BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangan. Dengan malihat aspek keuangan suatu perusahaan, pihakpihak yang berkepentingan dapat melihat sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sangat memerlukan laporan keuangan atau keterangan mengenai keadaan keuangannya yang disebut laporan keuangan yang pada dasarnya disusun untuk memeberikan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya (Baridwan, 2014:17). Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengeritan yang berhubungan dengan laporan keuangan yang didapat dari berbagai sumber: Menurut Sawir (2013:2) laporan keuangan adalah : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang biasanya disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”. 9 10 Laporan keuangan Menurut Kasmir (2013:7) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu”. Sedangkan laporan keuangan menurut Kieso, et al. (2010) menjelaskan pengertian laporan keuangan adalah : “Financial statement are the principal means trough which a company communicates its financial information to those outside it”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa laporan keuangan adalah sarana utama perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan perusahaan terdiri dari : 1. Laporan Posisi Keuangan (neraca) 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Karena laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat analisa bagi manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dan juga berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Pemilik perusahaan Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaanya terutama untuk perusahaan-perusahaan yang dipimpinya disertakan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan lapora keuangan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaanya diukur atau dinilai dari laba yang diperoleh oleh perusahaan. 11 2. Manajer/Pimpinan perusahaan. Arti penting laporan keuangan bagi manajer adalah bahwa laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pihak pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada manajer. Pertanggung jawaban pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanyalah sampai pada penyajian posisi keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten. 3. Investor Para investor memerlukan laporan keuangan perusahaan ditempat mereka menanamkan modalnya, yang akan digunakan untuk mengetahui prospek keuntungan dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Dari analisis laporan keuangan tersebut maka para investor dapat mengetahui jaminan atas investasinya juga untuk mengetahui kondisi keuangan jangka pendeknya. 4. Kreditur dan Bankir Para kreditur dan banker perlu mengetahui posisi dan kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari hasil laporan keuangan perusahaan tersebut yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian kredit. 5. Pemerintahan Pemerintahan memerlukan laporan keuangan suatu perusahaan untuk membantu dalam menentukan besarnya pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini akan dikemukakan beberpa pengertian yang berhubungan dengan tujuan laporan keuangan yang didapat dari berbagai sumber : 12 Tujuan laporan keuangan berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia yang terdapat dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (2009:5)” menyebutkan bahwa : “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi, laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Menurut Mulyadi (2011:28) menyebutkan bawha tujuan laporan keuangan adalah : “Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan”. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Sedangkan menurut Kasmir (2013:10) menyebutkan bahwa tujuan laporan keuangan yaitu : a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta), kewajiban, dan modal uang dimiliki perusahaan pada saaat ini. b. Memberikan informsi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. c. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. d. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 13 e. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu. f. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. Secara umum informasi keuangan bertujuan untuk memberikan informsi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan pada pihak dalam maupun luar perusahaan yang mimiliki kepentingan terhadap perusahaan. 2.1.3 Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari masksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masingmasing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberpa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan satandar yang telah ditentukan. Bentuk-bentuk laporan keuangan menurut Munawir (2010:15) mengemukakan : “Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukan/menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan”. Dalam pengertian diatas maka dapat dijelaskan macam-macam komponen laporan keuangan dibawah ini : 14 1. Neraca (balance sheet) Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Pengertian neraca menurut Harahap (2011:107) dalam buku “Analisis Kritis Laporan Keuangan” dikatakan bahwa : “Neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu”. Secara umum neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : a. Asset Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (2009:6) mendefinisikan asset sebagai berikut : “asset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh enitas”. Pada dasarnya aktiva (Asset) dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancaar dan aktiva tidak lancar. Menurut Skousen (2012:159) pengertian aktiva lancar adalah : “Aktiva lancar adalah uang kas atau asset lain yang mempunyai kemungkinan yang beralasan untuk dapat dicairkan dalam bentuk kas, dijual atau digunakan dalam jangka waktu dekat dalam suatu siklus operasi yang normal”. Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya sehingga penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid. Menurut Skousen (2012:193) pengertian aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut : 15 “Pos-pos dengan jangka waktu terbatas biasanya dihapuskan selama jangka waktu hidupnya”. b. Kewajiban (Hutang) Kewajiban berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publiik (SAK ETAP) (2009:6)” didefinisikan sebagai berikut : “Kewajiban yaitu merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari masa lalu, yang penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengsndung manfaat ekonomi”. Hutang atau kewajiban keuangan perusahaan dapat dibedakkan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Menurut Skousen (2012:120) pengertian hutang lancar yaitu : “Liabilitas lancar mencakup semua liabilitas yang harus di selesaikan dalam jangka waktu satu tahun atau dalam suatu masa perputaran usaha (siklus operasi) yang sesuai dengan masa yang digunakan dalam penggolongan lancar”. Menurut Skousen (2012:122) pengertian hutang jangka panjang yaitu : “Semua liabilitas yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu tahun”. c. Ekuitas Berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku “Standar Akuntansi keuangan Entitas Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (2009:6)” mendefinisikan ekuitas sebagai berikut : “Hak residual atas asset entitas setelah dikurangi sebuah kewajiban” 16 Tabel 2.1 PT XYZ Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR Kas dan setara kas xxx Hutang usaha Piutang usaha xxx Hutang Lain-lain xxx Piutang lain-lain xxx Hutang Pajak xxx Persediaan xxx Pajak dibayar dimuka xxx Jumlah aktiva lancar xxx Jumlah Kewajiban xxx AKTIVA TETAP xxx EKUITAS Harga perlolehan xxx Modal xxx Akumulasi penyusutan xxx Aktiva tetap bersih xxx Jumlah Ekuitas xxx Total aktiva xxx Total Kewajiban dan Ekuitas xxx Sumber : Skousen (2012) 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Menurut Skousen (2012:108) laporan laba rugi adalah : “Laporan laba rugi merupakan hasil usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu”. Menurut Sawir (2010:7) bentuk laporan laba rugi dikelompokan menjadi dua yaitu laporan laba rugi “Single Step” (langkah tunggal) dan laporan laba rugi “Multiple Step” (langkah berganda). Menurut Baridwan (2014:71) laporan laba rugi bentuk tunggal adalah: “semua pos pendanaan (revenue items) dijumlahkan di satu pihak, pos harga dan biaya dijumlahkan di lain pihak”. 17 Tabel 2.2 PT. XXX Laporan Laba Rugi (single step) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX Penjualan bersih .................................................................... Pendapatan lain-lain : Pendapatan bunga ............................................... xxx Pendapatan dividen ............................................. xxx xxx xxx xxx Dikurangi : Harga pokok penjualan .................................................. xxx Biaya penjualan : Gaji pegawai penjualan .......................... xxx Biaya iklan ............................................. xxx xxx Biaya umum dan administrasi : Gaji pegawai kantor ........................ xxx Biaya umum .................................... xxx xxx Biaya lain-lain : Biaya bunga .................................... xxx xxx Laba (atau rugi bersih) Sumber : Skousen (2012) Rpxxx Menurut Sawir (2010:9) laporan laba rugi berganda yaitu : “Laporan laba rugi berganda (multiple step) terdapat bermacam-macam pengelompokan untuk penentuan laba atau rugi perusahaan”. Tabel 2.3 PT. XXX Laporan Laba Rugi (multiple step) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX Penjualan bersih .......................................................................... Rpxxx Harga pokok penjualan : Persediaan barang 1 januari 20XX ........................ xxx Pembelian .............................................................. xxx+ Barang tersedia untuk dijual .................................. xxx Persediaan barang akhir Desember 20XX ............. xxx-/- 18 Harga pokok penjualan ........................................................... xxx-/Laba kotor penjualan ...................................................................... xxx Biaya operasi : Biaya penjualan : Gaji pegawai penjualan ........................... xxx Biaya pengangkutan penjualan ............... xxx Biaya iklan .............................................. xxx Biaya penjualan lain-lain ........................ xxx Jumlah biaya penjualan .......................... xxx Biaya umum & administrasi Gaji pegawai kantor ............................... xxx Biaya asuransi ........................................ xxx Biaya kantor lain-lain ............................ xxx Jumlah biaya umum & administrasi ...... xxx Jumlah biaya operasi ............................................................ xxx -/Pendapatan bersih operasi ........................................................ xxx Pendapatan lain-lain : Pendapatan dividen .......................................... xxx Biaya lain-lain : Biaya bunga ..................................................... xxx -/xxx +/Pendapatan bersih sebelum pajak ................................................... xxx Pajak penghasilan yang ditaksir ...................................................... xxx Pendapatan bersih perusahaan ....................................................... XXX Sumber : Skousen (2012) 3. Laporan Perubahan Modal Menurut Skousen (2012:150) laporan perubahan modal adalah : “Suatu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun”. Sedangkana menurut Kasmir (2013:29) menyatakan bahwa : “Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal”. Perubahan-perubahan yang terjadi perlu diketahui untuk melihat perkembangan keadaan keuangan suatu perusahaan. Setelah perubahan ini diketahui,apakah terjadi kenaikan atau penururnan atau tetap, dapat pula diketahui sebab-sebab terjadi perubahan tersebut. 19 Tabel 2.4 PT XYZ Laporan Perubahan Modal Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX Modal Awal xxx Penambahan: Saldo laba (rugi) ditahan xxx Total Penambahan xxx Pengurangan : Prive xxx Saldo laba (rugi) berjalan xxx Rugi bersih Desember 20XX xxx Total Pengurangan xxx Modal akhir 31 Desember 20XX xxx Sumber : Skousen (2012) 4. Laporan Arus Kas Pengerian laporan arus kas menurut Soemarso (2013:38), adalah : “Laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu”. Sedangkan menurut Skousen (2011:205) menyatakan bahwa : “Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (biaya-biaya)”. Laporan arus kas menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran seperti biaya operasional perusahaan. Tabel 2.5 PT XYZ Laporan Arus Kas Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX Aktivitas Operasional : Laba bersih xxx Punyusutan xxx 20 Piutang usaha xxx Utang usaha xxx Persediaan xxx Kas untuk aktivitas operasi xxx Aktivitas investasi : Pembelian aktiva xxx Penjualan aktiva xxx Akuisisi xxx Kas untuk aktivitas investasi xxx Aktivitas pendanaan : Deviden yang dibayarkan xxx Pembelian kembali saham biasa xxx Kas untuk aktivitas pendanaan xxx Kenaikan kas xxx Kas dan setara kas 1/1/20xx xxx Kas dan setara kas 31/1/20xx xxx Sumber : Skousen (2012) 5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Skousen (2012:344) Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan yaitu: “Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan” Sedangkan menurut Kasmir (2013:30) menyatakan bahwa : “Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu”. Pada dasarnya catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi yang lebih lanjut. Catatan atas laporan keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dengan laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. 21 2.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Sebelum mengambil keputusan, para pemakai laporan keuangan harus mengetahui dan memehami terlebih dahulu sifat dan keterbatasan laporan keuangan agar para pemakai laporan keuangan tersebut tidak salah mengartikan sehingga tidak akan menyesatkan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh. Menurut Munawir (2010:9) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangaan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tetap, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waku atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-fakor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan bersifat hitoris dan hanya merupakan gambaran kemajuan perusahaan yang terdiri dari data-data, laporan dan elemen yang cukup berarti yang mempunyai sifat yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya suatu perbedaan dalam suatu 22 pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan keadaan lain yang ada di perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya mempunyai suatu keterbetasan sebab laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu hanya besifat sementara, bukan merupakan hasil akhir dari suatu kegiatan perusahaan. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan karena itu angka yang tercermin dalam laporan keuangan hanya bersifat nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. 2.2 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat di prediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses pembanding, evaluasi dan analisis trend, akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi dimasa mendatang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan. 2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Menurut Dwi (2013:30) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut : “penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedakan laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur terseut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti 23 para analisis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tetang unsur-usnur yang membentuk laporan keuangan. Menurut Harahap (2011:190) analisis laporan keuangan adalah : “Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat pada masa mendatang”. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses yang mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi, dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungan yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga analisis laporan keuangan dapat disajikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihakpihak yang berkepentingan. 