Jurnal Ilmu Ekonomi JIE - Simpemaus

advertisement
JIE Jurnal Ilmu Ekonomi
ISSN : 2301-8828
Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014
Pengaruh Jumlah Penduduk Dan PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Tasikmalaya
Periode 2002 - 2011
Ade Komaludin, Iis Surgawat, Gun Gun Gunawan
Analisis Pengaruh Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Pendidikan, Kesahatan, Daya Beli)
Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002 - 2011
Apip Supriadi, Budi Wahyu Fitri, Pratama Ramdhani
Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya Tasikmalaya (Menggunakan
Pendekatan Model Growrth-Share)
Asep Yusuf Hanapiah, Andi Rustandi, Rida Nurani
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pengaruhnya
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Provinsi Jawa Barat Periode 2002 - 2013
Aso Sukarso, Chandra Budhi L S, Pebi Achmad Fauzi
Pengaruh Pendapatan Permanen dan Tingkat Inflasi Terhadapa Konsumsi Masyarakat Indonesia
Tahun 2002 - 2013
Jumri, Encang Kadariman, Ridwan Patria Islam
Analiais Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia Tahun 2000 - 2014
Dwi Hatuti L K, Nanang Rusliana, Detty Herlianisy
Pengaruh Inflasi, Pendapatan Nasional, Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Konsumsi Masyarakat Indonesia Periode 2000 - 2003
Noneng Masitoh, Tia Gusti Ardiana, Febi Ramdan Darojat
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp
: 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
SN :
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014
Ketua Penyunting :
Apip Supriadi
Wakil Penyunting
Jumri
Penyunting Pelaksana:
Asep Yusup Hanapia
Ade Komaludin
Aso Sukarso
Andi Rustandi
Pembantu Penyunting
Chanra Budhi LS
Noneng Masitoh
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014
DAFTAR ISI
DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... ..
DAFTAR ISI ........................................................................ ............
PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............
PENGARUH JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB TERHADAP
TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 20022011
Ade Komaludin, Iis Surgawat, Gun Gun Gunawan ..….……………….
i
ii
iii
645 - 667
ANALISIS PENGARUH INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAYA BELI) TERHADAP
KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2002-2011
Apip Supriadi, Budi Wahyu Fitri, Pratama Ramdhani ……………....... 668 - 693
ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KOTA
TASIKMALAYA
(MENGGUNAKAN
PENDEKATAN
MODEL
GROWTH-SHARE)
Asep Yusuf Hanapiah, Andi Rustandi, Rida Nurani …………………… 694 - 712
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI JAWA BARAT
PERIODE 2002-2013.
Aso Sukarso, Chandra Budhi L S, Pebi Achmad Fauzi……………….. 713 - 733
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI
TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 20022013
Jumri, Encang Kadariman, Ridwan Patria Islam……………………… 734 - 754
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
DI INDONESIA TAHUN 2000-2014
Dwi Hatuti L K, Nanang Rusliana, Detty Herlianisy ……………………
PENGARUH INFLASI, PENDAPATAN NASIONAL, SUKU BUNGA
ii
755 - 783
DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP KONSUMSI
MASYARAKAT INDONESIA PERIODE 2000 – 2013
Noneng Masitoh, Tia Gusti Ardiana, Febi Ramdan Darojat….……...
784 - 808
iii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 4, nomor 1, Januari – Juni 2014
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT,
bahwa jurnal untuk Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangun yang diberi
nama Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) akan segera terbit Volume 1 untuk periode
Januari – Juni 2014. Adapun tulisan yang dimuat di dalamnya adalah tulisan
dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UNSIL. Kedepan, secara bertahap akan
menyajikan juga hasil karya tulis dosen dari perguruan tinggi lain pada bidang
ilmu yang relevan.
Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan
penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian
maupun kualitas akademik.
Kami menyadari bahwa penerbitan Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) tahap
pertama ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan
penerbitan JIE tahap selanjutnya sangat dinantikan.
Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca, Amiin
Tasikmalaya, Maret 2014
Dewan Penyunting
iv
JIE
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
DI INDONESIA TAHUN 2000-2014
Dwi Hatuti L K1, Nanang Rusliana1, Detty Herlianisy 2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of money supply, velocity of
money, BI rate, budgets deficit and exchange rate to inflations in Indonesia during
period of 2000 – 2014. Analysis of the data in this study uses Multiple Linear
Regression Method. Hypothesis test using partial test (t test) and simultaneous (F
test). The data used in this study was money supply, velocity of money, BI rate,
budgets deficit, exchange rate and the rate of inflation in Indonesia during period
of 2000 – 2014. By using partial test (t test) which level of significant 5% the
research found that money supply and exchange rate has a positive effect and not
significant to Inflation, BI rate has a positive effect and significant to Inflation,
velocity of money and budgets deficit has negative effect and not significant to
Inflation. Simultaneously (F test) money supply, velocity of money, BI rate, budgets
deficit and exchange rate have significant on inflation in Indonesia period 2000 –
2014.
Keywords: Money Supply, Velocity of Money, BI rate, Budgets Deficit, Exchange
Rate and Inflation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar,
kecepatan uang beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar terhadap tingkat
inflasi di Indonesia pada tahun 2000 – 2014. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan
pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data inflasi, jumlah uang beredar, kecepatan uang
beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar tahun 2000 – 2014. Hasil dengan
menggunakan uji parsial (Uji t) dengan taraf nyata 5% adalah jumlah uang beredar
dan nilai tukar mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap inflasi, BI
rate mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi, kecepatan uang
beredar dan defisit anggaran mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap inflasi. Secara simultan (Uji F) jumlah uang beredar, kecepatan uang
beredar, BI rate, defisit anggaran dan nilai tukar mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Inflasi di Indonesia tahun 2000 – 2014.
Kata kunci : jumlah uang beredar, kecepatan uang beredar, BI rate,
defisit anggaran, nilai tukar dan inflasi.
1
2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
PENDAHULUAN
yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4
Latar Belakang Penelitian
persen. Sering sekali inflasi yang lebih
penyakit
serius, yaitu yang tingkatnya mencapai
ekonomi yang tidak bisa diabaikan,
5 sampai 10 persen atau sedikit lebih
karena dapat menimbulkan dampak
tinggi, akan berlaku. Pada waktu
yang sangat luas. Oleh karena itu
peperangan
inflasi sering menjadi target kebijakan
politik, inflasi dapat mencapai tingkat
pemerintah. Inflasi adalah keadaan
yang
dimana terjadi kelebihan permintaan
tersebut
(Excess Demand) terhadap barang-
(Sukirno, 2004).
Inflasi
merupakan
atau
lebih
tinggi
yang
dinamakan
Akibat
barang dalam perekonomian secara
ketidakstabilan
buruk
kenaikan
hiperinflasi
inflasi
pada
begitu
perekonomian yang oleh sebagian ahli
penting untuk diperhatikan mengingat
ekonomi berpendapat bahwa inflasi
dampaknya bagi perekonomian yang
yang
bisa
ketidakstabilan,
dipandang sebagai stimulator bagi
pertumbuhan ekonomi yang lambat,
pertumbuhan ekonomi. Pengalaman
pengangguran yang selalu meningkat.
beberapa
keseluruhan.
Inflasi
menimbulkan
tinggi
Seperti pengangguran, inflasi
sangat
lambat
negara
berlakunya
yang
pernah
mengalami hiperinflasi menunjukkan
juga merupakan masalah yang selalu
bahwa
buruk
akan
dihadapi setiap perekonomian. Sampai
menimbulkan ketidakstabilan
sosial
di mana buruknya masalah ini berbeda
dan politik, dan tidak mewujudkan
di antara satu waktu ke waktu yang
pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2004).
lain, dan berbeda pula dari satu negara
Inflasi merupakan salah satu
ke negara lain. Tingkat inflasi yaitu
peristiwa moneter yang sangat penting
persentasi kenaikan harga – harga
dan dijumpai di hampir semua negara
dalam suatu tahun tertentu, biasanya
di dunia. Inflasi adalah kecenderungan
digunakan
untuk
dari harga-harga untuk menaik secara
dimana
umum dan terus menerus. Kenaikan
sebagai
menunjukkan
ukuran
sampai
inflasi
yang
yang
harga dari satu atau dua barang saja
dihadapi. Dalam perekonomian yang
tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila
pesat berkembang inflasi yang rendah
kenaikan tersebut meluas kepada atau
tingkatnya dinamakan inflasi merayap
mengakibatkan kenaikan sebagian
buruknya
masalah
ekonomi
785
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
besar dari barang – barang lain
menjadi tidak efektif dan bahkan tidak
(Boediono, 1995).
