BAB I PENDAHULUAN PENDEKATAN NEURO

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
PENDEKATAN NEURO-LINGUISTIC DALAM KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI
1. Latar Belakang Masalah
Menjadi seorang komunikator yang baik tidak sama dengan seorang
pembicara . Komunikator mengandalkan komunikasi dua arah, hal yang tidak
selalu dikuasai oleh setiap orang. Menjadi seorang pembicara belum tentu
memerlukan komunikasi dua arah. Bisa saja berlangsung searah. Komunikasi dua
arah disebut juga komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal ialah
komunikasi tatap muka yang terjadi antara dua orang atau lebih. Effendy (1986)
mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini
dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang. Karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat
langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, pada saat
komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya
itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika kita mengetahui bahwa arah
komunikasi kita negatif maka kita perlu segera membalikkan arahnya menuju
kearah yang positif. Untuk itu kita perlu mengetahui caranya dan bagaimana agar
komunikasi tadi dapat kita bawa kearah yang positif. Disini melalui pendekatan
Neuro-Linguistic akan dibahas bagaimana cara membawa komunikasi kearah
yang positif dengan terlebih dahulu mengetahui karakter komunikasi komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Sekitar tahun 1970-an, Richard Bandler lulus dari Universitas California
Santa Cruz sebagai sarjana matematika. Tetapi ia juga memiliki minat lain,
psikologi.terilhami sahabat-sahabatnya, dari keluarga ahli terapi terkenal seperti
Milton Erickson, Virginia Satir, dan Fritz Perls, ia terdorong untuk mempelajari
psikologi. Ia membatasi penelitiannya. Dan pada akhirnya menemukan bahwa
ketiga ahli terapi tersebut telah menemukan kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku
yang menghasilkan prestasi luar biasa. Setelah mempelajari pola tingkah laku
yang dibuat mereka, Bandler mencoba membuat modelnya. Dia menjiplak
strategi-strategi pribadi dan tingkah laku, lalu mencobanya pada beberapa orang.
Hasilnya sangat memuaskan. Penemuannya menjadi landasan Neuro-linguistic
programming (NLP) atau disebut juga Program Pembentukan Manusia Sempurna.
Tidak lama kemudian dia bertemu
Dr. John Grinder, seorang Professor
Linguistic. Keahlian Grinder sangat menonjol dalam berasimilasi dengan bahasabahasa, menelaah aksen-aksen, dan membuat model perilaku budaya penutur
bahasa tertentu dengan cepat dan tepat. Kemampuannya semakin terasah setelah
ia bergabung dalam misi pasukan keamanan Amerika di Eropa era 1960-an. Saat
perang dingin memanas, Grinder memfokuskan penelitiannya untuk membuka
tata bahasa tersembunyi dari setiap gerakan dan pemikiran. Bandler dan Grinder
mensinergikan keahlian mereka di bidang komputerisasi, linguistic dan
kemampuan luar biasa mereka dalam membuat model perilaku non-verbal
manusia. Dewasa ini, NLP menjadi jantung bagi berbagai pendekatan komunikasi
dan perubahan, menjiwai setiap aspek kehidupan manusia. Teknik-teknik dan
strategi NLP dipakai untuk keperluan terapi, manajemen, pendidikan, kesehatan
dan penjualan. Peran terbesar NLP adalah membantu manusia berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
lebih baik dengan diri mereka sendiri , mengurangi ketakutan tanpa alasan,
mengontrol emosi negatif dan kecemasan. NLP mendasari terjalinnya hubungan
keselarasan dengan siapa saja bahkan dengan pribadi-pribadi tersulit. Adapun
secara ilmiah definisi Neuro-Linguistic adalah sebagai berikut :
Neuro mengacu ke sistem syaraf kita, corong penghubung lima indra kita.
Lima panca indera kita ialah penglihatan (visual), pendengaran (auditori),
pengecap (Gustatori), Pembau (Olfactori) dan Perasa (Kinestetik).
