money and budgets deficit has negative effect and not significant to Inflation. Simultaneously (F test) money supply, velocity of money, BI rate, budgets deficit and exchange rate have significant on inflation in Indonesia period 2000 – 2014. Keywords: Money Supply, Velocity of Money, BI rate, Budgets Deficit, Exchange Rate and Inflation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar terhadap tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2000 – 2014. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data inflasi, jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar tahun 2000 – 2014. Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) dengan taraf nyata 5% adalah jumlah uang beredar dan nilai tukar mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap inflasi, BI rate mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi, kecepatan uang beredar dan defisit anggaran mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap inflasi. Secara simultan (Uji F) jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar mempunyai pengaruh signifikan terhadap Inflasi di Indonesia tahun 2000 – 2014. Kata kunci : jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran, nilai tukar dan inflasi. 1 2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami PENDAHULUAN yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 Latar Belakang Penelitian persen. Sering sekali inflasi yang lebih penyakit serius, yaitu yang tingkatnya mencapai ekonomi yang tidak bisa diabaikan, 5 sampai 10 persen atau sedikit lebih karena dapat menimbulkan dampak tinggi, akan berlaku. Pada waktu yang sangat luas. Oleh karena itu peperangan inflasi sering menjadi target kebijakan politik, inflasi dapat mencapai tingkat pemerintah. Inflasi adalah keadaan yang dimana terjadi kelebihan permintaan tersebut (Excess Demand) terhadap barang- (Sukirno, 2004). Inflasi merupakan atau lebih tinggi yang dinamakan Akibat barang dalam perekonomian secara ketidakstabilan buruk kenaikan hiperinflasi inflasi pada begitu perekonomian yang oleh sebagian ahli penting untuk diperhatikan mengingat ekonomi berpendapat bahwa inflasi dampaknya bagi perekonomian yang yang bisa ketidakstabilan, dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi yang lambat, pertumbuhan ekonomi. Pengalaman pengangguran yang selalu meningkat. beberapa keseluruhan. Inflasi menimbulkan tinggi Seperti pengangguran, inflasi sangat lambat negara berlakunya yang pernah mengalami hiperinflasi menunjukkan juga merupakan masalah yang selalu bahwa buruk akan dihadapi setiap perekonomian. Sampai menimbulkan ketidakstabilan sosial di mana buruknya masalah ini berbeda dan politik, dan tidak mewujudkan di antara satu waktu ke waktu yang pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2004). lain, dan berbeda pula dari satu negara Inflasi merupakan salah satu ke negara lain. Tingkat inflasi yaitu peristiwa moneter yang sangat penting persentasi kenaikan harga – harga dan dijumpai di hampir semua negara dalam suatu tahun tertentu, biasanya di dunia. Inflasi adalah kecenderungan digunakan untuk dari harga-harga untuk menaik secara dimana umum dan terus menerus. Kenaikan sebagai menunjukkan ukuran sampai inflasi yang yang harga dari satu atau dua barang saja dihadapi. Dalam perekonomian yang tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila pesat berkembang inflasi yang rendah kenaikan tersebut meluas kepada atau tingkatnya dinamakan inflasi merayap mengakibatkan kenaikan sebagian buruknya masalah ekonomi 785 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 besar dari barang – barang lain menjadi tidak efektif dan bahkan tidak (Boediono, 1995). Menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan kelebihan dimana permintaan Demand) terhadap dalam perekonomian keseluruhan 1991). kebijakan yang diambil Bank Indonesia (Anton Sementara terjadi (Excess barang-barang H. efisien sebagaimana yang dinginkan oleh bank kebijakan Indonesia terhadap tersebut untuk perekonomian. secara Bank Indonesia harus dapat Gunawan, mengukur peredaran uang, antara lain itu Ackley dengan menentukan tingkat suku mendefinisikan inflasi sebagai suatu bunga SBI, selain itu pemerintah juga kenaikan harga yang terus menerus memegang peranan penting dalam dari barang dan jasa secara umum mengendalikan laju inflasi untuk itu (bukan satu macam barang saja dan salah sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan mengatur pengeluaran harga yang sporadis bukan dikatakan pengeluaran rutinnya sebagai inflasi (Iswardono, 1990). expenditure). Dilain pihak sektor luar Bank Indonesia sebagai satu kebijakannya adalah untuk (government negeri juga cukup memegang peranan otoritas moneter memegang kendali dalam yang dalam diantaranya yaitu penerimaan export. menciptakan kebijakan moneter yang Dengan demikian laju pertumbuhan stabil dalam perekonomian nasional. inflasi dapat dikendalikan ditekan atau Namun dalam perjalanannya kebijakan bahkan Bank Indonesia yang dibuat atau dicegah. sangat strategis mengendalikan kemunculannya Tabel 1. Tingkat Inflasi Tahun 2005-2014 784 Tahun Inflasi (Persen) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 9,35 12,55 10,03 5,06 6,40 17,11 6,6 6,59 11,06 2,78 inflasi dapat Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 2010 6,96 2011 3,79 2012 4,3 2013 8,38 2014 8,36 Sumber : Bank Indonesia (BI) Dari Tabel 1. terlihat bahwa tertinggi sejak krisis tahun 2008 lalu. tingkat inflasi pada 10 tahun terakhir Inflasi di 2013 ini juga ditopang akibat mengalami keadaan yang tidak stabil. kenaikan BBM yang menyebabkan Pada tahun 2005 inflasi mencapai harga-harga ikut melambung. oleh Inflasi yang tinggi dan tidak kenaikan BBM dari awalnya Rp 1.810/ stabil memberikan dampak negatif liter pada bulan desember menjadi Rp pada 4.500/ 17,11%, hal ini disebabkan sosial ekonomi masyarakat. Inflasi tinggi pemerintah dapat mengendalikan laju menyebabkan pendapatan inflasi dengan masyarakat akan menurun, sehingga pengurangan jumlah uang beredar dan standar hidup masyarakat juga turun. mengeluarkan kebijakan yang mampu Karena itu, inflasi perlu dikendalikan. menekan bahan-bahan Kondisi positif akan tercapai manakala pokok yang terjadi di masyarakat. pemerintah mampu menjaga inflasi Sedangkan di tahun 2008 tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Demikian kembali mengalami kenaikan ke angka antara lain terungkap pada Rapat 11,06% global Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim terutama yang dialami oleh Amerika Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Serikat, hingga pada saat itu nilai tukar Bali tahun 2010. Pada Rakornas Tim rupiah terhadap dollar cukup tinggi. Di Pengendali tahun 2009 tingkat inflasi cukup rendah Hartadi A. Sarwono dan Erlangga yakni sebelumnya Mantik mengatakan, inflasi daerah mengamankan berperan strategis terhadap inflasi sejumlah bahan pokok agak tidak nasional. Hal