Menurut A.P. Lehner inflasi
adalah
keadaan
kelebihan
dimana
permintaan
Demand)
terhadap
dalam
perekonomian
keseluruhan
1991).
kebijakan yang diambil Bank Indonesia
(Anton
Sementara
terjadi
(Excess
barang-barang
H.
efisien sebagaimana yang dinginkan
oleh
bank
kebijakan
Indonesia
terhadap
tersebut
untuk
perekonomian.
secara
Bank Indonesia harus dapat
Gunawan,
mengukur peredaran uang, antara lain
itu
Ackley
dengan
menentukan
tingkat
suku
mendefinisikan inflasi sebagai suatu
bunga SBI, selain itu pemerintah juga
kenaikan harga yang terus menerus
memegang peranan penting dalam
dari barang dan jasa secara umum
mengendalikan laju inflasi untuk itu
(bukan satu macam barang saja dan
salah
sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan
mengatur
pengeluaran
harga yang sporadis bukan dikatakan
pengeluaran
rutinnya
sebagai inflasi (Iswardono, 1990).
expenditure). Dilain pihak sektor luar
Bank
Indonesia
sebagai
satu
kebijakannya
adalah
untuk
(government
negeri juga cukup memegang peranan
otoritas moneter memegang kendali
dalam
yang
dalam
diantaranya yaitu penerimaan export.
menciptakan kebijakan moneter yang
Dengan demikian laju pertumbuhan
stabil dalam perekonomian nasional.
inflasi dapat dikendalikan ditekan atau
Namun dalam perjalanannya kebijakan
bahkan
Bank Indonesia yang dibuat atau
dicegah.
sangat
strategis
mengendalikan
kemunculannya
Tabel 1.
Tingkat Inflasi Tahun 2005-2014
784
Tahun
Inflasi
(Persen)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
9,35
12,55
10,03
5,06
6,40
17,11
6,6
6,59
11,06
2,78
inflasi
dapat
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
2010
6,96
2011
3,79
2012
4,3
2013
8,38
2014
8,36
Sumber : Bank Indonesia (BI)
Dari Tabel 1. terlihat bahwa
tertinggi sejak krisis tahun 2008 lalu.
tingkat inflasi pada 10 tahun terakhir
Inflasi di 2013 ini juga ditopang akibat
mengalami keadaan yang tidak stabil.
kenaikan BBM yang menyebabkan
Pada tahun 2005 inflasi mencapai
harga-harga ikut melambung.
oleh
Inflasi yang tinggi dan tidak
kenaikan BBM dari awalnya Rp 1.810/
stabil memberikan dampak negatif
liter pada bulan desember menjadi Rp
pada
4.500/
17,11%,
hal
ini
disebabkan
sosial
ekonomi
masyarakat.
Inflasi
tinggi
pemerintah dapat mengendalikan laju
menyebabkan
pendapatan
inflasi
dengan
masyarakat akan menurun, sehingga
pengurangan jumlah uang beredar dan
standar hidup masyarakat juga turun.
mengeluarkan kebijakan yang mampu
Karena itu, inflasi perlu dikendalikan.
menekan
bahan-bahan
Kondisi positif akan tercapai manakala
pokok yang terjadi di masyarakat.
pemerintah mampu menjaga inflasi
Sedangkan di tahun 2008 tingkat inflasi
yang rendah dan stabil. Demikian
kembali mengalami kenaikan ke angka
antara lain terungkap pada Rapat
11,06%
global
Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim
terutama yang dialami oleh Amerika
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di
Serikat, hingga pada saat itu nilai tukar
Bali tahun 2010. Pada Rakornas Tim
rupiah terhadap dollar cukup tinggi. Di
Pengendali
tahun 2009 tingkat inflasi cukup rendah
Hartadi A. Sarwono dan Erlangga
yakni
sebelumnya
Mantik mengatakan, inflasi daerah
mengamankan
berperan strategis terhadap inflasi
sejumlah bahan pokok agak tidak
nasional. Hal ini tercermin dari bobot
mengalami kenaikan kembali pasca
sumbangan inflasi daerah terhadap
krisis global dan imbas dari Pemilu
inflasi nasional yang mencapai sekitar
yang akan berlangsung pada waktu itu.
77 persen. Sejumlah faktor penyebab
Dan pada tahun 2013 inflasi kembali
utama
tinggi yakni 8,38%, angka ini ternyata
struktur
liter.
ke
angka
tahun
6,6%
kenaikan
akibat
2,9%,
pemerintah
786
Pada
dari
karena
sudah
krisis
2006
kondisi
Inflasi
inflasi
pasar
Daerah
daerah
yang
riil
(TPID)
antara
lain
terdistorsi,
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
kurangnya pasokan dan gangguan
Tujuan Penelitian
Berawal dari pertanyaan yang
distribusi.
Dikatakannya,
mewujudkan
stabilitas
membutuhkan
sinergi
upaya
ingin diidentifikasi oleh peneliti, maka
harga
penelitian ini bertujuan untuk :
kebijakan
1. Untuk mengetahui apakah jumlah
pemerintah pusat, daerah dan BI.
uang
Kestabilan harga yang tercermin dari
beredar, BI rate, defisit anggaran
inflasi yang rendah dan stabil sangat
dan nilai tukar berpengaruh secara
diperlukan
parsial terhadap inflasi di Indonesia.
untuk
pertumbuhan
mendukung
ekonomi
yang
beredar,
kecepatan
uang
2. Untuk mengetahui apakah jumlah
berkelanjutan. Komitmen yang kuat
uang
untuk
harga
beredar, BI rate, defisit anggaran
diwujudkan dengan langkah strategis
dan nilai tukar berpengaruh secara
membentuk Tim Pengendalian Inflasi
bersama-sama terhadap inflasi di
di pusat dan daerah.
Indonesia.
mencapai
stabilitas
beredar,
kecepatan
uang
Dewasa ini penulis mengambil
beberapa faktor yang mempengaruhi
inflasi di Indonesia, yaitu; jumlah uang
beredar, kecepatan uang beredar, BI
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Jumlah Uang Beredar
(M1) Terhadap Inflasi
Jumlah
rate, nilai tukar, dan defisit anggaran.
Jumlah uang beredar BI rate, dan nilai
tukar
pada
beberapa
penelitian
terdahulu telah teruji mempengaruhi
inflasi di Indonesia, penulis tertarik
menguji
kembali
dengan
variabel
tambahan kecepatan uang beredar
dan defisit anggaran yang belum
Peningkatan jumlah uang beredar
yang berlebihan dapat mendorong
peningkatan harga melebihi tingkat
yang
belakang
diatas
peneliti tertarik untuk meneliti serta
memilih judul “Analisis Faktor-Faktor
Yang
diharapkan
sehingga
Mempengaruhi
Indonesia 2000-2014”.
Inflasi
Di
dalam
jangka panjang dapat menganggu
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan
latar
beredar
berpengaruh positif terhadap inflasi.
sering diuji.
Dari
uang
Yunan
penelitian
dari
(2003)
yang
Ardhiansyah
berjudul “Analisis Tingkat Inflasi dan
Peranan
Bank
Indonesia
Mengendalikannya”.
menelaah
dalam
dalam
Penelitian
bagaimana
mengendalikan
peranan
laju
ini
BI
inflasi.
787
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
Penelitian ini menggunakan data runtut
membeli barang dan jasa yang baru
waktu bulanan dari tahun 1996 sampai
dalam negeri yang diproduksi dalam
2003. Adapun variabel yang digunakan
jangka
dalam penelitian tersebut antara lain
Jika perputaran uang meningkat, maka
inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1
transaksi yang terjadi antara individu
bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit
lebih
likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU
inflasi pun meningkat.
waktu
sering,
yang
mengakibatkan
Berdasarkan
no 23 tahun 1999) tentang BI. Pada
tertentu.
teori
kuantitas
penelitian ini pengaruh variabel money
uang yang dikemukakan oleh Irving
supply (JUB) terhadap variabel inflasi
Fisher digunakan persamaan aljabar
dari hasil estimasi menunjukkan bahwa
yang
variabel
pertukaran.
money
supply
(JUB)
dinamakan
persamaan
Persamaan
pertukaran
berpengaruh positif. Artinya jika money
tersebut pada umumnya dinyatakan
supply (JUB) berubah satu satuan,
sebagai berikut :
maka variabel inflasi akan meningkat
MV = PT
atau
sebesar 7,03%.
V = PT/M
Ini berarti terdapat korelasi
positif antara pertumbuhan uang (JUB)
dan
inflasi,
prediksi
yang
teori
pertumbuhan
dapat
dijadikan
kuantitas
uang
yang
bahwa
tinggi
mengarah pada inflasi yang tinggi
Dimana :
M = jumlah uang beredar (M1),
V = kecepatan peredaran uang,
P = tingkat harga-harga, dan
T = jumlah barang dan jasa yang
diperjual belikan dalam suatu tahun
tertentu.
sehingga pertumbuhan dalam money
Teori kuantitas uang ini, yang
supply menentukan tingkat inflasi.
dikembangkan
oleh
Irving
Fisher
Pengaruh Kecepatan Uang Beredar
mengatakan bahwa “pada hakikatnya
Terhadap Inflasi
berpendapat bahwa perubahan dalam
Perputaran uang (juga disebut
jumlah
uang
beredar
akan
kecepatan peredaran uang) mengacu
menimbulkan perubahan yang sama
pada seberapa cepat uang berpindah
cepatnya
dari
yang
Perubahan ini maksudnya jika uang
berikutnya. Hal ini dapat merujuk pada
yang beredar bertambah sebanyak
kecepatan pendapatan uang, yang
lima persen, maka tingkat harga-harga
merupakan frekuensi di mana unit rata-
juga akan bertambah sebanyak lima
rata mata uang yang digunakan untuk
persen atau sebaliknya.