Linguistic yaitu kemampuan alami berkomunikasi secara verbal dan
nonverbal. Verbal mengacu pada pilihan-pilihan kata dan frase,
mencerminkan
dunia mentalitas kita. Nonverbal berkaitan dengan bahasa sunyi, seperti postur,
gerak-gerik dan tingkah laku. Bahasa sunyi melahirkan gaya berfikir dan
kepercayaan.
Neuro-Linguistic
ialah
ilmu
yang
memepelajari
cara
manusia
berkomunikasi baik itu secara verbal maupun nonverbal yang direpresentasikan
melalui tiga alat indera yaitu penglihatan (visual), pendengaran (auditori) dan
kinestetik.
Terdapat perbedaan dalam predikat (pilihan kata) yang dipilih seseorang
ketika berkomunikasi. Pilihan kata dan frase tertentu menunjukkan kepada kita
karakter komunikasi orang tersebut, sistem representasi dari panca indera yang
mana yang lebih dominan yang mewakili karakter komunikasinya. Jika kita
perhatikan setelah beberapa lama, lawan bicara akan mengucapkan kata-kata dan
frase
tertentu
yang
memberitahu
kita
sistem
representasinya
dalam
berkomunikasi. Kelima panca indera kita adalah seperti yang telah disebutkan
diatas.
Berdasarkan
pendekatan
neuro-linguistic
manusia
berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
diwakilkan oleh ketiga pancainderanya. Yaitu penglihatan (visual), pedengaran
(auditori) dan perasa (kinestetik). Tetapi bagi setiap orang terdapat salah satu
sistem representasi yang lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya.
Sehingga bisa kita kelompokkan bahwa karakter komunikasi manusia tersebut
termasuk tipe visual, auditori ataupun kinestetik. Untuk lebih mengenal lebih jauh
seperti apa karakter orang dengan ketiga tipe komunikasi tersebut maka perlu
dilakukan penelitian. Subjek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
karyawan/ti Bank Bukopin Cabang Syariah, mengingat Bank Bukopin adalah
salah satu badan usaha yang menekankan efektivitas komunikasi antar pribadi,
bagaimana karyawan berinteraksi kepada nasabah. Penelitian ini bersifat
mendalam dan kontinu. Beberapa karyawan akan diamati secara mendalam untuk
mendapatkan karakter komunikasi dalam pendekatan neuro-linguistic. Diharapkan
hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak karyawan dalam
berkomunikasi kepada nasabahnya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
dapat dikemukakan perumusan sebagai berikut :
“ Bagaimanakah tipe komunikasi dalam komunikasi antar pribadi karyawan PT
Bank Bukopin Cabang Syariah Medan menurut pendekatan neuro-linguistic ?”
Universitas Sumatera Utara
3. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadi spesifik ,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menerangkan dan memberikan
gambaran ilmiah dari pendekatan neuro-linguistic.
2. Meneliti tiga tipe komunikasi manusia (visual, auditori dan kinestetik)
berdasarkan kebiasaan dan perilakunya baik verbal maupun nonverbal.
3. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2008.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui karakter/tipe komunikasi karyawan PT Bank Bukopin
Cabang Syariah Medan dalam melakukan komunikasi antar pribadi menurut
pendekatan neuro-linguistic, sehingga tercipta suatu komunikasi yang
komunikatif kepada nasabah walaupun terhadap nasabah dengan pribadi yang
tersulit sekalipun.
4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat dalam :
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan
referensi, penambahan dalam cabang ilmu komunikasi.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam bidang komunikasi, sumber informasi bagi yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
c. Secara praktis, penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
agar bagi yang memerlukan pemahaman tentang karakter komunikasi
manusia dapat menerapkannya pada bidang-bidang baik itu di bidang
manajemen, kesehatan, pendidikan ataupun sales.
5. Kerangka Teori
Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi
diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kerlinger,
1973:9).
Menurut Hadari Nawawi (1991), kerangka teori memuat pokok-pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot.
Untuk selanjutnya kerangka teori ini akan berfungsi sebagai pendukung guna
menganalisa variabel-variabel yang akan diteliti.
