BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Produksi merupakan proses pengadaaan barang atau jasa dalam suatu
badan usaha dan perusahaan. Proses produksi tersebut merupakan bagian
terpenting dalam suatu perusahaan, karena apabila proses tersebut terhenti
perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam kegiatan produksi karyawan
mempunyai pengaruh besar, karena karyawanlah yang melaksanakan proses
produksi dalam perusahaan. Karyawan suatu perusahaan akan dapat bekerja
dengan baik dalam menghasilkan suatu barang apabila mereka mempunyai minat
dan semangat terhadap pekerjaan tersebut. Karyawan yang memiliki semangat
kerja yang tinggi akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Karyawan yang
menyenangi pekerjaannya akan memiliki loyalitas dan semangat yang tinggi
dalam bekerja. Mereka akan memberikan banyak perhatian, keterampilan dan
disiplin dalam pekerjaannya. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan
motivator kepada karyawan berupa pemenuhan kebutuhan karyawan sebagai
dorongan dalam melaksanakan tugas dengan baik. Dorongan itulah yang disebut
motivasi.
Motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran.
Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan
Universitas Sumatera Utara
performansi pekerja. 1 Dengan adanya motivasi dapat merangsang karyawan untuk
lebih menggerakan tenaga dan pikiran dalam merealisasikan tujuan perusahaan.
Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan dan
kelancaran terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Produktivitas kerja akan terwujud jika para karyawan mempunyai
kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang
menjadi
tanggungjawabnya masing-masing. Oleh karena itu pimpinan harus dapat
memberikan suatu dorongan atau motivasi pada para karyawan. Tujuan utama
produktivitas kerja karyawan adalah agar karyawan baik ditingkat bawah maupun
di tingkat puncak mampu menjadi karyawan yang efisien, efektif, produktif dan
berwibawa serta inovatif dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Berbicara tentang motivasi, maka tidak akan lepas dari peran seorang
pemimpin dalam perusahaan. Masalah motivasi yang dihadapi seorang pimpinan
organisasi ialah bagaimana memberikan tingkat kepuasan yang memadai kepada
setiap anggota organisasi yang berada dibawah pimpinannya 2. Pimpinan harus
mengerti kebutuhan dan keinginan karyawan karena setiap karyawan mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Pimpinan harus mencari cara yang
paling terbaik yang harus ditempuh agar dapat menggerakan dan meningkatkan
produktivitas kerja karyawanya agar secara sadar dan bertanggungjawab
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
1
Ranupandojo dan Husnan, Manajemen Personalia. BPFE, Yogyakarta, 1990, hal 197.
Prof. DR. Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi, Edisi Revisi, Balai Aksara, Jakarta, 1989,
hal 46
2
Universitas Sumatera Utara
Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau memiliki karyawan di bidang
marketing sebanyak 40 orang. Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau baru
diresmikan pada tanggal 11 Juni 2013, namun penjualan mobil telah dimulai dari
bulan Februari 2013. Pada awal pembukaan, perusahaan menargetkan penjualan
sebanyak 100 unit mobil setiap bulannya, maka diharapkam pada setiap sales
untuk dapat menjual 2-3 unit mobil setiap bulan. Oleh karena itu perusahaan
tersebut sangat memerlukan produktivitas karyawan yang tinggi dengan
memberikan motivasi agar terlaksananya tugas-tugas dan kewajiban sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan secara efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1
Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau
Tahun 2013
Bulan
Target (unit) Hasil (unit) % Ketercapaian
Februari
100
48
48%
Maret
100
56
56%
April
100
44
44%
Mei
100
60
60%
Juni
100
43
43%
Juli
100
72
72%
Agustus
100
45
45%
September
100
65
65%
Oktober
100
62
62%
November
100
80
80%
Desember
100
56
56%
Rata-rata
100
57
57%
Sumber: Data Penjualan 2013
Tabel 2
Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau
Tahun 2014
Bulan
Target (unit) Hasil (unit) % Ketercapaian
Januari
100
63
63%
Februari
100
53
53%
Rata-rata
100
58
58%
Sumber: Data Penjualan 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa produktivitas kerja karyawan
pada Daihatsu Sales Operation dalam penjualan mobil belum pernah mencapai
target yang diharapkan perusahaan. Namun penjualan mengalami peningkatan
yang signifikan pada bulan November 2013 sebanyak 80% dari target penjualan.
