BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era saat

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era saat ini masyarakat sudah sangat pandai dalam mengelola keuangan
dan pendapatan mereka agar dapat memenuhi segala kebutuhannya, baik
kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang. Hal inilah yang
menjadikan gaya pengelolaan keuangan masyarakat berubah dari menabung
menjadi berinvestasi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 dalam
Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004, investasi adalah suatu aset yang
digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui
distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), untuk
apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan dan
aset tetap bukan merupakan investasi.
Dalam setiap kegiatan investasi pasti ada risiko dan return yang harus
dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan keputusan investasinya. Risk
dan return merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu
investasi, serta merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Risk dan return
mempunyai hubungan positif, semakin besar risk yang harus di tanggung semakin
besar return yang harus dikompensasikan.
1
2
Salah satu bentuk kegiatan investasi adalah dengan membeli obligasi. Obligasi
merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik. Di sana dicantumkan
berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat
suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa ketentuan lainnya yang
dijelaskan dalam undang – undang yang disahkan oleh lembaga terkait (Irham
Fahmi, 2012 : 144).
Keuntungan yang bisa diharapkan dari investasi dalam bentuk obligasi adalah
peluang untuk mendapatkan tingkat pengembalian (imbal hasil/pendapatan) yang
lebih tinggi dari deposito dan adanya rasa aman dari kemungkinan kehilangan
dana investasi akibat kebangkrutan. Khususnya obligasi yang diterbitkan
pemerintah, kemungkinan kebangkrutan dapat dikatakan hampir tidak ada,
sehingga sering digolongkan sebagai instrumen investasi yang tidak ada risiko
kebangkrutan (Risk Free).
Manfaat lain dari obligasi bagi investor adalah adanya tambahan pilihan alat
investasi selain deposito dan saham. Prinsip manajemen risiko yang menekankan
untuk “Tidak menaruh seluruh telur dalam satu keranjang” bukan lagi monopoli
dari manajer investasi yang mengelola dana yang berjumlah besar. Dengan adanya
obligasi sebagai alat investasi, investor ritel pun dapat mulai membagi dananya
untuk diinvestasikan ke dalam beberapa “keranjang” yang berbeda.
Dengan demikian bila “keranjang saham” sedang jatuh dan telur di dalam nya
pecah, maka masih ada “keranjang obligasi” yang masih aman, dan demikian pula
sebaliknya. Sebagai informasi sebelum adanya instrumen Obligasi Ritel
Indonesia, sebagian besar obligasi hanya dibeli dan dijual oleh perusahaan
3
maupun institusi keuangan besar. Selain obligasi, bentuk instrumen investasi yang
modern saat ini adalah valuta asing dan emas.
Thobarry, 2009 (dalam Mohammad Sholeh, 2014:2) menyatakan investasi
emas merupakan sebuah bentuk investasi yang sederhana. Karena investasi ini
bisa dilakukan oleh siapa saja, terlepas mereka dari golongan berpendidikan
ataupun bukan. Bahkan pada era orde baru, masyarakat indonesia sudak
menggeluti investasi ini, dan terbukti investasi emas cendrung memiliki tingkat
resiko yang rendah.
Kita yang hidup pada zaman sekarang tentu akan dengan mudah bisa
mengikutinya dengan baik dan dengan cara yang sangat modern, karena informasi
harga emas bisa kita peroleh dengan mudah. Investasi emas baik itu berupa koin
emas, emas batangan, ataupun perhiasan emas memiliki hasil yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan derivatif, valuta asing, saham.
Menurut Dirk G. Baur dan Brian M. Lucey 2010 (dalam Mohammad Sholeh,
2014:2) investasi emas berada pada posisi kedua setelah usaha dalam sektor riil
yang berjalan dengan baik. Kesamaan dari investasi emas dengan sektor rill yaitu
keduanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan
nilai yang melekat atau bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai
ini tdak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, derivatif, kurs valuta
asing.
Default value (nilai asal) dari investasi emas cukup tinggi. Sebaliknya default
value (nilai) saham, derivative kurs valuta asing mendekati nol atau rendah. Emas
selalu menjadi investasi yang terpercaya yang banyak menawarkan keuntungan
4
finansial yang baik untuk investor Moosa, A.Immad, 2000 (dalam Mohammad
Sholeh, 2014:2).
Palaloi, 2006 (dalam Wirawan ED Radianto dan Citra Ayuningtyas 2010:106)