Teori-teori yang dianggap relevan adalah :
1. Komunikasi Antar Pribadi
Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam
keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi social dan
sebagainya.
Semuanya
ditunjukkan
tidak
saja
pada
derajat
suatu
pergaulan,frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara
mereka tetapi juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan diantara mereka satu
dengan yang lainnya, saling mempengaruhi.
Orang menamakan peristiwa seperti dilukiskan di atas sebagai suatu
peristiwa komunikasi. Menurut Schramm (1974) diantara manusia yang bergaul,
Universitas Sumatera Utara
mereka saling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Demikian pula menurut
Merril dan Lowenstein (1971) terjadi penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat
simbol bersama dalam pikiran peserta. Dan menurut Theodorson (1969)
komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada
yang lain, terutama dengan menggunakan simbol.
Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat
psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antar
manusia yang memiliki suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya
suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya
proses sosial. Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses social
dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana
diungkapkan oleh De Vito (1976) bahwa komunikasi antar pribadi merupakan
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau
sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Effendy (1986) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar
pribadi (penulis,pribadi) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang
komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam hal upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis,
berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikator mengetahui dengan pasti apakah komunikasinya itu positif atau
negatif, berhasil atau tidak.
Dari berbagai sumber diatas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar
pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1.Spontan dan terjadi sambil lalu.
2.Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.
3.Terjadi secara kebetulan diantara para peserta yang belum diketahui identitasnya
terlebih dahulu.
4.Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja
5.Kerap kali berbalas-balasan.
6.Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang ,serta hubungan harus
bebas, bervariasi, adanya pengaruh.
7.Harus membuahkan hasil
8.Menggunakan berbagai lambang bermakna.
2. Psikologi Komunikasi
Telah banyak dibuat definisi komunikasi. Bila Kroeber dan Kluckhohn
(1957) berhasil mengumpulkan 164 definisi kebudayaan, Dance (1970)
menghimpun tidak kurang dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut
dilatarbelakangi berbagai perspektif : mekanistis, sosiologistis dan psikologistis.
Hovland, Janis dan Kelly, semuanya psikolog mendefinisikan komunikasi sebagai
“ the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”
(1953:12). Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi
behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang-lambang
verbal, ketika lambang-lambang tersebut bertindak sebagai stimuli. Raymond
S.Ross (1974:b7) mendefinisikan komunikasi sebagai;
Universitas Sumatera Utara
“ a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sgaring of
symbolin such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning
or responses similar to that intended by the source”. (Proses transaksional yang
meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa
sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri
arti atau respons yang sama yang dimaksud oleh sumber.
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science menyebutkan enam
pengertian komunikasi :
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain
seperti system saraf atau penyimpanan gelombang-gelombang suara (The
transmission of energy change from one place to another as in the nervous
system or transmission of sound waves).
2. Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme (The
transmission or reception of signals or messages by organism).
3. Pesan yang disampaikan (The transmitted message).
4. Teori komunikasi. Proses yag dilakukan satu system untuk mempengaruhi
system lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.)
(communication theory, the process whereby system influencesanother
system through regulation of transmitted signals).
5. K.Lewin : pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona lain
sehingga perubahan alam satu wilayah menimbulkan perubahan yang
berkaitan pada wilayah lain (K. Lewin : The the influence of one personal
region of on another whereby a change in one results in a corresponding
change in the other region).
Universitas Sumatera Utara
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi (The message of a
patient to his therapist in psycotheraphy, Wolman, 1973:69).
Daftar pengertian diatas menunjukkan rentangan makna komunikasi
sebagaimana digunakan dalam dunia psikologi. Dalam psikologi, komunikasi
mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang
suara, tanda diantara tempat, system atau organisme. Kata komunikasi sendiri
digunkan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh atau secara khusus
sebagai pasien dalam psikoterapi.
Jadi psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alatalat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada
proses saling pengaruh diantara berbagai system dalam diri organisme dan
diantara organisme.
Psikologi menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses
komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memerikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi
perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan
bertanya : apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam
mempengaruhi orang lain?
Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana
pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada
individu yang lain. Psikologi meneliti lambang-lambang yang disampaikan.
Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentukbentuk lambang dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia.
Universitas Sumatera Utara
George A.Miller membuat definisi psikologi : Psychology is the science
that attempts to describe, predict and control mental and behavioral events.
(Miller,1974:4). Dengan demikian psikologi komunikasi adalah ilmu yang
berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan
behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah apa yang disebut Fisher “
Internal mediation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi.
Peristiwa behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi.
3. Teori Kinesik dari Birdwhistell
Ray Birdwhistell, sejak awalnya tidak pernah merasa ragu terhadap bidang
kajiannya yaitu gerakan tubuh kalau dibandingkan dengan para teoritis maupun
peneliti lainnya. Ia telah memimpin studi ini paling tidak selama 20 tahun. Ia
sangat tertarik dalam studi bahasa. Ia menggunakan linguistik sebagai satu model
untuk karya kinesiknya. Dalam kenyataannya acapkali kinesik lebih dikenal
dengan sebutan bahasa tubuh.
Komunikasi merupakan suatu proses yag kompleks dan merupakan gejala
yang berhubungan dengan menggunakan banyak saluran.
Menurut Birdwhistell bahwa komunikasi nonverbal merupakan suatu
proses yang sinambung karena sebenarnya tidak ada satu saluranpun yang
dipergunakan secara tetap. Satu dari sekian banyak kaitan penemuannya yang
terpenting antara aktivitas tubuh denga bahasa dikemukakannya dalam paradigma
analogi linguistik kinesik sebagai berikut : keaslian studi tentang gerakan tubuh
dalam konteksnya maka semua sistem kinesik menjadi jelas bentuknya yang
menakjubkan seperti adanya kata-kata dalam suatu bahasa. Penemuan
Universitas Sumatera Utara
penyelidikan terhadap berbagai komponen dari bentuk-bentuk gerakan tubuh yang
amat komplek yang akhirnya menjadi jelas, bahwa ada perilaku tubuh yang
fungsinya berhubungan jelas dengan berbagai bunyi ucapan dalam bahasa
sebagaimana ditunjukkan dalam kesederhanaan maupun kerumitan kata-kata.
Akibatnya dapat juga menerangkan betapa luas suatu struktur perilaku
sebagaimana juga ditunjukkan dalam suatu kalimat.
Tujuh anggapan dasar atas teori kinesik yang dibangun Birdwhistell :
1. Seperti banyak kejadian alam lainnya, maka tidak ada gerakan tubuh atau
suatu pernyataan manusia tanpa membawa arti tertentu dalam konteks
penampilan dirinya.
2. Seperti juga aspek-aspek perilaku manusia, maka sebenarnya penampilan
tubuh, gerakannya dan pengungkapannya dalam wajah merupakan suatu
pola yang merupakan subyek yang ditelaah secara sistematis.
3. Sebagaimana juga adanya kemungkinan bahwa pemahaman gerak tubuh
itu sebagiannya dapat diterangkan secara biologis namun dengan cara
lainpun sistimatik gerakan tubuh anggota suatu masyarakat tertentu juga
bisa diterangkan sebagai suatu fungsi dari sistem sosial yang dimiliki suatu
kelompok tertentu.
4. Aktivitas tubuh yang nyata seperti aktivitas gelombang suara yang
didengar, secara sistematis mempengaruhi perilaku orang lain yang
menjadi anggota suatu kelompok.
5. Demikian juga masih ada cara lain yang dipertunjukkan seorang sebagai
perilaku maka hal itupun bisa diterangkan melalui suatu penyelidikan
fungsi komunikasinya.
Universitas Sumatera Utara
6. Suatu pengertian sebenarnya ditarik dari fungsi-fungsi perilaku seseorang
dan apa yang dilaksanakannya, ini merupakan suatu penyelidikan juga.
7. Sebagian sistem biologis dan pengalaman hidup yang khusus dari setiap
orang akan memberikan kontribusinya pada sistem kinesik yang
dimilikinya.