Hasil pra penelitian penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa pada
Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau memiliki pemimpin yang berbeda
disetiap bagian. Setiap paginya masing-masing pimpinan memberikan motivasi
pada karyawan yang bekerja pada bidangnya dalam usaha pencapaian target
perusahaan. Selain itu perusahaan juga mengadakan liburan keluar kota setiap 3
bulan sekali kepada seluruh karyawannya. Pemberian motivasi oleh pemimpin
yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja sehingga produktivitas kerja
karyawanpun dapat meningkat setiap harinya.
Hal inilah mendorong penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh
motivasi yang diberikan pimpinan kepada karyawan untuk meningkatkan
produktivitas lerja karyawan dalam memenuhi target penjualan yang diharapkan
perusahaan Daihatsu Sales Cabang Krakatau yang baru dibuka 1 tahun.
Untuk itu penulis mengambil judul penelitian “Pengaruh Tingkat
Motivasi Terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu
Sales Operation Cabang Krakatau”
Universitas Sumatera Utara
I.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini
merumuskan masalah sebagai berikut :“Apakah ada Pengaruh Tingkat
Motivasi Terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu
Sales Operation Cabang Krakatau?”
I.3
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat motivasi di Daihatsu Sales Operation Cabang
Krakatau.
2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales
Operation Cabang Krakatau.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat motivasi terhadap tingkat
produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales Operation Cabang
Krakatau.
I.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak diambil dari penelitian ini adalah :
1.
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah kepustakaan serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka
yang menindaklanjuti penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian
yang berbeda dan dengan informan yang lebih baik.
2.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi
terhadap pemecahan permasalahan yang berkaitan.
Universitas Sumatera Utara
3.
Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan dalam menentukan
kebijaksanaan dalam pemberian motivasi kepada karyawan secara tepat
guna mencapai produktivitas kerja perusahaan.
I.5
I.5.1
Kerangka Teori
Produktivitas Kerja
I.5.1.1
Pengertian Produktivitas Kerja
Definisi produksi dengan produktivitas mempunyai arti yang berbeda.
Istilah “produksi” lebih mengarah pada pertambahan jumlah hasil kerja yang
dicapai yang biasanya berupa barang. Sedangkan “produktivitas” mengandung
pengertian adanya perbaikan cara-cara pencapaian produksi dengan peningkatan
kinerja sumber daya manusia. Hubungan antara produksi dan produktivitas adalah
memerlukan individu sebagai unsur pelaksana.
Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari
setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya 3.
Kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan kehidupan hari esok
tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini. Hal ini sejalan dengan pendapat
Payaman yang mengatakan Produktivitas kerja pegawai mengandung pengertian
adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang atau jasa yang
dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok
harus lebih baik dari hari ini. 4
3
Mauled Mulyono, Penerapan Produktivitas dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hal 3
Simanjuntak, Payaman, Produktivitas kerja pengertian dan ruang lingkupnya, Prisma, Jakarta,
1998, hal 26
4
Universitas Sumatera Utara
Malayu Hasibuan mengatakan Produktivitas adalah perbandingan antara
output (hasil) dengan input (masukan) 5. Jika produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem
kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.
Kemudian Sondang P Siagian mengatakan Produktivitas kerja adalah
kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana
yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang
maksimal 6. Kemampuan yang dimaksud dalam definisi tersebut tidak hanya
berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan
pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
terhadap prokuktivitas dapat di ukur dengan melalui pelaksanaan kerja yang
relatif baik, sikap kerja, disiplin kerja dan tingkat keahlian yang dimiliki. Untuk
mengukur tingkat produktivitas karyawan dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas
dari karyawan itu sendiri dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia
untuk meningkatkan mutu hasil kerja yang lebih baik setiap harinya.
5
Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Organisasi & Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi
Aksara, Jakarta, 1996, Hal 126
6
Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan V), Bumi Aksara, Jakarta,
1996, hal 15
Universitas Sumatera Utara
I.5.1.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Dalam upaya meningkatkan produktivitas perlu diketahui bahwa adanya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tersebut yaitu: 7
a. Perbaikan terus-menerus
Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terusmenerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam
mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu
etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir.
Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat
bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terusmenerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal.
b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja
Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan
dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut
segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu
menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua
satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas
penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat
penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena
keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi
karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan
proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.
7
Sondang P Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal 10
Universitas Sumatera Utara
c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam
organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia
merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang
teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam
memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu :
1. Mengakui harkat dan martabat manusia
2. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada
manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk
melanggar hak-hak tersebut
3. Penerapan gaya manajemen ysng partisipasif melalui proses
demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi
4. Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal,
yaitu: penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem
imbalan
yang
efektif,
kondisi
fisik
tempat
kerja
yang
menyenangkan, dan sistem umpan balik.
d.
Filsafat Organisasi
Sesungguhnya titik tolak perumusan etos kerja bersifat fisafat yang
pada mulanya mungkin dirumuskan oleh para pendiri (founding
fathers) organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuknya yang
dewasa ini dikenal makin meluas dikalangan bisnis ialah TQM (Total
Quality Management), suatu kredo manajemen yang menekankan
pentingnya pendekatan menyeluruh atau holistik dalam mengelola
Universitas Sumatera Utara
suatu organisasi. Ada beberapa hal yang menonjol dalam filsafat
manajemen tersebut, yakni :
1. Fokus perhatian pada kepuasan pelanggan
2. Pemupukan loyalitas
3. Perhatian pada budaya organisasi
4. Pentingnya ketentuan formal dan prosedur.
Simanjuntak mengatakan faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja yaitu ada 6 faktor sebagai berikut 8:
1. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan Latihan membentuk dan menambah pengetahuan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan trampil / cepat dan tepat
2. Gizi dan Kesehatan
Gizi dan kesehatan yang baik meningkatkan kesehatan dan kesegaran
fisik dan mental seseoran dalam melakukan sesuatu pekerjaan,
semakin baik gizi dan kesehatan maka semakin tingi pula tingkat
produktivitasnya.
3. Penghasilan dan jaminan sosial
Penghadiahan dan jaminan sosial dalam arti imbalan dan penghargaan
dapat menjadi pendorong untuk lebih kuat bekerja atau lebih produktif.
Karena hal ini ada kaitannya dengn pemenuhan langsung dengan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang akhirnya
akan meningkatkan produktifitas kerjanya.
8
Simanjuntak, Payaman, Op.Cit, hal 27
Universitas Sumatera Utara
4. Kesempatan Kerja
Tingkat produktivitas seorang pegawai sangat tergantunga pada
kesempatan kerja karyawan yang terbuka padanya. Kesempatan yang
sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang diperoleh
akan sangat berpengaruh dalam mengembangkan diri.
5. Manajemen
Pada
hakekatnya
prinsip
manajemen
adalah
efesiensi
dan
produktivitas. Pencapaian tujuan dari manajemen tersebut dengan
mnggunakan
fungsi-fungsi
manajemen
seperti
perencanaan,
pengorganisasian, motivasi dan pengawasan.
6. Kebijakan Pemerintahan
Usaha untuk meningkatkan produktivitas sangat sensitif terhadap
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama di bidang
produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga
dan lain-lain. Kebijakan pemerintah tentang hal tersebut sangat
mempengaruhi terhadap produktivitas kinerja pegawai.
Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu : 9
a.
Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti
ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya
tenaga kerja.
9
J. Ravianto, Pengukuran Produktivitas, Kanisius, Jakarta,1986, hal 21
Universitas Sumatera Utara
b.
Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan
nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar.
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari
dua komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget,
ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas,
peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan
perusahaan.
I.5.2
Motivasi
I.5.2.1
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang berarti “DORONGAN
atau DAYA PENGGERAK”. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja
keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk
Universitas Sumatera Utara
mewujudkan tujuan perusahaan 10. Pada dasarnya perusahaan bukan saja
megharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan karyawan tidak ada
artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan
mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan
mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Secara sederhana, menurut Ishak Arep urgensi motivasi adalah
menciptakan semangat dan gairah kerja 11. Sedangkan menurut Drs. Malayu SP
Hasibuan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan 12.