788
satu
pemegang
ke
ke
atas
harga-harga”.
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
Pengaruh BI rate terhadap Inflasi
Menurut Yodiatmaja (2012:3)
perubahan BI rate akan mempengaruhi
beberapa variabel makroekonomi yang
kemudian diteruskan kepada inflasi.
Perubahan berupa peningkatan level
BI rate bertujuan untuk mengurangi
laju aktifitas ekonomi yang mampu
meningkat akan menaikkan upah, yang
pada
deposito
pun
akan
mengalami
kenaikan. Ketika suku bunga deposito
naik, masyarakat akan cenderung
menyimpan uangnya di bank dan
jumlah uang yang beredar berkurang.
Pada suku bunga kredit, kenaikan suku
bunga akan merangsang para pelaku
usaha untuk mengurangi investasinya
karena biaya modal semakin tinggi.
menurun. Setelah kurun waktu tertentu
ekonomi kembali ke tingkat output
alami. Akan tetapi, ini terjadi dengan
biaya pada tingkat harga lebih tinggi
secara permanen.
Menurut
moneter,
Defisit
Anggaran
terhadap Inflasi
Menurut
moneter,
pandangan
ahli
anggaran
bisa
defisit
menyebabkan inflasi, tetapi hanya
sampai
tingkat
anggaran
di
mana
tersebut
defisit
ditalangi
(Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam
model ahli moneter (dan neo-klasik),
perubahan
tergantung
tingkat
inflasi
pada
sangat
perubahan
penawaran uang. Umumnya, defisit
anggaran tidak menyebabkan tekanan
yang
Pengaruh
menyebabkan
pergeseran penawaran agregat kearah
memicu inflasi. Pada saat level BI rate
naik maka suku bunga kredit dan
gilirannya
bersifat
inflasi,
tetapi
mempengaruhi tingkat harga melalui
dampaknya pada agregat uang dan
perspektif
penawaran
uang
ahli
ekspektasi publik, yang pada gilirannya
akan
memicu pergerakan harga. Hubungan
mendongkrak inflasi. Jika kebijakan
sebab-akibat
moneter diterapkan terhadap defisit
didasarkan pada teori uang terkenal
anggaran,
terus
Milton Friedman, yang menyatakan
meningkat dalam waktu yang lama.
bahwa inflasi kapan saja dan di mana
Permintaan
saja
penawaran
agregat
uang
meningkat
sebagai hasil dari pembiayaan defisit
ini,
yang
menyebabkan
output
selalu
penawaran
merupakan
uang
fenomena
moneter.
Teori
tersebut
menjelaskan
output
bahwa pertumbuhan harga secara
alamiah. Permintaan tenaga kerja yang
terus menerus dan menetap selalu
meningkat
di
atas
tingkat
789
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
didahului
atau
disertai
peningkatan
berkelanjutan
penawaran
uang.
dengan
Penelitian Hadi Sasana (2004)
dalam
yang berjudul ”Analisis Faktor-faktor
Ekspekatasi
Yang
Mempengaruhi
Inflasi
Di
bekerja
Indonesia dan Filipina (pendekatan
melalui kendala anggaran antar waktu,
Error Correction Model)”. Penelitian
yang
bahwa
tersebut menggunakan data runtut
pemerintah harus mengalami defisit
waktu dari tahun 1990 kuartalan I
masa sekarang, dan pada masa
sampai 2001 kuartalan IV. Variabel
mendatang akan mengalami surplus
yang digunakan antara lain inflasi
anggaran (Walsh, 1998). Satu cara
(INFt), jumlah uang beredar (M1t),
yang mungkin untuk menghasilkan
produk domestik bruto (PDBt), nilai
surplus adalah dengan meningkatkan
tukar (ERt), dan tingkat suku bunga
pendapatan dari pencetakan uang
(Rt). Adapun hasil kesimpulan dari
(seignorage), sehingga publik mungkin
penelitian tersebut nilai tukar ternyata
mengharapkan
mempunyai
hubungan
sebab-akibat
mengimplikasikan
pertumbuhan
uang
hubungan
positif
masa mendatang. Hubungan defisit-
berpengaruh
inflasi
terhadap tingkat inflasi dalam jangka
juga
dibahas
mempertimbangkan
efek
dengan
langsung
pendek
secara
dan
maupun
signifikan
dalam
jangka
inflasi pada utang yang belum dilunasi,
panjang. Koefisien regresi nilai tukar
pendapatan pajak dan pembelanjaan
rupiah sebesar 2.2366 dalam jangka
pemerintah. Interaksi dinamis antara
pendek menunjukkan bahwa dengan
defisit pemerintah dan inflasi bisa
naiknya nilai tukar dollar terhadap
berlangsung dalam salah satu dari dua
rupiah sebesar 1% dalam jangka
arah. Efek inflasi mengurangi nilai riil
pendek, akan menaikkan tingkat inflasi
utang yang menonjol, atau inflasi
sebesar
memperburuk posisi fiskal pemerintah
koefisien regresi nilai tukar dollar
disebabkan keterlambatan penagihan,
terhadap rupiah dalam jangka panjang
yang
sebesar 1.776, berarti bahwa jika nilai
mengurangi
pendapatan
riil
pemerintah (Dornbusch, 1990).
tukar
2.2366%.
dollar
mengalami
Sedangkan
kenaikan
(apresiasi) sebesar 1% dalam jangka
Pengaruh
Inflasi
Nilai
Tukar
terhadap
panjang, maka inflasi akan naik pula
sebesar 1.776%.
Variabel kurs Dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang signifikan
positif terhadap inflasi di Indonesia. Melemahnya nilai rupiah terhadap mata uang
asing yang disebabkan oleh hutang luar negeri pemerintah maupun sektor swasta
790
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
yang membengkak maka berakibat pada penurunnya harga barang-barang ekspor
kita diluar negeri, sehingga barang ekspor kita menjadi lebih murah dibandingkan
dengan barang-barang dari negara lain. Penurunan harga tersebut menyebabkan
peningkatan pada penjualan (hukum permintaan ”apabila harga barang menurun
maka jumlah barang yang diminta akan bertambah”), sehingga penerimaan ekspor
kita meningkat serta kemampuan untuk mengimpor barang
Jumlah Uang Beredar (X1)
Kecepatan Uang Beredar
(X2)
BI rate (X3)
Inflasi
(Y)
Defisit Anggaran (X4)
Nilai Tukar (Kurs) (X5)
Gambar 1
Paradigma Penelitian
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
independen
dalam
penelitian ini adalah jumlah uang
Objek Penelitian
Pada
2. Variabel
penelitian
ini
yang
menjadi objek penelitiannya adalah
jumlah uang beredar, kecepatan uang
beredar, BI rate, defisit anggaran, nilai
tukar dan inflasi di Indonesia tahun
beredar,
kecepatan
uang
beredar, BI rate, nilai tukar dan
defisit anggaran tahun 20002014.
Perkembangan Inflasi di Indonesia
dua variabel yaitu variabel independen
Inflasi adalah kecenderungan
791
dari harga-harga untuk naik secara
dan variabel dependen.
umum dan terus menerus. Akan tetapi
2000-2014. Variabel ini menggunakan
dalam
bila kenaikan harga hanya dari satu
penelitian ini adalah inflasi di
atau dua barang saja tidak disebut
Indonesia tahun 2000-2014.
inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
1. Variabel
dependen
meluas atau menyebabkan kenaikan
791
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
sebagian besar dari harga barang-
2014, seperti terlihat dalam Tabel 1,
barang lain. (Boediono, 1985:161).
berikut ini:
Berikut Data Inflasi dari Tahun 2000Tabel 1.
Tingkat Inflasi Tahun 2000-2014
Inflasi
(Persen)
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
9,35
12,55
10,03
5,06
6,40
17,11
6,6
6,59
11,06
2,78
6,96
3,79
4,3
8,38
8,36
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS)
ternyata tertinggi sejak krisis tahun
merilis tingkat inflasi selama tahun
2008 lalu. Inflasi di 2013 ini juga
2000-2014. Pada tahun 2005 inflasi
ditopang akibat kenaikan BBM yang
mencapai 17,11%, angka ini tertinggi
menyebabkan
selama 10 tahun terakhir, dikarenakan
melambung.
terjadi kenaikan BBM dari harga awal
Perkembangan Jumlah Uang
Rp. 1.810/liter menjadi Rp. 4.500/liter.
