BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Menurut praktisi periklanan Indonesia yang dikutip oleh Endah Muwarni periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, penyampaian dan umpan balik dari pesan komunikasi pemasaran.1 Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarkat.2 Perilaku periklanan merupakan suatu komunikasi massa berbayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.3 Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari komunikator yang biasanya organisasi tertentu kepada penerima pesan khalayak yang relative luas, heterogen dan anoim media massa. Efek yang diharapkan adalah reaksi atau respon khalayak (feedback) atau isi pesan-pesan yang diterimanya. Penulis mengutip dari dasar-dasar periklanan4, bahwa ternyata definisi tersebut sejalan dengan gambaran teori komunikasi lasswell yang unsureunsurnya who, say what, in which channel, to whom, with what effect. Dimana 1 Endah Muwarni, dasar-dasar periklanan, wacana jurnal ilmiah Ilmu Komunikasi Universitas Prof Dr. Mo`estopo (beragama) Jakarta. Hal 14 2 Endah Muwarni . Ibid hal 15 3 Kasali Rhenald, Op.cit hal 51 4 Endah Muwarni, Op.cit., hal 15 10 11 who menunjukan pengiklan, says what adalah pesan berupa iklan tersebut, to whom menunjukan khalayak sasaran atau target market, with what effect adalah efek apa yang timbul dari penayangan \iklan tersebut. 1.2 Periklanan Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum. Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan misalnya oleh Dum dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yanhg dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. 5 Menurut Otto Kleper (1986) seorang ahli periklanan terkenal asal Amerika dalam bukunya yang berjudul Advertising Procedure, dituliskan bahwa istilah advertising berassal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepadsa pihak lain. 6 Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefiniskan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakan 5 Rendra Widyatama. Pengantar Periklanan, Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007, hal 15. 6 Ibid. hal 15. 12 dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang agar membeli. Seperti yang dikatakan oleh Frank Jefkins: advertising aims to persuade people to buy.7 Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum. 1.2.1 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan adalah tujuan – tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan – tujuan tersebut menjadi pondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan. Secara garis besar tujuan spesifik periklanan menurut Uyung Sulaksana dikategorikan menjadi 3, yaitu:8 1. Iklan informatif yang dimana dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori produk baru, dengan merancang permintaan awal. 2. Iklan persuasif yang merupakan iklan yang bertujuan membangun preferensi pada merek tertentu. 3. Iklan yang bertujuan untuk mengingatkan yang dimana lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. 7 Rhenald Kasali, manajemen periklanan: konsep dan aplikasinya, Cet V Jakarta: Pustaka Utama Grafitti, 2007, hal 13. 8 Uyung, Sulaksna. Integrated Marketing Communication. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hal 9193. 13 Tujuan dari periklanan itu sendiri yaitu guna menjual atau meningkatkan penjualan baik berupa barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan juga memberikan dampak pada penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang terjadi di waktu mendatang, dengan kata lain periklanan yang rill adalah periklanan yang mengadakan komunikasi secara efektif. 1.2.2 Fungsi Periklanan Periklanan memang memiliki fungsi dan peran yang sangat vital dalam hal berpromosi dimana iklan sendiri dirancang sedemikian rupa sebagai alat untuk mengkomunikasikan produk yang dijual produsen, agar khalayak khususnya konsumen dapat mengetahui keberadaan produk nya di pasar. Dalam hal mengkomunikasikan produk periklanan berfungsi sebagai:9 1. Informing, adanya iklan membuat konsumen sadar akan merek – merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek, karena iklan sendiri merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, memiliki kemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya yang relative rendah. 2. Persuading, iklan yang efektif akan mampu mempersuasif (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang di iklankan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. 9 Terence. A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 1&2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003, hal 357. 14 3. Reminding, iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.agar konsumen tetap membeli dan menggunakan produk tersebut. Adding Value, periklanan memberikan nilai tambah kepada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif akan menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan akan lebih unggul dari pesaing. 