1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Di bab ini peneliti akan menjelaskan antara penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. Tujuan agar peneliti mampu melihat
sebuah pedoman apakah antara personal selling berpengaruh terhadap keputusan produk saham emas untuk berinvestasi. Ada beberapa penelitian
sebelumnya mengenai personal selling yang berdampak pada keputusan pembelian:
Tabel 2.1 Berdasarkan Jurnal Penelitian Terdahulu
TAHUN DAN PENULIS
JUDUL
(Wardhana & Iba, 2012)
Pengaruh penjualan personal
HASIL PENELITI
Penjualan
Personal
mempunyai Jurnal penelitian terdahulu
terhadap pengetahuan produk dan
pengaruh
implikasinya terhadap
terhadap Keputusan Pembelian meneliti tentang pengaruh
konsumen.
keputusan pembelian mobil suv
yang
Perbedaan dan persamaan
signifikan (Wardhana & Iba, 2012),
penjualan personal terhadap
pengetahuan produk dan
premium di jawa barat
implikasinya terhadap
keputusan pembelian mobil
suv premium di jawa barat
dalam jurnal kebangsaaan,
9
2
10
memiliki peranan penting
dalam suatu penjualan dan
mempunyai pengaruh yang
sangat signifikan, di dalam
penelitian ini adalah pengaruh
pengaruh personal selling
terhadap keputusan pembelian
emas, dan di penelitian ini pun
memiliki peranan penting
terhadap keputusan pembelian
emas sehingga jurnal ini saling
terkait atau saling memiliki
persamaan dalam penelitian
personal selling terhadap
keputusan pembelian
mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian emas.
3
(Widagdo, 2011)
Analisis Pengaruh Kualitas Layanan
Promosi personal memiliki
Jurnal penelitian terdahulu
Dan Promosi Terhadap Keputusan
dampak positif terhadap
(Widagdo, 2011), analisis
Konsumen Membeli Komputer Pada
keputusan pembelian, jadi
pengaruh kualitas layanan dan
PT. XYZ Palembang
personal seling sangat berperan
promosi terhadap keputusan
penting dalam keputusan
konsumen membeli Komputer
pembelian.
Promosi personal memiliki
dampak positif terhadap
keputusan pembelian,
keterkaitan dengan penelitian
ini melihat hasil pengaruh dan
hubungan terhadap keputusan
pembelian, jadi personal seling
sangat berperan penting dalam
keputusan pembelian, dalam
penelitian ini memiliki
persamaan personal seling
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, dan
perbedaan dalam penelitian
terdahulu dipenelitian ini tidak
11
4
12
meneliti hubungan, sedangkan
dalam penelitian terdahulu
meneliti hubungan personal
selling terhadap keputusan
pembelian.
(Dewi, Apriatni, & Listyorini, pengaruh ekuitas merek dan promosi
Promosi, personal, selling,
Dalam penelitian terdahulu
2013)
terhadap keputusan penggunaan jasa
ekuitas merek berpengaruh
(Dewi, Apriatni, & Listyorini,
maskapai penerbangan garuda
positif dan signifikan terhadap
2013), pengaruh ekuitas merek
indonesia
keputusan pembelian
dan promosi terhadap
keputusan penggunaan jasa
maskapai penerbangan garuda
Indonesia, memiliki hasil
Promosi, personal selling,
ekuitas merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
5
keputusan pembelian,
persamaan dengan penelitian
ini sama-sama meneliti
pengaruh personal selling
terhadap keputusan pembelian
dan menemukan hasil yang
akurat, sedangkan
perbedaannya dalam penelitian
ini tidak meneliti promosi
penjualan atau diluar dari
personal selling itu sendiri.
Fortunisa & Andrew Pesan Iklan Televisi Dan Personal
Selling: Alat Promosi Untuk
Arief Agassi, 2012-2013)
(Ananda
Peningkatan Keputusan Pembelian
Bahwa personal selling secara
Dalam journal communication
simultan memiliki pengaruh
spectrum (Ananda Fortunisa &
signifikan terhadap keputusan
Andrew Arief Agassi, 2012-
pembelian
2013). Pesan iklan televisi dan
personal selling: alat promosi
untuk peningkatan keputusan
pembelian. Keterkaitan atau
persamaan dengan peneliitian
13
6
14
ini personal selling secara
langsung dalam melakukan
pendekatan dapat memiliki
pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian, serta
perbedaan dengan penelitian
terdahulu tidak meneliti pesan
ikla dalam meningkatkan
keputusan pembelian
(Guenzi, 2010)
Interpersonal trust in commercial
relationships
personal selling adalah bidang
Dalam penelitian terdahulu
yang relevan, interaksi antara
(Guenzi, 2010), personal
penjual dan pelanggan dapat
selling adalah bidang yang
Antecedents and consequences of memiliki dampak besar pada
relevan, interaksi antara
customer trust in the salesperson
hasil relasional penting bagi
penjual dan pelanggan dapat
perusahaan untuk melakukan
memiliki dampak besar pada
keputusan pembelian.
hasil relasional penting bagi
perusahaan untuk melakukan
keputusan pembelian.
Keterkaitan dengan penelitian
7
ini adalah secara langsung
menarik minat besar pelanggan
terhadap pembelian emas dan
hal ini penting bagi perusahaan
untuk meningkatkan keputusan
pembelian, dan memiliki
pengaruh antara dua variabel
tersebut antara personal selling
terhadap keputusan pembelian,
perbedaan dari penelitian ini
tidak mendalam di dalam
interaksi terhadap pelanggan.
(Okyere, K.G, & Nyarku, 2011)
The Effect of Marketing
Perusahaan dalam mencapai
Dalam penelitian terdahulu
Communications on the Sales
target, dapat diwujutkan dari
(Okyere, K.G, & Nyarku,
Performance of Ghana Telecom
Personal selling.