Beredar di Indonesia
harga-harga
ikut
Selanjutnya pada tahun 2006 laju
Jumlah uang beredar, baik
inflasi bisa ditekan menjadi 6,6%
dalam arti sempit maupun dalam arti
karena pemerintah mengurangi jumlah
luas,
uang beredar yang ada di masyarakat.
perubahan dari waktu ke waktu. Ia bisa
Di 2008 inflasi mencapai 11,06%
membesar (ekspansif) atau mengecil
karena dampak dari krisis ekonomi
(kontraktif), hal ini tergantung dari
global. Dan pada tahun 2013 inflasi
kebutuhan
kembali tinggi yakni 8,38%, angka ini
pengendalian uang beredar ini tidak
792
senantiasa
mengalami
perekonomian.
Tujuan
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
lain
adalah
untuk
tercapainya
tinggi. Berikut jumlah uang beredar dari
pertumbuhan ekonomi nasional yang
Tahun
2000-2014,
seperti
sifatnya stabil dan tidak terlampau
dalam Tebel 2, berikut ini:
terlihat
Tabel 2.
Jumlah Uang Beredar Tahun 2000-2014
M1
Jumlah M2
Tahun
(Miliar Rupiah)
(Miliar Rupiah)
2000
162.186
2001
177.731
2002
191.939
2003
223.799
2004
253.818
2005
281.905
2006
361.073
2007
460.842
2008
466.379
2009
505.608
2010
605.411
2011
722.991
2012
841.722
2013
887.064
2014
905.966
Sumber : Bank Indonesia
Perkembangan Kecepatan
Beredar di Indonesia
Uang
747.028
844.054
883.908
955.692
1.033.528
1.202.762
1.382.074
1.643.203
1.883.851
2.130.503
2.471.206
2.877.220
3.304.645
3.727.696
3.865.318
uang, pembelian barang, dan jasa. Hal
tersebut biasanya dinyatakan dalam
Kecepatan Perputaran Uang
bentuk
perbandingan
antara
yaitu besarnya kecepatan perputaran
pendapatan nasional bruto terhadap
uang dalam perekonomian, hal itu
uang yang tesedia untuk pembelian
merupakan
cara
(persediaan
pendapatan
nasional
untuk
mengukur
uang).
Berikut
Data
dibandingkan
Kecepatan Uang Beredar dari Tahun
dengan perilaku pembelian dengan
2000-2014, dengan demikaian dapat
menggambarkan
dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
hubungan
antara
Tabel 3.
Kecepatan Uang Beredar di Indonesia Tahun 2000-2014
M1
PDB
793
Tahun
V= PDB/M1
(Milyar Rupiah)
(Milyar Rupiah)
2000
1.264.919
162.186
7,79
793
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
2001
1.684.281
177.731
2002
1.700.523
191.939
2003
1.840.855
223.799
2004
2.060.635
253.818
2005
2.427.592
281.905
2006
3.339.217
361.073
2007
3.950.893
460.842
2008
4.948.688
466.379
2009
5.606.203
505.608
2010
6.439.307
605.411
2011
7.422.781
722.991
2012
8.241.864
841.722
2013
9.083.696
887.064
2014
10.542.700
905.966
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
9,47
8,85
8,22
8,11
8,61
9,24
8,57
10,61
11,08
10,63
10,26
9,79
10,24
11,63
Perkembangan BI rate di Indonesia
yang
kedepan
dapat mempengaruhi tingkat inflasi
sasaran
adalah
sebaliknya
Salah
satu
kebijakan
kebijakan
BI
rate,
yang
diperkirakan
yang
Bank
telah
melampaui
ditetapkan,
Indonesia
akan
stance
menurunkan BI rate apabila Inflasi
kebijakan moneter yang ditetapkan
kedepan diperkirakan berada di bawah
oleh Bank Indonesia dan diumumkan
sasaran yang telah ditetapkan. Berikut
kepada
Data BI rate dari Tahun 2000-2014,
mencerminkan
sikap
atau
publik.
Dengan
mempertimbangkan pula faktor faktor
lain
dalam
perekonomian,
Indonesia
pada
menaikan
BI
rate
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Bank
umumnya
akan
apabila
Inflasi
Tabel 4.
Presentase Bi rate Indonesia Tahun 2000-2014
BI rate
Tahun
(Persen)
2000
17,26
2001
18,55
2002
18,04
2003
15,38
2004
13,73
2005
15,95
795
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
2006
15,09
2007
13,05
2008
14,81
2009
13,33
2010
12,56
2011
12,10
2012
11,38
2013
11,97
2014
11,59
Sumber : Bank Indonesia
Menurut
Pada dasarnnya perubahan BI rate
Rahardja
dan
menunjukan penilaian Bank Indonesia
Manurung (2004) defisit anggaran
terhadap prakiraan Inflasi kedepan
adalah
dibandingkan dengan sasaran Inflasi
direncanakan
yang ditetapkan. Pelaku pasar dan
pengeluaran pemerintah direncanakan
masyarakat akan mengalami penilaian
lebih
Bank
melalui
pemerintah (G>T). Anggaran yang
penguatan dan transparansi yang akan
defisit ini biasanya ditempuh bila
dilakukan, antara lain dalam laporan
pemerintah
kebijakan moneter yang disampaikan
pertumbuhan
secara triwulan dan press realese
umumnya dilakukan bila perekonomian
bulanan.
berada dalam kondisi resesi. Berikut
Perkembangan Defisit Anggaran di
Indonesia
Data Defisit Anggaran dari Tahun
Indonesia
tersebut
anggaran
yang
untuk
besar
defisit,
dari
ingin
memang
sebab
penerimaan
menstimulasi
ekonomi.
Hal
ini
2000-2014, dan dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5.
Realiasasi Defisit Anggaran Indonesia Tahun 2000-2014
Realisasi Defisit Anggaran
Tahun
(Miliar Rupiah)
2000
44.134
2001
57.364
2002
42.328
2003
34.438
2004
62.671
2005
13.975
2006
32.081
795
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
2007
37.399
2008
84.494
2009
88.623
2010
46.854
2011
84.402
2012
151.372
2013
153.368
2014
227.467
Sumber : LKPP, Kementrian Keuangan
Defisit Anggaran dari tahun 2000-2014
Menurut Kuncoro (2008), kurs
mengalami beberapa peningkatan dan
rupiah adalah nilai tukar sejumlah
penurunan, meskipun dari tahun ke
rupiah yang diperlukan untuk membeli
tahun realisasi anggaran lebih rendah
satu US$ (US Dollar). Nilai tukar
dari yang dianggarkan APBN. Laporan
terhadap
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
kekuatan penawaran dan permintaan
meriliris beberapa penyebab defisit,
pasar, atau dengan kata lain kurs
diantaranya naiknya harga minyak
Rupiah ditentukan oleh mekanisme
dunia
menyebabkan
pasar. Jika harga rupiah terhadap
meningkatnya beban subsidi energi
dollar melemah, maka permintaan
yang
terhadap
yang
harus
ditanggung
oleh
US$
mata
ditentukan
uang
dollar
oleh
akan
pemerintah, meningkatnya kebutuhan
meningkat. Hal ini disebabkan karena
dana
investor cenderung melepas rupiah
investasi
dibentuknya
dana
pendidikan
pemerintah,
pengembangan
nasional,
adanya
dan
akan
umumnya
membeli
kurs
dollar.
Pada
ditentukan
oleh
pemberian pinjaman kepada PT PLN
perpotongan kurva permintaan dan
(Persero) dalam rangka percepatan
kurva penawaran dari mata uang asing
pembangunan infrastruktur kelistrikan.
tersebut. Berikut Data Nilai Tukar
Perkembangan
Rupiah Terhadap Dollar dari Tahun
Nilai
Tukar
Indonesia
di
2000-2014, seperti terlihat pada Tabel
6 beikut ini:
Tabel 6
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Tahun 2005-2014
Tahun
USD
2000
2001
796
7590
9675
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
8940
8998
9290
9750
9141
9142
9771
10347
9078
8773
9395
10562
11801
Sumber : Bank Indonesia
Pada tahun 2009 nilai tukar rupiah
panas,
sehingga
terhadap dollar mengalami kenaikan
kebijakan ekonomi.
menjadi 10.347, hal itu dikarenakan
Metode Penelitian
mempengaruhi
ekonomi
Winarno
global terutama yang dialami oleh
mengemukakan
Amerika Serikat. Karena pada bulan
adalah cara utama yang digunakan
November 2008 nilai tukar mencapai
untuk mencapai tujuan, misalnya untuk
angka 12.151, itu merupakan puncak
menguji
krisis global. Sedangkan pada bulan
menggunakan teknis serta alat-alat
desember 2009 hingga tahun 2010
tertentu.
imbas
dari memanasnya
Surakhmad
(1998)
bahwa,
metode
hipotesis
dengan
rupiah kembali menguat ke angka
Sesuai dengan pendapat di
9078. Kenaikan paling tinggi pada 10
atas, metode yang digunakan dalam
tahun terahir terjadi pada tahun 2014,
penelitian ini adalah metode deskriptif,
para
dimana
pengamat
ekonomi
menilai
metode
deskriptif
melemahnya nilai tukar sebagai imbas
pengumpulan
dari pemilu presiden. Karena banyak
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
investor
menurut
yang
ragu-ragu
untuk
apa
informasi
adalah
adanya
menanamkan modalnya di Indonesia
penelitian dilaksanakan.
sebab suhu politik pada saat itu sangat
Jenis dan Sumber Data
mengenai
pada
saat
797
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
Data yang digunakan dalam
TI = f (JUB, KUB, BR, DA, NT)
penelitian ini adalah data sekunder
……………………………………………
runtun waktu (time series), yaitu data
. (1)
yang diperoleh berdasarkan informasi
Y = ๐›ฝ๐›ฝ0 + ๐›ฝ๐›ฝ1 log X1 + ๐›ฝ๐›ฝ2 log X2 + ๐›ฝ๐›ฝ3 X3
yang telah disusun dan dipublikasikan
oleh instansi tertentu. Dalam penelitian
data yang digunakan diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank
Indonesia.
