BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1
Laporan Keuangan
Didalam mengamati suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting
adalah bidang keuangan. Dengan malihat aspek keuangan suatu perusahaan, pihakpihak yang berkepentingan dapat melihat sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sangat memerlukan
laporan keuangan atau keterangan mengenai keadaan keuangannya yang disebut
laporan keuangan yang pada dasarnya disusun untuk memeberikan informasi
mengenai keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam periode tertentu. Hal yang dilaporkan
kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.
Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan
perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada
baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya (Baridwan, 2014:17).
Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengeritan yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang didapat dari berbagai sumber:
Menurut Sawir (2013:2) laporan keuangan adalah :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang biasanya
disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya laporan arus kas atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
9
10
Laporan keuangan Menurut Kasmir (2013:7) adalah sebagai berikut :
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu”.
Sedangkan laporan keuangan menurut Kieso, et al. (2010) menjelaskan
pengertian laporan keuangan adalah :
“Financial statement are the principal means trough which a company
communicates its financial information to those outside it”.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa laporan keuangan adalah sarana
utama perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak
luar. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
1. Laporan Posisi Keuangan (neraca)
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Karena laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat analisa bagi manajemen untuk membuat keputusan yang
berhubungan dengan keuangan perusahaan dan juga berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Pemilik perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaanya
terutama
untuk
perusahaan-perusahaan
yang
dipimpinya
disertakan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan lapora keuangan
tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam
memimpin perusahaanya diukur atau dinilai dari laba yang diperoleh oleh
perusahaan.
11
2. Manajer/Pimpinan perusahaan.
Arti penting laporan keuangan bagi manajer adalah bahwa laporan keuangan
tersebut merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pihak
pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada manajer.
Pertanggung jawaban pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan
keuangan hanyalah sampai pada penyajian posisi keuangan dan hasil usaha dalam
suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara
konsisten.
3. Investor
Para investor memerlukan laporan keuangan perusahaan ditempat mereka
menanamkan modalnya, yang akan digunakan untuk mengetahui prospek
keuntungan dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Dari analisis laporan
keuangan tersebut maka para investor dapat mengetahui jaminan atas
investasinya juga untuk mengetahui kondisi keuangan jangka pendeknya.
4. Kreditur dan Bankir
Para kreditur dan banker perlu mengetahui posisi dan kondisi keuangan
perusahaan yang dapat dilihat dari hasil laporan keuangan perusahaan tersebut
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian kredit.
5. Pemerintahan
Pemerintahan memerlukan laporan keuangan suatu perusahaan untuk
membantu dalam menentukan besarnya pajak yang akan ditanggung oleh
perusahaan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti
memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu,
tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini akan dikemukakan beberpa pengertian yang berhubungan dengan
tujuan laporan keuangan yang didapat dari berbagai sumber :
12
Tujuan laporan keuangan berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia yang
terdapat dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (2009:5)” menyebutkan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung
jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka”.
Menurut Mulyadi (2011:28) menyebutkan bawha tujuan laporan keuangan
adalah :
“Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak
manajemen perusahaan”.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil
tersebut.
Sedangkan menurut Kasmir (2013:10) menyebutkan bahwa tujuan laporan
keuangan yaitu :
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta), kewajiban,
dan modal uang dimiliki perusahaan pada saaat ini.
b. Memberikan informsi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
c. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
13
e. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
f. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
Secara umum informasi keuangan bertujuan untuk memberikan informsi
keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan
pada pihak dalam maupun luar perusahaan yang mimiliki kepentingan terhadap
perusahaan.
2.1.3 Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari masksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masingmasing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan
perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam
praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberpa jenis laporan keuangan
yang sesuai dengan satandar yang telah ditentukan.
Bentuk-bentuk
laporan
keuangan
menurut
Munawir
(2010:15)
mengemukakan :
“Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan
laba
rugi
serta
laporan
perubahan
modal,
dimana
neraca
menunjukan/menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan
(laporan) laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan
laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau
alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan”.