2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2013:68) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelamahan-kelemahan apa saja yang terjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 24 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan anilisis laporan keuangan adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih mudah dimengerti, dari data-data yang ada kita dapat menentukan informasi posisi keuangan, hasil operasi, perkembangan perusahaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk suatu pengambilan keputusan. 2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Prastowo (2008:58) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang di analisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut. 2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan Kondisi-konidisi yang mempunyai pengaruh terhadap perushaan perlu juga untuk dipahami, mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi ; perubahan teknologi ; perubahan selera konsumen, perubahan faktor-faktor ekonomi, dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. 3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan di aplikasikan, perlu dilakukan riview terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan cukup 25 jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. 4. Menganalisis laporan keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan me-review laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut. 2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Menurut Prastowo (2008:61) metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu : 1. Metode Analisis Horizontal (Dinamis) Merupakan metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis dinamis kerana metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dan, analisis perubahan laba kotor. 2. Metode Analisis Vertikal (statis) Merupakan metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan cara membandingkan natara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keungan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya 26 membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen (common size), analisis rasio, dan analisis impas. 2.3 Analisis Rasio Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (methematical relationship) anatara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau bururknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabillitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (rentabilitas perusahaan). Dalam mengadakan pembandingan rasio sebaiknya dilakukan perbandingan dengan standar rasio. Disamping data rasio periode-periode yang lalu, perhitungan rasio tersebut dapat juga diperbandingkan dengan angka rasio yang sudah direncanakan atau yang sudah dibudgetkan oleh perusahaan. 2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Menurut Bambang (2011:38) analisis rasio yaitu: “Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”. Kemudian menurut Sawir (2010:15) alisis rasio merupakan: “Suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab 27 beberapa pertanyaan peting mengenai kesehata keuangan dari perusahaan”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. Dan ada juga tujuan dari analisis rasio dalam memanfaatkan laporan keuangan yaitu : 1. Dapat mengetahui likuiditas dan solvabilitas perusahaan 2. Dapat mengetahui efektifitas operasi perusahaan 3. Dapat mengukur rentabilitas atau derajat keuntungan perusahaan. 2.3.2 Penggolongan Analisis Rasio Harahap (2011:51) menggolongkan jenis analisis rasio berbasarkan jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis. Adapun risiko keuangan yang sering digunakan adalah : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Rentabilitas 5. Rasio Leverage 6. Rasio Pasar Modal 7. Rasio Pertumbuhan 8. Rasio Produktivitas Tetapi dari beberapa rasio tersebut hanya empat rasio yang sering dipakai di dalam menganalisis laporan keuangan yaitu risiko likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan arti tertentu. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan menurut Sawir (2010:159) yaitu : 28 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas atau sering disebut modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan, terdapat dua macam hasil penelitian terhadap pengukuran rasio yaitu : 1. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban maka perusahaan itu dikatakan likuid. 2. Tetapi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan itu dikatakan ilikuid. Rasio likuiditas ini terdiri dari beberapa kelompok seperti : 1. Rasio lancar (curent ratio), rasio ini menunjukan besarnya kewajiban lancar yang dapat dipenuhi oleh aktiva lancar yang diterapkan akan dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. 𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 = 𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭𝐬 𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 Sumber : Baridwan (1994) 2. Acid test ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan yang paling likuid. (𝐂𝐚𝐬𝐡 + 𝐀𝐜𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐬 𝐑𝐞𝐜𝐞𝐢𝐯𝐚𝐛𝐥𝐞) 𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 Sumber : Baridwan (1994) 𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 2. Pengertian Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang, keuntungan dengan menggunakan rasio solvabilitas adalah : 1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 2. Mengetahui keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan modal. 