Sumer Data
Untuk
memperoleh
data
sekunder yang diperlukan, penulis
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
+ ๐›ฝ๐›ฝ4 log X4 +๐›ฝ๐›ฝ4 log X5 + e …..….. (2)
Dimana:
Y
X1
X2
X3
X4
X5
β0
β1…βn
e
: Tingkat Inflasi
: Jumlah Uang Beredar
: Kecepatan Uang Beredar
: BI rate
: Defisit Anggaran
: Nilai Tukar
: Intercept
: Kostanta
: error term
berikut:
1. Studi
kepustakaan
membaca
yaitu
literatur-literatur
bidang
ekonomi dan pembangunan yang
digunakan
sebagai
landasan
kerangka berfikir dan teori yang
2. Penelitian dokumenter yaitu dengan
menelaah dan menganalisa laporanmengenai
ekonomi
dalam
persamaan regresi. Analisis regresi
bermanfaat terutama untuk tujuan
peramalan
(estimation)
variabel
yaitu
independen
digunakan untuk mengestimasi nilai
variabel dependen.
dan
pembangunan yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik dan Bank
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data
Indonesia.
Model Penelitian
Berdasarkan
hipotesis
penelitian ini menggunakan model
bagaimana
sesuai dengan topik penelitian
laporan
Pengujian
dengan
operasional
variabel dan landasan teori yang telah
didapat
persamaan
bentuk
persamaan
regresi
dalam
ekonometrika
sebagai berikut :
mendefinisikan permasalahan yang
Y = ๐œท๐œท๐ŸŽ๐ŸŽ + ๐œท๐œท๐Ÿ๐Ÿ log X1 + ๐œท๐œท๐Ÿ๐Ÿ X2 + ๐œท๐œท๐Ÿ‘๐Ÿ‘ X3 +
diteliti
Y = - 126,2391 + 8,831406 log X1 –
dijelaskan sebelumnya maka penulis
kedalam
sebuah
matematika sebagai berikut:
fungsi
๐œท๐œท๐Ÿ’๐Ÿ’ log X4 + ๐œท๐œท๐Ÿ“๐Ÿ“ X5 + e
T-Stat
(0,1027)
1,1812160 X2 + 2,563597 X3 –
(0,2173)
798
(0,0296)
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
Untuk melihat apakah variabel
1,8551366 log X4 +0,002244 X5
(0,2432)
(0.0684)
bebas mempunyai pengaruh secara
R-Squared
(0,667209)
bersama
F Statistik
(3,608805)
terikat,
Berdasarkan
persamaan
sama
dapat
terhadap
variabel
diketahui
dengan
di
pengujian secara keseluruhan yaitu
atas, diketahui bahwa koefisien tiap
melalui perbandingan ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– dengan
variabel bebas masing-masing adalah
8,831406 untuk variabel jumlah uang
beredar, - 1,812160 untuk variabel
kecepatan uang beredar, 2,563597
untuk variabel BI rate, – 1,851366
untuk variabel defisit anggaran, dan
0,002244 untuk variabel nilai tukar.
Yang
dimaksud
koefisien
dalam
penelitian ini adalah pengaruh tiap
๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก pada persamaan yang telah
dijelaskan diatas.
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– adalah 3,608805
dengan ๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก pada taraf nyata 5%
adalah
2,32.
Berdasarkan
Hasil
perhitungan diatas, maka dapat dilihat
bahwa ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– >๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก atau 3,608805 >
variabel bebas terhadap variabel tetap
2,32 artinya bahwa pengaruh variabel
yaitu variabel tingkat inflasi, maka
jumlah uang beredar, kecepatan uang
penulis
melalui
beredar, BI rate, defisit anggaran, dan
beberapa parameter dan pengujian
nilai tukar terhadap tingkat inflasi di
sebagai berikut:
Indonesia Periode 2000-2014 secara
Koefisien Determinasi
bersama sama adalah signifikan.
menganalisisnya
Dari hasil regresi dapat dilihat
bahwa
nilai
R2
adalah
sebesar
0,667209 hal ini berarti variabel jumlah
Uji t Statistik
Uji t dilakukan untuk menguji
uang
tingkat signifikansi pengaruh variabel
beredar, BI rate, defisit anggaran, dan
bebas terhadap variabel terikat secara
nilai
parsial. Berdasarkan hasil regresi,
uang
beredar,
tukar
kecepatan
dapat
menjelaskan
Tingkat
penulis dapat menarik kesimpulan
Inflasi sebesar 66,72 % dan sisanya
bahwa pada level of significance 5%
sebesar 33,28 % dijelaskan oleh
variabel
variabel lain diluar model.
kecepatan
uang
Uji F Statistik
anggaran,
dan
perubahan
pada
variabel
jumlah
berpengaruh
uang
beredar,
beredar,
nilai
secara
tukar
defisit
tidak
signifikan
799
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
terhadap variabel terikat yaitu tingkat
rate, dan nilai tukar berpengaruh
inflasi. Hal ini dapat diketahui dari nilai
signifikan terhadap variabel terikat
probabilitas t-statistiknya lebih besar
yaitu tingkat inflasi. Hal ini dapat
dari 0,05, namun pada variabel BI rate
diketahui dari nilai probabilitas t-
berpengaruh
statististiknya lebih kecil dari 0,10. Nilai
variabel terikat
signifikan
terhadap
yaitu tingkat inflasi.
probabilitas
dalam
penelitian
Karena hal ini dapat diketahui juga dari
digunakan
nilai probabilitas t-statistiknya lebih
signifikansi masing masing variabel
kecil
bebas terhadap variabel terikat, seperi
dari
0,05.
Tetapi
jika
menggunakan level of significance
untuk
ini
mengetahui
terlihat dalam Tabel berikut ini:
10% variabel jumlah uang beredar, BI
Tabel 7.
Hasil Uji t Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Kecepatan Uang Beredar,
BI rate, Defisit Anggaran, dan Nilai Tukar terhadap Tingkat Inflasi
Di Indonesia Tahun 2000-2014
Prob
Signifikansi
Signifikansi
Variabel
(t-statistik)
5%
10%
Jumlah Uang Beredar
0,1027
Tidak Signifikan
Signifikan
Kecepatan Uang Beredar
0,2173
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
BI rate
0,0296
Signifikan
Signifikan
Defisit Anggaran
0,2432
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Nilai Tukar
0,0684
Tidak Signifikan
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6
Uji Asumsi Klasik
analisis
Correlogram
of
Residuals
maka dapat disimpulkan bahwa model
Uji Multikolinieritas
yang dipakai terdapat multikolinieritas
Multikolinieritas
menunjukan
gejala adanya hubungan linier atau
hubungan yang pasti diantara variabel
bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada atau tidak adanya
multikolinieritas dalam model regresi
maka
dapat
menganalisis
multikolinearity test dengan melihat
Correlogram of Residuals. Hal ini bisa
dilihat dengan nilai Autocorrelation
(AC) tidak lebih dari 0,5. Berdasarkan
800
dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat
dengan nilai Autocorrelation (AC) tiap
variabel yang lebih dari 0,5. Jika sudah
terdeteksi
mengalami
multikolinieritas
problem
maka
bisa
menggunakan perbaikan regresi, yang
hasilnya membandingkan nilai Akaike
Info Criterion (AIC) yang awal dengan
AIC hasil perbaikan. Bila nilai AIC awal
lebih
besar
dari
nilai
AIC
hasil
perbaikan maka dapat disimpulkan
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
problem
bantuan perangkat lunak Eviews6.
multikolinieritas dalam model linier
Hasil deteksi multikolinieritas dengan
yang
deteksi
melihat perbandingan AIC dapat dilihat
dengan
pada Tabel 8 berikut ini:
bahwa
tidak
terdapat
digunakan.
multikolinieritas
Aplikasi
dilakukan
Tabel 8.