Disamping itu Stephen P. Robins dalam Malayu Hasibuan mengartikan
motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan individu 13
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan yaitu motivasi
merupakan dorongan atau semangat yang timbul dari diri, tanpa ada paksaan dari
siapapun untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
individu. Telah lama diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai
10
Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 92
Ishak Arep & Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal 12
12
Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 95
13
Ibid.
11
Universitas Sumatera Utara
makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin
memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan
sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan itu. Oleh karena itu pemimpin dalam
memotivasi harus menyadari bahwa orang akan mau bekerja keras dengan
harapan dia akan memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari hasil
pekerjaannya.
I.5.2.2
Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya yang
dapat menjadi seperti apa. Teori Motivasi dapat digolongkan menjadi dua kategori
yaitu teori kepuasan (internal) dan teori proses (eksternal). 14
A. Teori Kepuasan (Internal)
Teori Kepuasan adalah teori yang memfokuskan pada faktor-faktor dalam
diri individu yang menggerakan,
mengarahkan, mendukung dan
menghentikan perilaku. Adapun yang termasuk didalam kategori kepuasan
yaitu:
1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan
extrinsic factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari
kepentingan individu. Dengan kenyataan ini, kemudian A. Maslow
membuat “needshierarchy theory” untuk menjawab tentang tingkatan
14
Ibid, Hal 103
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi
lima hierarki kebutuhan yaitu 15 :
a. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs )
Perwujudan dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok
manusia yaitu sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan
individu. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling
mendasar, karena tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut, seseorang
tidak dapat dikatakan hidup normal. Meningkatnya kemampuan
seseorang cenderung mereka berusaha meningkatkan pemuas
kebutuhan dengan pergeseran dari kuantitatif ke kualitatif.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang amat primer, karena
kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia dilahirkan.
Misalnya dalam hal sandang. Apabila tingkat kemampuan
seseorang masih rendah, kebutuhan akan sandang akan dipuasskan
sekedarnya saja. Jumlahnya terbatas dan mutunya pun belum
mendapat perhatian utama karena kemampuan untuk itu memang
masih terbatas. Akan tetapi bila kemampuan seseorang meningkat,
pemuas akan kebutuhan sandang pun akan ditingkatkan, baik sisi
jumlah maupun mutunya. Demikian pula dengan pangan.
Seseorang yang ekonominya masih rendah, kebutuhan pangan
biasanya masih sangat sederhana. Akan tetapi jika kemampuan
ekonominya meningkat, maka pemuas kebutuhan akan pangan pun
akan
15
meningkat.
Hal
serupa
dengan
kebutuhan
akan
Sondang P Siagian, Op.Cit, hal 149 – 155.
Universitas Sumatera Utara
papan/perumahan.
Kemampuan
ekonomi
seseorang
akan
mendorongnya untuk memikirkan pemuas kebutuhan perumahan
dengan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif sekaligus.
b. Kebutuhan rasa aman ( Safety Needs ).
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya
diartikan dalam arti keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan
psikologis dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan. Karena
pemuas kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan kekaryaan
seseorang, artinya keamanan dalam arti fisik termasuk keamanan
seseorang didaerah tempat tinggal, dalam perjalanan menuju ke
tempat bekerja, dan keamanan di tempat kerja.
c. Kebutuhan Sosial ( Social needs )
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat
memenuhi kebutuhan sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang
lain, sehingga mereka harus berinteraksi dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebutuhan sosial tercermin dalam empat
bentuk perasaan yaitu:
1. Kebutuhan akan perasaaan diterima orang lain dengan siapa ia
bergaul dan berinteraksi dalam organisasi dan demikian ia
memiliki sense of belonging yang tinggi.
2. Harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang
mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Dengan jati dirinya itu, setiap manusia merasa
dirinya penting, artinya ia memiliki sense of importance
Universitas Sumatera Utara
3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak akan gagal sering
disebut sense of accomplishment. Tidak ada orang yang merasa
senang apabila ia menemui kegagalan, sebaliknya, ia senang
apabila ia menemui keberhasilan.
