Daya Repelen Berbagai Bahan Alami Terhadap Vektor Penular

advertisement
Daya Repelen Berbagai Bahan Alami Terhadap Vektor Penular Penyakit
Kiki Korneliani1)
1. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
PENDAHULUAN
Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious
agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan
masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan
manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan
penyakit.
Penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum
diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum
anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit
malaria, demam berdarah dan phylum chodata yaitu tikus sebagai pengganggu manusia,
sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal xenopsylla cheopis uang menyebabkan
penyakit pes, selain dari masih banyak binatang lainnya yang berfungsi sebagai vektor dan
binatang peganggu.
Keberadaan vektor dan binatang penggangu harus dicegah, pencegahan tersebut
dilakukan dengan pemberantasan atau dilakukan upaya agar tidak dihinggapi. Banyaknya
korban dan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk menuntut berbagai pihak untuk dapat
mencegah dari gigitan nyamuk. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat zat penolak (repelen) nyamuk, namun repelen yang yang tersedia di pasaran saat
ini banyak mengandung bahan kimia sintetis. Mempertimbangkan dampak negatif yang
ditimbulkan repelen sintesis, mendorong para ilmuwan mencari anti nyamuk alternatif yang
tidak membahayakan yaitu yang bersumber dari tanaman.
Minyak Esensial dan DEET
Beberapa alasan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah: 1) orang perlu
dilindungi dari cucukan nyamuk karena nyamuk merupakan penyebar penyakit dan cucukan
nyamuk dapat menyebabkan alergi pada orang yang sensitif; 2) kalau dalam ruang tertutup
pencegahan terhadap cucukan nyamuk dapat dilakukan dengan memakai kelambu,
memasang kawat kasa pada lubang-lubang ventilasi/ pintu/ jendela/ lubang-lubang lainnya,
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
pada tempat terbuka harus dipakai repelen untuk mencegah cucukan nyamuk ini. (Srisasi,
2003).
Repelen yang tersedia saat ini dan masih sering dipakai adalah DEET yang
merupakan zat utama penolak serangga. DEET ini telah terbukti sangat efektif dan telah
digunakan selama lebih dari 50 tahun, serta masih merupakan repelen yang paling efektif.
Repelen yang mengandung DEET dapat memberi proteksi penuh dari 2-8 jam, bergantung
kepada konsentrasi DEETnya kalau diberikan dengan dosis 1 cc tiap luas permukaan kulit
600 cm2.(Heal JD, 2000). Pada pemakaian tiap hari, DEET dapat menyebabkan penurunan
permeabilitas sawar darah otak pada daerah-daerah otak tertentu dan menimbulkan
gangguan sensorik dan motorik.(Abou-Donia, J. Toxicol. Environ. Helath A. April 2001).
DEET tidak aman untuk dipakai pada anak-anak karena dapat menimbulkan
ensefalopati, baik karena masuknya obat ini peroral atau pada aplikasi berulang yang
ekstensif maupun pada kontak yang singkat sehingga sebaiknya dihindari pemakaiannya
pada anak-anak dan digantikan oleh repelen lainnya yang kurang toksik DEET juga dapat
menyebabkan neuro degenerasi berupa kematian sel saraf yang difus pada korteks serebri
dan otak kecil; semuanya ini dapat menyebabkan gangguan motorik dan disfungsi dalam
proses belajar dan mengingat. Baik dewasa maupun anak-anak berisiko mengalami
keracunan dalam penggunaan DEET, dengan demikian pemakaian DEET konsentrasi tinggi
harus dihindarkan baik oleh orang dewasa maupun oleh anak-anak karena akibat dari
pemakaian DEET ini variabel dan tidak dapat diduga sebelumnya.(Abdel-rahman A. Exp
Neurol. Nov 2001)
Trend di dunia saat ini adalah dengan slogan Back To Nature, yaitu semangat hidup
sehat kembali ke alam atau menggunakan bahan-bahan alami termasuk dalam pencegahan
dari gigitan nyamuk penyebab penyakit. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya
akan keanekaragaman hayati. Beberapa minyak esensial yang dapat ditemui di Indonesia
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat digunakan sebagai repelen. Pemakaian minyak
esensial ini harus berulang kali biasanya tiap 45-60 menit sekali karena efeknya lebih
pendek daripada efek dari DEET. Walaupun dalam segi pemakaian, minyak-minyak esensial
ini tidak praktis karena perlu dipakai berulang-ulang, namun masih jauh lebih baik apabila
dibandingkan dengan DEET yang merupakan bahan kimia yang bersifat toksik untuk
manusia dan lingkungannya.