2011), Perusahaan dalam
(Vodafone, Ghana)
mencapai target, dapat
diwujutkan dari Personal
selling. Dan penelitian ini
15
8
16
berkaitan untuk mewujutkan
personal selling, terhadap
keputusan pembelian,
keterkaitan dalam penelitian ini
melihat hasil personal selling
terhadap keputusan pembelian
namun perbedaan dalam
penelitian ini tidak meneliti
pencapaian target dalam hasil
keputusan pembelian dari
personal seling itu sendiri.
9
17
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Komunikasi
Pada dasarnya, komunikasi dapat menginformasika dan membuat
konsumen pontensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan.
Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen potensial agar berhasrat
masuk ke dalam hubungan pertukaran (exchange relationship) (Cangara,
2009, p. 40)
Peranan
komunikasi
tidak
hanyak
mendukung
transaksi
dengan
menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk,
tetapi juga menawarkan secara pertukaran itu sendiri. Proses yang terjadi
bukan hanya sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan produk tetapi
juga sebagai sarana pengantar nilai-nilai social kepada masyarakat, sehingga
memberikan pengaruh besar dalam transaksi melalui komunikasi yang efektif
(Wursanto, 2005, p. 153).
Menurut Wexlay and Yulk komunikasi adalah “ Communication can
be definition as the transmission between two or more persons.’’ Artinya “
komunikasi dapat diberikan definisi sebagai pengiriman informasi antara dua
orang atau lebih”. Dimana komunikasi itu sendiri memberikan hasil yang
maksimal dalam suatu informasi yang baik (Wursanto, 2005, p. 153). Dalam
perusahaan diperlukannya komunikasi yang baik dan jarang terjadi miss
communications sehingga memberikan komunikasi dua arah yang efektif.
Mc. Farland memberi definisi sebagai berikut “Communication may
benefined as the process of meaningful interaction among human being.’’
komunikasi dapat di definisikan sebagai interaksi atau proses hubungan
saling pengertian antar manusia. Hal ini memberikan komunikasi sebagai alat
yang memberikan simbol-simbol dalam pertukaran informasi, sehingga
nasabah yang mendengarkan proses penawaran produk ataupun jasa ini,
mengetahi produk apa saja yang ditawarkan, dan sesuai keinginan nasabah.
(Wursanto, 2005, p. 153).
Elliot Jeques memberi definisi sebagai berikut, “ communication is the
sumtotal of directly and indirectly unconsciously and unconsciously
18
transmitter feeling, attitudes, and wishes.’’ Artinya, komunikasi adalah
penyampaian berbagai macam pesan, sikap dan kehendak, baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik secara sadar maupun tidak sadar.’’
berarti komunikasi merupakan alat interaksi manusia dalam menyampaikan
informasi, dan menjadi kebutuhan manusia untuk saling bertukaran informasi
yang ada. (Wursanto, 2005, p. 153).
Dari
beberapa
pernyataan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi sebuah proses penyampaian pesan atau informasi (berupa simbolsimbol) dari satu pihak kepada pihak lain, sehingga memiliki pemahaman
informasi yang sama, dan di dalam perusahaan ini sendiri, akan menjadi
keuntungan bagi nasabah untuk mengetahui produk atau jasa apa saja yang
ada di dalam perusahaan, yang ditawarkan dari marketing kepada nasabah.
2.2.2 Model komunikasi
Model Komunikasi Stimulus dan Respons yang dikemukakan,
diasumsikan bahwa apabila ada aksi akan menimbulkan reaksi (Wiryanto,
2004, pp. 14-15). Model S – R diasumsikan bahwa perilaku individu karena
kekuatan stimulus yang datang dengan sendiriny, bukan atas dasar motif
dan sikap yang dimiliki.
Stimulus
Respons
Gambar 2.1 Model Stimulus Respons
Sumber: (Wiryanto, 2004, pp. 13-15)
19
Kaitan dengan penelitian ini adalah dimana prilaku individu yang
terjadi untuk mempengaruhi dan yang menjadi kekuatan untuk berprilaku
dalam hal keputusan pembelian, dengan adanya dorongan komunikasi,
dengan adanya aksi komunikasi efektif, dan dengan adanya respons
terjadilah dorongan sendirinya untuk proses keputusan pembelian.
2.2.3 komunikasi organisasi
Dalam suatu perusahaan sangan dibutuhkan adanya komunikasi
organisasi yang mampu mengembangkan sikap anggota untuk mengubah
pola pikir dan pola prilakunya sehingga sejalan apa yang menjadi tujuan dari
organisasi
tersebut.
Komunikasi
organisasi
adalah
pengiriman
dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Redding dan
Sanborn, (Muhammad, 2005, p. 65).
Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling bergantung
yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal, Zelko dan
Dance (Muhammad, 2005, p. 66).
Dalam komunikasi organisasi (Muhammad, 2004 p. 65) pengiriman
dan penerimaan informasi yang kompleks. Yang termasuk dalam, bidang ini
adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi downeard atau komunikasi dari atasan kepada
bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan,
komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level
atau setingkat dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi, mendengarkan,
menulis dan komunikasi evaluasi program.
2.2.3.1 Fungsi Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi mempunyai berbagai macam fungsi didalamnya.
Komunikasi tak hanya sebagai sarana penyampaian dan pertukaran informasi antara
individu-individu didalamnya, tetapi juga melibatkan seluruh komponen yang
berhubungan dengan organisasi, seperti media massa, investor, pemerintah, dan lainlain. Fungsi komunikasi Organisasi banyak didefinisikan secara berbeda,
diantaranya:
20
Menurut (Griffin & Moorhead, 2010, p.278) :
”The primary purpose of organizational communications is
to achieve coordinated action. Just as the human nervous
system responds to stimuli and coordinates responses by
sending messages to the various parts of the body,
communication coordinates the actions of the parts of an
organization. Without communication, an organization would
be merely a collection of individual workers doing separate
tasks. Organizational action would lack coordination and
would
be
oriented
toward
individual
rather
than
organizational goals. A second purpose of communication is
information sharing. The most important information relates
to organizational goals, which give members a sense of
purpose and direction. Another information-sharing function
of communication is to give
specific tasks directions to
individuals. Where as information on organizational goals
gives employees a sense of how their activities fit into the
overall pictures, tasks communication tells them what their
job duties are and are not. Employees must also receive
information on the results of their efforts, as in perfomance
appraisals”
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan sebagai berikut, “tujuan utama dari
komunikasi organisasi adalah untuk mencapai tindakan terkoordinasi. Sama seperti
sistem saraf manusia merespon rangsangan dan tanggapan koordinat dengan
mengirimkan pesan ke berbagai bagian tubuh, komunikasi mengkoordinasikan
tindakan bagian dari suatu organisasi. Tanpa komunikasi, sebuah organisasi akan
menjadi sekedar kumpulan pekerja individu yang melakukan tugas-tugas terpisah.