Perbandingan nilai AIC regresi awal dengan AIC regresi perbaikan
Regresi
Variabel
AIC
Regresi Awal
Y, XI, X2, X3, X4, X5
5,098168
Regresi Perbaikan
LX11, X21, X31, LX41, X51
4,578233
Sumber : Lampiran
terhadap
Uji Heterokedastis
mengetahui
Heteroskedastisitas
apabila
variabel
terjadi
gangguan
tidak
mempunyai varians yang sama untuk
semua observasi. Untuk mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas
fitted
masalah
adalah
dengan
cara meregresikan residual kuadratnya
kuadratnya.
ada
atau
Untuk
tidaknya
heteroskedastisitas, maka nilai R2
dibandingkan dengan nilai tabel ChiSquare (χ2) dengan besarnya df adalah
84. Jika Obs*R squared lebih kecil dari
nilai
tabelnya
maka
heteroskedastisitas,
tidak
seperti
terjadi
terlihat
dalam Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Heterokedasticity Test : White
F Statistic
2,321729
Prob. F
Obs*R-Squared
8,449350
Prob Chi-Square
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews6
0,1286
0,1331
Untuk model pengaruh variabel jumlah
Heteroskedasticity
uang
uang
8,449350, maka dapat disimpulkan
beredar, defisit anggaran, dan nilai
bahwa hasil regresi tersebut terbebas
tukar terhadap inflasi di Indonesia
dari gejala heteroskedastisitas karena
tahun 2000-2014, pada α = 5% dan
nilai
nilai degree of freedom (df) sebesar 90
Heteroskedasticity Test lebih kecil
– 6 = 84 diperoleh nilai χ2 tabel sebesar
dibandingkan dengan nilai χ2 tabel.
beredar,
kecepatan
Test
Obs*R-squared
sebesar
White
106,40. Dibandingkan dengan nilai
Obs*R-squared
White
Uji Autokorelasi
801
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
Uji
Autokorelasi
digunakan
Serial
Corelation
ada
LMTest
untuk
tidaknya
gejala
untuk mengetahui ada atau tidaknya
mendeteksi
korelasi antara observasi satu dengan
autokorelasi. Hasil Breusch-Godfrey
observasi lain yang berlainan waktu
(BG), seperti terlihat dalam Tabel 10, di
(Widarjono, 2007). Dalam penelitian ini
bawah ini:
digunakan uji Breusch-Godfrey (BG)
Tabel 10.
Hasil Uji Autokorelasi
F-Statistic
2,8440393
Prob F
Obs*R-squared
6,719756
Prob.Chi-Square
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews6
Pada regresi pengaruh variabel
dapat
disimpulkan
0,1250
0,0347
bahwa
model
jumlah uang beredar, kecepatan uang
regresi persamaan tersebut bebas dari
beredar, defisit anggaran, dan nilai
gejala autokorelasi.
tukar terhadap inflasi di Indonesia
tahun 2000-2014, dengan nilai degree
of freedom (df) sebesar 90 – 6 = 84 dan
menggunakan α = 5% maka diperoleh
nilai
χ2
tabel
sebesar
106,40.
Dibandingkan dengan nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) Test
hasil regresi yaitu sebesar 6,719756,
maka nilai Obs*Rsquared BreuschGodfrey
(BG)
Test
lebih
kecil
dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga
802
Uji Normalitas
Uji normalitas bisa diuji dengan
dua metode, yaitu uji Jarque-Bera dan
uji Histrogram Residual. Digunakan
untuk mengetahui apakah bentuk dari
probability distribution function (PDF)
dari
variabel
random
berbentuk
distribusi normal atau tidak, seperti
terlihat dalam Tabel 11 berikut ini:
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
4
Series: Residuals
Sample 2000 2014
Observations 15
3
2
1
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
-1.47e-14
-0.055927
3.027928
-3.416596
2.148225
-0.234353
1.794227
Jarque-Bera
Probability
1.045983
0.592745
0
-4
-3
-2
0
-1
1
2
3
4
Sumber : Pengolahan Data Eviews6
Gambar 11
Uji Histogram dan Uji Jarque-Bera
Dilihat dari gambar diatas maka
hasilnya
signifikan
yaitu
sebesar
nilai Jarque-Bera 1,045983 didasarkan
0,1027. Dari hasil estimasi menujukan
pada distribusi Chi Squares dengan
bahwa
derajat kebebasan (df) = 90 – 6 = 84
berpengaruh positif terhadap inflasi.
dan α = 5%
dengan nilai χ2 tabel
Hal ini sejalan dengan beberapa hasil
sebesar 106,40, artinya nilai Jarque-
penelitian terdahulu yang menyatakan
Bera lebih kecil dari nilai Chi Squares
bahwa
maka
berpengaruh positif terhadap inflasi di
persamaan
ini
berdistribusi
jumlah
jumlah
uang
uang
beredar
beredar
Indonesia.
normal.
Pembahasan
Penelitian ini sejalan dengan
Pengaruh Jumlah Uang Beredar
terhadap Inflasi di Indonesia
penelitian dari Yunan Ardhiansyah
(2003) yang berjudul “Analisis Tingkat
regresi
Inflasi dan Peranan Bank Indonesia
95%
dalam Mengendalikannya”. Penelitian
diketahui bahwa jumlah uang beredar
ini menelaah bagaimana peranan BI
secara parsial memberikan pengaruh
dalam
positif dan tidak signifikan terhadap
Penelitian ini menggunakan data runtut
Inflasi di Indonesia. Sedangkan jika
waktu bulanan dari tahun 1996 sampai
menggunakan tingkat keyakinan 90%
2003. Adapun variabel yang digunakan
Berdasarkan
dengan
tingkat
hasil
keyakinan
mengendalikan
laju
inflasi.
803
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
dalam penelitian tersebut antara lain
dengan
inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1
kegiatan ekonomi yang berlebihan
bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit
maka
likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU
dikurangi dengan menjual surat-surat
no 23 tahun 1999) tentang BI. Pada
berharga.
penelitian ini pengaruh variabel money
Pengaruh Kecepatan Uang Beredar
uang
supply
(JUB)
yang
mengurangi
beredar
Berdasarkan
dari hasil estimasi menunjukkan bahwa
money
untuk
harus
terhadap Inflasi di Indonesia
supply (JUB) terhadap variabel inflasi
variabel
tujuan
dengan
tingkat
regresi
keyakinan
95%
kecepatan
uang
berpengaruh positif. Artinya jika money
diketahui
supply (JUB) berubah satu satuan,
beredar di Indonesia berpengaruh
maka variabel inflasi akan meningkat
negatif dan tidak signifikan terhadap
sebesar 7,03%.
inflasi di Indonesia. Hasil ini tidak
Ini berarti terdapat korelasi
positif antara pertumbuhan uang (JUB)
dan
inflasi,
yang
dapat
bahwa
hasil
sejalan dengan hipotesis yang dibuat
oleh peneliti.
Perputaran
dijadikan
uang
mengacu
bahwa
pada seberapa cepat uang berpindah
tinggi
dari pemegang satu ke pemegang
mengarah pada inflasi yang tinggi
berikutnya. Hal ini dapat merujuk pada
sehingga pertumbuhan dalam money
kecepatan pendapatan uang, yang
supply menentukan tingkat inflasi.
merupakan frekuensi di mana unit rata-
prediksi
teori
pertumbuhan
kuantitas
uang
yang
Pada teori kuantitas uang, yang
rata mata uang yang digunakan untuk
Fisher
membeli barang dan jasa yang baru
mengatakan bahwa “Pada hakikatnya
dalam negeri yang diproduksi dalam
bahwa perubahan dalam jumlah uang
jangka waktu tertentu. Jika perputaran
beredar akan menimbulkan perubahan
uang meningkat, maka transaksi yang
yang sama yang sama cepatnya ke
terjadi antara individu lebih sering,
atas harga-harga”.
yang
dikembangkan
oleh
Irving
Di Indonesia pada tahun 2000-
mengakibatkan
Sejauh
menaikan inflasi. Hal ini tentu harus
menemukan
disikapi
mengurangi
jumlah
pun
meningkat.
2014 jumlah uang beredar cenderung
dengan
inflasi
ini
penulis
penelitian
belum
terdahulu
cermat
dengan
mengenai kecepatan uang beredar.
uang
beredar
Tetapi berdasarkan teori kuntitas uang
dengan menentukan suku bunga SBI,
ketika
melakukan
804
meningkat, kecepatan uang beredar
politik
pasar
terbuka
jumlah
uang
beredar
(M)
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
Berdasarkan
(V) meningkat, maka tingkat harga (P)
hasil
regresi
akan meningkat. Dari dasar itulah
diketahui bahwa BI rate di Indonesia
ketika
berpengaruh positif
kecepatan
uang
meningkat
dan
signifikan
maka akan mempengaruhi tingkat
terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini
inflasi.
tidak sesuai dengan hipotesis tetapi
Tetapi
perhitungan
dengan
yang
diperoleh
negatif dan tidak signifikan.
hasil
sama dengan beberapa penelitian
yakni
terdahulu. Dengan taraf nyata 5%,
Dapat
kenaikan koefisien BI rate sebesar 1
diartikan bahwa dari tahun 2000-2014
persen
kecepatan
tidak
sebesar 2,563597 persen. Perubahan
karena
berupa peningkatan level BI rate
uang
mempengaruhi
beredar
inflasi
akan
meningkatkan
perpindahan uang beredar banyak
bertujuan
berpengaruh
besar
aktifitas ekonomi yang mampu memicu
dengan tingkat jumlah uang beredar
inflasi. Pada saat level BI rate naik
yang tinggi. Sedangkan di kota kecil
maka suku bunga kredit dan deposito
atau di daerah tingkat kecepatan uang
pun akan mengalami kenaikan. Ketika
beredar terbatas. Dapat dilihat dari
suku bunga deposito naik, masyarakat
seberapa
masyarakatnya
akan cenderung menyimpan uangnya
melakukan transaksi. Jika di kota besar
di bank dan jumlah uang yang beredar
perputaran uang terjadi setiap waktu,
berkurang. Pada suku bunga kredit,
baik itu pagi, siang ataupun malam.
kenaikan
Tetapi jika di daerah, perekonomian
merangsang para pelaku usaha untuk
biasanya terbatas hanya dari pagi
mengurangi investasinya karena biaya
sampai siang. Contohnya saja di
modal semakin tinggi.
di
kota-kota
sering
ke
tangan
tidak
sebesar
mengurangi
suku
laju
bunga
akan
Penelitian ini sejalan dengan
Tasikmalaya, perpindahan uang dari
tangan
untuk
inflasi
penelitian
terdahulu
oleh
Yunan
perpindahan uang seperti di Bandung,
Ardhiansyah (2003) yang berjudul
yang pada malampun masih ramai.