Dalam pengertian diatas maka dapat dijelaskan macam-macam komponen
laporan keuangan dibawah ini :
14
1. Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi
perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan
laporan keuangan dalam bentuk neraca.
Pengertian neraca menurut Harahap (2011:107) dalam buku “Analisis
Kritis Laporan Keuangan” dikatakan bahwa :
“Neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan
modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan opname situasi keuangan pada saat itu”.
Secara umum neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
a. Asset
Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) (2009:6) mendefinisikan asset sebagai berikut :
“asset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan
diharapkan akan diperoleh enitas”.
Pada dasarnya aktiva (Asset) dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancaar dan aktiva tidak lancar.
Menurut Skousen (2012:159) pengertian aktiva lancar adalah :
“Aktiva lancar adalah uang kas atau asset lain yang mempunyai
kemungkinan yang beralasan untuk dapat dicairkan dalam bentuk
kas, dijual atau digunakan dalam jangka waktu dekat dalam suatu
siklus operasi yang normal”.
Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan
likuiditasnya sehingga penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid
sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid.
Menurut Skousen (2012:193) pengertian aktiva tidak lancar adalah
sebagai berikut :
15
“Pos-pos dengan jangka waktu terbatas biasanya dihapuskan selama
jangka waktu hidupnya”.
b. Kewajiban (Hutang)
Kewajiban berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku
“Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publiik
(SAK ETAP) (2009:6)” didefinisikan sebagai berikut :
“Kewajiban yaitu merupakan kewajiban masa kini entitas yang
timbul
dari
masa
lalu,
yang
penyelesainnya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengsndung manfaat ekonomi”.
Hutang atau kewajiban keuangan perusahaan dapat dibedakkan ke dalam
hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.
Menurut Skousen (2012:120) pengertian hutang lancar yaitu :
“Liabilitas lancar mencakup semua liabilitas yang harus di selesaikan
dalam jangka waktu satu tahun atau dalam suatu masa perputaran
usaha (siklus operasi) yang sesuai dengan masa yang digunakan
dalam penggolongan lancar”.
Menurut Skousen (2012:122) pengertian hutang jangka panjang yaitu :
“Semua liabilitas yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun”.
c. Ekuitas
Berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku “Standar
Akuntansi keuangan Entitas Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
(2009:6)” mendefinisikan ekuitas sebagai berikut :
“Hak residual atas asset entitas setelah dikurangi sebuah kewajiban”
16
Tabel 2.1
PT XYZ
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR
KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan setara kas
xxx
Hutang usaha
Piutang usaha
xxx
Hutang Lain-lain
xxx
Piutang lain-lain
xxx
Hutang Pajak
xxx
Persediaan
xxx
Pajak dibayar dimuka
xxx
Jumlah aktiva lancar
xxx
Jumlah Kewajiban
xxx
AKTIVA TETAP
xxx
EKUITAS
Harga perlolehan
xxx
Modal
xxx
Akumulasi penyusutan
xxx
Aktiva tetap bersih
xxx
Jumlah Ekuitas
xxx
Total aktiva
xxx
Total Kewajiban dan Ekuitas
xxx
Sumber : Skousen (2012)
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menurut Skousen (2012:108) laporan laba rugi adalah :
“Laporan laba rugi merupakan hasil usaha suatu perusahaan dalam
suatu periode tertentu”.
Menurut Sawir (2010:7) bentuk laporan laba rugi dikelompokan menjadi dua
yaitu laporan laba rugi “Single Step” (langkah tunggal) dan laporan laba rugi
“Multiple Step” (langkah berganda).
Menurut Baridwan (2014:71) laporan laba rugi bentuk tunggal adalah:
“semua pos pendanaan (revenue items) dijumlahkan di satu pihak, pos
harga dan biaya dijumlahkan di lain pihak”.