Tindakan organisasi akan kurang koordinasi dan akan berorientasi pada individu dari
pada tujuan organisasi. Tujuan kedua dari komunikasi adalah berbagi informasi.
Informasi yang paling penting berkaitan dengan tujuan organisasi, yang memberikan
anggota rasa tujuan dan arah.
21
Komunikasi organisasi juga berfungsi dalam membuat kegiatan
organisasi lebih teratur dalam melaksanakan keputusan. Seperti yang
dijelaskan oleh (Suprapto, 2009, p. 110) :
“Komunikasi menyediakan alat-alat untuk pengambilan
keputusan, melaksanakan keputusan menerima umpan balik
dan mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. Apabila
komunikasi berhenti maka aktivitas organisasi akan berhenti.
Dengan demikian, tinggalah kegiatan-kegiatan individu yang
tidak terorganisasi”.
Fungsi komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas
memberikan kita gambaran mengenai pentingnya komunikasi dalam
organisasi, yang tak hanya sebagai bentuk menyampaikan dan
menerima pesan antar individu atau kelompok, tetapi juga membuat
suatu organisasi menjadi lebih teratur dengan adanya komunikasi.
Komunikasi organisasi membuat kegiatan organisasi menjadi lebih
terarah karena adanya koordinasi.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi prusahaan
yang sukses itu tumbuh karna adanya suatu tujuan, dimana tujuan tersebut
menimbulkan kebersamaan dalam komunikasi yang baik, komunikasi yang
efektif antara internal perusahaan dan eksternal perusahaan dan menjalankan
tujuan bagi kemajuan organisasi perusahaan.
2.2.4 komunikasi interpersonal
Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai
suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling
berinteraksi satu sama lain, Namun, memberikan definisi konstektual saja
tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karna setiap
interaksi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya di antara
dua orang yang dapat diketahui balikannya (Muhammad, 2005, p. 159).
22
Komunikasi antarpribadi atau (interpersonal communications) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang mungkin setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal (Mulyana, 2005, p. 73).
Secara keseluruhan, dapat dilakukan dengan baik dan tidak langsung
media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta penyampaian
informasi sukses, dan di asumsikan baik pengirim pesan dan penerima pesan
akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat
mengerti makna dan implikasi.
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah di uraikan diatas
dapat di definisikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut (Suranto A, W, 2011, p. 9) komponen-komponen
komunikasi interpersonal.
1. Sumber/ komunikator
Merupakan
orang
yang
mempunyai
kebutuhan
untuk
berkomunikasi, yakni untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan
orang lain.
2. Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator
dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol
verbal dan non verbal, serta disusun berdasarkan aturan-aturan
tata bahasa, serta disesuaikan dengan karaktristik komunikasi.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbolsimbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan
keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk
disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktifitas komunikasi,
pesan merupakan unsur yang sangat penting, pesan itulah
disampaikan
oleh
komunikator
untuk
diterima
dan
diinterpretasikan oleh komunikan.
4. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke
penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain
23
secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal,
penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi
dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara
tatap muka.
5. Penerima/ komunikan
adalah yang menerima, memahami, dan menginterpretasi
pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima
bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses
interpretasi dan memberikan umpan balik dari komunikasi
inilah seseorang komunikator akan dapat mengetahui ke
efektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna
pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak
yakni komunikator dan komunikan.
6. Decoding
Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima.
Melaui indera, penerima mendapatkan macam- macam data
dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol
yang harus diubah kedalam pengalaman- pengalaman yang
mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses
sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap stimuli.
7. Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk
dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon
dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. Respon positif
apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral
berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan
komunikator. Dikatakan respon negatif apabila tanggapan
yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh
komunikator.
8. Gangguan (noise)
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu
harus didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam
komponen-komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise
merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau
24
penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat
fisik dan phsikis.
9. Konteks komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling
tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks
ruang menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata tempat
terjadinya komunikasi, seperti ruangan, halaman dan jalanan.
Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan komunikasi
tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore, malam.
Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang
mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat,
situasi rumah, norma pergaulan, etika, tata krama, dan
sebagainya.
Komunikasi Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses
pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Orang
yang saling berkomunikasi tersebut adalah sumber dan penerima. Sumber
melakukan
encoding
untuk
menciptakan
dan
memformulasikan
menggunakan saluran. Penerima melakukan decoding untuk memahami
pesan, dan selanjutnya menyampaikan respon atau umpan balik. Tidak dapat
dihindarkan bahwa proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks
tertentu, misalnya konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber,
encoding, pesan, saluran, decoding, maupun pada diri penerima.