ini tercermin dari bobot mengalami kenaikan kembali pasca sumbangan inflasi daerah terhadap krisis global dan imbas dari Pemilu inflasi nasional yang mencapai sekitar yang akan berlangsung pada waktu itu. 77 persen. Sejumlah faktor penyebab Dan pada tahun 2013 inflasi kembali utama tinggi yakni 8,38%, angka ini ternyata struktur liter. ke angka tahun 6,6% kenaikan akibat 2,9%, pemerintah 786 Pada dari karena sudah krisis 2006 kondisi Inflasi inflasi pasar Daerah daerah yang riil (TPID) antara lain terdistorsi, PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami kurangnya pasokan dan gangguan Tujuan Penelitian Berawal dari pertanyaan yang distribusi. Dikatakannya, mewujudkan stabilitas membutuhkan sinergi upaya ingin diidentifikasi oleh peneliti, maka harga penelitian ini bertujuan untuk : kebijakan 1. Untuk mengetahui apakah jumlah pemerintah pusat, daerah dan BI. uang Kestabilan harga yang tercermin dari beredar, BI rate, defisit anggaran inflasi yang rendah dan stabil sangat dan nilai tukar berpengaruh secara diperlukan parsial terhadap inflasi di Indonesia. untuk pertumbuhan mendukung ekonomi yang beredar, kecepatan uang 2. Untuk mengetahui apakah jumlah berkelanjutan. Komitmen yang kuat uang untuk harga beredar, BI rate, defisit anggaran diwujudkan dengan langkah strategis dan nilai tukar berpengaruh secara membentuk Tim Pengendalian Inflasi bersama-sama terhadap inflasi di di pusat dan daerah. Indonesia. mencapai stabilitas beredar, kecepatan uang Dewasa ini penulis mengambil beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, yaitu; jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI Kerangka Pemikiran Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1) Terhadap Inflasi Jumlah rate, nilai tukar, dan defisit anggaran. Jumlah uang beredar BI rate, dan nilai tukar pada beberapa penelitian terdahulu telah teruji mempengaruhi inflasi di Indonesia, penulis tertarik menguji kembali dengan variabel tambahan kecepatan uang beredar dan defisit anggaran yang belum Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti serta memilih judul “Analisis Faktor-Faktor Yang diharapkan sehingga Mempengaruhi Indonesia 2000-2014”. Inflasi Di dalam jangka panjang dapat menganggu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan latar beredar berpengaruh positif terhadap inflasi. sering diuji. Dari uang Yunan penelitian dari (2003) yang Ardhiansyah berjudul “Analisis Tingkat Inflasi dan Peranan Bank Indonesia Mengendalikannya”. menelaah dalam dalam Penelitian bagaimana mengendalikan peranan laju ini BI inflasi. 787 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 Penelitian ini menggunakan data runtut membeli barang dan jasa yang baru waktu bulanan dari tahun 1996 sampai dalam negeri yang diproduksi dalam 2003. Adapun variabel yang digunakan jangka dalam penelitian tersebut antara lain Jika perputaran uang meningkat, maka inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1 transaksi yang terjadi antara individu bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit lebih likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU inflasi pun meningkat. waktu sering, yang mengakibatkan Berdasarkan no 23 tahun 1999) tentang BI. Pada tertentu. teori kuantitas penelitian ini pengaruh variabel money uang yang dikemukakan oleh Irving supply (JUB) terhadap variabel inflasi Fisher digunakan persamaan aljabar dari hasil estimasi menunjukkan bahwa yang variabel pertukaran. money supply (JUB) dinamakan persamaan Persamaan pertukaran berpengaruh positif. Artinya jika money tersebut pada umumnya dinyatakan supply (JUB) berubah satu satuan, sebagai berikut : maka variabel inflasi akan meningkat MV = PT atau sebesar 7,03%. V = PT/M Ini berarti terdapat korelasi positif antara pertumbuhan uang (JUB) dan inflasi, prediksi yang teori pertumbuhan dapat dijadikan kuantitas uang yang bahwa tinggi mengarah pada inflasi yang tinggi Dimana : M = jumlah uang beredar (M1), V = kecepatan peredaran uang, P = tingkat harga-harga, dan T = jumlah barang dan jasa yang diperjual belikan dalam suatu tahun tertentu. sehingga pertumbuhan dalam money Teori kuantitas uang ini, yang supply menentukan tingkat inflasi. dikembangkan oleh Irving Fisher Pengaruh Kecepatan Uang Beredar mengatakan bahwa “pada hakikatnya Terhadap Inflasi berpendapat bahwa perubahan dalam Perputaran uang (juga disebut jumlah uang beredar akan kecepatan peredaran uang) mengacu menimbulkan perubahan yang sama pada seberapa cepat uang berpindah cepatnya dari yang Perubahan ini maksudnya jika uang berikutnya. Hal ini dapat merujuk pada yang beredar bertambah sebanyak kecepatan pendapatan uang, yang lima persen, maka tingkat harga-harga merupakan frekuensi di mana unit rata- juga akan bertambah sebanyak lima rata mata uang yang digunakan untuk persen atau sebaliknya. 788 satu pemegang ke ke atas harga-harga”. PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami Pengaruh BI rate terhadap Inflasi Menurut Yodiatmaja (2012:3) perubahan BI rate akan mempengaruhi beberapa variabel makroekonomi yang kemudian diteruskan kepada inflasi. Perubahan berupa peningkatan level BI rate bertujuan untuk mengurangi laju aktifitas ekonomi yang mampu meningkat akan menaikkan upah, yang pada deposito pun akan mengalami kenaikan. Ketika suku bunga deposito naik, masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank dan jumlah uang yang beredar berkurang. Pada suku bunga kredit, kenaikan suku bunga akan merangsang para pelaku usaha untuk mengurangi investasinya karena biaya modal semakin tinggi. menurun. Setelah kurun waktu tertentu ekonomi kembali ke tingkat output alami. Akan tetapi, ini terjadi dengan biaya pada tingkat harga lebih tinggi secara permanen. Menurut moneter, Defisit Anggaran terhadap Inflasi Menurut moneter, pandangan ahli anggaran bisa defisit menyebabkan inflasi, tetapi hanya sampai tingkat anggaran di mana tersebut defisit ditalangi (Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam model ahli moneter (dan neo-klasik), perubahan tergantung tingkat inflasi pada sangat perubahan penawaran uang. Umumnya, defisit anggaran tidak menyebabkan tekanan yang Pengaruh menyebabkan pergeseran penawaran agregat kearah memicu inflasi. Pada saat level BI rate naik maka suku bunga kredit dan gilirannya bersifat inflasi, tetapi mempengaruhi tingkat harga melalui dampaknya pada agregat uang dan perspektif penawaran uang ahli ekspektasi publik, yang pada gilirannya akan memicu pergerakan harga. Hubungan mendongkrak inflasi. Jika kebijakan sebab-akibat moneter diterapkan terhadap defisit didasarkan pada teori uang terkenal anggaran, terus Milton Friedman, yang menyatakan meningkat dalam waktu yang lama. bahwa inflasi kapan saja dan di mana Permintaan saja penawaran agregat uang meningkat sebagai hasil dari pembiayaan defisit ini, yang menyebabkan output selalu penawaran merupakan uang fenomena moneter. Teori