Gangguan yang ditimbulkan akibat cucukannya dapat dicegah hanya dengan
menggunakan minyak esensial yang berasal dari tumbuhan yang jauh lebih aman daripada
menggunakan obat-obat kimiawi seperti misalnya DEET. Hal ini juga dapat menjadi
sumbangan pemikiran untuk penyusunan standar repelen yang dapat digunakan di negara
kita dan standar ini telah dibuat di Kanada yang mengatakan bahwa suatu repelen dapat
didaftarkan untuk digunakan di Kanada jika zat tersebut memberikan proteksi lebih dari 95
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
% selama minimal 30 menit setelah aplikasi pada pemberian dengan jumlah 1 cc tiap 600
cm2 kulit yang kira-kira sama dengan luas permukaan kulit lengan bawah manusia.(Heal JD,
Univ of Guelph, Ontario.2000).
Beberapa tumbuhan yang mengandung minyak esensial dan dapat digunakan
sebagai pengusir nyamuk adalah :
1. Geranium
Tanaman ini mengandung geraniol dan sitronelol yang dapat mengusir nyamuk. Kedua zat
yang dimiliki Geranium dapat dengan mudah terbang memenuhi udara. Tanam saja
Geranium ke dalam pot atau langsung di tanah. Tempatkan di tempat yang mudah terkena
tiupan angin, saat daun-daun Geranium bergesakan, aroma zat yang ada di tanaman ini
akan tercium, membuat nyamuk menjauh dari ruangan.
Tanaman ini dapat memberikan perlindungan terhadap nyamuk sampai empat jam dengan
daya proteksi lebih dari 40%. Bila dibandingkan standar efikasi Komisi Pestisida, memang
angka ini relatif lebih rendah daripada daya proteksi repelen yang berbahan DEET. Untuk itu
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan bahan sinergis lain yang dapat
meningkatkan efektivitas repelen nabati tersebut. (Yuni, IPB.2004).
2. Zodia
Tanaman ini asli dari Indonesia berasal dari Papua, dimana orang-orang Papua akan
menggosok-gosokkan daun ini sebelum masuk hutan agar terlindung dari serangga
terutama nyanuk. Zodia memiliki dua zat yang dapat menghalau nyamuk, yaitu Evodiamine
dan Rutaecarpine. Untuk merasakan manfaatnya, Zodia bisa ditanam di ruang yang banyak
tertiup angin agar aromanya tercium dan mengusir nyamuk. Berdasarkan penelitian Agus
Kardinan dari Balai Penelitian Rempah dan Obat (Balitro) Bogor, daun zodia mengandung
zat linalool sebesar 46% dan pinene 13,26%. Zat aktif tersebut memberikan daya
perlindungan berkisar 25—70% terhadap serangan nyamuk Aedes aegypti. (Kardinan,
Balitro.2004).