2.2.5 Komunikasi Pemasaran Terpadu
Istilah
pemasaran
terintegrasi
(Integrated
Marketing
Communications) merupakan pengembangan istilah dari promosi. Kata
promosi itu sendiri berkonotasi arus satu arah. Tepatnya, dari penyampaian
pesan (pemasar) kepada penerima pesan (calon konsumen). Sebaliknya,
komunikasi pemasaran lebih menekan interaksi dua arah, dengan demikian
perusahaan ini menggerakan interaksi komunikasi dua arah sehingga terjalin
komunikasi yang baik, dan menjadi focus tujuan dalam penyampaian
25
informasi perusahaan kepada nasabah itu sendiri. (Tjiptono & Chandra, 2012,
p. 343)
Komunikasi pemasaran terpadu menurut (Machfoedz, 2010, p. 19)
ialah pendekatan yang lebih popular yang diterapkan oleh profesional
pemasaran dan komunikasi untuk mengkoordinasikan berbagai pengalaman
konsumen dengan komunikasi pemasaran untuk merek tertentu.
Levy dan Weitz mendefinisikan komunikasi pemasaran terpadu
(IMC) sebagai berikut: “a program that integrates all the communication
elements to deliver a comprehensive, consistent message to all customer over
time, across all elements of their retail mix, and across all delivery
channels’’. Artinya komunikasi pemasaran terpadu merupakan suatu program
yang menyatukan berbagai elemen komunikasi untuk menyampaikan pesan
yang komperhensif dan konsisten kepada semua pelanggan dari waktu ke
waktu, yang mencakup berbagai elemen penjualan dan juga semua saluran
penyampaian pesan akan tersampaikan kepada nasabah atau calon konsumen
(Levy & Weitz, 2012, p. 403).
Dari
beberapa
pernyataan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi pemasaran tepadu, merupakan sebuah proses koordinasi yang
memadukan berbagai sarana komunikasi pemasaran seperti: iklan, publisitas,
pemasaran perorangan, pemasaran langsung, dan promosi penjualan.dengan
berbagai pengalaman yang ada dari pelanggan sehingga menitikbaratkan
sebuah
kesatuan
pesan
komunikasi,
yang
kuat
kemudian
akan
dikomunikasikan kepada nasabah ataupun masyarakat dari waktu ke waktu
secara terus menerus yang bersifat dua arah atau interaktif.
Suatu program IMC yang berhasil hanya dapat diwujudkan jika
perusahaan dapat menemukan kombinasi yang tepat dari berbagai instrumen
dan teknik promosi yang ada. Instrumen dasar yang digunakan untuk
mencapai tujuan komunikasi pemasaran disebut dengan bauran promosi atau
promotional mix (Morissan, 2012, p. 17).
26
Morissan mejelaskan lebih lanjut tentang bauran komunikasi
pemasaran yaitu (Morissan, 2012, p. 17):
1. Advertising / iklan adalah: “Nonpersonal communication paid for by
an identified sponsor using media mass media to persuade or to
inform”. Iklan digunakan karena dapat menjangkau konsumen lebih
banyak dalam satu waktu sehingga dapat menghemat pengeluaran
perusahaan, dengan adanya iklan ini konsumen yang pada awalnya
tidak mengetahui menjadi mengetahui tentang produk atau jasa
perusahaan, dan menjadi alat promosi perusahaan yang luas.
2. Direct Marketing adalah: Pemasaran langsung menggunakan bentuk
komunikasi langsung dengan pelanggan. Hal ini dapat mengambil
bentuk direct mail, pemasaran online, katalog, telemarketing, dan
iklan tanggapan langsung. Mirip dengan personal selling, mungkin
terdiri dari dialog interaktif antara pemasar dan pelanggan. Cukup
banyak perusahaan saat ini yang sudah tidak menggunakan saluran
distribusi bentuk lain dan hanya menggunakan cara pmasaran
langsung dan tidak sedikit pula perusahaan yang sukses dalam
melaksanakan pemasaran langsung tersebut dan begitu berkembang
dalam tingkat pelanggan.
3. Pemasaran Interaktif
menyaksikan
adalah: Sejak memasuki abad ke-21 kita
perubahan
yang
paling
dinamis
dan
sekaligus
revolusioner sepanjang sejarah, pemasaran termasuk juga sejarah
periklanan dan promosi, sekarag merupakan proses perubahan ini
yang terjadi secara interaktif melalui media masa. Perusahaan saat ini
yang sering kita lihat telah cukup efektif mempromosikannya melalui
fasilitas yang dikenal dengan world wide web (www). Media interaktif
ini telah banyak di pakai perusahaan sebab memungkinkan terjadinya
arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat
berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu
juga, dengan melakukan atau berkomunikasi pada pemegang web
perusahaan.
27
4. Sales Promotion adalah: “Programs designed to build interest in our
encourage purchase of a product during a specified period”. Sales
Promotion dibagi menjadi dua kategori: consumer-oriented seles
promotion dan trade-oriented seles promotion memiliki orientasi pada
konsumen dan trade-oriented seles promotion memiliki orientasi pada
perusahaan. Pemasaran secara langsung ini menjadikan sasaran secara
langsung tentang tanggapan dari konsumen dengan maksut dan tujuan
perusahaan agar dapat terjadinya transaksi penjualan. Dan contohnya
proses seles promotion ini dapat dilakukan dengan memberikan
discount, hadiah, dan lain-lain.
5. Publicity adalah:“Unpaid communication about an organization
appearing in the mass media”. Publicity sering digunakan oleh
perusahaan untuk menciptakan gambaran produk yang diinginkan
oleh konsumen dengan berbagai cara seperti membuat berita
komsersil di televisi, radio, sampai internet. Pada intinya senantiasa
berkenan
dengan
kegiatan
penciptaan
pemahaman
melalui
pengetahuan informasi tersebut diharapkan akan muncul suatu
dampak yakni perubahaan yang positif bagi perusahaan.
6. Personal selling adalah: “Komunikasi pemasaran dimana seorang
perwakilan perusahaan berinteraksi langsung dengan customer atau
calon pembelinya”. Personal selling ini penjual berupaya untuk
membantu serta membujuk calon pembeli untuk membeli produk
yang ditawarkan perusahaan, personal selling ini tidak seperti iklan
melaikan penjualan personal ini melibatkan kontak secara langsung
antara penjual dan pembeli.