tersebut menjelaskan output bahwa pertumbuhan harga secara alamiah. Permintaan tenaga kerja yang terus menerus dan menetap selalu meningkat di atas tingkat 789 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 didahului atau disertai peningkatan berkelanjutan penawaran uang. dengan Penelitian Hadi Sasana (2004) dalam yang berjudul ”Analisis Faktor-faktor Ekspekatasi Yang Mempengaruhi Inflasi Di bekerja Indonesia dan Filipina (pendekatan melalui kendala anggaran antar waktu, Error Correction Model)”. Penelitian yang bahwa tersebut menggunakan data runtut pemerintah harus mengalami defisit waktu dari tahun 1990 kuartalan I masa sekarang, dan pada masa sampai 2001 kuartalan IV. Variabel mendatang akan mengalami surplus yang digunakan antara lain inflasi anggaran (Walsh, 1998). Satu cara (INFt), jumlah uang beredar (M1t), yang mungkin untuk menghasilkan produk domestik bruto (PDBt), nilai surplus adalah dengan meningkatkan tukar (ERt), dan tingkat suku bunga pendapatan dari pencetakan uang (Rt). Adapun hasil kesimpulan dari (seignorage), sehingga publik mungkin penelitian tersebut nilai tukar ternyata mengharapkan mempunyai hubungan sebab-akibat mengimplikasikan pertumbuhan uang hubungan positif masa mendatang. Hubungan defisit- berpengaruh inflasi terhadap tingkat inflasi dalam jangka juga dibahas mempertimbangkan efek dengan langsung pendek secara dan maupun signifikan dalam jangka inflasi pada utang yang belum dilunasi, panjang. Koefisien regresi nilai tukar pendapatan pajak dan pembelanjaan rupiah sebesar 2.2366 dalam jangka pemerintah. Interaksi dinamis antara pendek menunjukkan bahwa dengan defisit pemerintah dan inflasi bisa naiknya nilai tukar dollar terhadap berlangsung dalam salah satu dari dua rupiah sebesar 1% dalam jangka arah. Efek inflasi mengurangi nilai riil pendek, akan menaikkan tingkat inflasi utang yang menonjol, atau inflasi sebesar memperburuk posisi fiskal pemerintah koefisien regresi nilai tukar dollar disebabkan keterlambatan penagihan, terhadap rupiah dalam jangka panjang yang sebesar 1.776, berarti bahwa jika nilai mengurangi pendapatan riil pemerintah (Dornbusch, 1990). tukar 2.2366%. dollar mengalami Sedangkan kenaikan (apresiasi) sebesar 1% dalam jangka Pengaruh Inflasi Nilai Tukar terhadap panjang, maka inflasi akan naik pula sebesar 1.776%. Variabel kurs Dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap inflasi di Indonesia. Melemahnya nilai rupiah terhadap mata uang asing yang disebabkan oleh hutang luar negeri pemerintah maupun sektor swasta 790 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami yang membengkak maka berakibat pada penurunnya harga barang-barang ekspor kita diluar negeri, sehingga barang ekspor kita menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang-barang dari negara lain. Penurunan harga tersebut menyebabkan peningkatan pada penjualan (hukum permintaan ”apabila harga barang menurun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah”), sehingga penerimaan ekspor kita meningkat serta kemampuan untuk mengimpor barang Jumlah Uang Beredar (X1) Kecepatan Uang Beredar (X2) BI rate (X3) Inflasi (Y) Defisit Anggaran (X4) Nilai Tukar (Kurs) (X5) Gambar 1 Paradigma Penelitian OBJEK DAN METODE PENELITIAN independen dalam penelitian ini adalah jumlah uang Objek Penelitian Pada 2. Variabel penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran, nilai tukar dan inflasi di Indonesia tahun beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, nilai tukar dan defisit anggaran tahun 20002014. Perkembangan Inflasi di Indonesia dua variabel yaitu variabel independen Inflasi adalah kecenderungan 791 dari harga-harga untuk naik secara dan variabel dependen. umum dan terus menerus. Akan tetapi 2000-2014. Variabel ini menggunakan dalam bila kenaikan harga hanya dari satu penelitian ini adalah inflasi di atau dua barang saja tidak disebut Indonesia tahun 2000-2014. inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut 1. Variabel dependen meluas atau menyebabkan kenaikan 791 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 sebagian besar dari harga barang- 2014, seperti terlihat dalam Tabel 1, barang lain. (Boediono, 1985:161). berikut ini: Berikut Data Inflasi dari Tahun 2000Tabel 1. Tingkat Inflasi Tahun 2000-2014 Inflasi (Persen) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 9,35 12,55 10,03 5,06 6,40 17,11 6,6 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79 4,3 8,38 8,36 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata tertinggi sejak krisis tahun merilis tingkat inflasi selama tahun 2008 lalu. Inflasi di 2013 ini juga 2000-2014. Pada tahun 2005 inflasi ditopang akibat kenaikan BBM yang mencapai 17,11%, angka ini tertinggi menyebabkan selama 10 tahun terakhir, dikarenakan melambung. terjadi kenaikan BBM dari harga awal Perkembangan Jumlah Uang Rp. 1.810/liter menjadi Rp. 4.500/liter. Beredar di Indonesia harga-harga ikut Selanjutnya pada tahun 2006 laju Jumlah uang beredar, baik inflasi bisa ditekan menjadi 6,6% dalam arti sempit maupun dalam arti karena pemerintah mengurangi jumlah luas, uang beredar yang ada di masyarakat. perubahan dari waktu ke waktu. Ia bisa Di 2008 inflasi mencapai 11,06% membesar (ekspansif) atau mengecil karena dampak dari krisis ekonomi (kontraktif), hal ini tergantung dari global. Dan pada tahun 2013 inflasi kebutuhan kembali tinggi yakni 8,38%, angka ini pengendalian uang beredar ini tidak 792 senantiasa mengalami perekonomian. Tujuan PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami lain adalah untuk tercapainya tinggi. Berikut jumlah uang beredar dari pertumbuhan ekonomi nasional yang Tahun 2000-2014, seperti sifatnya stabil dan tidak terlampau dalam Tebel 2, berikut ini: terlihat Tabel 2. Jumlah Uang Beredar Tahun 2000-2014 M1 Jumlah M2 Tahun (Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) 2000 162.186 2001 177.731 2002 191.939 2003 223.799 2004 253.818 2005 281.905 2006 361.073 2007 460.842 2008 466.379 2009 505.608 2010 605.411 2011 722.991 2012 841.722 2013 887.064 2014 905.966 Sumber : Bank Indonesia Perkembangan Kecepatan Beredar di Indonesia Uang 747.028 844.054 883.908 955.692 1.033.528 1.202.762 1.382.074 1.643.203 1.883.851 2.130.503 2.471.206 2.877.220 3.304.645 3.727.696 3.865.318 uang, pembelian barang, dan jasa. Hal tersebut biasanya dinyatakan dalam Kecepatan Perputaran Uang bentuk perbandingan antara yaitu besarnya kecepatan perputaran pendapatan nasional bruto terhadap uang dalam perekonomian, hal itu uang yang tesedia untuk pembelian merupakan cara (persediaan pendapatan nasional untuk mengukur uang). Berikut Data dibandingkan Kecepatan Uang Beredar dari Tahun dengan perilaku pembelian dengan 2000-2014, dengan demikaian dapat menggambarkan dilihat pada Tabel 3 berikut ini: hubungan antara Tabel 3. Kecepatan Uang Beredar di Indonesia Tahun 2000-2014 M1 PDB 793 Tahun V= PDB/M1 (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) 2000 1.264.919 162.186 7,79 793 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami 2001 1.684.281 177.731 2002 1.700.523 191.939 2003 1.840.855 223.799 2004 2.060.635 253.818 2005 2.427.592 281.905 2006 3.339.217 361.073 2007 3.950.893 460.842 2008 4.948.688 466.379 2009 5.606.203 505.608 2010 6.439.307 605.411 2011 7.422.781 722.991 2012 8.241.864 841.722 2013 9.083.696 887.064 2014 10.542.700 905.966 Sumber : Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia 9,47 8,85 8,22 8,11 8,61 9,24 8,57 10,61 11,08 10,63 10,26 9,79 10,24 11,63 Perkembangan BI rate di Indonesia yang kedepan dapat mempengaruhi tingkat inflasi sasaran adalah sebaliknya Salah satu kebijakan kebijakan BI rate, yang diperkirakan yang Bank telah melampaui ditetapkan, Indonesia akan stance menurunkan BI rate apabila Inflasi kebijakan moneter yang ditetapkan kedepan diperkirakan berada di bawah oleh Bank Indonesia dan diumumkan sasaran yang telah ditetapkan. Berikut kepada Data BI rate dari Tahun 2000-2014, mencerminkan sikap atau publik. Dengan mempertimbangkan pula faktor faktor lain dalam perekonomian, Indonesia pada menaikan BI rate dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini: Bank umumnya akan apabila Inflasi Tabel 4. Presentase Bi rate Indonesia Tahun 2000-2014 BI rate Tahun (Persen) 2000 17,26 2001 18,55 2002 18,04 2003 15,38 2004 13,73 2005 15,95 795 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami 2006 15,09 2007 13,05 2008 14,81 2009 13,33 2010 12,56 2011 12,10 2012 11,38 2013 11,97 2014 11,59 Sumber : Bank Indonesia Menurut Pada dasarnnya perubahan BI rate Rahardja dan menunjukan penilaian Bank Indonesia Manurung (2004) defisit anggaran terhadap prakiraan Inflasi kedepan adalah dibandingkan dengan sasaran Inflasi direncanakan yang ditetapkan. Pelaku pasar dan pengeluaran pemerintah direncanakan masyarakat akan mengalami penilaian lebih Bank melalui pemerintah (G>T). Anggaran yang penguatan dan transparansi yang akan defisit ini biasanya ditempuh bila dilakukan, antara lain dalam laporan pemerintah kebijakan moneter yang disampaikan pertumbuhan secara triwulan dan press realese umumnya dilakukan bila perekonomian bulanan. berada dalam kondisi resesi. Berikut Perkembangan Defisit Anggaran di Indonesia Data Defisit Anggaran dari Tahun Indonesia tersebut anggaran yang untuk besar defisit, dari ingin memang sebab penerimaan menstimulasi ekonomi. Hal ini 2000-2014, dan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Realiasasi Defisit Anggaran Indonesia Tahun 2000-2014 Realisasi Defisit Anggaran Tahun (Miliar Rupiah) 2000 44.134 2001 57.364 2002 42.328 2003 34.438 2004 62.671 2005 13.975 2006 32.081 795 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 2007 37.399 2008 84.494 2009 88.623 2010 46.854 2011 84.402 2012 151.372 2013 153.368 2014 227.467 Sumber : LKPP, Kementrian Keuangan Defisit Anggaran dari tahun 2000-2014 Menurut Kuncoro (2008), kurs mengalami beberapa peningkatan dan rupiah adalah nilai tukar sejumlah penurunan, meskipun dari tahun ke rupiah yang diperlukan untuk membeli tahun realisasi anggaran lebih rendah satu US$ (US Dollar). Nilai tukar dari yang dianggarkan APBN. Laporan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) kekuatan penawaran dan permintaan meriliris beberapa penyebab defisit, pasar, atau dengan kata lain kurs diantaranya naiknya harga minyak Rupiah ditentukan oleh mekanisme dunia menyebabkan pasar. Jika harga rupiah terhadap meningkatnya beban subsidi energi dollar melemah, maka permintaan yang terhadap yang harus ditanggung oleh US$ mata ditentukan uang dollar oleh akan pemerintah, meningkatnya kebutuhan meningkat. Hal ini disebabkan karena dana investor cenderung melepas rupiah investasi dibentuknya dana pendidikan pemerintah, pengembangan nasional, adanya dan akan umumnya membeli kurs dollar. Pada ditentukan oleh pemberian pinjaman kepada PT PLN perpotongan kurva permintaan dan (Persero) dalam rangka percepatan kurva penawaran dari mata uang asing pembangunan infrastruktur kelistrikan. tersebut. Berikut Data Nilai Tukar Perkembangan Rupiah Terhadap Dollar dari Tahun Nilai Tukar Indonesia di 2000-2014, seperti terlihat pada Tabel 6 beikut ini: Tabel 6 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Tahun 2005-2014 Tahun USD 2000 2001 796 7590 9675 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 8940 8998 9290 9750 9141 9142 9771 10347 9078 8773 9395 10562 11801 Sumber : Bank Indonesia Pada tahun 2009 nilai tukar rupiah panas, sehingga terhadap dollar mengalami kenaikan kebijakan ekonomi. menjadi 10.347, hal itu dikarenakan Metode Penelitian mempengaruhi ekonomi Winarno global terutama yang dialami oleh mengemukakan Amerika Serikat. Karena pada bulan adalah cara utama yang digunakan November 2008 nilai tukar mencapai untuk mencapai tujuan, misalnya untuk angka 12.151, itu merupakan puncak menguji krisis global. Sedangkan pada bulan menggunakan teknis serta alat-alat desember 2009 hingga tahun 2010 tertentu. imbas dari memanasnya Surakhmad (1998) bahwa, metode hipotesis dengan rupiah kembali menguat ke angka Sesuai dengan pendapat di 9078. Kenaikan paling tinggi pada 10 atas, metode yang digunakan dalam tahun terahir terjadi pada tahun 2014, penelitian ini adalah metode deskriptif, para dimana pengamat ekonomi menilai metode deskriptif melemahnya nilai tukar sebagai imbas pengumpulan dari pemilu presiden. Karena banyak suatu gejala yang ada, yaitu keadaan investor menurut yang ragu-ragu untuk apa informasi adalah adanya menanamkan modalnya di Indonesia penelitian dilaksanakan. sebab suhu politik pada saat itu sangat Jenis dan Sumber Data mengenai pada saat 797 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 Data yang digunakan dalam TI = f (JUB, KUB, BR, DA, NT) penelitian ini adalah data sekunder …………………………………………… runtun waktu (time series), yaitu data . (1) yang diperoleh berdasarkan informasi Y = ๐ฝ๐ฝ0 + ๐ฝ๐ฝ1 log X1 + ๐ฝ๐ฝ2 log X2 + ๐ฝ๐ฝ3 X3 yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu. Dalam penelitian data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Sumer Data Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, penulis melakukan kegiatan-kegiatan sebagai + ๐ฝ๐ฝ4 log X4 +๐ฝ๐ฝ4 log X5 + e …..….. (2) Dimana: Y X1 X2 X3 X4 X5 β0 β1…βn e : Tingkat Inflasi : Jumlah Uang Beredar : Kecepatan Uang Beredar : BI rate : Defisit Anggaran : Nilai Tukar : Intercept : Kostanta : error term berikut: 1. Studi kepustakaan membaca yaitu literatur-literatur bidang ekonomi dan pembangunan yang digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dan teori yang 2. Penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporanmengenai ekonomi dalam persamaan regresi. Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation) variabel yaitu independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. dan pembangunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan Bank HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data Indonesia. Model Penelitian Berdasarkan hipotesis penelitian ini menggunakan model bagaimana sesuai dengan topik penelitian laporan Pengujian dengan operasional variabel dan landasan teori yang telah didapat persamaan bentuk persamaan regresi dalam ekonometrika sebagai berikut : mendefinisikan permasalahan yang Y = ๐ท๐ท๐๐ + ๐ท๐ท๐๐ log X1 + ๐ท๐ท๐๐ X2 + ๐ท๐ท๐๐ X3 + diteliti Y = - 126,2391 + 8,831406 log X1 – dijelaskan sebelumnya maka penulis kedalam sebuah matematika sebagai berikut: fungsi ๐ท๐ท๐๐ log X4 + ๐ท๐ท๐๐ X5 + e T-Stat (0,1027) 1,1812160 X2 + 2,563597 X3 – (0,2173) 798 (0,0296) PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami Untuk melihat apakah variabel 1,8551366 log X4 +0,002244 X5 (0,2432) (0.0684) bebas mempunyai pengaruh secara R-Squared (0,667209) bersama F Statistik (3,608805) terikat, Berdasarkan persamaan sama dapat terhadap variabel diketahui dengan di pengujian secara keseluruhan yaitu atas, diketahui bahwa koefisien tiap melalui perbandingan ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ dengan variabel bebas masing-masing adalah 8,831406 untuk variabel jumlah uang beredar, - 1,812160 untuk variabel kecepatan uang beredar, 2,563597 untuk variabel BI rate, – 1,851366 untuk variabel defisit anggaran, dan 0,002244 untuk variabel nilai tukar. Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah pengaruh tiap ๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก pada persamaan yang telah dijelaskan diatas. Dari hasil perhitungan diperoleh ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ adalah 3,608805 dengan ๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก pada taraf nyata 5% adalah 2,32. Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ >๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก atau 3,608805 > variabel bebas terhadap variabel tetap 2,32 artinya bahwa pengaruh variabel yaitu variabel tingkat inflasi, maka jumlah uang beredar, kecepatan uang penulis melalui beredar, BI rate, defisit anggaran, dan beberapa parameter dan pengujian nilai tukar terhadap tingkat inflasi di sebagai berikut: Indonesia Periode 2000-2014 secara Koefisien Determinasi bersama sama adalah signifikan. menganalisisnya Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,667209 hal ini berarti variabel jumlah Uji t Statistik Uji t dilakukan untuk menguji uang tingkat signifikansi pengaruh variabel beredar, BI rate, defisit anggaran, dan bebas terhadap variabel terikat secara nilai parsial. Berdasarkan hasil regresi, uang beredar, tukar kecepatan dapat menjelaskan Tingkat penulis dapat menarik kesimpulan Inflasi sebesar 66,72 % dan sisanya bahwa pada level of significance 5% sebesar 33,28 % dijelaskan oleh variabel variabel lain diluar model. kecepatan uang Uji F Statistik anggaran, dan perubahan pada variabel jumlah berpengaruh uang beredar, beredar, nilai secara tukar defisit tidak signifikan 799 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 terhadap variabel terikat yaitu tingkat rate, dan nilai tukar berpengaruh inflasi. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikan terhadap variabel terikat probabilitas t-statistiknya lebih besar yaitu tingkat inflasi. Hal ini dapat dari 0,05, namun pada variabel BI rate diketahui dari nilai probabilitas t- berpengaruh statististiknya lebih kecil dari 0,10. Nilai variabel terikat signifikan terhadap yaitu tingkat inflasi. probabilitas dalam penelitian Karena hal ini dapat diketahui juga dari digunakan nilai probabilitas t-statistiknya lebih signifikansi masing masing variabel kecil bebas terhadap variabel terikat, seperi dari 0,05. Tetapi jika menggunakan level of significance untuk ini mengetahui terlihat dalam Tabel berikut ini: 10% variabel jumlah uang beredar, BI Tabel 7. Hasil Uji t Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Kecepatan Uang Beredar, BI rate, Defisit Anggaran, dan Nilai Tukar terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014 Prob Signifikansi Signifikansi Variabel (t-statistik) 5% 10% Jumlah Uang Beredar 0,1027 Tidak Signifikan Signifikan Kecepatan Uang Beredar 0,2173 Tidak Signifikan Tidak Signifikan BI rate 0,0296 Signifikan Signifikan Defisit Anggaran 0,2432 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Nilai Tukar 0,0684 Tidak Signifikan Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6 Uji Asumsi Klasik analisis Correlogram of Residuals maka dapat disimpulkan bahwa model Uji Multikolinieritas yang dipakai terdapat multikolinieritas Multikolinieritas menunjukan gejala adanya hubungan linier atau hubungan yang pasti diantara variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya multikolinieritas dalam model regresi maka dapat menganalisis multikolinearity test dengan melihat Correlogram of Residuals. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Berdasarkan 800 dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tiap variabel yang lebih dari 0,5. Jika sudah terdeteksi mengalami multikolinieritas problem maka bisa menggunakan perbaikan regresi, yang hasilnya membandingkan nilai Akaike Info Criterion (AIC) yang awal dengan AIC hasil perbaikan. Bila nilai AIC awal lebih besar dari nilai AIC hasil perbaikan maka dapat disimpulkan PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami problem bantuan perangkat lunak Eviews6. multikolinieritas dalam model linier Hasil deteksi multikolinieritas dengan yang deteksi melihat perbandingan AIC dapat dilihat dengan pada Tabel 8 berikut ini: bahwa tidak terdapat digunakan. multikolinieritas Aplikasi dilakukan Tabel 8. Perbandingan nilai AIC regresi awal dengan AIC regresi perbaikan Regresi Variabel AIC Regresi Awal Y, XI, X2, X3, X4, X5 5,098168 Regresi Perbaikan LX11, X21, X31, LX41, X51 4,578233 Sumber : Lampiran terhadap Uji Heterokedastis mengetahui Heteroskedastisitas apabila variabel terjadi gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas fitted masalah adalah dengan cara meregresikan residual kuadratnya kuadratnya. ada atau Untuk tidaknya heteroskedastisitas, maka nilai R2 dibandingkan dengan nilai tabel ChiSquare (χ2) dengan besarnya df adalah 84. Jika Obs*R squared lebih kecil dari nilai tabelnya maka heteroskedastisitas, tidak seperti terjadi terlihat dalam Tabel 9 berikut ini: Tabel 9. Hasil Uji Heterokedastisitas Heterokedasticity Test : White F Statistic 2,321729 Prob. F Obs*R-Squared 8,449350 Prob Chi-Square Sumber : Hasil Pengolahan Eviews6 0,1286 0,1331 Untuk model pengaruh variabel jumlah Heteroskedasticity uang uang 8,449350, maka dapat disimpulkan beredar, defisit anggaran, dan nilai bahwa hasil regresi tersebut terbebas tukar terhadap inflasi di Indonesia dari gejala heteroskedastisitas karena tahun 2000-2014, pada α = 5% dan nilai nilai degree of freedom (df) sebesar 90 Heteroskedasticity Test lebih kecil – 6 = 84 diperoleh nilai χ2 tabel sebesar