2.3 Terpaan Iklan Terpaan secara sederhana, dijabarkan berapa kali konsumen yang sama berinteraksi atau tertepa iklan dari pemasaran (mereka melihat iklan majalah, mendorong radio dan iklan televise) dalam kurun waktu tertentu. Atau penempatan iklan dalam suatu sarana periklanan dimana diharapkan adanya ketertarikan atau kontak antara khalayak dengan sarana periklanan maupun ilan , yaitu dengen memberikan perhatian sehingga mengetahui iklan dengan melihat, mendengar, membaca10. Terpaan media merupakan salah satu factor yang akan menentukan keefektivisian sebuah iklan sebagai bagian dari bentuk komunikasi iklan yang paling efektif menerpa konsumen pada produknya ketika ketertarikan dan perhatian dari iklan yang ada cukup tinggi. Terpaan dalam suatu iklan dipengaruhi oleh beberapa unsure seperti frekuensi (seberapa sering iklan dilihat). Intensitas (seberapa lama khalayak melihat iklan sampai selesai) dan perhatian (seberapa besar perhatian khalayak terhadap iklan tersebut). Perhatian disini meliputi eksekusi iklan (elemen 10 Jhon R.Rossiter and Larry Percy. Advertising and Promotion Management. New York: MCGrow Hall, 1987, hal 447. 15 iklan/unsur-unsur iklan) dan pesan iklan. Memperoleh terpaan adalah suatu keharusan jika kurang tidak cukup untuk mencapai keberhasilan komunikasi.11 2.4 Hierarki Efek Dalam hierarki efek peneliti menggunakan teori AIDA. AIDA dikenal sebagaimana seorang pemasar merancang pesan yang disampikan dengan kata yang tepat sehingga terjadinya pengambilan keputusan akan pembelian produk. Tetapi tidak semua pemasar dapat menyampaikan pesannya dengan baik sehingga terjadinya keragaman pembeli dalam memilih kebutuhan dan keinginan. Rancangan pesan tersebut dijelaskan oleh beberapa para ahli dalam mengklarifikasi teori AIDA sebagai berikut: Menurut Kotler, Keller teori keputusan pembelian dalam model AIDA dijelaskan dalam empat tahap sebagai berikut:12 a. Tahap Menaruh Perhatian (Attention), yaitu tahap dimana terdapat perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa). b. Tahap Ketertarikan (Interest), yaitu adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsume. c. Tahap Berhasrat/Berniat (Desire), yaitu perasaan yang timbul dari konsumen yaitu keinginan untuk memiliki suatu produk tersebut. d. Tahap Memutuskan untuk aksi beli (Action), merupakan proses akhir dimana akhirnya konsumen memutuskan untuk melakukan tindakan yang disebut membeli. 11 12 Terence A.Shrimp. Op.Cit hal 374 Kotler, Amstrong Dasar dasar Pemasaran, Jilid 2 edisi ke 9. Jakarta: PT Indeks, 2004, hal 612. 16 Selanjutnya menurut Tjetjep Djatnika, teori AIDA (yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh Konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan. 2.5 Minat Beli Menurut kamus lengkap psikologi, minat adalah satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakkan perhatian seseorang, sehinga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau objek itu berharga, atau berarti bagi individu. Satu keadaan dimana motivasi, yang menuntun tingkah laku menuju satu arah sasaran tertentu.13 Definisi minat menurut Shaleh adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. 14 13 14 Chaplin, J.P. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, hal. 255 Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persfektif Islam. Jakarta: Kencana, 2009, hal 262. 17 Harmin dan Simon menyatakan bahwa dalam minat itu terdapat hal – hal pokok diantaranya adalah:15 1. Adanya perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pada objek tertentu. 2. Adanya ketertarikan terhadap objek tertentu. 3. Adanya aktivitas atas objek tertentu. 4. Adanya kecenderungan berusaha untuk lebih aktif. 5. Objek atau aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan. 6. Kecenderungan bersifat mengarahkan dan mempengaruhi tingkah laku individu. Menurut Winkel dalam Nurdasila, minat adalah kecenderungan yang menetap dalam suatu obyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Pengertian minat di sini adalah kecenderungan yang berlaku dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada sesuatu obyek yang menyenangkan. Menurut Setyawan dan Ihwan, beberapa pengertian mengenai minat dapat dirangkum dalam empat pernyataan, yaitu: a. Minat dianggap sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. b. Minat mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba. c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang. 15 Mulyati. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher, 2004, hal 46. 18 d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus. Definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1992) adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.16 2.6 Televisi Sebagai Media Periklanan Media massa merupakan bagian paling penting bagi para pengiklan dan biro iklan. Karena dengan menggunakan media massa pesan yang kita sampaikan bisa di terima oleh khalayak luas. Definisi dari media sendiri adalah saluran komunikasi yang membawa pesan dari pengiklan kepada khalayak, dan untuk internet, ia membawa respons dari khalayak kembali kepada pengiklan. Salah satu media yang paling banyak digunakan sebagai alat komuniaksi dalam suatu iklan adalah media televisi karena televisi mempunyai peran paling cepat dalam menyebarkan suatu informasi secara luas dan serentak. Keberadaan televisi selain menghibur dengan kemampuan audio visual, juga mampu mempersuasi penontonnya untuk melakukkan perubahan sikap, tingkah laku, dan pola pikirnya, karena keserempakan pesan yang dibawanya. Oleh karena itu banyak produsen yang masih mempercayakan pada kekuatan televise sebagai media utama untuk memasang iklan. 