2.2.6 Personal Selling
1. Pengertian Personal selling
Personal selling merupakan salah satu komponen promotion mix
disamping advertising, sales promotion dan publicity yang menekankan pada
28
komunikasi yang bersifat persuatif untuk dapat menggugah kemungkinan
konsumen untuk melakukan pembelian. Semakin tinggi kualitas produk atau
jasa
mengakibatkan
semakin
majunya
perusahaan
meningkatkan
penjualannya dan mendukung harga jasa sehingga jauh lebih tinggi, hal yang
penting lainnya dalam meningkatkan personal selling sehingga memberikan
keputusan pembelian.
Personal selling adalah proses penyampaian informasi kepada
konsumen untuk membujuk mereka agar membeli produk atau jasa melalui
komunikasi pribadi (Machfoedz, 2010, p. 42). Dengan personal selling,
pemasaran atau wiraniaga mempunyai keleluasaan untuk menyesuaikan
pesan guna memenuhi kebutuhan konsumen pada informasi. Dibandingkan
dengan metode promosi lain, personal selling merupakan upaya palig tepat,
yang memungkinkan pemasar untuk berfokus pada prospek penjualan yang
paling menjanjikan.
personal selling sebagai “a communication process in which sales
associates help cus-tomers satisfy their needs throught face-to-face exchange
of information” personal selling atau penjualan personal diartikan sebagai
sebuah proses komunikasi dimana utusan tenaga penjual dari perusahaan
membantu pelanggan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari
pelanggan melaui proses pertukaran informasi secara langsung atau tatap
muka (face-to-face) (Levy & Weitz, 2012, p. 415)
Personal
selling
atau
disebut
juga
penjualan
perseorangan
menekankan aspek penjulan melalui proses komunikasi person-to-person
peranan personal selling cenderung bervariasi antar perusahaan, tergantung
pada sejumlah faktor, seperti karakteristik produk atau jasa yang di pasarkan,
ukuran organisasi, dan tipe industri (Tjiptono & Chandra, 2012, pp. 376-377).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan personal selling
merupakan promosi penjualan yang dilakukan dengan dua arah dan dinilai
lebih efektif dalam memasarkan produk, karena tujuan akhir dalam suatu
promosi adalah melakukan penjualan. Selain itu persinal selling merupakan
aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual
dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta tentu
29
saja berhadapan langsung (face to face). Oleh karena berhadapan langsung
dengan konsumen potensial, personal selling mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan alat promosi lainnya.
Program personal selling yang menggunakan wiraniaga (sales people)
dan menekankan (komunikasi antar dua orang atau kelompok), dengan tujuan
melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan (Kotler
& Armstrong, 2008, p. 182). komunikasi yang lebih personal dan
pengumpulan umpan balik secara langsung dari para pelanggan. Oleh karena
itu, cara ini merupakan satu-satunya cara promosi yang dapat menggugah hati
pembeli dengan segera, serta pada tempat dan waktu itu juga diharapkan
calon konsumen memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
2. Peranan personal selling
Personal selling memainkan peranan dominal dalam perusahaan industrial.
Sedangkan dalam perusahaan yang memproduksi produk komsumen tidak tahan
lama dan harga murah, peranan personal selling cenderung minimal. Kendati
demikian, personal selling merupakan komponen integral dalam komunikasi
pemasaran terintegrasi dan bukan merupakan substitusi bagi unsur bauran promosi
lainnya (Tjiptono & Chandra, 2012, pp. 376-377).
Personal selling merupakan kegiaatan yang sangat luar biasa antara
seseorang dengan orang lain, hal ini berarti personal selling itu sendiri lawan dari
iklan di media masa yang ditunjukan kepada banyak orang sekaligus (Wardana,
2012, p. 3)
Tjiptono dan Chandra menjelaskan lebih lanjut tentang personal selling
mencakup sejumlah tanggung jawab yang berkaitan dengan lima tahapan evolusi
penjualan berikut (Tjiptono & Chandra, 2012, pp. 376-377) :
1.
Provider Stage, yaitu aktifitas penjuala terbatas hanya pada penerima
pesanan untuk produk pemasok yang tersedia dan menyampaikan kepada
pembeli, hal ini memrikannya keterbatasan stok produk perusahaan yang
terbatas dan ditawarkan kepada konsumen.
30
2.
Persuader Stage, yaitu aktifitas penjulan menekankan usaha untuk
membujuk dan meyakinkan orang agar bersedia membeli produk, contohnya
karna produk perusahaan ini begitu bagus untuk konsumen.
3.
Prospector Stage, yaitu aktifitas penjulan yang berusaha mencari calon
pelanggan terseleksi yang diyakini memiliki kebutuhan, kesediaan, sumber
daya,
dan wewenang untuk membeli produk pemasok, dan hal tersebut
sebagai wiraniaga menawarkan produk perusahaan kepada konsumen.
4.
Problem-Solver Stage, yaitu aktifitas penjualan yang mencakup usaha
menyelaraskan kebutuhan pelanggan dengan produk pemasok yang bisa
memecahan masalah pelanggan, keterkaitan dengan kebutuhan pelanggan
yang tidak diketahui, maka dari itu wiraniaga mengenalkan produk
perusahaan kepada konsumen sehingga konsumen dapat mengetahui produk
perusahaan tersebut.
5.
Procreator Stage, yaitu aktifitas penjulan yang berusaha memahami
masalah atau kebutuhan pelanggan dan solusinya melaui kolaborasi aktif
antara penjula dan pembeli, kemudian menciptakan produk yang secara unik
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan tersebut, hal yang menjadi
kebutuhan dan keunikan sebuah produk perusahaan menjadi kebutuhan bagi
para nasabah karna telah di kenalkan dan nasabahpun membeli akan
kebutuhan bagi dirinya.