3. Kulit Jeruk
Kulit jeruk merupakan sampah atau limbah yang mengandung minyak atsiri dan terdiri dari
berbagai komponen : limonen, mirsen, linalool, oktanal, decanal, sitronellol, neral, geraniol
dan valensen. Berdasarkan penelitian Kiki Korneliani dengan menggunakan teknik ekstraksi
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
sederhana di lokalitbang P2B2 Ciamis, menunjukan bahwa repelen dapat bertahan selama
6 jam dengan daya proteksi kulit jeruk nipis (55,33 %), jeruk purut (60,42 %) dan jeruk nipis
(57,64 %) terhadap kontak nyamuk Ae. Aegypti dan daya proteksi untuk kulit jeruk keprok
(57,42 %), jeruk purut (61,94 %) dan jeruk nipis (58,33 %) terhadap kontak nyamuk Ae.
Albopictus. (Kiki Korneliani, Unpad 2010).
4. Selasih
Selasih yang mengandung bahan aktif eugenol, tymol, cyneol atau estragole, bahan-bahan
ini bersifat repelen, penelitian Agus Kardinan dari Balai Penelitian Rempah dan Obat
(Balitro) Bogor, terhadap jenis selasih (O. Gratisumum dan O. Bassilicum), menunjukan
daya proteksi terhadap ae. Aegypti, tertinggi sebesar 79,7 % dicapai selama satu jam, dan
selanjutnya menurun. Selasih jenis O. Grastisium lebih baik daya proteksinya sebesar 2 kali
lipat dibandingkan dengan O. Bassilicum. (Kardinan, Balitro 2007)
5. Daun Kecubung
Senyawa utama yang terkandung dalam daun kecubung ialah alkaloid dan antrakinon.
Selain itu juga terkandung steroid, fenol, saponin, tanin dan triterpen. Hasil penelitian Nunik
dkk, daun kecubung sebagai repelen Ae. Aegypti memiliki daya proteksi 63,64 %. (Nunik S
dkk, Jakarta 2001).
6. Urang-aring
Senyawa utama dalam daun orang-aring ialah minyak atsiri, tanin dan steroid, selain
enyawa tersebut juga terkandung alkaloid, fenol, flavonoid dan triterpen. . Hasil penelitian
Nunik dkk, daun urang-aring sebagai repelen Ae. Aegypti memiliki daya proteksi 65,04
%.(Nunik S dkk, Jakarta 2001).
7. Lerak
Senyawa utama yang terkandung dalam buah lerak adalah saponin. Selain saponin juga
terkandung triterpen, steroid dan alkaloid. Hasil penelitian Nunik dkk, daun lerak sebagai
repelen Ae. Aegypti memiliki daya proteksi 61, 43 %.(Nunik S dkk, Jakarta 2001).
8. Akar Wangi
Tanaman ini dapat mengeluarkan aroma menyengat yang tidak disukai nyamuk Aedes
Aegypti. (Nunik S dkk, Jakarta 2001).
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
9. Lavender
Tanaman ini aslinya dari Swiss, dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuat lotion anti
nyamuk. Bunga Lavender yang berwarna ungu memiliki zat Linalool dan Lynalyl acetate
yang tidak disukai nyamuk. Tanam Lavender dalam pot atau tanah, untuk merasakan
manfaatnya ambil bunganya dan gosok-gosokkan ke kulit.(Anekaplanta,2007).
10. Rosemary
Bunga Rosemary menghasilkan bau seperti aroma minyak kayu putih. Aroma yang tidak
disukai oleh nyamuk karena mengacaukan penciumannya. Tanaman ini dapat ditanam ke
dalam pot atau tanah. Di dekat jendela. Untuk pemanfaatannya, ambil daunnya yang
berbentuk jarum dan digosokkan ke kulit. .(Anekaplanta,2007).
11. Minyak kedelai
The New England Journal of Medicine melaporkan, bahwa minyak kedelai juga sama
efektifnya dengan obat nyamuk DEET. Minyak kedelai baik sebagai pelembap kulit. Riset
lain mengatakan, bahwa kandungan dalam kedelai bisa memperlambat pertumbuhan
rambut pada tubuh ketika dioleskan. .(Anekaplanta,2007).
