1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tumor muncul ditandai oleh perubahan yang sangat mendasar di dalam sel biologi, khususnya nukleus, dan sifat tumor ditransmisikan dari sel ke sel melalui generasi-generasi lanjutannya secara tak terbatas. Sel tumor memiliki pertumbuhan mandiri yang lebih cepat daripada yang dimiliki oleh sel inang. Sel tumor dapat dikenal dari perubahan-perubahan dalam struktur, metabolisme, sifat, pola pertumbuhan, dan juga dari perubahan dalam fungsi atau dalam hubungan imunologik dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Tumor merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat tumor dalam rentang waktu 2005 dan 2015. Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan bahwa prevalensi penyakit tumor di Indonesia adalah 4,3 Tumor Paru-paru dalam arti luas adalah semua penyakit ganas yang terjadi di paru-paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru-paru sendiri (primer) atau penyebaran (metastasis) tumor dari organ lain. Definisi khusus untuk tumor paru-paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari jaringan sel (epitel) saluran napas (bronkus). Tumor paru-paru termasuk tumor penyebab kematian tertinggi. Hampir 90% pengidap tumor paru-paru tidak bisa diselamatkan apabila sudah akut, karena tumor akan mudah menyebar ke jaringan tubuh sekelilingnya seperti hati, tulang belakang, dan otak melalui pembuluh darah. Tumor paru-paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok. Lebih dari 80% tumor paru-paru berhubungan dengan perokok. Ada beberapa pilihan untuk pengobatan tumor paru-paru pada masing-masing tingkatan yang dapat ditawarkan apabila telah didiagnosis pasti, yaitu jenis histologis dan staging penyakit yang dapat ditentukan yaitu dengan: bedah, radiotherapy, chemotherapy, targeted therapy, dan terapi lain (Elisna Syahruddin, 2006). Perlakuan virotherapy yang diberikan ke pasien merupakan bentuk pengobatan tumor dengan menggunakan metode bioteknologi. Pada teknologi ini, 2 virus dibentuk (dikonversi) untuk menyerang sel tumor, sedangkan sel-sel sehat relatif masih utuh dan dalam kondisi yang baik. Virus yang digunakan dalam virotherapy ini adalah virus campak. Pada saat ini, virus digunakan sebagai pengobatan terhadap berbagai penyakit tumor. Pada teknologi pengobatan ini, virus diperlakukan sebagai vektor khusus untuk dapat menargetkan sel dan DNA tertentu. Infeksi oleh virus campak dimulai ketika protein hemaglutinin (H) virus berinteraksi dengan receptor (CD46) pada sel target. Interaksi ini memicu perubahan pada protein fusion (F) virus yang mengarah ke perpaduan dari virus dan plasma membran sel untuk masuk ke dalam sel. Apabila protein H dan F dari virus meningkat, maka ini sel tumor yang terinfeksi juga akan meningkat (Dingli,2006a). Selama beberapa tahun terakhir ini, virus (baik berbasis DNA dan RNA) dikembangkan terus sebagai terapi pengobatan tumor, atau biasa dikenalkan sebagai potensi pengobatan tumor. Gambar 1. Pertumbuhan tumor dalam waktu 3, 6, 9, 12 hari Oleh karena, pertumbuhan tumor sangat cepat dibandingkan dengan sel normal yang sehat, maka virus diperlukan untuk dapat mengendalikan pertumbuhan tumor, atau bahkan diharapkan dapat membunuhnya. Keberhasilan virotherapy pada tumor paru-paru tergantung pada infeksi sel tumor yang menjadi tempat untuk amplifikasi virus tersebut. Setelah virus dilepaskan dari sel-sel yang terinfeksi oleh tumor, maka muncul partikel baru yang dapat menulari sel tumor. Dengan demikian, penyebaran virus melalui tumor merupakan satu kesatuan rangkaian. Interaksi antara tumor dengan populasi virus yang kompleks dan dinamik dapat dipahami dengan menggunakan pemodelan matematika. 3 PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah membangun model dan persamaan matematika yang dapat menjelaskan fenomena virotherapy pada tumor 2. Menganalisa model yang digunakan pada sistem dinamika virotherapy pada tumor tersebut dan apakah hasil simulasi model itu memberikan hasil prediksi yang sesuai kenyataan (experiment) 3. Bagaimana bentuk persamaan matematika yang lebih umum yang dapat menjelaskan fenomena virotherapy pada tumor yang secara kualitatif mempunyai kemiripan dengan kenyataan. 4. Jika telah dibangun persamaan matematika umum untuk suatu virotherapy pada tumor, bagaimana bentuk persamaan matematika yang dapat menjelaskan interaksi antara virus dengan tumor. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Kondisi populasi awal tumor yang tidak terinfeksi. 2. Kondisi populasi tumor yang terinfeksi. 3. Berapa dosis virus yang diberikan pada pasien untuk mencapai penyembuhan? 4. Berapa dosis virus yang optimal untuk dapat membunuh tumor, tanpa membunuh sel yang sehat? 5. Apakah penjadwalan pemberian dosis memainkan peran penting pada hasil terapi? MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini menjadi acuan dasar tentang mekanisme kerja virotherapy pada tumor paru-paru, mulai dari keadaan kondisi populasi sel tumor sebelum diberi perlakuan virotherapy sampai diberi perlakuan virotherapy yang dapat