dibandingkan dengan nilai χ2 tabel. beredar, kecepatan Test Obs*R-squared sebesar White 106,40. Dibandingkan dengan nilai Obs*R-squared White Uji Autokorelasi 801 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 Uji Autokorelasi digunakan Serial Corelation ada LMTest untuk tidaknya gejala untuk mengetahui ada atau tidaknya mendeteksi korelasi antara observasi satu dengan autokorelasi. Hasil Breusch-Godfrey observasi lain yang berlainan waktu (BG), seperti terlihat dalam Tabel 10, di (Widarjono, 2007). Dalam penelitian ini bawah ini: digunakan uji Breusch-Godfrey (BG) Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi F-Statistic 2,8440393 Prob F Obs*R-squared 6,719756 Prob.Chi-Square Sumber : Hasil Pengolahan Eviews6 Pada regresi pengaruh variabel dapat disimpulkan 0,1250 0,0347 bahwa model jumlah uang beredar, kecepatan uang regresi persamaan tersebut bebas dari beredar, defisit anggaran, dan nilai gejala autokorelasi. tukar terhadap inflasi di Indonesia tahun 2000-2014, dengan nilai degree of freedom (df) sebesar 90 – 6 = 84 dan menggunakan α = 5% maka diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 106,40. Dibandingkan dengan nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) Test hasil regresi yaitu sebesar 6,719756, maka nilai Obs*Rsquared BreuschGodfrey (BG) Test lebih kecil dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga 802 Uji Normalitas Uji normalitas bisa diuji dengan dua metode, yaitu uji Jarque-Bera dan uji Histrogram Residual. Digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari probability distribution function (PDF) dari variabel random berbentuk distribusi normal atau tidak, seperti terlihat dalam Tabel 11 berikut ini: PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami 4 Series: Residuals Sample 2000 2014 Observations 15 3 2 1 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -1.47e-14 -0.055927 3.027928 -3.416596 2.148225 -0.234353 1.794227 Jarque-Bera Probability 1.045983 0.592745 0 -4 -3 -2 0 -1 1 2 3 4 Sumber : Pengolahan Data Eviews6 Gambar 11 Uji Histogram dan Uji Jarque-Bera Dilihat dari gambar diatas maka hasilnya signifikan yaitu sebesar nilai Jarque-Bera 1,045983 didasarkan 0,1027. Dari hasil estimasi menujukan pada distribusi Chi Squares dengan bahwa derajat kebebasan (df) = 90 – 6 = 84 berpengaruh positif terhadap inflasi. dan α = 5% dengan nilai χ2 tabel Hal ini sejalan dengan beberapa hasil sebesar 106,40, artinya nilai Jarque- penelitian terdahulu yang menyatakan Bera lebih kecil dari nilai Chi Squares bahwa maka berpengaruh positif terhadap inflasi di persamaan ini berdistribusi jumlah jumlah uang uang beredar beredar Indonesia. normal. Pembahasan Penelitian ini sejalan dengan Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Inflasi di Indonesia penelitian dari Yunan Ardhiansyah (2003) yang berjudul “Analisis Tingkat regresi Inflasi dan Peranan Bank Indonesia 95% dalam Mengendalikannya”. Penelitian diketahui bahwa jumlah uang beredar ini menelaah bagaimana peranan BI secara parsial memberikan pengaruh dalam positif dan tidak signifikan terhadap Penelitian ini menggunakan data runtut Inflasi di Indonesia. Sedangkan jika waktu bulanan dari tahun 1996 sampai menggunakan tingkat keyakinan 90% 2003. Adapun variabel yang digunakan Berdasarkan dengan tingkat hasil keyakinan mengendalikan laju inflasi. 803 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 dalam penelitian tersebut antara lain dengan inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1 kegiatan ekonomi yang berlebihan bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit maka likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU dikurangi dengan menjual surat-surat no 23 tahun 1999) tentang BI. Pada berharga. penelitian ini pengaruh variabel money Pengaruh Kecepatan Uang Beredar uang supply (JUB) yang mengurangi beredar Berdasarkan dari hasil estimasi menunjukkan bahwa money untuk harus terhadap Inflasi di Indonesia supply (JUB) terhadap variabel inflasi variabel tujuan dengan tingkat regresi keyakinan 95% kecepatan uang berpengaruh positif. Artinya jika money diketahui supply (JUB) berubah satu satuan, beredar di Indonesia berpengaruh maka variabel inflasi akan meningkat negatif dan tidak signifikan terhadap sebesar 7,03%. inflasi di Indonesia. Hasil ini tidak Ini berarti terdapat korelasi positif antara pertumbuhan uang (JUB) dan inflasi, yang dapat bahwa hasil sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Perputaran dijadikan uang mengacu bahwa pada seberapa cepat uang berpindah tinggi dari pemegang satu ke pemegang mengarah pada inflasi yang tinggi berikutnya. Hal ini dapat merujuk pada sehingga pertumbuhan dalam money kecepatan pendapatan uang, yang supply menentukan tingkat inflasi. merupakan frekuensi di mana unit rata- prediksi teori pertumbuhan kuantitas uang yang Pada teori kuantitas uang, yang rata mata uang yang digunakan untuk Fisher membeli barang dan jasa yang baru mengatakan bahwa “Pada hakikatnya dalam negeri yang diproduksi dalam bahwa perubahan dalam jumlah uang jangka waktu tertentu. Jika perputaran beredar akan menimbulkan perubahan uang meningkat, maka transaksi yang yang sama yang sama cepatnya ke terjadi antara individu lebih sering, atas harga-harga”. yang dikembangkan oleh Irving Di Indonesia pada tahun 2000- mengakibatkan Sejauh menaikan inflasi. Hal ini tentu harus menemukan disikapi mengurangi jumlah pun meningkat. 2014 jumlah uang beredar cenderung dengan inflasi ini penulis penelitian belum terdahulu cermat dengan mengenai kecepatan uang beredar. uang beredar Tetapi berdasarkan teori kuntitas uang dengan menentukan suku bunga SBI, ketika melakukan 804 meningkat, kecepatan uang beredar politik pasar terbuka jumlah uang beredar (M) PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami Berdasarkan (V) meningkat, maka tingkat harga (P) hasil regresi akan meningkat. Dari dasar itulah diketahui bahwa BI rate di Indonesia ketika berpengaruh positif kecepatan uang meningkat dan signifikan maka akan mempengaruhi tingkat terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini inflasi. tidak sesuai dengan hipotesis tetapi Tetapi perhitungan dengan yang diperoleh negatif dan tidak signifikan. hasil sama dengan beberapa penelitian yakni terdahulu. Dengan taraf nyata 5%, Dapat kenaikan koefisien BI rate sebesar 1 diartikan bahwa dari tahun 2000-2014 persen kecepatan tidak sebesar 2,563597 persen. Perubahan karena berupa peningkatan level BI rate uang mempengaruhi beredar inflasi akan meningkatkan perpindahan uang beredar banyak bertujuan berpengaruh besar aktifitas ekonomi yang mampu memicu dengan tingkat jumlah uang beredar inflasi. Pada saat level BI rate naik yang tinggi. Sedangkan di kota kecil maka suku bunga kredit dan deposito atau di daerah tingkat kecepatan uang pun akan mengalami kenaikan. Ketika beredar terbatas. Dapat dilihat dari suku bunga deposito naik, masyarakat