Para wiraniaga merupakan ujung tombak perusahaan dalam menjalin relasi
dengan pelanggan. Bahkan bagi sebagian pelanggan, wiraniaga adalah perusahaan
itu sendiri. Wiraniaga juga banyak memberikan banyak informasi umpan balik
mengenai pelanggan dan pesaing. Oleh karena itu, perusahaan terus mendorong para
wiraniaga untuk terus bekerja keras dan mendorong tenaga penjual secara energik,
jika wiraniaga bekerja dengan cerdik dan bekerja dengan keras, maka mereka akan
menyadari potensi penuh mereka untuk keuntungan mereka sendiri dan perusahaan
(Kotler & Armstrong, 2008, pp. 195-196).
31
3. Keriteria Personal Selling
Tjiptono dan Chandra menjelaskan Sejumlah kriteria dapat digunakan untuk
mengevaluasi kontribusi aktifitas personal selling bagi program komunikasi
pemasaran terintegrasi (Tjiptono & Chandra, 2012, p. 377), diantaranya :
1.
Penyediaan
Intelijensi
pemasaran:
kemampuan
wieaniaga
untuk
mendapatkan dan menyampaikan informasi umpan balik mengenai program
pesaing, reaksi pelanggan, trend pasar, dan faktor-faktor lainnya yang
bermanfaat dalam penyusunan program promosi.
2.
Aktifitas
tindak
lanjut
(follow-up
activities):
penggunaan
dan
penyebarluasan brosur-brosur dan korespondensi promosional dengan para
pelanggan baru dan pelanggan saat ini; penyediaan umpan balik mengenai
efektivitas berbagai program promosi.
3.
Implementasi Program: jumlah program promosi yang implementasikan;
jumlah rak dan/ atau konter penjagaan yang digunakan; implementasi dan
penilain program periklanan kooperatif.
4.
Pencapaian Tujuan Komunikasi: jumlah pelanggan yang menjadi target
presentasi: jumlah tawaran product trial yang diterima, dan seterusya.
4. Fungsi personal selling
Pada saat perusahaan merencanakan komunikasi, timbul pertanyaan tentang
tanggung jawab personal selling dan fungsi tentang elemen lain bauran komunikasi,
personal selling merupakan elemen termahal dalam bauran komunikasi (Machfoedz,
2010, p. 189). Setiap hubungan dengan prospek atau konsumen memerlukan biaya
yang besar, dengan demikian personal selling ini merupakan komunikasi yang
efektif untuk terjadinya suatu transaksi bagi perusahaan dalam meningkatkan sebuah
penjualan.
Tidak hanya mahal dalam suatu biaya bagi perusahaan, wiraniagapun harus
kereatif dalam membangun hubungan kepada konsumen dengan proses membangun
hubungan untuk produk dan jasa yang berada dalam produk perusahaan (Kotler &
Armstrong, 2008, p. 183). Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan tenaga-tenaga
penjual yang kereatif dalam mengelola tenaga penjual dan dapat menguntungkan
32
perusahaan dalam penjualan produk perusahaan, dan dibalik biaya pengeluaran yang
mahal terdapat keuntungan lebih bagi perusahaan dalam meningkatkan transaksi
penjualan itu sendiri.
Tingkat pengukuran yang ada dalam kemajuan perusahaan dilihat dari
sebagian besar penjualan produk perusahaan, dan wiraniagapun terus menerus
memperoleh pelatihan dalam profesionalismenya untuk bekerja dan terus menerus
dikembangkan (Machfoedz, 2010, p. 189). Dengan demikian tercapainya hasil yang
maksimal dalam mencapai hasil kepuasan konsumen untuk terus menerus membeli
atau menggunakan produk perusahaan.
Adapun fungsi personal selling bervariasi antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain, dan akan menjadi aktifitas penjualan yang menjadi focus
perusahaan (Machfoedz, 2010, p. 43) ialah:
1.
Penerimaan
permintaan:
seseorang
tenaga
penjual
yang
melayani
permintaan konsumen, misalnya dalam perusahaan investasi pelayanan harus
terbaik dan cepat tanggap dalam permasalahan atau dalam ketidak masalahan
ketika nasabah bertannya.
2.
Pencarian permintaan/pesanan: tenaga penjual terus menerus mencari
pesanan atau mengetahi pesanan yang ada di luar kantor, sehingga akan
memberi pemasukan yang lebih bagi perusahaan dan akan lebih dikenal
tentang produk perusahaan yang ada.
3.
Penghimpunan pesanan: tenaga penjual perusahaan yang berupaya
memnghimpun pesanan dengan telemarketing melalui telepon. Dan dengan
cara
seperti
ini
tenaga
penjual
perusahaan
dan
konsumen
dapat
berkomunikasi dengan baik dan efisien dalam menawarkan sebuah produk
perusahaan yang ada ataubahkan lebih memperkenalkan produk perusahaan
secara lebih efektif.
5. Kekuatan dan Kelemahan Personal Selling
Berdasarkan penjelasan Machfoedz Pengunaan personal selling sebagai alat
promosi dan terdapat jumlah keuntungan dan kelemahan yang berhubungan dengan
personal selling (Machfoedz, 2010, p. 189). Disini personal selling tidak hanya
33
bertujuan untuk berkomunikasi saja sehingga menghasilkan tingkat ketertarikan dari
konsumen, tetapi yang paling penting penjualan peribadi ini untuk menciptakan
terjadinya transaksi penjualan penjualan, walau kadangkala personal selling itu
sendiri tidak memerlukan perhatian sebesar sebagaimana mestinya. Penjualan
personal sendiri penting dilakuakan jika produk memiliki nilai tinggi, produk dibuat
secara khusus, pelanggannya sedikit, produk secara teknik rumit dan konsumennya
terpusat.
Machfoedz menjelaskan kekuatan dan kelemahan dalam personal selling
(Machfoedz, 2010, p. 189)sebagai berikut:
1. Kekuatan: komunikasi berpasangan memungkinkan interaksi dua arah yang
meniscayakan umpan balik secara langsung. Secara garis besar dapat
dibedakan dengan media massa, penjualan personal ini menjadikan lawan
komunikasi untuk terjadinya pemusatan perhatian pada wiraniaga tanpa
terusik oleh gangguan dari lingkungan. Dan disini penjualan personal yang
dilakukan menjadi tingkat partisipasi dalam proses keputusan pembelian yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pesan yang disampaikan menggunakan
sarana promosi lain.