menyatakan bahwa emas merupakan salah satu jenis investasi yang tidak terkena
dampak inflasi, sekaligus dapat dijadikan sebagai pengganti alat lindung nilai
(hedging) terhadap fluktuasi mata uang rupiah. Emas juga digunakan sebagai
cadangan dalam sistem stabilitas moneter setiap negara. Nilai emas dimanfaatkan
sebagai sarana portofolio saat mengelola cadangan devisa negara. Saat cadangan
devisa mengalami banyak perubahan, nilai emas masih tetap stabil sehingga dapat
mengurangi kerugian negara akibat naik turunnya cadangan devisa dan nilai
keuangan.
Apriyanti, 2011 (dalam Adhitya Indra Gunawan dan Ni Gusti Putu Wirawati,
2013:409) Emas merupakan logam mulia yang nilainya terus naik tiap waktunya.
Bahkan kalangan investor menilai bahwa dengan berinvestasi emas, nilai dari
kekayaan mereka akan tetap terjaga. Investasi emas dinilai cenderung stabil dan
hampir tidak terpengaruh oleh adanya inflasi (zero inflation). Selain itu beberapa
kelebihan lain dalam menginvestasikan emas yaitu harga emas tidak tergantung
oleh situasi politik dunia, perubahan kurs mata uang asing, tidak bergantung
kepada suatu pemerintahan dan perbankan atau institusi di bagian dunia manapun.
Kelebihan emas yaitu bebas Pajak (Tax Free) di Indonesia, karena emas
batangan dimasukkan sebagai komoditi produksi yang tidak dikenakan pajak.
Sehingga jika berinvestasi pada emas batangan, maka dapat diindikasikan telah
berinvestasi pada aset yang bebas pajak. Kekurangan emas ialah terbatasnya
5
tempat penyimpanan, tetapi dapat diatasi dengan menyewa safe deposit box di
bank.
Berdasarkan pemaparan di atas, Investor tentunya banyak pertimbangan untuk
menginvetasikan dana lebihnya terhadap banyak instrumen investasi misalnya
pada obligasi, valuta asing, ataupun emas. Sehingga penulis sangat tertarik untuk
membandingkan antara investasi pada obligasi, valuta asing dan emas, manakah
yang lebih mudah di antara kedua instrumen investasi tersebut dalam
mengendalikan risiko dan membandingkan optimallisaisi investasi di lihat dari
keuntungan (return) investasinya. Sedangkan periode penelitian yang diamati
adalah data antara tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Untuk itu, peneliti
memilih judul “ PERBANDINGAN RISK AND RETURN PADA ISTRUMEN
INVESTASI
OBLIGASI,
VALUTA ASING, DAN EMAS
DALAM
MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI ”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah obligasi memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan
valuta asing ?
2. Apakah obligasi memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan
emas ?
3. Apakah valuta asing memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan
emas ?
4. Manakah dari ketiga instrumen investasi tersebut yang memberikan tingkat
pengembalian (return) lebih tinggi ?
6
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menngetahui apakah obligasi memiliki perbedaan risk dan return
dibandingkan dengan valuta asing.
2. Untuk mengetahui apakah obligasi memiliki perbedaan risk dan return
dibandingkan dengan emas.
3. Untuk mengetahui apakah valuta asing memiliki perbedaan risk dan return
dibandingkan dengan emas.
4. Untuk mengetahui investasi manakah yang memberikan tingkat pengembalian
(return) lebih tinggi.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Praktis
Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi atau masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan pada
periode-periode selanjutnya, terkait dalam hal penggunaan dana perusahaan untuk
diinvestasikan
pada
instrumen
investasi
dengan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan perbandingan risk and return instrumen investasi tersebut.
b. Manfaat Teoritis
Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang. Bagi investor dan
pihak-pihak yang akan memasuki kegiatan investasi ,diharapkan hasil penelitian
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau
bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

History price obligasi korporasi khususnya perusahaan bidang properti
yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013 2015.

History price pada nilai tukar valuta asing USD / RP yang terdaftar di
Bank Indonesia (BI) pada periode 2013 - 2015.

History price Emas yang terdaftar di PT. Aneka Tambang (PT. ANTAM)
pada periode 2013 – 2015.
Di tetapkan di BEI, BI, dan PT. ANTAM sebagai tempat penelitian karena
dianggap sebagai tempat untuk memperoleh data yang diperlukan, berupa daftar
riwayat harga (history price) obligasi korporasi, daftar riwayat harga (history
price) nilai tukar valuta asing USD / RP, dan daftar riwayat harga (history price)
emas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Download