16 Assael Hendry. Consumer Behavior and Marketing Action. 6th, Edition. Thompson Learning Thompson. Asia, Ptc. Ltd, 2001 19 Televisi digunakan untuk periklanan karena memiliki karakter seperti film, “menceritakan sesuatu, melibatkan emosi, dan bisa memiliki dampak visual yang besar, bisa menunjukkan cara kerja sesuatu dan memberikan hidup bagi brand image dan kepribadian untuk sebuah brand” iklan televise terdiri dari gambar yang menggunakan emosi dan kata – kata yang di dengar, kombinasi sempurna dari audio visual yang bisa menjadi alat penjualan yang sangat kuat. 2.6.1 Unsur – Unsur dalam Periklanan Televisi Dalam membuat sebuah iklan pada media massa tentunya memerlukan peran dan unsur – unsur pendukung lain untuk membuat iklan terlihat menarik dan sekreatif mungkin. Unsur pendukung lainnya dalam iklan adalah sebagai berikut17 : 1. Musik atau Jingle Jingle sebagai musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur penting dalam iklan radio dan televisi. Hampir sebagian besar iklan menggunakan jingle, sebab jingle kerap merupakan salah satu element dasar yang membuat iklan mudah diingat oleh yang melihat atau mendengar iklan, guna mencapai suatu tingkat pemahaman yang di inginkan. 2. Storyboards Storyboard menurut Halas adalah merupakan rangkaian gambar manual yang di buat secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Sedangkan menurut Luther storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menggambarkon obyek multimedia serta perilakunya. 17 George E.Belch & Michael A.Belch, Advertising and Promotion: an integrated marketing communication perspective, New York : McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 173. 20 3. Copy or Script Script adalah susunan suatu kalimat yang membentuk headline atau pesan utama dalam sebuah iklan. 4. Endorser atau Model Iklan Endorser adalah merupakan icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk. Efektif atau tidaknya memilih figur atau icon dalam kegiatan promosi tentunya sangat di pengaruhi oleh image yang terbentuk di masyarakat mengenai sosok tersebut. 5. Tagline/ Slogan Tagline atau slogan di definisikan oleh Sutherland dan Allice Sylvester tagline adalah merupakan slogan singkat yang terdapat dalam sebuah iklan, dimaksudkan untuk menumbuhkan memorable para audiens. Tagline tidak harus kata kata publik atau kata – kata indah yang terpenting harus menancap di kepala dan hati konsumen. 6. Logo Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali produk/perusahaan atau siapa yang menampilkan iklan tersebut. 2.7 Digital Media Dunia pemasaran terutama di Indonesia saat ini diramaikan dengan kemunculan berbagai teknologi media komunikasi semakin canggih dan ng-trend melalui blog, web, dan e-mail yang dikenal dengan sebutan digital media. 21 Kehadiran digital media dalam ranah komunikasi merupakan pengetahuan dari makin variatifnya sarana untuk memasarkan produk, jasa maupun perusahaan ke berbagai sasaran dan makin mendekatkan pangsa pasar dengan efisien dan efektif. Dalam ranah pemasaran penggunaan digital media merupakan modernisasi dari teknologi komunikasi yang mampu menciptakan citra brand perusahaan, agar selalu diingat oleh konsumen.18 Mengingat biaya terhadap belanja iklan maupun kegiatan promosi semakin tinggi, maka para pengusaha melihat adanya peluang besar untuk memanfatkan digital media sebagai media pemasaran yang mampu merebut konsumen dengan cepat dan tepat sasaran.19 2.8 Digital Marketing Komunikasi (Internet Marketing Communication) Ranah kehidupan sosial saat ini diramaikan dengan keberadaan perangkat digital marketing yang memasuki relung kehidupan manusia. Di rumah, kantor, toko, mall, café bahkan sampai ke pedesaan; beragam profesi individu seakan tak dapat terpisahkan dari perangkat digital media tersebut. Kehidupan manusia saat ini tidak lekang dari keberadaan digital media dalam bentuk internet dan mobilephone yang dapat memudahkan antara manusia bisa saling berinteraksi, bersosisalisasi dan melakukan aktivasi bisnis. Keberadaan digital media sebagai salah satu potensi dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dengan khalayaknya secara personal dan tepat sasaran, sehingga penggunaan digital media atau internet sebagai media marketing komunikasi. Konsep digital media mengacu pada sosialisasi atau promosi bran 18 Soedarsono, Dewi K. Corporate and Marketing Communication. Jakarta: Buku Litera Puskombis Mercu Buana ASPIKOM. 