17
Tabel 2.2
PT. XXX
Laporan Laba Rugi (single step)
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
Penjualan bersih ....................................................................
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan bunga ............................................... xxx
Pendapatan dividen ............................................. xxx
xxx
xxx
xxx
Dikurangi :
Harga pokok penjualan .................................................. xxx
Biaya penjualan :
Gaji pegawai penjualan .......................... xxx
Biaya iklan ............................................. xxx
xxx
Biaya umum dan administrasi :
Gaji pegawai kantor ........................ xxx
Biaya umum .................................... xxx
xxx
Biaya lain-lain :
Biaya bunga .................................... xxx
xxx Laba (atau rugi bersih)
Sumber : Skousen (2012)
Rpxxx
Menurut Sawir (2010:9) laporan laba rugi berganda yaitu :
“Laporan laba rugi berganda (multiple step) terdapat bermacam-macam
pengelompokan untuk penentuan laba atau rugi perusahaan”.
Tabel 2.3
PT. XXX
Laporan Laba Rugi (multiple step)
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
Penjualan bersih .......................................................................... Rpxxx
Harga pokok penjualan :
Persediaan barang 1 januari 20XX ........................ xxx
Pembelian .............................................................. xxx+
Barang tersedia untuk dijual .................................. xxx
Persediaan barang akhir Desember 20XX ............. xxx-/-
18
Harga pokok penjualan ........................................................... xxx-/Laba kotor penjualan ...................................................................... xxx
Biaya operasi :
Biaya penjualan :
Gaji pegawai penjualan ........................... xxx
Biaya pengangkutan penjualan ............... xxx
Biaya iklan .............................................. xxx
Biaya penjualan lain-lain ........................ xxx
Jumlah biaya penjualan .......................... xxx
Biaya umum & administrasi
Gaji pegawai kantor ............................... xxx
Biaya asuransi ........................................ xxx
Biaya kantor lain-lain ............................ xxx
Jumlah biaya umum & administrasi ...... xxx
Jumlah biaya operasi ............................................................ xxx -/Pendapatan bersih operasi ........................................................ xxx
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan dividen .......................................... xxx
Biaya lain-lain :
Biaya bunga ..................................................... xxx -/xxx +/Pendapatan bersih sebelum pajak ................................................... xxx
Pajak penghasilan yang ditaksir ...................................................... xxx
Pendapatan bersih perusahaan ....................................................... XXX
Sumber : Skousen (2012)
3. Laporan Perubahan Modal
Menurut Skousen (2012:150) laporan perubahan modal adalah :
“Suatu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode
waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun”.
Sedangkana menurut Kasmir (2013:29) menyatakan bahwa :
“Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang
dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal”.
Perubahan-perubahan
yang
terjadi
perlu
diketahui
untuk
melihat
perkembangan keadaan keuangan suatu perusahaan. Setelah perubahan ini
diketahui,apakah terjadi kenaikan atau penururnan atau tetap, dapat pula diketahui
sebab-sebab terjadi perubahan tersebut.
19
Tabel 2.4
PT XYZ
Laporan Perubahan Modal
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
Modal Awal
xxx
Penambahan:
Saldo laba (rugi) ditahan
xxx
Total Penambahan
xxx
Pengurangan :
Prive
xxx
Saldo laba (rugi) berjalan
xxx
Rugi bersih Desember 20XX
xxx
Total Pengurangan
xxx
Modal akhir 31 Desember 20XX
xxx
Sumber : Skousen (2012)
4. Laporan Arus Kas
Pengerian laporan arus kas menurut Soemarso (2013:38), adalah :
“Laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk
melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu
periode tertentu”.
Sedangkan menurut Skousen (2011:205) menyatakan bahwa :
“Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas
masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (biaya-biaya)”.
Laporan arus kas menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil
penjualan, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran seperti biaya
operasional perusahaan.