seberapa masyarakatnya akan cenderung menyimpan uangnya melakukan transaksi. Jika di kota besar di bank dan jumlah uang yang beredar perputaran uang terjadi setiap waktu, berkurang. Pada suku bunga kredit, baik itu pagi, siang ataupun malam. kenaikan Tetapi jika di daerah, perekonomian merangsang para pelaku usaha untuk biasanya terbatas hanya dari pagi mengurangi investasinya karena biaya sampai siang. Contohnya saja di modal semakin tinggi. di kota-kota sering ke tangan tidak sebesar mengurangi suku laju bunga akan Penelitian ini sejalan dengan Tasikmalaya, perpindahan uang dari tangan untuk inflasi penelitian terdahulu oleh Yunan perpindahan uang seperti di Bandung, Ardhiansyah (2003) yang berjudul yang pada malampun masih ramai. “Analisis Tingkat Inflasi dan Peranan Jadi kecepatan uang beredar jika Bank dihitung secara nasional tidak banyak Mengendalikannya”. mempengaruhi inflasi. menelaah Pengaruh BI rate terhadap Inflasi di dalam Indonesia Penelitian ini menggunakan data runtut Indonesia dalam Penelitian bagaimana mengendalikan peranan laju ini BI inflasi. 805 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 waktu bulanan dari tahun 1996 sampai Indonesia berpengaruh negatif dan 2003. Adapun variabel yang digunakan tidak signifikan terhadap inflasi di dalam penelitian tersebut antara lain Indonesia. inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1 dengan hipotesis yang dibuat oleh bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit peneliti. likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU moneter, no menyebabkan inflasi, tetapi hanya 23 tahun 1999) tentang BI. Hasil ini Menurut sesuai pandangan ahli anggaran bisa defisit Berdasarkan analisis hasil empiris sampai diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh anggaran variabel tingkat suku bunga terhadap (Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam variabel inflasi dari hasil estimasi model ahli moneter (dan neo-klasik), menunjukkan bahwa variabel suku perubahan bunga Bank Indonesia (suku bunga tergantung SBI) berpengaruh positif. Artinya jika penawaran uang. Umumnya, defisit tingkat suku bunga Bank Indonesia anggaran tidak menyebabkan tekanan berubah satu satuan, maka variabel yang inflasi mempengaruhi tingkat harga melalui akan meningkat sebesar tingkat tidak di mana tersebut tingkat ditalangi inflasi pada bersifat defisit sangat perubahan inflasi, tetapi dampaknya pada agregat uang dan 1,004%. Variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan ekspektasi publik, yang pada gilirannya memicu pergerakan harga. Hubungan terhadap Inflasi. Artinya Tingkat suku sebab-akibat bunga meningkat didasarkan pada teori uang terkenal mengakibatkan Inflasi meningkat, hal Milton Friedman, yang menyatakan ini tidak sesuai dengan teori yang bahwa inflasi kapan saja dan di mana menyatakan bahwa ketika BI rate naik saja maka inflasi menurun. Tetapi pada moneter. saat inflasi naik maka BI rate akan ikut berpengaruh negatif terhadap inflasi naik karena pengeluaran pemerintah yang yang karena semakin BI rate merupakan selalu penawaran merupakan Defisit fenomena anggaran instrument kebijakan pemerintah yang memicu mengikuti respon inflasi. diimbangi dengan kebijakan fiskal yang Pengaruh Defisit Anggaran dengan tingkat hasil keyakinan inflasi sudah tepat. Penelitian ini sejalan dengan terhadap Inflasi di Indonesia Berdasarkan terjadinya uang regresi 95% diketahui bahwa defisit anggaran di 806 penelitian terdahulu oleh Yusni Maulida, Mardiana dan Anthoni Mayes (2010), yang berjudul “Pengaruh PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami Defisit Jumlah Uang diketahui bahwa nilai tukar di Indonesia Independensi Bank berpengaruh positif dan tidak signifikan Anggaran, Beredar dan Indonesia Terhadap Inflasi”. Penelitian terhadap inflasi tersebut menggunakan data runtut Sedangkan jika menggunakan tingkat waktu dari tahun 1990 sampai 2008. keyakinan 90% hasilnya signifikan Variabel yang digunakan antara lain yaitu sebesar 0,002244 persen. Hasil inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar, ini sesuai dengan hipotesis yang dibuat dan dummy variabel. Adapun hasil oleh peneliti. Nilai kesimpulan dari penelitian tersebut, di tukar Indonesia. terhadap US$ adalah defisit anggaran (X1), dalam ditentukan oleh kekuatan penawaran penelitian ini faktor defisit anggaran dan permintaan pasar, atau dengan tidak berpengaruh terhadap inflasi. kata lain kurs Rupiah ditentukan oleh Tidak mekanisme pasar. Jika harga rupiah adanya pengaruh defisit anggaran ini disebabkan karena pada terhadap periode sebelum independensi BI, permintaan terhadap mata uang dollar penciptaan uang dilakukan secara hati- akan meningkat. Hal ini disebabkan hati dan tidak terus menerus. Hal karena investor cenderung melepas tersebut rupiah dan akan membeli dollar. dibuktikan dengan Beberapa terdapatnya surplus anggaran pada tahun-tahun tertentu. Setelah dollar yang ada melemah, peneliti pada bab maka terdahulu 2 memiliki independensi BI, pembiayaan defisit kesimpulan bahwa nilai tukar anggaran lebih banyak dibiayai dengan berpengaruh positif pada inflasi. pinjaman luar dan dalam negeri. Adapun Lutfi dan Hidayat (2003) Dengan cara menggunakan pinjaman menjelaskan bahwa nilai tukar hanya dalam dan luar negeri maka defisit berpengaruh pada jangka pendek saja. anggaran tidak akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap inflasi karena dana yang dipakai adalah tabungan pemerintah. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Berdasarkan Inflasi di Indonesia Berdasarkan dengan tingkat Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Kecepatan Uang Beredar, BI rate, Defisit Anggaran, dan Nilai Tukar secara bersama-sama terhadap Inflasi di Indonesia hasil keyakinan hasil regresi regresi diketahui bahwa jumlah uang beredar, 95% kecepatan uang beredar, BI rate, 807 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 defisit anggaran dan nilai tukar secara berpengaruh secara nyata di kota-kota simultan memberikan pengaruh yang besar, sedangkan pada penelitian ini signifikan (nyata) terhadap Inflasi di lingkupnya nasional yang hasilnya Indonesia. didapatkan Dari hasil perhitungan diperoleh ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ sebesar 3,608805 baik dari kota besar maupun daerah. Hal ini menguatkan pada taraf nyata 5% adalah 2,32. teori Berdasarkan hasil perhitungan, maka simultan kebijakan fiskal dan kebijakan dapat disimpulkan bahwa pengaruh moneter akan berpengaruh secara variabel signifikan. jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran, dan nilai tukar terhadap tingkat inflasi di Indonesia Periode 2005-2014 secara bersama sama adalah signifikan. Sedangkan jika diuji secara parsial tidak semua variabel hasilnya signifikan. Karena pada kenyataannya jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar dan nilai tukar banyak Keynes bahwa jika secara