29 3. Dapat mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan. Beberapa rasio solvabilitas adalah sebagai berikut : 1. Debt To Asset, rasio ini menunjukan presentase pendanaan kewajiban yang dipenuhi oleh seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut: 𝐃𝐞𝐛𝐭 𝐓𝐨 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 × 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 Sumber : Baridwan (1994) 2. Debt To Equity, rasio ini menunjukan presentase modal sendiri dan penyediaan dan oleh pemegang saham yang dapat dijadikan jaminan untuk membayar keseluruhan hutang yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut : 𝐃𝐞𝐛𝐭 𝐓𝐨 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 × 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲 Sumber : Baridwan (1994) 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang kemampuannya digunakan untuk mengukur tingkat efisensi permanfaatan sumber daya perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa rasio aktivitas : 1. Total Asset Turn Over , rasio ini menunjukan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan bentuk harta perusahaan. 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒗𝒆𝒓 = 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 × 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 Sumber : Baridwan (1994) 2. Inventory Turn Over, rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai operasional perusahaan, yang mempelihara 30 seberapa baiknya menanjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝑻𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒗𝒆𝒓 = 𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐒𝐨𝐥𝐝 × 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐧𝐭𝐨𝐫𝐲 Sumber : Baridwan (1994) 4. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan kebutuhan manajemen. Resiko kemampuan laba akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi kemampuan yang umum digunakan adalah : 1. Gross Profit Margin, rasio ini menunjukan seberapa besar presentase pendapatan bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan. 𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 − 𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐒𝐨𝐥𝐝 × 𝟏𝟎𝟎% 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 Sumber : Baridwan (1994) 2. Net Profit Margin, rasio ini menunjukan keuntungan bersih perusahaan dari setiap perusahaan atau menggambarkan besarnya presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. 𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞 × 𝟏𝟎𝟎% 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 Sumber : Baridwan (1994) 𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 5. Rasio Leverage Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari utang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang. Yang termsuk dalam rasio leverage antara lain : 1. Rasio total hutang terhadap total aktiva/ debt ratio Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total akitiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini 31 hanya merupakan presentase dana yang diberikan oelh kreditur bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 × 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭𝐬 Sumber : Baridwan (1994) 2. Rasio total hutang terhadap total ekuitas/ debt to equity ratio. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut : 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐢𝐞𝐬 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑪𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 Sumber : Baridwan (1994) 6. Rasio Pasar Modal Rasio ini adalah yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nialai buku saham tersebut yang digambarkan dineraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor utuk membeli saham tersebut. Rumusnya sebagai berikut: 𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 = 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐏𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑩𝒖𝒌𝒖 Sumber : Baridwan (1994) 7. Rasio Pertumbuhan Rasio ini menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio pertumbuhan (Grwoth Ratio), terdiri dari : 1. Kenaikan penjualan 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑰𝒏𝒊 − 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖 Sumber : Baridwan (1994) 32 2. Kenaikan laba bersih 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑰𝒏𝒊 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑳𝒂𝒍𝒖 Sumber : Baridwan (1994) 8. Rasio produktivitas Rasio ini menunjukan tingkat produktivitas suatu unit dalam perusahaan ini. Rasio ini teridir dari : 1. Rasio karyawan atas penjualan 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 Sumber : Baridwan (1994) 2. Rasio biaya per karyawan 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 Sumber : Baridwan (1994) 2.3.3 Analisis Rasio Laporan Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi suatu perusahaan, analisi laporan keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang biasanya sering digunakan adalah rasio/indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dari interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih jelas mengani kondisi keuangan dan prestasi suatu perusahaan dan akan lebih bermanfaat jika angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar Sawir (2010:29).