2. Kelemahan: biaya relatif tingi, meskipun menyedot biaya yang cukup
tinggipun Jangkauan dan frekuensi personal sellingpun terbilang rendah.
Oleh karna itu perusahaan terus menerus mencari alternatif lain untuk
penyampaian
pesan
tertentu dan
terus
menerus menambah
waktu
penjualannya yang dimanfaatkan oleh si tenaga penjual dalam mengunjungi
prospek kepada naasabah atau seseorang konsumen.
Kelemahan lain, pengawasan terhadap penyampaian pesan sangan lah rendah
dan seringkali penyampaian pesan kepada konsumen seringkali tidak
konsisten atau bahkan miss communications, Sehingga dampaknya dapat
menyebapkan kerancauan dan kesalahpahaman tentang spesifikasi produk
perusahaan.
6.
Langkah-Langkah Personal selling
Berdasarkan peneliti yang dilakukan dan dikemukakan oleh (Kotler &
Keller, 2009) ditemukan langka (personal selling) penjualan personal seperti
dibawah ini:
34
1.
Prospekting, yaitu mengidentifikasi dan mengkualifikasikan calon. Hal ini
berarti memberikan wiraniaga mengambil tanggung jawab untuk mencari dan
mengkualifikasikan calon pelanggan sehingga wiraniaga tersebut dapat
menggunakan waktu mereka yang mahal itu melakukan apa yang dapat
mereka lakukan dengan baik.
2.
Pra-pendekatan, yaitu pendekatan hubungan terbaik, seseorang wiraniaga
harus mengetahui karakter pribadi dan gaya pembelian mereka seperti
kunjungan pribadi, telepon, atau surat, untuk menawarkan produk jasa
perusahaan.
3.
Pendekatan, seseorang wiraniaga harus mengetahui cara menyapa
konsumen untuk mengawali hubungan. Hal ini wengawali penampilan
wiraniaga, sapaan pertama, dan ungkapan serta kata-kata selanjutnya untuk
melakukan pendekatan dalam proses penjualan.
4.
Presentasi dan demonstrasi, wiraniaga sekarang menyampaikan “cerita’’
pruduk atau jasa tersebut kepada calon pelangan. Dengan menggunakan
rumus AIDA untuk memperoleh perhatian (attention), mempertahankan
minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan
tindakan (action). Wiraniaga tersebut menggunakan pendekatan fitur
(feature), keuntungan (advantage), manfaat (benefit), dan nilai (value) atau
FABV.
5.
Megatasi keberatan, pelanggan biasanya mengajukan keberatan-keberatan
selama prsentasi atau ketika melakukan pemesanan. Penolakan psikologis
meliputi penolakan untuk ikut campur, sikap lebih menyukai sumber
pasokan atau merek yang sudah mapan, apatisme, keengganan menghentikan
sesuatu, asosiasi yang tidak menyenangkan yang diciptakan perwakilan
tersebut, pengetahuan
yang diciptakan sebelumnya, ketidak sukaan
pengambilan keputusan, dan sikap yang berlebihan terhadap uang. Maka dari
itu untuk menangani keberatan-keberatan ini, wiraniaga menggunakan
pendekatan yang positif, meminta pembeli mejelaskan keberatan mereka,
bertanya kepada pembeli dengan cara yang mengharuskan pembeli tersebut
menjawab sendiri keberat-keberatannya, menyangkal keberatan tersebut, atau
mengubah keberatan tersebut menjadi alasan untuk membeli.
6.
Menutup penjualan, sekarang wiraniaga mencoba untuk menutup penjualan.
termasuk tindak-tidakan fisik, peryataan atau komentar, dan pertanyaan.
35
Meyakinkan pembeli, tentang hal-hal kecil seperti produk perusahaan, atau
menunjukan kerugian apa yang akan dialami pembeli jika pemesanan tidak
dilakukan sekarang.
7.
Purna-penjualan, tahapan akhir ini perlu dilakukan jika wiraniaga ingin
menjamin kepuasan konsumen. Karna itu dengan pengendalian kondisi
proses penjualan, dimungkinkan untuk mengetahui respon yang diharapkan.
Seseorang wiraniaga dapat belajar untuk menyampaikan stimulus tertentu
dengan kata-kata yang dapat diucapkan, agar konsumen memberikan respon
yang diperkirakan.
7.
Dimensi Personal selling
Adapun dimensi didalam personal selling (penjualan personal)
Menurut (Masterson & Pickton, 2004, p. 256) personal selling adalah
presentasi secara lisan, dan percakapan dengan satu pembeli yang potensial,
dengan tujuan mendatangkan penjualan. Spesifikasi personal selling dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Kemudahan Produk
Konsumen lebih mudah untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan
proses yang ada.
2. Informasi produk
Informasi yang didapat oleh konsumen jelas dan lebih mudah di mengerti.
3. Fungsi produk
Konsumen tahu akan kegunaan produk sehingga memutuskan untuk membeli
produk yang ditawarkan.
4. Keramahan wiraniaga
Kemampuan dalam menjelaskan dengan baik dan keramahan yang dapat
membuat konsumen menjadi lebih nyaman.
5. Layanan
Layanan yang diberikan konsumen dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
untuk membeli lagi produk lain.
36
2.2.7 Keputusan Pembelian
1.
Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Philip Kotler dan keller menjelaskan prilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh
faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler & Keller, 2009, pp. 166-173).
•
Faktor budaya
Faktor budaya yang memiliki pengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku
pembelian konsumen, terdiri dari komponen kultur, subkultur, dan kelas
sosial.
Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun
oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari
lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan
perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat
berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula.
Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran
kultur tersebut agar dapat menyediakan produk produk baru yang
diinginkan konsumen.
Subkultur
Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok
orang dengan system nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi hidup yang sama. Sepert kelompok kebangsaan yang
bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai cita rasa dan minat
etnik yang khas.