2001. Hal. 4 19 Ibid. Hal. 7 22 menggunakan kanal atau media digital bisa berupa radio, televise, handphone, internet, dan sosial media marketing. Sementara itu, yang menjadi trend dalam praktek digital marketing salah satunya adalah menggunakan kanal atau media internet, di mana hal ini banyak dikenal sebagai internet marketing. Media internet, jangkauannya sangat luas, tanpa batas, dan berbiaya murah, sehingga menjadikan alternatif yang sangat menarik dalam melakukan promo melalui internet. Sejalan dengan makin banyaknya variasi dalam ranah digital media, maka peluang kegiatan marketing communication untuk melakukan ekspanasi bisnis secara global makin terbuka, sehingga tak pelak lagi dunia bisnis seolah makin dekat dengan kehidupan sosial manusia. Dan ditinjau dari aspek bisnis penggunaan digital media secara maksimal untuk kepentingan bisnis lebih banyak memberikan keuntungan, baik bagi perusahaan maupun konsumen. Selanjutnya bagaimana internet dapat membantu seorang pemasaran dalam mempersiapkan atau melakukan kegiatan marketing communication, dapat ditinjau dari aspek-aspek sebagai berikut: 1. Marketing research: market information, competitor information, customer information, miscellaneous information and collect cost saving ideas. 2. Database building: worldwide club, dynamic relations marketing. 3. Customer service: self servicing customers, self service customer abuse and self service cost savings. 23 4. New Product Development (NDP): collecting new ideas, tailor-made product and accelerating NDP. 5. Internal communications: internets and extranets. 6. Cost Reducution: print and distribution, phone calls, customer service, collecting cost saving tips, revenue generation. 7. Selling: few fairy tale sales stories, new markets, small value, big turnover and sales management tool. 8. Promotion: have a presence, interactive advertising, creative sponsorship, sales promotions, public relations, and data base marketing. Beberapa manfaat dari penggunaan digital media seperti internet begitu banyak, dan tergantung kepada para marketer atau orang pemasaran sejauh mana dapat mempergunakan manfaat tersebut sebagai peluang untuk memperluas jaringan pemasarannya. Sehingga strategi marketing communication seharusnya dibuat sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik internet sebagai medium komunikasi pemasaran. Internet Marketing atau internet based-marketing dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet dan teknologi digital yang berkaitan lainnya untuk mencapai objektivitas marketing dan mendukung konsep modern marketing. Teknologi ini mencakup media internet dan media digital lainnya sperti cable dan satellite berserta dengan hardware dan software yang mendukung penggunaan. Dengan kata lain, internet marketing adalah marketing secara online dengan menggunakan fasilitas internet. 24 Perbedaan mendasar antara internet marketing dengan tradisional marketing adalah adanya keterlibatan internet sebagai fasilitas. Selain untuk memuaskan kedua belah pihak, internet marketing juga bertujuan membangun hubungan dan memelihara hubungan dengan customer nya agar terjalin lasting relationship. Internet marketing communication memiliki arti komunikasi melalui internet dengan tujuan marketing. Medium digital disini sangat berperan agar tercapai komunikasi yang efektif. John Deighton of Harvard Business School mengidentifikasi karakteristik dari medium digital antara lain: customer menginisiasikan koneksi, customer mencari informasi (pull), dalam medium berintensitas tinggi-marketer akan mendapatkan 100 persen dari setiap perhatian individu ketika mereka membuka sebuah website, perusahaan mengumpulkan dan menyimpan setiap respon dari individu-individu. Internet marketing communication menggunakan media baru sebagai fasilitasnya, sedangkan tradisional marketing communication menggunakan medium lama sebagai fasilitasnya.20 2.9 E-Commerce (Electronic Commerce) Electronic Commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web (WWW) internet. Turban Lee, King, Chung mengatakan bahwa proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, informasi melalui jaringan informasi termasuk 20 Ibid. hal 12-15. 25 internet. Kalakota dan Whinston mendefinisikan EC dari beberapa perspektif berikut:21 1) Dari perspektif komunikasi, EC merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui berbagai lini seperti telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya. 2) Dari perspektif proses bisnis, EC merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan. 3) Dari perspektif online, EC berkaitan dengan kapasitas kepastian jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya. E-commerce dibedakan menjadi e-commerce murni dan bukan murni. Ecommerce murni merupakan situs atau website yang menyediakan semua layanan nya secara digital, tanpa melalui pihak tertentu seperti pengiriman, pembayaran maupun perantara pembayaran. Sedangkan, e – commerce bukan murni adalah situs jual beli online yang memerlukan jasa pihak lain sebagai pendukung pada proses jual beli tersebut, misalnya jika kita membeli buku pada situs Amazon.com, buku tersebut kemudian dikirim melalui FedEx. Hal ini lah yang disebut sebagai pihak lain di luar situs tersebut sebagai pendukung proses. Aplikasi e-commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan jasa, pelayanan keungan, asuransi, ritel, pemasaran dan periklanan online, pelayanan pelanggan, lelang, travel, hardware and software, hiburan, publikasi online dan lain sebagainya.22 21 M. Suyanto. Strategi Periklanan pada E-commerce Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Andi, 2003, hal 10 – 11. 22 Ibid. hal 12.