4. Kebutuhan
akan
perasaan
diikutsertakan
(
sense
of
participation ). Kebutuhan ini sangat terasa dalam hal
pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan tugas
sendiri.Sudah barang tentu bentuk dari partisipasi itu dapat
beraneka ragam seperti dikonsultasikan, diminta memberikan
informasi, didorong memberikan saran.
d. Kebutuhan penghargaan ( Esteem Needs )
Semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan statusnya
oleh orang lain. Situasi yang ideal adalah apabila prestise itu
timbul akan menjadikan prestasi seseorang. Akan tetapi tidak
selalu demikian, karena dalam hal ini semakin tinggi kedudukan
seseorang, maka akan semakin banyak hal yang digunakan sebagai
simbol statusnya itu. Dalam kehidupan organisasi banyak fasilitas
yang diperoleh seseorang dari organisasi untuk menunjukkan
kedudukan statusnya dalam organisasi. Pengalaman menunjukkan
bahwa baik dimasyarakat yang masih tradisional maupun
dilingkungan masyarakat yang sudah maju, simbol – simbol status
tersebut tetap mempunyai makna penting dalam kehidupan
berorganisasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Aktualisasi diri (Self Actualization )
Hal ini dapat diartikan bahwa dalam diri seseorang terdapat
kemampuan
yang
perlu
dikembangkan,
sehingga
dapat
memberikan sumbangsih yang besar terhadap kepentingan
organisasi. Melalui kemampuan kerja yang semakin meningkat
akan semakin mampu memuaskan berbagai kebutuhannya dan
pada tingkatan ini orang cenderung untuk selalu mengembangkan
diri serta berbuat yang lebih baik.
2. Teori ERG-Alfeder
Alfeder sependapat dengan Maslow bahwa setiap individu memiliki
kebutuhan yang sama yang tersusun secara hirarki. Akan tetapi
kebutuhan-kebutuhan
menjadi
kebutuhan
akan
eksistensi,
ketergantunan dan perkembangan yang dinamakan teori ERG (Eexistenc/eksisteni, R-Relatedness/keterkaitan, G- Growt/pertumbuhan)
yang meliputi tiga kebutuhan yaitu:
a. Eksistensi: kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan oleh faktorfaktor seperti makanan, air, udara, gaji dan kondisi perjalanan.
b. Keterkaitan: kebutuhan-kebutuhan yand dipuaskan dengan adanya
hubungan sosial dan interpersonal yang berarti
c. Pertumbuhan:
kebutuhan-kebutuhan
yang
dipuaskan
oleh
seseorang indivudi menciptakan kontribusi yang atau produktif.
Universitas Sumatera Utara
3. Teori Dua Faktor-Herzberg
Herzberg adalah seorang ahli psikologi dan seorang konsultan
manajemen pengembangan teori dua faktor kepuasan. Hasil penelitian
herzberg menghasilkan dua kesimpulan yakni:
a. Terdapat satu kelompok eksterinsik yaitu: gaji, keamanan kerja,
kondisi kerja , status, prosedur perusahaan, mutu penyelia, dan
mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan
bawahan. Keberadaan kondisi ini terhadap kepuasan karyawan
tidak selalu memotivasi mereka, tetapi ketidakberadaan kondisi ini
menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu tingkat “tidak ada kepuasan”.
b. Terdapat sekelompok kondisi intrinsik yaitu: pencapaian prestasi,
kemajuan, kemampuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,dan
kemungkinan berkembang. Jika kondisi ini tidak ada bukan berarti
kondisi tidak puas. Tetapi kalau ada membentukmotivasi yang kuat
yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu
kelompok intrinsik ini disebut pemuas atau motivator.
4. Teori Motivasi Berprestasi McClelland
David McClelland mengajukan kebutuhan motivasi yang dipelajari
yang erat kaitannya dengan konsep belajar. Kebutuhan seorang
dipelajari dari kebudyaan suatu masyarakat. Menurut McClelland ada
tiga kebutuhan pokok manusia yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat
dibedakan dengan kebutuhan lainnya, kebutuhan berafiliasi hampir
sama atu dapat dibedakan dengan kebutuhan atau rasa disertakan
cinta, aktivitas yang dikemukakan Maslow. Kebutuhah akan
kekuasaan merupakan dorongan yang muncul dalam diri seseorang
untuk duduk dalam posisi sallinng dominan atau pengatur di dalam
kelompok.
b. Kebutuhan Berafiliasi
Kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang yang sifatnya sisial, seperti keinginan
disenangi, dicintai, kesediaann bekerjasama, iklim bersahabat, dan
salling mendukung dalam organisasi.
c. Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang merangsang dan
memotivasi kerja seseorang serta mengarahkan semua kemampuan
demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik di dalam
organisasi.