4. Teori Paralinguistik dari Trager
Pengelompokan yang termasuk kepada perilaku nonverbal adalah
paralingustik atau disebut juga dengan isyarat-isyarat vokal dalam berkomunikasi.
Paralinguistik ini merupakan batas antara interaksi verbal dan nonverbal. Suara
yang kita buat dalam proses pengucapan berkaitan dengan bahasa ucapan tetapi
tidak berkaitan langsung dengan bahasa. Jadi kita memberikan tekanan tertentu
dalam tanda-tanda verbal suatu bahasa, tanpa tekanan kata-kata itu tidak
mendapatkan suasana peneguhan tertentu. Trager membagi tanda-tanda
paralinguistik atas empat bentuk :
1. Kualitas suara ; termasuk tanda-tanda tinggi atau rendahnya suatu letupan
suara, kualitas dari tekanan (keras,lembut,serius,santai) dan irama tertentu.
2. Ciri-ciri vokal ; termasuk bunyi suara waktu orang sedang tertawa, ,menangis,
berteriak, menguap, meludah, mengisap sesuatu.
3. Pembatasan vokal ; misalnya ragam yang terlihat dalam setiap kata dan frase.
Contohnya sebuah kata mungkin bisa diucapkan dengan nada suara yang halus,
letupan kasar. Demikian pula suatu frase mungkin diucapkan secara perlahanlahan atau juga menguat, makin cepat dan mengeras.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemisahan vokal ; termasuk faktor-faktor yang mengandung irama yang
mempunyai kontribusi pada tahap pembicaraan misalnya menyebutkan “Uh! Atau
Um!”, bertepuk tangan, maupun irama selaan lainnya waktu orang berkomunikasi.
5. Pendekatan Neuro-Linguistic
Sebagai manusia, kita berinteraksi dengan dunia kita melalui panca indera
kita. Kelima indera kita mengacu pada sistem representasi, penamaan, mengatur,
menyimpan dan menghubungkan kita dengan alat penyaring persepsi kita. Sistem
ini terdiri dari lima subsistem : visual, auditori, olfaktori (penciuman), gustatori
(pengecapan) dan kinestetik.
Meskipun kelima indera kita bekerja tanpa henti, salah satu indera bekerja
lebih dominan daripada yang lain, berbeda pada tiap-tiap orang.
Tipe Visual
Tipe dengan dominasi sistem representasi visual, cenderung bernafas
pendek-pendek lewat dada, berbicara cepat, seceepat mereka memvisualisasikan
pengalaman mereka dan menggunakan gerakan tubuh. Mereka suka menyela
pembicaraan orang lain; bergerak cepat, makan cepat, ,penuh energi dan berbicara
dengan nada tinggi. Mereka juga tipe orang yang cepat mengambil keputusan
dengan
resiko
tinggi.
Berkomunikasi
dengan
tipe
visual,
kita
harus
memvisualisasikan keadaan, harus dibuat mereka melihat apa yang dikatakan.
Tipe Auditori
Tipe dengan dominasi sistem representasi auditori cenderung bernapas
lewat diafragma. Mereka lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Dan ketika
Universitas Sumatera Utara
berbicara, mereka menggunakan variasi warna suara. Kemampuan mendengarnya
luar biasa tanpa kegemaran menyela. Tipe Auditori banyak mendengar, berbicara
dan membuat keputusan berdasarkan analisis teliti. Berkomunikasi dengan tipe
auditori haruslah berbicara pelan dan teratur. Ubah-ubah warna suara dan jelaskan
situasinya dengan detail, picu diskusi lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan.
Tipe Kinestetik
Tipe dengan dominasi sistem representasi kinestetik cenderung bernapas
dalam dan tenang. Mereka lebih mengutamakan perasaan. Oleh karena itu,
keputusan yang diambil banyak didasari oleh perasaan dan emosi. Berkomunikasi
dengan tipe kinestetik harus bisa membuat mereka “merasakan” apa yang
dikatakan.
Universitas Sumatera Utara
Download