Tabel 2.5
PT XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
Aktivitas Operasional :
Laba bersih
xxx
Punyusutan
xxx
20
Piutang usaha
xxx
Utang usaha
xxx
Persediaan
xxx
Kas untuk aktivitas operasi
xxx
Aktivitas investasi :
Pembelian aktiva
xxx
Penjualan aktiva
xxx
Akuisisi
xxx
Kas untuk aktivitas investasi
xxx
Aktivitas pendanaan :
Deviden yang dibayarkan
xxx
Pembelian kembali saham biasa
xxx
Kas untuk aktivitas pendanaan
xxx
Kenaikan kas
xxx
Kas dan setara kas 1/1/20xx
xxx
Kas dan setara kas 31/1/20xx
xxx
Sumber : Skousen (2012)
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut Skousen (2012:344) Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan yaitu:
“Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat
berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan”
Sedangkan menurut Kasmir (2013:30) menyatakan bahwa :
“Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu”.
Pada dasarnya catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan
yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan
informasi kepada pembaca dengan informasi yang lebih lanjut. Catatan atas
laporan keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dengan
laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari
kondisi keuangan perusahaan.
21
2.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Sebelum mengambil keputusan, para pemakai laporan keuangan harus
mengetahui dan memehami terlebih dahulu sifat dan keterbatasan laporan keuangan
agar para pemakai laporan keuangan tersebut tidak salah mengartikan sehingga
tidak akan menyesatkan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh
pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta
menyeluruh.
Menurut Munawir (2010:9) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasan
laporan keuangan adalah :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangaan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tetap, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan
atau nilai rupiah dari berbagai waku atau tanggal yang lalu dimana daya beli
(purchasing power) uang tersebut menurun, dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan
dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual
semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual
barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-fakor
tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan
bersifat hitoris dan hanya merupakan gambaran kemajuan perusahaan yang terdiri
dari data-data, laporan dan elemen yang cukup berarti yang mempunyai sifat yang
dapat mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya suatu perbedaan dalam suatu
22
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan keadaan lain yang ada di
perusahaan.
Laporan keuangan pada dasarnya mempunyai suatu keterbetasan sebab
laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu hanya
besifat sementara, bukan merupakan hasil akhir dari suatu kegiatan perusahaan.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan karena
itu angka yang tercermin dalam laporan keuangan hanya bersifat nilai buku yang
belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
2.2
Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi
laporan keuangan tersebut dapat di prediksi apa yang akan terjadi di masa
mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses
pembanding, evaluasi dan analisis trend, akan diperoleh prediksi tentang apa yang
mungkin akan terjadi dimasa mendatang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis
terhadap laporan keuangan.
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis
dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan
suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Menurut Dwi (2013:30) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut :
“penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu
proses untuk membedakan laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, dan
menelaah hubungan diantara unsur-unsur terseut, dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti
23
para analisis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tetang
unsur-usnur yang membentuk laporan keuangan.
Menurut Harahap (2011:190) analisis laporan keuangan adalah :
“Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat pada masa mendatang”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan proses yang mempelajari data-data keuangan agar dapat
dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi, dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan
serta kecenderungan yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga analisis
laporan keuangan dapat disajikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihakpihak yang berkepentingan.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2013:68) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelamahan-kelemahan apa saja yang terjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
24
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan anilisis
laporan keuangan adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih mudah
dimengerti, dari data-data yang ada kita dapat menentukan informasi posisi
keuangan, hasil operasi, perkembangan perusahaan serta dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk suatu pengambilan keputusan.
2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisis
harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat
menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan tersebut.
Menurut Prastowo (2008:58) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang di analisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan
kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Kondisi-konidisi yang mempunyai pengaruh terhadap perushaan perlu juga
untuk dipahami, mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri
dimana perusahaan beroperasi ; perubahan teknologi ; perubahan selera
konsumen, perubahan faktor-faktor ekonomi, dan perubahan yang terjadi di
dalam perusahaan itu sendiri.
3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan di aplikasikan, perlu
dilakukan riview terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan cukup
25
jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku.