Elastisitas Inflasi terhadap Jumlah Uang Beredar, Kecepatan Uang Beredar, BI rate, Defisit Anggaran, dan Nilai Tukar Uji ini dilakukan untuk dapat mengetahui besarnya elastisitas jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar terhadap Inflasi di Indonesia periode 2000-2014, seperti terlihat pada Tbel 12 berikut ini: Tabel 12. Tabel Elastisitas Variabel Koefisien Jumlah Uang Beredar 1,379722 Kecepatan Uang Beredar 3,107563 BI rate 5,671799 Defisit Anggaran 0,031961 Nilai Tukar 2,302558 Sumber : Hasil pengolahan Eviews6 KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia Kesimpulan Berdasarkan Keterangan Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis tahun 2000-2014. hasil penelitian, Tujuan utama dari penelitian ini perhitungan dan pembahasan pada adalah untuk mengetahui pengaruh bab-bab sebelumnya, penelitian ini jumlah uang beredar, kecepatan uang menghasilkan beredar, BI rate, defisit anggaran dan berikut: nilai tukar terhadap tingkat inflasi di 808 kesimpulan sebagai Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 1. Dengan menggunakan tingkat 1. Bagi para peneliti untuk melakukan kepercayaan 95%, variabel jumlah penelitian uang variabel beredar dan nilai tukar lebih lanjut tentang jumlah uang beredar, memiliki pengaruh positif dan tidak kecepatan uang beredar, BI rate, signifikan terhadap variabel tingkat defisit anggaran dan nilai tukar. inflasi di Indonesia. Di sisi lain BI Selain itu juga pihak-pihak yang rate memiliki pengaruh positif dan hendak signifikan lanjutan (berlawanan dengan melakukan dari penelitian masalah tersebut hipotesis dan diperkuat dengan diharapkan memasukan variabel beberapa penelitian terdahulu). lain variabel kecepatan pengaruh signifikan terhadap inflasi Sedangkan uang beredar dan defisit anggaran yang diduga mempunyai di Indonesia. memiliki pengaruh negatif dan tidak 2. Untuk mengurangi uang beredar signifikan terhadap variabel tingkat dengan menentukan tingkat suku Inflasi di Indonesia. Tetapi jika bunga SBI, melalui instrumen politik menggunakan tingkat kepercayaan pasar terbuka dan menentukan 90% variabel jumlah uang beredar, kebijakan oleh otoritas moneter. BI rate, dan nilai tukar memiliki Bank Sentral atau Bank Indonesia pengaruh positif dan signifikan. harus 2. Variabel jumlah uang beredar, lebih mengontrol volume uang yang beredar sesuai dengan kecepatan uang beredar, BI rate, kebutuhannya defisit anggaran, dan nilai tukar karena naik turunnya jumlah uang secara yang beredar merupakan sumber bersama-sama di masyarakat, signifikan utama inflasi untuk negara sedang (nyata) terhadap tingkat inflasi di berkembang seperti halnya negara Indonesia Periode 2000-2014. Indonesia. berpengaruh secara 3. Untuk hasil penelitian terhadap BI Saran hasil rate dengan terdapatnya pengaruh pembahasan dan kesimpulan yang positif dan signifikan antara BI rate telah dipaparkan, maka penulis dapat terhadap memberikan bagi dengan meningkatnnya BI rate akan berbagai pihak terkait. Adapun saran mengakibatkan peningkatan tingkat yang dapat penulis sampaikan sebagai Inflasi berikut : hipotesis dan diperkuat dengan Berdasarkan beberapa saran inflasi di (berlawanan Indonesia, dengan beberapa penelitian terdahulu). Itu 810 PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013 Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami bisa dikatakan kasus baru karena pada teorinya jika BI rate naik maka tingkat inflasi dikarenakan akan jumlah menurun uang DAFTAR PUSTAKA Ardihansyah, Yunan : Analisis Tingkat yang Inflasi dan Peranan BI beredar berkurang di masyarakat. Jadi pemerintah mengandalkan BI jangan rate dalam hanya Mengendalikannya. sebagai tidak instrument penurun inflasi. 4. Pengaruh defisit anggaran yang negatif dan tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Yang terjadi pada periode 2000-2014 defisit anggaran menurunkan tingkat inflasi. Hal ini disebabkan oleh permintaan pada suatu barang atau komoditi yang tinggi yang mengakibatkan inflasi meningkat, dan cara untuk bisa mengendalikan inflasi adalah dengan melakukan produksi yang lebih banyak sesuai dengan permintaan. Produksi tambahan tersebut dihasilkan dari belanja modal. Jadi pada saat yang bersamaan defisit anggaran mengalami kenaikan dan inflasi mengalami penurunan. 5. Berdasarkan penelitian ini maka untuk menjaga kestabilan harga di dalam negeri maka otoritas moneter melalui kebijakannya diharapkan dapat menjaga kestabilan rupiah terhadap dollar dalam batas wajar dan aman. dipublikasikan. Yogyakarta. FE UII. Ascarya. 2002. Instrumeninstrumen Kebijakan Moneter. PPSK Bank Indonesia : Jakarta. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia. Jakarta. Beberapa Edisi. Bank Indonesia. Laporan Tahunan BI. Jakarta. Beberapa Edisi. Boediono. 1985. Ekonomi Moneter edisi 3. BPFE : Yogyakarta. Ferdian, Rully. 2001. Independensi BI dalam Mengendalikan Inflasi. tidak dipublikasikan. Yogyakarta. FE UII. Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Erlangga. Jakarta. Iswardono. 1990. Uang dan Bank, edisi 4. BPFE : Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. Dinamika Inflasi dan Kebijakan Energi Nasional. artikel dari http : //www.anggaran.depk eu.go.id 811 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Jakarta. Beberapa Edisi. Nopirin. 1992. Ekonomi Internasional, edisi 3. BPFE : Yogyakarta. ---------. 1987. Ekonomi Moneter, edisi. BPFE : Yogyakarta. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Perubahan. Jakarta. Beberapa Edisi. Salvatore. 1998. Ekonomi Internasional. Erlangga : Jakarta. Samuelson, Paul dan William Nordhaus. 1994. Makro Ekonomi, edisi 14. Alih Bahasa Drs Haris Munandar. Erlangga, Jakarta. Sasana, Hadi. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia dan Filipina. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, vol 11, no 2, 207-220. Sinungan, Muchdarsyah. 1987. Uang dan Bank. PT Bina Aksara : Jakarta. Soehandjono. 2002. Studi Hukum Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Bank Indonesia : Jakarta. ---------------, 2002. Bank Indonesia Dalam Kasus BLBI. Bank Indonesia : Jakarta. Sriyana, Jaka. 2001. Dampak Ekspansi Fiskal Terhadap Inflasi : Studi Empiris Dengan Pendekatan ECM. 812 JEP. vol 6, no 2, 203212. Sugiono, FX. 2005. Instrumen Pengendalian Moneter Operasi Pasar Terbuka. PPSK Bank Indonesia : Jakarta Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar, edisi 3. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga : Jakarta. Warjiyo, Perry. 2004. Bank Indonesia : Sebuah Pengantar. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan : Jakarta. Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi, edisi 2. Ekonisia : Yogyakarta. Wijaya, Faried. 1989. Ekonomikamakro, edisi 3. BPFE : Yogyakarta. Yuwono, Prapto, dkk. 2000. Kausalitas Uang Beredar dan Inflasi. Dian Ekonomi, vol VI, no 2, 319-321 Mulyani, Sri. 2007. Laju Inflasi Lampaui Ekspektasi. Jawa Pos : Yogyakarta