12. Catnip.
Sejenis tumbuhan harum bernama catnip ditengarai memiliki efektivitas 10 kali lebih baik
dibanding DEET dalam menghalau nyamuk. .(Anekaplanta,2007).
13. Minyak biji neem
Biji neem yang diekstrak dari tanaman yang tumbuh di India dikabarkan lebih efektif,
ketimbang DEET. Riset ini dikeluarkan oleh Institut Malaria di India.(Anekaplanta,2007).
14. Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih (Oleum Eucalypti, berasal dari tanaman Eucalyptus), memilki daya
proteksi terhadap culex selama 25 menit.(Susy, 2008).
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
15. Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh (Oleum Caryophylli berasal dari tanaman Eugenia caryophyllus), memiliki
daya proteksi terhadap nyamuk culex selama 45 menit.(Susy, 2008).
16. Minyak Sereh
Minyak sereh (Oleum Citronella, berasal dari tanaman Cymbopogan nardus), memiliki daya
proteksi terhadap nyamuk culex selama 98 menit.(Susy, 2008).
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Indonesia memiliki banyak tumbuhan yang mengandung senyawa kimia yang mempunyai
peluang untuk dikembangkan sebagai pengusir nyamuk, walaupun daya proteksinya masih
dibawah standar nasional yang diberlakukan untuk pengujian lotion anti nyamuk berbahan
aktif bahan kimia sintetis seperti DEET.
SARAN
Repelen dari bahan alami, dapat dimanfaatkan sebagai alternative perlindungan diri dari
gigitan nyamuk, aman dari penggunaan repelen berulang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Srisasi Gandahusada dkk. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : FK UI ; 1999.
Heal JD. Repellent Fact Sheet.Departement of Environmental Biology, University of
Guelph, Ontario. 2000.
Abou-Donia MB, Goldstein LB,Dechovskaia A, Bullman S, Jones KH et al. Effects of
daily dermal application of DEET and epermethrin, alone and in combination, on
sensorimotor performance, blood brain barrier and blood testis barrier in rats. J. Toxicol.
Environ. Health A. April 2001. 6;2(7):523-41.
Briassoulis G,Narlioglou M, Hatzis T. Toxic encephalopathy associated with use of
DEET insect repellents: a case analysis of its toxocity in children. Hum.Exp.Toxicol.Jan
2001;20(1):8-14
Abdel-Rahman A, Shetty AK, Abou-Donia MB. Subchronic dermal application of N,Ndiethyl m-toluamide (DEET) and permethrin to adult rats, alone or in combination,
causes diffuse neuronal cell death and cytoskeletal abnormalities in the cerebral cortex
and the hippocampus and Purkinje neuron loss in the cerebellum. Exp Neurol.Nov
2001;172(1):153-71.
Yuni Forita. Daya Proteksi Geranium. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB : Bogor ; 2004.
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
7.
8.
Agus Kardinan. Zodia. Tanaman Pengusir Nyamuk. Balitro : Bogor ; 2004.
Kiki Korneliani. Perbedaan Daya Proteksi Berbagai Ekstrak Kulit Jeruk Sebagai Repelen
Terhadap Kontak Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, Tesis : UNPAD :
Bandung ; 2010.
9. Agus Kardinan. Potensi Selasih sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti.
Bogor : Jurnal Litri;13(2);Juni 2007. H 39-42.
10. Nunik S. Singgih H. Soetiyono P. Chairul. S rarak, D metel dan E prostate sebagai
repellent Aedes aegypti.. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran. 2001;131: h. 7-9.
11. Anekaplanta. Jenis-jenis Insektisida Hidup. wordpress.com/2009/01/27.
12. Susy Tjahjani. Daya Repelen Beberapa Minyak Esensial dan Deet terhadap
Culex.Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Univ Kristen Maranatha : Bandung ;
2008.
Prosiding Seminar Nasional “Tantangan dan Strategi Perlindungan Rakyat terhadap Dampak Merokok, FIK
UNSIL, 14 Juli 2012
Download