“Analisis Tingkat Inflasi dan Peranan
Jadi kecepatan uang beredar jika
Bank
dihitung secara nasional tidak banyak
Mengendalikannya”.
mempengaruhi inflasi.
menelaah
Pengaruh BI rate terhadap Inflasi di
dalam
Indonesia
Penelitian ini menggunakan data runtut
Indonesia
dalam
Penelitian
bagaimana
mengendalikan
peranan
laju
ini
BI
inflasi.
805
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
waktu bulanan dari tahun 1996 sampai
Indonesia berpengaruh negatif dan
2003. Adapun variabel yang digunakan
tidak signifikan terhadap inflasi di
dalam penelitian tersebut antara lain
Indonesia.
inflasi (Y), tingkat suku bunga SBI 1
dengan hipotesis yang dibuat oleh
bulan (SBI), Money Supply (M2), kredit
peneliti.
likuiditas BI (KLBI), dan Dummy (UU
moneter,
no
menyebabkan inflasi, tetapi hanya
23
tahun
1999)
tentang
BI.
Hasil
ini
Menurut
sesuai
pandangan
ahli
anggaran
bisa
defisit
Berdasarkan analisis hasil empiris
sampai
diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh
anggaran
variabel tingkat suku bunga terhadap
(Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam
variabel inflasi dari hasil estimasi
model ahli moneter (dan neo-klasik),
menunjukkan bahwa variabel suku
perubahan
bunga Bank Indonesia (suku bunga
tergantung
SBI) berpengaruh positif. Artinya jika
penawaran uang. Umumnya, defisit
tingkat suku bunga Bank Indonesia
anggaran tidak menyebabkan tekanan
berubah satu satuan, maka variabel
yang
inflasi
mempengaruhi tingkat harga melalui
akan
meningkat
sebesar
tingkat
tidak
di
mana
tersebut
tingkat
ditalangi
inflasi
pada
bersifat
defisit
sangat
perubahan
inflasi,
tetapi
dampaknya pada agregat uang dan
1,004%.
Variabel tingkat suku bunga
berpengaruh positif
dan
signifikan
ekspektasi publik, yang pada gilirannya
memicu pergerakan harga. Hubungan
terhadap Inflasi. Artinya Tingkat suku
sebab-akibat
bunga
meningkat
didasarkan pada teori uang terkenal
mengakibatkan Inflasi meningkat, hal
Milton Friedman, yang menyatakan
ini tidak sesuai dengan teori yang
bahwa inflasi kapan saja dan di mana
menyatakan bahwa ketika BI rate naik
saja
maka inflasi menurun. Tetapi pada
moneter.
saat inflasi naik maka BI rate akan ikut
berpengaruh negatif terhadap inflasi
naik
karena pengeluaran pemerintah yang
yang
karena
semakin
BI
rate
merupakan
selalu
penawaran
merupakan
Defisit
fenomena
anggaran
instrument kebijakan pemerintah yang
memicu
mengikuti respon inflasi.
diimbangi dengan kebijakan fiskal yang
Pengaruh
Defisit
Anggaran
dengan
tingkat
hasil
keyakinan
inflasi
sudah
tepat.
Penelitian ini sejalan dengan
terhadap Inflasi di Indonesia
Berdasarkan
terjadinya
uang
regresi
95%
diketahui bahwa defisit anggaran di
806
penelitian
terdahulu
oleh
Yusni
Maulida, Mardiana dan Anthoni Mayes
(2010),
yang
berjudul
“Pengaruh
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
Defisit
Jumlah
Uang
diketahui bahwa nilai tukar di Indonesia
Independensi
Bank
berpengaruh positif dan tidak signifikan
Anggaran,
Beredar
dan
Indonesia Terhadap Inflasi”. Penelitian
terhadap
inflasi
tersebut menggunakan data runtut
Sedangkan jika menggunakan tingkat
waktu dari tahun 1990 sampai 2008.
keyakinan 90% hasilnya signifikan
Variabel yang digunakan antara lain
yaitu sebesar 0,002244 persen. Hasil
inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar,
ini sesuai dengan hipotesis yang dibuat
dan dummy variabel. Adapun hasil
oleh peneliti.
Nilai
kesimpulan dari penelitian tersebut,
di
tukar
Indonesia.
terhadap
US$
adalah defisit anggaran (X1), dalam
ditentukan oleh kekuatan penawaran
penelitian ini faktor defisit anggaran
dan permintaan pasar, atau dengan
tidak berpengaruh terhadap inflasi.
kata lain kurs Rupiah ditentukan oleh
Tidak
mekanisme pasar. Jika harga rupiah
adanya
pengaruh
defisit
anggaran ini disebabkan karena pada
terhadap
periode sebelum independensi BI,
permintaan terhadap mata uang dollar
penciptaan uang dilakukan secara hati-
akan meningkat. Hal ini disebabkan
hati dan tidak terus menerus. Hal
karena investor cenderung melepas
tersebut
rupiah dan akan membeli dollar.
dibuktikan
dengan
Beberapa
terdapatnya surplus anggaran pada
tahun-tahun
tertentu.
Setelah
dollar
yang
ada
melemah,
peneliti
pada
bab
maka
terdahulu
2
memiliki
independensi BI, pembiayaan defisit
kesimpulan
bahwa
nilai
tukar
anggaran lebih banyak dibiayai dengan
berpengaruh
positif
pada
inflasi.
pinjaman luar dan dalam negeri.
Adapun Lutfi dan Hidayat (2003)
Dengan cara menggunakan pinjaman
menjelaskan bahwa nilai tukar hanya
dalam dan luar negeri maka defisit
berpengaruh pada jangka pendek saja.
anggaran tidak akan menimbulkan
pengaruh yang sangat besar terhadap
inflasi karena dana yang dipakai
adalah tabungan pemerintah.
Pengaruh
Nilai
Tukar
terhadap
Berdasarkan
Inflasi di Indonesia
Berdasarkan
dengan
tingkat
Pengaruh Jumlah Uang Beredar,
Kecepatan Uang Beredar, BI rate,
Defisit Anggaran, dan Nilai Tukar
secara bersama-sama terhadap
Inflasi di Indonesia
hasil
keyakinan
hasil
regresi
regresi
diketahui bahwa jumlah uang beredar,
95%
kecepatan uang beredar, BI rate,
807
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
defisit anggaran dan nilai tukar secara
berpengaruh secara nyata di kota-kota
simultan memberikan pengaruh yang
besar, sedangkan pada penelitian ini
signifikan (nyata) terhadap Inflasi di
lingkupnya nasional yang hasilnya
Indonesia.
didapatkan
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– sebesar 3,608805
baik
dari
kota
besar
maupun daerah. Hal ini menguatkan
pada taraf nyata 5% adalah 2,32.
teori
Berdasarkan hasil perhitungan, maka
simultan kebijakan fiskal dan kebijakan
dapat disimpulkan bahwa pengaruh
moneter akan berpengaruh secara
variabel
signifikan.
jumlah
uang
beredar,
kecepatan uang beredar, BI rate,
defisit
anggaran,
dan
nilai
tukar
terhadap tingkat inflasi di Indonesia
Periode 2005-2014 secara bersama
sama adalah signifikan.
Sedangkan jika diuji secara
parsial tidak semua variabel hasilnya
signifikan. Karena pada kenyataannya
jumlah uang beredar, kecepatan uang
beredar
dan
nilai
tukar
banyak
Keynes
bahwa
jika
secara
Elastisitas Inflasi terhadap Jumlah
Uang Beredar, Kecepatan Uang
Beredar, BI rate, Defisit Anggaran,
dan Nilai Tukar
Uji ini dilakukan untuk dapat
mengetahui
besarnya
elastisitas
jumlah uang beredar, kecepatan uang
beredar, BI rate, defisit anggaran dan
nilai tukar terhadap Inflasi di Indonesia
periode 2000-2014, seperti terlihat
pada Tbel 12 berikut ini:
Tabel 12.