B. Teori Proses (Eksternal)
Teori Proses motivasi adalah teori yang menerangkan dan menganalisa
bagaimana
perilaku
diarahkan,
ditingkatkan,
dipertahankan
dan
dihentikan. Sedangkan yang termasuk Teori Proses adalah: 16
16
Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 116
Universitas Sumatera Utara
1. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori Harapan ini dikemukakan oleh Victor H. Room yang
menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari
hubungan timbal-ballik antara apa yang ia inginkann dan dibutuhkan
dari hasil pekerjaan itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar
untuk memperoleh kepuasannya, maka karyawan akan bekerja keras
juga, dan sebaliknya.
2. Teori Keadilan (Equity Theory)
Ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah
maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Teori ini
berasumsi bahwa karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya apabila dia diperlakukan dengan adil dalam
pekerjaannya. Ketidakadilan kepada karyawan akan menimbulkan
bermacam-macam perilaku
yang
menyimpang.
Misalnya
saja
menurunkan prestasi, jarang datang dan malas. Disini karyawan
membandingkan imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan.
Jika mereka telah mendapatkan keadilan dalam bekerja, maka mereka
akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas.
3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perlaku
dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari
prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok tergantung
pada tingkat produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut
Universitas Sumatera Utara
bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang
mengikuti perilaku itu.
I.5.2.3
Faktor-faktor Motivasi
Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu dorongan yang berasal dari dalam
manusia (faktor individual atau internal) dan dorongan yang berasal dari luar
individu (faktor eksternal). Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu adalah: 17
a. Minat
Seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan
kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan
minatnya.
b. Sikap positif
Seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan dengan
rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya.
c. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha
melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa memenuhi
kebutuhannya.
Menurut F. Herzberg ada dua faktor utama di dalam organisasi (faktor
eksternal) yang membuat karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang
17
Simon Devung, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Depdikbud, Jakarta, 1989, hal
108
Universitas Sumatera Utara
dilakukan, dan kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih
baik, kedua faktor tersebut antara lain 18:
a.
Motivator
Motivator adalah prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang
diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya itu
sendiri.
b.
Faktor kesehatan kerja
Faktor kesehatan kerja merupakan kebijakan dan administrasi
perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang
memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.
Dalam teori pengharapan (Victor Vroom), motivasi kerja seseorang sangat
ditentukan tujuan khusus yang akan dicapai orang yang bersangkutan. Harapan
yang ingin dicapai karyawan antara lain: 19
a.
Upah atau gaji yang sesuai
Upah atau gaji merupakan imbalan yang diberikan kepada seseorang
setelah melakukan suatu pekerjaan. Upah umumnya berupa uang atau
materi lainnya. Karyawan yang diberi upah atau gaji sesuai kerja yang
dilakukan atau sesuai harapan, membuat karyawan bekerja secara baik
dan bersungguh-sungguh. Dengan demikian hasil produksi sesuai
target yang ditentukan perusahaan.
b.
Keamanan kerja yang terjamin
Karyawan dalam bekerja membutuhkan konsentrasi dan ketenangan
jiwa dan dapat diwujudkan dalam bentuk keamanan kerja. Jaminan
18
Ibid, hal 106
Wursanto, Ig, Manajemen Kepegawaian 1, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hal 149
19
Universitas Sumatera Utara
keselamatan kerja dan asuransi apabila terjadi kecelakaan membuat
karyawan bekerja dengan sepenuh hati.
c.
Kehormatan dan pengakuan
Kehormatan dan pengakuan terhadap karyawan dapat diberikan
dengan penghargaan atas jasa dan pengabdian karyawan. Kehormatan
dapat berupa bonus atau cinderamata bagi karyawan yang berprestasi.
Sedangkan pengakuan dapat diberikan dengan melakukan promosi
jabatan.
d.