Kelas sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relative permanent dan teratur
dalam suatu masyarakat yang anggotany mempunyai nilai, minat dan
perilaku yang sama. Kelas social tidak ditentukan oleh factor tunggal
seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variable lainnya. Kelas sosial
memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.
37
•
Faktor sosial
Prilaku seseorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok, keluarga, serta peranan dan status.
Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang berpengaruh langsung dan didalam mana seseorang
menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Ada yang
disebut dengan kelompok primer, dimana anggotanya berinteraksi
secara tidak formal seperti keluarga, teman, dsb.
Kelompok rujukan
adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau tatap muka
atau tak langsung dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering
dipengaruhi oleh kelompok rujukan di mana ia tidak menjadi
anggotanya.
Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang
terdiri dari orang tua yang memberikan arahan dalam hal tuntutan
agama, politik, ekonomi dan harga diri.
Peran dan status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi
peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan umum oleh masyarakat.
•
Faktor pribadi
Keputusan pembeian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang
meliputi usia dan tahap daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian, dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
Usia dan tahap daur hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli dalam hidup
mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan
usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang
berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata
38
terhadap produk mereka.
Keadaan ekonomi
Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan, dapat dengan
seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan dan tingkat bunga.
Gaya hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang
sama mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang
menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercemin
dalam kegiatan, minat dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila
digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk
memahami nilai nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana
nilai nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Kepribadian dan konsep diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya, Kepribadian mengacu pada
karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan
relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat
bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen.
•
Faktor psikologi
Pilihan seseorang untuk membeli dipengaruhi oleh empat factor psikologis
utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian.
2. Proses pengambilan keputusan pembelian KONSUMEN
Ada lima tahap yang dilakukan konsumen dalam proses penelitian, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan prilaku pascapembelian. (Kotler & Keller, 2009, p. 184)
39
Gambar 2.2 Model lima tahap proses keputusan pembelian
(Kotler & Keller, 2009, p. 185)
Pengenalan masalah: Proses dimulai saat menyadari adanya suatu msalah
atau kebutuhan yang dipicu oleh rancangan internal ataupun eksternal. Dengan
rangsangan internal dan eksternal penting adanya untuk mengatasi permasalahan ini
dengan motifasi adanya pembelian suatu produk maupun jasa untuk memuaskan
dorongan tersebut (Kotler & Keller, 2009, p. 184).
Pencarian Informasi: Ternyata konsumen sering mencari jumlah informasi
yang terbatas. Pencarian informasi pada level yang sedang-sedang saja
dan
pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari segala informasi
dari segala sumber (Kotler & Keller, 2009, p. 185)
Evaluasi Alternatif: Bagaimana konsumen memproses informasi merek
kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir? Tidak ada proses tunggal yang
digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seseorang konsumen dalam suatu situasi
pembelian. (Kotler & Keller, 2009, p. 186)
Keputusan Pembelian: Dalam tahapan evaluasi konsumen membentuk
preferesi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk
maksut untuk membeli merek yang paling disukai (Kotler & Keller, 2009, p. 188)
Perilaku
PascaPembelian:
Setelah
pembelian,
konsumen
mungkin
mengalami konflik dikarnakan melihat fitur mengkahwatirkan tertentu atau
mendengarkan hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusannya (Kotler & Keller, 2009, p. 190).
40
2.3 Keragka pemikiran
PT.MILLENNIUM GOLDEN LINK
PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
TEORI KOMUNIKASI
TEORI KOMUNIKASI
ORGANISASI
TEORI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
INTEGRATED
MARKETING
COMMUNICATION
PERSONAL SELLING
•
Kemudahan produk
•
Informasi produk
•
Fungsi produk
•
Keramahan wiraniaga
•
layanan
KEPUTUSAN PEMBELIAN
•
•
•
•
•
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternative
Keputusan
pembelian
Perilaku
pascapembelian
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
(Masterson & Pickton, 2004, p. 256) (Kotler & Keller, 2009, p. 185)
41
2.3.1 Pengaruh Antara Variable Personal Selling Terhadap Keputusan
Pembelian
(Kotler & Keller, 2007, p. 184) menjelaskan salah satu nilai utama
perusahaan untuk meningkatkan penjualan adalah kegiatan personal selling,
pendekatan ini mengandaikan bahwa pelanggan memiliki kebutuhan yang
tersembunyi yang menetapkan peluang
dan bahwa akan terjadinya
dorongan terhadap perwakilan penjualan yang dapat menganalisis
kebutuhan.
Dalam jurnal communication spectrum Ananda Fortunisa & Andrew
Arief Agassi yang berjudul, Pesan Iklan Televisi Dan Personal Selling: Alat
Promosi Untuk Peningkatan Keputusan Pembelian. personal selling
memiliki pengaruh yang besar pada keputusan pembelian. Fakta tersebut
menunjukan bahwa perusahaan dapat meningkatkan keputusan pembelian
dapat memanfaatkan pesan iklan dan personal selling dengan efektif.
Dalam jurnal Aditya wardhana dan Zainudi Iba yang berjudul,
Pengaruh
Penjualan
Personal
Terhadap
Pengetahuan
Produk
Dan
Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suv Premium Di Jawa
Barat
Personal
selling
merupakan
kegiatan
seseorang
melakukan
pendekatan dalam penjualan sehingga penjualan tatap muka ini yang paling
efektif dalam memasarkan produk perusahaan, karna dengan aktifitas ini
pemasar dapat mengetahui reaksi langsung dari calon konsumen, dimana
terjadi komunikasi dua arah antara pemasar dengan konsumen. Pada
tahapan lebih lanjut dalam proses penjualan, melalui penjualan personal,
prusahaan dapat membangun refrensi, yakini dengan tindakan membeli,
sehingga tercipta kepuasan konsumen baik dari segi produk yang
ditawarkan maupun dari pelayanan.
Download