4. Menganalisis laporan keuangan
Setelah memahami profil perusahaan dan me-review laporan keuangan, maka
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat
menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan
laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan
dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Menurut Prastowo (2008:61) metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Metode Analisis Horizontal (Dinamis)
Merupakan metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena
analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut
metode analisis dinamis kerana metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode).
Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain
teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan
penggunaan dan, analisis perubahan laba kotor.
2. Metode Analisis Vertikal (statis)
Merupakan metode analisis yang dilakukan dengan cara
menganalisis
laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan cara
membandingkan natara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keungan
yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Oleh karena membandingkan antara
pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka
disebut metode vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya
26
membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama.
Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain
teknik analisis persentase perkomponen (common size), analisis rasio, dan
analisis impas.
2.3
Analisis Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (methematical
relationship) anatara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau bururknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut diperbandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Dengan
menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat
likuiditas, solvabillitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu
perusahaan (rentabilitas perusahaan). Dalam mengadakan pembandingan rasio
sebaiknya dilakukan perbandingan dengan standar rasio. Disamping data rasio
periode-periode yang lalu, perhitungan rasio tersebut dapat juga diperbandingkan
dengan angka rasio yang sudah direncanakan atau yang sudah dibudgetkan oleh
perusahaan.
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio
Menurut Bambang (2011:38) analisis rasio yaitu:
“Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator
keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi
keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian
menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan”.
Kemudian menurut Sawir (2010:15) alisis rasio merupakan:
“Suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan
menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab
27
beberapa pertanyaan peting mengenai kesehata keuangan dari
perusahaan”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk
menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. Dan ada juga tujuan
dari analisis rasio dalam memanfaatkan laporan keuangan yaitu :
1. Dapat mengetahui likuiditas dan solvabilitas perusahaan
2. Dapat mengetahui efektifitas operasi perusahaan
3. Dapat mengukur rentabilitas atau derajat keuntungan perusahaan.
2.3.2 Penggolongan Analisis Rasio
Harahap (2011:51) menggolongkan jenis analisis rasio berbasarkan jenis
rasio yang sering digunakan dalam bisnis. Adapun risiko keuangan yang sering
digunakan adalah :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Rentabilitas
5. Rasio Leverage
6. Rasio Pasar Modal
7. Rasio Pertumbuhan
8. Rasio Produktivitas
Tetapi dari beberapa rasio tersebut hanya empat rasio yang sering dipakai di
dalam menganalisis laporan keuangan yaitu risiko likuiditas, rasio solvabilitas
(leverage), rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan
memiliki tujuan, kegunaan arti tertentu. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio
keuangan menurut Sawir (2010:159) yaitu :
28
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas atau sering disebut modal kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan, terdapat dua
macam hasil penelitian terhadap pengukuran rasio yaitu :
1. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban maka perusahaan itu
dikatakan likuid.
2. Tetapi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka
perusahaan itu dikatakan ilikuid.
Rasio likuiditas ini terdiri dari beberapa kelompok seperti :
1. Rasio lancar (curent ratio), rasio ini menunjukan besarnya kewajiban
lancar yang dapat dipenuhi oleh aktiva lancar yang diterapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 =
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭𝐬
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
Sumber : Baridwan (1994)
2. Acid test ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan yang
paling likuid.
(𝐂𝐚𝐬𝐡 + 𝐀𝐜𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐬 𝐑𝐞𝐜𝐞𝐢𝐯𝐚𝐛𝐥𝐞)
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
Sumber : Baridwan (1994)
𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
2. Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang, keuntungan dengan menggunakan
rasio solvabilitas adalah :
1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada
pihak lainnya.
2. Mengetahui keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan
modal.