Perlakuan yang adil
Adil bukan berarti diberikan dengan jumlah sama bagi seluruh
karyawan. Perlakuan adil diwujudkan dengan pemberian gaji,
penghargaan, dan promosi jabatan sesuai prestasi karyawan. Bagi
karyawan yang berprestasi dipromosikan jabatan yang lebih tinggi,
sedangkan karyawan yang kurang berprestasi diberi motivasi untuk
lebih berprestasi sehingga suatu saat memperoleh promosi jabatan.
Uraian tersebut merupakan salah satu perlakuan adil sesuai prestasi
karyawan, sehingga karyawan berlomba berprestasi dengan baik.
e.
Pimpinan yang cakap, jujur, dan berwibawa
Pimpinan perusahaan merupakan orang yang menjadi motor
penggerak bagi perjalanan roda perusahaan. Pimpinan yang memiliki
kemampuan memimpin membuat karyawan segan dan hormat.
Pimpinan juga dituntut jujur sehingga pimpinan sebagai contoh yang
baik bagi karyawan yang dipimpin.
Universitas Sumatera Utara
f.
Suasana kerja yang menarik
Hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan atau hubungan
vertical membuat suasana kerja baik. Selain itu hubungan harmonis
diharapkan
juga
tercipta
antar
sesama
karyawan
(hubungan
horizontal). Kedua hubungan baik tersebut menciptakan kondisi kerja
harmonis antara pimpinan dengan karyawan dan antara sesama
karyawan, sehingga suasana kerja tidak membosankan.
g.
Jabatan yang menarik
Jabatan merupakan salah satu kedudukan yang diharapkan karyawan.
Promosi jabatan yang berjenjang secara baik dengan berpedoman pada
prestasi kerja dan masa kerja membuat karyawan menduduki jabatan
dengan jenjang teratur. Penjenjangan menciptakan keadaan kondusif
bagi perusahaan.
I.5.2.4
Metode-metode Motivasi
Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode
langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode motivasi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: 20
a. Metode langsung, merupakan motivasi materiil atau non materiil yang
diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan
kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya
dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam.
b. Metode tidak langsung, merupakan motivasi yang berupa fasilitas
dengan maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan
20
Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, hal 100
Universitas Sumatera Utara
kelancaran tugas. Contohnya adalah dengan pemberian ruangan kerja
yang nyaman, penciptaan suasana dan kondisi kerja yang baik.
Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk merangsang
semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas kerja meningkat.
I.5.2.5
Pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja
Produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu yang
ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang karyawan. Setiap
organisasi pada dasarnya akan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terhadap
sumber daya manusia yang dimilikinya guna mencapai produktivitas kerja
karyawan. Untuk meningkatkan produktivitas perlu digunakan faktor-faktor yaitu
perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan
sumber daya manusia dan filsafat organisasi agar dapat menunjang tercapainya
produktivitas di dalam organisasi tersebut.
Menurut J. Ravianto, Produktivitas dipengaruhi berbagai faktor, baik yang
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti
pendidikan, keterampilan, disiplin kerja, sikap, etika, manajemen, motivasi kerja,
teknologi, sarana, produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi serta
lingkungan kerja yang mendukung 21.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi.
Motivasi didefinisikan sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan
21
J. Ravianto, Op.Cit, hal 20
Universitas Sumatera Utara
ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran 22. Menurut Atkinson (1964),
motivasi perlu memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang menimbulkan dan
mengarahkan aktivitas-aktivitas seseorang 23. Dengan kata lain motivasi
merupakan daya pendorong dan penambah semangat kerja yang menyebabkan
karyawan dapat bekerja lebih giat. Peningkatan motivasi wajib dilakukan ketika
perasaan tidak puas muncul ke permukaan dan menyebabkan semangat karyawan
menurun.
Motivasi yang diberikan pimpinan kepada karyawannya haruslah tepat
karena pemberian motivasi ini akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan,
sehingga motivasi yang diberikan pada karyawan akan mempengaruhi perilaku
mereka dalam bekerja agar lebih baik guna pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Agar manusia dapat bekerja sebaik mungkin, mereka harus mempunyai motivasi
yang cukup untuk mengembangkan potensi mereka secara seratus persen. Untuk
mencapai hal tersebut, maka seorang pemimpin harus memperhatikan 3 hal, yaitu
(1) elemen manusia, (2) kebutuhan karyawan, dan (3) kepentingan kelompok 24.