Tabel Elastisitas
Variabel
Koefisien
Jumlah Uang Beredar
1,379722
Kecepatan Uang Beredar
3,107563
BI rate
5,671799
Defisit Anggaran
0,031961
Nilai Tukar
2,302558
Sumber : Hasil pengolahan Eviews6
KESIMPULAN DAN SARAN
Indonesia
Kesimpulan
Berdasarkan
Keterangan
Elastis
Elastis
Elastis
Elastis
Elastis
tahun
2000-2014.
hasil
penelitian,
Tujuan utama dari penelitian ini
perhitungan dan pembahasan pada
adalah untuk mengetahui pengaruh
bab-bab sebelumnya, penelitian ini
jumlah uang beredar, kecepatan uang
menghasilkan
beredar, BI rate, defisit anggaran dan
berikut:
nilai tukar terhadap tingkat inflasi di
808
kesimpulan
sebagai
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
1. Dengan
menggunakan
tingkat
1. Bagi para peneliti untuk melakukan
kepercayaan 95%, variabel jumlah
penelitian
uang
variabel
beredar
dan
nilai
tukar
lebih
lanjut
tentang
jumlah
uang
beredar,
memiliki pengaruh positif dan tidak
kecepatan uang beredar, BI rate,
signifikan terhadap variabel tingkat
defisit anggaran dan nilai tukar.
inflasi di Indonesia. Di sisi lain BI
Selain itu juga pihak-pihak yang
rate memiliki pengaruh positif dan
hendak
signifikan
lanjutan
(berlawanan
dengan
melakukan
dari
penelitian
masalah
tersebut
hipotesis dan diperkuat dengan
diharapkan memasukan variabel
beberapa
penelitian
terdahulu).
lain
variabel
kecepatan
pengaruh signifikan terhadap inflasi
Sedangkan
uang beredar dan defisit anggaran
yang
diduga
mempunyai
di Indonesia.
memiliki pengaruh negatif dan tidak
2. Untuk mengurangi uang beredar
signifikan terhadap variabel tingkat
dengan menentukan tingkat suku
Inflasi di Indonesia. Tetapi jika
bunga SBI, melalui instrumen politik
menggunakan tingkat kepercayaan
pasar terbuka dan menentukan
90% variabel jumlah uang beredar,
kebijakan oleh otoritas moneter.
BI rate, dan nilai tukar memiliki
Bank Sentral atau Bank Indonesia
pengaruh positif dan signifikan.
harus
2. Variabel jumlah uang beredar,
lebih mengontrol volume
uang yang beredar sesuai dengan
kecepatan uang beredar, BI rate,
kebutuhannya
defisit anggaran, dan nilai tukar
karena naik turunnya jumlah uang
secara
yang beredar merupakan sumber
bersama-sama
di
masyarakat,
signifikan
utama inflasi untuk negara sedang
(nyata) terhadap tingkat inflasi di
berkembang seperti halnya negara
Indonesia Periode 2000-2014.
Indonesia.
berpengaruh
secara
3. Untuk hasil penelitian terhadap BI
Saran
hasil
rate dengan terdapatnya pengaruh
pembahasan dan kesimpulan yang
positif dan signifikan antara BI rate
telah dipaparkan, maka penulis dapat
terhadap
memberikan
bagi
dengan meningkatnnya BI rate akan
berbagai pihak terkait. Adapun saran
mengakibatkan peningkatan tingkat
yang dapat penulis sampaikan sebagai
Inflasi
berikut :
hipotesis dan diperkuat dengan
Berdasarkan
beberapa saran
inflasi
di
(berlawanan
Indonesia,
dengan
beberapa penelitian terdahulu). Itu
810
PENGARUH PENDAPATAN PERMANEN DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP
KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 2008-2013
Jumri, Encang Kadarisman, Ridwan Patria Islami
bisa dikatakan kasus baru karena
pada teorinya jika BI rate naik maka
tingkat
inflasi
dikarenakan
akan
jumlah
menurun
uang
DAFTAR PUSTAKA
Ardihansyah, Yunan : Analisis Tingkat
yang
Inflasi dan Peranan BI
beredar berkurang di masyarakat.
Jadi
pemerintah
mengandalkan
BI
jangan
rate
dalam
hanya
Mengendalikannya.
sebagai
tidak
instrument penurun inflasi.
4. Pengaruh defisit anggaran yang
negatif dan tidak signifikan terhadap
inflasi di Indonesia. Yang terjadi
pada periode 2000-2014 defisit
anggaran
menurunkan
tingkat
inflasi. Hal ini disebabkan oleh
permintaan pada suatu barang atau
komoditi
yang
tinggi
yang
mengakibatkan inflasi meningkat,
dan cara untuk bisa mengendalikan
inflasi adalah dengan melakukan
produksi yang lebih banyak sesuai
dengan
permintaan.
Produksi
tambahan tersebut dihasilkan dari
belanja modal. Jadi pada saat yang
bersamaan
defisit
anggaran
mengalami kenaikan dan inflasi
mengalami penurunan.
5. Berdasarkan penelitian ini maka
untuk menjaga kestabilan harga di
dalam negeri maka otoritas moneter
melalui kebijakannya diharapkan
dapat menjaga kestabilan rupiah
terhadap dollar dalam batas wajar
dan aman.
dipublikasikan.
Yogyakarta. FE UII.
Ascarya.
2002.
Instrumeninstrumen Kebijakan
Moneter. PPSK Bank
Indonesia : Jakarta.
Badan Pusat Statistik. Statistik
Indonesia.
Jakarta.
Beberapa Edisi.
Bank Indonesia. Laporan Tahunan
BI. Jakarta. Beberapa
Edisi.
Boediono. 1985. Ekonomi Moneter
edisi 3. BPFE :
Yogyakarta.
Ferdian, Rully. 2001. Independensi
BI
dalam
Mengendalikan
Inflasi.
tidak
dipublikasikan.
Yogyakarta. FE UII.
Gujarati,
Damodar.
1997.
Ekonometrika Dasar.
Alih Bahasa Sumarno
Zain.
Erlangga.
Jakarta.
Iswardono. 1990. Uang dan Bank,
edisi 4. BPFE :
Yogyakarta.
Kuncoro,
Mudrajad.
Dinamika
Inflasi dan Kebijakan
Energi
Nasional.
artikel dari http :
//www.anggaran.depk
eu.go.id
811
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 1, Januari – Juni 2014
Laporan
Keuangan Pemerintah
Pusat.
Jakarta.
Beberapa Edisi.
Nopirin.
1992.
Ekonomi
Internasional, edisi 3.
BPFE : Yogyakarta.
---------. 1987. Ekonomi Moneter,
edisi.
BPFE
:
Yogyakarta.
Nota Keuangan dan Rancangan
Anggaran
Pendapatan Belanja
Nasional Perubahan.
Jakarta.
Beberapa
Edisi.
Salvatore.
1998.
Ekonomi
Internasional.
Erlangga : Jakarta.
Samuelson, Paul dan William
Nordhaus.
1994.
Makro Ekonomi, edisi
14. Alih Bahasa Drs
Haris
Munandar.
Erlangga, Jakarta.
Sasana, Hadi. 2004. Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Inflasi
di
Indonesia
dan
Filipina. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, vol 11,
no 2, 207-220.
Sinungan, Muchdarsyah. 1987.
Uang dan Bank. PT
Bina Aksara : Jakarta.
Soehandjono. 2002. Studi Hukum
Bantuan
Likuiditas
Bank Indonesia. Bank
Indonesia : Jakarta.
---------------, 2002. Bank Indonesia
Dalam Kasus BLBI.
Bank Indonesia :
Jakarta.
Sriyana, Jaka. 2001. Dampak
Ekspansi
Fiskal
Terhadap Inflasi :
Studi Empiris Dengan
Pendekatan
ECM.
812
JEP. vol 6, no 2, 203212.
Sugiono, FX. 2005. Instrumen
Pengendalian
Moneter
Operasi
Pasar Terbuka. PPSK
Bank Indonesia :
Jakarta
Sukirno, Sadono. 2004. Makro
Ekonomi
Teori
Pengantar, edisi 3. PT
Raja
Grafindo
Persada : Jakarta.
Todaro,
Michael
P.
2004.
Pembangunan
Ekonomi Di Dunia
Ketiga. Erlangga :
Jakarta.
Warjiyo,
Perry.
2004.
Bank
Indonesia : Sebuah
Pengantar.
Pusat
Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan
:
Jakarta.
Widarjono,
Agus.
2007.
Ekonometrika Teori
dan Aplikasi, edisi 2.
Ekonisia
:
Yogyakarta.
Wijaya,
Faried.
1989.
Ekonomikamakro,
edisi 3. BPFE :
Yogyakarta.
Yuwono, Prapto, dkk. 2000.
Kausalitas
Uang
Beredar dan Inflasi.
Dian Ekonomi, vol VI,
no 2, 319-321
Mulyani, Sri. 2007. Laju Inflasi
Lampaui Ekspektasi.
Jawa
Pos
:
Yogyakarta
Download