29
3. Dapat mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.
Beberapa rasio solvabilitas adalah sebagai berikut :
1. Debt To Asset, rasio ini menunjukan presentase pendanaan kewajiban yang
dipenuhi oleh seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung
dengan cara sebagai berikut:
𝐃𝐞𝐛𝐭 𝐓𝐨 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭
Sumber : Baridwan (1994)
2. Debt To Equity, rasio ini menunjukan presentase modal sendiri dan
penyediaan dan oleh pemegang saham yang dapat dijadikan jaminan untuk
membayar keseluruhan hutang yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
dihitung dengan cara sebagai berikut :
𝐃𝐞𝐛𝐭 𝐓𝐨 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲
Sumber : Baridwan (1994)
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang kemampuannya digunakan untuk
mengukur tingkat efisensi permanfaatan sumber daya perusahaan atau untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Beberapa rasio aktivitas :
1. Total Asset Turn Over , rasio ini menunjukan efektifitas penggunaan
seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan bentuk harta perusahaan.
𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒗𝒆𝒓 =
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
× 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭
Sumber : Baridwan (1994)
2. Inventory Turn Over, rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang
cukup populer untuk menilai operasional perusahaan, yang mempelihara
30
seberapa baiknya menanjemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan.
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝑻𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒗𝒆𝒓 =
𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐒𝐨𝐥𝐝
× 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐧𝐭𝐨𝐫𝐲
Sumber : Baridwan (1994)
4.
Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
kebutuhan manajemen. Resiko kemampuan laba akan memberikan jawaban akhir
tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi kemampuan yang
umum digunakan adalah :
1. Gross Profit Margin, rasio ini menunjukan seberapa besar presentase
pendapatan bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan.
𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 − 𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐒𝐨𝐥𝐝
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
Sumber : Baridwan (1994)
2. Net Profit Margin, rasio ini menunjukan keuntungan bersih perusahaan
dari setiap perusahaan atau menggambarkan besarnya presentase laba
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan.
𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
Sumber : Baridwan (1994)
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
5. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari utang atau modal, sehingga dengan
rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap
kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva dengan modal yang ada.
Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang. Yang termsuk dalam
rasio leverage antara lain :
1. Rasio total hutang terhadap total aktiva/ debt ratio
Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukan besarnya total hutang
terhadap keseluruhan total akitiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini
31
hanya merupakan presentase dana yang diberikan oelh kreditur bagi
perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭𝐬
Sumber : Baridwan (1994)
2. Rasio total hutang terhadap total ekuitas/ debt to equity ratio. Rasio ini
dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah
modal sendiri. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan
perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin
besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬
× 𝟏𝟎𝟎%
𝑪𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Sumber : Baridwan (1994)
6. Rasio Pasar Modal
Rasio ini adalah yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini
menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan
terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham
dipasar dengan nialai buku saham tersebut yang digambarkan dineraca. Semakin
tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor utuk membeli
saham tersebut. Rumusnya sebagai berikut:
𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 =
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐏𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑩𝒖𝒌𝒖
Sumber : Baridwan (1994)
7. Rasio Pertumbuhan
Rasio ini menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari
tahun ke tahun. Rasio pertumbuhan (Grwoth Ratio), terdiri dari :
1. Kenaikan penjualan
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑰𝒏𝒊 − 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖
Sumber : Baridwan (1994)
32
2. Kenaikan laba bersih
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑰𝒏𝒊 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖
Sumber : Baridwan (1994)
8. Rasio produktivitas
Rasio ini menunjukan tingkat produktivitas suatu unit dalam perusahaan ini.
Rasio ini teridir dari :
1. Rasio karyawan atas penjualan
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
Sumber : Baridwan (1994)
2. Rasio biaya per karyawan
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
Sumber : Baridwan (1994)
2.3.3 Analisis Rasio Laporan Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi suatu perusahaan, analisi
laporan keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang biasanya sering digunakan
adalah rasio/indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan
yang lainnya. Analisis dari interprestasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih jelas mengani kondisi keuangan dan prestasi
suatu perusahaan dan akan lebih bermanfaat jika angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar Sawir (2010:29).
Download