Seorang karyawan akan termotivasi dan dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya apabila ada imbalan-imbalan yang diberikan dari atasannya. Seorang
karyawan juga akan termotivasi dan meningkatkan produktivitas kerjanya apabila
dalam dirinya terdapat keyakinan bahwa keinginan, kebutuhan, harapan dan
tujuannya dapat tercapai juga. Hal tersebut sejalan dengan Arep & Hendri yang
22
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, PT Indeks Kelompok Gramedia,
2006, hal 213
23
Prof. Dr. J. Winardi, SE, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2001, hal 4
24
Ishak Arep & Hendri Tanjung, Op.Cit, hal 19
Universitas Sumatera Utara
menyatakan manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja,
sehingga produktivitas kerja meningkat 25.
Dengan adanya motivasi diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cepat dan tepat, artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dalam
skala waktu yang sudah ditentukan, serta karyawan akan senang dan bekerja keras
melakukan pekerjaannya. Motivasi bisa berupa gaji, tunjangan, bonus,
penghargaan, dan lain-lain. Seorang karyawan akan termotivasi dan meningkatkan
produktivitas kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam dirinya keinginan,
kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai. Motivasi dapat menimbulkan
kemampuan bekerja serta bekerja sama, maka secara tidak langsung akan
meningkatkan produktivitas. Sedangkan apabila motivasi karyawan lebih tinggi
tetapi tidak didukung lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil
produktivitas kerja tidak baik.
Berdasarkan teori tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa dengan
motivasi kerja berpengaruh pula dengan peningkatan produktivitas kerja
karyawan, sebaliknya dengan motivasi kerja yang menurun juga akan
berpengaruh terhadap penurunan produktivitas kerja.
I.6
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap ruusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. 26 Adapun penulis membuat hipotesa sebagai berikut:
a. Hipotesis Alternatif (Ha)
25
26
Ibid, hal 16
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Negara, Alfabeta, Bandung, 2005, hal 70
Universitas Sumatera Utara
Ada pengaruh yang positif antara motivasi terhadap produktivitas
kerja karyawan.
b. Hipotesis nol (Ho)
Tidak
ada
pengaruh
yang
positif
antara
motivasi
terhadap
produktivitas kerja karyawan.
I.7
Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, dapat menyederhanakan pemikirannya
dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan
satu dengan lainnya 27.
1. Motivasi adalah suatu kedaan dalam pribadi, keinginan seseorang baik
yang berasal dari dalam ataupun dari luar yang berguna untuk
mendorong, menunjang seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan
demi tercapainya tujuan tertentu.
2. Produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan karyawan untuk
menghasilkan barang atau jasa dengan didasari keahlian dam
keterampilan yang baik dalam suatu periode yang telah ditentutakan
agar tercapainya kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diharapkan.
27
Singarimbun, Masri, dkk, Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta, 1995, hal 33.
Universitas Sumatera Utara
I.8
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama 28.
1. Variabel X (Motivasi) dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
a. Internal (dalam)
1) Minat
-
Rasa senang dalam melaksanakan tugas
-
Kesesuaian pekerjaan dengan keinginan
-
Kesesuaian terhadap kebijakan pimpinan
2) Sikap positif
-
Merasa senang apabila target dari perusahaan terpenuhi
-
Mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan
-
Mempunyai disiplin kerja yang tinggi
b. Eksternal (luar)
1) Motivator
-
Penghargaan yang diberikan oleh pimpinan
-
Rangsangan berupa gaji dan bonus
2) Faktor kesehatan kerja
-
Taat pada peraturan yang berlaku pada perusahaan
-
Upah atau gaji yang sesuai
28
Ibid, hal 46
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Y (Produktivitas Kerja Karyawan)
a. Efisiensi kerja
-
Ketercapaian target
-
Ketepatan waktu
-
Ketepatan kerja
b. Produksi
-
Peningkatan penjualan setiap bulan
-
Kesesuaian harapan perusahaan
-
Sikap untuk terus meningkatkan penjualan
Universitas Sumatera Utara
Download